TITIPAN TERAKHIR IMAM HUSAIN AS
Imam Husein as melangkahkan kakinya mendatangi kemah wanita untuk melihat putri-putri Fatimah az-Zahra' as.
Suara Imam Husain as kini tidak lagi lantang. Air matanya sudah terkuras habis. Dadanya sesak menahan napas panjang. Kerongkongannya kering dan panas. Dengan suaranya yang parau dan terbata- bata, dia memanggil satu persatu putri-putri Fatimah az-Zahra' :
"Assalamu alaiki ya Sakinah! Terimalah salamku wahai Sakinah."
"Assalamu alaiki ya Fatimah! Terimalah salamku wahai Fatimah"
"Assalamu Alaiki ya Zainab! Terimalah salamku wahai Zainab."
"Assalamu Alaiki ya Ummu Kalthum! Terimalah salamku wahai Ummu Kalthum."
Sakinah yang kecil memeluk erat tubuh ayahnya yang kini kesendirian itu.
"Ya abatah. Ayah! Apakah salammu ini pertanda bahwa kau akan pergi meninggalkan kami? Apakah ini pertanda perpisahanmu dengan kami?"
Imam Husain merangkul putrinya yang mungil ini sambil berbisik:
"Wahai putriku Sakinah! Apakah mungkin maut tidak menjemput orang yang tidak ada pembela dan bersendirian ini. Bersabarlah putriku! Usaplah air matamu. Bersabarlah, kau akan lebih banyak lagi menangis setelah kematianku. Tolong jangan kau bakar hati ini sebelum ruhku meninggalkan badan ini. Kelak setelah aku gugur, menangislah putriku dan menangislah!"
Husein memeluk satu persatu putri-putrinya yang tidak berdosa.
Juga adik-adik wanitanya yang bersamanya diKarbala, Zainab dan Ummu Kaltsum.
Kemudian dia datang memeluk Ali Zainal Abidin yang sedang berbaring lantaran sakit keras.
Imam Husain kemudian berwasiat kepada putranya yang sedang sakit ini al-Ism al-A'zam dan peninggalan-peninggalan waris para Nabi. Kemudian Imam Husain juga menyampaikan bahwa ia telah menitipkan ilmu-ilmu, kitab-kitab, mushaf-mushaf dan senjata warisan kepada Ummu Salamah r.a.
Ithbath al-Washiyyah
----------------------------
Sesungguhnya yang paling membahagiakan Imam Zaman afs adalah usaha untuk mencabut akar kemungkaran dan berlaku warak.
Barang Siapa berlaku warak, pada masa keghaiban maka hal itu lebih utama daripada warak pada masa kehadirannya.
Sesungguhnya Allah telah menetapkan seorang pemimpin pada setiap zaman.
Imam Zaman adalah Imam Mahdi afs yang kita berharap dikumpulkan (pada hari akhir) dibawah panji nya.
Adapun saat kita didunia, setiap amalan pagi dan petang terutama pada hari senin dan kamis kita tujukan bagi Imam Mahdi afs.
Barang siapa ingin diberkati oleh Allah dalam setiap amalannya, maka carilah wasilah kepada wujud suci itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar