iustrasi hiasan:
Pesan Sang Imam (Bagian Pertama)
Pengarang : (abatasya.net)
Penerjemah : Tim Al-Jawad
Penerbit : Al-Jawad Publisher
Tahun Penerbitan : Shafar 1421 H/Mei 2000 M
Khomeini, Ruhullah al-Musawi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Ilahi Rabbi yang dengan izinnya, saya dapat menyelesaikan penyusunan buku ini. Shalawat serta salam saya haturkan kepada junjunganku Rasulullah Saww beserta Ahlibaitnya yang disucikan, karena dengan bimbingan mereka telah memberikan jalan lurus kepada Sumber Pencipta.
Sebelumnya saya meminta maaf, karena buku ini hanyalah merupakan kumpulan khutbah-khutbah maupun tulisan Imam Khomeini yang dipilih dan dipilah dari beberapa buletin Islam, jurnal-jurnal lslam dan referensi-referensi lain. Dengan demikian, ini bukanlah karya utuh beliau. Akan tetapi, benang merah yang terjalin dalam pikiran-pikiran Sang Matahari Persia ini tetaplah akan memberikan citra beliau sebagai insan yang sempurna. Meskipun sedikit.
Besarnya kecintaan saya -untuk sekadar mewakili para pembela keadilan dan penegak kebenaran- kepada Imam Khomeini atas segala perjuangan dan pengorbanan yang dilakukannya dalam menegakkan Islam di tengah-tengah kezaliman abad ini memotivasi saya memberanikan diri menyusun buku ini. Sekadar mempublikasikan kepada khalayak ramai mengenai perjuangan Imam Khomeini agar kita dapat bercermin dan mengambil hikmah serta mengaplikasikannya dalam kehidupan kita untuk menegakkan Islam selaku umat Rasul dan para Imam suci.
Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya saya ucapkan kepada Yayasan AI-Jawad berkenaan dengan penerbitan buku ini; kepada ustadz Husein Alkaff, dan rekan-rekan staff AI-Jawad yang senantiasa membantu baik secara moral maupun spiritual. Khususnya terimakasih saya ucapkan sedalam-dalamnya kepada isteri dan anak saya tercinta Muhammad Mahdi Ruhullah, yang selalu memberikan dorongan untuk segera merampungkan buku ini.
Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada para penerjemah dan beberapa penulis khutbah Imam Khomeini yang saya ambil dari beberapa buku, karena tidak meminta izin atau permohonan sebelumnya untuk memuat khutbah-khutbah Imam. Saya semata-mata ingin menampilkan sosok Imam Khomeini dari berbagai sudut pandang perjuangan dan pengorbanan dengan keterbatasan sumber pustaka yang saya miliki.
Harapan saya yang utama adalah mudah-mudahan buku ini bisa membuka wawasan baru kepada umat Islam, khususnya para pemuda, yang memiliki ghirah tinggi sehingga mampu mengambil hikmah dari sejarah yang baru saja terjadi di abad XX.
Imam Khomeini adalah sosok yang sesuai sekali dengan gambaran Imam ‘Ali as. yaitu sebagai: “Orang yang menarik dan menolak”. Di satu sisi dia disanjung dan dicinta karena dia berada pada satu jalan baik keyakinan maupun prinsip-prinsipnya. Namun di lain pihak juga ditolak oleh kelompok-kelompok yang tidak sesuai dengan pinsip dan keyakinannya. Imam Khomeini sangat mencintai kebenaran dan amat murka terhadap kezaliman. Hal ini dapat kita ketahui dari khutbah-khutbahnya.
Terakhir, saya mohon maaf atas ketidaksempurnaan buku ini dan berharap para pembaca budiman bisa menyempurnakannya dengan buku-buku sejenis. Semoga ikhtiar kecil ini mulia di hadapan Allah dan diridhai Hazhrat Shahibuzzaman afs.
Bandung, Muharram 1420 H/Mei 1999 M
Sandy Alison
Sekapur Sirih
Oleh : Husein Alkaff
Imam Khomeini, Siapa dia?
Sejak runtuhnya khilafah (imperium) Otsmaniyah di Turki, tepatnya setelah perang dunia pertama tahun 1919. Negara Turki secara drastis menjadi negara sekuler pertama di negeri-negeri Islam dibawah pimpinan seorang budak Zionis-Yahudi, Mushthofa Kamal Attaturk. Konsekuensi dari tegaknya pemerintahan sekuler adalah jilbab diharamkan, huruf Arab diganti dengan huruf latin, kumandang adzan yang berpahasa Arab dirubah dengan bahasa Turki dan kebijakan-kebiajakan lainnya uhtuk menghilangkan ciri-ciri Islami dari dataran pantai Meditarian dan pesisir Kaspia. Seorang orientalis kontemporer, John L. Esposito berkata, “Semenjak tahun 1924 sampai kepada wafatnya pada tahun 1938, Mustafa Kemal melaksanakan rangkaian pembaharuan yang bersifat sekuler, yang secara tuntas menciptakan negara bercirikan pemisahan agama dan politik sepanjang kelembagaan. (Islam dan Politik, hal. 133)
Sejak itu, nasib kaum muslimin makin terpuruk. Karena tidak ada imperium Islam yang kuat setelah itu. Wilayah kaum muslimin yang terbentang dari Tanja (Maroko) sampai Jakarta (Indonesia) yang meliputi benua hitam Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan beberapa dataran Eropa, seperti Albania, Bosnia, Sayajevo dan Ciprus, sampai Timur Jauh (negara-negara Asia Tenggara) menjadi wilayah kolonial bangsa Eropa. Negara-negara mereka bak kue lezat yang diperebutkan dan dibagi-dibagi oleh bangsa-bangsa Eropa yang telah lama menyimpan rasa dendam dan kebencian terhadap Islam. Saya teringat dengan ucapan guru saya yang sangat saya cintai, almarhum ustadz Husein bin Abubakar Alhabsyi, dihadapan beberapa santrinya, “Lihatlah benua Afrika (sambil menunjukkan benua Afrika dalam peta dunia) yang berwarna warni dan compang-camping. Itu adalah peninggalan kaum kolonialis Eropa”. Maksud beliau, negara-negara di Afrika yang tadinya satu dibawah dominasi Turki kemudian dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa (Inggris, Italia dan Perancis) terpecah menjadi negara-negara yang kecil.
Terdapat usaha-usaha dari kaum muslimin untuk bangkit menghadapi dominasi Eropa. Sayyid Jamaluddin Asad Abadi (atau AI-Afghani) dengan semangat Pan-Islaminya berkeliling ke negeri-negeri Islam dan berupaya menggugah para pemimpin dan ulama Islam untuk bersatu melawan barat dan para pemimpin Islam yang terbaratkan. Kesadaran kebangkitan Islam juga muncul dari tokoh-tokoh lain seperti Abula’la al-Maududi, Hasan al-Banna, Iqbal Lahore dan yang lainnya. Mereka menjadi kekuatan yang cukup ditakuti oleh para lawan. Meski, mereka tidak berhasil menegakkan pemerintahan Islam yang independen. Apalagi gerakan-gerakan yang mereka pimpin itu surut setelah ditinggalkan oleh para pendirinya.
Memang hampir di setiap zaman dan negeri Islam terdapat gerakan-gerakan yang ber-amar makruf - nahi munkar. Namun semua itu tidak banyak merubah penetrasi Barat di negeri mereka. Sebagian darinya terbatas dengan teritorial negeri mereka, yang lain sebatas penyadaran spirit Islami dan yang lain lagi hanya merubah kedewasaan berpikir saja. Dunia Islam secara umum dirundung rasa frustasi. Harapan untuk bangkit menampakkan identitas diri makin jauh dan kabur.
Di tengah kelesuan dan pudarnya harapan, dunia Islam dikejutkan dengan revolusi Islam Iran pada tahun 1979, yang secara radikal dan total merubah tatanan politik Iran, dalam maupun luar negeri Iran. Dominasi Barat (baca: Amerika) yang begitu kuat hilang serta merta tanpa bekas sama sekali. Sistem pemerintahan Pahlevi yang monarkis tumbang. Imam Khomeini ra. dengan revolusi yang spektakuler ingin menyatakan kepada dunia bahwa Iran yang Islami bisa hidup tanpa bersandar pada dua kekuatan besar dunia, Amerika Serikat dan Uni Soviet (laa syarqiyyah laa gharbiyyah). Dia menganggap Amerika Serikat sebagai si Setan Akbar, yang rakus dalam menguasai dunia dengan cara-cara yang licik dari jahat. Yang lebih menarik adalah sistem pemerintahan Iran sangat unik bagi Barat dan kebanyakan politisi dunia. Sistem pemerintahan wilayatul faqih tidak ada dalam kamus politik mereka. Jadi, Imam Khomeini benar-benar merubah sebuah pemerintahan yang tadinya sangat tergantung pada Barat, menjadi sebuah pemerintahan yang secara total lepas dari Barat. Hal itu memberikan wacana baru bagi dunia Islam, dan bahwa di dunia yang mungkin ini tidak ada yang tidak mungkin. Bagi kebanyakan manusia, termasuk di negeri kita juga, bahwa tidak mungkin sebuah bangsa berkembang dan maju tanpa mendekati Barat. Ternyata itu hanya perasaan bangsa yang inferior dan rendah diri. Imam Khomeini ingin menyatakan bahwa kemajuan sebuah negera tergantung kepada Barat itu hanya sekedar mitos yang mengada-ada, dan beliau ingin menghancurkan mitos tersebut. Beliau berkali-kali mengatakan ingin menegakkan Islam Muhammadi yang orisinil. Islam yang belum terkontaminasi dan terkooptasi oleh pemikiran-pemikiran yang membuat Islam kerdil dan tidak relevan dengan dunia modern.
Imam Khomeini ra., sebagai Man of The Year pada tahun 1979, berhasil menumbangkan boneka Amerika, Syah Reza Pahlevi, dan memotong tangan Amerika. Orangpun memujinya dengan menyebutnya sebagai seorang politikus ulung, seorang ulama fakih, seorang filosof dan seorang a’rif (baca: sufi).
Lantas apa yang melatar belakangi keberhasilan Imam Khomeini ra.?
Beliau berhasil menumbangkan rezim yang zalim dan menegakkan pemerintahan Islam bukan karena dia seorang politikus, karena banyak politikus lain yang lebih hebat darinya. Juga bukan karena beliau seorang ulama fakih karena banyak ulama yang barangkali lebih afqah darinya. Juga bukan karena dia seorang filosof dan a’rif, karena banyak filosof dan a’rif tetapi tidak seperti beliau.
Imam Khomeini ra. adalah, seperti yang sering dia katakan olehnya sendiri, hanya seorang santri kecil yang melaksanakan taklif-nya terhadap Allah Swt. B.eliau dalam menjalankan kehidupannya tidak punya cita-cita dan program yang muluk dan shofisticated. Beliau hanya menjalankan perintah Allah Swt. sebaik mungkin dan itu, menurutnya, sebuah keberhasilan. Adapun beliau telah berhasil menegakkan pemerintahan Islam, itu hanya karunia Allah Swt. semata. Beliau tidak pernah mengatakan atau beranggapan, bahwa revolusi Islam berhasil karena usahanya semata. Keberhasilan beliau terletak pada penyerahan dirinya secara total kepada Allah Swt. Sahabat dekatnya dan juga seorang ulama fakih besar, Ayatullah Sayyid Muhammad Baqir Shadr, yang mati syahid, beberapa bulan setelah revolusi Islam di Iran dibunuh oleh rezim Ba’ath di Iraq, pernah memerintahkan kepada para pengikutnya, “Meleburlah kalian di dalam Khomeini sebagaimana dia telah melebur di dalam Islam”.
Keberhasilan dalam pandangan Islam bukan ditilik dari sejauh mana seseorang telah menarik massa yang banyak, membangun sekolah, menduduki pemerintahan dan meraih materi, walaupun memperoleh semacam itu tidak selalu tercela. Karena andaikan itu yang dijadikan sebagai ukuran, maka perjuangan para nabi dan rasul terdahulu dianggap tidak berhasil. Dan Adolf Hitler, Stalin, Lenin dan yang lain berhasil dalam menegakkan pemerintahan dan menarik massa. Keberhasilan dalam pandangan Islam dilihat dari sisi sejauh mana seseorang mengabdikan dan menyerahkan dirinya kepada Allah Swt. Dan itulah tugas manusia. Imam ‘Ali as. disaat kepala sucinya ditebas secara spontanitas berkata, “Demi Tuhannya Ka’bah, aku sungguh telah beruntung”. Mati syahid di atas kebenaran merupakan keberuntungan dan keberhasilan.
Para nabi, rasul, imam dan orang saleh hanya melihat Allah Swt. sebagai target dan tujuan. Mereka terilhami wahyu Ilabi yang berbunyi “Sesungguhnya kepada Tuhanmu perjalanan berujung”. (QS. an-Najm, 53: 42), dan ayat yang lainnya. Keberhasilan dalam bidang materi tidak begitu berarti bagi mereka, dan kegagalan di dalam bidang yang sama juga tidak membuat mereka kecewa. Karena materi tidak lain dari esensi itu sendiri (al-Mahiyyah) yang, dengan meminjam istilah filsafat Transendental (al-Hikmah Muta’aliyah)-nya Mulla Sadra ra., ada dan tidak ada baginya sama” (Iihat, Bidayah al-Hikmah, Allamah Thaba’thabai ra.). Yang mereka cari adalah haqiqat sebagai haqiqat. Keterkaitan mereka dengan materi hanya karena mereka diciptakan di alam materi an sich. Hubungan mereka dengan alam materi sebatas hubungan bagian wujud mereka yang materil. Sedangkan bagian yang non materi tidak bersentuhan dengan materi. Tentang mereka, Imam ‘Ali as. berkata, “Jasad mereka berada di alam dunia, tetapi ruh mereka bergelantungan di tempat yang sangat tinggi”. (al-Hikamah 143, Syarah Nahj al-Balaqhah).
Perjalanan menuju Allah Swt, sebagaimana Imam Khomeini ra. lakukan, merupakan taklif setiap manusia. Amat sangat indah, filosof Ilahi Muhammad Shadruddin al-Syirazi atau yang lebih dikenal dengan Mulla Sadra dalam karya monumentalnya, al-Hikmah al-Muta’aliyah fi al Asfaar al Aqliyyah al Arba’ah, menjabarkan perjalananmenuju Allah Swt. dalam empat tahapan. Beliau dalam kata pengantarnya mengatakan, “Ketahuilah, sesungguhnya para pesuluk dari kalangan ‘urafa dan auliya’ mempunyai empat perjalanan: pertama, perjalanan dari makhluk menuju al-Haq. Kedua, perjalanan dengan al-Haq di dalam al-Haq. Ketiga, kebalikan dari yang pertama, perjalanan dari al-Haq menuju makhluk dengan al-Haq, dan keempat, kebalikan dari yang kedua, perjalanan dengan al-Haq di tengah makhluk”.
Yang dilakukan Imam Khomeini ra. hanya berjalan dan bergerak menuju Allah Swt.dan yang menjadi fokus perhatian beliau adalah perjalanan akal dan ruh, bukan materi, kekuasaan dan popularitas. Untuk mencari materi, kekuasaan dan popularitas tidak diperlukan menempuh perjalanan spiritual. Beliau tidak ingin materi, karena sampai akhir hayatnya pun beliau tidak meninggalkan kekayaan kecuali beberapa jilid buku, karpet yang kusam dan beberapa helai pakaian. Menjadi wali faqih pun bukan karena ambisi kekuasaan, melainkan karena panggilan tanggung jawab dan tugas di hadapan Allah Swt. Seperti halnya Nabi Yusuf as.:“Jadikanlah aku menguasai kekayaan-kekayaan bumi. Sesungguhnya aku orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan”. (QS. Yusuf, 12: 55)
Menurut Ayatullah Jawadi Amuli, seperti yang dikutip oleh Sayyid Kamal al-Haydari dalam kuliah filsafat dan kalamnya di Qum, bahwa Imam Khomeini dalam perjalanan spiritualnya telah sampai di tahapan yang ketiga. Penilaian tersebut, tentu, berlaku bagi orang yang sekelas Imam Khomeini atau orang yang punya kompetensi di bidang ‘irfan.
Sekapur sirih ini tidak ingin lebih jauh menjelaskan tentang Imam Khomeini ra., karena beliau adalah cahaya. Cahaya (nur) itu jelas dengan dirinya sendiri tanpa bantuan yang lain. Untuk mengetahui cahaya hanya diperlukan membuka mata. Karya-karya tulisnya, muri,d-muridnya dan revolusi yang beliau pimpin adalah kredit point yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Namun, beliau besar bukan karena orang-orang yang membesarkannya, dan beliaupun tidak merasa besar dengan itu. Beliau besar dengan Sang Maha Besar. Beliau besar karena pengabdiannya kepada Sumber Kebesaran.
Bandung, 5 Shafar 1421 H/9 Mei 2000 M
Wassalam,
Husein Alkaff
PENGANTAR PENERBIT
Ayatullah Ruhullah al-Musawi al-Khomeini adalah sosok agung yang muncul pada abad XX dalam menegakkan agama Rasulullah Saww dan para Imam Suci -‘alaihimussalam- di tengah penindasan dan tirani yang kejam. Revolusi Islam Iran yang terjadi antara tahun 1978 sampai 1979 telah menumbangkan kekuasaan monarki absolut Dinasti Pahlevi, satu rezim terkuat di Dunia Ketiga yangsemuanya dibantu oleh Amerika Serikat dan Inggris. telah berhasil ditumbangkan oleh gerakan rakyat yang dipimpinnya.
Tidaklah mengherankan kalau hal ini menjadi pembicaraanyang banyakdan menyeluruh di seantero dunia, dan menjadi penelitian penting bagi pakar sosial politik karena sangatlah di luar dugaan, ulama yang sudah tua dan selalu berada di pengasingan dapat menumbangkan rezim yang sangat absolut dan totaliter, kemudian menggantinya dengan Republik Islam. Perbedaan yang sangat bertolak belakang di mana Iran prarevolusi bisa disebut sebagai negara sekuler. maka Iran pascarevolusi bisa disebut sebagai negara teo-demokrasi yang sangat didominasi oleh kaum Mullah (Ulama Syi’ah).
Revolusi Islam merupakan hasil dari proses akumulasi ketidakadilan rakyat Iran terhadap kebijakan-kebijakan Syah di segala bidang baik ekonomi, politik, agama, dan sosial budaya. Semua ketidakpuasan itu telah dialami oleh rakyat Iran selama beratus-ratus tahun. Kunci sukses dari Revolusi Islam Iran adalah : (i) di satu sisi terbentuknya persatuan di antara kelompok-kelompok penentang Syah, baik berpaham nasionalis dan Islamis; (ii) di sisi yang lain muncul Sang Imam yang dapat menyatukan mereka semua menjadi kekuatan besar dan tak dapat dibendung oleh penguasa tiran. Hal ini besar kemungkinan karena tradisi dan ideologi Syi’ah yang sangat kuat berakar di hati rakyat Iran.
Revolusi besar Iran dalam banyak hal memiliki perbedaan-perbedaan dengan beberapa revolusi yang terjadi di dunia. la berbeda dengan gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang sangat menitikberatkan kepada pendidikan individu (perorangan), juga berbeda dengan gerakan Jami’ati Islam Pakistan yang menitikberatkan pada tantangan intelektual. Bahkan Revolusi Iran berbeda jauh dengan Revolusi Prancis serta Revolusi Rusia. Revolusi Islam Iran mempunyai sejumlah keistimewaan di antaranya adalah revolusi yang dilandasi pada dasar keagamaan, keyakinan Islamis serta tujuan-tujuan hidup agamais dan Qurani. Juga tidak terlepas dari partisipasi ulama yang sangat bertanggung jawab di seluruh negara yang bertujuan untuk membentuk suatu bangsa Islami.
Perjuangan Imam Khomeini secara umum bertujuan untuk merombak tatanan sosial, politik, dan ekonomi yang sudah berubah 180 derajat dari jalan kebenaran. Penggunaan sistem pemerintahan yang dilandasi oleh konsep Wilayat al-Faqih (perwalian fakih) yang dipublikasikan secara umum oleh Imam, merupakan konsep yang dikembangkan dari keyakinannya. Partisipasi dari kalangan ulama untuk menentukan arah politik di Iran berangkat dari keyakinan bahwa Islam tidak memisahkan antara agama dan politik. Kedua-duanya merupakan satu kesatuan, sehingga peran ulama di kalangan masyarakat tidak hanya sebagai pembimbing ruhani, namun juga sebagai tokoh politik yang menentukan arah bangsa.
Banyak tokoh dunia yang angkat topi dengan Imam, baik itu dari golongan Islam sendiri, Sunni maupun Syi’ah, Bahkan juga rasa kagum dan hormat dari orang-orang luar Islam. Tak terkecuali kalangan orientalis pun kagum atas kepribadian beliau. Kepribadian yang dimiliki Imam begitu bersahaja. Kesederhanaannya telah melekat mendarah daging. Namun keteguhan sikap serta ketegarannya dalam menentang kezaliman merupakanteladan yang patut dicontoh bagi semua tokoh Islam yang menginginkan kebebasan bangsanya dari penindasan dan ketidakadilan. Orang mengira dengan menguasai Iran secara keseluruhan Imam Khomeini mendapat keuntungan materi, tetapi semua itu sirna bila kita mengetahui lebih mendalam lagi mengenai sosok beliau. Banyak tokoh tercengang dan seakan tidak percaya ketika melihat kediamannya di Jamaran, Teheran. Rumah sederhana yang luasnya tidak lebih dari 100 m2 dan hanya dilengkapi perabot sederhana untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Itupun bukan rumah pribadi melainkan rumah kontrakan.
Begitu banyak teladan mulia dari kepribadian beliau yang tidak dapat kami gambarkan di sini. Akan tetapi pembaca dapat merenungkan kepribadian beliau dari beberapa khutbahnya di buku ini yang bisa Anda tarik sebagai pelajaran yang bermanfaat dalam kehidupan. Walaupun sekarang sudah tidak bersama kita lagi, namun perjuangan dan pengorbanan beliau untuk menegakkan Islam, sangatlah inspiratif dalam memperkukuh semangat juang kaum muslimin selama kita tetap berpegang kepada AI-Quran, Rasulullah dan Ahlibaitnya yang suci.
Begitu banyak cerita yang dapat kita ambil hikmahnya dan manfaatnya dari perjalanan orang-orang suci. Khususnya Rasulullah dan para Imam, juga para wali Allah baik perjuangan dan pengorbanannya. Namun tokoh sejarah yang sudah dicatat yang dekat dengan kita adalah sejarah Imam Khomeini yang masih membekas dalam ingatan kita. Artinya perjuangan seorang hamba Allah, pengikut setia Rasulullah dan Imam Suci dapat menghasilkan pribadi yang agung dan perubahan yang begitu memukau umat manusia. Apalagi sesuatu yang dihasilkan oleh guru sekaligus pembimbing utamanya yaitu RasuJullah dan para Imam Suci, tentulah jauh lebih besar lagi dari apa yang kita lihat pada sosok Imam Khomeini.
Buku ini berisi beberapa khutbah dan wasiat-wasiat Imam Khomeini menjelang wafatnya, yang akan memberikan hikmah kepada kita dalam melaksanakan kebenaran dan menentang kezaliman.
Akhir kata, kami tutup buku ini dengan Bibiografi Imam Khomeini tentang kehidupan dan perjuangannya. Semoga kontribusi kecil ini mampu menggairahkan kembali semangat ber-lslam yang benar di saat bangsa kita dilanda berbagai krisis untuk diteladani perjuangannya dalam menengakkan panji-panji Islam. Amin.
Bandung, Shafar 1421 H/Mei 2000 M
AI-Jawad Publisher
PERAN ULAMA
Tanggung Jawab Utama Para Ulama
Sesungguhnya saudara memikul beban tanggung jawab yang sangat berat dan sulit bila saudara tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab di madrasah atau di pesantren-pesantren Islam. Begitu juga sekiranya saudara hanya mengetahui setengah-setengah tentang masalah fiqh dan ushuludin, maka jika keadaannya demikian, niscaya di masa mendatang saudara akan menjadi anasir-anasir yang melumpuhkan dan membawa kemunduran umat Islam. Barangkali saudara menjadi faktor yang membawa kesesatan kepada mereka. Oleh karenanya, mintalah perlindungan dari Allah terhadap yang demikian itu. Seandainya seorang diantara umat ini telah menyeleweng disebabkan oleh saudara, tindakan dan kaidah yang saudara bawa, maka saudara akan menanggung dosa yang amat besar, jauh sekali taubat saudara diterima oleh Allah.
Sebaliknya, adalah lebih baik bagi saudara hanya seorang manusia yang mendapat petujuk dengan izin Allah karena usaha-usaha saudara sebagaimana terpancarnya seberkas cahaya matahari seperti telah dinyatakan dalam sebuah hadis Rasulullah Saww. Sebagaimana yang dimaklumi bahwa tanggung jawab saudara bukan seperti tanggung jawab manusia biasa atau orang awam. Hal ini disebabkan karena semua urusan yang jaiz (boleh dilakukan) oleh manusia biasa atau orang awam, haram untuk saudara lakukan.
Sesungguhnya manusia tidak suka melihat terlalu banyak urusan yang saudara lakukan, apalagi kalau amalan-amalan tersebut dianggap hina dan tidak diterima oleh syariat Islam. Keadaan semacam itu menyebabkan Allah tidak memberi kelapangan dan kekuatan kepada saudara, sehingga keadaan tersebut menimbulkan anggapan dan gambaran buruk terhadap Islam dan para ulamanya.
Di sini saya kemukakan suatu ibarat dan gagasan yang perlu mendapat perhatian. Bahwa sesungguhnya manusia, apabila melihat jalan dan cara hidup yang menyimpang, yang dilakukan hanya oleh seorang saja dari tingkat golongan orang yang berpendidikan agama, niscaya mereka akan menganggap buruk semua orang dalam golongan itu, mereka tidak membatasi anggapan buruk dan negatif itu hanya kepada pribadi tertentu tetapi lebih jauh lagi mereka menjatuhkan hukuman dan anggapan yang sama kepada semua golongan yang lain.
Sesungguhnya semua umat manusia tidak mempertimbangkan kedudukan saudara ketika mereka melihat suatu tindakan yang patut oleh seorang ulama yang memakai sorban dan dilakukan perbuatan yang sama oleh orang awam atau pegawai pemerintah yang menyeleweng. Mereka akan mengatakan bahwa ulama-ulama itu tidak mempunyai kepribadian yang baik serta menyeleweng, kemudian mereka akan mengatakan si Fulan itu menyeleweng atau tidak baik atau hanya seorang pedagang biasa, mereka hanya mengatakan bahwa pedagang itu tidak baik. Sebaliknya jika seorang ulama yang bersorban, yakni mereka melihat penyelewengan dilakukan oleh seorang ulama, maka mereka akan berkata bahwa semua ulama yang memakai sorban dan berjubah itu jelek dan jahat. Oleh karenanya tanggung jawab para alim ulama dan orang-orang yang mempelajari ilmu Islam itu sungguh berat, dan tanggung jawab mereka itu lebih banyak daripada tanggung jawab semua golongan manusia yang lain.
Sekiranya dirujuk kepada kitab-kitab hadis, hal ini akan memberikan kepada kita fikrah atau pemikiran yang jelas tentang jawaban ini dan juga kepentingan-kepentingannya:
1. Dari Abu Basir, katanya: Aku telah mendengar Abu Abdullah berkata: Adalah Amirul Mukminin as. berkata: “Wahai penuntut (pencari ilmu) sesungguhnya ilmu pengetahuan itu mempunyai keutamaan-keutamaan yang banyak: sehingga kepalanya akan menunjukkan tawadhu, matanya terlepas dari perasaan dengki, ia menjaga percakapannya, hatinya mempunyai niat yang baik, akalnya dapat mengenali perkara dan urusan, tangannya senantiasa bersifat pemurah, kakinya senantiasa menziarahi para alim ulama, dadanya senantiasa berfikir tentang keselamatan, hidupnya wara’, keteguhan pribadinya senantiasa memohon kepada Allah, kepemimpinannya baik dan setia, senjatanya adalah kerelaan, atas kakinya senantiasa bergerak, kekuatannya adalah perilaku ulama, hartanya adalah menjauhi dosa, bekalnya adalah perkara yang ma’ruf; air mukanya jernih, pernyataanya adalah petunjuk, persahabatannya adalah kasih sarang.” (al-Kafi jil.4 hIm. 48)
2. Dari Abu Abdullah rh.,beliau berkata:Rasulullah Saww. bersabda: “Para Fuqaha (alim ulama) adalah pewaris para rasul, mereka sekali-kali tidak cenderung pada dunia”. Dikatakan, “wahai Rasulullah Saww, apakah yang dimaksud tidak cenderung kepada dunia?” Sabdanya: “Mengikuti penguasa: apabila mereka berbuat demikian, maka mereka menyimpang dari agamaku”. (al-Kafi, hlm. 46)
3. Dari Abu Abdullah rh. berkata, “Sesungguhnya kami menyukai seseorang yang berakal, faham, mendalami agama, lapang dada, sabar, jujur dan setia. Sesungguhnya Allah mengkhususkan kepada para Nabi as. dengan sifat-sifat akhlak yang mulia, maka barangsiapa yang mempunyai sifat-sifat itu hendaklah ia memuji Allah (bersyukur) atas hal yang demikian. Sebaliknya, sekiranya seseorang tidak memilikinya, maka hendaklah berusaha dan memohon kepada Allah. Apakah sifat-sifat kemuliaan akhlak itu? la adalah wara’, bersifat qana’ah (sabar, bersyukur, lemah lembut, malu, pemurah, berani, bercita-cita tinggi, baik, perkataannya benar, dan menunaikan amanah).” (al-Wasil, hlm. 155)
4. Amirul Mukminin ‘Ali kw. berkata: “Apa yang diperhitungkan oleh Allah atas ulama ialah bahwa mereka tidak bersama tindakan orang-orang yang zalim dan tidak pula ia membawa kesulitan kepada pihak yang dizalimi.”
5. Dari Jamil bin Darraj katanya: “Aku mendengar Abu Abdullah rh., berkata: “Apabila nyawa telah sampai di sini, lalu ia mengisyaratkan ke tenggorokkanya, seorang ulama tidak bisa lagi bertaubat. Kemudian ia membaca ayat yang artinya :Adapun taubat kepada Allah itu hanya bagi orang-orang yang berbuat kejahatan dalam keadaan jahil (tidak tahu).”” (QS. an-Nisaa’, 4: 17)
6. Dari Hafs bin Qiyas dari Abu Abdullah rh. katanya: “Wahai Hafs, Seorang yang jahil diampuni dosanya sehinga ia melakukan tujuh perkara dosa sebelum seorang yang berilmu memperoleh ampunan atas dosanya, walaupun satu dosa.” (al-Wafi, hlm. 52)
7. Rasulullah Saww. bersabda: “Dua golongan dari umatku apabila mereka baik, maka umatmu akan menjadi baik dan apabila mereka itu rusak, maka rusaklah umatku, dikatakan: Siapakah mereka itu? Sabda Rasulullah Saww: Alim Ulama dan para penguasa.”
8. Dari Salim bin Qais al-Hilali, katanya: “Aku telah mendengar Amirul Mukminin ‘Ali kw. menceritakan dari Nabi Saww., bersabda: “Maksudnya Alim ulama itu terbagi dua golongan, yaitu seorang laki-laki yang mempunyai ilmu pengetahuan dan menjadikan ilmunya sebagai mahkota. Satu lagi ialah seorang yang alim tetapi meninggalkan ilmunya, yang ini akan membinasakannya. Dan sesungguhnya ahli mendapat kehinaan dari himbauan-himbauan seorang alim yang meninggalkan ilmunya. Oleh karena itu, dalam ajaran Islam terdapat perbedaan besar antara seorang yang alim dengan seorang jahil berkenaan dengan perkara member manfaat dan membawa kerusakan.
Seorang alim yang menyeleweng mungkin akan menyesatkan umatnya dalam kepemimpinannya. Sementara seorang ulama yang mempunyai jiwa istiqamah serta menghias dirinya dengan akhlak terpuji, yang men-sucikan ruhaninya dan berpegang teguh dengan akhlak Islam, akan berupaya membenahi dan mendidik umatnya dengan kepemimpinannya. Sesungguhnya sepanjang pengamatan saya, di sebagian kota-kota besar yang pernah saya kunjungi, saya dapati bahwa sekiranya terdapat manusia yang berakhlak dan mempunyai kebersihan jiwa niscaya di sana terdapat seorang alim, insan yang bertakwa dan beramal saleh. Keberadaan seorang ulama yang bertakwa di suatu daerah atau wilayah itu, sebenarnya telah mencukupi untuk menyampaikan bimbingan kepada manusia serta mempengaruhi mereka dengan ajaran agama serta nasehat yang berguna.””
9. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Fadhl bin Abu Marrah dari Abu Abdullah rh. berkata: “Bahwa Rasulullah Saww. bersabda: “Orang-oranghawariyyun (pengikut Nabi Isa) berkata kepada Isa bin Maryam as.: Wahai Rasulullah, siapakah yang duduk itu? Kata Nabi Isa dia seorang yang mengerjakan amalan akhirat dan melipatgandakan amalan salehnya.””
10. Dan dari Abu Yakfur, berkata Abu Abdullah rh.: “jadilah kamu penyeru kepada manusia walaupun dengan bahasa yang lain, niscaya kamu akan melihat golongan yang wara’, berjihad, shalat dan baik dan sesungguhnya yang demikian itu suatu seruan dakwah.”
Dan sesungguhnya kita melihat begitu penting adanya seorang ulama berkepribadian yang senatiasa mengingat Allah dan menjadi panutan bagi seluruh umat manusia. Seperti yang kita maklumi sekarang ini bahwa sekiranya wilayah Teheran mempunyai ulama yang wara’ dan bertakwa, akan berbeda dengan apabila wilayah tersebut terdapat ulama yang bersorban tetapi menyeleweng dan rusak. Pada bagian yang pertama itu kita akan melihat manusia yang beriman dan beramal saleh, sedangkan pada bagian yang kedua manusia-manusia yang menyeleweng dan jauh dari ajaran Islam. Ini disebabkan orang-orang ‘alim mereka menjadikan masjid sebagai kedai perdagangan.
Sesungguhnya menjual agama dan ilmu tanpa amal adalah sarana menuju neraka jahanam. Demikian itu adalah amal-amal jahat yang dilakukan oleh ulama jahat di dunia ini, mendorong akibat buruk yang menghinakan di akhirat kelak. Bahkan bukan hanya sekedar itu saja, seorang yang berilmu telah mengakibatkan para pengikutnya di azab neraka bersamanya, tetapi lebih jauh dari itu, seorang ulama yang tidak beramal dengan pengetahuan agamanya dan tidak memiliki akhlak Islam akan berakibat buruk bagi seluruh makhluk di muka bumi ini.
Kesimpulan dari itu, seorang ulama yang berkelakuan buruk serta berfikir tentang tindakan-tindakan yang menyeleweng, akan menjadi bahaya yang sangat hebat. Sementara manusia biasa atau orang awam tidak akan sampai membawa keadaan yang sedemikian rupa, karena mereka tidak menjadi sebab setiap penyimpangan orang lain, sebagaimana yang telah dilakukan oleh seorang ulama yang bersorban dan berjubah. Orang awam tidak berupaya untuk mendakwahkan dirinya sebagai pemimpin,memberi petunjuk, mempunyai martabat kenabian dan ketuhanan.
Seorang ulama yang fasik dan rusak akan bertanggung jawab dalam membawa kerusakan dunia. Oleh karena itu, apabila alim ulamanya rusak, maka akan rusak pula dunia ini seluruhnya.
Penyelewengan Ulama Menyesatkan Umat
Sesungguhnya kebanyakan mereka yang menjadi sebab penyimpangan manusia adalah dari kalangan ‘alim ulama. Sebagian dari mereka pernah mendapat pendidikan di pusat-pusat pengkajian (pesantren-pesantren) Islam. Malah secara luas terdapat pemimpin segolongan manusia yang sesat pernah belajar di pesantren-pesantren Islam, akan tetapi pelajaran yang mereka peroleh tidak mempunyai pengaruh yang kuat atas pendidikan dan tarbiyah ruhaninya. Lebih jauh dari itu mereka tidak pernah menempuh jalan yang benar dan selaras dengan Islam. Akibat dari penyimpangan tersebut, membawa kerusakan. dan bencana buruk yang menimpa kehidupan ini.
Memang benar, sekiranya seseorang tidak membersihkan diri dari perkara-perkara yang hina dan keji, niscaya pelajaran yang diterima itu akan membawa keburukan. Sebab sudah menjadi sifatnya, ilmu pengetahuan yang rendah dan tidak bersih akan menumbuhkan tanaman serta hasil yang tercela pula. Lihat saja ketika ilmu pengetahuan seseorang itu bertambah sementara hatinya hitam dan jelek serta tidak mendapat pendidikan yang sempurna, niscaya kegelapan yang menutup dirinya akan semakin tebal. Seniua ini disebabkan karena ilmu pengetahuan itu akan menjadi hijab atau dinding yang amat gelap (ilmu tersebut menjadi penutup terhadap Kebenaran). Kesimpulannya, kejahatan seorang ulama yang rusak adalah lebih berbahaya dari segala kejahatan.
Pelajaran ilmu Tauhid sekalipun, sekiranya ia mempelajari bukan karena Allah atau bukan untuk menegakan jalan Allah, sudah barang tentu ia hanya akan menjadi dinding dan kegelapan serta kesesatan. Begitu juga kalau seseorang itu menghafal AI-Quran dengan bacaan qiraat empat belas sekalipun, tetapi bukan untuk mencari keridhaan Allah, maka tidak akan memberi sedikit pun manfaat kepada si penghafalnya, melainkan makin menjauhkan diri dari Allah Swt.
Oleh karena itu, apabila saudara menuntut ilmu dengan bersusah payah dan begitu tekun sehingga menjadi seorang ulama dan yang lebih penting adalah saudara mengetahui bahwa ada perbedaan yang besar antara seorang ulama dengan pendidik yang bersih jiwa dan ruhaninya. Ustadz kami rh. pernah berkata: "Mereka berkata: Adalah mudah menjadi seorang ulama, akan tetapi lebih sulit bagi seseorang untuk menjadi seorang insan. Tetapi kenyataan yang sebenarnya adalah sebaliknya, hendaklah kita mengatakan: Adalah sukar menjadi seorang ulama, dan lebih mustahif untuk menjadi seorang insan”.
Berdasarkan ungkapan tersebut jelas menunjukkan betapa usaha-usaha untuk mencapai ketinggian akhlak kemuliaan dan kebijaksanaan manusia itu merupakan beban yang sangat berat, penting dan memerlukan usaha-usaha keras. Janganlah saudara menyangka bahwa dengan menekuni serta mempelajari ilmu-ilmu syariat Islam dan fikih khususnya, yang merupakan semulia-mulia ilmu, itu saja sudah memadai. Dan jangan pula saudara menyangka bahwa am alan tersebut sudah memenuhi segala keperluan. Sekali-sekali tidak memadai selama saudara tidak mempunyai niat yang ikhlas. Jika saudara dalam keadaan demikian, maka ilmu-ilmu itu sedikit pun tidak memberikan manfaat kepada saudara.
Selama pencapaian inilah yang saudara peroleh itu bukan karena Allah -na’udzubillahi- dan semata-mata karena dorongan hawa nafsu, niscaya saudara hanya akan menghasilkan kepentingan duniawi dan kemasyarakatan semata. Dalam keadaan semacam ini segala pencapaian tersebut akan menuju kecelakaan, perlombaan hawa nafsu keserakahan dan bencana yang besar. Segala istilah ilmu pengetahuan dan perbendaharaan yang saudara capai dalam bidang ilmu akan membawa kemelaratan dan bahaya kepada umat Islam di dunia dan akhirat, selagi mempunyai hubungan dengan ketakwaan. Pencapaian yang sedemikian rupa tidak membawa kesan dan faedah.
Demikian juga, ilmu Tauhid sekalipun, apabila tidak disertai dengan kebersihan jiwa, maka akan berakibat buruk bagi yang menuntut ilmu-ilmu tersebut. Coba perhatikan berapa banyak tokoh-tokoh ilmu Tauhid, tetapi merekalah yang menjadi puncak penyebab penyelewengan dan kesesatan sebagian besar manusia. Betapa banyak pula mereka yang mempunyai upaya terhadap ilmu-ilmu dalam bidang ini, yang telah dipelajari oleh sebagian besar pelajar (para penuntut ilmu), tetapi karena mereka tidak membersihkan dan membenahi diri dan ruhaninya, telah menyebabkan mereka menjadi sarana yang membawa kerusakan dan kesesatan dalam masyarakat. Yakni setelah mereka menyertai kegiatan bermasyarakat. Sesungguhnya perbendaharaan ilmu pengetahuan yang kering-kerontang ini bila tersemaikan di alam pikiran tanpa senjata takwa dan pembersihan ruhaninya, maka akan membawa kepada bertambahnya sikap takabur dan kejahatan.
Seorang ulama jahat yang dipengaruhi oleh sifat takabur dan kelalaian tidak akan mampu membenahi dirinya sendiri dan lebih jauh lagi untuk dapat membenahi masyarakatnya. la tak akan memberi sumbangan apa pun kepada masyarakat kecuali membawa bahaya dan kerugian kepada Islam dan kaum muslimin.
Dapat ditegaskan bahwa walaupun mereka menghabiskan waktunya bertahun-tahun dalam bidang ilmu pengetahuan dan menghasilkan tugas-tugas agama, tetapi ia hanya akan menjadi penghalang bagi kemajuan umat Islam.
Sebaliknya, ia menjadi dasar kesesatan mereka. Apa yang dilakukannya walaupun dengan mendirikan madrasah atau pondok-pondok pesantren pengkajian ilmu pengetahuan Islam sekalipun, namun pembahasan dan pengkajian yang berlaku itu tidak sedikitpun memberi kesadaran kepada manusia untuk memahami hakikat ajaran AI-Quran. Bahkan lebih jauh dari itu, keberadaannya hanya akan menjadi penghalang bagi masyarakat untuk mengenal dan memahami Islam dan peranan ulama Islam.
Fuqaha : Benteng Islam
Hauzah-hauzah[1] haruslah menjadi hauzah fuqaha. Hauzah-hauzah fuqaha inilah yang telah menjaga Islam lebih dari seribu tahun. Berjalan sejak zaman dahulu yaitu dari zaman Aimmah al-Huda[2] , hingga zaman kita sekarang. Sebuah perjalanan yang dimiliki oleh ulama kita dan itu adalah penjagaan fuqaha. Janganlah kalian berfikir karena sekarang kita telah ikut campur ke dalam dunia politik, maka dunia ke-fuqaha-an tidak kita perhatikan lagi.
Tidak, Hauzah ke-fuqaha-an dengan fikih mereka haruslah sesuai dengan aturan dan sistemnya yang tradisional. Sama sekali tidak boleh dihapus! Dengan sistem belajar tradisional itu, fikih dan mukadimah fikih telah terjaga dengan kuat. Para imam jama’ah telah menjaga mesjid dan bimbingan mereka haruslah terus terjaga.
Pada waktu yang sama mereka harus memperhatikan keadaan negara mereka sebagaimana para saudagar menjaga pasar mereka, tapi dengan kehati-hatian. Jangan sampai, na’uzubillah, kita membelakangi fundamen yang mana merupakan dasar penjaga Islam sehingga hauzah kurang memperhatikan ke-fuqaha-an. Fuqaha inilah yang menjadi benteng Islam. Hauzah-hauzah harus memperhatikan fikih dan kefakihan lebih besar dari yang lain. Apabila hauzah-hauzah kefakihan, na’uzubillah, hilang atau terhapuskan, maka hubungan kita antara fuqaha dengan masyarakat akan terputus. Hauzah kefakihan inilah yang menjaga hubungan kita.
Apabila ada seseorang datang di hauzah, misalnya dengan memberikan pandangan bahwa fikih tidak perlu dengan panjang dan detail, dan Fulan membawakan sesuatu yang lain. Apa boleh buat, mereka ini salah atau sedang menjalankan misi.
Fikih dengan kekuatannya yang perdana haruslah tetap ada. Hauzah kefakihan juga memiliki ke-fuqaha-an yang harus tetap ada pula. Kita juga harus memiliki suatu masyarakat yang rasional dan berpendidikan di berbagai bidang ilmu, ulama akhlak di hauzah yang mendakwahkan ilmu akhlak kepada masyarakat, ulama dan ahli ilmu serta ahli maknawiyat dan ‘irfan yang mendakwahkan permasalahan dan pekerjaan mereka kepada masyarakat. Tapi kefakihan yang merupakan dasar tetap pada tempatnya dan haruslah begitu.
Masjid-masjid harus dengan kuat dipegang dan terjaga. Jangan berhati lembut terhadap antek-antek luar yang menyebar di antara masyarakat. Ketika kita aktif di dalam bidang politik dan pada kejadian-kejadian yang terjadi, maka kalian haruslah selalu memperhatikan.
Pentingnya Menjaga Islam Dengan Menjaga Kefakihan
Jangan kalian berfikir bahwa sekarang kita tidak memerlukan lagi ulama. Sampai akhir nanti kita akan selalu memerlukan ulama dan Islam. Kalau ulama ini tidak ada, maka Islam akan sirna. Merekalah pakar Islam dan penjaga Islam hingga sekarang. Maka mereka harus ada untuk penjagaan Islam. Islam tidak akan terjaga oleh rushanfikr (intelektual). Rushanfakir-lah yang mempermainkan ayat-ayat AI-Quran yang jelas. Islam bersama kalian, bersama dengan tingkatan ini. Sehingga sampai di sini dan kalian harus berusaha dengan keras untuk menjadikan fakih, menjadikan mullah (ruhaniawan). Fakih dalam semua hal. Tidak ada ruginya menjadi seorang fakih. Ikut serta juga dalam urusan muslimin pun sama sekali tidak ada ruginya.
Tapi para pemuda haruslah berusaha untuk belajar. Hauzah-hauzah kefakihan haruslah maksimal dan lebih lagi para marja’ harus lebih banyak lagi memberikan dukungan, juga para pengajar harus lebih besar lagi memberikan dukungannya. Hauzah kefakihan, sebagaimana makna yang ada hingga sekarang haruslah dijaga. Apabila tidak dijaga, esok masyarakat tidak akan menerima kalian lagi. Masyarakat tidak memerlukan mu’aman (orang yang bersorban), masyarakat menginginkan ‘alim (orang yang berilmu), meskipun (mu’aman) merupakan tanda ilmu.
Apabila suatu waktu, na’uzubillah, hauzah ilmiyah terhenti dalam belajar, terhenti dalam memperkuat kefakihan, ketahuilah, ini merupakan pengkhianatan yang besar terhadap Islam. Sekalipun mereka berfikir untuk memperkuat, tapi kita tak harus kuat berusaha belajar kefakihan. Ini adalah fikiran setan, keberhasilan misi seperti Amerika untuk waktu panjang.
Kalian hauzah kefakihan, kalian saudara-saudara Khurasan, saudara-saudara Qum, saudara-saudara Tabriz, berbagai tempat, semua tempat yang ada hauzah ilmiyah, apabila tidak memperkuat fikih yang sekarang ada, fikih tradisional, apabila tidak memberikan fikih kepada masyarakat, ulama tidak memberikannya kepada masyarakat, maka tidak akan lebih setengah abad Islam tidak akan diketahui kecuali namanya.
Fuqaha-lah yang memperkenalkan kita kepada Islam dan bersusah- payah mengajar, menulis fikih Islam, dan mentransferkannya kepada kita. Kita haruslah mempertahankan sisi ini. Ini merupakan taklif IIahi syar’i[3] di mana hauzah harus diperkuat dan tentu saja di antara hauzah ada orang-orang yang berpartisipasi dalam permasalahan kemasyarakatan dan politik. Dan ini pun keharusan. Tapi kalau kita lupa dimana kita tidak harus lagi menangani kefakihan, kelupaan ini akan terjadi sebab, nauzubillah, sirnanya Islam setelah beberapa waktu. Hapuslah pondok dengan kekuatannya. Padahal setiap hari kekuatannya harus lebih lagi. Sekarang mereka berjalan dengan masalah yang lain, sekarang mereka mempermasalahkan sorban kalian, sekarang mereka telah terkubur, sekarang kalian harus menjaga diri.
Islam adalah menjaga kefakihan, Islam semuanya ada di buku-buku itu. Dengan menjaga kefakihan, dengan menjaga kitab-kitab ini, dengan menulis, dengan mendiskusikannya, dengan membangun hauzah, dengan menjaga semua ilmu-ilmu Islam, kitab-kitab yang telah sirna, kitab-kitab yang dibuka dalam pembahasan, maka ia merupakan benteng pertahanan yang kuat untuk menjaga Islam hingga kini. Kita harus menjaganya sebagaimana ia datang dan sampai ke tangan kita, sehingga kita dapat mentransfernya kepada generasi mendatang, Insya Allah. Semua itu kita berikan kepadagenerasi selanjutnya dan seterusnya hingga datangnya shabib-nya: Shahibaz-Zaman.
Daftar Isi :
PESAN SANG IMAM 1
Penerjemah : Tim AI-Jawad 1
Penerbit : AI-Jawad Publisher 1
Tahun Penerbitan : Shafar 1421 H/Mei 2000 M 1
Khomeini, Ruhullah al-Musawi 1
UCAPAN TERIMA KASIH 2
SEKAPUR SIRIH 5
Imam Khomeini, Siapa dia? 5
PENGANTAR PENERBIT 12
PERAN ULAMA 16
Tanggung Jawab Utama Para Ulama 16
Penyelewengan Ulama Menyesatkan Umat 23
Fuqaha : Benteng Islam 27
Pentingnya Menjaga Islam dengan Menjaga Kefakihan 29
Catatan:
[1]
Pesantren/pusat kajian-kajian ilmiah
[2]
Imam ‘Ali as.
[3]
Tugas agama
ilustrasi hiasan:
Pesan Sang Imam (Bagian Kedua)
PERAN AGAMA DALAM PENDIDIKAN
Pembersihan Diri Pemuda Penuntut Ilmu
Hari ini usia kita telah bertambah. Saudara para pemuda, Anda sedang menuju ke usia yang lebih Ianjut, dewasa dan kemudian tua. Sedangkan generasi kami sedang menuju kematian. Anda dapat mengukur ilmu pengetahuan yang Anda capai di pusat studi tahun ini. Betapapun dalam ilmu pengetahuan yang Anda peroleh hingga ke suatu tahap di mana Anda dapat mencapainya dalam bidang akhlak atau pembentukan kaidah pendidikan Islam, pembersihan dan pendidikan ruhani.
Sudah sejauh mana telah Anda lakukan?
Langkah positif apakah yang telah Anda lakukan?
Apakah Saudara telah berusaha melakukan pembersihan diri dan ruhani serta memperbaikinya?
Atau sudahkah Saudara membuat beberapa program dalam bidang ini, apa yang saya Iihat dan amati, sehingga memungkinkan saya untuk mengatakan; Sesungguhnya Saudara belum beramal dengan bersungguh- sungguh dalam hal itu dan tidak membuat keputusan untuk melangkah ke arah itu.
Keseimbangan Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan
Saya tidak pernah mengatakan “Janganlah belajar dan mencurahkan segala perhatian dalam bidang ilmu pengetahuan. Sebaliknya, sekiranya saudara berkeinginan menjadi anggota masyarakat yang berguna dan berperan serta ingin memimpin umat dan membimbing mereka dengan ajaran Islam, menjadi kewajiban saudara untuk mengorbankan waktu dan tenaga dalam bidang ini. Demikian juga, sekiranya saudara ingin mempertahankan Islam dan menegakkan ajarannya, maka menjadi tanggung jawab saudara untuk mendalami ilmu pengetahuan dan menjadi orang yang berkemampuan mengeluarkan pandangan dan pikiran dalam bidang fikih.
Oleh karena itu, sekiranya saudara tidak mau belajar, dan hanya berdiam diri di madrasah atau pusat-pusat pengkajian agama, maka hal itu haram hukumnya bagi saudara. Bahkan tidak layak bagi saudara untuk menghalangi orang-orang yang bergelimang dalam ilmu-ilmu agama guna menjalankan huk.um-hukum syariat Islam. Tegasnya, pengkajian ilmu fikih dan ushul merupakan aspek penting dalam kehidupan Islam.
Menjadi tujuan saya di sini, untuk mengingatkan bahwa, usaha perbaikan diri dan ruhani memerlukan pengorbanan dan kesulitan yang terus menerus. Oleh karena itu, hendaklah saudara beramal dan menerjunkan diri dalam bidang yang suci ini. Janganlah saudara hanya berkecimpung dalam bidang ilmu pengetahuan yang terpisah dari agama. Sementara saudara-saudara juga bertanggung jawab dalam langkah pembersihan dan pendidikan diri dan ruhani, serta menghapuskan pengaruh hawa nafsu yang keji.
Selanjutnya, hendaklah rnenyuburkan kekuatan ruhani dan berusaha mencapai kedudukan kemuliaan akhlak yang membawa kepada sifat-sifat ketakwaan.
Sesungguhnya ilmu-ilmu yang saudara pelajari itu adalah tidak lebih dari mukadimah atau langkah awal untuk mencapai kedudukan nakhlaulia[1] . Oleh karenanya, janganlah saudara hanya menghabiskan usia saudara dalam perangkat mukadimah ini, tetapi teruskan usaha mencapai kesimpulan yang terakhir dalam bidang ini. Saudara-saudara yang mendalami ilmu ini mempunyai tujuan yang tinggi, yaitu ma’rifatullah atau mengenal Allah dan membersihkan diri saudara. Oleh karena itu saudara mempunyai kewajiban utama untuk menghasilkan kesimpulan dan buah dari usaha ini dengan sungguh-sungguh berusaha demi mencapai tujuan asasi dan suci.
Ketika saudara mulai memasuki pusat pengkajian Islam adalah agar pada peringkat yang paling awal untuk membersihkan kepribadian saudara dan memperbaikinya. Hendaklah saudara bersungguh-sungguh memusatkan perhatian dalam bidang ini, sehingga umat manusia dapat mengambil faedah dari kemuliaan akhlak yang menghiasi diri saudara bilamana saudara sudah terjun ke masyarakat.
Oleh karenanya, hendaklah saudara berhati-hati ketika terjun ke tengah masyarakat dengan melakukan ,perbaikan terhadap diri terlebih dahulu. Mengapa saudara tidak mendidik diri dan ruhani saudara ketika saudara masih mempunyai waktu yang begitu luas dan berusaha dalam kemudahan serta kelapangan ini? Oleh sebab itu bagaimana saudara dapat menyelesaikan masalah ini jika saudara telah punya banyak masalah yang bertumpuk-tumpuk? Dalam keadaan semacam ini,saudara akan hanyut dan tenggelam dalam kesibukan dengan urusan hidup yang tiada habis-habisnya.
Perlu saya ingatkan, ketika dunia menguasai diri saudara niscaya saudara tidak akan mampu untuk bertindak memperbaiki diri dan kepribadian saudara. Terlalu banyak urusan kehidupan telah menyulitkan bagi seseorang untuk membersihkan diri dan mendidik ruhaninya. Sehingga jika sorban sebagian dari kamu sekalipun, dan janggut menjadi begitu panjang, adalah terlalu sulit bagi saudara untuk mendidik dan membenahi kondisi ruhani serta akhlak saudara pada waktu itu. Maka, ketika saudara masih berada di madrasah dan pusat-pusat pengkajian agama (institusi, pesantren). merupakan waktu yang paling memungkinkan untuk membenahi kepribadian dan akhlak. Adalah terlalu sulit bagi saudara untuk kembali lagi ke madrasah dan ke luar terjun ke masyarakat.
Asy-Syeikh at-Tusi rh. kembali ke bangku sekolah dan melanjutkan pendidikan menjadi siswa untuk yang kedua kalinya, sehingga usianya mencapai lima puluh tahun. Dalam waktu itu beliau terus mengarang kitab yang bernilai tinggi. Hasil karyanya sekitar dua puluh hingga tiga puluh kitab. Ketika beliau sedang menulis kitab al-Tahdzib (pembenahan diri), beliau masih juga menghadiri majelis ilmu yang disampaikan oleh al-Sayyid Murthadla rh. ketika beliau berusia 52 tahun. Oleh karena itu beliau mampu sampai ke tahap pengajian ilmu ilham yang sungguh terhormat.
Sesungguhnya kemampuan seorang ulama memberi pengetahuan dan taufik tidak diukur dari segi berapa besar sorbannya, berapa panjang janggutnya, tetapi dilihat dari segi usahanya mencapai tahap akhlak yang terpuji dan mulia. Karena hanya dalam keadaan demikian ia dapat menyampaikan ilmu Allah dengan berkesan dan bermanfaat. Dengan demikian, hendaklah saudara mengambil kesempatan selagi masih berada dibidang pengkajian, memusatkan perhatian dalam bidang ini sebelum kepala saudara dipenuhi oleh rambut putih.
Hendaklah saudara memperhitungkan diri saudara terlebih dahulu sebelum manusia memandang kedudukan saudara, Berdo’alah dan memohonlah kepada Allah untuk memperkokoh diri dengan tarbiyah dan pembentukan kepribadian sebagai ulama Islam, sebelum saudara berkecimpung di tengah-tengah masyarakat. Kalau saudara tidak melalui peringkat dan tahap ini, pastilah saudara akan ditimpa kerugian dan jatuh kelembah kesesatan.
Kesimpulannya, saudara dituntut untuk membenahi syakhsyiyah (kepribadian) dan memperbaikinya sebelum menghadapi kesulitan di masa depan. Hendaklah menghias diri dan kepribadian dengan akhlak yang terpuji menurut syariat Islam.
Dalam waktu yang sama, hendaklah saudara membersihkan diri dari tingkah laku yang keji. Dengan keikhlasan tersebut akan berupaya melalui alam pengkajian dan penyelidikan ilmu pengetahuan sehingga mendekatkan diri saudara kepada Allah Swt. Apabila seseorang tidak mempunyai niat yang ikhlas dalam perbuatannya, niscaya akan menjauhkannya dari pintu rahmat Allah.
Hendaklah diingat bahwa sekiranya di antara saudara ada yang menghabiskan usiannya selama 70 tahun dalam kehidupan dunia ini dalam keadaan tidak ikhlas, niscaya ia akan jauh dari Allah dengan kadar 70 tahun juga.
Oleh karenanya, hendaklah saudara memohon perlindungan Allah dari hal yang demikian itu. Pernahkah saudara mendengar kisah seorang yang dicampakkan ke dalam jahanam selama 70 tahun, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Rasulullah Saww., yakni seorang lelaki tua yang telah mencapai usia 70 tahun tetapi menghabiskan usianya itu dengan sia-sia, maka tetap ia akan menuju ke neraka jahanam.
Ingatlah akan akibat yang akan menimpa kita yang menghabiskan waktu di pusat-pusat pengkajian Islam selama 50 tahun lebih atau kurang, akan tetapi kesimpulan dari kesemuanya itu ialah tersiksa dalam neraka jahanam dan tidak lebih dari itu, pikirkanlah!
Dari yang demikian itu, hendaklah saudara menyusun rencana untuk melakukan penyucian dan pembersihan diri, ruhani serta membenahi segala kerusakan akhlak. Kemudian bersungguh-sungguhlah dalam membentuk akhlak dan kepribadian. Selain itu hendaklah mengadakan majelis bimbingan dan taushiyah (nasehat) untuk membantu hal ini. Sebab berlengah-lengah dan meringankan itu adalah jalan yang tidak mungkin menyampaikan kita kepada kesimpulan yang diridhai oleh Allah.
Sekiranya pusat-pusat pengkajian Islam tidak mempunyai program taushiyah, pengajaran serta guru-guru yang menitikberatkan pada pendidikan akhlak dan jiwa, niscaya pusat pengkajian Islam tersebut akan menemui kehancuran.
Adakah kita berkeyakinan bahwa ilmu fikih dan ushul itu memang memerlukan pendidik dan ustadz yang mampu dalam bidang itu?
Setiap bidang ilmu pengetahuan di dunia ini tidak memerlukan kepada pembimbing dan pengajar. Demikian juga memerlukan seorang manusia yang melalui jalan pengkajian tanpa petunjuk dan langkah-langkah tertentu, tidak mungkin akan menguasai bidang ilmu pengetahuan tertentu. Sebab, bagaimana kita percaya dalam waktu yang sama ilmu akhlak menjadi tujuan pertama diutusnya para nabi as. dan merupakan ilmu yang sedalam-dalamnya tidak memerlukan kepada ta’alum dan ta’alim, yaitu pengkajian dan pengajaran?
Tanpa memasuki bidang pengkajian, mustahil seseorang dapat menjadi seorang fakih (ulama fikih). Oleh karena itu, adakah tanpa pendidikan dan pengkajian seseorang dapat menjadi seorang yang bertakwa dan berakhlak?
Berhubung dehgan hati, saya telah mendengar tentang seorang ulama yang terkemuka, yaitu asy-Syeikh al-Ansari rh. yang menjadi mahaguru dalam bidang fikih dan ushul. Sebelum beliau menjadi ulama, beliau pernah belajar dengan seorang pendidik ilmu akhlak.
Dengan demikian, jelaslah bahwa para nabi as. telah dibangkitkan untuk membina dan mendidik manusia serta menjauhkan mereka dari kekejian, kekurangan dan kehinaan. Sebaliknya, mendorong dan mendesak mereka kepada akhlak yang tinggi dan mulia sebagaimana sabda Rasulullah Saww :
“Aku dibangkitkan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak” (al- Hadis).
Oleh karena itu, ketahuilah bahwa Allah Swt. menitikberatkan persoalan ini dan membangkitkan para anbiya’ as. untuk ini.
Malang, apa yang telah terjadi di pusat-pusat pengkajian kita sekarang ini sesuatu yang sebaliknya. Boleh dikatakan tidak ada seorang pun yang mengambil perhatian dalam masalah ini sesuai dengan apa yang dikatakan di atas. Banyak penghalang untuk melaksanakan kaidah pendidikan dan tarbiyah Islam yang berimbang dari berbagai aspeknya. Sebab dengan berkurangnya penekanan terhadap aspek akhlak ini, telah melahirkan berbagai masalah kebendaan (materi) dan duniawi. Karena keadaan itulah akhirnya menimbulkan banyak persoalan ruhaniah dan akhlak yang membawa kepada banyaknya golongan yang tidak mengetahui apakah maksud untuk melahirkan seorang insan yang alim dan tunduk kepada nilai keagamaan?
Apakah demikian tugas manusia?
Apakah program yang wajib diikuti oleh mereka?
Amal-amal apakah yang mesti mereka perbuat?
Sebenarnya sebagian dari kalangan kita hanya belajar beberapa kalimat atau pelajaran kemudian kembali ke tempat mereka atau ke tempat-tempat lain, yang bertujuan untuk mencari kemasyuran, kedudukan, serta untuk kepentingan diri, perumpamaan mereka seperti itu seperti orang yang berkata “Biarpun aku belajar sedikit tetapi dalam waktu yang singkat aku tahu,dimanakah kampung yang terpilih dan terbaik untukku.”
Terpulanglah kepada saudara, sekiranya belajar untuk mencari kedudukan tertentu atau ingin menjabatketua di suatu tempat, atau ingin menjadi tuan besar di sebuah perkantoran, barangkali akan dapat mencapainya tetapi tidak mungkin dapat memperoleh sesuatu yang berfaedah untuk diri dan Islam. Sebaliknya apa yang diperoleh adalah berlomba-lomba mengejar kebendaan dan bertikaian serta satu sama lain mengikuti keserakahan nafsu.
Memang menjadi kewajiban untuk mendidik dan membina diri sehingga apabila menduduki jabatan ketua atas segolongan manusia, maka saudara akan dapat membersihkan ruhani mereka serta bersungguh-sungguh membina dan meluruskan kepribadian mereka. Tujuannya tidak lain adalah untuk membaktikandiri kepada Islam dan umat-Nya semata.
Apabila menghabiskan tenaga karena Allah dan bersusah payah pada jalan-Nya, niscaya Allah Yang Maha Suci, Yang Maha Membalikkan hati, akan menjadikan manusia kasih kepada saudara. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan ke dalam hati mereka rasa kasih sarang”. (QS. Maryam. 19: 96)
Hendaklah berjihad di jalan Allah, berkorban dan menumpahkan tenaga. Sesungguhnya Allah tidak akan meninggalkan saudara tanpa mengaruniai ganjaran dan pahala. Sekiranya tidak mendapat ganjaran itu di dunia, niscaya akan memperolehnya di akhirat kelak. Adalah lebih baik apabila Allah tidak mengaruniakan pahalanya di dunia, karena dunia ini adalah sesuatu yang tak berharga dan akan musnah. Semuanya yang ada di hadapan saudara hari ini akan berlalu, oleh karenanya hendaklah menunggu barang beberapa waktu menuju akhirat. Apa yang terlihat di dunia ini hanyalah impian dan imbauan semata-mata, akan tetapi ganjaran akhirat lebih kekal, tidak ada kesudahan bagi akhir dan batasnya.
Peringkat Ilmu Pengetahuan dan Iman
Sekali lagi kita melihat manusia yang mengetahui tentang hakikat ini, tetapi malangnya dia tidak beriman dengannya. Sesungguhnya orang yang memandikan jenazah tidak akan takut terhadap mayat itu karena dia yakin bahwa mayat itu tidak berdaya sekalipun dia disiksa atau dicela. Karena mayat itu sebelum ia mati, ketika nyawa ada dalam badannya juga merasa lemah bila ada orang yang mencelanya. Oleh karena itu, bagaimana mungkin setelah ia mati, menjadi mayat yang terbujur kaku dan tidak dapat bergerak. Apa yang dapat ia lakukan?
Sesungguhnya orang-orang yang takut menghadapi kematian adalah golongan yang memang percaya terhadap wujud yang hakiki ini, akan tetapi mereka tidak beriman kepadanya.
Apabila saudara melihat dalam aspek keimanan, hanya saudara dapati satu bagian saja yang beriman kepadanya. Mereka mengetahui Allah dan dari perhitungan (hisab), tetapi mereka tidak meyakininya dan tidak beriman kepadanya. Hati mereka sebenarnya tidak beriman melainkan sekedar yang dicapai oleh akal. Mereka mengetahui tentang dalil yang membawa mereka beriman kepada Allah, janji hari kiamat, tetapi bukti-bukti ini bersifat akliah. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah keadaan seperti ini melainkan Allah Swt, dan Allah itu menjadi Wali (penolong) bagi orang-orang yang beriman, yang mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (petunjuk). Orang-orang yang menjadikan Allah sebagai walinya dan mengeluarkannya dari kegelapan, tidak melakukan dosa besar, tidak mengumpat, tidak mencerca, tidak hasut dan dengki terhadap saudara yang beriman; dia akan merasakan cahaya petunjuk itu memenuhi hatinya dan dia tidak tunduk dengan kepentingan dunia.
Apa yang diriwayatkan dari Amirul Mukminin ‘Ali kw. bahwa seseorang tidak bersedia untuk melakukan dosa besar yang mendekati kezaliman, sekiranya dia tidak menerima dunia ini dan apa yang ada di dalamnya, Sayyidina ‘Ali (kw.) berkata: “Demi Allah! Sekiranya dikaruniakan kepadaku tujuh daerah sekalipun dan apa yang ada di dalamnya, tidak akan aku durhakakan Allah dalam denyut nadi hidupku.”
Sesungguhnya sebagian saudara yang memperoleh segala sesuatu, telah mencerca ulama Islam, sementara yang lain sedang mencerca pemuka Islam yang lain. Mereka yang mencerca dan memfitnah para ulama Islam dan melontarkan berbagai tuduhan dan pengkhianatan kepada mereka adalah disebabkan keimanan yang semakin luput dari jiwa. Mereka tidak beriman, mereka akan dibalas oleh Allah sehingga lebih jauh dari keimanan, maka jauh pula mencapai kesempurnaan.
Tidak ada artinya pemeliharaan terhadap para Nabi as. dan para Imam as. sekiranya jibril as. membimbing tangan mereka dan menunjukkan kepada apa yang harus ditinggalkan. Tetapi dimaksud di sini adalah pemeliharaan kelahiran iman. Apabila seseorang beriman kepada Allah dengan pandangan mata hatinya sebagaimana dia melihat matahari dengan penglihatannya, dia tidak akan melakukan dosa atau maksiat.
Apakah saudara melihat, bahwa sepanjang yang saudara dengar dari seorang muslim bahwa berupaya untuk menghindarkan diri dari kejahatan. Sesungguhnya seseorang yang berpegang dan yakin bahwa Allah senantiasa mendengar dan memperhatikan dirinya setiap saat, niscaya ia akan merasa takut untuk melakukan apa yang tidak diridhai Allah. Orang-orang yang ma’shum, sesudah melakukan amalan yang suci, berjihad dan berusaha mencapai akhlak yang mulia.
Mereka merasakan rasa hadir di hadapan Allah Swt. Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan Pengetahuan-Nya meliputi segala yang ada. Merekalah orang-orang yang benar-benar beriman terhadap pengertian LA ILAHA ILLALLAH. Demikianlah pemahaman yang membawa keyakinan bahwa segala sesuatu dan setiap pribadi tidak akan dapat terlepas dari pengembalian mereka kepada Allah.
Firman Allah Swt:
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”. (QS. al-Qashsah, 28: 88)
Apabila seseorang merasa yakin bahwa setiap yang zahir dan batin adalah di bawah pengawasan Allah dan Dia berada di semua tempat serta Maha Melihat, maka adalah mustahil baginya akan terhindar dari melakukan dosa dan setitik maksiat. Seseorang akan terhindar dari melakukan dosa-dosa besar seandainya terdapat garis pemisah yang membedakan ini. Dengan keadaan seperti ini, niscaya seseorang tidak akan membuka auratnya di hadapan Allah. Bagaimana orang dapat melihat aurat yang terbuka tanpa merasa malu dan aib di hadapan Allah Swt.
Yang demikian ini adalah karena keimanannya kepada Allah. Oleh karena itu, seseorang akan terhindar dari melakukan dosa di hadapan Allah. Tanpa keimanan akan wujud dan kehadiran Allah (atau tanpa ilmu tentang-Nya), maka akan membawanya kepada maksiat dan dosa. Apabila seseorang beriman kepada eksistensi Allah, niscaya ia menjauhi perbuatan dosa dan merasa malu untuk melakukan perkara yang diharamkan oleh Allah. Sesungguhnya banyaknya maksiat dan hitamnya hati adalah akibat dari tiadanya keimanan kepada kehadiran pengetahuan Allah terhadap amal-amal perbuatan.
Kesemuanya ini terjadi karena ketiadaan iman kepada Allah. Sekiranya seseorang tidak mempunyai pemahaman dan keyakinan terhadap apa yang dibawa oleh AI-Quran yang mulia dan tidak memperhatikan amalannya, niscaya ia melakukan sesuatu tanpa malu dan segan lagi.
Sekiranya saudara mendapati bahwa di pertengahan jalan yang saudara lalui oleh binatang buas yang mungkin akan menerkam atau menghambat perjalanan saudara, apakah saudara akan menjauhi jalan itu?
Bagaimanakah pendirian dan keputusan saudara dalam hal seperti ini?
Apakah logis jika saudara berfikir bahwa setelah jalan tersebut terhalang, saudara mengatakan tidak berbahaya?
Apakah pantas bagi saudara yang mengetahui adanya balasan neraka jahanam dan kekal di dalamnya sebagaimana yang diceritakan oleh AI-Quran al-Karim, sementara saudara terus-menerus melakukan amalan yang tidak diridhai oleh Allah?
Wajarkah bila seseorang yang mempunyai i’tikad bahwa Allah hadir memperhatikan dan mengawasi segala sesuatu di bawah perhatian-Nya masih terikat terus berbuat maksiat?
Pastilah Allah akan membalas dan memperhitungkan segala amal baik apa yang diucapkan atau setiap langkah yang dilakukan, atau setiap amalan yang dilaksanakan kesemuanya dicatat dan direkam oleh Allah Swt.
Allah berfirman:
“Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. (QS. Qaaf, 50: 18)
Sesunguhnya Allah memperhatikan dan memastikan setiap amal dan perkatannya, maka pantaskah seseorang yang mempunyai i’tikad seperti ini tetapi tidak malu melakukan maksiat? Sesungguhnya merupakan suatu aib yang besar apabila seseorang yang yakin namun ia masih saja berkelakuan demik!an. Tiada sedikit pun manfaat dalam seluruh perjalanan hidupnya tanpa beriman dengan hakikat kekuasaan Allah.
Demikian juga kalau dia tidak mempercayai adanya alam yang lain selain dari alam kebendaan yang dilihat dengan panca inderanya, menjadikan dirinya meraba-raba dan senantiasa beramal dengan tindakan yang tercela.
Ancaman Keruntuhan dan Kelumpuhan Pusat Pendidikan
Semoga tidak terdapat di kalangan kita tangan-tangan yang keji, yang tidak menitikberatkan terhadap pentingnya program pendidikan dan tarbiyah akhlak. Sebagaimana mereka mengaku bahwa berbicara di mimbar di depan khalayak ramai dengan tujuan memberi nasehat dan pengajaran itu tidak menepati kedudukan ilmu pengetahuan. Pengakuan yang kuno itu telah menyebabkan tokoh-tokoh ulama besar enggan untuk menghadapi masyarakat awam di mimbar pidato.
Dengan demikian rencana jahat mereka untuk mengasingkan ulama yang berpengaruh serta menjauhkan mereka dari memberi kesadaran kepada siswa (santri) serta mendidik mereka dengan akhlak terpuji telah tercapai.
Dengan demikian, kegiatan penyampaian pengajaran dan nasehat di mimbar, terutama di pusat pengkajian kita, tidak berjalan dengan baik. Mereka sebenarnya lupa bahwa pemimpin agung kita Rasulullah Saww., merupakan orang yang memainkan peranan besar di depan mimbar pidato dan senantiasa menyampikan nasehat-nasehat kepada umat Islam. Demikian juga yang dilakukan oleh para sahabat beliau.
Mudah-mudahan sebagian dari unsur yang merusak ini tidak menyebar dan berkembang di kalangan pemikir di pusat-pusat pengkajian Islam kita, karena bila pusat-pusat pengkajian Islam tersebut tidak lagi mengambil inisiatif terhadap usaha untuk meningkatkan pencapaian akhlak dan pembersihan jiwa.
Sekiranya keadaan ini terjadi, niscaya akan berkembanglah sifat munafik dan pura-pura di kalangan orang-orang yangberada di pusat-pusat pengkajian, dikuasai oleh perasaan ego dan keangkuhan, semakin semaraknya perpecahan dan perselisihan pendapat sehingga mereka tenggelam dalam suasana dalam pertikaian sesama mereka sendiri.
Kondisi seperti ini akan melahirkan suatu keadaan yang terkotak-kotak (bergolong-golongan) dan bersekutu di antara mereka, dengan masing-masing pihak yang saling tuduh menuduh serta mendustakan satu sama lain. Apa yang menyedihkan akhirnya ialah, hilangnya pengaruh pusat-pusat pengkajian Islam yang kokoh selama ini, yang menjadi pusat kepercayaan dan keyakinan umat Islam hingga mereka mempertahankan dan membantu perkembangannya. Dengan keadaan yang kacau balau ini, musuh-musuh Islam telah mengambil kesempatan dengan menggunakan segala yangtimbul di pusat-pusat pengkajian Islam tersebut dan terus menghancurkan nilai-nilai serta martabat pusat pengkajian Islam.
Sesungguhnya musuh-musuh Islam amat menyadari bahwa dengan dukungan umat Islam terhadap perkembangan pusat pengkajian Islam, telah menyebabkan mereka sulit untuk meruntuhkan dan melumpuhkannya. Yakni selagi dukungan umat ini masih kuat. Sebaliknya, ketika mereka mendapati bahwa proses pembenahan akhlak dan perjalanan Islam semakin hilang dari madrasah Islam, kita dan anggota-anggotanya sibuk dengan pertikaian antar sesama, menyebabkan musuh mengambil kesempatan ini untuk melaksanakan rencana jahat mereka.
Apabila dekadensi moral menimpa mereka yang berada di pusat peng- kajian Islam dan terjadi perpecahan di antara mereka yang menyebabkan umat Islam mulai beranggapan buruk terhadap pusat pengkajian agama, maka mereka tidak lagi mau memberi dukungan kepadanya. Keadaan yang seperti ini telah membuka jalan yang seluas-luasnya kepada para musuh Islam untuk memukul habis-habisan kubu kekuatan umat Islam itu.
Hendaklah diketahui bahwa musuh-musuh Islam dan kekuatan besar dunia tidak begitu khawatir terhadap para ulama, dan ulama yang menjadi rujukan umat. Tetapi apa yang lebih mereka takuti dan khawatirkan, pada hakikatnya adalah terhadap umat Islam. Mereka sangat menyadari bahwa kekuatan umat Islam terletak pada dukungan umat dan kepercayaan mereka kepada ulama Islam itu.
Oleh karena itu, negara-negara dan kekuatan kafir mengetahui bahwa kejatuhan seorang ulama Islam saja akan membuat kesan buruk terhadap kejatuhan Islam. Lebih jauh lagi, apabila terjadi perpecahan dan perselisihan di kalangan umat Islam, akan menyebabkan mereka memandang buruk kepada golongan yang lain dan mereka tidak lagi mengikuti akhlak Islam. Dalam keadaan demikian ini, telah menyebabkan hilangnya amanah dan kepercayaan umat Islam terhadap mereka.
Amirul Mukminin Sayyidina ‘Ali kw. berkata: “Sekiranya ilmu pengetahuan itu dibawa oleh pembawanya dengan kebenaran, niscaya Allah akan mencintai mereka dan mereka disukai oleh para malaikat dan orang-orang yang taat di kalangan hamba Allah. Tetapi sekiranya pembawa ilmu pengetahuan itu menuntut kepentingan dunia, niscaya mereka akan menghadapi kemurkaan Allah dan mendapat kehinaan di kalangan umat manusia.”
Sesungguhnya umat Islam akan menerima saudara-saudara, wahai para ulama yang memakai sorban dan jubah, bila saudara memiliki akhlak Islam sejati dan benar-benar menjadi Hizbullah (golongan Allah). Selanjutnya tidak rakus terhadap kepentingan dunia dan perbendaharaannya, serta tidak bakhil untuk mengorbankan tenaga dan apa yang ada pada diri sendiri untuk meninggikan kalimat Allah “LA ILAHA ILLALLAH” serta melakukannya untuk mencapai keridhaan Allah serta karena-Nya semata.
Saudara melakukan pengorbanan itu tanpa mengharapkan langsung dari kepentingan dengan manusia atau akhlak. Apabila umat melihat saudara mencari kepentingan diri dan tidak untuk menegakkan Islam. Lebih jauh dari itu, jika saudara didapati begitu cenderung kepada dunia dan kepentingan pribadi sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain. Apabila mereka melihat saudara bercakaran karena mengejar dunia dan permusuhan mengikuti hawa nafsu serta terpesona oleh kelezatan dunia yang dekat ini menjadikan agama sebagai sebuah pasar untuk perdagangan, niscaya umat akan menyeleweng. Malahan mereka mempunyai prasangka buruk terhadap saudara. Karena yang demikian itulah saudara bertanggung jawab sepenuhnya dengan keadaan yang sedemikian rupa.
Apabila sebagian ulama yang memakai sorban melakukan kekhilafan di pusat pengkajian agama dan menghadapi masalah krisis kepribadian dan mementingkan dunia, hal ini akan membawa kesan yang buruk kepada umat.
Apabila kalau ulama memfitnah antara satu dengan yang lain, melakukan kerusakan dan berakhlak kehewanan, niscaya mereka telah melakukan pengkhianatan amanah Allah yang wajib mereka pikul dan mereka pelihara. Sesungguhnya Islam yang suci itu merupakan amanah Ilahi yang dipikulkan di atas bahu kita.
AI-Quran yang mulia merupakan amanah Allah yang agung, dan para ulama merupakan pemegang amanah tersebut yang wajib mereka pelihara. dan tidak mengkhianatinya. Apapun perkara dan peristiwa yang membawa kepada perpecahan, pergeseran dan tindakan akhlak yang hina, merupakan pengkhianatan terhadap Islam, Nabi yang agung Saww. dan keluarganya.
Reformasi Pendidikan
Saudara akan ditimpa kebinasaan dan menjadi debu-debu yang beterbangan. Tidak ada kelapangan dari Allah selagi saudara tidak menyediakan landasan jalan yang kuat dan tidak merencanakan bobot pengkajian serta tidak membuat rencana-rencana yang teratur. Berpikirlah sebelum peluang ini lenyap dan musuh-musuh campur tangan di dalam urusan keagamaan juga pengkajian (pesantren) saudara.
Pikirkanlah!. Ingat dan berhati-hatilah dalam masalah ini. Pertama yang perlu dititikberatkan adalah membersihkan, mendidik diri serta memperbaiki hubungan di antara saudara. Ambillah peluang ketika waktu terbuka dengan menyusun urusan atau rencana saudara.
Hendaklah saudara mengatur sistem pengaturan yang benar dalam segenap aspek pengkajian ilmu pengetahuan di lembaga saudara. janganlah mengambil orang-orang asing untuk penyusunan pusat-pusat pengkajian itu, dan janganlah pula berlapang dada dengan musuh-musuh Islam juga jangan tunduk dengan hujjah mereka bahwa para ulama tidak mempunyai keahlian dalam hal-hat tertentu dan tidak mampu membuat sesuatu pun.
Sebenarnya mereka para pengacau yang hanya bisa menepuk dada. Tidak ada niat lain di dalam hati mereka kecuali ingin merusak pusat-pusat pengkajian ini dengan hujjah, yang konon katanya untuk perbaikan dan penyusunan.
Sebenarnya mereka ingin menguasai saudara dan mendidik diri serta meletakkan segala-galanya dengan tepat. Maka janganlah saudara bersikap loba dan tamak kepada perkara yang lain. Jangan langsung memberi pelung kepada musuh-musuh untuk melaksnkan sesuatu di pusta pengajian ilmiah suadara. Setelah saudara mendidik diri dan mempersiapkan rencana yang tersusun rapi, tidak ada lagi kerusakan yang dapat menyelinap masuk, jadikanlah pusat pengkajian agama berkemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan penyelesaian.
Sungguh, hari-hari durjana sedang dan akan saudara hadapi, karena para khadam (pelayan) penjajah bernafsu untuk menghantam dan memukul setiap keberadaan Islam dalam segala bidang. Maka, menjadi tangung jawab saudara untuk menghadapi mereka dengan penuh keberanian. Dan ingatlah bahwa saudara tidak akan berdaya menghadapi mereka selagi saudara dikuasai oleh kecintaan kepada dunia dan masih berambisi untuk berkuasa, takabur dan lalai. Sesungguhnya alam kejahatan akan terbuka apabila saudara menitikberatkan kepada urusan dunia. Alam yang demikian suram tidak mampu untuk berjihad menentang musuh-musuh Islam.
Oleh sebab itu, hendaklah saudara menyusun langkah yang tundukkepada arahan Allah dengan mengeluarkan dan mengikis dari hati saudara semua kecintaa kepada dunia, hanya dengan ini saja saudara mampu berjihad. Mulai hari ini saudara menyemai benih ke dalam hati dan menyuburkannya, maka lafadzkanlah dengan ucapan “saya ingin menjadi tentara Allah yang saleh dan tunduk kepada-Nya dan saya ingin membawa fajar yang bersinar bagi Islam.” Wajib atas saudara beramal untuk Islam sampai mencapai syahadah (syahid). Jangan jadikan sedikit pun keraguan di dalam diri saudara dan katakanlah: “Sebenarnya apa yang ada hari ini adalah tidak ada, wajiblah bagi kita berjuang dan berjihad dengan sungguh-sungguh sehingga masa depan berguna untuk Islam” sehingga jadilah saudara sebagai insan sejati.
Sesungguhnya agen-agen penjajah amat takut kepada “insan”. Para penjajah ingin menghancurkan nilai yang ada pada diri saudara. Janganlah berlapang dada dan janganlah berkompromi dengan mereka. Sehingga akan lahirlah “insan” di dalam universitas dan madrasah-madrasah kita, “insan” yang takut kepada Allah. Apabila terdapat INSAN MUSLIM SEJATI di negeri kita atau pun negeri Islam lainnya, maka mereka akan menjadi ancaman yang berbahaya terhadap musuh-musuh Islam. Segala strategi dan rencana jahat mereka akan menemui kebuntuan.
Menjadi kewajiban saudara untuk membina diri, agar dapat menjadi “insan” yang sejati dan sempurna pada saat saudara sedang menghadapi rencana jahat dan tekanan penjajah, musuh-musuh Islam yang terkutuk. Sekiranya saudara tidak lagi mendidik diri dan menyusun rencana yang rapi, niscaya akan dihantam dan dipukul habis-habisan setiap hari. Saudara akan bertaburan seperti debu dan buih. Demikianlah hukum Islam dan peraturannya atas saudara. Oleh karenanya, saudara bertanggung jawab sepenuhnya.
Saudara-saudara,
Wahai para ulama,
Para pelajar,
Parasantri,
Wahai kaum muslimin!
Kalian semua bertanggungjawab dalam hal ini. Tanggung jawab ulama dan para santri menduduki peringkat yang pertama, kemudian umat Islam secara keseluruhan bertanggungjawab semuanya.
Sabda Nabi yang mulia Saww,
“Setiap kamu adalah pengembala (pemimpin) dan setiap kamu mempunyai tanggungjawab terhadap yang dipimpinnya peliharaannya).”
Saudara pembela Islam, harus memperkokoh keinginan dan azam (cita-cita) sehingga sanggup menghadapi setiap kezaliman dan penindasan. Tidak ada jalan lain lagi, karena kemuliaan kalian adalah kemuliaan Islam. Kesemuanya terletak di atas usaha dan pengorbanan.
Kita berdo’a kepada Allah agar memelihara Islam dan umat Islam serta bangsa orang-orang Islam dari kejahatan musuh-musuh. Memelihara pusat-pusat pengkajian Islam dari para penjajah dan para pengkhianat.
Semoga Allah memberi kekuatan kepada para ulama Islam dan ulama marja’i yang agung dalam mempertahankan hukum-hukum syariah Islam yang suci serta menyebarkan ajaran Islam dan AI-Quran. Semoga Allah memberi hidayah kepada para ulama dan penuntut ilmu-ilmu agama Islam untuk senantiasa memberi peringatan tentang bahaya-bahaya kepada diri dan senantiasa waspada terhadap tanggung jawab mereka. Sebagaimana juga kita memohon kepada Allah agar memberi kekuatan dan kemampuan kepada para pemuda-pemudi Islam, para pelajar (para santri) khususnya dan kaum muslimin pada umumnya untuk membina, mendidik dan memberikan diri mereka.
Semoga Allah memberi hidayah kepada mereka yang sadar dan menjauhkan diri dari sikap beku dan pemalas. Sehingga mereka bersungguh-sungguh dalam pengkajian Islam dan menjadi satu shaf atau barisan yang satu untuk memotong tangan-tangan para penjajah dan musuh-musuh Islam, untuk tercapai kemuliaan mereka, mencapai kemerdekaan dan kebebasan terhadap negeri-negeri mereka.
Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, perkokohlah langkah-langkah kami serta berilah kemenangan kepada kami dalam menghadapi golongan orang-orang kafir.
Ya Tuhan kami, terimalah do’a kami ini.
Daftar Isi :
PESAN SANG IMAM 1
Penerjemah : Tim AI-Jawad 1
Penerbit : AI-Jawad Publisher 1Tahun
Penerbitan : Shafar 1421 H/Mei 2000 M 1
Khomeini, Ruhullah al-Musawi 1
UCAPAN TERIMA KASIH 2
SEKAPUR SIRIH 5
Imam Khomeini, Siapa dia? 5
PENGANTAR PENERBIT 12
PERAN AGAMA DALAM PENDIDIKAN 16
Pembersihan Diri Pemuda Penuntut Ilmu 16
Keseimbangan Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan 17
Ancaman Keruntuhan dan Kelumpuhan Pusat Pendidikan 31
Reformasi Pendidikan 36
Catatan:
[1] Kedudukan tertinggi para wali.TAUHID DAN KENABIAN
Pertolongan Ilahi
Di antara pertolongan Allah Swt. terhadap hamba-hambanya adalah dengan dikaruniai akal dan pikiran kepada mereka. Di sam ping itu mereka dikaruniai pula dengan upaya untuk membersihkan dan memperbaiki diri mereka sendiri. Bersamaan itu Allah telah mengutus para anbiya’ as. dan pemberi peringatan untuk membawa hidayah kepada mereka guna memperbaiki dan membebaskan mereka dari azab neraka jahanam.
Manakala semua jalan untuk memberi mendatangkan kesan, lalu Allah mengaruniakan kepada mereka jalan-jalan yang lain pula, yaitu berupa cobaan-cobaan. Antara lain ialah dengan bencana kemiskinan, kepapaan dan penyakit. Kesemuanya, seperti dokter yang berusaha mengobati penyakit, juga seperti seorang perawat penyakit yang berkemampuan menyembuhkan penyakit dengan pengobatan yang tepat.
Apabila seorang hamba Allah mengehal tentang pertolongan Allah, hal ini disebabkan ia diuji dengan berbagai macam dugaan sehingga ia mengenal Penciptanya. Keadaan ini dapat mendidik dirinya, dan inilah satu-satunya jalan tarbiyah dan tak ada jalan lain lagi. Apabila seseorang tidak memperbaiki dirinya dengan jalan ini dan menghasilkan kesimpulan yang dikehendakinya, berarti tidak layak untuk menikmati kelezatan surga. Sesungguhnya Allah mengujinya dengan berbagai kesulitan supaya ia selalu mengingat dan menyebut nama-Nya.
Kalau semua ini tidak mendatangkan sedikit pun manfaat kepada dirinya dan terhadap perubahan dirinya. kemudian datangalah kepadanya azab kubur dan alam barzakh setelah ia mati. Semua ini merupakan peringatan dan nasehat kepada manusia supaya ia terhindar dari terjatuh ke dalam naraka jahanam.
Kalau seseorang tidak berubah dan mendapat kesan baik dari peringatan dan ancaman, maka apakah akibat buruk yang akan menimpanya? Di sini tidak ada pilihan lagi bagi insan tersebut melainkan memberi peringatan kepadanya dengan azab neraka. Sesungguhnya seseorang yang tidak dapat menerima pengaruh dan faedah dari semua jalan ini, maka harus diluruskan dengan api neraka seperti juga logam yang hanya dapat ditukar dan dibentuk dengan menggunakan api. Dalam pembahasan ayat AI-Quran berikut dapat dilihat dalam tafsir Tabrisi. Ayat tersebut adalah:
“mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya”. (QS. an-Naba’, 78: 23)
AI-lsyasyi meriwayatkan dengan sanad dari Hamran berkata, “Aku telah bertanya kepada Abu Ja’far as. tentang ayat ini. Lalu katanya ayat ini adalah berkenaan dengan mereka yang keluar dari nereka.” Sesungguhnya keadaan ini bisa menimpa saya dan saudara betapa lamanya setiap abad itu? Allah Maha Mengetahui beribu-ribu tahun berkenaan dengan hal itu. Yang penting adalah wajib atas kita untuk beramal sedemikian rupa sehingga kita tidak sampai kepada suatu tahap, tidak kembali abad-abad yang cukup untuk membebaskan kita dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Inilah peringatan yang harus kita perhatikan supaya kita tidak ditimpa sebagaimana golongan yang tidak layak masuk surga, yakni golongan yang masuk neraka selama-selamanya.
Ya, sesungguhnya ayat ini menerangkan tentang mereka yang tidak banyak bermaksiat dan tidak sampai ke tahap yang menghalangi dirinya dari mendapat rahmat Allah dan melindunginya dari mendapat ampunan dan rahmat-Nya. Ayat ini juga menerangkan tentang orang-orang yang berhak masuk surga, walau bagaimana pun keadaannya. Marilah kita berdoa kepada Allah agar kita tidak termasuk dalam golongan untuk tidak layak mendapat rahmat Allah, kita berlindung untuk mendapat keampunan-Nya dan lebih jauh dari itu kita berlindung kepada-Nya agar tidak menjadi golongan yang hanya layak masuk neraka jahanam.
Ingatlah akan diri saudara agar jangan sampai kepada amal-amal yang menuju ke suatu tahap yang sedemikian rupa. Kalau saudara menuju ke tahap ini, niscaya akan mendapat kemurkaan Allah yang tidak lagi ada upaya untuk membebaskan diri. Takutilah azab neraka. Oleh karenanya. jauhkanlah segala usaha untuk menjadikan pusat-pusat pengkajian Islam kita sebagai tempat bertengkar dan berselisih faham yang merugikan Islam. Bersihkanlah diri dari perasaan munafik dengan memperbaiki jalan hidup melalui beribadah kepada Allah Swt. dan lihatlah kepada sahabat seperjuangan serta pandangan kasih sarang dan lemah lembut.
Hendaklah saudara mengambil sikap yang baik terhadap mereka dengan menyuruh dalam perkara yang baik serta melarang mereka dalam perkara yang munkar. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, akan menghormati orang-orang yang melalui jalan petunjuk serta beramal saleh dengan menjadikan mereka orang yang paling dikasihi (dicintai), dan pergaulilah mereka sebagai sahabat di dunia dan akhirat.
Didiklah diri sendiri sekiranya saudara ingin membawa hidayah kepada ummah dan membimbing mereka. Pribadi yang tidak mampu mendidik dirinya sendiri kepada orang lain dan tidak akan mampu memperbaiki kemauan mereka.
Kita yang sedang melalui bulan Sya’ban. hendaklah saudara bersungguh-sungguh berjihad untuk mendapat kemampuan dari Allah melalui taubat. sehingga saudara mempunyai persiapan untuk menyambut bulan Ramadhan yang berkat itu dengan jiwa yang bersih dan hati yang sejahtera.
Menjadi Tamu Allah di Bulan-Nya
Bertepatan dengan riwayat-riwayat dari Rasulullah Saww. yang agung bahwa seluruh hamba-hamba Allah Swt. akan menjadi tamu Allah pada bulan Ramadhan yang berkah itu.
Rasulullah Saww. bersabda:
“Wahai manusia sesungguhnya akan datang kepada kamu bulan Allah dan sesungguhnya kamu diseru kepadanya menjadi tamu Allah”. (Wasail Jilid 2, hIm. 227)
Apakah yang saudara lakukan dalam hari-hari pada bulan ini seperti yang telah diterangkan, berfikir dan memperbaiki diri dengan menghadap sepenuhnya kepada Allah yang menjadi Penciptamu. Hendaklah saudara meminta ampunan dari Allah dari kesalahan yang saudara lakukan dan sekiranya saudara dapati bahwa diri saudara telah melakukan dosa besar, maka tidak ada pilihan lain melainkan bertaubat kepada Allah, niscaya Allah akan melapangkan kepada saudara. Terpulanglah kepada saudara kalau ingin melahirkan sifat dendam, mengumpat, menuduh. Mengadu domba atau perbuatan dosa apapun pada bulan yang mulia ini. Tetapi seandainya saudara berbuat demikian berarti saudara telah melakukan kejahatan dan kesalahan sebagai tamu. Dan sekiranya saudara mencemaskan diri dengan maksiat yang keji berarti telah mencemarkan kedudukan sebagai tamu Allah Swt.
Oleh sebab itu, sekiranya saudara diseru untuk menjadi tamu Allah, maka hendaklah saudara mempersiapkan diri menghadapi undangan yang agung ini. Mestilah saudara menghiasai diri dengan adab kesopanan, sekurang-kurangnya dari segi gambaran lahiriah. Tetapi adab kesopanan yang hakiki adalah dengan sungguh-sungguh melalui kelelahan dan kesulitan.
Berpuasa bukanlah berarti menahan diri dari makan dan minum semata-mata. Apa yang menjadi kewajiban juga dalam berpuasa ini adalah menjauhi segal a maksiat. Ini merupakan adab sopan yang utama dalam melaksanakan perintah berpuasa yang dikatakan pada perintah awal tadi, yaitu melakukan pendidikan ruhani. Adapun sudah tentu mereka harus memiliki peradaban yang lebih tinggi lagi.
Karena sekurang-kurangnya saudara berpegang dan beramal dengan adab yang utama ini, yaitu menahan diri dari melakukan maksiat dengan menjaga lidah dari mengumpat, kekejian, menuduh, dusta dan berkata-kata tentang perkara-perkara yang buruk serta sekaligus mengeluarkan dari hati sifat dengki dan dendam serta sifat keji yang lain.
Di samping itu hendaklah saudara tidak mengambil keputusan yang benar-benar selain daripada Allah, yaitu dengan membersihkan amal dari sifat riya’ atau menampakkan kelebihan. Hendaklah saudara musnahkan sama sekali sifat-sifat untuk mencari keuntungan dan bermuka kepada yang lain selain dari Allah, seperti syaitan, jin dan manusia.
Tetapi kita nampaknya terlalu jauh untuk menjadi golongan yang sampai ke tahap keimanan yang tertinggi, mencapai tahap berpuasanya seorang yang menjauhkan diri dari dosa. Sekiranya keadaan seperti ini tidak bisa, niscaya puasanya tidak diterima oleh Allah dan tidak terangkat ke hadirat-Nya. Sebab amal yang diterima oleh Allah adalah bukan sekedar sahnya saja dari segi syariat, tetapi lebih jauh dari itu.
Jika saudara telah melalul bulan Ramadhan tetapi tingkah laku dan perjalanan hidup tidak jauh berubah seperti sebelum kedatangan bulan Ramadhan, maka ketahuilah bahwa saudara belum menerima seruan dakwah seperti yang dikehendaki dan belum memenuhi tuntutan menjadi tamu Allah Yang Maha Agung. Ketahuilah bahwa bulan Ramadhan adalah bulan Allah, yaitu ketika pintu-pintu rahmat Allah terbuka lebar dan manakala syaitan yang terkutuk itu dipasung dan diikat terbelenggu.
Seandainya saudara tidak berusaha mendidik diri dan ruhani pada bulan ini dan jika tidak menolak tuntutan-tuntutan hawa nafsu yang menyeleweng itu. Maka betapa sulitnya membiarkan kesempatan yang terbuka itu niscaya tidak akan mengambil faedah-faedah yang tertinggi dari wadah keimanan yang agung dan melimpah ruah itu.
Oleh karena itu, persiapkanlah diri dengan melawan desakan syaitan sebelum kedatangan bulan Ramadhan, karena apabila berada pada bulan tersebut dalam keadaan syaitan terikat dan terbelenggu, sedangkan saudara masih melakukan perangai dan tindakan buruk, niaka tidak akan ada peluang sebaik itu lagi bagi saudara.
Sesungguhnya manusia telah sampai ke suatu tahap memiliki dosa dan maksiat yang banyak adalah akibat dari kebiasaan yang senantiasa mengikuti bisikan dan keraguan yang dibawa oleh syaitan. Selanjutnya, mereka yang bersikap demikian adalah karena terlalu dikuasai oleh kesesatan dan kejahilan yang meliputi hatinya. Boleh dikatakan bahwa celupan (sibghah) syaitan telah menyerap segenap jalan hidup dan tindak-tanduknya.
Sesungguhnya sibghah syaitan itu bertentangan dengan sibghah Allah. Akibat tiadanya celupan Allah membawa mereka mengikuti hawa nafsu yang serakah, oleh sebab itu sekurang-kurangnya menjadi kewajiban terhadap diri sendiri untuk memperhatikan diri sendiri dengan sungguh-sungguh pada bulan ini. Dalam waktu yang sama menjadi kewajiban atas saudara untuk menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak diridhai Allah Swt.
Pada hari ini, dalam majelis ini hendaknya kita berikrar kepada Allah dan mengambil keputusan dari janji untuk tidak mengumpat, tidak menggunjing dan tidak memburuk-burukkan atau menyinggung perasaan salah seorang dari kita. Pada bulan ini hendaklah saudara menguasai lidah, mata, tangan dan telinga saudara serta membimbingnya. Perhatikanlah amalan dan perkataan saudara. Mudah-mudahan dengan kesungguhan perhatian ini menjadi faktor terpenting untuk mendapatkan pertolongan rahmat dan kasih sarang Allah.
Semoga hasil dari pelaksanaan amalan suci sepanjang bulan Ramadhan dan sepanjang terbelenggunya syaitan, dapat membentuk diri menjadi orang yang saleh dan syaitan tidak dapat lupa memperdaya dan menimbulkan keraguan sedikit pun terhadap saudara. Sungguh saya menekankan titik persoalan yang penting ini. Bersungguh-sungguh beramal dengan tujuan hendak melaksanakannya, serta memperhatikan perkataan yang memang ingin saudara katakan atau sesuatu yang ingin saudara dengar berdasarkan hukum Islam.
Semua ini merupakan adab sopan berpuasa yang utama dan hendaklah menghiasi diri dengannya. Jika saudara melihat seseorang yang mencoba membuat fitnah di antara satu dengan yang lain, maka damaikanlah di antara keduanya dan katakanlah kepadanya, “Kita diperintahkan agar menjauhkan diri dari perkara-perkara yang haram pada bulan ini”, sekiranya saudara tidak mampu mencegahnya, maka tinggalkan mereka. Sebab umat Islam harus meluruskan apa yang terjadi di sekeliling mereka.
Barangsiapa yang tidak memperbaiki umat Islam dengan tangan, lidah dan matanya, hal ini menunjukkan ia bukan lagi seorang muslim yang sebenarnya, tidak lebih hanyalah dari segi lahirnya saja tetapi tidak secara keseluruhannya. Dia hanya berkata, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah....” tanpa berpegang teguh memenuhi tuntutan LA ILAHA ILLALLAH. Imam Ja’far ash-Shadiq as. Berkata, “Rasullah Saww. bersabda yang artinya: Ketahuilah, akan aku kabarkan kepadamu bagaimana seorang mukmin itu dapat disebut mukmin yaitu dengan memperbaiki keadaan masyarakat dengan diri dan harta mereka.
Ketahuilah, akan aku kabarkan kepadamu tentang seorang muslim? Adalah siapa saja yang membawa keselamatan kepada manusia dengan tangan dan lidahnya.” (Sanatul Bihar)
Oleh karenanya, jika saudara mencoba untuk menjatuhkan harga diri atau memburuk-burukkan seseorang di antara kaum muslimin, niscaya Allah tidak akan memberi kelowongan dan kemudahan kepada saudara. Adalah sangat tidak baik apabila mengumpat atau menodai kehormatannya, karena semestinya saudara mengetahui bahwa saudara sedang berada di perantauan menuju Allah Swt. dan sedang berhadapan dengan hidangannya yang suci, Sadarlah bahwa saudara sedang menjadi tamu Allah dan dalam waktu yang sama saudara tidak sopan kepada hamba-hamba-Nya di hadapan Allah. Karena dengan menghina hamba-hamba Allah itu sebenarnya sama dengan menghina Allah (Yang Menciptakannya),
Sebenarnya orang-orang tersebut adalah hamba-hamba Allah, terutama apabila mereka berada di atas jalan keimanan, ilmu pengetahuan dan takwa. Janganlah saudara membiarkan dosa itu bertambah. Karena akibatnya terlalu berbahaya. Sebab manusia sering membiarkan dirinya melakukan dosa-dosa akan ditimpa akibat buruk, kelak ketika menghadapi kematian, ia akan mendustakan Allah dan mengingkari ayat-ayat-Nya.
Allah berfirman:
“Kemudian, kejahatan akibat yang menimpa orang-orang yang mengerjakan kejahatan. lantaran mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka memperolok-olokkanya”. (QS. ar-Ruum. 30: 10)
Inilah natijah (kesimpulan) buruk dan membiasakannya tidak saja menimbulkan kerusakan, tetapi membawa kehancuran seluruhnya. Prasangka buruk, mengumpat, mencela, dan menghina seorang muslim adalah bertolak belakang dengan garis ini. Inilah maksiat yang meliputi hati seseorang sehingga ia berkembang, menguasainya dan akhirnya menjadikan kepekatan hati hingga kejam. Keadaan ini akan menghalangi untuk mengenal Allah dengan penuh keimanan. Sehingga akhirnya dia akan mengingkari Allah, kebenaran, iman serta mendustakan ayat-ayat Allah Swt.
Dipetik dari sebagian riwayat yang mengatakan bahwa amalan-amalan kita kelak akan dibeberkan dihadapan Rasulullah Saww.
Maka ketika beliau melihat amalan-amalan saudara, beliau mendapati bahwa kesalahan-kesalahan dan dosa lebih menonjol. Alangkah keadaan ini sangat membingungkan beliau. Sesungguhnya ketika Rasulullah melihat daftar kegiatan amalan-amalan yang dipenuhi dengan umpatan, tuduhan, memburuk-burukkan umat Islam serta melihat bagaimana beratnya kecenderungan terhadap dunia juga kebendaan.
Kemudian beliau juga melihat bagaimana keadaan hati saudara yang melukiskan permusuhan, hasut, dengki, khianat dan prasangka buruk. Betapa malunya beliau, karena umatnya tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah.
Sesungguhnya seorang yang mempunyai ikatan dengan saudara walaupun mungkin hanya khadam atau orang suruhan (pelayan) saudara sekalipun, bila dia melakukan dosa atau amalan yang tercela, niscaya akan membawa aib kepada saudara.
Begitu juga dengan saudara, yang mempunyai hubungan dengan Rasulullah. Seandainya saudara memasuki pusar pengkajian Islam, sudah tentu saudara mempunyai hubungan erat dengan pengetahuan Islam, AI-Quran al-Karim dan Rasulullah Saww. Oleh karenanya, seandainya saudara melakukan amalan buruk dan dosa, sudah barang tentu akan menyangkut hubungan dengan Rasulullah, dan tentunya saudara akan dilaknat Allah. Ingatlah, agar sekali-kali janganlah saudara menjadi sebab yang menjatuhkan dan menjerumuskan Rasulullah dan keluarganya yang suci itu.
Sesungguhnya hati manusia itu ibarat cermin yang bersih dan berkilau, karena ia menerima bias dari keadaan dunia serta dosa yang banyak. Oleh karena itu, apabila seseorang mampu melakukan ibadah puasa sekurang-kurangnya dengan niat yang ikhlas dan bersih dari riya’ atau pamer (saya tidak mengatakan tentang semua ibadah yang mensyaratkan keikhlasan dalam melaksanakannya), maka ia telah berhasil mengambil faedah dari bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.
Dia telah melakukan ibadah puasa dengan menjauhi keinginan nafsu syahwat dan menjauhkan diri dari kepentingan lain selain dari Allah. Dengan demikian, ia telah melakukan ibadah puasa sebagaimana yang dituntut oleh Islam. Seseorang yang telah berbuat demikian, akan mendapat pertolongan dari Allah, karena ia telah berhasil menolak segala kecemaran dunia dan kegelapan dosa. Mudah-mudahan dengan ini menjadi sebab seseorang terhindar dari dunia dan kelezatannya yang melalaikan, lebih-lebih lagi dengan datangnya malam Lailatul Qadar, menyebabkan ia akan menjadi hamba pilihan Allah yang terpancar dalam dirinya cahaya hidayah yang hanya dapat dicapai oleh para wali dan orang-orang berimap serta suci.
Sesungguhnya ganjaran hakiki dari ibadah puasa adalah sebagaimana firman Allah (dalam hadis Qudsi) yang artinya:
Berpuasa itu adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi ganjarannya.
Adapun apabila seseorang ingin menjadikan nilai puasanya hanyalah sekedar mulutnya tidak kemasukan makanan, padahal mulut masih terbuka dalam mempuat fitnah dan mengumpat. Sementara malam-malam Ramadhan hanya untuk memenuhi perut dengan makanan dan melakukan perbuatan hina dengan mengumpat dan memfitnah sepanjang waktu serta melakukan penghinaan terhadap orang-orang beriman, niscaya sia-sialah puasanya dan tak mendapat faedah sama sekali. Malahan dia telah tercemar sebagai tamu Allah dan hilanglah haknya untuk menikmati rahmat yang dikaruniakan oleh Allah kepada manusia.
Allah telah memberikan karunia-Nya kepada umat manusia sebelumnya dengan berbagai jalan dan hal-hal yang memberi faedah kepada manusia. Allah telah menyediakan jalan untuk mencapai kesempuranaan dengan mengutus para anbiya’ as. serta menurunkan kitab-kitab suci (samawi) yang bertujuan untuk mengantarkan manusia kepada martabat yang agung dan cahaya yang bersinar. Allah juga telah mengaruniakan upaya kemanusiaan, akal, pencapaian dan berbagai kemuliaan kepada Bani Adam.
Baiklah, bila Allah Maha Agung yang telah mengaruniakan kepada kita nikmat-nikmat dan menyerukan kita menjadi tamu-Nya pada bulan penuh berkah ini, sementara kita menerima amalan-amalan yang buruk? Adakah benar sementara kita menghadapi dan menikmati hidangan Allah yang disediakan itu kemudian kita ingkar dan berlaku curang.
Logiskah jika kita bersikap demikian sementara berbagai persiapan disediakan kepada kita untuk menerima hidayah Allah?
Amalan-amalan anda akan dibentangkan. Ketika ia melihat sesuatu perbuatan maksiat, itulah hal yang menjelek-jelekkannya. Maka, janganlah menjelek-jelekkan Rasulullah Saww. dengan berbuat buruk, maksiat kepada-Nya!
Tidak bolehkah seseorang disebut kafrun ni’mah apabila seseorang melakukan perbuatan kriminal, perbuatan jahat dan kekejian, sementara ia berada dalam majelis dan hidangan Allah? Semestinya seorang tamu mengetahui benar-benar, sekurang-kurangnya kedudukan tuan rumah atau yang mengundangnya, dengan sopan santun sebagai para undangan kehormatan. Amat wajar baginya untuk berhati-hati agar tidak menimbulkan tindakan yang bertentangan dengan akhlak dan aturan-aturan. Karenanya tamu Allah wajib mengetahui maqam atau kedudukan Allah Yang Maha Besar, yang memiliki Kemuliaan dan Kebesaran. Kedudukan inilah yang menyebabkan para Nabi as. dan pengikutnya berusaha meningkatkan ma’rifat atau pengenalannya kepada Allah dengan pemahaman yang sempurna. Senantiasa mereka berharap agar sampai kepada perbendaharaan yang agung, seperti permohonan berikut ini:
“Dan sinarilah penglihatan hati kami dengan cahaya yang menuju kepada-Mu, sehingga penglihatan hati kami membakar penutup cahaya ini dan menyampaikan (kami) kepada perbendaharaan yang agung”.
Sesunguhnya tamu-tamu Allah akan memasuki perbendaharaan yang agung dan memanggil hamba-hamba serta para undangan-Nya untuk berusaha mencapai tahap pencapaian yang tinggi, dengan menyertai seruan ini dan menghadiri undangan-Nya sebagai hamba-hamba dan tamu-Nya yang baik. Allah senantiasa menyeru hamba-hamba-Nya untuk memperbanyak amalan kebaikan dan kelezatan ruhani, untuk itu jika hamba-hamba-Nya tidak mempunyai kepribadian dan sikap yang sedemikian, walau ia turut serta dalam kancah kebenaran. Bagaimana mungkin dia dapat menghadiri undangan di hadapan Allah yang merupakan perbendaharaan yang agung.
Hamba-hamba Allah hendaklah berpartisipasi dalam undangan ini dengan segala upaya ruhaniah yang ada padanya. Mereka tidak boleh menghadiri undangan ini dengan berakhlak buruk dan hina serta melakukan maksiat, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi. Maka perintah Allah memerlukan kepada usaha untuk mempersiapkan rencana yang mantap. Tidak mungkin seseorang dapat mencapai pengertian ini jika masih diselimuti oleh dosa-dosa dan dengan hati yang masih dikuasai oleh maksiat serta kekejian. Karena seseorang yang bersikap demikian itu, kezaliman akan menutup di antara dia dan kebenaran itu sendiri.
Bi’tsah Rasul Saww
Sesungguhnya tujuan Bi’tsah Rasul adalah sebagaimana yang telah disebutkan Allah dalam surat ke 62: 2
“Dialah yang mengutus kepada ummiyin (orang-orang yang buta huruf) seorang Rasul dari mereka agar membacakan ayat-ayat-Nya dan membersihkan diri-diri mereka serta mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan Hikmah”.
Maka tujuan Bi’tsah adalah penyucian dan pembekalan al-Kitab dan Hikmah sebagaimana yang tertera dalam ayat di atas.
Risalah Nabi mengandung beberapa tujuan, diantaranya adalah :
1) Membacakan ayat-ayat-Nya kepada seluruh manusia. Yang dimaksud dengan ayat-ayat Allah adalah AI-Quran. Maka tujuan Bi'tsah Rasul ialah menyampai- kan kitab ini dan membacakannya kepada sekalianumat man usia.
Walaupun seluruh .alam semesta serta isinya merupakan ayat-ayat (tanda-tanda) Allah Swt. dan mencakup seluruh tujuan Bi'tsah para Rasul dan Nabi. Juga AI-Quran adalah suatu hidangan yang disajikan untuk umat manusia melalui Rasulul'ah Saww. agar mereka dapat memanfaatkannya.
Kitab dan hidangan ini, yang telahmenyebar di Timur dan Barat sejak masa turunnya wahyu hingga hari akhir, merupakan sebuah kitab dimana seluruh manusia dapat mengambil manfaat darinya, baik ulama, filosof, arif, fakih maupun awam. Sebagaimana kitab ini turun dari alam gaib ke alam nyata (dunia), juga turun dari tempat yang tinggi (firman Allah) ke suatu tempat dimana seluruh manusia dapat mengamalkannya. Terdapat di dalamnya topik-topik yang sangat menarikuntuk dikaji. Tema-tema khusus yang menjadi bahan garapan ulama filosof, arif dan berbagai spesialis disiplin lain.
Sekalipun banyak dari tema-tema itu tidak dapat diinterpretasikan oleh selain para Nabi dan wali. Sebagian lagi hanya para arif, filosof dan para fakih, yang mampu memahami dan mencemanya (tentu dengan memahami ucapah para maksum dalam menjelaskan AI-Quran). Inilah hidangan yang tersedia untuk seluruh umat manusia.
Sebagaimana AI-Quran mengandung masalah-masalah keagamaan, juga terdapat masalah-masalah politik, sosial, kebudayaan. militer dan lain-lain. Maka tujuan dari penurunan kitab suci ini dan pengutusan Rasulullah Saww. ialah menjelaskannya dan menyempurnakan hujjahnya sesuai dengan apa yang yang telah diberikan kepada seluruh umat manusia dari kesucian fitrahnya.
Tetapi hal yang sangat disarangkan. Banyak orang, bahkan ulama belum dapat menjalankannya sesuai dengan yang dikehendaki Allah Swt. Maka seluruh manusia memiliki tugas terpenting yaitu keharusan berusaha dengan akal fikiran dan kemampuan mereka untuk memahami dan mengamalkan kitab ini. Dari sini tampak AI-Quran diturunkan untuk seluruh tingkatan tanpa memandang aliran apapun. Sekali lagi bahwa AI-Quran tidak dapat dipahami kecuali para maksum dan brang-orang yang belajar dari mereka. Bertaadabbur[1] sangat membantu mengenal dan memahami AI-Quran. karena itu sebagian besar dari ayat-ayatnya dapat dipahami oleh seluruh manusia.
Jadi salah satu tujuan Bi’tsah Rasul ialah, penyampaian AI-Quran yang sebelumnya berbentuk gaib. ada dalam ilmu Allah Swt lewat perantara seorang mulia yang mempunyai hubungan dengan alam gaib karena usahanya yang sangat agung. Fitrah Tauhid yang hakiki dan kemampuan akal pikirannya luar biasa yang dimiliki Rasulullah dengan seluruh cara yang menghubungkan beliau dengan alam gaib, maka turunlah kitab suci ini kepada beliau Saww. Sekalipun tidak turun secara langsung.
2) Sisi lain dari tujuan Bi’tsah ialah menghamparkan hidangan ini sebagai lambang penyempurnaan aka! manusia dan penyadaran latar belakang mereka sejak masa turunnya hingga berakhirnya alam semesta. Dan ini termasuk tujuan agung dan pemenuhan fitrah seluruh insan. Mungkin salah satu tafsir kalimat “At-Tiwalah” ialah, beliau Saww. membacakan kepada mereka untuk membersihkan diri mereka dan mengajarkan mereka suatu pendidikan yang universal (kebahagian manusia).
Maka tujuan lain dari Bi'tsah ialah penurunan wahyu dan AI-Quran. Ada pun tujuan dari pembacaan AI-Quran atas manusia ialah “Tazkiyah an-Nafs” (penyucian diri), dan mengeluarkan jiwa manusia dari alam kegelapan yang menyelimutinya. Karena jika jiwa sudah bersih maka ia mempunyai potensi untuk mempelajari kitab dan hikmah, serta memiliki kesiapan untuk mendatangi AI-Quran dengan pasrah.
Tazkiyah an-Nafs satu-satunya cara memahami kitab dan hikmah. Karena tidak seluruh manusia dapat memahami cahaya AI-Quran yang turun dari alam gaib ke alam nyata. Seandainya tanpa Tazkiyah an-Nafs (penyucian atau pembersihan diri), maka ia tidak mendapatkan kemudahan untuk memahami kitab serta hikmah ini bahkan menjadi suatu bencana baginya. Yang paling penting adalah menjauhkan diri dari hawa nafsu.
Selama manusia tetap dalam hijabnya (dosa). Maka ia tidak akan memahami AI-Quran yang merupakan sebuah cahaya, sebagaimana yang telah disebutkan dalam AI-Quran. Maka hijab (dosa) menghalangi manusia dari pemahaman AI-Quran. Walaupun sekelompok manusia menganggap dirinya mampu memahaminya, namun sesungguhnya dirinya tidak memahaminya jika dia belum keluar dari hijab yang gelap gulita dan masih berada dalam penjara hawa nafsunya (ujub) dan seluruh penyakit-penyakit jiwa....maka dia tidak akan mendapat pantulan cahaya ini (AI-Quran) dalam hatinya.
Cita-Cita Para Nabi Mencapai Makrifatullah
Ada dua hari besar yang kita rayakan hari ini yang pertama hari Raya Maulid Nabi Saww dan yang kedua hari Raya Milad Imam Ja’far ash-Shadiq as. Semoga Allah memberkahi kehidupan seluruh muslimin, khususnya muslimin Iran.
Seperti yang dikisahkan oleh riwayat-riwayat saudara kita Ahlu Sunnah, bahwa telah terjadi berbagai peristiwa menarik pada saat kelahiran Rasulullah Saww. yang diantaranya adalah: runtuhnya gerbang dan empat belas pilar istana kekaisaran Persia, padamnya api sesembahan di Fars (Iran) dan tumbangnya patung-patung ke tanah.
Runtuhnya istana kekaisaran Persia barangkali sebuah isyarat bahwa istana kezaliman yang berpusat di kekaisaran Persia bakal runtuh pada masa Rasulullah Saww.
Karena itu bertentangan dengan apa yang biasa didengungkan oleh para penyair dan orang-orang istana serta ruhaniawannya, bahwa Anusyirwan (raja Persia) adalah seorang kaisar yang adil, bahkan mereka membuat riwayat palsu tentang keadilannya dengan mengarang cerita bahwa Rasulullah pernah berkata: “Sesungguhnya aku dilahirkan pada masa kekaisaran Anusyirwan yang adil”, sesungguhnya Anusyirwan adalah seorang raja Sasanid yang zalim.
Riwayat Anusyirwan di atas jelas palsu. Selain tidak mempunyai sanad sama sekali dan termasuk hadis mursal, para uIama hadis sepakat menyatakan kepalsuannya. Ya, sebuah hadis yang sangat jelas kepalsuannya.
Seorang Anusyirwan tidak dapat dikatakan adil dan dia adalah penguasa yang zalim karena pada masanya terdapat empat-lima kelas masyarakat atau kasta istimewa. Kaisar sendiri, putra-putra kaisar, para bangsawan, orang-orang ini tidak sama dengan rakyat biasa. Mereka lebih tinggi dan lebih mulia, sementara rakyat jelata adalah kelas yang paling rendah, maka mereka harus bekerja. Sedangkan para kasta tinggi, karena mereka adalah kelas istimewa yang menyebabkan mereka yang berhak menikmati hasilnya. Rakyat wajib membayar pajak sedangkan kasta tinggi tidak perlu. Mengabdi negara, menjadi tentara, dan berperang, semua itu adalah tugas kasta rendah bukan kewajiban kasta tinggi. Justru rakyat harus mengabdi kepada mereka.
Para kasta tinggi ini tidak akan membiarkan rakyat menuntut ilmu sehingga belajar tertutup bagi mereka. Seperti yang dikisahkan dalam “Kisah Raja-Raja”, bahwa suatu saat tentara Anusyirwan kekurangan biaya. Mereka menutut rakyat ikut menyumbang. Ketika mereka mendatangi seorang “tukang sepatu”, ia bersedia memberi bantuan tetapi dengan syarat diizikan belajar. Anusyirwan menolak dan mengatakan bahwa jika kasta rendah diberi kesempatan belajar dan menjadi orang pintar maka mereka akan turut campur dalam urusan negara. Hal ini tidak mungkin, katanya.
Inilah contoh keadilan Anusyirwan! Sejarah merekam bahwa para raja ini melakukan berbagai tindakan kezaliman. Saya tidak yakin bahwa ada di antara mereka orang-orang baik tapi propaganda begitu besar. Misalnya terhadap Shah Abbas. Padahal dalam jajaran Shafaiyah rasanya tidak ada orang yang sejahat Shah Abbas. Demikian pula terhadap Nasirudin Syah, adalah seorang diktator yang tiada bandingannya.
Propaganda-propaganda seperti itu selamanya ada. “Keadilan” si Anusyirwan tak ubahnya seperti “cinta damainya” Presiden Amerika atau seperti Komunis Soviet. Dan sampai sekarang propaganda-propaganda seperti itu terus dilakukan. Tapi orang-orang yang tidak tahu apa-apa mengira bahwa Anusyirwan, seperti yang digambarkan oleh propagandis-propagandisnya, entah para penulis sejarah, penyair, atau orang-orang istana, memang seorang yang adil! Presiden Amerika seorang yang cinta damai! Seorang yang demokrat! dan sebagainya. Padahal kalian tahu persis bahwa tidak demikian adanya.
Sedemikian rupa mereka gembar-gemborkan bahwa mereka anti terorisme, padahal justru merekalah yang teroris dan pusat terorisme dunia.
Mereka menuduh Iran mendukung terorisme sebab Iran tidak mempedulikan mereka, dan inilah ukuran terorisme buat mereka. Menentang berarti terorisme, tapi pembantaian demi pembantaian yang mereka lakukaan, pembunuhan demi pembunuhan yang mereka kerjakan bukan terorisme.
Boleh jadi runtuhnya empat belas pilar dalam istana Persia itu sebagai isyarat bakal runtuhnya kezaliman pada abad ke empat belas atau setelah empat belas abad. Dan memang terbukti, Alhamdulillah. Kekejaman monarkis telah berakhir setelah empat belas abad dari peristiwa itu.
Tumbangnya patung-patung itu ke bumi juga sebagai isyarat bahwa patung-patung yang ada ini bakal tumbang semuanya. Apakah patung-patung itu terbuat dari tembaga atau patung-patung manusia. Semua ini bersifat hancur, hanya nyali kita saja yang kecil. Di mata Allah dari dulu sampai sekarang dunia ini sama saja, tidak ada sana dan tidak ada sini sehingga membuatnya berjauhan. Semuanya dekat dan gampang, namun kita sendiri yang menilainya jauh dengan memerlukan waktu sampai seribu tahun atau dua ribu tahun, padahal tidak demikian. Semuaitu sangat dekat dan segera terjadi. Tumbangnya sesembahan-sesembahan api dan penyembah-penyembah berhala sesuatu yang tidak dapat dielakkan, Insya Allah.
Saya berharap mudah-mudahan Allah Swt memberikan keselamatan kepada muslimin Iran dan menjadikan Pekan Persatuan ini betul-betul dapat mewujudkan persatuan. Kita tidak melakukan Pekan Persatuan ini sekedar bersifat srimonial saja, tapi betul-betul membutuhkan persatuan untuk sepanjang masa dan untuk selamanya. AI-Quran yang memerintahkan kita bersatu, memerintahkan seluruh Kaum muslimin bersatu. Bukan hanya untuk satu tahun, sepuluh tahun, atau untuk seratus tahun tapi untuk selamanya dan untuk semua dunia. Kita perlu memujudkan persatuan ini dan perlu selalu memeliharanya. Persatuan sesama bangsa Iran dan sesama muslimin lainnya, sehingga kaum muslimin mampu menghadapi musuh-musuhnya dengan satu tangan. lnsya Allah, Allah akan memberikan dukungan-Nya kepada Kita sekalian.
Kita tidak boleh gentar menghadapi propaganda-propaganda negatif ini. Jangan biarkan perasaan gentar itu memasuki diri kita, semuanya kita. serahkan pada Allah karena Kita memiliki Allah. Dialah Yang Mahakuasa, Dialah Yang Mahamampu, tidak ada kekuatan apa pun di dunia ini selain kekuatan-Nya. Jadi serahkan persoalannya Kepada Allah. Kita harus jalan terus dan sedikitpun tidak boleh gentar. Tuhan selalu bersama kita dan Dia akan memelihara kita dari segala mara bahaya, Dia yang akan menjaga negara ini dan menyelamatkannya. Tapi kita harus ikhlas kepada-Nya.
Sampai saat ini cita-cita para Nabi baru sedikit yang terpenuhi. Ya, sangat sedikit. Tapi saya khawatir, jangan-jangan besok pagi para ruhaniawan penjilat istana sudah memutarbalikkan pernyataan-pernyataan saya ini dan mengatakan bahwa si Fulan mengatakan Nabi tidak dapat melakukan apa-apa. Jika cita-cita para Nabi sudah terpenuhi semuanya, maka apa arti semua kebejatan yang ada di dunia ini? Jika seperti yang mereka katakan, berarti semua kebejatan ini adalah cita-cita para Nabi? Tidak demikian adanya. Tidak semua cita-cita para Nabi telah terpenuhi.
Cita-cita para Nabi lebih besar dari apa yang mereka bayangkan. Pemerintahan bukan tujuan para Nabi. Pemerintahan hanya sebagai sarana mencapai tujuan yang lain, bukan tujuan itu sendiri. Semua tujuan para Nabi kembali kepada satu tujuan yakni ma’rifatullah, mengenal Allah. Apa saja yang terjadi di dunia ini; Apa saja yang dilakukan para Nabi itu, semuanya dilakukan dalam rangka mencapai ma’rifatullah ini. Jika ma’rifatullah ini berhasil dicapai, maka yang lain dengan sendirinya mengikuti. Kebejatan-kebejatan yang terjadi di dunia ini karena mereka tidak mengenal Allah, karena mereka tidak memiliki iman. Tapi jika ada iman kepadaAllah, maka dengan sendirinya keutamaan-keutamaan akan menggiringnya.
Inilah yang dikejar para Nabi Allah. Secara bertahap mereka mengarahkan umat manusia supaya mengenal Allah, sedang yang lainnya hanya sebagai pengantar untuk mengenal Allah. Para Nabi adalah wujud rahmat Allah di muka bumi. Karena itu, mereka sangat prihatin melihat umat manusia menggiring diri mereka sendiri menuju neraka. Mereka ingin sekali supaya seluruh manusia-manusia menjadi baik, ingin sekalisupaya seluruh manusia mengenal Allah supaya seluruh manusia bahagia. Hati mereka tidak kuat melihat umat manusia menggiring diri mereka sendiri ke neraka, hat ini diisyaratkan oleh AI-Quran melalui firman-Nya,
Boleh jadi engkau akan mencelakakan dirimu sendiri karena mereka belum beriman. (QS. asy-Syu’araa’, 26: 3)
Karena itu tujuan utama para Nabi adalah bagaimana supaya manusia mengenal Allah.
Demikian juga yang dapat kita lihat dalam do’a-do’a para Imam. Do’a Kumail misalnya, Imam ‘Ali as. mengungkapkan: Tuhanku! mungkin aku dapat menahan panasnya api neraka. Tapi jelas aku tidak dapat berpisah dengan-Mu”. Lihat pula dalam Munajat Sya’baniyah. Do’a-do’a para Imam mengandung penjelasan tentang cita-cita para Nabi itu yaitu cita-cita yang dengan jelas dapat kita lihat dalam ayat-ayat AI-Quran, karena AI-Quran adalah sumber segala ma’rifat, tolok ukur mengenal Allah.
Memang tidak gampang memahami kedalaman AI-Quran. Yang memahaminya adalah orang-orang yang man khutiba bih, yaitu orang-orang yang diajak berbicara oleh AI-Quran dan yang mempunyai hubungan dengan Rasulullah Saww. Mereka yang tahu betul apa tujuan Nabi itu. Kita-kita ini jauh dari mereka dan ketinggalan. Betapapun demikian, karena rahmat-Nya yang amat luas. Dia akan menerima dari kita yang tidak berarti ini, dengan syarat kita harus terus melakukannya yaitu dalam tindakan, ilmu, akhlak kita, dan sebagainya. Bila kita melakukannya kita akan mendapatkan sorga, namun tujuan para Nabi jauh di atas itu. Bukan pula terlepas dari api neraka, tapi lebih berada dibalik semua itu. Kita tidak dapat menjangkaunya, walaupun demikian kita harus terus bergiat menjalankan tuntunan-tuntunan para nabi, menjalankan syariah Islam yang penjelasan-penjelasannya dapat kita lihat dalam al-Kitab dan al-Sunnah.
Kita mohon Kepada Allah semoga kita diberikan taufik dan hidayah-Nya supaya kita dapat berbakti Kepada Allah, berbakti Kepada Islam, dan berbakti Kepada hamba-hamba Allah, kita meminta kepada-Nya. Demikian pula supaya Rasullullah Saww. dan Imam ash-Shadiq as. yang hari ini adalah hari Kelahiran mereka berdua ridha Kepada kita. Semoga Anda semua sukses.
Daftar Isi
PESAN SANG IMAM 1
(bagian 3) 1
Penerjemah : Tim AI-Jawad 1
Penerbit : AI-Jawad Publisher 1
Tahun Penerbitan : Shafar 1421 H/Mei 2000 M 1
Khomeini, Ruhullah al-Musawi 2
UCAPAN TERIMA KASIH 3
SEKAPUR SIRIH 6
Imam Khomeini, Siapa dia? 6
PENGANTAR PENERBIT 13
TAUHID DAN KENABIAN 17
Pertolongan Ilahi 17
Menjadi Tamu Allah di Bulan-Nya 21
Bi’tsah Rasul Saww 32
Cita-Cita Para Nabi Mencapai Makrifatullah 36
Catatan:
[1] Perenungan terhadap ayat-ayat Al-QuranPesan Sang Imam (Bagian Keempat)
DO’A DAN PENYUCIAN JIWA
Do’a di Bulan Sya’ban Cermin Persiapan Jihad
Dalam hadis-hadis yang mulia memberikan perintah supaya membaca do’a ini pada setiap hari bulan Sya’ban. adakah saudara melakukannya?
Dan adakah saudara mengambil faedah dari peringatan yang penuh nilai keimanan dan kesucian itu? !
Do’a Amirul Mukminin ‘Ali kw. ini juga merupakan do’a Ahlibait yang dibaca pada bulan Sya’ban (riwayat Ibnu Khaluwih). Kita dapatkan dalam riwayat-riwayat yang lain bahwa Amirul Mukminin ‘Ali kw. dan para ulama sesudahnya senantiasa membaca do’a ini untuk tujuan yang khusus. Oleh sebab itu mereka mendapat kesejahteraan di sisi Allah karena mereka senantiasa membaca do’a ini. Mereka membaca do’a ini dengan suara yang mengharukan.
Sesungguhnya do’a ini pada hakikatnya mendorong dan menggerakkan manusia untuk bangun dan beramal pada bulan ,Ramadhan yang penuh dengan berkat itu. Faktor inilah yang menjadi sebab tumpuan utama do’a ini. Dengan tujuan menjadikan seseorang melakukan persiapan dan persediaan untuk mengambil faedah yang besar dari kewajiban berpuasa. Oleh karena itu, para ulama Ahlibait rh. menjelaskan berbagai masalah-masalah yang berhubungan dengan do’a ini. Cara-cara berdo’a dengan cara menerangkan hukum-hukum.
Masalah-masalah keimanan, kaidah dan semua masalah yang mendalam memang mempunyai ikatan dalam usaha mengenal dan mendekatkan kepada Allah Swt. Mereka menerangkan do’a-do’a dan cara-cara melaksanakannya. Adalah menyedihkan kalau kita membaca do’a-do’a ini tanpa mengetahui apakah dikehendaki oleh ulama Ahlibait keluarga Rasulullah Saww. itu.
Cobalah kita perhatikan do’a berikut ini: "
“Tuhanku, karuniakanlah kepadaku kesempurnaan memutuskan (dengan yang lain dari-Mu) hanya kepada-Mu dan pancarkanlah kepada penglihatan hati kami dengan cahaya yang menuju kepada-Mu. sehingga penglihatan kami sampai kepada perbendaharaan yang agung. Dan kembalikanlah ruh-ruh kami bergantung kepada kebesaran dan kesucian-Mu”.
Sesungguhnya seorang mukmin yang sadar wajib menerima kedatangan bulan Ramadhan yang berkah itu dengan menjauhkan diri dari kelezatan dunia (usaha menjauhkan diri sampai ke puncaknya. setelah memutuskan hubungan dengan yang lain daripada Allah Swt.). Persediaan dan persiapan diri sampai ke tahap kesempurnaan dengan membekali iman yang kokoh pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya usaha memutuskan hubungan dengan selain dari Allah Swt. tidak akan tercapai dengan mudah. la memerlukan latihan ruhani dan pengerahan tenaga dan sikap istiqamah serta melaksanakannya. Tanpa usaha-usaha sedemikian rupa, adalah mustahil bagi seseorang untuk memutuskan hubungan dengan yang lain selain daripada Allah Swt.
Sesungguhnya semua sifat-sifat keimanan yang nyata dan setiap ketakwaan yang murni akan menjadi kokoh dan tetap dengan memutuskan ketergantungan dan pengharapan selain daripada Allah Swt. Dalam memperkokoh usaha untuk menyampaikan ke tahap ini, hendaklah seseorang sampai ke puncak kebahagian yang hakiki. Akan tetapi adalah mustahil bagi seseorang untuk mencapai tahap setinggi ini tanpa mengikis habis sedikit pun walau sebesar zarrah kecintaan kepada dunia. Seseorang yang ingin menjalankan amal-amal pada bulan Ramadhan sebagaimana yang dituntut hendaklah memastikan dirinya memutuskan ketergantungan dan hubungan kepada yang lain selain daripada Allah. Kalau tidak, seseorang tidak akan mencapai kebesaran Yang Menerima Tamu. Tidak mungkin ia dapat mencapai pengembaraan indah bersama-Nya dan mengambil juadah atau hidangan dari-Nya.
Do’a Sya’ban Membuka Tabir Kegelapan
Menghadapkan atau menyerahkan diri kepada selain Allah itu telah membuat tabir atau dinding yang menutup manusia dari cahaya (hidayah) kepada kegelapan (kesesatan). Sebagaimana dimaklumi bahwa urusan-urusan dunia akan menjadikan manusia lalai terhadap akhirat. Kerakusan terhadap dunia ini telah menimbulkan tabir gelap. Akan tetapi ketika dunia menjadi wasilah atau landasan untuk menghadapkan diri kepadaAllah dan mengantarkan kepadaakhirat, yang merupakan negeri taubat, maka tabir kegelapan itu akan menjadi cahaya hidayah.
Pemutusan hubungan yang sempurna kepada selain Allah, sebagaimana yang tercatat dalam do’a Sya’ban bahwa jika seseorang mampu menghapuskan kegelapan atau kesesatan akan memperoleh cahaya petunjuk. Selain itu, dia juga mempunyai kemampuan untuk sampai ke tahap menjadi tamu Allah yang merupakan suatu perbendaharaan yang agung. Dari sini kita dapat melihat bahwa doa ini menjadi tumpuan yang menerangkan mata hati (bashirah) dan cahaya hati, sehingga ia menjadi kokoh dan berwibawa dengan mendapat cahaya hidayah serta mencapai perbendaharaan yang agung. Mata hatinya telah membakar tabir yang menutupi cahaya hidayah dan menghantarkannya kepada perbendaharaan yang agung. Sebaliknya, manusia yang senatiasa menutupi hatinya dengan kegelapan atau tertutup oleh alam kebendaan tabi’i di sekelilingnya dari mengenal hidayah, na’udzubillah, adalah manusia yang menyimpang dari Allah. Dia tidak mengetahui sesuatu apa pun Kecuali alam kebendaan yang ada di sekelilingnya semata-mata.
Dia hanyalah cerminan dari alam sekeliling yang di lihat dan tidak lebih dari itu. Sementara teramat jauh dia dari kekuatan ruhani untuk menghapuskan debu-debu yang menyelaputi hatinya dari kegelapan dosa. Sesungguhnya manusia yang berada dalam keadaan seperti ini adalah di tempat yang paling rendah, yang menggambarkan betapa tebalnya tabir kegelapan yang menyelubungi seluruh kehidupannya. Firman Allah Swt.:
“Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”. (QS. At-Tiin, 95: 5)
Martabat dan kedudukan ini telah menimpa manusia setelah Allah menciptakan manusia pada kedudukan yang tertinggi dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. At-Tiin, 95: 4)
Ya, memang manusia yang mengikuti hawa nafsu tidak mempunyai tujuan untuk mengenal dirinyasendirinya melainkan hanya mengikuti alam sekeliling yang gelap gulita dengan kejahilan. Dia tidak berfikir sama sekali tentang alam yang lain daripada yang dilihatnya ini, ada atau tidak ada. Oleh karena itu, penglihatannya tenggelam pada alam duniawi yang dilihatnya saja. Manusia jenis ini telah dijelaskan oleh Allah:
“...dia cenderung kepada dunia dan menurunkan hawa nafsunya yang rendah ...”. (QS. al-A’raaf, 7: 176)
Sesungguhnya manusia seperti ini telah jauh dari Allah, karena hatinya diliputi oleh dosa-dosa dan diliputi oleh kegelapan yang menyesatkan. Dalam pada itu ruhnya telah berkarat akibat terlalu banyak melakukan maksiat. Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu, cinta dunia dan kedudukan, membuat akal pikiran dan mata. Dalam keadaan seperti ini tidak mungkin seseorang akan dapat membersihkan dirinya dari tabir kegelapan. Malah lebih sulit baginya untuk menghapus tabir yang menutupi bahaya dan hidayah serta tidak dapat menghasilkan suatu pencapaian memutuskandiri dari segala yang lain selain dari Allah Swt.
Memang, manusia dalam bentuk ini berada dalam keadaan sesat dan bingung, dia bukan saja menafikan kedudukan wali-wali Allah tetapi lebih jauh dari itu, dia mengingkari Allah. Dia akan mengingkari shirat, alam barzakh (titian shirat, pent), jalan kembali kepada Allah, hari kiamat, perhitungan Allah dan AI-Quran. Malah tidak ada sama sekali baginya tertantang surga dan neraka, malah menganggapnya sebagai kepercayaan khurafat dan tahayul, tidak lebih dari itu.
Inilah manusia yang terlalu banyak maksiat kepada Allah. Pada saat yang sama dia terlalu terikat dengan kepentingan dunia, sehingga menafikan kebenaran dan menolaknya secara langsung. Sesungguhnya dia menafikan kedudukan penolong Allah dengan kedudukan mereka yang begitu jelas. lnilah kesimpulan atau rumusan dari apa yang disebutkan tadi.
Kesucian Akhlak Untuk Mencapai Makrifatullah
Sebenarnya bidang pengkajian ilmu pengetahuan Islam (Hauzah Ilmiah) sangat diperlukan untuk pengajaran ilmu-ilmu akhlak, pengkajian ruhaniah dan maknawiah. Pengkajian-pengkajian ini saling mengisi dalam bidang ilmu pengetahuan Islam yang lain dan yang telah ada. Karena begitu renting dan utama bimbingan akhlak, tarbiah dan pembentukan keimanan, majelis-majelis nasehat dan pengajaran.
Program pembentukan akhlak dan pengkajian yang bertujuan untuk membersihakan jiwa serta pelajaran tentang mengenal Allah merupakan tujuan pokok kebangkitan para Nabi as. Semua bidang ini hendaklah menjadi pokok bagi mata pelajaran para santri dan siswa.
Apa yang sangat mengharukan ialah tidak ada atau sedikitnya perhatian yang serius terhadap masalah pokok yang begitu penting untuk disampaikan. Sehingga ilmu-ilmu akhlak semakin pupus dan lenyap. Yang lebih mengkhawatirkan lagi ialah pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan kita tidak lagi bertumpu pada pendidik ruhani atau pembimbing kejiwaan. Pembahasan dan penekanan dalam bidang ini tidak pernah dipandang utama. Padahal masalah ini mestinya mendapat perhatian yang serius, karena ia merupakan masalah pokok dan asasi untuk disorot serta bentuk titik fokus pada AI-Quran dan Rasulullah Saww. Bahkan persoalan ini mendapat perhatian serius oleh para Nabi dan wali Allah.
Amatlah penting para ulama dan para pendidik yang memberi pangajaran berhasil memusatkan pada pendidikan akhlak di sepanjang pengajaran dan penelitian mereka, sehingga mereka dapat mencurahkan tenaga yang bersungguh-sungguh dalam bidang ini.
Para santri hendaklah mengorbankan tenaga mereka untuk berusaha mencapai akhlak yang mulia dan pembersihan ruhani. Walhasil, menjadi kewajiban bagi mereka untuk memikul tugas penting ini dalam bidang kajian yang sedang mereka tempuh. Wahai saudara-saudara yang hari ini sedang mengikuti studi di madrasah-madrasahdan pusat-pusat pengkajian Islam (pesantren), mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk menduduki pucuk pimpinan umat Islam demi masa depan. Janganlah saudara-saudara membayangkan bahwa semua kewajiban yang saudara pelihara dan pelajari hanya berkisar pada masalah sekumpulan istilah semata-mata, tetapi sesungguhnya saudara mempunyai kewajiban yang telah lebih jauh dari itu.
Menjadi kewajiban anda untuk membina kepribadian Anda sendiri, sekiranya Anda ingin membawa hidayah dan bimbingan kepada umat manusia di desa-desa atau di kota-kota yang Anda masuki; adalah menjadi suatu urusan yang perlu mendapat perhatian mendalam selagi saudara masih berada di pesantren atau madrasah, yakni berusahamendidik dah membina diri terlebih dahulu bila saudara berkeinginan untuk memberi tarbiah dan pendidikan kepada orang lain.
Semua usaha pembersihan akhlak dan pembentukan kepribadian itu hendaklah senantiasa berlandaskan hukum-hukum dan ajaran Islam. Sekiranya saudara tidak berusaha membina diri terlebih dahulu, niscaya Allah tidak melapangkan dan membuka jalan dalam mendapatkan pendidikan yang benar.
Demikian juga akhlak dan ruhani, niscaya saudara akan menyesatkan seluruh umat manusia dan jika hal ini terjadi, hendaklah saudara mohon perlindungan dari Allah. Dengan keadaan saudara yang demikian itu, saudara akan membawa bayangan dan gambaran yang buruk kepada orang lain tentang Islam dan ulama Islam.
Munajat Sya’baniyah
Penyuci Jiwa Kotor
(Disampaikan di depan sejumlah ulama dan ruhaniawan yang mengunjungi Imam Khomeini pada tanggal 16 Urdibehesyt 1364 H.S./6 Mei 1985)
Atas tibanya hari yang mulia ini, saya ucapkan selamat kepada hadirin, rakyat Iran, kaum muslimin dan segenap mustadh’afin dunia. Mudah-mudahan kita dapat menemui hari yang dijanjikan itu dan tidak lama lagi orang-orang yang tertindas akan menguasai dunia ini.
Demikianlah janji Allah Swt. dan itu pasti terjadi. Hanya saja, apakah kita dapat menemuinya atau tidak, hal itu hanya tergantung padaAllah. Boleh jadi, jika dalam waktu dekat semua persyaratan untuk itu telah siap, kita dapat menyaksikan keagungan al-Imam.
Namun yang lebih penting bagi kita sekarang ini ialah, apa yang dapat kita lakukan? Kita semua menunggu kedatangan aI-Imam, tapi menunggu oleh sebagian orang itu sama sekali bukan sikap menunggu namun kita harus terus melakukan kewajiban-kewajiban syar’iy (agama) kita.
Seseorang yang melakukan sesuatu karena Allah, tidak boleh merasa semua orang akan sepakat dengannya. Tidak ada satu pun masalah yang disepakati semua orang, bahkan terhadap Nabi sekalipun. Para Nabi tidak pernah berputus asa meski banyak pihak yang tidak mau mendengarkan perkataan mereka.
Kita juga seharusnya demikian, apa yang menjadi kewajiban kita harus kita kerjakan meskipun banyak orang yang tidak suka atau malah memusuhi kita. Lebih-lebih kaum ruhaniawan, karena tanggung jawab mereka lebih dari yang lain.
Semakin dekat seseorang kepada Islam maka semakin besar pula tanggung jawabnya. Oleh sebab itulah para Nabi mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dari siapa pun, namun mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban mereka sebagai hamba Allah Swt.
Ulama juga memiliki tanggung jawab dan tanggung jawab mereka lebih besar dari pihak manapun[1] , bahkan tidak ada keringanan bagi mereka. Boleh jadi banyak pihak yang mendapatkan keringanan karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan mereka, tetapi tidak demikian dengan para uIama. Tidak ada keringanan bagi mereka sebab mereka memiliki kemampuan dan tersedia jalan yang jelas untuk itu.
Saat ini musuh-musuh Islam menyerang kita dan mereka tidak pernah berdiam diri. Karena itu kita mesti waspada. Kalian mesti menjaga persatuan kalian, kaum ruhaniawan mesti dapat memelihara persatuan dan persaudaraan di antara mereka. Persaudaraan Islam harus tercipta pada semua pihak, lebih-lebih dikalangan ruhaniawan. Jika kaki seorang ruhaniawan pincang, maka mereka mengecap kaki semua ruhaniawan pincang dan mereki tidak akan mengatakan kaki ruhaniawan Fulan pincang. Tidak demikian halnya jika seorang pedagang menjual barang dengan harga mahal, mereka tidak akan mencap bahwa semua pedagang menjual mahal. Tapi hanya pedagang Fulan.
Demikianlah cara berfikir mereka yang mengakibatkan tanggung jawab ruhaniawan amat besar. Sedemikian besarnya sehingga jika seorang saja ruhaniawan berbuat salah maka semua ruhaniawan kena getahnya. Kesalahan yang dilakukan seorang ruhaniawan tidak ditimpakan kepada ruhaniawan fulan yang melakukannya, tapi keseluruh ruhaniawan. Kesalahan seorang dapat merusak citra semuanya. Karena itu, selain sebagai tanggung jawab pribadi hendaklah hal ini dijadikan tanggung jawab kemanusiaan, tanggung jawab sosial dan tanggung jawab golongan.
Kaum ruhaniawan tidak boleh menganggap dirinya sama seperti orang banyak, bahkan para pelajar agama pun tidak boleh merasa dirinya sama dengan orang biasa. Artinya, jika ia yang berbuat salah maka ia sendiri yang akan menanggung. Tidak demikian adanya. Mereka akan menimpakan kesalahan kepada semua ruhaniawan dan tanggung jawab besar ini tidak dapat diwujudkan kecuali melalui pembinaan diri dan persatuan dengan semua pihak, kawan-kawan dan dengan semua orang.
Di kalangan ruhaniawan, para Imam Jum’at mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Mereka lebih banyak berhubungan dengan masyarakat ketimbang ruhaniawan lain, karena itu mereka harus ekstra hati-hati. Jika terjadi sesuatu maka harus diatasi dengan cara keruhanian dan kebapakan.
Sikap mengejar kekuasaan dalam bentuk apa pun akan berakibat pada kerugian. Bagaimanapun polanya, maka semuanya berasal dari setan. Apakah itu dari seorang presiden Amerika, pelajar agama atau dari seorang Imam Jum’at. Jika sikap ini yang justru mewarnai pekerjaan, maka tidak ada bedanya antara seorang yang tampak di permukaan sebagai penguasa dunia dan terus mengejar kekuasaan dengan seorang zahid yang hidup di pojok rumah ibadah. Keduanya adalah sama, karena keduanya berasal dari setan. Bahkan yang ini lebih jelek dari yang lain.
Egoisme memang selamanya membawa malapetaka dan semua malapetaka yang terjadi di dunia ini berasal dari sikap egoisme, yaitu rasa cinta kedudukan, cinta kekuasaan, cinta harta, dan sebagainya. Semua itu bermuara pada ras cinta diri (hubbun nafs).
Inilah patung paling besar dan paling sulit dihancurkan. Jika kalian tidak dapat menghancurkannya secara total, maka mulailah menghancurkannya dari tangannya, kakinya dan seterusnya. Jangan biarkan ia bebas bergerak, sebab ia akan mencelakakan kita. Dia tidak akan membiarkan kita dan akan terus diburunya sampai sedikit demi sedikit agama ini lepas dari diri kita.
Ini bukanlah barang aneh, inilah pekerjaan dari setan. Baik setan batini maupun setan-setan yang menjadi panutan orang-orang ini.
Hal penting yang harus dilakukan para ruhaniawan ialah mereka harus hidup sederhana, karena cara hidup sederhana inilah yang telah mengangkat derajat kaum ruhaniawan dan memelihara eksistensi mereka selama ini. Mereka yang hidup sederhana inilah yang selalu menjadi sumber aspirasi, dihormati, dan di dengar oleh rakyat.
Sebagian yang hadir mungkin masih ingat, ketika untuk pertama kalinya kita datang ke kota suci Qum, siapa yang menguasai Qum? Mereka adalah orang-orang yang hidup zuhud dan penuh takwa, yaitu orang-orang seperti Syekh Abul-Qasim Qummi, Syekh Mahdi, Mirza Sayyid Muhammad Barqaiy, Mirza Muhammad Arbab dan lain-lain. Saya kira tidak ada seorang pelajar agama sekali pun yang hidup seperti Syekh Abul-Qasim ini. Paling tidak, jika tidak lebih sederhana, mereka tidak kurang sederhananya dari pelajar agama.
Saya menyaksikan sendiri bagaimana kehidupan mereka. Syekh Muhammad Arbab misalnya, ia tinggal di sebuah rumah yang hanya memiliki 2-3 (dua sampai tiga) kamar sederhana dan tidak lebih dari itu. Demikian pula Syekh Mahdi dan lain-lain. Padahal siapa mereka? Qum berada di tangan mereka.
Hidup dalam lingkungan seperti itu dan menyaksikan orang-orang semacam ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi setiap orang. Oleh karena itu, semakin tinggi tuntutan kalian maka semakin kalian menuntut rumah yang lebih baik di lain pihak sebanyak itu pula nilai-nilai maknawi berkurang dari diri kalian.
Nilai manusia tidak dilihat dari rumah yang dihuninya, tidak dari kebun yang dimilikinya, juga tidak dari kendaraan yang ditumpanginya. Jika ini adalah nilai manusia maka para Nabi pasti sudah mengejarnya, tetapi para Nabi tidak demikian sebab nilai manusia tidak lihat dari sisi ini. Tidak dari berapa kendaraan yang dimilikinya, juga tidak dari seberapa jauh perjalanan yang telah ditempuhnya.
Nilai Keruhanian juga demikian. Tidak di lihat dari tempat tinggal, kantor kerja, atau fasilitas yang dimilikinya. Maka dalam menuntut ilmu, kalian tidak boleh mengejar nilai-nilai formal. Semakin kalian mengejar nilai-nilai formal semakin ilmu kalian berkurang.
Mereka yang mampu menulis buku-buku besar dan melahirkan karya-karya yang sahgat bernilai, misalnya Syekh Anshari. adalah orang-orang yang kehidupannya tidak lebih dari kehidupan pelajar agama biasa. Dengan cara seperti ini mereka mampu menjaga Islam, mampu mengangkat fikih dan mampu mengangkat ajaran-ajaran Islam. Keberhasilan itu dicapai Karena mereka tidak menjadikan rumah sebagai ukuran.
Sebanyak apa pun seseorang menuntut rumah tetap tidak akan membuatnya puas. Bahkan jika ia mendapatkan dunia ini sekalipun, ia pasti tidak akan merasa puas boleh jadi ia akan mencari dunia lain lagi. Hal ini sudah menjadi fitrah manusia, fitrah menuntut kepuasan. Setiap kali mendapatkan apa yang dikejarnya, maka di balik itu masih terdapat sesuatu yang belum ia raih. Manusia tidak akan pernah merasa puas. Karena itu, orang-orang yang menuntut kekuasaan akan terus mengejarnya sampai ia mendapatkan kekuasaan yang mutlak.
Kekuasaan yang mutlak hanyalah Allah Swt. Demikian juga orang yang menuntut ilmu. la menginginkan ilmu yang mutlak. Tapi ilmu yang mutlak adalah Allah.
Pernahkah kalian membaca Munajat Sya’baniyah? Kalian mesti membacanya, sebab ia merupakan munajat yang jika di baca dengan mendalam dan penuh penghayatan akan mengantar orang yang membacanya ke suatu tingkat keutamaan tertentu.
Yang melantunkan munajat ini adalah orang suci. Diriwiyatkan bahwa seluruh Imam membaca munajat ini, padahal mereka adalah orang-orang yang suci dari segala hal. Tapi masih juga bermunajat kepada Allah sedemikian rupa. Mengapa bisa terjadi demikian? Jawabannya adalah karena mereka tidak pernah bercermin pada diri mereka sendiri. Apa yang ada pada mereka bukan sesuatu yang harus mereka lihat.
Sekalipun demikian, rupanya masih ada orang-orang yang merasa bahwa dirinya telah mencapai tingkat Imam ash-Shadiq as. tapi tidak demikian dengan Imam ash-Shadiq as. Beliau adalah seorang yang ketika bermunajat kepada Allah merasa seakan dirinya bergelimangan dengan dosa. Sebab ia melihat dirinya bukan apa-apa, serba kekurangan. Apa saja yang ada berasal pasti dari-Nya semata. Semua kesempurnaan berasal dari Dia, sedang dirinya tidakada apa-apanya. Siapa pun tidak ada apa-apa, Nabi pun tidak ada apa-apa. Semua tunduk kepada-Nya. Disebabkan kita terhalang oleh tirai yang menutupi kita maka kita tidak sadar bahwa mereka tunduk pada-Nya. Mereka yang sadar bahwa mereka tunduk pada-Nya akan terus berupaya mensucikan diri mereka dan berupaya mencapai makna ini.
Inilah kamalul-inqita’ (ketidakbergantungan) yang mereka kejar yaitu melepaskan diri dari semuanya kecuali kepada-Nya dan semata-mata terikat kepada-Nya. Allah Swt. berfirman,
“Sesungguhnya Kami tawarkan amanah itu kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tapi mereka menolaknya. Lalu diterima oleh manusia. Sesungguhnya manusia bersifat zalim dan jahil”. (QS. al-Ahzab, 33: 72)
Sebagian ulama mengatakan bahwa kata zaluman dan jahulan pada ayat di atas merupakan pujian tertinggi Allah kepada manusia. Zaluman berarti memecahkan semua patung-patung atau memecahkan segala sesuatu. Sedangkan jahulan mengandung makna tidak menghiraukan segala sesuatu, Iupa dari segala sesuatu kecuali Dia.
Kita tidak mampu seperti ini, bahkan kita juga tidak mampu memikul amanah ini. Kita hanya mampu berada di jalan menujunya.
Kalian yang menyeru ke jalan akhirat; yang menyeru masyarakat supaya memiliki sifat-sifat terpuji, harus lebih dahulu memiliki sifat-sifat yang kalian serukan itu supaya seruan kalian betul-betul merupakan seruan kebenaran. Jika tidak, maka ia akan menjadi seruan syaitani. Jangan sampai pada saat kalian menyeru kepada kebaikan, kalian sendiri penuh dengan kotoran.
Kita sekarang ini sedang berhadapan dengan dunia dan kekuatan dunia. Belum pernah dalam sejarah Iran menghadapi cobaan yang begini berat. Dahulu Iran adalah laksana seekor sapi perah yang menyerahkan susunya untuk diperah orang lain. Dan sudah barang tentu hal ini menghasilkan “keamanan” bagi Iran, tapi keamanan model dahulu. Keamanan seekor sapi yang menyerahkan susunya untuk di perah orang lain tanpa sedikitpun melakukan protes. Ketika Iran memberikan semua harta kekayaannya kepada orang lain, sudah pasti mereka melindunginya dan menjamin kedamaiannya. Tapi kedamaian yang bagaimana? Kedamaian seekor binatang oleh manusia.
Sekarang tidak lagi demikian. Iran tidak mau lagi dijadikan sapi perahan. la akan mengembalikan harkat dan martabatnya. Namun semua memusuhinya Timur memusuhinya. Barat memusuhinya, regional memusuhinya. Di dalam pun masih ada pihak-pihak buta yang mempunyai penyakit hati ikut memusuhinya. Oleh karena itu, kalian harus maju terus. jaga persatuan dan berleburlah bersama rakyat yaitu dengan cara menuntun dan merasa memiliki mereka.
Rakyatlah yang telah melepaskan kalian semua dari belenggu-belenggu itu dan belenggu-belenggu itu sudah tidak lagi menghimpit kalian. Sudah tidak ada lagi yang mengikat kita. Iran satu-satunya negeri yang tidak terikat oleh belenggu apa pun. Tidak ada negara di dunia ini yang betul-betul lepas dari belenggu seperti Iran. Semua ini berkat penghuni para gubuk itu, berkat lapisan rakyat yang tertindas inilah yang telah mempersembahkan pemuda-pemuda mereka. Mari kita lihat, berapa banyak dari lapisan masyarakat berduit dan dari lapisan yang selalu mengecam Republik Islam yang ikut serta dalam perang serta mempersembahkan anak-anak mereka sebagai syuhada. Kalau toh ada hanya sedikit sekali, itupun karena yang bersangkutan telah melepaskan diri dari mereka dan menjadi hizbullah. T api mereka sedikit sekali.
Setiap kali kalian menyaksikan seseorang syahid, pasti berasal dari lapisan yang tertindas ini. Tentu saja lapisan tertindas bukan hanya para penghuni gubuk, kaum Bazari[2] juga termasuk lapisan tertindas, para buruh, para petani pun demikian. Semua ini adalah lapisan tertindas dan semuanya berasal dari mereka. Yang sekarang mengabdi di front adalah mereka, yang bersusah payah menjaga negeri ini dan Islam adalah mereka. Mereka adalah tuan-tuan kita dan kita berhutang budi kepada mereka. Kalian harus memperlakukan mereka dengan rendah hati.
Ya, sekarang Iran sedang menghadapi cobaan yang paling berat. Semua menentangnya dan propaganda dunia berusaha menghancurkan Islam oleh karena itu kita harus bersatu, harus lebih memperat persatuan kita. Semakin mereka menentang kita semakin itu pula kita memperkokoh persatuan kita, semakin gencar mereka melakukan provokasi terhadap kita semakin kita perlu memperkuat diri kita.
Mereka berusaha mewujudkan perpecahan di negeri ini yang menyebabkan mereka melakukan propokasi yang tidak pernah lakukan terhadap negeri lain. Kalian lihat sendiri, sudah hampir setahun ini terjadi pemogokan di Inggris. Namun tidak ada berita. Tapi jika diumpamakan terjadi pemogokan di negeri ini yang hanya dilakukan oleh empat orang, mereka terus dan tidak henti-hentinya memberikan memberitakan bahwa terjadi pemogokan di Iran, pabrik-pabrik ditutup dan sebagainya. Mereka sengaja lakukan ini supaya pada hari Buruh terjadi sesuatu. Mereka pikir para buruh akan simpati pada mereka, ternyata mereka tertipu sediri. Hari buruh datang tapi tidak terjadi apa-apa, malah para buruh yang sangat kita hormati itu lebih aktif dan menyatakan bahwa mereka akan terus mengabdi.
Para buruh tidak mengabdi kepada saya melainkan mereka mengabdi kepada Allah, mengabdi kepada negara mereka sendiri. Negara yang dulunya berasal dari orang lain tapi sekarang mereka aktif memperbaiki keadaan. Aktif membangun, mengejar ketinggalan, dan mereka mampu.
Saya berharap pada bulan Ramadhan, bulan Allah yang penuh berkah, hendaknya kita semua mendoakan Islam. Doa bagi kejayaan Islam hendaknya menjadi prioritas kita semua. Demikian pula doa untuk kelanggengan Republik Islam ini.
Pengabdian yang telah diberikan oleh Republik Islam ini terhadap Islam selama 4-5 tahun ini belum pernah diberikan siapa pun sepanjang sejarah selain para Nabi. Sedemikian besarnya pengabdian yang telah dipersembahkan oleh Republik Islam untuk Islam, sehingga musuh-musuh Islam pun tidak dapat menghitungnya.
Coba bandingkan dengan apa yangterjadi pada masa Qajar, bahkan pada masa yang paling baiknya sekalipun. Bandingkan apa yang terjadi masa itu dengan yang ada sekarang. Apalagi jika dibandingkan dengan masa Pahlevi, yang semua orang tahu bagaimana keadaan masa itu. Tapi masih ada saja orang-orang yang tidak tahu diri mengatkan bahwa tidak ada bedanya antara dulu dan sekarang, bahkan sekarang lebih jelek. Ini karena kebodohan dan kekerasan hati mereka. Jika hati seseorang Keras, maka dia sendiri bahkan tidak tahu apa yang dilakukannya.
Diriwayatkan, ketika pada suatu waktu api neraka tenang sebentar, dan sekelompok penghuni neraka bertanya-tanya apa yang terjadi. Dijawablah, bahwa Nabi Muhammad Saww. sedang lewat. Mengetahui bahwa ketentraman itu disebabkan oleh Nabi, mereka malah tidak senang. Mereka menyuruh supaya pintu neraka ditutup. Dikarenakan mereka lebih senang di siksa ketimbang melihat Nabi Muhammad Saww. meskipun Keberadaan Nabi Muhammad Saww. dapat meringankan beban mereka. Beginilah manusia neraka. Azab lebih baik bagi mereka ketimbang Nabi Muhammad Saww. Bagi manusia seperti ini, kebejatan lebih baik dari Republik Islam. Bagi mereka, biarkanlah kebejatan merajalela asal jangan Republik Islam berdiri. Biarlah kebejatan merajalela dengan terbuka asal jangan Republik Islam. Ini adalah penyakit yang hanya bisa diobati oleh malaikat Izrail.
Mudah~mudahan Allah menghilangkan penyakit-penyakit semacam ini dan memberkati kita agar dapat terus berada di jalan-Nya dan menuntut ridha-Nya. Kita mohon kepada Allah supaya selalu memelihara Republik Islam ini dan memberikan kesempatan kepada kita untuk berjumpa dengan Imam Zaman, salamulah alaih.
Langkah Awal Kesucian Diri
Jika tertutup waktu saudara untuk kembali kepada Allah, saudara akan tenggelam dalam melakukan kerusakan dan kelalaian. Bertakwalah kepada Allah dan takutlah kepada-Nya. Takutlah terhadap akibat perbuatan saudara sendiri, bangunlah dari tidur yang panjang dan singkirkanlah kelalaian itu dari diri saudara. Ambillah langkah awal.
Sesungguhnya langkah pertama adalah senantiasa sadar dan bangkit dari kesadaran, akan tetapi hingga saat ini saudara masih tidur nyenyak. Mata saudara terbuka, tetapi hati saudara terlena dalam tidur yang berkepanjangan. Sekiranya bukan karena sebab banyaknya melakukan dosa, niscaya tidak demikianlah akibatnya. Saudara tidak berhati-hati dalam hidup ini. Bagaimana mungkin saudara dapat terus menerus begitu tanpa merasakan suatu tanggung jawab dan menjauhkan diri dari bahaya, seandainya berfikir sedikit saja tentang urusan akhirat, dan akibat-akibat yang akan menimpa, niscaya akan memberikan perhatian yang serius terhadap tanggung jawab yang diberikan di atas bahu.
Hal ini disebabkan adanya Zat Yang Maha Mengetahui, yang melakukan perhitungan di sisi saudara. Apakah tidak berfikir bahwa semua benda yang maujud ini akan kembali dan di hisab?
Kenapa tidak merenungkannya?
Kenapa tidak bangkit dan sadar?
Kenapa?
Saudara telah mencegah dari mengumpat dan dari perkataan nista terhadap sesama dalam Islam. Mengapa saudara berbuat demikian atau mendengar setiap yang membawa bahaya?
Adakah saudara mengetahui bahwa mengumpat dan mencela adalah perangai ahli neraka (sebagaimana yang terdapat di dalam hadis Rasulullah Saww.). Adakah saudara berfikir tentang akibat buruk dari perbuatan dusta, nista, perpecahan, permusuhan, hasut, dengki dan buruksangka, sikap keakuan, lalai dan takabur?
Adakah saudara mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan menimpa amalan-amalan keduniaan ini, yaitu kekekalan dalam neraka jahanam?
Tidak ada kelonggaran di sisi Allah. Di antara kebahagian insan adalah bahwa ia tidak diuji dengan penyakit yang tidak dirasakannya. Sebenarnya penyakit yang telah dirasakan sakitnya mendorong seseorang untuk berusaha dengan segera menemui dokter atau pergi segera ke rumah sakit. Adapun penyakit yang tidak disertai rasa sakit dan tidak dirasakan oleh seseorang (yang wujudnya hanya kesan zahir) merupakan sesuatu yang amat berbahaya, karena ia membawa kesan yang buruk.
Seseorang tidak merasakan melainkan setelah penyakitnya menjadi begitu berat dan parah. Penyakit-penyakit hati atau jiwa hampir-hampir bersifat seperti ini. Sekiranya saudara ditimpa penyakit yang dirasakan kesakitannya, niscaya saudara segera mengobati dan menyembuhkannya. Akan tetapi bagaimana kita dapat bertindak untuk melakukan sesuatu jika penyakit tersebut tidak kita rasakan rasa sakitnya?
Kelalaian, keahgkuhan dan setiap maksiat yang merusak hati dan ruh tidak dirasakan rasa sakitnya oleh tubuh, padahal penyakit ini lebih parah, tetapi tidak kita rasakan sakit dan deritanya, malah kadang-kadang kita merasa enak. Sesungguhnya mengumpat, menggunjing dan memfitnah merupakan majelis yang mengasyikkan. Cinta dunia dan cinta diri sendiri adalah sumber asasi dari setiap dosa.
Sesungguhnya cinta dunia adalah pokok setiap kejahatan, pintu setiap malapetaka, lubang setiap fitnah dan penyeru setiap kedurjanaan yang dirasakan oleh manusia dengan perasaan nyaman dan enak. Rasa dahaga yang ikuti dengan meminum air adalah memuaskan, tetapi rasa lezat dan enak itu dirasakan puasnya di akhir setiap menghela nafas.
Penyakit yang tidak dirasakan sakitnya bahkan menjadikan orang yang sakit tersebut merasa enak dan tidak menggerakkan upaya untuk menyembuhkan serta tidak diketahui pula marabahayanya. Jika dikatakan kepadanya bahwa sebenarnya dia sakit, niscaya dia akan membantahnya dan menganggap dirinya dalam keadaan baik. Apabila seseorang ditimpa oleh terlalu cinta kepada dunia dan mengikuti kehendak hawa nafsunya, menyebabkan dunia menguasai diri dan hatinya. Sehingga dia hanya berpaling dari Allah -na’udzubillah-. Dia juga berpaling dari hamba-hamba Allah, para nabi as., wali-wali dan para malaikat. Segala pembawaannya menuntun kepada sifat dendam kesumat dan bermusuhan.
Manakala tiba ajal mautnya, lalu datang malaikat Allah Kepadanya untuk mematikannya, barulah dia merasa bagaimana siksaannya. Para malaikat merasa benci terhadap sikapnya yang cenderung terhadap dunia, akibatnya dia dikeluarkan dari dunia dalam Keadaan terhina, dan sebenarnya dialah musuh Allah.
Saya telah mendengar sesuatu peristiwa tentang seorang pembesar dari Qizrit yang menghadiri suatu majelis dan berkata, “Sesungguhnya kezaliman telah mengenai diriku. Dialah Allah yang menzalimi diriku yang tidak pernah aku rasakan, karena aku telah menghabiskan tenaga dan harta benda untuk mendidik anak-anakku, akan tetapi Dia menjauhkan aku dari mereka, adakah kezaliman yang lebih dari itu?”
Sesungguhnya apa yang ditakutinya adalah akibat yang buruk, sebab apabila manusia tidak pernah mendidik dirinya dan tidak luput dalam dirinya kecenderungan duniawi, maka dia akan merasa takut meninggalkan dunia. Hatinya penuh dengan dendam terhadap Allah dan penolong-penolong agama-Nya. Ya, sesungguhnya akibat buruk ini akan senantiasa menanti seseorang yang menganggap dirinya sebaik-baik makhluk. Dia amat takut menghadapi perjumpaan dengan Allah. Maka, apakah manusia semacam ini merupakan sebaik-baiknya makhluk, ataukah seburuk-buruknya makhluk?
Allah berfirman:
“Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati dalam hal kesabaran”. (QS. al-‘Ashr, 103: 1-3)
Pengecualian yang terdapat dalam surat ini adalah orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Amal saleh merupakan amal yang dilaksanakan dengan ruh (keikhlasan). Akan tetapi kebanyakan yang kita lihat dari amal-amal manusia hanya dilakukan dengan anggota panca indera tanpa mengandung pesan-pesan seperti yang disebut di dalam surat al-Ashr yang penuh berkah itu. Amal-amal tersebut tidak membawa kesan yang baik. Sekiranya saudara melaksanakan suatu urusan atas dasar cinta dunia dan kepentingan diri, niscaya ia akan menguasai diri dan urusan saudara.
Pengikat yang kokoh di antara amal-amal saudara dengan Allah adalah melakukannya dengan ikhlas karena Allah, yakni amal-amal yang dilaksanakan atas dasar saling mengingatkan kepada jalan kebenaran dan kesabaran. Sekiranya saudara membangun benteng yang memisahkan saudara dengan hidayah Allah, niscaya saudara akan ditimpa kerugian yang nyata, sebagaimana firman Allah: "
“Rugi dunia dan akhirat”. (QS. al-Haji, 22: 11)
Jika demikian keadaannya, berarti saudara telah menyia-nyiakan waktu muda dari mendapatkan nikmat akhirat, malah sekaligus menyia-nyiakan keduanya, dunia dan akhirat. Golongan lain yang tidak mempunyai jalan ke surga adalah golongan yang membuat benteng dan menghalangi mereka dari pintu rahmat Allah. Mereka hanya berhak mendapat kedudukan yang kekal di dalam neraka, barangkali mereka hanya merasakan keenakan di dunia ini saja, bagaimana pula dengan saudara?
Ingatlah, jangan sekali-kali menambah kerakusan cinta kepada dunia dan kepentingan diri serta melalaikan diri saudara sendiri, mintalah perlindungan dari Allah Swt. Setan telah merampok iman yang ada pada diri saudara. Sebenarnya untuk tujuan inilah setan berupaya. Sesungguhnya semua usaha dan tipu daya setan dan semua jalan yang diikuti adalah bertujuan untuk membinasakan keimanan manusia. Bila saudara tidak berusaha memperkokoh keimanan saudara, niscaya keimanan itu akan lumpuh. Setan berusaha untuk menghapuskannya.
Dengan itulah saudara berada di dunia ini, senantiasa dalam keadaan menentang Allah dan peno!ong-penolong agama-Nya setelah saudara menghabiskan usia dengan merasakan nikmat Allah dan berhadapan dengan hidangan aI-Imam Sahibuz Zaman as. (Imam Mahdi).
Sebaliknya, saudara menjadi musuh-musuh Allah.
Berusahalah dan carilah penyelesaian dengan bersungguh-sungguh bila saudara mendapati diri saudara mempunyai ikatan yang terlalu kuat dengan dunia serta selalu mencintainya. Berusahalah untuk memutuskan ikatan yang seperti itu. Sesungguhnya dunia dengan segala perbendaharaannya telah menarik manusia untuk mencintainya. Keadaan seperti itu menyebabkan kita amat sukar untuk tidak terikat dengannya.
Segala sesuatu dari anasir dunia, yang mengikat hati saudara kepadanya adalah dlsebabkan tarikannya. Hadapilah dunia dengan mendekatkan diri kepada masjid, pengkajian ilmu di madrasah atau kumpulan mudzakarah di rumah. Kemudian, apakah pantas pendekatan-pendekatan yang saudara lakukan tersebut membawa perselisihan yang mengakibatkan rusaknya umat?
Apakah saudara menjadikan dunia ini seperti golongan yang mempergunakan dan memperalatnya?
Sesungguhnya saudara telah menghabiskan usia dengan kelezatan. Kemudian apabila saudara memperhatikan usia terhenti, bagaimanakah dengan kelezatan itu?
Setiap kehidupan yang kita lalui inisangat cepat pergerakannya, akan tetapi kewajiban dan akibat-akibatnya tetap dibebankan di atas bahu-bahu saudara.
Adakah kehidupan yang binasa dan melalaikan ini lebih bernilai (padahal dunia adalah fana) jika dibandingkan dengan siksa neraka yang kekal dan tidak ada batas dan pemberhentiannya itu?
Sesungguhnya siksaan penghuni dunia lebih ringan dibanding azab di akhirat yang kekal dan tanpa ukuran itu. Orang-orang yang menganggap bahwa mereka menguasai dan berkuasa di dunia ini, adalah karena begitu banyak kelezatan yang membawa niercka kepada kelalaian dan berbuat kesalahan. Sekarang, setiap orang dapat melihat urusan-urusan yang dilakukannya di masa lalu, dan dapat menggambarkan dunia sebagaimana yang dia lihat itu.
Sedungguhnya alam yang sebesar ini dapat digambarkan oleh manusia. Mereka daat menguasai dan membongkar perbendaharaan dunia ini dengan segala perjalanan dan keajaibannya, sebagaimana digambarkan oleh sebuah hadis: “Bahwa Allah melihat kepadanya dengan pandangan rahmat.”
Oleh karena itu, bagaimana kita melihat dunia ini sebagaimana Allah memandangnya dengan pandangan rahmat?
Bagaimana keadaan yang sebenarnya perbendaharaan agung, yang diseru oleh Allah kepada manusia itu?
Sekalipun sebenarnya manusia sangat kerdil untuk memahami nilai perbendaharaan yang agung itu. Sekiranya saudara memiliki niat ikhlas serta amal yang baik, sudah tentu saudara mampu mengeluarkan kecintaan dan kerakusan kepada dunia dari dalam hati. Begitu juga saudara ak:an mampu menghapuskan keinginan kepada kekuasaan dan keduduk:an. Sebab kedudukan yang tertinggi dan agung senantiasa menunggu dan disediakan untuk saudara, jika saudara mempunyai pendirian demikian.
Sebenarnya dunia ini dengan segala perbendaharannya, tidak bernilai jika dibanding dengan sehelai rambut sekalipun dengan janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Oleh sebab itu, hendaklah saudara beramal untuk mencapai maqam yang tinggi ini. Sekiranya saudara mampu membina diri dan kepribadian, hendaklah saudara bersungguh-sungguh dan gigih agar dapat mencapai kdudukan yang tinggi. Tetapi jangan saudara beribadat kepad Allah hanya sekedar untuk sampai kepada kedudukan ini, tetapi lebih jauh dari itu hendaklah saudara beribadat kepada llah sebagai ahli ibadah yang sejati. Sujudlah kepada llah dan letakkanlah dahi saudara di atas bumi. Ketika itulah saudara telah membakar dinding cahaya hidayah dan sampai kepada perbendaharaan yang agung.
Maka, adakah saudara akan sampai kepada kedudukan ini jika dibandingkan dengan amalan-amalan saudara sehari dan perjalanan hidup saudara sekarang?
Adakah saudara membayangkan bahwa untuk melepaskan dan membebaskan diri merupakan usaha yang mudah?
Apakah usaha membebaskan diri dari azab neraka jahanam cukup dengan usaha yang mudah?
Adakah saudara membayangkan bahwa tangisan ulama yang suci dan rintihan al-Imam as-Sajjad as. telah memberikan pengajaran kepada kita?
Karena kedudukan mereka yang sungguh besar dan tinggi itu, maka maqam mereka tidak dapat dihitung lagi di sisi Allah. Mereka menangis karena takut kepada Allah, karena mengetahui hanya jalan yang penuh ranjau sajalah yang akan mendapat ganjaran. Bahkan mereka melalui semua jalan yang penuh ranjau dan duri kesusahan serta cobaan.
Ya, jalan yang berada di ujung dunia dan di ujung yang lain adalah akhirat. Mereka menginsyafi adanya alam kubur, alam barzakh, kiamat dan pembalasan-pembalasan Allah. Keadaan yang demiklan itu menyebabkan kedudukan mereka begitu kokoh. Mereka senantiasa berharap dan memohon kepada Allah agar dibebaskan dari azab pada hari kiamat.
Sudah siapkah dan bersedia saudara menghadapi akibat juga pembalasan ini. Balasan yang tidak lagi dituturkan dengan kata-kata.
Jalan manakah yang saudara pilih untuk membebaskan diri daripadanya?
Kapankah lagi saatnya saudara akan memperhatikan diri, membersihkan dan mendidiknya?
Ya, sekarang ini, sekali saudara masih muda dan memiliki sebagai pemuda, bagaimana bila kekuatan ini telah lewat?
Apakah saudara tidak akan kehilangan kekuatan dan menjadi lemah pada hari-hari mendatang?
Sebab kalau sekarang ini saudara tidak bersungguh-sungguh membersihkan dan membina diri, maka bagaimanakah saudara dapat melakukannya esok, ketika saudara telah kehilangan kekuatan dan menjadi lemah karenanya, dan dengan penuh penyesalan. Ketika itu azam saudara telah pupus dan keinginan semakin lumpuh.
Pada saat yang sama dosa semakin berat dan hati semakin bertambah gelap. bagaimana mungkin saudara akan mampu membina dan mendidik diri saudara lagi?
Sesungguhnya setiap diri akan berlalu, setiap langkah bergerak ke depan dan setiap nafas yang saudara hela dari usia ini, menambah kesulitan saudara untuk memperbaiki diri, tetapi pada saat yang sama semakin bertambah pula kegelapan hati dan kelalaiannya. Manakala usia manusia meningkat, akan semakin bertambah pula kesulitan dan halangan untuk mencapai kebahagiaan dan semakin lemah kekuatannya untuk melakukan kebaikan. Apalagi jika saudara mencapai usia lanjut, maka semakin jauh pula saudara dari usaha mencapai kemuliaan dan takwa. Semakin sukar pula bagi saudara untuk bertaubat, karena taubat tidak cukup hanya sekedar mengatakan “Saya bertaubat kepada Allah”, tetapi saudara harus menyesali perbuatan buruk yang telah melakukan dan berazam untuk meninggalkan dosa yang telah dilakukan.
Penyesalan dan azam tidak berguna bagi seseorang yang menghabiskan usianya dengan mengumpat dan berdusta serta putih rambutnya dalam keadaan mengerjakan maksiat selama lima puluh tahun, karena mereka terlena dalam melakukan dosa hingga akhir usianya.
Bergeraklah wahai pemuda sebelum rambut saudara memutih. Setelah saudara sampai ke peringkat ini, kami telah beritahu kesulitan yang akan saudara hadapi. Seandainya saudara menyesal ketika usia masih muda belia, tentu mampu berbuat sesuatu. Karena pada saat itu saudara mempunyai azam (tekad) sebagai anak muda yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk berupaya menjauhkan diri dari hawa nafsu dan dorongan kehewanan.
Sebaliknya, jika saudara tidak berbuat pada masa-masa seperti ini dan tidak bersungguh-sungguh memperbaiki diri sekarang, maka keadaan seperti ini akan merupakan pukulan dan tamparan hebat bagi saudara, sedangkan usia sudah lanjut.
Pikirkanlah diri saudara, menyesallah ketika masih muda dan jangan sampai saudara telah beruban, tua dan lemah. Hati anak muda adalah hati yang lembut dan mudah dibentuk, yang kecenderungan ke arah kerusakannya masih lemah, tetapi ketika usianya bertambah, akan melekat di hatinya debu-debu maksiat. Apabila hal ini terjadi, agak mustahil baginya untuk membersihkannya. Imam ‘Ali as. berkata,
“Sesungguhnya sesuatu golongan yang beribadah kepada Allah karena suatu kepentingan adalah ibadahnya seorang pedagang. Sedangkan golongan yang beribadah dengan penuh ketakwaan adalah ibadah seorang ‘abid dan ibadah yang penuh kesyukuran adalah ibadah para hamba Allah.” (Nahjul Balaghah)
Sebagaimana diriwayatkan oleh Zurarah dari Abu Ja’far rh. berkata,
“Hati setiap hamba pada asalnya adalah putih. Ketika ia melakukan dosa pahit; lembaran itu bernoda hitam, kalau dia bertaubat noda itu menjadi putih-kehitam-hitaman. Sebaliknya, jika dosa semakin bertambah, noda hitam itu semakin kentara dengan menghilangnya terus ciri-ciri keputihannya. Maka apabila keputihannya tidak kembali lagi kepada seseorang, ia pun akan berlanjut.”
Allah berfirman :
“Sebenarnya apa yang mereka selalu usahakan itu menutupi hati mereka”. (QS. al-Muthaffifiin, 83: 14)
Manusia seperti ini senantiasa melakukan maksiat siang dan malam. Maka sukar baginya untuk menyucikan hatinya sementara usia sudah semakin tua, tidak sebagaimana sewaktu masih muda. Jika saudara tidak membersihkan diri, niscaya hati saudara akan menjadi hitam di saat saudara ke luar dari dunia ini. Katakanlah telinga dan lidah diliputi oleh dosa, maka bagaimana mungkin saudara dapat diterima oleh Allah. Ini adalah amanah dari Allah yang diserukan oleh Allah kepada saudara agar melakukan pembersihan diri dan melepaskan diri dari kehinaan serta celaan.
Mata. tangan dan telinga ini adalah di bawah usaha ikhtiar saudara, begitupun lidah, dan juga seluruh panca indera ini. Merupakan amanah Allah Yang Maha Kuasa. Semua ini dikaruniakan kepada saudara supaya sempurna serta selamat dan suci keadaannya. Jika ia dicermati dengan dosa dan maksiat, bagaimana saudara akan mempertanggungjawabkan amanah yang dipikulkan kepada saudara ketika di pertanyakan kepada saudara?
Beginikah saudara menjaga amanah AIlah?
Adakah dengan cara ini saudara menyelamatkan amanah tersebut?
Beginikah keadaan hati yang diberi amanah itu?
Mata yang dikaruniakan menjadi begini rupa?
Seluruh panca indera yang diamanahkan untuk menjaganya menjadi begitu cemar?
Dengan apa saudara akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?
Bagaimana saudara dapat menghadap kepada Allah apabila saudara mengkhianati amanah-Nya, sehingga saudara menjadi seorang pengkhianat?
Sekarang, wahai para pemuda, ingin kami tekankan kepada saudara bahwa saudara telah membinasakan masa muda. Dengan jalan demikian, yang tidak akan memberi manfaat kepada saudara sekalipun di dunia ini, karena saudara menghabiskan waktu yang berharga itu dengan perbuatan seperti ini. Semestinya waktu muda yang cemerlang itu saudara isi pada jalan Allah dengan tujuan yang sudah pasti dan suci. Dengan demikian niscaya saudara tidak akan rugi baik didunia ataupun di akhirat.
Sebaliknya, jika saudara menghabiskan waktu dengan sia-sia. saudara pasti dapat melihat akibatnya. Sekiranya saudara menyia-nyiakan usia muda dan menghabiskan waktu yang penuh kesempatan itu, niscaya akan menghabiskan waktu yang penuh dengan kesempatan. Niscaya saudara akan enghadapi tanggung jawab yang besar di alam akhirat di hadapan Allah kelak. Niscaya pembalasan yang tiada batasnya akan diterima terhadap amal-amal saudara yang rusak itu. Bahkan saudara akan melihat diri di dunia telah menemui bala bencana yang hebat dan dada akan merasa sempit. Akan terlihat malapetaka dan bencana timpa-menimpa pada diri saudara. Bahkan musuh-musuh penuh mengelilingi pinggang. Saudara sedang menghadapi malapetaka fitnah yang sungguh dahsyat dan jahanam menimpa saudara.
Ketika saudara berada di pusat pengkajian agama, saudara berada dalam keadaan melaksanakan amal saleh. Sesungguhnya saudara berada di bawah tabir yang menyelubungi Islam. Sekiranya saudara meletakkan rencana-rencana selagi tidak melakukan pembenahan diri dan tandzim (penyusunannya), saudara tidak akan mampu membebaskan diri dari rancangan dan rencana-rencana setan. Persiapan yang cukup, akan menjadikan mempunyai upaya tinggi untuk menghadapi rencana para penjahat yang keji itu.
Sungguh sekarang saya sedang melalui hari-hari yang terakhir dari usia ini. Saya akan berpisah dengan saudara sesudah waktu yang sungguh singkat atau panjang. Akan tetapi saya ingin menegaskan kepada saudara bahwa saudara akan menghadapi hari-hari yang suram apabila tidak lagi memperbaiki diri dan ruhani.
Tazkiyah Nafs
Jika manusia ingin memahami AI-Quran, acapkali dia harus membacanya. Jiwanya akan bertambah sempurna mendekati mabda’ Nur[3] serta mabda’ yang Mahatinggi. Dia harus mengangkat tabir yang menutupi dirinya. dan tabir tersebut ialah sifat ego yang terdapat pada dirinya (ananiyah) agar dapat memperoleh serta merasakan cahaya kesempurnaan yang universal. Salah satu tujuan AI-Quran ialah mengajarkan hikmah serta tazkiyah nafs (penyucian diri). Allah berfirman dalam surat al-Alaq ayat 6-7:
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia bertindak melampaui batas, disebabkan dia merasa dirinya serba cukup (merasa tidak memerlukan)”.
Ayat ini menerangkan bahwa sifat melampaui batas adalah sifat perusak jiwa manusia yang paling buruk, penafikan sifat tersebut tidak akan sempurna kecuali dengan mempelajari al-Hikmah serta membersihkan diri.
Manusia menurut tabiatnya akan melampaui batas ketika ia mendapatkan suatu kesempurnaan pada dirinya. Seandainya dia mendapatkan harta, ilmu atau suatu kedudukan tanpa disertai tujuan yang bersifat Ilahi, maka dia akan mengkufuri (melampaui batas) dengan apa yang telah diperolehnya. Karena itu salah satu sebab mengapa Firaun menjadi kufur ialah kedudukan dunia yang telah didapatinya dan dia sama sekali tidak mempunyai tujuan yang bersifat Ilahi, maka kedudukan tersebut menariknya ke dalam kekufuran.
Sungguh setiap orang yang mendapatkan sesuatu yang bersifat duniawi tanpa disertai tazkiyah nafs (penyucian diri) maka dia akan mengingkari dan mengkufurinya. Bahkan semakin bertambah kesempurnaan tersebut akan semakin bertambah pula kekufurannya.
Maka tujuan Bi’tsah Rasul adalah pembersihan diri kita untuk mengeluarkannya dari kegelapan, jika seluruh alam semesta menjadi cahaya yang maha tinggi seperti AI-Quran.
Seluruh perselisihan yang terdapat di antara manusia, khususnya yang terdapat di antara penguasa berasal dari kekufuran jiwa mereka. Kekufuran tersebut bersumber ketika manusia mendapati dirinya pada suatu kedudukan yang maha tinggi. la akan kufur dan tidak merasa cukup dengan kedudukan yang tinggi, sehingga kekufuran itu menariknya untuk berbuat zalim yang menimbulkan perselisihan tersebut.
Tidak ada perbedaan atas perselisihan yang dilakukan oleh individu- individu yang mempunyai kedudukan ataupun tidak, semua itu dihasilkan oleh kekufuran. Ucapan Firaun “Saya adalah Tuhan yang maha tinggi” juga kekufuran ketika dia diberi suatu kesempurnaan.
Apabila umat manusia membersihkan diri mereka serta mempelajari al-Kitab dan al-Hikmah, maka jiwa-jiwa mereka tidak akan kufur karena setiap individu yang telah membersihkan diri tidak akan mendapati dirinya merasa cukup untuk memperoleh suatu kedudukan dan melihat dirinya kemudian mengaguminya. Maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim.
Seluruh persoalan dan perselisihan yang bersifat duniawi bersumber dari kezaliman diri manusia yang berasal dari hawa nafsunya. Jika manusia membina untuk membersihkan dirinya maka hilanglah perpecahan tersebut. Seandainya seluruh para Nabi berkumpul di suatu tempat, kota atau negeri maka mereka tidak akan berselisih karena mereka telah membina diri mereka berikut memahami al-Kitab dan al-Hikmah serta menerimanya.
Sesungguhnya problema kita bersumber dari kekosongan jiwa dari tazkiyah nafs, dan yang lebih berbahaya bagi umat manusia ialah orang yang telah meridapatkan kesempurnaan dalam segi keilmuan yaitu bidang agamis. Orang seperti itu jelas kehilangan kesucian pada dirinya. Kekufuran orang-orang yang telah meraih kedudukan, jauh lebih luas dampaknya daripada kekufuran orang-orang awam. Ketika seorang awam berbuat kufur maka dampak kekufuran tersebut hanya sebatas mereka, keluarga atau lingkungannya, tapi ketika seorang penguasa berbuat kufur maka dampak kekufuran tersebut tidak hanya sebatas keluarga atau lingkungannya, tapi mencakup seluruh negeri atau dunia yang menyebabkan kerusakannya. Coba kita bandingkan kekufuran yang dilakukan oleh Firaun dengan kekufuran yang dilakukan oleh orang awam.
Bagi mereka yang mempunyai kedudukan, bila ingin memperbaiki statusnya maka harus memulai dari kalangan atas dengan mengoreksi pribadi mereka masing-masing dan menganggap kecil dirinya. Mereka yang meyakini bahwa agama Islam ialah suatu agama yang mengangkat derajat manusia serta mempercayai bahwa Bi’tsah Nabi sebagai petunjuk bagi umat manusia, maka mereka harus memperhatikan masalah ini yang sudah menjadi salah satu ajaran agama Islam.
“Sesungguhnya manusia bertindak melampaui batas, disebabkan dia merasa dirinya cukup [tidak memerlukan]. (QS. aI-‘Alaq, 96: 6-7)
Jadi tazkiyah nafs merupakan suatu pengantar untuk menerima dan menggapai cahaya Ilahi. Barang siapa yang tidak memperhatikannya maka ilmu dan kedudukan yang telah dia peroleh akan membahayakan, bahkan lebih bahaya dari kesempumaan (karunia) yang lain yaitu membuat kehancuran di dunia dan akhirat.
Perhatikan hal tersebut dan nikmat-nikmat Ilahi yang dengannya kita dapat menyambung hidup hingga saat sekarang di bulan suci ini, serta perhatikanlah makna tujuan yang akan terjadi jika seseorang melalaikannya?
Sesungguhnya harapan saya atas kalian sangat besar. Agar kalian menjaga diri dengan rasa rendah hati dan berusaha membersihkannya. serta berikanlah semangat kalian untuk Islam agar tercapai tujuannya.
(AI-Ghadir; terjemahan Alwi al-Idrus dari kitab Mukhtarat min Aqua aI-Imam)
Bersihkan Diri Jika Ingin Memahami AI-Quran
Saya ucapkan selamat kepada seluruh umat Islam, khususnya umat Islam Iran, atas tibanya hari Mab’ats, hari diutusnya Rasulullah Saww. sebagai nabi terakhir. Semoga kita semua dapat terus mengikuti jalannya. Pada kesempatan ini saya ingin sedikit menyinggung masalah pengangkatan Rasul, tujuannya, hasilnya, dan tugas kita terhadapnya.
Rasulullah Saww. diutus dengan tujuan sebagaimana diungkap oleh AI-Quran, yakni:
“Dia-lah yang mengutus pada orang-orang yang ummi seorang Rasul dari mereka sendiri; membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka, mengajarkan mereka al-Kitab dan al-Hikmah, meskipun mereka sebelumnya dalam kesesatan yang nyata.” (QS. al-Jumu’ah, 62: 2)
Allah menegaskan bahwa Rasulullah Saww. diutus dengan tugas membacakan ayat-ayat Allah, yang dimaksud dalam ayat di atas adalah AI- Quran. Meskipun tidak hanya AI-Quran, tetapi ayat yang paling agung dan mencakup tujuan pengutusan para Rasul hanyalah AI-Quran. Dengan demikian, Nabi Saww. menyampaikan kitab yang agung ini dan membacakannya kepada umat manusia.
AI-Quran adalah sajian yang diturunkan Allah kepada seluruh umat manusia melalui Rasul Saww. agar mereka menarikmanfaat darinya, masing-masing sesuai dengan orang, semua lapisan masyarakat, dari dahulu hingga hari kiamat, dari Barat sampai ke Timur, apakah yang berilmu, awam, filosof, arif atau fakih, semuanya menarik manfaat dari AI-Quran.
Meskipun AI-Quran turun dari alam gaib ke alam nyata, dari posisi yang sangat tinggi ke posisi yang kita fahami, meskipun demikian di dalam AI- Quran terdapat tema-tema yang dapat difahami oleh semua orang baik oleh arif, awam, alim, maupun oleh yang tidak terpelajar. Tapi dalam AI-Quran juga terdapat tema-tema yang hanya difahami oleh kalangan tertentu, yakni para anbiya’, auliya’, ulama, filosof, dan urafa’ saja. sementara kita memahaminya melalui penjelasan mereka. Di samping itu, di dalam AI-Quran terdapat penjelasan-penjelasan mengenai politik, sosial, pendidikan, bahkan militer dan sebagainya. Semua ini untuk difahami dan ditarik manfaatnya oleh umat manusia sesuai kapasitas masing-masing.
Tapi sarang, kita umat manusia dan para ulama masih belum mampu menarik manfaat sebagaimana mestinya. Oleh karena itu adalah keharusan bagi kita semua untuk mengkaji AI-Quran lebih dalam, menggunakan daya pikir dan semua kemampuan yang ada pada kita, agar dapat memahaminya dengan baik sehingga semua orang dapat menarik manfaat dari AI-Quran. Sebab AI-Quran diturunkan untuk semua orang sesuai Kapasitasnya masing-masing.
Dengan demikian, maka salah satu tujuan pengutusan Rasul adalah penurunan AI-Quran dari alam gaib; dari ilmu Allah dan kegaiban yang gaib, melalui pribadi agung yang mempunyai hubungan erat dengan al- Ghaib karena mujahadahnya luar biasa dan fitrah Tauhidnya yang murni, yang karena itu AI-Quran turun padanya dari alam gaib, bahkan melalui beberapa tahapan hingga sampai ke alam syuhud[4] dan alam alfaz[5] , sehingga kita dapat memahami serta mengerti maknanya sedikit dan menarik manfaat darinya.
Allah Swt. befirman dalam surat al-Baqarah,129:
“Membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka, mengajarkan mereka al-Kitab dan al-hikmah.”
yakni menjelaskan kepada mereka al-Quran supaya mereka mensucikan diri dan mengeIuarkan kegelapan-kegelapan yang meliputi mereka, sehingga ketika jiwa sudah bersih dan akal pikiran serta ruhani telah siap, barulah dapat menyerap al-Kitab dan al-Hikmah. Jadi, tujuannya ialah penyucian jiwa,tazkiyatun-nafs, supaya memiliki kesiapan memahami al-Kitab dan mendapatkan al-Hikmah. Tidak semua orang dapat menangkap cahaya yang bertajalli[6] , menjelma, dan turun dari alam gaib ke alam syuhud ini, kecuali orang-orang yang telah mensucikan jiwanya dari semua kotoran, terutama kotoran akibat mengikuti hawa nafsu.
AI-Quran adalah nur atau cahaya sebagaimana ungkapan AI-Quran sendiri, sedangkan kotoran yang ada dalam diri seseorang adalah tirai atau hijab yang menghalanginya memahami AI-Quran. Oleh karena itu, selama hijab ini belum terurai atau terbuka maka mustahil ia dapat memahami AI-Quran karena selamanya tirai menghalangi masuknya cahaya.
Boleh jadi seseorang merasa bahwa ia telah memahami AI-Quran, tetapi selama ia belum keluar dari kegelapan hijab yang menutup hatinya karena masih menjadi tawanan hawa nafsu, rasa ujub, dan sifat-sifat buruk lain yang ada dalam dirinya, dia tidak akan mampu menerima pantulan cahaya itu ke dalam hatinya. Karena itu jika seseorang ingin memahami hakikat AI-Quran (bukan sekedar pemahaman lahiriah) tapi betul-betul pemahaman hakiki sehingga setiap kali membaca AI-Quran semakin meningkat ke tangga kesempurnaan dan semakin dekat ke sumber cahaya dan sumber tertinggi, maka ia harus mengangkat tirai itu. Dan kalian adalah tirai bagi diri kalian sendiri, karena itu kalian harus mengangkatnya supaya dapat memahami nur ini sebagaimana yang dapat dipahami oleh anak manusia. Dengan demikian, salah satu tujuan pengutusan Rasul ialah pengajaran al-Kitab dan al-Hikmah sesudah takziyatun-nafs atau penyucian diri.
Ayat pertama yang turun pad Nabi Saww adalah firman Allah “iqra’ bismi rabbika”, bacalah dengan nama Tuhanrnu. Ayat ini telah menyeru belajar dan membaca sejak dari pertama. Dalam ayat ini juga tercantum:
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia ketika melihat dirinya berkecukupan akan melampaui batas (tagha).” (QS. al-‘Alaq, 96: 6)
Ini artinya bahwa sikap melampui batas atau tughyan, merupakan salah satu K:ejahatan utama. la harus dihilangk:an dengan cara hanya melalui penyucian diri serta mempefajari al-Kitab dan al-Hikmah.
Dalam diri manusia terdapat suatu watak bahwa ketika ia mendapatkan dirinya berkecukupan dalam satu masalah, ia cenderug bersikap melampaui batas atau tughyan dalam masalah itu. Misalnya ketika ia merasa berkecukupan dalam masalah harta, muncul dalam dlrinya sikap tughyan dalam masalah harta. Demikian pula ketika ia me rasa berkecukupan dalam masalah ilmu atau kedudukan, maka sikap tughyan-nya terjadi pada masalah keilmuannya dan kedudukannaya.
Firaun bersikap tughyan, sebagaimana diungkapkan langsung oleh Allah, karena dia mencapai posisi duniawi tanpa kesucian diri dan tanpa didasarkan pada tujuan Ilahi. Dan memang, setiap orang yang mencapai posisi duniawi tanpa didasari oleh kesucian diri akan melakukan tughyan ini. Semakin tinggi posisi duniawinya semakin tinggi tughyan-nya. Karena itu Nabi di utus untuk menyelamatkan manusia dari sikap tughyan ini, membersihkan jiwa mereka dan mengeluarkan mereka dari kegelapan. Maka jika semua orang berhasil disucikan, seluruh alam ini akan menjadi nur.
Perselisihan dan pertentangan yang terjadi di antara anak manusia dan di antara para penguasa bersumber pada tughyan ini. Seseorang yang mencapai suatu posisi duniawi tertentu muncul dalam dirinya tughyan; ia tidak puas dengan posisinya sekarang dan ingin lebih tinggi lagi; Ini mendorongnya melakukan tindakan kejahatan terhadap orang lain, yang dengan sendirinya melahirkan perselisihan dan pertentangan. Tidak berbeda, apakah perselisihan itu pada tingkat tinggi dan atau tingkat rendah, apakah antara kalangan pedesaa,n atau tingkat kekuasaan tinggi. Semuanya adalah karena tughyan. Dan semakin tinggi posis seseorang semakin tinggi pula tughyan-nya.
Tughyan yang ada pada Firaun, sampai-sampai ia mengklaim dirinya sebagai Tuhan, “ana rabbukuml-a’la”, aku tuhanmu tertinggi, kata Firaun. Pada dasarnya ada pada semua orang bukan khas Firaun saja. Manusia memang seperti itu, ketika pengaturan urusan umat diserahkan padanya, muncul dalam dirinya dikatakan Firaun, “ana rabbukuml-ala”.
Adanya tughyan ini adalah salah satu masalah besar yang dihadapi umat man usia. Karena itu Nabi diutus untuk memberantas sifat tughyan ini dengan cara mensucikan mereka. Jika mereka suci, sikap tughyan tidak akan muncul dan mereka akan memahami al-Kitab serta mendapatkan al-Hikmah. Sebab seseorang yang mensucikan dirinya tidak akan merasa dirinya cukup; dengan demikian tidak akan muncul tughyan dalam dirinya. Dan jika tughyan tidak muncul maka tidak akan terjadi perselisihan dan pertengkaran di antara anak manusia. Jika seandainya semua Nabi dikumpulkan dalam satu kota atau satu negeri, tidak akan terjadi pertentangan di antara mereka sama sekali. Sebab mereka telah mesucikan diri mereka dan mendapat ilmu serta al-Hikmah. Problem kita adalah ketiadaan kesucian pada diri kita dan tidak terdidiknya kita.
Seorang yang berilmu, bahkan mungkin memiliki kemampuan luar biasa tapi jika tidak berakhlak, orang semacam ini sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia. Bahkan lebih berbahaya dari ancaman Mongol. Karena itu penyucian diri merupakan tujuan utama diutusnya para Rasul. sesudah itu baru pengajaran.
Orang-orang yang tidak tersucikan dirinya dan tidak mampu melepaskan diri untuk mendapatkan pengaruh Tauhid. dunia ketuhanan, filsafat, fikih, ijtihad, politik dan sebagainya akan menjadi ancaman yang sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia. Karena itu adalah keharusan bagi orang-orang yang memegang tanggung jawab pendidikan terhadap orang lain untuk mensucikan dirinya dan membinanya terlebih dahulu. Demikian juga para penguasa dan pemimpin-pemimpin negeri. mereka harus mensucikan diri mereka dahulu supaya tidak tughyan dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan setan.
Penyucian semua orang adalah tujuan diutusnya para Rasul. Penyucian diri bagi para penguasa, para pejabat, para raja, dan para kepala pemerintahan jauh lebih penting dari masyarakat lain. Tughyan yang muncul karena ketiadaan kesucian diri dari seorang masyarakat biasa adalah tughyan pada ruang yang kecil. Tughyan yang dilakukan oleh seorang masyarakat biasa di pasar atau di desa. Kerusakan yang diakibatkannya terbatas pada lingkungannya saja.
Tapi tughyan yang muncul dari seorang yang mempunyai pengaruh luas, misalnya ulama yang dihormati orang banyak, raja yang dicintai rakyatnya, atau pemimpin yang di terima oleh umum, dapat merusak seluruh negeri. Tughyan yang merusak negeri terjadi karena ketiadaan penyucian diri oleh para pemegang kekuasaan.
Sebagai contoh dapat dibandingkan tughyan yang dilakukan oleh seorang seperti Saddam dengan tughyan yang dilakukan oleh seorang warga biasa. Tughyan seorang warga biasa hanya merusak beberapa orang di sekitarnya saja, tapi tughyan yang dilakukan Saddam telah merusak sebuah atau dua buah negeri. Bahkan kawasan Timur Tengah ini. Demikian pula jika tughyan ini muncul pada kepala negara seperti Amerika; maka tughyan yang terjadi pada mereka dapat menghancurkan sekian banyak negeri. Peperangan-peperangan yang terjadi di dunia kedua terjadi karena munculnya tughyan ini pada kepala-kepala negara yang tidak dapat mensucikan diri sehingga mereka merusak negeri-negeri yang banyak. Demikian pula jika pemerintahan di Soviet (sebelum jatuhnya Soviet); maka pengaruhnya tidak terbatas pada Soviet saja, tapi seluruh dunia.
Kepada para seluruh pejabat tinggi maupun rendah, jika mereka menginginkan keamanan dan kesejahteraan negeri ini maka hendaknya mereka mengatasi terlebih dahulu persoalan diri mereka. Jika persoalan diri mereka dapat diatasi dengan sendirinya persoalan negeri dapat diatasi. Tapi jika tughyan muncul dari mereka, maka negeri pun akan hancur.
Mereka yang mencintai negeri ini, yang mencintai Islam, dan percaya bahwa Islam penyelamat manusia, hendaknya betul-betul memperhatikan ajaran yang sangat penting ini dalam Islam yang tercermin dalam firman Allah,
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia ketika melihat dirinya berkecukupan akan melampaui batas.” (QS. al-‘Alaq. 96: 6)
Mereka yang percaya pada kebangkitan yang bersifat Ilahi dan mengetahui bahwa sesungguhnya tujuan dari kebangkitan itu adalah menunjukkan jalan kebenaran kepada umat manusia, harus betul-betul memperhatikan masalah ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam ayat di atas. Karena penyucian diri adalah mukadimah bagi penerimaan cahaya hidayah. Selama kalian tidak mensucikan diri kalian. niscaya kalian akan selalu bersikap tughyan. Selama kalian tidak mensucikan diri kalian, maka ilmu akan berbahaya buat kalian, bahkan bahayanya melebihi apa pun juga. Selama kalian belum mensucikan diri kalian pada kecelakaan dunia dan akhirat.
Renungilah hari Mab’ats. Renungilah nikmat Ilahi yang agung di mana kita saat ini memperingatinya. Renungilah apa tujuan dari pengangkatanm apa maksudnyam dan jika seseorang menjauhkan diri dari tujuan itu apa akibat yang bakal diterimanya?
Renungkan semua ini. Tujuan dari pengutusan Rasul adalah penyucian diri, dan penyucian diri tidak akan dapat dilakukan kecuali dengan menghilangkan ananiyah (keakuan), ujub, cinta kepemimpirian, mengejar dunia dan mengganti semua itu dengan kecintaan kepada Allah. Tujuan diutusnya Rasul untuk menancapkan kekuasaan Ilahi dalam hati sebelum dalam masyarakat.
Selama kesucian diri belum terwujud pada tingkat tinggi, maka negeri ini dan negeri-negeri lainnya tidak akan menjadi baik. Orang-orang yang melihat revolusi sebagai revolusi yang berguna buat masyarakat banyak, mendukungnya dan menganggapnya sebagai Revolusi Rakyat akan berusaha untuk mewujudkan cita-citanya mereka dengan mensucikan diri mereka. Penyucian diri ini harus dimulai dari tingkat atas. Selama diri mereka belum suci dan tidak mampu melepaskan diri dari ananiyah, ujub, dan hawa nafsu, maka tidak akan terjadi kebaikan.
Kita semua harus mensucikan diri dan tidak ada kecuali dalam hal ini. Supaya kita dapat menerangi hidup ini dengan nur Ilahi dan nur AI-Quran.
Daftar Isi :
PESAN SANG IMAM 1
(Bagian 4) 1
Penerjemah : Tim AI-Jawad 1
Penerbit : AI-Jawad Publisher 1
Tahun Penerbitan : Shafar 1421 H/Mei 2000 M 1
Khomeini, Ruhullah al-Musawi 2
UCAPAN TERIMA KASIH 3
SEKAPUR SIRIH 6
Imam Khomeini, Siapa dia? 6
PENGANTAR PENERBIT 13
DO’A DAN PENYUCIAN JIWA 17
Do’a di Bulan Sya’ban Cermin Persiapan Jihad 17
Do’a Sya’ban Membuka Tabir Kegelapan 20
Kesucian Akhlak Untuk Mencapai Makrifatullah 23
Munajat Sya’baniyah 26
Penyuci Jiwa Kotor 26
Langkah Awal Kesucian Diri 38
Tazkiyah Nafs 52
Bersihkan Diri Jika Ingin Memahami AI-Quran 56
Catatan:
[1] Selain para Nabi dan Imam yang suci (editor).
[2]
Kaum pedagang.
[3]
Sumber cahaya Kebenaran.
[4]
Alam nyata.
[5]
Alam kata-kata
[6]
Kebenaran yang diperlihatkan Tuhan.
ilustrasi hiasan:
Pesan Sang Imam (Bagian Kelima)
NASEHAT UNTUK KAUM MUSLIMIN
Nasehat Imam Untuk Membina Pribadi Muslim
Ikuti perkembangan umat Islam
Banyak-banyaklah menelaah berbagai buku (agama, sosial, politik, sains, filsafat, sejarah, sastra dan lain-lain).
Pelajari ilmu-ilmu teknik yang dibutuhkan negara Islam.
Pandanglah fakir miskin dari segi material, dan ulama dari segi spiritual.
Lupakan pekerjaan-pekerjaan baik Anda, dan ingatlah dosa-dosa Anda yang lalu.
Shalatlah yang lima tepat pada waktunya, dan berusahalah shalat tahajiud.
Jangan banyak bicara dan seringlah berdo’a, khususnya doa hari Selasa.
Kurangi waktu tidur dan perbanyaklah membaca AI-Quran.
Pelajari dan perdalamlah ilmu Tajwid dan bahasa Arab.
Sedapat-dapatnya berpuasa setiap hari Senin dan Kamis.
Perhatikan dan tepatilah sungguh-sungguh janji Anda.
Berinfaklah kepada fakir miskin.
Hindarilah tempat-tempat maksiat.
Hindari tempat-tempat pesta-pora dan janganlah Anda mengadakannya.
Berpakaianlah secara sederhana.
Berolahragalah (senam, marathon, dan lain-lain).
Nasehat Kepada Para Penguasa
(Disampaikan pada acara peringatan empat puluh hari syahidnya Imam Husain (Arba’in), tanggal 22 Safar 1401 H/30 Desember 1980 di Husainiyah Jamaran, Teheran.
Saat menerima rombongan keluarga syuhada dan warga Iran bagian selatan yang mengalami serangan pertama invansi Irak ke Iran) Kadang-kadang seseorang bingung apa yang harus diucapkannya saat menyaksikan pemandangan haru seperti ini. Di hadapan saya terpampang gambar para syuhada dan para keluarga syuhada juga hadir di sini; keluarga syuhada Dizful, sekelompok suku Khuramabad dan warga Khuramabad bahkan sejumlah anak-anak dari wilayah Musawiyah, Teheran. Mereka semua hadir di sini. Menyaksikan pemandangan seperti ini. Apa yang dapat kita ucapkan?
Tapi ini adalah ujian dan merupakan kodrat manusia bahwa selama berada di alam ini selalu mendapat ujian; apakah itu para nabi, auliya’ atau siapa saja. Semuanya tidak akan luput dari ujian dan ujian-ujian itu kadang-kadang dalam bentuk rasa takut, lapar, berkurangnya harta Kekayaan, nyawa, pangan, dan lain sebagainya. Orang-orang seperti kalian yang tinggal di daerah perang Dizful, Ahwaz, Susangard dan sebagainya sudah barang tentu mendapat ujian yang lebih berat ketimbang yang lain. Tapi semua itu adalah ujian dari Allah Swt. buat kalian, dan buat kita semua.
Setiap orang siapapun dia akan menerima ujian. Klaim keimanan Kepada Allah tidak lantas membuatnya lepas dari ujian bahkan para nabi utama dan semua nabi juga menerima ujian. Nabi Ibrahim as. misalnya menerima ujian yang begitu berat. la harus menyembelih anak kandungnya sendiri. Demikian juga yang diterima Sayyidus-syuhada lmam Husain as. dan anak cucunya. Tapi ujian-ujian itu selain dalam bentuk kesulitan hidup dapat juga dalam bentuk kesenangan hidup misalnya: rasa aman, memiliki harta yang banyak, kedudukan yang terh.rmat dan sebagainya. Semua itu adalah ujian dari Tuhan, bahkan ujian dalam bentuk kesenangan hidup ini lebih berat dari kesulitan hidup.
Karena itu, banyak sekali kita saksikan. Ketika menghadapi ujian, orang-orang yang dulunya mengklaim bahwa dirinya beriman ternyata hanya omong besar. Betapa banyak orang yang mengklaim kepahlawanan, bahwa jika tiba saat perang akan berada di baris paling depan tapi ketika perang betul-betul datang dia justru berada paling belakang. Sangat berbeda dengan kalian warga Dizful, Ahwaz, dan Susangard yang telah menghadapi ujian denga kokoh dan kalian telah berhasil.
Gambar-gambar mengharukan yang saya saksikan ini adalah bukti keberhasilan kalian itu. Sungguh suatu kebanggaan besar buat kalian. Allah telah berfirman,
“Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. al- Baqarah, 2: 155)
yaitu sabar terhadap bencana yang menimpa mereka dan sabar tatkala,terjadi kekurangan pangan, kehilangan nyawa dan anak-anak. Sungguh, kalian telah menunjukkannya.
Pemuda-pemuda kita yang syahid adalah milik Allah, mereka telah mengorbankan diri mereka di jalan Allah dan mereka telah kembali kepada Allah. “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiun”, sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kita akan kembali kepada-Nya.
Ya, memang semua yang dimiliki manusia berasal dari Allah. Kehidupan, anak-anak dan harta kekayaan adalah anugerah Allah yang semua berasal dari-Nya. jika manusia meyakini hal ini, bahwa semuanya adalah titipan Allah, anak-anak adalah titipan Allah, istri adalah titipan Allah, harta adalah titipan, dan semuanya kembali kepada Allah, maka ketika ujian datang kita telah berhasil menghadapinya, seperti para nabi dan auliya’ yang telah berhasil menghadapi ujian dari Allah. Kita akan tergolong dalam kelompok orang-orang yang dikategorikan Allah sebagai,
“Mereka adalah orang-orang yang mendapat shalawat, anugerah, dari Tuhan mereka dan mendapat rahmat. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. al-Baqarah. 2: 157)
Semua orang akan mendapatkan ujian. Para pemimpin negara pun akan mendapat ujian, bahkan ujian yang mereka terima lebih berat dibanding pihak lain. Oleh karena itu, banyak sekali penguasa yang gagal menghadapi ujian. Kita menyaksikan betapa banyaknya para pemimpin negara yang mengaku menghormati Hak Azasi Manusia (HAM), bahkan sebelum sampai posisinya itu, ia mengklaim sebagai pembela HAM dan menuntut pelaksanaan HAM tapi sesudah memperoleh jabatannya yang merupakan ujian dari Allah. la bukan saja memperjuangkan HAM, malah menginjak-injaknya. Dhuafa’ yang ia janjikan bantuan sebelumnya telah disepelekan hak-hak mereka. Orang-orang seperti ini akan mendapat murka dan siksa Allah Swt.
Ujian adalah sesuatu yang pasti. Tapi klaim dan pengakuan saja belum cukup. Klaim atau pengakuan bahwa dia beriman kepada Allah, membela HAM, atau jika menjadi presiden, PM, pemimpin sesuatu, akan melakukan ini dan itu. Klaim dan pengakuan tersebut masih belum cukup tetapi ia harus membuktikannya ketika mencapai semua itu. Jika ia seorang presiden, ia harus membuktikan apakah ia seorang ‘Ali bin Abi Thalib as. yang berkuasa dengan adil dan memperlakukan kaum dhuafa’ dan fuqara’ dengan penuh kasih sarang. Tidak seperti Carter dan Stalin. Sebelum berkuasa, Stalin juga berjanji akan mengabdi kepada umat manusia dan membiarkan mereka hidup bebas, tapi ketika ia berkuasa ia babat semuanya. Carter juga demikian, berjanji akan memberikan kebebasan dan bahwa ia pencinta kemanusiaan tetapi ketika berkuasa, kita semua tahu apa yang dilakukan terhadap kemanusiaan. Juga Saddam, berjanji akan melakukan ini dan itu untuk bangsa Arab, tapi ketika berkuasa ia bantai bangsa Arab dengan cara yang lebih keji dari kaum Mongol.
Inilah ujian, dan tidak ada tempat bagi klaim dalam ujian. Ujian kekuasaan jauh lebih berat dari ujian yang berbentuk anak atau nyawa, dan untuk lulus dari ujian adalah sesuatu yang amat sulit dan berat. Lebih banyak yang gagal ketimbang yang berhasil. Karena itu, setiap penguasa dan para pemilik jabatan, apapun jabatannya, hendaklah menyadari diri bahwa ujian yang mereka hadapi amat berat dan penuh dengan rintangan. Mereka harus terus introspeksi diri, sejauh mana perbedaan keadaan mereka sebelum dan sesudah menjabat. Ketika sebelum menjabat mereka mengkritik pejabat-pejabat sebelumnya, calon presiden mengkritik presiden yang berkuasa sebelumnya, anggota parlemen mengkritik anggota parlemen sebelumnya, dan sebagainya. Tetapi sekarang ketika mereka menjabat, apakah mereka memperbaiki yang mereka Kritik itu atau sama saja seperti pemula-pemula mereka.
Mereka yang menjabat seharusnya menjadi seperti apa yang dipujikan rakyat ternadap Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib as. yaitu Ketika Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib as. berkuasa, ia begitu sangat amanat terhadap kekuasaan yang berada di tangannya sampai-sampai ketika berpidato di atas mimbar, Imam ‘Ali mengibas-ibaskan jubah yang dipakainya dikarenakan jubahnya masih basah karena baru dicucinya. Sementara itu Imam ‘Ali tidak punya jubah lain sebagai penggantinya, padahal kekuasaannya meliputi Hijaz, Irak, Iran, Mesir, dan lain-lainnya.
Kita mengklaim bahwa kita adalah Syi’ah dan pengikut Ahlibait as. Namun, apakah kita juga Syi’ah ketika ujian datang? Apakah kita telah mengikuti Amirul Mukminin sebagaimana layaknya? Apakah perlakuan kita kepada sahabat-sahabat karib, saudara-saudara kita seagama, dan kepada semua orang, sebagaimana perlakuan Imam ‘Ali as.?
Kita semua akan menghadapi Allah Swt. dan bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan karena kita semua akan mati. Oleh karena itu pikirkanlah apa yang bakal kita persembahkan kehadirat Allah Swt. nanti ketika kita harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan dihadapan-Nya. Jangan sekali-kali mempermainkan darah para syuhada dan jangan berebut kekuasaan. Kita yang mengecam Saddam jangan sampai malah melakukan pekerjaan Saddam. Ketika kekuasaan itu sampai kepada kita, mari lakukan introspeksi diri, apakah kita berlaku seperti Saddam atau seperti Khalifah Rasulullah? Jika kekuasaan sama sekali tidak mengubah kepribadian kita, dalam artian tetap sama seperti datang kekuasaan. Kita baru dapat di sebut Syi’ah ‘Ali.
Wahai para penguasa! Kalian semua sedang dalam ujian dan sepak terjang kalian diawasi dengan seksama oleh Allah Swt.
Wahai para tentara! Kalian semua sedang dalam ujian. Jaga amanat yang dititipkan pada kalian dan jangan sampai ada darah-darah bersih yang tertumpah percuma.
Wahai para abdi rakyat, kalian semua sedang dalam ujian!
Wahai tangan-tangan yang selalu menggoreskan pena dan menulis di surat-surat kabar!
Wahai mereka yang selalu muncul di TV dan radio, yang berbicara kepada banyak orang! Kalian semua sedang dalam ujian. Ketika kalian menggoreskan pena ka!ian; ketika kalian berbicara kepada orang, ingatlah bahwa kalian akan bertemu dengan Allah. Maka jangan sampai ada hal-hal buruk yang kalian hadapkan ke hadirat Allah Swt. Wahai semua rakyat, penguasa, pedagang, petani, pekerja, pegawai, buruh pabrik, dan lain sebagainya! Kalian sedang dalam ujian dan akan mempertanggungjawabkan semuanya di hadapan Allah Swt.
Mudah memang untuk mengatakan sesuatu, tetapi justru setiap ucapan kita adalah ujian bagi kita sendiri. Orang yang mengklaim dirinya sebagai pecinta kemanusiaan akan diuji terhadap apa yang diklaimnya itu. Yang mengaku pembela HAM akan diuji terhadap apa yang diucapakannya. Yang mengaku beriman akan diuji oleh Allah ten tang keimanannya, dan seterusnya. Allah Swt berfirman,
“Apakah manusia mengira bahwa dia akan dibiarkan begitu saja (tidak diuji), karena mengatakan kami beriman?” (QS. al-Ankabuut, 29: 2)
Tidak, sama sekali tidak.
Oleh karena itu bertanggungjawablah terhadap apa yang kita ucapkan. Berbuatlah segalanya karena Allah dan karena rasul-Nya. Jika itu yang menjadi tumpuan kita, maka kita akan mencapai apa yang kita cita-citakan. Insya Allah.
Kenapa Kita Selalu Berpecah Belah
Sesungguhnya kita tidak mengetahui atas tujuan apa adanya perpecahan dan bergolong-golongan itu. Adakah perpecahan itu tercetus karena kepentingan dunia semata-mata atau perkara manakah yang menyebabkan saudara berpecah-belah karena dunia. Sesungguhnya perpecahan saudara tentang urusan keduniaan itu suatu perkara yang aneh.
Ya Allah, bagaimana bisa terjadi pada saudara yang berilmu pengetahuan dan memakai sorban. Sesungguhnya seorang ulama yang membayangkan hubungannya dengan Allah dibalik alam tabi’i (alam tabiat) ini, seorang ‘alim yang terdidik di madrasah Islam, yang melalui proses pembenahan syakhsyiyah (kepribadian) yang kokoh, mengetahui benar-benar bahwa adalah mustahil mempunyai hasrat dan tujuan yang bersifat keduniaan serta didorong oleh keserakahan hawa nafsu.
Sesungguhnya dia tidak berfikir demikian untuk menghadapi perselisihan, masalah krisis pribadi dan bergolong-golongan karena kepentingan dunia.
Wahai para da’i yang menyeru ke jalan Allah. Yang ingin mengikuti pimpinan Amirul Mukminin ‘Ali kw. atau sekurang-kurangnya yang memperhatikan sedikit banyak sejarah hidupnya, niscaya dapat dilihat bahwa saudara telah terlalu jauh dari corak kepemimpinan beliau dan perjalanaan hidup beliau.
Adakah saudara mengetahui tentang sifat zuhud, ketakwaan dan kehidupan yang sederhana serta suci itu?
Adakah saudara melaksanakan dan mengamalkan yang demikian itu?
Adakah saudara memahami tentang zihad kepemimpinan yang agung ini? Yang terus-menerus menentang kezaliman, thaghut, dan penindasan.
Serta tindakan beliau membela golongan yang teraniaya (tertindas), mustadh’afin dan tersiksa?
Sekiranya saudara telah memahaminya, kenapa saudara tidak ingin melaksanakannya? Mereka yang sedang menyalakan api kerusakan dunia sekarang ini, serta menyebarkan huru-hara dan kekacauan adalah golongan yang berlomba-lomba untuk menguasai umat manusia (berebut pengaruh). Mereka mencoba mengeruk perbendaharaan mereka dan menghisap manfaat serta mengekalkan penjajahan dan penindasan terhadap negara-negara yang lemah dan tertindas di bawah kekuasaan ekonomi mereka.
Oleh karena itu, saudara semestinya menghadapi peperangan setiap hari dengan orang-orang yang seperti ini. Harus menempa perjuangan untuk membebaskan umatmanusia dari golongan mustakbarin atau para penindas dunia yang menggunakan berbagai nama atau tipu muslihat, untuk membebaskan bangsa dunia, membangunkan mereka dan mempertahankan kemerdekaan mereka, tetapi dibalik slogan-slogan ini mereka memasok senjata-senjata kepada pemimpin-pemimpin bangsa manusia yang tertindas. Inilah peperangan menurut logika dan perhitungan golongan yang mengejar dunia, serta mengikuti pertimbangan mereka yang serakah.
Sementara peperangan yang sedang saudara hadapi adalah menentang dan membongkar segal a perhitungan mereka. Sesungguhnya apabila kita tanyakan kepada mereka, “kenapa mereka tidak hanya berperang dan bertarung?”
Mereka akan menjawab “Kami menghendaki untuk kelangsungan keamanan negara tersebut dan mengeruk kekayaan kami untuk mereka.”
Akan tetapi apabila saudara ditanya: “Kenapa saudara tidak berperang dan bertarung menghadapi mereka?”
Apakah jawaban saudara? Sedangkan saudara-saudara tidak mempunyai kepentingan dunia seperti mereka untuk menghadapi pertentangan ini.
Sesungguhnya kedudukan saudara seperti seorang pembeli yang mengambil dari ulama Islam yang dirujuk (marja’i), sedikit sekali untuk mengeluarkan belanja kepada golongan yang lain untuk membeli perlengkapan perang guna menghadapi para penindas itu. Oleh karena itu, kenapa kita berselisih dengan mereka, adakah saudara dapat memperhatikan ini?
Saya sempat membaca lembaran-lembaran khusus bersifat dokumen yang dikeluarkan oleh Gereja Vatikan untuk dikirim ke Washington (Amerika). Saya dapati di dalamnya, bahwa perhitungan musuh-musuh Islam sedemikian rupa, sebagaimana yang saya sebutkan di atas, memusatkan perhatian kepada pusat-pusat pengkajian kita. Maka adakah setelah saya beberkan ini semua, saudara masih juga cenderung kepada kepentingan dunia?
Walhasil, segala sebab yang membawa kepada perselisihan dan perpecahan yang telah menghilangkan tujuan tertentu yang suci adalah merujuk kepada kecintaan kepada dunia. Jikalau perselisihan dalam bentuk ini masih terdapat di antara saudara, ini berarti bahwa saudara tidak atau belum keluar dari lingkaran kecintaan kepada dunia yang masih bersarang di hati saudara. Hal ini menunjukkan kepentingan duniawi yang terbatas dan telah menyebabkan perlombaan yang begitu jelek di lingkungan saudara Saudara menghendaki kedudukan itu. Sedangkan pada waktu yang sama orang lain pun menghendaki kedudukan yang sama pula. Oleh karena itu, cinta dan rakus kepada dunia menguasai hati, dari keadaan yang seperti ini tidak boleh tidak, akan mendorong kepada perpecahan, hasut dan dengki.
Adapun dukungan gerakan Islam Hizbullah yang mengorek rasa kecintaan kepada dunia dari hati mereka dan membersihkannya dari kecenderungan yang rendah itu, tidak akan mengalami kerusakan dan musibah seperti ini. Seandainya para nabi as. berkumpul di sebuah kota yang sama pada hari ini, maka sudah pasti tidak akan terdapat perselisihan di antara mereka dan niscaya mereka akan membentuk suatu shaf atau angkatan perjuangan seperti bangunan yang tersusun rapi (bunyanun marsus). Karena mereka semua mempunyai tujuan yang tunggal. Hati mereka semuanya menghadapi dan menuju kepada Allah Swt. semata. Dalam waktu yang sama mereka tidak menghadapi wabah cinta dunia dan mereka tidak menyukainya.
Apabila saudara meniti semua amal dan tindakan saudara sekarang ini, sesuaikah dengan apa yang dilakukan dan dilalui oleh Imam ‘Ali kw.?
Ingatlah, ketika saudara keluar dari dunia ini, niscaya akan didapati masih jauhnya dari corak kepemimpinan beliau. Dan ingatlah, bahwa saudara harus bertabiat dan kembali kepada akhlak Islam, sekiranya saudara ingin mengikuti langkah-langkah yang mulia itu. Pikirkanlah jalan yang akan menyelamatkan saudara dari azab Allah sebelum kesempatan itu terlepas.
Ketahuilah bahwa perpecahan dan sikap bergolong-golongan seperti yang disebutkan tadi amat merugikan dan terhina. Sikap seperti ini adalah perbuatan keji, bahaya dan menghancurkan.
Adakah saudara kini terlibat dengan perselisihan itu?
Adakah kelompok dan mazhab saudara mempunyai berbagai perpecahan pula?
Kenapa saudara tidak sadar?
Dan kenapa pula saudara tidak saling ingat-mengingatkan serta tidak mewujudkan saling pengertian (kasih sarang) dan persaudaraan di kalangan saudara?
Kenapa...?
Dan kenapa...?
Perpecahan ini sungguh berbahaya dan akan membawa kerusakan yang tidak dapat dielakkan lagi, akan menjadi perangkap besar kepada pusat-pusat pengkajian Islam kita. Keadaan yang demikian ini telah menghapuskan kedudukan saudara di kalangan masyarakat dan merupaka bayangan saudara di mata umat. Tidak diragukan, kondisi semacam ini tidak sekedar membahayakan dan memelaratkan saudara, tetapi seluruh umat Islam turut terseret ke dalam perangkap ini.
Lebih jauh lagi keadaan semacam ini membahayakan Islam itu sendiri. Alangkah sedihnya sekiranya perbedaan dan krisis yang terjadi di kalangan saudara itu membawa bahaya kepada umat Islam, niscaya saudara akan terjerumus ke lembah dosa yang sulit diampuni. Karena ia merupakan sebesar-besar maksiat dan penentangan terhadap Allah. Disebabkan hal itu merusak masyarakat manusia dan membuka pintu yang seluas-luasnya kepada musuh-musuh Islam untuk menguasai umat dengan berbagai tipu daya mereka.
Semoga tangan-tangan keji tidak menyelusup ke dalam pusat-pusat pengkajian kita dan menanamkan benih-benih kemunafikan, perpecahan dan kekacauan di dalamnya. Anasir-anasir jahat itu tidak berupaya menghasilkan pemikiran-pemikiran yang rusak sehingga menjadi beban syariat bagi saudara untuk menghadapi krisis dan perpecahan. Sehingga masing-masing golongan memandang golongan lain bertanggung jawab terhadap kerusakan dengan berdasarkan kaidah hukum syar’i.
Kondisi seperti ini memungkinkah musuh-musuh Islam menghancurkan cita-cita kita yang tunggal, yaitu membebaskan umat Islam. Ketahuilah bahwa mereka yang terdidik di pusat-pusat pengkajian Islam ini saja yang dapat menjawab persoalan ini.
Sesungguhnya menjadi kewajiban bagi saudara untuk berhati-hati dan mengingat masalah ini, dan janganlah saudara termasuk dalam perangkap setan, sehingga salah seorang dari saudara berkata: “Sesungguhnya dari segi syariat saya diminta bertanggung jawab dalam masalah ini, sementara yang lain juga mengatakan bahwa secara syariat saya mempunyai tanggung jawab melakukan hal ini, yang bertentangan dengan pihak sebelumnya. Dengan demikian timbullah pertentangan dan pertarungan diantara kedua golongah. Dalam keadaan semacam ini, setan mengambil kesempatan untuk mengambil tanggung jawab syariat sendiri terhadap manusia dan melalaikan mereka dari tanggung jawab yang sebenarnya, dan dalam situasi yang lain hawa nafsu juga menguasai manusia.
Sesungguhnya tidak terdapat dalam hukum syara’ dan tidak pula menjadi kewajiban keagamaan, membolehkan seorang muslim menghina dan mencela muslim yang lain, atau seorang muslim memburuk-burukkan saudara muslim yang lain dalam agama. Keadaan semacam ini tidak terdapat dalam hukum syariat Islam. Malahan itu merupakan ciri-ciri keciritaan dan kerakusan terhadap dunia yang juga disebut semangat keakuan dan mementingkan diri semata-mata. Lebih jauh lagi hal ini adalah pengaruh setan yang telah menyelusup di antara kita, sehingga menimbulkan keadaan yang kacau di antara kita. Permusuhan seperti ini bukanlah sifat orang-orang yang beriman, sebaliknya adalah sifat ahli neraka.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, yaitu pertengkaran penghuni neraka”. (QS. Shaad, 38: 64)
Neraka jahanam merupakan tempat yang layak bagi permusuhan dan pertengkaran, karena penghuni neraka saling bercakaran di antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, sekiranya saudara bertentangan di dunia pada jalan yang batil, sudah barang tentu itu merupakan gambaran perjalanan yang sama, yang dilalui oleh para penghuni neraka jahanam.
Apakah saudara ingin mengambil tempat mereka?
Sebenarnya dalam perkara-perkara yang berhubungan dengan akhirat tidak akan terdapat pertarungan dan perpecahan. Ahli akhirat jauh berada di puncak dan mengawasi kepentingan dunia, mereka hidup dalam suasana kasih sarang dan bersih di antara satu sama lain. Hati mereka dipenuhi dengan pancaran kasih kepada Allah semata. Oleh karena itu kecintaan kepada Allah ini menjadi sebab tabi’i (tabiat) yang membawa kecintaan hamba-hamba Allah kepada orang-orang yang beriman. Selanjutnya kasih sarang hamba-hamba Allah itu adalah di bawah naungan kasih sarang Allah Swt.
Sesungguhnya manusia akan terdorong memasuki api neraka jahanam karena amal-amalnya yang buruk, dan jalan hidupnya yang hina. Ya, amal orang-orang yang menyeleweng akan membawa mereka ke neraka. Rasulullah Saww. bersabda bahwa “Kami akan diberi ganjaran setelah menemui kematian dan kebinasaan. Apabila seseorang tidak melakukan sesuatu yang mendorong ia ke neraka jahanam, maka ia akan menghadapi berbagai ujian hidup, yakni melalui peringkat kehidupan yang sulit dan penuh ranjau.”
Sesungguhnya menerima dunia ini sama artinya menerima neraka dan bergelimang dalam apinya. Manusia tidak akan menyadari hakikat ini sampai ia berpindah ke alam akhirat. Pada waktu ini ia masih berpindah ke alam akhirat. la masih ditutup oleh hijab dan beberapa penutup. Setelah berpindah ke alam akhirat, ia baru akan memahami apa yang difirmankan oleh Allah:
“(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya”. (QS. AI-‘Imran, 3: 182)
Di sana juga mereka memahami firman Allah:
“Dan diletakkan kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata: Aduhai, celakalah kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar; melainkan ia mencatat semuanya. Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan itu tertulis. dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (QS. al-Kahfi, 18: 49)
Setiap apa yang dilakukan oleh manusia di dunia ini dan apa yang dilahirkan, akan dapat dilihat di akhirat nanti. Mereka akan melihat dengan nyata Allah berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya ia akan melihat balasannya dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun. niscaya ia akan melihat juga balasannya”. (QS. az-Zalzalah, 99: 7-8)
Sebenarnya setiap amal manusia dan tindakan atau perbuatannya akan dibeberkan di sana seperti film yang menggambarkan dengan nyata keadaan di dunia dan pasti dipaparkan di akhirat nanti. Tidak ada seorang pun yang dapat menafikan segala tindakannya, karena yang kita lihat dihadapan kita kelak adalah amal-amal yang kita lakukan berdasarkan bukti yang diberikan oleh anggota-anggota panca indera kita sendiri yang menjadi saksi terhadap kita.
Allah berfirman:
“Kulit mereka menjawab: ‘Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berbicara telah menjadikan kami pandai berkata (pula)’”. (QS. Fushshilat, 41: 21)
Di sana saudara tidak bisa mengingkari atau menafikan segala amal yang telah dilakukan. Sebab saudara berada di hadapan Allah yang berkuasa menuturkan segal sesuatu dengan bJrupaya mengambil saksi dari segala sesuatu. Renungkanlah barang sejenak, bahwa saudara akan berhadapan dengan yang mempunyai kekuasaan dan pandangan. Yang Mengetahui semua perkara. Ingatlah akibat buruk yang akan menimpa diri anda yang lalai dan janganlah saudara lupa terhadap azab kubur, alam barzakh serta kedahsyatan yang ada di dalamnya. Beramallah dengan seolah-olah saudara melihat neraka jahanam.
Sesungguhnya seseorang yang melihat adanya akibat buruk itu akan merubah corak hidupnya selama ini. Sekiranya saudara benar-benar meyakini dengan mengakui perkara-perkara ini dan memperhatikan kehidupan saudara sendiri derigan dasar apa yang dikehendaki dan sebagaimana yang dilukiskannya, semoga dapat menjaga seluruh amal dan perbuatan dalam rangka berusaha memperbaiki dan membersihkan diri dan ruhani.
Wanita Muslimah Pilar Revolusi Islam
Saya mengucapkan selamat hari Wanita kepada segenap rakyat Iran, terutama kaum wanita. Hari Wanita adalah hari yang penuh cahaya, hari yang mengilhami nilai-nilai keutamaan manusia sebagai khalifatullah di muka bumi. Saya ucapkan selamat yang lebih dalam lagi atas pilihan tanggal 20 Jumadil Akhir, hari kelahiran manusia yang merupakan mukjizat sejarah alam semesta, yaitu Syaidah Fatimah Az-Zahra’ ash., sebagai hari Wanita.
Kelahiran Az-Zahra’ ash. adalah kelahiran yang penuh arti. Dari rumahnya yang sangat sederhana, dari kamarnya yang sempit, lahir manusia-manusia besar, yang cahaya mereka menembus alam malakut dan menerjang jagad raya. Shalawat dan salam Allah kepada rumah dan kamar yang sangat bersahaja ini, yang merupakan penjelmaan nur kebesaran Ilahi dan pusat pembinaan manusia-manusia pilihan.
Wanita memang mempunyai peran yang sangat istimewa dalam kehidupan ini. Kesejahteraan dan keburukan umat manusia tergantung pada mereka. Wanita adalah satu-satunya wujud yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang dapat membawa umat manusia pada nilai-nilai tinggi kemanusiaan, atau malah sebaliknya.
Apa yang dialami bangsa ini, terutama kaum wanitanya selama 50 tahun masa kegelapan rezim penuh dosa, Pahlevi, merupakan bagian dari rencana busuk para penjahat dunia. Reza Khan dan anaknya telah melakukan tindakan kejahatan yang tiada taranya sepanjang sejarah negeri ini.
Para penjahat dunia itu, yang memandang keberlangsungan hidup mereka pada penjajahan bangsa-bangsa, terutama terhadap bangsa-bangsa Islam, dan selama beberapa dasawarsa terakhir ini telah menemukan akses ke dunia Islam, menangkap bahwa penghalang utama mereka adalah lapisan ruhaniawan Islam. Mereka menyaksikan betapa kuatnya pengaruh seorang marja’, pemimpin agama, yang dicintai rakyatnya. Hanya dengan beberapa kata saja mampu membuat Inggris dan penguasa Qajar mundur.
Mereka juga menyaksikan betapawanita telah memainkan peran yang besar pada pergolakan masa itu. Wanitalah, terutama lapisan menengah yang terabaikan, telah menarik kaum laki-laki terjun ke medan juang, baik pada masa Pergolakan Konstitusional maupun sesudahnya. Mereka juga menangkap makna bahwa selama faktor-faktor ini tidak dihancurkan, seluruh rencanamereka akan berantakan. Maka supaya negeri-negeri ini dan kekayaannya dapat mereka kuasai, pilar-pilar agama dan kepemimpinan agama lapisan ruhaniawan harus digoyahkan. Sejak saat itu mereka terus memikirkan upaya-upaya ini dan menerapkannya dan mereka cukup berhasil. Mereka angkat Reza Khan untuk melaksanakan rencana-rencana mereka dan Reza Khan dengan sengit memerangi ketiga unsur di atas.
Orang-orang yang masih mengingat zaman itu tahu persis betapa Kejinya perlakuan pengkhianat Reza Khan, dan antek-anteknya terhadap Ketiga unsur di atas. Betapa mereka berupaya penyimpangkan dan merusak Kaum wanita.
Bagi generasi sekarang yang tidak mengalami pahitnya kehidupan masa itu, dengan mudah dapat mengetahuinya melalui kitab, syair, tulisan, karangan, pertunjukan, koran, majalah, dan bahkan melalui tempat-tempat pelacuran, perjudian, minuman dan bioskop yang merupakan ciri khas masa itu atau bertanya kepada orang-orang yang hidup pada masa itu.
Mereka juga perlu bertanya, kejahatan-kejahatan apa saja yang telah dilakukan pengkhianat-pengkhianat itu terhadap wanita, dengan berselimutkan selogan-selogan kemajuan wanita.
Tapi wanita-wanita Muslimah, terutama lapisan yang terabaikan, telah memberikan perlawanan yang gigih. Namun sarang, sebagian mereka, terutama kelas berduit, berhasil dikelabui sehingga memperlebar jalan bagi para pengkhianat dan penjajah itu. Bahkan sampai hari ini pun, di mana berkat pertolongan Allah Swt rakyat Iran, terutama kaum wanitanya berhasil memotong tangan kolonialisme. Masih ada sekelompok kecil yang tidak berarti, yang terbuai oleh rayuan para kolonialis itu. Tapi mudah-mudahan mereka segera sadar dan dapat menangkal rayuan setan, yang besar maupun yang kecil, sehingga mereka tidak terjerumus.
Pada hari wanita ini, dan betul-betul merupakan hari wan ita di Iran. Kita mesti bangga kepada mereka. Adakah kebanggaan yang lebih besar kepada wanita-wanita besar ini, bahwa mereka telah berdiri kokoh di garis terdepan memberikan perlawanan yang gigih terhadap rezim yang telah tersingkir, dan sesudah revolusi menunjukkan perlawanan yang tak henti-hentinya kepada para penguasa dunia dan antek-anteknya.
Sejarah belum pernah mencatat, sekalipun dari kaum lelaki, suatu keberanian dan perlawanan gigih seperti yang ditunjukan wanita-wanita Muslimah itu. Perlawanan dan kepahlawanan mereka dalam perang yang dipaksakan begitu menakjubkan sehingga tidak dapat dilukiskan oleh pena maupun kata-kata. Bahkan malu rasanya diri ini menceritakan hal tersebut.
Saya tidak yakin ada suatu pengorbanan dan kepahlawanan dalam sejarah manapun sebesar yang telah ditunjukkan oleh ibu-ibu, kaum wanita, dan istri-istri syuhada selama perang ini.
Saya tidak dapat melupakan semua kepahlawanan wanita-wanita Muslimah itu. Tidak dapat saya lupakan peristiwa pernikahan seorang gadis belia dengan seorang pasdaran12 yang telah kehilangan dua tangannya, sementara kedua matanya cacat akibat perang. Gadis belia yang pemberani itu dengan segenap kebesaran jiwa dan ketulusan hati berkata: “Karena aku tidak dapat pergi berperang, aku berharap perkawinanku dengan pemuda ini dapat membayar hutangku pada Revolusi dan Islam”.
Kebesaran jiwa dan nilai-nilai kemanusiaan serta bisikan Ilahi yang dimiliki wanita-wanita ini, terus terang tidak dapat dilukiskan oleh siapa pun. Tidak oleh penulis, penyair, penceramah, pelukis, seniman, ‘urafa, filosof, fukaha atau siapa saja yang dapat kalian sebutkan. Mereka tidak akan mampu melukiskannya. Pengorbanan dan keikhlasan serta kebesaran gadis belia ini, siapapun tidak dapat melukiskannya dengan ukuran nilai-nilai yang berkembang saat ini. Di tangan wanita-wanita muslimah inilah Tuhan memberikan rahmat-Nya bagi kebesaran Islam dan Iran.
Ibu-ibu dan perempuan-perempuan muda yang suami mereka telah menghadap Allah Swt. Izinkanlah saya memberikan nasehat yang tulus dan kebapakan kepada kalian semua. Perkawinan adalah sunnah Ilahi yang sangat mulia. Janganlah ada di antara kalian yang berfikir tidak mau menikah lagi. Dengan perkawinan, lestarikanlah manusia-manusia yang memiliki kebesaran dan kekuatan jiwa seperti kalian. Jangan tergoda oleh rayuan sekelompok orang yang tidak memberi perhatian pada nilai-nilai akhlak dan kebaikan.
Kepada segenap pasdaran, tentara, dan pemuda-pemuda, saya ingatkan, hendaklah kalian sadar bahwa suatu kehormatan besar bagi kalian mendapatkan istri-istri seperti mereka. Pergunakanlah kesempatan berharga ini untuk membina keluarga yang terhormat. Tuhan akan membantu kalian semua.
Selamat tak terhingga kepada semua wanita. Selamat atas hari yang luar biasa ini. Semoga Allah selalu melindungi kita semua.
Cobaan dan Penderitaan Seorang Mukmin
Muhammad ibn Ya’qub AI-Kulayni (semoga Allah meridhainya) meriwayatkan dari ‘Ali bin Ibrahim, dari Ayahnya, dari Ibn Mahbub, bahwasanya Abu ‘Abdillah as, (Imam Ja’far ash-Shadiq) berkata: “Sesungguhnya disebutkan dalam Kitab ‘Ali bahwa yang paling berat cobaannya di antara semua manusia adalah para nabi, don setelah mereka adalah para washy, dan setelah mereka adalah orang-orang pilihan yang seperti mereka. Sungguh, orang Mukmin pasti mengalami cobaan sesuai kadar amal baiknya. Maka. orang yang baik agamanya dan baik pula amalnya, akan lebih berat cobaannya. Hal itu disebabkan Allah Swt. tidak menjadikan dunia ini sebagai tempat memberikan pahala bagi orang Mukmin dan tempat menyiksa orang kafir. Dan orang yang lemah imannya dan buruk amalnya, akan lebih ringan cobaannya. Sesungguhnya, cobaan itu menimpa orang beriman lebih cepat daripada air hujan yang turun ke bumi”
Sebagian orang mengataka bahwa nas (manusia) dalam hadisini dan sejenisnya berarti manusia yang sempurna (kamilun) seperti para nabi dan para washy, dan kenyataannya merekalah nas itu; sementara manusia lain adalah li aI-nas (untuk manusia), sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis. Bagaimana juga, sesungguhnya pengertian itu tidak tepat di sini dan tampak lebih tepat bahwa manusia dan orang secara umum yang diterapkan disitu. Ini terbukti dari hadis-hadis lain dalam Al-Kafi tentang masalah ini, dan bila dikatakan dalam beberapa hadis bahwa yang dimaksud dengan nas adalah kamilun, tidaklah berarti bahwa kata tersebut bermakna seperti itu di mana pun ia muncul. Lagi pula, bala berarti ujian dan cobaan, itu dapat terjadi pada manusia yang baik maupun jahat, para penyusun kamus telah menyatakan hal ini dengan tegas. AI-Jawhari, dalam AI-Shihah, mengatakan tentang hal ini dan Allah berfirman:
“Dan agar Dia menguji orang-orang Mukmin dengan ujian yang baik”. (QS. al-Anfaal, 8: 17)
Setiap cobaan Allah Swt. terhadap hamba-harnba-Nya adalah bala dan ibtila, apakah itu berupa penyakit berat atau ringan, atau kesengsaraan seperti kemiskinan, penghinaan, dan kehilangan keuntungan-keuntungan duniawi; atau yang berlawanan dengan itu, seperti kekuasaan dan kebesaran, kekayaan, ketinggian status, kehormatan, dan lain sebagainya. Tetapi, dalam konteks di atas, bilaman bala, baliyyah atau ibtila dan yang seperti itu disebutkan, maka jenis pertamalah yang dimaksudkan.
Amtsal artinya “Iebih mulia dan lebih baik”. Maka dalam frase berarti bahwa orang yang lebih baik dan lebih mulia setelah para nabi dan para washiy pasti menghadapi tingkatan ujian yang lebih keras. Derajat kerasnya bala adalah sejajar dengan derajat amal salehnya. Pernyataan seperti ini tidak ada dalam bahasa Persia.
Sukhf berarti “kelemahan fakultairasional” atau “kebodohan”, seperti disebutkan AI-Shihah dan karya-karya leksikografi lainnya. Qarar artinya “tempat yang tenang”, seperti disebutkan dalam kamus-kamus, analogi itu maksudnya adalah sebagaimana bumi adalah tempat tinggal bagi penderitaan dan kesengsaraan, yang menerpanya dengan cepat, menetap dalam dirinya, dan tak lepas darinya. Insya Allah, akan kami jelaskan beberapa hal penting untuk menjelaskan hadis mulia ini dalam beberapa bagian di bawah.
Makna Coba’an
Ketahuilah bahwa jiwa manusia berada pada tingkat potensialitasnya sejak awal mulanya. sejak awal keterikatannya dengan badannya, dan penurunannya ke alam fisik (mulk), dalam hubungannya dengan segala sesuatu termasuk pengetahuan, sifat-sifat baik dan buruk serta segala macam fakultas pemahaman dan perilaku. Secara bertahap, ia bergerak dari potensialitas ke aktualitas dengan rahmat Allah Yang Mahakuasa dan Mahamulia. Pada awalnya, kesan yang lemah yang berkaitan dengan hal-hal partikular (sebagai lawan dari universal) muncul dalam jiwa, seperti kesan sentuhan dan indera luar lainnya. bergerak dari rendah ke tinggi. Berikutnya, persepsi batiniah muncul pula padanya. Tetapi, semua fakultas itu hanya berada pada tingkat potensialitas, dan tak dapat tumbuh tanpa rangsangan yang cukup. Misalnya, bila sejenis fakultas rendah mendominasinya, ia cenderung pada keburukan dan kejahatan, karena kekuatannya dalamnya seperti Syahwah (syahwat), ghadhah (kemarahan), dan lain-lain mendorongnya Kepada dosa, Kebobrokan, agresi, dan tirani. Setelah berjalan selama beberapa waktu, ia berkembang menjadi monster yang asing dan iblis yang sangat aneh.
Namun, karena Kasih sarang dan rahmat Allah Swt. mengiringi anak Adam sejak azali, Dia menganugerahi mereka dua guru dan pendidikan yang mirip dua sayap untuk terbang dari jurang kebodohan, kerusakan, keburukan, kejelekan menuju ketinggian pengetahuan, kesempurnaan, keindahan, kebahagiaan, dan mengantarkan diri mereka ke lembah alam yang sempit untuk mencapai cakrawala alam ruh (malakut) yang luas dan terbuka. Yang pertama adalah fakultas intelek manusia itu sendiri tidak dapat mengenali jalan kebahagian dan keburukan, maupun menemukan jalan menuju dunia yang tersembunyi dan dunia kemaujudan ukhrawi. Demikian pula, bimbingan fakultas intelek yang tajam.
Maka Tuhan memberi manusia dua guru ini untuk merealisasi dan mengaktualisasi seluruh potensialitas serta Kapasitas dan fakultas yang tersembunyi, yang laten dalam jiwa manusia. Allah Swt. menganugerahi dua anugerah besar ini untuk menguji dan mencoba manusia, karena Kedua anugerah inilah yang memisahkan manusia menjadi yang bahagia, dan yang sengsara, yang taat dan yang membangkang, yang sempurna dan yang tak sempurna. Dan demikianlah merujuk kepada hal-hal di atas Wali Allah yang agung berkata.
“Demi Allah Yang mengutus Nabi Saww. dengan kebenaran, kamu benar-benar akan dicampurbaurkan dan kemudian dipisahkan dalam saringan (ujian dan penderitaan Tuhan).”
Di dalam kitab AI-Kafi, dalam bab tentang ujian dan penderitaat (bab al-tambish wa al-imtihan), lbn Abi Ya’fur meriwayatkan bahwa Imam ash-Shadiq as. pernah berkata, “Tak dapat dihindari bahwa umat manusia mesti dibersihkan, dipisahkan dan disaring sehingga sejumlah besar dikeluarkan dari saringan itu.”
AI-Kulayni juga meriwayatkan hadis berikut ini dengan isnadnya dari Manshur:
Imam ash-Shadiq as. berkata, “Hai Manshur! Sungguh masalah ini (yakni munculnya al-Mahdi as.) tak akan datang kepadamu kecuali setelah adanya keputusasaan, dan demi Allah, tak akan datang kepadamu sampai engkau disisihkan, dan demi Allah, sampai engkau disucikan dan demi Allah, sampai orang yang sengsara memperoleh kesengsaraannya dan orang yang bahagia memperoleh kebahagiaannya”.
Dalam hadis lain, Abu al-Hasan as. diriwayatkan berkata,
“Engkau akan disepuh seperti disepuhnya emas.”
Dalam AI-Kafi, Bab al-lbtila wa al-lkhtibar, hadis berikut ini diriwayatkan dengan isnad dari Imam ash-Shadiq as.
Beliau berkata: “Tidak ada qabdh (kesempitan) dan batsh (kelonggaran) kecuali di situ ada maksud Tuhan, titah, dan cobaan Tuhan.”
Dalam hadis lain diriwayatkan beliau berkata:
“Sungguh tak ada kesempitan dan kelonggaran yang diperintahkan dan dilarang Allah kecuali disitu ada penderitaan dan ujian dari-Nya.”
Qabdh berarti imsak (penahanan), man’ (pencegahan, halangan) dan akhdz (penyitaan). Basth adalah nasyr (pembeberan, penyebaran, pengeluaran), ‘atha’ (pemberian, anugerah). Karenanya, setiap pemberian, kelonggaran dan gangguan, dan setiap perintah, larangan dan tugas adalah dimaksudkan sebagai cobaan.
Dengan demikian, kita tahu bahwa diutusnya para nabi pewahyuan Kitab samawi semuanya dimaksudkan untuk memisahkan manusia, untuk memisahkan antara yang celaka dan yang bahagia, antara yang taat dan pendosa.
Dan makna cobaan dan ujian Tuhan adalah pemisahan ini sendiri, bukan pengetahuan tentang keterpisahan itu, karena pengetahuan Allah Swt. Bersifat azali, yakni meliputi segala sesuatu, sebelum semuanya itu diciptakan. Para hukama’ telah membahas secara panjang lebar hakikat penderitaan dan ibtila’ adalah di luar lingkup tulisan ini untuk menyebutkan pendapat-pendapat mereka.
Hasil dari cobaan dan ujian ini adalah pemisahan antara orang yang beruntung dari orang-orang yang celaka. Selama berlangsungnya cobaan itulah hujjah Allah dikukuhkan terhadap semua makhluk. Lalu, kehidupan mereka, kebahagian dan keselamatan mereka, atau kesusahan dan kecelakaan mereka terjadi setelah kukuhnya hujjah dan kesaksian (bayyinah), dan tak ada ruang untuk penolakan bagi siapa pun. Kebahagiaan dan kehidupan ukhrawi seseorang diperoleh melalui pertolongan dan bimbingan Tuhan, karena Tuhan telah menganugerahkan semua alat untuk memperolehnya. Juga, seseorang yang memperoleh keburukan dan jatuh ke dalam kerusakan, mengikuti setan dan nafsunya; semuanya itu juga diperoleh kehendak bebasnya sendiri, karena dia tetap berbuat demikian meskipun telah ada semua sarana menuju petunjuk dan kebahagiaan. Hujjah akhir Allah telah dikukuhkan terhadap dan tak ada ruang untuk dalih apa pun. Karenanya AI-Quran berkata:
“Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya don ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. al-Baqarah, 2: 286)
Para Nabi dan Cobaan Allah
Telah disebutkan di atas bahwa setiap perilaku manusia, atau bahkan setiapperistiwa yang terjadi di alam lahiriah dan yang berkaitan dengan persepsi jiwa, meninggalkan semacam bekas di dalam diri. Ini berlaku baik pada amal buruk maupun amal baik (yang kesannya terhadap jiwa telah disebutkan dalam hadis, masing-masing sebagai munculnya “titik putih” dan “titik hitam”) demikian pula kesenangan dan kepedihan. Misalnya, setiap pengalaman yang menyenangkan, yang berasal baik dari makanan, minuman nafsu syahwat, atau sesuatu yang lain, meninggalkan bekas pada jiwa dan menciptakan atau meningkatkan cinta dan kesukaan terhadap jenis kenikmatan itu di dalam jiwa. Makin jauh seseorang terjun ke dalam kenikmatan dan nafsu itu, makin besarlah kecintaan dan kesukaan terhadap dunia ini serta kebergantungannya padanya. Demikianlah, jiwa itu disuapi dengan kecintaan terhadap dunia dan dididik sesuai dengannya. Makin besar kenikmatan lahiriah yang diperolehnya, makin kuatlah akar kecintaan ini, dan makin banyak sarana yang tersedia untuk kesenangan dan kemewahan, makin kukuhlah akar kecintaan terhadap dunia. Makin besar perhatian jiwa diarahkan kepada dunia, makin besar pula kelalaian terhadap Tuhan dan alam akhirat. Maka ketika kebergantungan terhadap dunia ini sempuma, jiwa itu mengambil bentuk duniawi dan materialistik, dan ketiadaan perhatian akan Allah Swt. serta rahmat dan anugerah-Nya juga menjadi lengkap dan sempurna. Jiwa seperti inilah yang dikatakan oleh AI-Quran:
...ia condong terhadap dunia dan mengikuti hawa nafsunya. (QS. al-A’raaf, 7: 176)
Akibat yang tak terelakkan dari ketenggelaman batiniah ke dalam samudera kenikmatan dan nafsu ini adalah cinta dunia, dan cinta dunia menciptakan sikap menolak segala yang selainnya, perhatian akan dunia (mulk) membawa kelalaian akan dunia spiritual (malakut).
Sebaliknya bila seseorang memiliki pengalaman buruk dan pahit cahaya batiniah mereka dan pengalaman ruhaniah mereka yakin bahwa Allah Swt. tak punya perhatian terhadap dunia ini sertaperhiasaanya dan bahwa segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah rendah dan hina di mata-Nya yang Suci, dan karena alasan inilah mereka mengutamakan kemiskinan daripada kekayaan. Kesengsaraan daripada kesenangan dan kemudahan, serta kepedihan daripada sesuatu yang berlawanan dengannya. Beberapa hadis mulia juga mendukung pandangan ini.
Disebutkan dalam hadis bahwa Jibril memberikan kunci perbendaharaan bumi kepada Nabi terakhir Saww. dan ia berkata kepada beliau bahwa meskipun beliau menerimanya tak ada yang akan mengurangi kedudukan ukhrawinya. Tetapi Rasul tidak menerimanya demi kerendahannya di hadapan Allah Swt. dan ia lebih memilih kemiskinan.
Dalam AI-Kafi, AI-Kulayni. dengan sanad yang bersambung kepada Imam ash-Shadiq as., meriwayatkan bahwa Imam pernah berkata, "
“Sesungguhnya Allah memiliki perhatian yang begitu kecil terhadap orang kafir sehingga jika ia meminta dunia beserta isinya. Dia akan memberikannya kepadanya.”
Dan hal ini disebabkan karena ketidakberhargaan dunia di mata Allah Swt. Disebutkan dalam hadis bahwa sejak pertama Allah menciptakan dunia ini, Dia tidak pernah memandangnya dengan rasa suka.
Hal lain yang berkaitan dengan kerasnya penderitaan orang Mukmin yang telah disebutkan dalam hadis adalah bahwa ada maqam-maqam tertentu bagi orang-orang Mukmin yang tidak dapat mereka capai tanpa mengalami kesengsaraan, kepedihan, dan bencana. Mungkin saja bencana-bencana ini merupakan bentuk lahiriah dari tingkat-tingkat penolakan terhadap dunia dan ketaatan kepada Allah, dan boleh jadi pula bahwa Kesengsaraan ini mempunyai bentuk samawi (shuwar al-malakuti) yang dapat diwujudkan tanpa kemunculannya di dunia fisik dan bencana-bencana di dalamnya. Imam ash-Shadiq as. dalam sebuah hadis dari AI-Kafi dengan sanad yang bersambung kepadanya, mengatakan,
“Sungguh, para hamba memiliki maqam-maqam tertentu di sisi Allah yang tak dapat diwujudkan tanpa dua ciri ini: kehilangan harta atau penderitaan pada tubuhnya.”
Dalam sebuah hadis tentang syahidnya Penghulu para Syurada (Imam al-Husain as.), disebutkan bahwa beliau melihat Rasulullah di dalam mimpi. Rasul berkata kepada mazhlum (orang yang dizalimi) itu, “Engkau memiliki kedudukan di surga yang dapat kau capai kecuali lewat kesyahidan.” Bentuk samawi kesyahidan tak dapat diperoleh tanpa kemunculannya di alam fisik, seperti ditunjukkan dalam ilmu-ilmu yang lebih tinggi. Disebutkan dalam hadis-hadis muntawatir bahwa setiap perbuatan memiliki bentuknya sendiri di alam lain, dan Imam ash-Shadiq as. diriwayatkan pernah berkata,
“Besarnya pahala seseorang sebanding dengan besarnya penderitaannya, dan tidaklah Allah mencintai seorang hamba kecuali Dia menghadapkannya dengan penderitaan.”
Terdapat banyak hadis yang memuat masalah ini.
Penderitaan Nabi Saww
Muhaddis agung AI-Majlisi (semoga Allah merahmatinya) berkata,
Hadis-hadis yang berkenaan del1gan penderitaan para nabi ini, yang diriwayatkan baik lewat rantai periwayatan (thuruq) dari Sunni maupun Syi’ah, jelas menunjukkan bahwa para nabi dan para wali berbeda yang lain berkenaan dengan penyakit dan bencana fisik. Namun, mereka mempunyai hak lebih besar daripada yang lain untuk menderita disebabkan pahala mereka yang lebih besar. karena kemuliaan kedudukan mereka, penderitaan ini bahkan menjadi peneguhnya. Jika saja mereka tidak mengalami bencana, terlepas dari manifestasi mukjizat; dan hal-hal luar biasa di tangan mereka, orang akan berkata tetang mereka sama seperti orang-orang Nasrani terhadap nabi mereka. Penjelasan ini juga disebutkan dalam hadis-hadis.
Peneliti yang cermat dan filosofi yang agung dan suci AI-Thusi (semoga Allah mengharumkan kubumya) menyatakan dalam AI-Tajrid, “Hal-hal yang harus terhindar dari para nabi adalah apa yang dipandang sebagai sesuatu yang menjijikkan.” Dan seorang ulama yang Allamah AI-Majlisi, semoga Allah meridhainya, menambahkan dalam Syarh AI-Tajrid bahwa para nabi harus bebas dari penyakit-penyakit yang menjijikkan itu, seperti tidak terkontrolnya air kencing, penyakit kusta, dan eksim, karena sifat menjijikkan itu bertentangan dengan tujuan kenabian.
Khomeini berkata: Kedudukan kenabian adalah berkenaan dengan tingkatan dan keunggulan spiritual dan tak berkaitan dengan alam badaniah. Karenanya, penyakit-penyakit dan kerusakan fisik tidak membahayakan bagi kedudukan spiritual para nabi dan bencana dengan penyakit-penyakit yang menjijikkan tidak mengurangi kemuliaan dan keagungan mereka, meskipun mungkin hal itu tidak memperkuat kedudukan dan derajat keunggulan mereka (yang sudah ditentukan). Tapi, apa yang dikatakan dua ulama di atas juga bukannya tidak benar. Hal ini karena orang awam tidak dapat membedakan antara dua kedudukan para nabi yang tinggi dan mulia. Maka, rahmat Allah menunjukkan bahwa para nabi yang merupakan pembawa risalah dan penyampai syariat Allah seharusnya tidak ditimpa penyakit-penyakit seperti itu yang dipandang sebagai menjijikkan dan dibenci masyarakat. Jadi, tidak adanya bencana seperti ini bukan karena ia berbahaya bagi kedudukan kenabian, tetapi untuk memaksimalkan Keefektifan misi kenabian dalam menyampaikan ajaran-ajaran llahi(tabliqh). Oleh karenanya, tidak salah jika beberapa nabi tanpa syariat, para wali agung, dan orang takwa ditimpa bencana semacam ini, sebagaimana terjadi pada Nabi Ayyub dan Habib ai-Najjar. Ada banyak hadis tentang bencana Nabi Ayyub as. di antaranya dua hadis berikut, ‘Ali bin Ibrahim, dalam sebuah hadis panjang, meriwayatkan dari Abu Bashir bahwa Imam ash-Shadiq as. berkata: “...lalu seluruh tubuhnya, kecuali akal dan matanya, terkena penyakit. Lalu lblis meniupkan sesuatu kepadanya dan ia menjadi luka sepenuhnya yang menjalar dari kepala hingga kaki. Dia (Ayyub) tetap dalam keadaan demikian untuk beberapa lama, memuji dan bersyukur kepada Allah, sampai tubuhnya penuh dengan ulat. Seringkali seekor ulat jatuh dari tubuhnya, ia mengembalikan ke tempatnya, seraya berkata kepadanya, ‘kembali ke tempatmu, dari situ Allah menciptakanmu.’ Dan ia mengeluarkan bau busuk sampai masyarakat desa mengusir dia dari desanya dan makanannya berasal dari sampah yang dibuang ke luar desa itu.”
Dalam AI-Kafi, AI-Kulayni meriwayatkan dari Abu Bashir bahwa ia bertanya kepada Imam ash-Shadiq as. tentang ayat,
“Bila engkau membaca AI-Quran, berlindunglah kepada Allah dari setan yang terkutuk, ia tidak punya kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan yang bertawakal kepada Tuhan mereka.” (QS. an-Nahl, 16: 98-99).
Imam berkata,“Hai Abu Muhammad. demi Allah, Dia memberikan kekuasaan kepada setan atas tubuh orang Mukmin tetapi tidak atas keimanan (diri). Dia tidak memberikan kekuasaan atas keimanannya. Dan Dia memberikan kekuasaan kepadanya atas tubuh orang-orang yang takwa tetapi tidak atas keimanannya.”
Najiyyah berkata, “Saya berkata kepada Abu Ja’far as. bahwa Al-Muhgirah berkata bahwa seorang Mukmin tak akan ditimpa penyakit kusta. leukoderma dan penyakit-penyakit seperti itu. (Benarkah itu?) Imam menjawab, “Tidakkah ia tahu bahwa Shahib Ya-Sin (Habib aI-Najjar. orang yang disebutkan dalam sural Ya-Sin) buntung (mukanna’)?” Beliau merapatkan jari-jarinya dan berkata, ‘Seolah-olah aku melihatnya pergi kepada kaumnya dan kembali lagi di hari berikutnya lalu mereka membunuhnya.’ Lalu beliau menambahkan. ‘Sesungguhnya, orang Mukmin akan mengalami segala macam bencana dan mati dengan berbagai cara selain bunuh diri’.”
Shahib Ya Sin adalah Habib ai-Najjar dan takkanu’ (kata ini dengan nun dalam kebanyakan tulisan), menurut al-Majlisi, artinya penyusutan atau pemotongan. la menambahkan bahwa itu mungkin berarti lepra yang menyebabkan putusnya jari beliau. Bagaimanapun, hadis ini, maupun banyak hadis lain, menunjukkan bahwa orang-orang Mukmin dan para Nabi Kadang-kadang ditimpa penyakit-penyakit yang menjijikkan disebabkan kebijaksanaan tertentu yang menolak rusaknya tubuh Hadhrat Ayyub dan kengeriannya, dan tidak terlalu bermanfaat untuk membahas lebih jauh hal ini. Secara keseluruhan, penyakit-penyakit seperti ini tidaklah berbahaya terhadap orang-orang yang beriman dan sama sekali tidak mengurangi kedudukan para nabi; bahkan ia membantu meninggikan kedudukan mereka, dan Allah Swt. yang paling mengetahui kebenaran.
Dunia Ini Bukanlah Tempat Pahala dan Siksa
Ketahuilah bahwa dunia ini, karena sifatnya yang tak sempuma, rendah, dan lemah, bukanlah merupakan tempat pahala Allah maupun tempat hukuman dan siksaan. Hal ini disebabkan karena kemurahan Allah ada dalam suatu alam yang rahmatnya bersifat murni, tidak dicampuri dengan siksaan, dan kenikmatannya tidak bercampur dengan kepedihan dan dukacita. Anugerah seperti itu tidak mungkin di dunia ini, yang merupakan tempat di mana hal-hal yang saling bertentangan itu bergulat bersama, dan kesenangannya bercampur dengan berbagai macam kepedihan, kesusahan, dan kesengsaraan. Bahkan, seperti dikatakan oleh para filosof, kenikmatan di dunia ini terletak dalam menghindari kepedihan. Dapat dikatakan bahwa kenikmatannya sekalipun dapat menyebabkan kepedihan dan setiap kenikmatan selalu diikuti oleh kepedihan dan kesusahan. Bahan-bahan pembentuk dunia ini sendiri tak memiliki kapasitas untuk menerima kebaikan absolut dan karunia yangmurni. Demikian pula, kepedihan dan kesusahannya membawa di dalam dirinya kebaikan dan anugerah, dan tak ada satu pun dari bencana dan malapetak:anya yang tidak bercampur. Bahan-bahan pembentuk dunia ini sendiri tak punya kapasitas untuk menerima hukuman yang murni dan absolut; kepedihan dan bencananya tidak seperti yang ada di dunia ini, yangsementara ia mengenai salah satu bagian tubuh tetapi tidak mengenai bagian tubuh yang lain. Sementara organ yang sehat sedang dalam kesenangan, anggota yang terkena penyakit merasakan sakit dan menderita. Sebagian hadis ini merujuk pada apa yang telah kami kemukakan di sini ketika berkata:
Yakni, alasan mengapa orang Mukmin ditimpa cobaan di dunia ini adalah bahwa Tuhan tidak menjadikan dunia ini sebagai tempat memberi pahala bagi mereka yang beriman dan siksaan bagi orang-orang kafir. Dunia ini adalah tempat melaksanakan tugas dan merupakan ladang bagi hari akhirat. la adalah tempat berniaga dan mendapat penghasilan, sementara akhirat tempat pahala dan siksaan, anugerah dan hukuman.
Mereka yang mengira bahwa Tuhan akan segera menghukum orang yang melakukan dosa atau kejahatan di dunia ini atau melakukan kezaliman dan agresi terhadap seseorang, dan memotong tangannya serta mencoretnya dari dunia kemaujudan, tidaklah menyadari bahwa anggapan mereka bertentangan tatanan dunia ini dan berlawanan dengan sunnatullah. Di sini adalah tempat ujian dan tempat pemisahan orang yang celaka dari yang beruntung, dan para pedosa dari yang taat. Di sini adalah alam perwujudan perbuatan, bukan tempat munculnya hasil-hasil amal dan kualitas pribadi. Bila kadang-kadang Allah menyiksa seorang penindas, dapat dikatakan bahwa itu terjadi karena kasih sarangAllah atas penindas itu (karena hal itu menghentikan ia untuk terus berbuat dosa). Karena, bila Allah Swt membiarkan para pedosa dan tiran, maka kemurkaan-Nya mengambil bentuk istidraj, menyaring secara bertahap. Karenanya Allah Swt berfirman:
(Dan mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami). Kami akan menyaring mereka sedikit demi sedikit tanpa mereka sadari; dan Aku memberi mereka kelonggaran. Sungguhnya rencana-Ku sangat kukuh. (QS. al-A’raaf, 7: 182-183)
Dia juga berfirman:
Dan janganlah orang-orang kafir itu mengira bahwa kelonggaran yang kami berikan kepada mereka adalah baik bagi mereka, sesungguhnya Kami beri mereka kelonggaran agar mereka terus berbuat dosa; lalu bagi mereka azab yang menghinakan. (QS. Ali Imran, 3: 178)
Dalam Majmal al-Bayan, hadis berikut ini diriwayatkan dari Imam ash-Shadiq as.:
Imam as. berkata “Bila seseorang melakukan dosa dan nikmat terus mengalir kepadanya, sementara dia tidak pernah beristiqhfar; maka ini adalah istidraj (sebagaimana disebutkan dalam AI-Quran (QS. aI-A’raaf, 7: 182).”
Pada akhir hadis suci ini, Imam as. berkata:
“Orang yang lemah imamnya dan akalnya, ringan pula cobaannya.”
Ini menunjukkan bahwa cobaan bersifat jasmaniah maupun ruhaniah, karena orang yang lemah akalnya dan lemah perasaannya akan aman dari cobaan spiritual dan intelektual sesuai dengan kelemahan intelektual dan perasaannya. Sebaliknya, mereka yang memiliki akal yang sempurna dan perasaan yang lebih tajam harus merasakan cobaan intelektual lebih hebat sesuai dengan kesempurnaan dan ketajaman akal dan perasaasn mereka. Mungkin karena alasan inilah Nabi Saww. bersabda,
“Tak seorang nabi pun yang menderita seperti apa yang kuderita.”
Ucapan Nabi Saww. ini menunjuk kepada persoalan ini, karena orang yang memahami kebesaran dan keagungan Allah pada tingkat yang lebih tinggi dan mengetahui kedudukan suci Allah Swt. lebihdaripada yang lain, ia tentu akan mengalami penderitaan dan siksaan yang lebih tinggi yang disebabkan dosa-dosa dan pelanggaran makhluk-makhluk lain terhadap kesucian Allah Swt. Juga, seorang yang memiliki kecintaan dan kasih sarang yang lebih tinggi kepada makhluk Allah akan menghadapi kesengsaraan yang lebih besar disebabkan keadaadn dan jalan makhluk-makhluk AIIah tersebut yang bengkok dan buruk. Dan, tentu saja, Nabi Saww. lebih sempurna dalam hal kedudukan ini dan lebih tinggi daripada semua nabi dan wali dalam hal tingkat keagungan dan kesempurnaannya. Karena itu, cobaan dan kesengsaraannya pun lebih besar daripada siapa pun di antara mereka. Juga terdapat penjelasan lain terhadap pernyataan Rasulullah ini, yang tidak tepat disebutkan di sini. Hanya Allah-lah Yang Mahatahu dan segala puji bagi-Nya.
“Saya Peringatkan Anda Akan Bahaya”
(Pidato bersejarah Imam Khomeini, 4 Aban 1334 H. Q. 1963 menentang RUU pemberian Hak-Hak Istimewa bagi warga negara Amerika di Iran, yang kemudian menyebabkan Imam Khomeini dibuang ke Turki) Inna lillahi wa inna ilahi rajiun. Saya tidak dapat menyuarakan perasaan hati saya dan hati saya tertekan sejak mendengar permasalahan-permasalahan Iran. Tidur saya berkurang dan tidak tentram. Hati sedang tertekan, dengan tekanan yang amat berat. Saya sedang menghitung-hitung hari, kapankah maut akan datang menjemput. Iran tidak lagi mempunyai Hari Raya, karena mereka13 merubah Hari Raya Iran menjadi Hari Berkabung. Rakyat berkabung, tapi mereka bersenang-senang dan berpesta ria, di lain pihak mereka menjual kita dan menjual kemerdekaan kita. Jika saya jadi mereka, akan saya larang pesta pora ini dan saya perintahkan untuk memasang panji-panji hitam dan pengibaran bendera hitam di bubungan rumah-rumah penduduk serta di bubungan pasar.
Kebesaran kita diinjak-injak dan kebesaran Iran lenyap, juga mereka menginjak-injak kebesaran Angkatan Bersenjata Iran. Mereka membawa Rancangan Undang-Undang ke Majelis:
Pertama, bermaksud memasukkan kita dalam Perjanjian Wina.
Kedua, berupaya mengesahkan suatu Undang-Undang yang menjamin para penasehat militer Amerika berikut keluarganya, teknisi, administratif, pelayan, bahkan setiap orang yang mempunyai hubungan dengan mereka bebas dari tuntutan atas tindakan kejahatan yang dilakukan mereka. Jika pelayan Amerika, atau juru masak Amerika membunuh marja’ (ulama besar) panutan kalian di tengah pasar atau menginjak-nginjak di bawah kakinya. polisi Iran tidak berhak mencegah perbuatan itu dan pengadilan Iran tidak berhak mengadilinya. Namun perkara itu harus dibawa ke Amerika untuk diselesaikan oleh tuan-tuan di sana. Pemerintahan sebelum ini telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang, tetapi mereka menyembunyikannya.
Pemerintahan yang sekarang sedang berkuasa beberapa waktu lalu telah membawa RUU ini ke Majelis Senat. Dengan sekali ketuk, selesailah semua permasalahan. Belum lagi sempat istirahat, RUU yang telah disahkan ini dibawa Pemerintah ke Majelis, setelah terjadi sedikit pembahasan beberapa anggota Majelis menyatakan penentangannya, tapi tetap saja RUU itu disetujui.
Tanpa rasa malu mereka mengesahkan RUU dan tanpa rasa malu juga Pemerintah mendukung gagasan tersebut. Mereka menempatkan bangsa Iran bahkan lebih rendah dari seekor anjing Amerika. Jika seseorang menabrak anjing Amerika. Sekalipun yang melakukan itu seorang raja Iran, pastilah akan diadili. Tapi jika koki Amerika menginjak-injak seorang Iran yang paling dihormati maka tidak seorang pun boleh mengusiknya.
Mengapa bisa sampai terjadi demikian?
Itu karena mereka ingin mendapatkan pinjaman dari Amerika, sedangkan Amerika mengajukan syarat ini. Mereka mengajukan permohonan hutang sejumlah 200 juta dolar dan Amerika menyetujuinya, serta akan menyerahkannya kepada Pemerintah Iran dalam jangka lima tahun untuk belanja militer. Sementara itu Iran harus membayarnya (mengembalikan) dalam jangka waktu sepuluh tahun senilai 300 juta dolar. Artinya, Amerika mendapatkan keuntungan dari Iran sebanyak seratus juta dolar, atau 800 juta Toman Iran.
Sudah, begini, masih juga mereka mau menjual Iran dan menjual kemerdekaannya. Mereka menganggap kita sebagai negara jajahan dan kita diperkenalkan kepada dunia sebagai negara yang bahkan lebih terbelakang (primitif) dari manusia-manusia yang belum mengenal peradaban.
Apa yang dapat kita lakukan dengan bencana ini?
Apa yang dapat dilakukan kaum ulama dengan malapetaka ini?
Ke negara mana mereka dapat menumpahkan perasaan mereka?
Bangsa lain mungkin berfikir bahwa rakyat Iran sendiri yang bersalah, yaitu mengapa sudi merendahkan martabat diri sendiri.
Mereka tidak tahu. Bukan rakyat yang melakukan ini, tapi hal ini dilakukan oleh pemerintah Iran dan Majelis Iran. Majelis yang tidak pernah punya kaitan dengan rakyat. Rakyat Iran tidak pernah memberi suara kepada anggota Majelis, karena para ulama tingkat satu serta para marja’ mengharamkan pemilihan dan rakyatpun patuh kepada mereka. Tapi tetap saja pemerintah menempatkan anggota majelis itu dengan paksa.
Mereka melihat bahwa dengan adanya pengaruh kaum ulama, pemerintah tidak dapat berbuat apa-apa. Karenanya mereka berupaya menghancurkan pengaruh yang sudah melekat di hati rakyat. Mereka faham betul, jika masih ada pengaruh kaum ulama, tidak seharipun negara ini dibiarkan jatuh ke tangan Inggris atau Amerika, dan Israel tidak akan dibiarkan menguasai ekonomi Iran. Barang-barang Israel tidak akan dibiarkan masuk tanpa dikenakan bea. Pinjaman yang sangat membebankan rakyat itu tidak akan diloloskan. Keuangan negara tidak akan dibiarkan kacau. Pemerintah tidak akan dibiarkan melakukan apa saja yang bertentangan dengan kepentingan rakyat. Majelis yang memalukan ini dan dipaksakan kepada rakyat, tidak akan dibiarkan hidup. Laki-laki dan perempuan tidak akan diizinkan bergulat bersama-sama, seperti yang terjadi di Syiraz. Wanita-wanita baik, tidak akan dibiarkan jatuh ke tangan pemuda-pemuda brandal. Anak laki-laki tidak akan dibiarkan pergi ke sekolah perempuan atau sebaliknya untuk melakukan kebejatan. Sejumlah orang tidak akan dibiarkan mengatasnamakan wakil rakyat atau pemerintah. Kaki tangan Amerika tidak akan dibiarkan membuat kesalahan-kesalahan fatal ini. Mereka akan mengusirnya dari Iran.
Ya, pengaruh kaum ulama memang merugikan kamu, wahai pengkhianat. Tapi tidaklah merugikan rakyat. Kamu tidak akan mampu memecah belah kaum ulama dengan permainan sandiwaramu.
Saya menghormati semua ulama dan akan mencium tangan semua ulama. Jika hari itu saya mencium tangan ulama, maka hari ini juga saya akan mencium tangan semua pekerja.
Tuan-tuan!, saya peringatkan Anda akan bahaya.
Tentara Iran!, saya peringatkan Anda akan bahaya.
Politisi Iran!, saya peringatkan Andaakan bahaya.
Ulama Iran dan pemimpin-pemimpin agama Islam!, saya peringatkan Anda akan bahaya.
Kaum ruhaniawan!, pelajar agama!, pusat-pusat pendidikan agama!, Najaf!, Qum!, Mashad!, Teheran!, Syiraz!, saya peringatkan Anda semua akan bahaya.
Keadaan berbahaya sekali!.
Nampaknya ada sesuatu di balik tabir yang kita tidak mengetahuinya. Di Majelis mereka mengatakan, jangan sampai tabir-tabir itu terkuak. Rupanya mereka merencanakan sesuatu terhadap kita.
Sesuatu yang lebih buruk apalagi yang akan mereka lakukan?
Adakah yang lebih buruk dari keterjajahan?
Apa lagi yang ingin mereka perbuat?
Ada apa semua ini?
Ya, apa perlunya militer dan penasehat militer Amerika bagi kamu, para penguasa. Jika negeri ini telah diduduki Amerika, mengapa kamu menyanyi begitu keras. Jika negeri ini diduduki, mengapa kamu banyak bicara tentang kemajuan. Jika para penasehat itu pelayan-pelayanmu, mengapa ditempatkan lebih tinggi dari tuanmu sendiri. Perlakukanlah mereka seperti pelayan-pelayan lainnya. Jika mereka itu pekerja, perlakukan mereka seperti pekerja-pekerja dari negara lain. Jika negeri ini memang diduduki Amerika, katakan kepada kami, sehingga kami atau mereka yang diusir dari negeri ini.
Apa yang ingin mereka lakukan?
Apa yang ingin dikatakan pemerintah ini kepada kita?
Apa yang telah diperbuat Majelis yang tidak sah ini terhadap kita?
Majelis yang penuh dengan dosa. Majelis yang dinyatakan haram oleh para ulama dan marja’. Majelis yang mengumbar kemerdekaan dan revolusi, dan mengaku berasal dari Revolusi Putih. Saya tidak tahu di mana Revolusi Putih yang di!gembor-gemborkan itu.
Tuhan sebagai saksi. Saya tahu apa yang sedang berlangsung, Karena itu saya menderita. Saya tahu apa yang terjadi di desa, kota-kota terpencil, dan di kota Qum yang terbelakang ini sendiri. Saya tahu betapa masyarakat kelaparan dan pertanian tidak pernah diurus.
Pikirkanlah negeri ini. Pikirkanlah bangsa ini. Jangan biarkan hutang kita bertumpuk serta tidak perlu jadi pelayan. Tentu saja dolar memerlukan pelayanan. Ambil dolar itu dan pergunakanlah dengan baik, biar kami yang mengerjakannya.
Jika orang Amerika menabrak kita, kita tidak boleh protes!. Tuan-tuan yang menyuruh kita bungkam itu, apakah menyuruh kita juga bungkam dalam kasus seperti ini?
Mereka menjual kita, apakah kita juga harus bungkam?
Mereka menjual kemerdekaan kita, apakah kita juga harus bungkam?
Demi Allah!, berdosa orang yang tidak mau protes.
Demi Allah!, berdosa besar orang yang tidak mau berteriak.
Wahai pemimpin-pemimpin Islam!, ulurkan tanganmu untuk menolong Islam.
Wahai ulama-ulama Najaf!, ulurkan tanganmu untuk menolong Islam, Wahai ulama-ulama Qum!, ulurkan tanganmu untuk menolong Islam!
Islam sekarang telah lenyap. Wahai bangsa-bangsa Islam!, wahai pemimpin-pemimpin Islam!, wahai presiden-presiden negeri Islam!, wahai raja-raja negeri Islam! ulurkan tanganmu untuk menolong Islam.
Wahai syah Iran! Ulurkan tanganmu untuk menolong dirimu sendiri. Dikarenakan kita lemah dan tidak punya dolar, haruskah kita diinjak-injak Amerika. Amerika lebih buruk dari Inggris, Inggris lebih buruk dari Amerika. Soviet lebih buruk dari keduanya dan masing-masing lebih buruk serta lebih kotor dari yang lain. Hanya saja saat ini kita sedang berurusan dengan Amerika. Presiden Amerika perlu tahu, bahwa ia adalah orang yang paling dibenci bangsa ini. la telah begitu kejam terhadap kita. Sekarang ini ia adalah musuh AI-Quran dan musuh rakyat ini. Pemerintah Amerika perlu tahu, ia akan dipermalukan di negeri ini.
Kasihan anggota majelis yang malang itu. Mereka berteriak: “Coba minta kepada ternan baik kita Amerika supaya tidak menekan mereka, tidak menjual kita, tidak menjadikan Iran negeri jajahan mereka”. Tetapi siapa yang mau memperdulikan teriakan tersebut?
Mereka tidak pernah mengungkapkan apa isi Perjanjian Wina, bahkan fasal 32 tidak pernah di sebut sama sekali. Saya tidak tahu fasal apa itu. Bukan hanya saya yang tidak tahu, bahkan ketua majelis dan anggota majelis pun tidak pernah tahu. Walaupun demikian mereka tetap menyetujui, menandatangani dan mengesahkan RUU itu. Betul ada diantara Majelis yang berterus terang tidak tahu apa isi fasal 32. Mereka adalah sekawanan orang-orang bodoh.
Mereka singkirkan satu persatu politisi dan pejabat-pejabat tinggi kita. Sekarang ini, negeri kita bukan lagi di tangan para politisi yang baik. Militer perlu sadar, sebentar lagi mereka pun satu persatu akan disingkirkan. Masih adakah harga diri tentara, jika pelayan atau koki Amerika lebih utama dari seorang jenderal. Jika saya tentara, saya akan minta berhenti. Saya tidak sanggup menerima malu ini.
Koki Amerika, mekanik, pekerja, karyawan, dan seluruh keluarganya dijamin keamanannya. Tetapi ulama Islam, muballigh, dan pengabdi Islam diusir dan dipenjarakan. Pecinta-pecinta Islam di Bandar Abbas disekap dalam penjara, hanya karena mereka ulama atau pecinta ulama.
Dalam buku sejarah yang mereka susun, mereka menyatakan bahwa kesejahteraan bangsa ini terletak pada penghapusan pengaruh ulama. Itu artinya, kesejahteraan bangsa ini terletak pada penghapusan pengaruh Rasulullah Saww. Ketahuilah, ulama tidak punya apa-apa karena semua yang mereka miliki adalah dari Rasulullah Saww. Tapi mengapa pengaruh Rasulullah Saww. harus dihapus dari bangsa ini? Ya, mereka menginginkan ini supaya Israel dan Amerika dapat berbuat sesuka hati di negeri ini.
Sekarang ini, segala kesulitan kita berasal dari Amerika dan Israel. Israel adalah Amerika itu sendiri. Anggota majelis dan para menteri semua berasal dari Amerika, semua adalah kaki tangan Amerika. Jika bukan Amerika, mengapa mereka tidak menentang dan diam saja.
Sekarang saya berada dalam kondisi prihatin, karena itu ingatan saya tidak bekerja baik dan tidak dapat mengemukakan masalah-masalah dengan sempurna.
Pada salah satu majelis tempo dulu, di mana Sayyid Hasan Mudarris salah seorang anggotanya, Pemerintah Rusia pernah mengancam Iran, jika tidak menyetujui rencana yang mereka tawarkan (saya tidak ingat rencana apa itu) mereka akan menyerang Teheran lewat jalur Qazwin. Pemerintahan waktu itu menekan majelis agar mengesahkan rencana itu. Seorang sejarahwan Amerika menulis; Seorang ulama dengan tongkat di tangan maju ke podium dan berkata, “Karena kita akan dihancurkan, mengapa kita harus menandatangani sendiri kehancuran kita?”. Karena sikapnya itu. Rusia tidak dapat berbuat apa-apa.
Ini baru yang dinamakan ulama. Dengan hanya satu jari, seorang ulama yang kurus dan lemah mampu membuat negara sekuat Rusia menarik ultimatumnya. Sekarang demikian juga, jika satu saja ada ulama di majelis yang tidak akan membiarkan hal ini terjadi maka akan terulang kembali kejadian dahulu. Karena itulah mereka berusaha menghapus pengaruh ulama supaya mereka bebas berkeliaran.
Ada sekian banyak masalah dan sekian banyak kebusukan yang terjadi di negeri ini, tetapi dengan kondisi pribadi saya seperti ini, tidak banyak masalah yang dapat saya kemukakan sebanyak yang saya ketahui. Tapi kewajiban Anda semua mengatakan hal ini kepada rekan-rekan Anda, kewajiban ulama menjelaskannya kepada rakyat. Kewajiban rakyat memprotes hal ini, memprotes majelis dan memprotes pemerintahan disebabkan mengapa mereka melakukan ini dan menjual kita?
Anda anggota majelis namun bukan wakil kami. Anggaplah Anda wakil kami tetapi karena Anda berkhianat, dengan sendirinya perwakilan itu hilang dan ini adalah pengkhianatan kepada negeri.
Ya Allah! mereka mengkhianati negeri kami, mengkhianati Islam dan mengkhianati AI-Quran.
Anggota majelis yang menyetujui RUU dan para orang tua yang duduk di majelis senat telah melakukan pengkhianatan. Anggota Majelis yang menyetujui RUU berkhianat kepada negara dan mereka bukan wakil rakyat. Dunia perlu tahu, mereka bukan wakil rakyat Iran.
Seandainya sebelum ini mereka adalah wakil rakyat, tapi saya telah memecat mereka. Mereka sudah bukan lagi wakil rakyat dan segala RUU yang disahkan mereka sudah tidak berlaku lagi.
Ini sesuai dengan pernyataan konstitusi berdasarkan Prinsip Kedua Amandemen Konstitusi; Selama majelis tidak di bawah pengawasan para mujtahid, ketetapan-ketetapannya tidak sah. Dari permulaan Masyrutah, Revolusi Konstitusi, sampai sekarang ini apa pernah ada majelis berada di bawah pengawasan mujtahid? jika ada lima mujtahid dalam majelis ini atau cukup satu saja, ia akan membungkam mulut-mulut mereka serta tidak akan membiarkan hal ini terjadi dan ia akan menggoncangkan majelis.
Saya juga protes kepada anggota Majelis yang secara lahiriah menentang RUU. Jika mereka betul-betul menentang RUU, mengapa mereka tidak melakukan sesuatu, mengapa mereka tidak bangkit mematahkan leher boneka ini. Apakah sikap penentangan itu cukup dengan mengatakan ‘tidak setuju’, namun tetap bertahan di tempat dan terus saja berbasa-basi.
Buatlah gaduh majelis, pergilah ke tengah-tengah majelis dan jangan biarkan majelis berjalan seperti ini serta umumkan adanya RUU. Apakah dengan mengatakan saya tidak setuju, persoalan selesai. Lihat sendiri hasilnya.
Kita tidak memandang peraturan yang menurut mereka telah disahkan itu sebagai peraturan. Kita tidak memandang majelis ini sebagai majelis. Kita tidak memandang pemerintahan ini sebagai pemerintah. Mereka adalah Pengkhianat. Pengkhianat negara.
Ya Allah! luruskanlah urusan kaum muslimin. Agungkanlah agama Islam yang suci ini dari yang mengkhianati Islam dan mengkhianati AI-Quran.
Jangan Sampai Dibangkitkan Tidak Sebagai Manusia
Saya berharap semoga kita semua, ibu-ibu, bapak-bapak, saudara- saudara dan seluruh rakyat negeri ini menjadi pengabdi-pengabdi Islam dan Wali-asr Imam Mahdi afs.
Kita berada di negeri Wali-asr afs. dan orang yang tinggal di negeri Wali-asr memikul tanggung jawab yang berat. Jika amal kita tidak sesuai dengan kehendak Wali-asr, maka kita tidak dapat mengatakan beradi di bawah payung Wali-asr; sama dengan kita tidak dapat mengatakan Republik Islam jika kita tidak sesuai dengan ajaran Islam dan tidak mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Saudara-saudara yang mengkaitkan dirinya dengan nama suci Wali-asr, yang berkhidmat Kepada masyarakat dan pemasyarakatan nilai-nilai Islam, mengajar, mendidik, dan sebagainya maka semua yang saudara lakukan itu hendaklah sesuai dengan nama yang saudara emban.
Pengajaran memang sangat penting, tapi pengajaran harus dibarengi dengan pembinaan atau pendidikan. Pengajaran tanpa pendidikan tidak berguna sama sekali, bahkan kadang-kadang malah merusak. Demikian pula pembinaan tanpa pengajaran. Keduannya harus bersamaan dan tidak boleh melakukan yang satu sementara meninggalkan yang lain. Pengajaran dan pendidikan adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Manusia adalah makhluk yang berkembang melalui pengajaran dan pendidikan. Dalam hal ini, dalam diri manusia terdapat unsur tumbuh-tumbuhan dan kehewanan. Pada tingkat tumbuh-tumbuhan, manusia tidak beda dengan tumbuhan. Demikian pula pada tingkat kehewanan, manusia tidak beda dengan hewan.
Semua berjalan pada kafilah yang sama, akan tetapi manusia dapat lebih unggul dari keduanya. Kesamaan dengan hewan pada hal-hal yang berhubungan dengan materi, makan, minum, dan berketurunan. Karena itu, jika hanya ini yang menjadi obsesi manusia, maka dia adalah hewan seperti hewan-hewan lain meskipun makanannya berbeda dengan hewan. Hewan juga memiliki kebiasaan makan yang tidak sama yaitu ada hewan pemakan daging dan hewan pemakan rumput. Manusia juga demikian yaitu sebagai pemakan rumput, hanya saja akhir-akhir ini sudah jadi “pemakan daging”. Maka jika manusia tidak diberikan pengajaran dan pendidikan secara bersamaan, ia akan selamanya pada tingkat hewan, malah lebih rendah.
Aktivitas hewan sangat terbatas, demikian pula sikap buasnya. Jika sudah mendapatkan makanan, puaslah ia dan kemudian terus tidur. Tidak perlu menyimpannya, kecuali pada sebagian binatang saja. Tapi hewan yang disebut manusia ini (kita namakan ia manusia karena sesudah tingkat kehewanan) ia dapat meningkat menjadi manusia dengan tidak terbatas, baik pada syahwatnya maupun pada keinginan-keinginan. Pertama ia hanya berharap memiliki sebuah rumah bagus, tetapi ketika rumah di dapat muncul keinginan untuk memiliki taman. Taman di dapat, berharap memiliki kebun. Kebun di dapat, berharap memiliki sebuah dusun. Dusun di dapat, berharap memiliki yang lebih besar lagi. Lebih banyak lagi seterusnya dan seterusnya. Tidak henti-hentinya. Begitulah manusia, setiap kali mendapatkan sesuatu, dia ingin mendapatkan yang lebih besar dan lebih banyak lagi. Pertama-tama, hanya keinginan yang sederhana tapi lama-kelamaan semakin banyak dan semakin banyak. Setelah menguasai negara, ingin pula dia menguasai negara lain. Bahkan jika dunia ini telah menjadi miliknya, ia berusaha untuk memiliki bulan. Bulan didapat, berusaha memiliki Mars dan seterusnya dengan tiada henti-hentinya.
Hal yang sama juga dalam urusan syahwat. Manusia tidak berbeda dengan hewan. Mereka sama-sama memiliki syahwat, bahkan syahwat manusia lebih besar dari syahwat hewan. Syahwat hewan terbatas yang hanya muncul pada saat-saat tertentu, misalnya ketika hendak melahirkan keturunan. Tapi syahwat manusia tidak ada batasnya, tidak mengenal waktu atau keadaan tertentu. Pada pemenuhan syahwat ini manusia berada pada tingkatan hewan.
Karena itu jika kehidupannya hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan syahwat yang artinya hanya untuk memenuhi harapan-harapan hewani saja, maka ia akan tetap dalam kehewanannya. Bentuknya saja yang manusia, tapi hakikatnya ia adalah hewan yang sesungguhnya. Di dunia ia berupa manusia, tapi nanti di sana tidak akan dibangkitkan dalam rupa manusia, melainkan dalam rupa lainnya. Hanya orang-orang yang mampu membuat dirinya sebagai manusia saja yang akan dibangkitkan dalam rupa manusia. Bahkan kemanusiaannya akan tampak dengan sempurna sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata kasat di dunia ini.
Para nabi telah membawakan jalan buat kita supaya kita dapat menjadi manusia. Mereka menunjuki kita jalan yang akan mengantar kita mencapai kesempurnaan hakiki. Mereka mengetahui jalan itu dengan baik dan hanya mereka yang tahu jalan itu, selain mereka tidak ada yang mengetahuinya. Karena itu kita harus menempuh jalan para anbiya’. jalan lain sama sekali tidak mampu mengantarkan kita. Apa yang ditunjukkan oleh jalan-jalan itu hanya terbatas pada fisik semata dan tidak mampu menjangkau di luar fisik. Kalau mereka berbicara tentang hal-hal yang berhubungan dengan metafisik, sebenarnya mereka sama sekali tidak mengerti hat itu dan merupakan suatu kedustaan belaka. Bagaimana mereka dapat menjelaskan hal-hal di luar fisik sementara mereka sendiri tidak tahu apa metafisik itu? Hanya para nabi yang tahu hal itu dan para nabi membawa kita ke jalan yang lurus. Mereka tahu kemana kita harus pergi, dari mana kita harus berangkat dan cara apa yang harus kita tempuh. Maka seorang yang berjalan di luar jalan yang ditunjukkan para anbiya’ sama sekali tidak akan sampai ke tujuan. Jalannya pincang, dan ia akan tersesat di tengah jalan.
Para anbiya’ mengajarkan dan membimbing kita tentang alam akhirat dan juga alam dunia. Mereka sama sekali tidak mengabaikan kehidupan dunia dan para anbiya’ tidak menolak atau menentang kemajuan. Sama sekali tidak. Yang ditentang oleh mereka adalah keterikatan dengan dunia. Terdapat perbedaan antara makna kemajuan dunia dan keterikatan dengan dunia. Yang disalahkan oleh anbiya’ adalah keterikatan dengan dunia bukan kemajuan dunia. Menyamaratakan antara keduanya adalah suatu tindakan yang keliru. Tapi orang-orang yang mencoba mencari-cari kelemahan, sekali lagi ini adalah suatu kekeliruan.
Islam tidak menentang kemajuan, bahkan Islam telah menciptakan kemajuan. Selama enam-tujuh ratus tahun Islam menguasai hampir seluruh dunia. Yang ditentang Islam adalah keterkaitan dengan dunia, yaitu Islam menentang dunia dijadikan sebagai obsesi. Menentang, jika harapan dan angan-angan ditujukan untuk dunia semata; hanya memikirkan tentang makan, tidur yang enak, dan nafsu birahi.
Anda boleh makan enak. Silahkan tidur nyenyak dan Puaskan nafsu birahi Anda. Anbiya’ tidak melarangnya bahkan menerimanya. Tapi ingat! jangan biarkan semua itu tanpa kendali. Pemenuhan hawa nafsu tanpa kendali adalah bagian dari sifat kehewanan ini. Mereka memasang kendali supaya manusia tidak terjerumus dan tidak menjadi hewan.
Masing-masing kita memikul tanggung jawab yang besar. Karena itu kita harus memperbaiki diri kita agar jangan sampai ada yang melakukan tindakan-tindakan yang melanggar. Sebab jika ada yang melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar maka bukan dirinya yang disalahkan, tapi negeri ini. Republik Islam. Karena itu jika ada yang melakukan perbuatan tercela kita perlu mengingatkannya. Jika saya melakukan perbuatan yang salah, kalian semua harus memperingatkan saya. Kita mohon pada Allah semoga melindungi negeri ini, memberikan keselamatan pada kita semua, membimbing kita ke jalan yang lurus dan memberikan hidayah kepada mereka yang belum mengetahui kebenaran.
Daftar Isi :
PESAN SANG IMAM 1
Penerjemah : Tim AI-Jawad 1
Penerbit : AI-Jawad Publisher 1
Tahun Penerbitan : Shafar 1421 H/Mei 2000 M 1
Khomeini, Ruhullah al-Musawi 1
UCAPAN TERIMA KASIH 2
SEKAPUR SIRIH 5
Imam Khomeini, Siapa dia? 5
PENGANTAR PENERBIT 12
NASEHAT UNTUK KAUM MUSLIMIN 16
Nasehat Imam Untuk Membina Pribadi Muslim 16
Nasehat Kepada Para Penguasa 18
Kenapa Kita Selalu Berpecah Belah 25
Wanita Muslimah Pilar Revolusi Islam 35
Cobaan dan Penderitaan Seorang Mukmin 40
Makna Coba’an 42
Para Nabi dan Cobaan Allah 46
Penderitaan Nabi Saww 49
Dunia Ini Bukanlah Tempat Pahala dan Siksa 52
“Saya Peringatkan Anda Akan Bahaya” 57
Mengapa bisa sampai terjadi demikian? 58
Apa yang dapat kita lakukan dengan bencana ini? 59
Apa yang dapat dilakukan kaum ulama dengan malapetaka ini? 59
Ke negara mana mereka dapat menumpahkan perasaan mereka? 59
Jangan Sampai Dibangkitkan Tidak Sebagai Manusia 68
PESAN SANG IMAM (Bagian Keenam)
Pesan Haji Refleksi Revolusi Islam
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
“Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. an-Nisaa’, 4: 100).
Pena, lidah, ucapan dan tulisan tidak sanggup memuji nikmat Allah yang tiada terhingga yang dianugerahkan-Nya ke dunia. AI Khaliq yang menerangi yang nampak maupun yang tidak, telah mengatakan bahwa:
“Allah cahaya langit dan bumi ...”. (QS. an-Nuur; 24: 35),
dan melalui rasul-rasul-Nya menunjukkan keindahan ciptaan-Nya, di mana kebesaran AI-Khaliq dapat disadari,
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Israa’, 17: 3)
Dan segala puji hanya bagi Allah yang telah mewahyukan Kitab-kitab-Nya dari yang gaib, kepada para nabi-Nya dari Adam ke Ibrahim sampai kepada Nabi Muhammad Saww, dan yang mengajarkan kepada kita bagaimana mencapai kesempurnaan dan mencari pertemuan dengan Dia dan yang menuntun kita ke jalan Allah, sebagaimana dikatakan dalam ayat AI-Quran“... barangsiapa meninggalkan rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah...”
Segala puji dan syukur kepada Allah yang telah mengajarkan kepada kita bagaimana memperlakukan sesama mukmin, sesama teman dan sahabat, terhadap kaum ateis, kaum mustakbirin, bahkan terhadap musuh,
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir; tetapi berkasih sarang sesama mereka...” (QS. al-Fath, 48: 29)
Dan segala syukur yang tak terbatas kepada Allah yang telah menjadikan kita umat Muhammad Saww, makhluk yang paling luhur dan mulia, dan yang telah menjadikan kita pengikut AI-Quranul Karim, dan Allah sendiri telah menjamin akan memeliharanya terhadap jin dan manusia yang jahat. Allah telah mengatakan dalam AI-Quran,
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan AI-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. at-Taubah, 9: 24).
Ayat ini tertuju kepada orang-orang yang cenderung untuk mengkhianati prinsip, dan kepada para konformis yang tidak berprinsip, serta mengungkapkan perjuangan di jalan Allah, tentang kematian syahid serta kehilangan nyawa, dan penderitaan-penderitaan lain yang mungkin harus djtanggung dalam peperangan suci.
Dan adalah menarik untuk diperhatikan bahwa Yang Mahakuasa, setelah mula-mula menuntut manusia untuk mencintai Allah Mahasuci dan Nabi Muhammad Saww, menekankan pentingnya arti jihad pada jalan Allah sebagai yang pertama-tama dan yang terpenting di antara seluruh resep Allah dan yang menjadi penyelamat resep-resep Allah yang lainnya. Dan Yang Mahakuasa telah mengingatkan bahwa barangsiapa menyangkali perintah itu, maka hendaknya ia pun mengharapkan akibat-akibat dari penyangkalannya: yang merupakan kenistaan, perbudakan dan kehilangan nilai-nilai Islami, serta hal-hal lain yang manusia takut mengalaminya, seperti pembunuhan terhadap orang-orang muda dan orang tua mereka maupun tawanan atas suami dan istri serta keluarga mereka.
Seluruh akibat ini adalah akibat dan konsekuensi dari penolakan manusia untuk melaksanakan jihad, istimewa apabila jihad itu harus dilakukan melawan serangan terhadap pertahanan mereka. Demikianlah jihad di mana kita terlibat sekarangini, dan jihad kita adalah tanda kesetujuan kita dengan ayat AI-Quran yang mengatakan.
“...maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nuur, 24: 63).
Persekongkolan dan permusuhan terbesar terhadap kaum muslimin, juga merupakan malapetaka yang paling menyayat hati yang menimpa kaum muslimin adalah konspirasi (persekongkolan) dari musuh-musuh Islam untuk melenyapkan Islam dan mendirikan lagi pemerintahan seperti kerajaan-kerajaan penindas. Dengan tujuan untuk mempersiapkan kembalinya para penasehat buas asing yang melemparkan kehormatan dan harga diri bangsa-bangsa itu. Dengan tujuan untuk menimpakan kepada bangsa Iran selama beberapa tahun terakhir ini.
Syukur yang tak berkesudahan kepada Allah Swt. yang telah memungkinkan kita mendengar seruan dunia Islam, di saat para jamaah haji Iran yang terh.rmat bergegas kepada Ilahi Tercinta yang sedang menuju pertemuan ruhaniah dengan Allah Yang Maha Suci serta nabi-Nabi yang mulia Muahammad Saww, di saat panji akidah Islam dikibarkan di keempat penjuru dunia.
Sekarang dengan rasa sangat putus asa dan frustasi dari para pembenci yang memuji-muji diri dan para majikannya untuk menyaksikan kejatuhan pemerintahan Islam hanya dalam tiga bulan atau satu tahun setelah melembaganya Revolusi Islam, sudah sejak lama mereka sendiri mengalami kenistaan. Republik Islam Iran yang tercinta terus berdiri kokoh dan bangga seperti semula, dengan sekolah-sekolah agamanya yang suci, lebih aktif dan lebih giat dari sebelumnya di bawah tuntunan para pewenang keagamaan. Persatuan yang lebih, kuat antara pesantren-pesantren dan universitas serta kemampuan militernya yang makin mengembang.
Musuh-musuh Republik Islam ini yang sebenarnya adalah musuh-musuh Islam, Yang menentang Republik Islam ini, telah menjadi lebih lemah dan lebih hancur. Istana-istana para penguasa mustakbarin semakin goncang dan keaiban gedung putih A.S. yang lebih patut dinamakan “Gedung Hitam” bahkan lebih meluas dari sebelumnya, juga media massa dunia kebingungan secara mencolok. Dalam keadaan yang demikian itu semestinyalah bahwa masyarakat dunia Islam dan kaum tertindas harus bertindak lebih bijaksana dari sebelumnya, mengambil kesempatan untuk membariskan diri dalam suatu pertempuran yang terpadu untuk membebaskan diri mereka dari belenggu yang telah dipasangkan para adikuasa kepadanya. Sahubungan dengan kesempatanini, saya hendak mengajukan saran-saran tertentu kepadanya.
1. Firman Allah Swt.:
“Dan (inilah) suatu pemakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin...” (QS. at-Taubah, 9: 3)
Pemakluman kebebasan dari musyrikin adalah kewajiban yang interent dalam prinsip akidah Islan dan terintegrasi dalam upacara ibadah haji sebagai bagian dari dimensi politiknya. Peranan ini harus ditunjukkan dalam rapat-rapat besar pada masa peribadatan haji, dan ditunjukkan agar para jemaah haji Iran serta bukan Iran turut serta dalam seluruh upacara di bawah pemimpin pengawas haji dan dibawah pengawasan utusan pribadi saya, Hujjatul lslam Karroubi, untuk memekikkan kebencian mereka terhadap kaum kafirin dan mustakbarin dunia. Terutama si penjahat Amerika Serikat, di rumah Tauhid, dan jangan lalai untuk menunjukkan kebencian mereka terhadap musuh-musuh Allah dan musuh hamba-hamba-Nya.
Keimanan ditujukan dengan menyatakan keterpautan seseorang pada kebajikan dan keberangan terhadap kezaliman. Kesucian dan cinta orang-orang saleh tidak mungkin dibuktikan dengan sarana lain dari unjuk rasa yang penuh semangat akan kebencian terhadap kafirln serta munafikin.
Tempat mana dan tempat suci mana lebih patut untuk unjuk rasa kimnana semacam itu selain Ka’bah yang merupakan tempat suci dan aman bagi umat. Itulah tempat suci yang ideal untuk menjungkirkan seluruh sistem penindasan, tirani, perbudakan, kemiskinan dan kedurjanaan. Memberikan kesempatan untuk menciptakan lagi gerakan.politik terbesar dari Muhammad Saww. Semoga sunnah para nabi dan kewajiban untuk menyatakan kebencian terhadap hal-hal seperti itu tidak pernah menjadi sekedar peristiwa masa lalu saja.
Komitmen untuk menunjukkan perlawanan kita terhadap hal-hal semacam itu bukanlah sekedar kewajiban untuk dilaksanakan di masa haji. Sebaliknya, mereka harus berjuang untuk menciptakan suatu atmosfer yang diresapi dengan cinta kepada Allah, dan kebencian kepada musuh-musuh Allah, tanpa memperdulikan godaan-godaan para munafikin dan pernyataan orang-orang yang hendak menciptakan keraguan-keraguan dalam pikiran kaum muslimin. Menghancurkan tekad mereka, atau dari orang-orang sesat dan yang berotak fosil. Maka janganlah sampai mereka bahkan sedetik pun bergeming dalam perjuangan religius dan universal ini, yakinlah bahwa para pelahap dunia dan musuh-musuh umat Islam tidak akan duduk diam dan menonton dengan tenang apa yang akan terjadi pada upacara ibadah ini.
Sebaliknya, mereka akan mencari berbagai tipu daya dan kelicikan, dengan menggunakan para ruhaniawan palsu, para ulama kerajaan, para agen yang disogok, maupun para nasionalis, dan agen-agen munafik yang mengaku-ngaku saleh untuk membuat-buat penafsiran bengkok juga menyesatkan tentang ketentuan-ketentuan Islam. Melakukan setiap tindakan apa saja untuk menjungkirkan Islam, untuk melucuti kaum muslimin dan meninggalkan kewaspadaannya. Menimpakan pukulan pada integral umat Islam serta keagungan dan kebesaran Nabi Muhammad Saww.
Sungguh banyak individu bertopeng ulama yang memberikan argumen bahwa unjuk rasa, rapat-rapat dan pawai serta pengungkapan kebencian terhadap para tirani dan kafirin akan melanggar kesucian Makkah dan Ka’bah. Hal ini dianggap tindakan melanggar kesucian dan haji adalah kesempatan untuk beribadah semata-mata, bukan forum untuk mengatur dan menyusun barisan atau untuk perjuangan. Sama banyaknya pula orang-orang penipu diri yang mengajukan argumen bahwa perjuangan, peperangan, pertempuran hanya pantas bagi kaum materialis dan pencinta harta duniawi. Menampilkan diri pada persoalan politik, terutama di waktu haji, berarti merendahkan martabat ulama dan kaum ruhaniawan.
Argumen-argumen semacam itu sesungguhnya dengan sembunyi tangan dipromosikan oleh kaum materialis yang sebenarnya, dan termasuk diantara strategi-strategi para pelahap dunia untuk menjatuhkan Islam.
Maka biarlah muslimin sedunia bangkit dengan segala daya dan sarananya untuk membela nilai-nilai Ilahi serta kepentingan-kepentingannya, merapatkan barisannya dalam pertempuran semacam itu dan tidak membiarkan para pengikut iblis meneruskan penerobosan-penerobosan mereka terhadap akidah Islam serta martabat muslimin.
Biarlah mereka bergabung dengan tentara universal Allah dari manapun mereka memanggil, terutama ketika mereka berada di sekitar Ka’batullah. Biarlah para jamaah haji yang tercinta termasuk dalam wilayah termulia Kecintaan Ilahi, kesadaran Ilahi dan Jihad, untuk mencari kemuliaan ke Ka’bah yang bahkan lebih mulia.
Biarkan mereka, sebagaimana syahidu-syuhada’ Imam Husain memasuki tanah suci pertempuran ketika memenuhi ibadah haji dan menemukan persatuan lagi dengan Tuhan dari Tempat Suci ini, dan dengan demikian berubah menjadi suatu ummah yang tak terkalahkan, umat yang padu yang tidak mungkin dikalahkan oleh adikuasa Timur dan Barat. Amanat haji bertujuan kecuali untuk memberikan suatu formula bagi perjuangan dengan diri sendiri, juga untuk perjuangan melawan kufur.
Bagaimanapun juga, suatu deklarasi pembebasan akidah dari para sesat dan penyeleweng selama peribadatan haji berfungsi untuk memperbaharui perjanjian kita dengan Allah untuk perjuangan. Itu merupakan suatu geladi resik dalam mengerahkan barisan-barisan perjuangan untuk suatu pertempuran yang komitmen terhadap kufur dan segala bentuk penyembahan berhala.
Perjuangan ini tidak dimulai dan diakhiri dengan slogan-slogan, walaupun protes deklamatoris akan berguna dalam memaklumkan agama bagi perjuangan dan mempersiapkan titik mula untuk mengorganisasi suatu balatentara Allah sedunia dan menganugrahkannya terhadap pasukan dan manusia setan, yang merupakan prinsip dasar dan doktrin Tauhid.
Tetapi, apabila kaum muslimin tidak diberi kebebasan untuk menyensor musuh-musuh Allah dalam suatu tempat suci universal bagi mereka, di mana lagi mereka dapat berbuat demikian?
Apabila tempat-tempat suci, Ka’bah dan masjid-masjid, tidak boleh lagi menjadi tempat perlindungan bagi balatentara Allah dan para pembela tempat-tempat suci itu, maka di mana lagi tempat perlindungan mereka?
Menyuarakan kutukan atas kekafiran hanyalah suatu selingan bagi pertempuran yang wajib kita jalankan. Dan itu adalah perjuangan yang akan menuntut berbagai strategi pada berbagai simpangan sejarah.
Masalah yang sekarang masih harus dijawab ialah: Apa yang harus dilakukan kaum muslimin pada simpangan sejarah sekarang ini, yang ditandai oleh jalan-jalan masuk menerobosi Tauhid oleh para gila kuasa, dalang-dalang kemusyrikan dan kekafiran serta dengan ancaman-ancamannya terhadap semua identitas mosi-mosi lain yang nasional, kultural, religius, dan politik?
Dan dengan memijak-mijak nilai-nilai seperti itu di bawah telapak ambisi-ambisi serakahnya?
Apakah kita harus duduk di rumah dan membiarkan analisa-analisa tidak benar, mencemari kedudukan dan kehormatan umat manusia serta infus ketidakmampuan dan impotensi ke dalam kalangan kaum muslimin, oleh setan dan keturunannya.
Merintangi umat dari mencapai penyucian yang merupakan penyelesaian terakhir dan puncak harapan?
Tidak semestinyalah kita menganggap bahwa perjuangan para rasul melawan berhala dan pemujaan berhala terbatas pada batu-batu dan kayu yang mati; Bahwa semua rasul seperti Ibrahim as. mempelopori pertempuran bilamana dikonfrontasi oleh para penindas, sementara semua penghancuran berhala, perjuangan Nabi Ibrahim as. melawan Namrud para pemuja bulan, matahari dan bintang-bintang adalah suatu alasan untuk suatu hijrah besar. Dalam semua hijrah itu,
penanggungan kesulitan, tinggal di gurun yang terpencil, membangun Rumah (Ka’bah), dan tebusan terhadap Isma’il as. adalah alasan bagi misi kenabian yang di dalamnya adalah Nabi Terakhir Saww. Ini mengulangi kata-kata para pendiri yang pertama dan terakhir dari Ka’bah dan menyalurkan tugasnya yang kekal dengan kata-kata abadi :
“...dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”. (QS. al-An’aam, 6: 19).
Apabila kita mengajukan analisa dan interpretasi lain manapun, apakah orang berpikir bahwa sama sekali tidak ada berhala-berhala dan pemujaan berhala di zaman sekarang ini?
Sesungguhnya tidak ada orang bijaksana yang belum mengenal jenis baru pemujaan berhala modern dalam banyak bentuknya, mantra-mantra dan tipu muslihatnya; dan siapakah yang tidak menyadari dominasi kuil-kuil berhala seperti “Gedung Hitam” (Black House) atas negara-negara Islam, serta pengorbanan darah dan kesucian kaum Muslimin dan rakyat Dunia Ketiga?
Hari ini raungan suci kita terhadap para penyembah berhala dan kafirin, dan raungan kita dari penindasan para penindas, adalah raungan satu ummah yang telah inencapai titik lepas dari gangguan Timur dan Barat. Dipuncaknya ialah Amerika dan para anteknya yang telah merampoki rumah kita dan kota kita.
Raungan suci kita adalah raungan kaum tertindas Afghanistan yang tidak berdosa. Dan disarangkan bahwa Rusia tidak memperhatikan peringatan saya tentang Afghanistan, dan menyerang negara Islam itu. Saya telah menyatakan beberapa kali, dan sekarang saya peringatkan lagi kepada Rusia untuk meninggalkan bangsa Afghanistan dan jangan mengganggu rakyatnya. Rakyat Afghanistan harus menentukan nasibnya sendiri dan memiliki kemerdekaan yang sesunguhnya. Mereka tidak memerlukan Kremlin atau perwalian Amerika. Dan tentu saja, setelah penarikan mundur pasukan asing itu dari negeri mereka, mereka akan mematahkan kaki Amerika apabila ia berniat untuk melakukan intervensi atau menyerbu negeri itu.
Juga raungan suci kita adalah raungan suci kaum muslimin di Afrika, raungan saudara-saudari seagama kita yang karena mereka berkulit hitam, dibiarkan menderita lecutan oleh para realis Barbar yang tidak beradab.
Raungan suci kita adalah raungan suci rakyat Lebanon, Palestina dan semua bangsa dan negara lainnya yang oleh para adikuasa Timur dan Barat, terutama Amerika dan Israel, diserahi dan dirampoki sumber-sumbernya serta telah dipaksakan atas mereka untuk menerima para badut dan pengabdiannya. Mereka telah mengulurkan cengkeraman-cengkeramannya pada tanah-tanah kita untuk menduduki tapalbatas-tapalbatas darat dan laut negara-negara Muslimin. Raungan suci kita adalah raungan suci seluruh bangsa yang tak tahan lagi mendengar suara bentakan Amerika dan kehadiran dominasinya.
Kita menghendaki suara kegusaran dan kebenciannya dikuburkan dalam kerongkongan untuk selama-lamanya.
Dan kita telah memutuskan untuk hidup secara bebas dan mati secara bebas serta menjadi penyelamat generasi-generasi yang akan datang.
Raungan suci kita adalah jeritan pembelaan umat dan bangsa kita. Kehormatan dan kesucian kita, jeritan untuk membela sumber-sumber kekayaan kita, harta dan negeri kita.
Jeritan pedih bangsa-bangsa adalah dari belati kekafiran dan kemunafikan yang telah merobek-robek hati mereka.
Jeritan ketidaksalahan kita adalah jeritan kemiskinan orang-orang yang lapar. tertindas dan melarat; maslahat secuil dari kesulitan-kesulitannya dan pekerjaan sehari-harinya dicuri oleh maling-maling internasional dan orang- orang rakus serta serakah.
Mereka tak puas-puasnya menelan hati yang berdarah dari bangsa- bangsa yang miskin, para petani, buruh dan para pekerja keras lainnya, dengan nama kapitalisme, sosialisme dan komunisme. Mereka telah melakukan transplantasi urat nadi kehidupan ekonomi dunia kepada diri mereka sendiri dan menghalangi rakyat sedunia untuk mendapatkan sedikitpun saja dari hak-haknya.
Raungan suci kita adalah raungan suci dari satu ummah yang telah dihadang untuk dirampoki oleh kaum mustakbarin kafirin pelahap dunia. yang sedang menantikan kematian ummah ini; Seluruh mata panah dan peluru sedang diarahkan ke AI-Quran, Nabi suci Muhammad Saww, gurun Karbala yang bergelimang darah di hari ‘Asyura, dan orang-orang yang sedang menantikan warisan dari para muttaqin. Akan memberikan diri mereka diantarkan ke kematian nista dalam tawanan Barat dan Timur.
Dijauhkan Allah kiranya bahwa Khomeini akan tinggal diam terhadap serbuan orang-orang berhati iblis, musyrikin, kafirin yang melanggar kesucian AI-Quran dan Rasul-Nya, para Imam, ummat Muhammad Saww dan para hamba Allah pengikut Ibrahim, atau apabila ia menonton secara pasif pemandangan kaum muslimin yang terhina dan terpijak.
Saya telah menyediakan darah dan jiwa saya yang tidak berharga untuk memenuhi kewajiban perintah Ilahi yang adil untuk membela kaum muslimin, dan saya sedang menantikan anugerah yang terbesar. Anugerah syahadah.
Semua kekuatan tirani, para adikuasa dan pelayan-pelayan-Nya!
Yakinlah bahwa sekiranyapun Khomeini hanya tertinggal sendirian, ia akan terus menganut jalan perjuangan melawan para kafirin, musyrikin dan penindas serta penyembah berhala; Dengan pertolongan Allah dan kekuatan-kekuatan sukarelawan di dunia Islam, orang-orang yang dicurigai dan direbut hak-haknya akan menyingkirkan mata dari para pelahap dunia ini dan para pengabdi penindasan yang terus mendesakkan agresinya.
Ya, slogan kita “Tidak Timur, Tidak Barat” adalah slogan utama Revolusi Islam dalam dunia tekanan dan penindasan, dan menggariskan kebijakan yang sebenarnya dari nonblok bagi negara-negara Islam, sehingga dalam masa depan yang singkat, dengan pertolongan Allah, akan menerima Islam sebagai satu-satunya akidah untuk membebaskan umat manusia dan tidak akan berhenti atau menyimpang dari kebijakan ini, walau selangkah. Negara-negara Islam serta kaum muslimin sedunia tidak boleh bergantung pada Eropa Barat dan Amerika, tidak boleh pula bergantung pada Rusia.
Insya Allah, mereka bergantung pada Allah, Rasul-Nya dan Imam Mahdi tanpa keraguan; berpaling ke luar dari kebijakan internasionallslam, berarti berpaling dari ideal-ideal akidah Islam, pengkhianatan kepada Rasulullah dan para Imam pada akhirnya berarti kematian ummah, bangsa kita, dan seluruh negara-negara Muslimin; tidak seorang pun harus ragu-ragu menganggap slogan ini seakan-akan hanya temporer, dan dangkal.
Kebijakan iniadalah basis tindakan yang seiama-lamanya dari bangsa kita dan Republik Islam kita serta seluruh kaum muslimin sedunia sebagai syarat untuk memasuki jalan rahmat keadilan adalah keterlepasan dan jauh dari jalan orang-orang yang menyeleweng. Ini harus diwujudkan dalam seluruh lapisan masyarakat Islam.
Kaum muslimin, dengan mengikuti jalan perpisahan dari seluruh kenajisan dan memaklumkan keterpautan pada kaum muslimin Iran yang berani, harus memikirkan untuk menyingkirkan para penjajah dari negeri mereka, dan menendang keluar para pasukan Iblis juga menggulung basis-basis militer Timur dan Barat dari negerinya. Anda tidak boleh membiarkan para pelahap dunia menggunakan sarana dan fasilitas untuk kepentingan mereka sendiri guna menghancurkan negeri-negeri Islam, karena lebih memalukan lagi bila negeri Islam dan pemimpinnya membiarkan pusat-pusat rahasia dan informasi militernya masuk ke tangan-tangan orang asing.
Hendaklah jangan ada kaum muslimin merasa takut akan tong kosong musuh serta propaganda-propaganda palsu bagi istana-istana kekuatan militer dan politik mustakbarin dunia yang hendak memikat mereka dalam jaringan laba-labanya.
Kaum Muslim sedunia harus memikirkan untuk mendidik, mengontrol dan mereformasi beberapa kepala negaranya yang telah dibeli musuh, dan membangunkan mereka dengan nasehat, atau ancaman, dari ketiduran nyenyak yang akan mengakibatkan kehancuran mereka sendiri maupun kepentingan negara-negara Islam. Anda harus mengingatkan para boneka pelayan ini akan bahaya kemunafikan dan pekerjaan mustakbarin dunia, dan tidak hanya sekedar menanti dan menonton kekalahan Islam serta menyerobot harta kekayaan kaum muslimin, sumber-sumber dan kesuciannya.
Kaum muslimin harus memikirkan untuk menolong dan menyelamatkan Palestina dan memaklumkan kepada dunia tentang kebenciannya kepada orang-orang yang telah terbeli dan yang atas nama Palestina telah menghancurkan ideal Palestina serta rakyatnya, para pemilik yang sesungguhnya dari tanah-tanah yang telah dirampok itu. Mereka harus menyatakan kebenciannya untuk kompromi atas prinsip-prinsipnya. Mereka tidak boleh membiarkan para pengkhianat ini mencemarkan martabat dan kehormatan bangsa Palestina yang heroik.
Orango yang mengaku revolusioner itu, dengan dalih untuk membebaskan al-Quds, telah mendekati Amerika dan Israel. Aneh bahwa dengan berlalunya setiap hari penyerobotan Israel yang tragis, diamnya dan kompromi kepala-kepala negara Islam dengan penyerobot Palestina, semakin bertambah. Tidak ada kata-kata dari slogan Yerusalem yang masih terdengar, dan apabila satu negara dan bangsa seperti Iran, yang sendirian terlihat dalam peperangan membela diri, bangkit untuk mendukung Palestina, maka ia segera dikutuk. Mereka telah menjadi panik ketika memperhatikan penggagasan suatu hari sebagai Hari al-Quds; barangkali dengan memperkirakan bahwa perjalanan waktu telah mengubah hati para Zionis atau bahwa mereka telah mengubah Karakternya, atau menembus kejahatan-kejahatannya, atau bahwa para serigala Zionis yang haus darah itu telah meninggalkan keserakahannya yang sepanjang zaman itu untuk mencaplok tanah-tanah yang terletak diantara sungai Nil dan Efrat.
Para pejabat Iran yang terhormat, rakyat kita dan kaum muslimin, tidak akan menyerahkan perjuangan untuk mencabut akar-akar gulma celaka dan keji itu. Pertolongan Allah, tersebarnya grup-grup Islami serta kekuatan moral umat Nabi Muhammad Saww. serta seluruh sarana dan potensi negara-negara Islam, harus digunakan. Dengan pembentukan suatu inti pusat pertahanan Hizbullah di seluruh dunia, mereka akan memaksa Israel untuk menyesali dan bertobat atas tindakan-tindakan kriminalnya, serta merebut kembali tanah-tanah kaum muslimin yang diduduki, dari cengkramannya.
Sebagaimana telah saya peringatkan sebelum dan sesudah Revolusi, sekali lagi saya ulangi peringatan ini, bahwa tumor kangker Zionisme masih ada dalam tubuh negara-negara Muslimin.
Saya selanjutnya mengumandangkan dukungan saya yang tidak tanggung-tanggung, maupun dukungan rakyat Iran dan pemerintahnya, kepada seluruh kaum muslimin, dalam usaha untuk membebaskan al-Quds.
Saya ucapkan terimakasih kepada para pemuda Islam yang tercinta di Lebanon yang telah membawa kehormatan kepada Islam dan menistakan para pelahap dunia. Saya juga mendoakan keberhasilan seluruh rakyat yang tercinta di tanah-tanah yang diduduki musuh dan orang-orang yang tinggal di negara-negara yang bertetangga dengan tanah-tanah yang telah diserobot, serta orang-orang yang dengan mengandalkan iman memberikan pukulan terhadap kepentingan Israel.
Saya meyakinkan Anda bahwa rakyat Iran tidak akan meninggalkan Anda. Bersandarlah pada Allah dan gunakanlah kekuatan moral Islam, dan seranglah musuh-musuh sementara Anda dipersenjatai dengan kesucian dan jihad, kesabaran dan perlawanan.
“... jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong-mu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad, 47: 7).
2. Karena peperangan adalah keprihatinan dan urusan utama negara kita
Karena peperangan adalah keprihatinan dan urusan utama negara kita. Maka para pelahap dunia, pada saat menjelang kemenangan yang menentukan dari bangsa Iran atas rezim Aflaqi (Irak) yang sedang sekarat itu, para pelahap dunia itu telah melancarkan suatu kampanye propaganda ke seluruh dunia untuk memanipulasi pandangan publik dunia dan mensugestikan bahwa rakyat Iran adalah para penjahat perang. Ironisnya, gagasan itu dikemukakan sementara mereka secara terang-terangan melakukan kejahatan-kejahatan perang yang dikekalkan oleh Saddam dan para pengikutnya sedang badan-badan internasional yang bersangkutan membisu. Boleh jadi juga mereka akan berhasil memanipulasi pikiran-pikiran sekelompok kecil orang di dunia yang kurang mengetahui.
Untuk menjernihkan opini publik dari bangsa-bangsa yang tertindas, terutama para jemaah haji yang mulia, di sini saya hendak menunjukkan beberapa hal tertentu :
Dunia tidak berbicara jujur dan adil dengan kita pada setiap fase peperangan, sejak semula Saddam dan Partai Ba’ath, karena keserakahan dan kejahilannya serta untuk menjungkirkan tatanan baru Republik Islam, menyerang negara kita yang tercinta; dan Saddam secara pribadi memimpin sendiri serangan-serangan darat, udara dan laut, merobek-robek perjanjian Internasional; mereka memusnahkan bukan saja satu atau dua desa dan kota, tetapi ratusan pusat-pusat kediaman yang lebih besar, dan menyebabkan para ibu dan bayi di haribaannya, yang tak terhitung jumlahnya, mencapai syahadah.
Saddam terus melakukan agresinya yang keji; tiada pena dapat melukiskannya dan tiada lidah yang sanggup menguraikan tindakan-tindakannya yang memalukan.
Pada hari ketika Saddam menyalakan api pertama peperangan di Teluk Parsi dan mengancam keamanan seluruh negara-negara Islam di mana-mana, tidak ada dari orang-orang pengaku cinta damai itu berusaha mencegahnya, tidak ada satupun yang berusaha untuk menggunakan sarana yang ada pada mereka atau menggunakan jalan penekanan yang telah ditetapkan dalam perjanjian-perjanjian, untuk mengekangnya dan membela kaum yang tertindas di Iran maupun Irak.
Saddam, yang memulai peperangan itu, tidak merasa perlu untuk mengatakan apakah dosa, kejahatan atau kesalahan orang-orang Iran, wanita dan pria serta anak-anak sehingga mereka harus mati terbunuh atau menjadi tunawisma. lapun tidak memberikan alasan mengapa maka hasil kerja keras satu dasawarsa dari suatu bangsa, serta investasi dalam perindustrian, pertanian dan pabrik-pabrik, harus musnah terbakar.
Apakah kebangsaan Iran kami merupakan suatu kesalahan atau dosa?
Apakah kami harus disalahkan karena kami orang Iran?
Apakah kami harus disalahkan karena perselisihan tapal batas lama?
Tidak, kami tidak boleh dipersalahkan karena itu.
Sekarang, setiap orang tahu bahwa kami sedang dizalimi oleh pelahap dunia hanya karena tekad kami untuk membela Islam dan karena telah menggantikan rezim despotik lama dengan sistem Republik Islam. Mungkin kami dianggap bersalah karena kami mengikuti ajaran AI-Quran dan sunnah Nabi kita. Barangkali kami salah karena memproklamasikan kesatuan dunia Islam, Sunni atau Syi’ah. Dan karena oposisi kami terhadap persekongkolan penghujat dunia.
Apakah kami bersalah karena kami mendukung rakyat Palestina yang dirampas hak-haknya?
Apakah penutupan kedutaan Israel di Teheran dan pernyataan perang terhadap tumor kangker dunia Zionis menyebabkan kami salah?
Apakah perlawanan terhadap apartheid dan pembelaan bagi rakyat Afrika yang tertindas dan perjungkiran kontrak-kontrak rezim Pahlevi yang keji itu, yang telah menyebabkan kami menjadi budak-budak pelahap dunia Amerika, dipandang sebagai perbuatan dosa?.
Mengenai para pelahap dunia dan pelayan-pelayan mereka yang mewah bermalas-malas, kesalahan apa yang lebih besar daripada berbicara tentang Islam dan kepemimpinannya, mengajak kaum muslimin kepada kehormatan, kepada kemerdekaandan perlawanan terhadap kekejaman dan penindasan?.
Bukan baru saja telah dipaksakannya peperangan, tapi malah sejak hari pertama konfrontasi, 6 Juni 1963 hingga 11 Pebruari 1979 (Hari Kemenangan Revolusi), kami telah menyadari bahwa untuk mencapai ideal-ideal Islami yang Ilahi dan agung, harus dibayarkan suatu harga yang sangat tinggi, dan banyak syuhada’ tercinta yang harus dipersembahkan. Kami pun tahu bahwa para pelahap dunia tidak akan membiarkan kita dan bahwa mereka, melalui badut-badutnya di dalam dan di luar negeri, akan menyerang kami dan mengizinkan darah orang-orang dan wilayah perbatasan kami. Inilah tepatnya yang terjadi.
Ketika Amerika mendengar seruan rakyat kita pada 6 Juni 1963 yang memproklamasikan Islam, ketika untuk pertama kalinya kesombongan, kekuasaan dan dominasi Amerika dipatahkan, dan ketika ia menyadari kekuatan dan kepemimpinan ulama dan fukaha serta melihat kemauan bangsa Iran yang membaja untuk memperoleh kemerdekaan, kebebasan juga tata keadilan Islam, ia memerintahkan pelayannya yang nista, khianat dan keji, Mohammad Reza Khan untuk melemaskan pekikan kami, untuk menuntut sebagai Umat Islam, dan menyuruh Syah itu sendiri menyingkirkan setiap orang yang telah bangkit menentang Amerika.
Kita semua melihat, para pengkhianat dan orang sewaan ini bahkan tidak ragu-ragu sedetik pun dalam menjalankan tugas kotor itu. Atas nama “misi suci” dan “kebebasan”, untuk mencapai gerbang-gerbang “peradaban besar”, membuat tumpukan mayat manusia yang terbunuh dari rakyat bangsa ini dan menodai pintu-pintu juga dinding negara. Dari Pesantren ke Universitas-universitas, dari pasar ke jalan-jalan dan masjid-masjid dan mihrab, dengan darah orang-orang yang kita cintai yang mengikuti Allah dan rasul-Nya.
Begitulah Keadaannya ketika para algojo pemerintahan Syah yang zalim sedang menginjak-injak kemerdekaan. Seluruh pelahap dunia, dalam suatu usaha propaganda yang diorkestra, menggambarkan Syah sebagai beradab dan progesif, sedangkan para pejuang kemerdekaan dan kaum muslimin sebagai para reaksioner serta mencoreng tuntutan-tuntutan Islaminya dengan warna hitam yang terbelakang.
Dalam mengikuti kebijakan penindasan, mereka makin bertambah-tambah meneruskan kejahatan-kejahatan ala Yazid pada hari Asyura dan Tasu’a di medan Karbala berdarah di Iran, dan mengubah negara kita menjadi pusat ketentraman dan stabilitas bagi Amerika serta memberikan kepada kami kuburan dan reruntuhan bagi bangsa kita.
Ketika saya kembali ke negara Iran yang tercinta, saya mengatakan di pemakaman Beheht-e Zahra bahwa Syah telah menghancurkan negara kita dan memenuhi pekuburannya; dan sekarang saya ulangi kata-kata yang sama itu. Tetapi siapakah Syah itu, dan perintah siapakah yang dilaksanakannya?
Apabila ia telah bertindak sendirian, dengan pikiran keji dan jahatnya sendiri; barangkali segala sesuatu telah berakhir setelah kematiannya.
Siapakah yang tidak tahu bahwa Syah adalah pelayan dan agen Amerika dan bahwa semua syuhada’ kita dan orang-orang yang kita cintai adalah uang darah yang dikuburkan demi kemerdekaan?
Sesungguhnya yang dilakukan Syah itu adalah misi yang ditugaskan kepadanya oleh majikan-majikannya. la melaksanakan misi dendam Amerika terhadap Islam dan kaum muslimin, sejauh mungkin, sementara isu utama peristiwa ini tetap di balik tabir Amerika yang takut pada Islam yang sesungguhnya dan terserang panik dengan kebangkitan mengarah ke pemerintah yang sesungguhnya adil.
Amerika Serikat yang membayangkan bahwa para nasionalis dan Munafiqin (MKO) maupun badut-badutnya yang lain akan segera memutar kemudi revolusi dan kedaulatan negara serta pemerintahannya ke arah keuntungannya (Amerika Serikat.), mengambil suatu siasat intimidasi dan menempuh jalan persekongkolan untuk melakukan beberapa kudeta dan menerapkan kekerasan dan pemaksaan, menginfiltrasikan agen-agennya maupun menyerang karakter revolusi itu serta para revolusionernya. Tetapi sekali lagi, dengan rahmat Allah, rakyat Iran dengan apiknya mengambil alih sarang mata-mata dan menunjukkan ketidaksalahannya terhadap Amerika dan para agennya. Tetapi Amerika memberikan pedang sama, yang dahulu diberikannya kepada Mohammad Reza Khan, ke dalam tangan algojonya Saddam.
Apa yang dilakukan Saddam? Apakah ia tidak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Syah sebelum revolusi?
Tidakkah Syah mengisi pekuburan kita dengan para pejuang kemerdekaan?
Apakah Saddam, yang beroleh kekuatan yang lebih besar, berbuat sebaliknya dari itu?
Tidakkah Syah sebelumnya menyerahkan negara kami kepada Amerika Serikat.?
Saya telah mengatakan bahwa diperlukan waktu yang lebih panjang dari dua puluh tahun untuk membangun kembali reruntuhan yang ditinggalkan Syah, dengan usaha-usaha terpadu dan bertekad dari seluruh pejabat dan rakyat kita yang terhormat. Mungkinkah pula membangun kembali reruntuhan yang ditimpakan Saddam dalam waktu kurang dari dua puluh tahun?
Rakyat Iran yang terhormat maupun kaum muslimin serta para pejuang kemerdekaan di seluruh dunia harus mengetahui bahwa apabila mereka hendak berdiri di kakinya sendiri tanpa sedikitpun menyimpang ke kiri atau ke kanan, dan merdeka dari setiap kekuasaan tirani, terutama para adikuasa, maka untuk ini mereka harus sedia untuk membayar mahal bagi kemerdekaan dan kebebasan yang sebenarnya.
Pengalaman Revolusi Islam di Iran telah mengambil upah darah ribuan syuhada’ dan para cedera, kehancuran rumah-rumah, terbakarnya panen-panen petani, terbunuhnya banyak rakyat yang tak berdosa dalam pemboman-pemboman dan pengambilan putra-putri Revolusi Islam sebagai tawanan oleh tangan-tangan algojo Ba’athis, penistaan tokoh-tokoh cemerlang dari Revolusi, dan telah membawa ribuan ancaman terhadap kehidupan rakyat, dan tekanan ekonomi.
Rakyat Iran mendapatkan pengalaman dan alat-alat kemenangan atas kufur dunia dengan melalui rumah-rumah yang runtuh dibom yang menimpa kepala anak-anak yang sedang tidur, telah menjamin revolusi dan negara melalui pengorbanan dan perjuangannya. Kami akan menyiarkan pengalaman kita ke seluruh dunia, mengubah, tanpa sedikit pun keraguan, hasil pertahanan dan perjuangan terhadap para penindas dan orang-orang yang berjuang di jalan takwa.
Tiada diragukan bahwa hasil penyebaran pengalaman ini akan tidak lain dari kuncup-kuncup kemenangan dan kemerdekaan maupun tegaknya ajaran-ajaran Islam bagi seluruh bangsa-bangsa.
Para cendekiawan Islam seluruhnya mengalami jatuh bangun transformasi dunia kapitalis dan komunis dengan pengetahuan dan kesadaran. Seluruh pejuang kenierdekaan harus mendemostrasikan, dengan wawasan yang cemerlang, jalan untuk menampar para adikuasa serta para tirani tainnya, terutama Amerika, oleh rakyat di Dunia Islam dan Dunia Ketiga yang dahulu telah mereka tampari.
Saya tegaskan dengan yakin bahwa Islam akan membuat para adikuasa menghadapi kehinaan. Islam akan menyingkirkan halangan-halangan yang kecil dan besar di dalam dan di luar negeri dalam kekuasaannya, satu demi satu, dan akan menaklukkan posisi-posisi kunci di dunia.
Rakyat Iran yang terhormat
Berilah perhatian!
Apa yang telah anda lakukan, pria dan wanita, adalah demikian mahal dan berharga sehingga sekiranya Iran dihancurkan sama rata dengan tanah ratusan kali, dan dibangun lagi dengan otak dan usaha anak-anak Anda, bukan saja Anda tidak akan kehilangan sesuatu, tetapi malah itu akan menguntungkan kehidupan Anda dalam suatu cara bersanding dengan para kekasih Allah didunia; dan anda akan menjadi abadi serta dunia akan merasa iri terhadap anda. Maka, betapa bahagianya anda nanti.
Saya dengan tegas menyatakan kepada seluruh dunia bahwa apabila para pelahap dunia berani berdiri menentang agama kita, maka kita akan berdiri menentang seluruh dunia dan tidak akan duduk diam hingga kehancuran mereka yang sempurna telah terlaksana. Entah merdeka dengan sempurna atau mencapai kemerdekaan yang lebih besar. Kematian syahid.
Sebagaimana kita menang dalam revolusi, sendiri dan dalam keterasingan, tanpa bantuan dan persetujuan sesuatu negeri manapun atau sesuatu organisasi internasional manapun, dan sebagaimana kita berjuang dalam peperangan yang jauh lebih garang daripada Revolusi Islam. Mengalahkan para agresor tanpa menerima sesuatu bantuan dari satu negara pun, maka kita akan melewati jatuh bangun sendirian dengan mengadakan kepada Allah Yang Mahakuasa dan memenuhi kewajiban kita.
Entah kita akan saling berjabat tangan dalam merayakan kemenangan Islam di seluruh dunia, atau kita semua akan kembali kekehidupan yang kekal serta menyambut syahadah dan kematianyang terhormat. Bagaimanapun, dalam kedua hal itu kemenangan dan keberhasilan akan ada pada kita. Kitapun tidak boleh lupa berdoa kepada Allah.
Ya Allah, berikanlah kemenangan kepada kami. Semoga Revolusi Islam menjadi pendahuluan kehancuran istana-istana penindasan dan para penguasa zalim juga memadamkan bintang kehidupan para agresor di seluruh dunia. Semoga seluruh bangsa-bangsa di dunia diberkati oleh hasil-hasil, rahmat, warisan dan petunjuk bagi kaum mustadh’afin juga yang dizalimi hak-haknya.
Sekarang, setelah semua keterangan ini, terserah kepada kaum muslimin untuk memutuskan tentang peperangan itu, dan memikirkan jalan yang karena tujuannya kita telah diserang, dan mengabdikan para syuhada’ kita demi Allah. Kaum muslimin sedunia harus memikirkan hal ini. Maksud- maksud buruk apakah yang lahir dalam pikirah Saddam dalam serangannya itu?
Lagi pula, apa yang menjadi motivasi dunia untuk menyokongnya?
Hingga pada saat ini para agresor tidak membatasi bantuan senjata, militer, ekonomi dan politik. Dunia sedang mencari-cari alasan sewaktu-waktu untuk memberikan kepada mereka senjata-senjata yang terbaik dan paling modern, Tetapi mereka menolak untuk memberikan atau mengembalikan kepada kita hak yang sah dari rakyat kita, yang bahkan untuk itu mereka telah mengambil uang kita, Tetapi, bagaimanapun, kita merasa bangga bahwa kita telah mampu mencapai kemenangan dalam peperangan yang panjang dan tidak seimbang ini, Dengan semata-mata mengandalkan diri pada keimanan dan keyakinan kita kepada Allah Yang Mahakuasa, doa, ketabahan, keberanian dan mujahidin kita yang heroik dan kaum wanita yang pemberani, di gelanggang pertempuran ini,
Kami bersyukur kepada Allah Yang Mahakuasa bahwa kita tidak berhutang kepada sesuatu kekuasaan, negara atau adikuasa manapun dalam peperangan ini, dan bahwa rakyat kita yang berpengalaman hanya mengandalkan diri pada Allah dan telah mengatasi banyak permasalahan seperti perencanaan, operasi dan mobilisasi serta latihan pasukan, dalam suatu usaha untuk memenuhi tuntutan-tuntutan militer negara kita atas kemampuan sendiri, sementara dalam keadaan tertindas, Kita telah mencapai berbagai hasil yang menunjukkan dalam area mempertahankan negara Islam kita dan mengusir para agresor, di samping perubahan-perubahan besar industrial seperti pendirian pabrik-pabrik kita, dan mengadakan perubahan-perubahan besar dalam garis produksi dan kerajinan kita setara berbagai pembaharuan dan saran-saran militer modern yang juga tanpa menerima bantuan teknik asing, Sekarang, karena kita telah mencapai puncak kemenangan total dan sedang mengambil langkah-langkah terakhir, kita mendengar suara tidak familiar tentang perdamaian yang curang dari mulut-mulut para penindas dan penghasut perang. Mereka telah menciptakan gembar-gembor di seluruh dunia dan telah mengatur yang dinamakan perkabungan-perkabungan bagi perdamaian. Sekarang mereka telah menjadi apa yang dinamakan pendukungan kebebasan dan keamanan manusia dan sedang “meratapi” darah para pemuda dari kedua negara ini, modal material dan spiritual dari kedua negara.
Sepintas lalu, apakah yang sesungguhnya telah terjadi sehingga dunia mustakbirin, terutama Amerika sekarang, secara tiba-tiba, menjadi pendukung bangsa-bangsa sampai segini?
Secara bagaimana para pemula peperangan dan para algojo abad ini menghormati martabat umat manusia dan koeksistensi damai?
Bagaimana mereka telah mengubah pikirannya yang berdasarkan watak batinnya yang haus darah dan merupakan kultur kapitalisme dan komunisme?
Bagaimana mereka menyembunyikan pedangnya yang telah menembus ke dalam hati dan jantung manusia?
Apakah ini bukan berbagai manifestasi serangan-serangan keji yang mendadak di malam hari serta berbagai kezaliman, dan bahwa pada suatu hari mereka melihat bahwa berdiam diri lebih baik bagi mereka sebagai senjata yang efektif, lalu sekarang mereka menjerit meminta “damai”?
Apakah para penyerobot dunia itu tidak bermaksud menghentikan kita dari melandakan pukulan kita yang terakhir?
Tidakkah usaha mereka untuk mengkafani siasat peperangannya dengan samaran perdamaian dunia untuk dapat mempertahankan keputusan-keputusan dan pikiran-pikiran mereka yang palsu dan keji guna mendukung kepentingan mereka sendiri?
Tidaklah mereka yang terus-terusan hendak merebut kontrol kita atas kehidupan, harta, negara-negara dan kedaulatan berbagai bangsa di dunia? Sesungguhnya alasan falsafah di balik desakan mereka untuk memaksakan perdamaian ini kepada bangsa Iran bersumber dari cara berpikir yang curang. Apabila kita mengabaikan semua ini, maka siapakah pendukung yang sebenarnya dari perdamaian dan siapa yang menghendaki peperangan adalah topik dari pembicaraan kita.
Apakah Saddam sesungguhnya menyesali kejahatan-kejahatannya, agresi, penindasan dan kekejian-kekejiannya di masa lampau?
Apakah ia menyatakan penyesalan dan tobat serta meminta maar kepada bangsa-bangsa dan yang telah dilakukannya untuk melemahkan kekuatan pertahanan bangsa-bangsa Islam?
Apakah usaha Saddam mencari perdamaian bersumber dari kesadaran yang sesungguhnya?
Atau dapatkah membayangkan adanya sesuatu kesadaran, perasaan dan pengertian dari Saddam, setelah ia melakukan kejahatan-kejahatan dan perampokan-perampokan itu?
Atau, apakah ular yang luka ini telah mencari perlindungan pada perdamaian karena tidak berdaya dan dalam keadaan putus asa?
Aneh bahwa sebagian dari orang-orang yang mengaku cendekiawan, politikus dan berpandangan ke depan, membuat rencana sebegitu rupa sehingga mereka membuat interpretasi sesuka mereka sendiri tentang AI- Quranul Karim dan hadis-hadis Nabi Saww, mengubah jalan kehormatan muslimin dan bangsa kita, menghentikan jihad.
Kami bersyukur kepada Allah bahwa fa telah memberkati rakyat Iran yang tercinta dengan pengertian, kesadaran dan pertumbuhan sehingga mereka tidak terpengaruh oleh intimidasi ini. Mereka telah mengetahui bahwa sikap juang putra-putri Iran adalah akibat dari pemikiran ideologis yang lemah dan keliru dari para analis itu. Rakyat kita menertawakan mereka.
Manusia bijaksana mana yang akan siap sedia untuk meninggalkan perjuangan terhadap musuh akidahnya, masyarakatnya, negaranya sementara ia mempunyai segala kondisi dan persyaratan yang diperlukan, dan setelah ia mengorbankan ribuan anak-anaknya. Siapa yang sedia memberikan kesempatan lain kepada musuh supaya dalam kondisi yang sesuai, musuh boleh menyerangnya lagi?
Apakah kekuasaan memerintah selama beberapa hari di dunia ini patut untuk mengalami kenistaan semacam itu?
Pada awal agresi itu dunia menyarankan kepada kita untuk tunduk mengikuti syarat-syarat dan tuntutan-tuntutan Saddam, mendengarkan serta menaati apa yang dikatakannya. Sekarang pun mereka mengikuti kebijaksanaan semacam itu. Sementara pada saat itu juga Saddam melakukan pemboman-pemboman dari udara atas wilayah-wilayah kediaman rakyat serta serangan-serangan dengan senjata kimia, serangan atas tangker minyak, pesawat terbang dan kereta api nonmiliter; mereka mengintimidasi kita untuk menerima suatu pemerintahan agresif dan penindasan di tangan para pendukung Saddam melalui cara-cara lain. Semua orang di dunia yang berpikiran cukup cerah telah mengetahui fakta ini, bahwa bukan saja Saddam sama sekali tidak meninggalkan wataknya yang keji, tetapi juga dunia penyerobot sudah dan terus mendukungnya; dan organisasi-organisasi internasional tinggal diam bahkan ketika menyaksikan kejahatan-kejahatannya. Saddam telah diubah menjadi serigala luka dan ia sedang meminyaki api peperangan di negara-negara sekawasan, terutama di Teluk Persia.
Dengan ini saya peringatkan para pemimpin negara-negara di Teluk Persia serta seluruh adikuasa Timur dan Barat, terutama A.S. dan Rusia, untuk tidak bertualang dan mengintervensi serta membuat keputusan-keputusan gegabah.
Saya peringatkan rakyat Amerika untuk tidak membiarkan orang seperti Reagen berkuasa atas hak menentukan nasibnya sendiri serta Hak dalam urusan-urusan renting bidang politik, internasional dan militer, karena Reagen telah menjadi lemah dan tidak berdaya dalam urusan politik serta pembuatan keputusan. Sekarang ia memerlukan orang-orang yang berpikiran, agar tidak menjerumuskan rakyat Amerika kepada kehancuran.
Saya menganjurkan agar para pemimpin negara-negara Teluk Persia tidak menista diri mereka dan rakyat negara mereka untuk kepentingan satu orang yang nestapa, dalam segi politik, militer dan ekonomi.
Jangan memamerkan kelemahan Anda dengan mencari-cari perlindungan pada Amerika.
Jangan meminta para serigala liar untuk menolong Anda mempertahankan kepentingan-kepentingan Anda. Para adikuasa akan membuat Anda menjadi korbannya bilamana saja kepentingan-kepentingannya mendiktekannya. Bagi mereka, persahabatan, peramalan, pembaktian dan kejujuran tidak berarti apa-apa dan tanpa nilai. Mereka hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri, yang telah mereka nyatakan di mana-mana.
Adalah lebih baik apabila para pemimpin sesama negara Islam memperingatkan para majikannya dan para dewa penindasan supaya mereka tidak berbicara sebanyak itu tentang kepentingan-kepentingan mereka di Teluk Persia, Karena justru tentang hal ini para penduduk Kawasan ini sangat peka. Hal itu membuat mereka bertanya-tanya jenis Kepentingan apa yang dipunyai Amerika, Prancis dan Inggris di perairan Teluk Persia, sehingga mereka hendak mempertahankannya bahkan dengan intervensi militer dan provokasi peperangan.
Tentu saja kebijakan kita mengenai Teluk Persia telah jelas dinyatakan sejak awalnya. Republik Islam Iran memberikan penekanan yang paling besar bagi keamanan Teluk Persia. Itulah sebabnya maka walupun terdapat segala kemungkinan dan kemampuan laut, udara dan darat, untuk menutup Selat Hormuz serta menyerang kapal-kapal dagang dan kapal-kapal tangker minyak serta membahayakan kepentingan-kepentingan, pusat-pusat, eksportasi perminyakan dan penyulingan serta pelabuhan-pelabuhan di kawasan ini, Iran telah telah memutuskan untuk mengikuti suatu kebijakan sabar dan mencegah menjalarnya peperangan.
Dunia telah mengerti kenyataan ini, bahwa keamanan di Teluk Persia tidak hanya terbatas pada kerugian Iran saja. Tetapi apabila para adikuasa yang kuat memobilisasi seluruh kemampuan udara dan laut serta spionasinya, dan bahwa badut-badutnya di kawasan ini, sebagaimana kasusnya Amerika, dalam keadaan demikian sekalipun, tiada kapal yang dikawal tanpa kemungkinan suatu bahaya, dan bahwa mereka tidak akan aman dari setiap bahaya dan kerugian. Mereka akan ditenggelamkan dalam kancah ketidakamanan.
Allah akan memberi jalan untuk keaiban dan kenistaan Amerika.
Allah akan menunjukkan kekuatan spiritual dari slogan “Tidak ada Tuhan selain Allah” atas slogan-slogan kafir.
Allah akan membahagiakan hamba-hamba-Nya yang suci. Adalah lebih baik bagi Amerika dan Reagen untuk tidak mencabut picu ranjau perairan politik Teluk Persia, yang telah menjadi sarana lain bagi penghinaan dan kenistaannya. Sekali lagi, mereka tidak boleh menunggang kuda kesombongan dan kejahilan yang telah beberapa kali melemparkan penunggangnya. Sekurang-kurangnya mereka harus berusaha untuk mempertahankan yang dinamakan kekuatannya atau citra kekuatannya di hadapan badut-badut mereka seperti Kuwait.
Reagen dan Amerika Serikat tidak boleh memberikan keaiban bagi diri mereka sendiri. Mereka harus yakin bahwa berlanjutnya jual tam pang kehadiran mereka di kawasan Teluk Persia akan menjuruskan mereka kepada bahaya yang tidak diinginkan dan krisis terhadap mereka sendiri. Apabila dunia telah menyiapkan diri untuk suatu krisis minyak dan gangguan dalam seluruh bidang ekonomi,industri dan perdagangan, maka kita pun siap. Kita telah bertekad, dan segala sesuatu telah siap untuk operasi itu. Amerika haruslah mengerti bahwa intervensi militer di Teluk Persia tidak hanya sekedar suatu test tetapi suatu perangkap dan permainan yang berbahaya.
Kita dan seluruh kaum muslimin di kawasan Teluk Persia memandang kehadiran militer para adikuasa sebagai persekongkolan dan pendahuluan untuk menyerang negara-negara Islam dan Republik Islam Iran, dalam suatu agresi untuk terus mendukung Saddam.
Kaum muslimin sedunia, bersama Republik Islam Iran, harus bertekad bulat untuk mematahkan gigi-gigi mulut Amerika Serikat Mereka harus menyaksikan kuncup-kuncup bunga kemerderkaan, Tauhid dan Imamah pada. setiap seginya sesuai dengan visi Nabi Mubammad Saww. Tentu saja harus ditunjukkan sekali lagi kepada para pemirnpin negara-negara Islam di Teluk Persia bahwa menciptakan keragu-raguan dan membesar-besarkanbahaya Islam, Revolusinya dan Republik Islam Iran baginegara-negara sekawasan adalah selalu merupakan persekongkolan yang sama dari dunia penyerobot untuk menghalangi penciptaan suatu lingkungan pengertian dan kerja sama secara damai. Dengan cara ini mereka ingin menanamkan dan mengeraskan perasaan diperlukan oleh Timur dan Barat di negara-negara kita.
Republik Islam Iran ingin menolong negara-negara Islam dan kaum muslimin untuk memelihara persatuannya, dan mendukung mereka dalam kepentingan-kepentingan yang mereka tentukan sendiri. Kami siap sedia untuk menangkal segala event politik dan mil iter paksaan yang dihasutkan dengan kerasnya oleh dunia mustakbarin; Kita dapat mengemukakan suatu rencana yang kuat dan tepat untuk mengontrol serta menghapus dominasi politik Timur dan Barat.
Tetapi kami yakin bahwa dengan kehadiran Saddam dan Partai Ba’ath, hal ini akan berlangsung sangat lambat. Karena, Saddam takut akan kerja sama Iran dengan negara-negara Islam lainnya; hingga ukuran yang sama, para adikuasa ketakutan akan mantapnya persatuan di kalangan bangsa-bangsa Muslimin. Bagaimanapun juga, penenkanan kita kepada keberlanjutan peperangan sehingga Saddam dan Partainya terhapus, dan sampai pada waktu kami mendapatkan persyaratan yang jujur dan adil, kami memandangnya sebagai tanggung jawab Ilahi dan kewajiban yang tak pernah akan kami abaikan. lnsya Allah.
Apabila kita mampu memenuhi tanggung jawab ini maka kita akan mampu mendirikan suatu kebijakanyang kuat dan mendasar bagi semua negara dan umat Islam, bekerja bersama negara-negara Islam yang lain. Konsekuensinya, kepentingan-kepentingan rakyat akan terpelihara dan terlindungi dari bahaya para agresor dan subversi. Orang-orang yang telah memikirkan negara-negara Islam, akan diajari dengan suatu pelajaran yang baik oleh nasib kaum Saddamit, dan tak pernah lagi akan membuat diri mereka sendiri menjadi korban kemarahan bangsa-bangsa ini. Tiada sangsi bahwa sekarang nasib seluruh bangsa-bangsa dan negara-negara Islam bergantung pada nasib kita dalam peperangan ini.
Republik Islam Iran telah mencapai suatu tahap di mana kemenangannya dipandang sebagai kemenangan seluruh muslimin sedunia, dan semoga dijauhkan Allah kekalahan kita akan mengakibatkan kekalahan dan kehinaan seluruh mukminin. Membiarkan suatu bangsa, suatu negara dan suatu akidah di tengah jalan adalah kemenangan dari pengkhianatan atas aspirasi kemarlusiaan dan Nabi Allah. Oleh karena itu, di negara kita, gejolak peperangan tidak akan berakhir sebelum terjungkirnya Saddam, dan Insya Allah, kita akan mencapai tujuan ini dalam waktu yang tidak lama lagi.
Kami bersyukur kepada Allah bahwa bangsa kita, pemerintah, pejabat, tentara, Pengawal Revolusi, pasukan sukarelawan dan rakyat sipil lainnya serta pasukan-pasukan pemberani di negara kita, telah siap sepenuhnya. Mereka mampu untuk mengatasi persekongkolan dunia mustakbarin, para intelijen dan para munafikin. Mereka sedang maju menuju terbukanya jalan terakhir kemenangan, dengan pertolongan Allah. Mereka telah berusaha untuk mengorganisasi dan memobilisasi kaum mustadh’afin Irak.
Selain kehadiran mereka yang unggul di pulau-pulau di Teluk Persia, di pantai-pantai, di kawasan barat dan selatan, yang merupakan bagian dari sasaran dan tujuan-tujuan penting. Karena kami telah mendeklarasikan sejak permulaan perang bahwa Irak bebas menentukan dan memilih pemerintahnya sendiri. Lebih baik bagi mereka untuk pemerintahan yang mereka sukai sebelum pemerintahan absolut Partai Ba’ath dihapus oleh para mujahidin Islam di medan kebenaran melawan kebatilan.
Segala puji bagi Dia bahwa garis depan dari gerakan besar ini telah terbukti. Semua adikuasa dan pendukung rezim Irak yang sedang menghadapi kehancuran harus menyadari bahwa menginternasionalisasi bentrokan dalam peperangan, dan dengan mendirikan suatu lingkungan diplomasi kapal perang serta propaganda politik dan persekongkolan diplomatik terhadap Republik Islam Iran di seluruh dunia, dan intervensi mereka secara militer dan nonmiliter di Teluk Persia, memperbesar permasalahan dan menciptakan perpecahan serta mengemukakan analisa-analisa palsu dan tak berbuah. Tidak akan menyelewengkan kami dari tujuan kami yang berdasarkan pada penyingkiran Saddam dan Partai Ba’athis Irak dan penghukuman terhadap si agresor.
Dengan rahmat Allah, kita akan menangkal semua tekanan dan serangan untuk mencapai tujuan besar kita. Kita tidak akan letih dari perjuangan demi Allah. Dan ini adalah rakyat Iran yang besar yang berdiri di bubungan tinggi syahadah dan sedia berkorban derigan sabar, dan setiap hari kegiatan dan jeritan kita semakin bertambah dalam meneruskan jalan ini. Tentu saja ada kemungkinan bahwa orang-orang yang telah dipengaruhi kultur Barat akan berusaha untuk memfitnahkan bahwa rakyat kita telah lelah oleh peperangan dan telah mencapai jalan buntu, hanya untuk membuat para majikannya senang dan memberikan mereka dorongan. Orang-orang ini tidak hadir dalam arena pertahanah sejak awal mulanya, mereka tidak pernah berusaha untuk mendukung para mujahidin Islam hingga sekarang. Tidak pula mereka berbakti pada tanah airnya.
Mereka tidak pantas untuk bersama-sama dengan tentara Allah, di masa depan pun juga. Mereka mengira akan dapat menyelewengkan pikiran rakyat, atau bahwa mereka akan mampu untuk sekurang-kurangnya membuat orang-orang di luar negeri mempercayai bahwa rakyat, pejabat, tentara, Pengawal Revolusi, dan pasukan-pasukan sukarelawan telah lelah perang dan lelah untuk melanjutkannya, atau bahwa mereka saling bertengkar di antara sesama mereka mengenai peperangan ini.
Sementara, dengan rahmat Allah, para pejabat Republik Islam Iran sama sekali tidak berselisih paham tentang sikap dasar politik dan ekonomi kita. Mereka semua telah bertekad untuk mendirikan pemerintahan Tauhid yang murni di kalangan bangsa-bangsa Islam sedunia dan mengalahkan musuh, supaya di masa depan yang tidak lama lagi mereka dapat mencapai kemenganan Islam di seluruh dunia.
Sekarang, dengan rahmat Allah, negara umat Rasulullah Saww. telah membesarkan jutaan pemuda sebagai sukarelawan siap sedia untuk ke medan peperangan dan mencari syahadah. Bangsa kita hanya akan puas dengan keridhaan Allah itulah sebabnya maka bangsa kita menikmati pengorbanan harta bendanya, hidupnya dan putra-putrinya, demi Allah.
Basis keunggulan di antara mereka telah menjadi Iebijakan dan mengatasi atau mengambil pemimpinan dalam jihad. Mereka benci akan fanatisme dan pertunjukan kejahilan dalam bentuk yang lama dan baru. Saya menganggap diri saya sebagai pelayan bangsa seperti itu dan saya bangga karenanya.
Saya merasa berhutang kepada Nabi Muhammad Saww. atas segala rahmat spiritual ini. Saya mengundang rakyat dan para pemuda negara-negara Islam untuk mengungkapkan dan mengenali serta mengukuhkan hubungan-hubungan yang ikhlas dan bersahabat dengan keunggulan dan kebajikan ini. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberi nasehat kepada para pejabat negara kita bahwa dalam memberikan prioritas kepada hal-hal yang mendasar ini, tidak ada dasar atau nilai yang lebih penting dari takwa dan jihad Allah. Prioritas Ilahi ini kepada rakyat, dan menggunakan fasilitas-fasilitas dan wewenang serta administrasi negara, pada akhirnya mengganti semua keistimewaan dan tradisi-tradisi salah yang material dan sensual, karena Allah telah memberkati mereka dengan keunggulan ini.
Keistimewaan ini tidak cukup bilamana hanya dikatakan atau hanya sepintas, hal itu harus diterapkan daam bidang pemerintahan maupun peraturan-peraturan, dan dengan tindakan dan kepercayaan dan dalam perilaku masyarakat. Pembebasan yang bijaksana bagi para penderita, orang-orang telah pergi ke medan peperangan, dan orang-orang yang telah memberikan syahadah, para tawanan perang, yang hilang dalam aksi dan yang cedera, atau, dalam kata singkat, pembebasan bijaksana para fakir miskin dan kalangan mustadh’afin, mempunyai prioritas atas orang-orang berpunya yang tinggal di rumahnya, kalangan kaya yang selalu menjauh dari medan jihad, takwa dan sistem Islami.
Generasi demi generasi, kehormatan dan kredibilitas para pengatur langkah dan para pemimpin gerakan suci, dan peperangan melawankemiskinan, harus dipelihara. Kita harus berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengizinkan para pendatang baru dan orang-orang yang memberikan prioritas pada kehidupan duniawinya ketimbang agama mereka, mengubah tujuan Revolusi.
Kita harus awas agar tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk menuduh para pejabat kita membela kaum kaya. Orang-orang yang beristirahat dalam rumah-rumah, mewahnya dan tidak memikirkan permasalahan, pendertiaan dan kesukaran-kesukaran para sokoguru revolusi yang kuat serta kaum fakir negara ini, dan hanya merupakan penonton event-event ini, tanpa sama sekali berusaha untuk membantunya. Tidak boleh diperkenankan untuk memegang tanggung jawab dan posisi kunci, karena apabila mereka mencapai titik ini maka mereka akan menjual Revolusi dalam semalam; memusnahkan hasil dari kesulitan yang dihadapi bangsa, karena mereka tidak pernah melihat kedalaman jalan yang mereka tempuh.
Mereka tidak pernah melihat Kehacuran yang disebabkan oleh para musyrikin bagi bangsa Kita dan Republik Islam ini.
Mereka tidak sadar akan kekacauan-kekacauan yang dihadapi oleh Kaum yang terpijak dan Mujahidin yang penuh pengabdian yang telah berjuang untuk menghancurkan penindasan oleh para orang-orang asing dalam segala cara yang memungkinkan.
3. Kaum mullah yang terhormat
Kaum mullah yang terhormat, Para pengelola dan orang-orang yang bertanggung jawab atas kafilah haji, telah mengambil suatu tanggung jawab yang besar dalam mengelola permasalahan yang berhubungan dengan jemaah haji yang mulia, dengan persyaratan istimewa dari Republik Islam Iran, harus menggunakan segala kekuatannya dan usahanya untuk menerapkan pelaksanaan haji yang benar dan disiplin. Dengan kesabaran dah tanpa sesuatu pamrih, mereka harus mendidik dan melatih para jemaah Rumah Allah mulia tentang upacara-upacara dan berbagai aspek haji.
Dengan pertimbangan lapisan masyarakat yang berbeda-beda dalam upacara haji, mereka harus membuatkan rencana bagi jemaah, baik bagi yang terpelajar maupuh yang buta huruf. Mereka tidak boleh mengabaikan peranan yang konstruktif dan efek kandungan haji yang besar bagi nasib umat manusia untuk selama-lamanya. Karena, dalam atniosfer dan kondisi-kondisi spiritual itu, semua jiwa dan hati dipersiapkan untuk merubah dan menerima kesalehan dari itu, penerapan pandangan pribadi semaunya dalam urusan-urusan haji, terutama dalam hal peribadatan haji.
Harus dicegah dengan sungguh-sungguh. Tanggung jawab para pejabat ialah menerangkan permasalahan haji dengan pengetahuan dan kepastian. Apabila perlu, bertanyalah pada orang yang mengetahui atau pada sumber-sumber nas, karena dalam peribadatan haji permasalahan baru selalu muncul. Semoga dijauhkan Allah, keterangan-keterangan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentangperibadatan itu akan menyebabkan tindakan-tindakan itu menjadi sia-sia dan menciptakan kesusahan dan kesulitan bagi para jemaah haji yang terhormat.
Para ulama yang terhormat sementara menerangkan peribadatan secara jelas dan tepat, harus mencegah timbulnya kesulitan yang tidak perlu.
Keadaan-keadaan kacau mungkin menciptakan keragu-raguan dan kecurfgaan di kalangan para jemaah haji, sebagaimana kekacauan dalam program upacara, peribadatan dan shalat dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam kewajiban keagamaan.
Itulah saat yang tepat bagi para ulama untuk berhubungan dengan para cendikiawan, ahli fikir dan ulama negara-negara Islam, sekalipun para mustakbarin dunia dan para pemimpin beberapa negara Islam ketakutan oleh pertemuan-pertemuan semacam itu, berusaha untuk menghalanginya. Tetapi perencanaan yang tepat dan penggunaan kesempatan semacam itu untuk pertukaran gagasan, fikiran dan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian bagi permasalahan umat Islam, selalu dikehendaki Republik Islam Iran.
Dengan kesempatan semacam itu, para ulama dan para pejabat tercinta yang bertugas dalam bidang penyuluhan haji harus memainkan peranan yang efektif, agar dapat menyalurkan pengalaman-pengalaman revolusi, mengacu trend-trend politik di bawah sinar perintah AI-Quran dan menerangkan peranan besar rakyat serta masyarakat.
Sayangnya, bukan saja bangsa-bangsa tetapi juga mayoritas para ulama negara-negara Islam, tidak menyadari peranannya yang konstruktif dan menentukan dalam permasalahan sehari-hari juga politik internasional. Terpengaruh oleh hasutan dan kesan-kesan para materialis, mereka membayangakan bahwa di zaman peradaban teknologi, industri, revolusi, ilmu pengetahuan dan kemajuan materialis, pengaruh ulama telah merosot dan, semoga dijauhkan Allah, Islam tidak mampu mengurus masalah-masalah pemerintahan.
Segala puji bagi Allah bahwa Revolusi Islam di Iran, di bawah pimpinan para ulama, membuktikan hal yang sebaliknya, walaupun adanya sega a rintangan dan halangan, dan persekongkolan-persekongkolan oleh Timur dan Barat, termasuk kecemburuan dan penyesalan para anteknya, kekuatan dan kemampuan para ulama Islam telah terungkap.
Saya mengundang para ulama, pemikir, dan cendikiawan Islam di seluruh dunia untuk mengunjungi negara Islam Iran yang tercinta ini, apabila ada kesempatan. Di sejarah masa lalu, negara ini, di bawah rezim kerajaan, telah berubah menjadi negeri yang diibaratkan yang kosong dari nilai-nilai Islam, dan Iran di masa itu sedang mengalami kenistaan deislamisasi dan lenyapnya segala jejak kenabian, sehingga sejarah dan kultur dan seluruh jejak Islam akan dihancurkan. Mereka pun hendaklah mempelajari situasi negaraitu sekarang, yang hukum dan peraturan-peraturannya berdasarkan wahyu dan prinsip Islam. Oi dalamnya segala manifestasi, jejak kekafiran, ateisme, kecabulan, sampai sejauh ukuran besar, telah disingkirkan. Walaupun adanya pekikan-pekikan keji para munafikin golongan kiri, golongan kanan dan para nasionalis pada hari-hari pertama kemenangan Revolusi, untuk mengontrol kemampuan dan fikiran bangsa Iran.
Allah melimpahkan rahmat kepada kita, dan persekongkolan mereka terbongkar. Sekarang hukum-hukum dan program Islam sedang diterapkan di seluruh negara ini, di medan-medan pertempuran, di pusat-pusat riset ilmiah, di universitas-universitas, di pesantren-pesantren, dalam bad an perundang-undangan yang mengundangkan seluruh hukum sipil dan militer, dalam badan eksekutifyang dihadapi oleh permasalahan administratif.dan eksekutifyang paling besar dari suatu negara besar mengenai peperangan dan sanksi-sanksi yang dipaksakan kepadanya. Penduduk lebih dari lima puluh juta jiwa, di badan yudikatif yang berkewajiban untuk menerapkan perintah-perintah Ilahi dan batas-batas keagamaan yang pada faktanya memikul beban berat untuk mengamankan kehidupan, kesucian, hak milik dan karakter masyarakat revolusioner, dalam tentara dan pasukan militer yang bertanggung jawab mengawal tapal batas. Memberikan keamanan dalam negeri dan netralisasi ratusan konspirasi yang aneka ragam dan harus berjuang untuk menghentikan penghancuran dan kejahatan-kejahatan kaum munafikin dan antirevolusi yang menyebarkan korupsi, hal-hal yang haram, perampokan, pembunuhan dan minuman haram serta narkotika.
Semua ini dilakukan dengan kepemimpinan para ulama yang komited dan dengan rahmat ajaran-ajaran Islam yang memerangi serta Kitab Ilahi yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saww.
Kita memuji Allah bahwa dengan berpegang pada ayat-ayat wahyu dari Kitabullah kita telah mampu menyelamatkan negara kita dari segala ketergantungan dan afiliasi. Tentu saja jalan panjang masih membentang di hadapan kita untuk menerapkan dengan sempurna seluruh perintah dan peraturan dan menerapkannya dalam perbuatan dalam seluruh aspek dan lapisan masyarakat.
Tetapi, dengan pertolongan Allah, kita akan meneruskan usaha-usaha kita dan menunjukkan kepada kaum yang telah dibaratkan dan ditimurkan dan mengecilkan orang-orang pada slogan Islam dan tidak yakin akan AI-Quran. Bagaimana mungkin masyarakat akan dicegat dari sumber kebijaksanaan, dari Kitabullah dan petunjuk Islam tercinta!
Segala puji bagi Allah, semua ini telah terlaksana dengan rahmat dan keterlibatan ulama dalam urusan politik dan dengan mengambil pelajaran-pelajaran dari permasalahan yang telah terjadi.
Para ulama di negara kita bukan saja telah terlibat dalam khotbah- khotbah, nasehat dan menyebutkan permasalahan sehari-hari tetapi juga dengan ikut serta dalam urusan-urusan politik yang paling penting dari negara mereka dan dunia, telah berhasil dalam menunjukkan kekuatan dan pengelolaan para ulama Islam, dengan demikian menjadi suatu ultimatum terhadap mereka yang menganut sikap tinggal diam dan para kompromis yang tidak komited maupun orang-orang yang mengorbankan pengetahuan (demi tujuan-tujuan sekuler) dan tinggal pasif.
Adalah mengejutkan beberapa ulama dan para mullah negara-negara Islam mengabaikan peranan mereka yang besar serta kewajiban historis yang Ilahi.
Mereka berada di area di mana manusia sedang mencari keruhanian dan perintah-perintah Islam yang menerangi, tetapi mereka tidak mengerti hasrat-hasrat umat dan tidak menyadari gairah dan kecenderungan yang berkobar di masyarakat-masyarakat manusia ke arah nilai-nilai Ilahi dan telah menjungkirkan kekuatan keadaan semacam itu kepemimpinan ilmu pengetahuan dan peradaban materialis generasi masa kini, para ulama, juru bicara, para imam Jum’at dan para cendikiawan di negara-negara Islam, dengan persatuannya, solidaritasnya, rasa tanggung jawabnya, membimbing serta memimpin rakyat. Dapat membawa dunia ke bawah pengaruh dan kepemimpinan AI-Quran, mencegah korupsi, eksploitasi dan agresi terhadap kaum muslimin. Menghentikan keputusan-keputusan setan besar dan kecil, terutama Amerika, dalam negara-negara Islam.
Sebagai ganti menulis dan mengucapkan kata-kata yang menciptakan perpecahan, memuji para raja zalim, membuat kaum mustadh’afin pesimis dalam urusan-urusan Islam, dan menaburkan percekcokan di kalangan kaum muslimin, mereka harus meneliti dan menyiarkan perintah-perintah Islam yang menerangi. Dengan menggunakan samudra tidak terbatas, bangsa-bangsa muslimin dapat mengangkat kemuliaan dan kehormatan umat Muhammad Saww. menjadi abadi. Tidakkah in. memalukan bagi para ulania di negara- negara Islam yang memiliki AI-Quran, tatanan Islam yang menerangi, Sunnah Nabi dan para teladan Imam?
Sebagai gantinya, hukum-hukum kafir dan keputusan-keputusan yang didiktekan oleh para pemegang kuasa, emas, pasukan, dan penipuan, dilaksanakan di negara-negara Islam yang dibawah pengaruh para pembuat kebijakan Kremlin atau Washington, orang-orang yang mengeluarkan perintah- perintahnya bagi negara-negara Islam.
Para ulama negeri-negeri Islam harus berdiskusi dan bertukar fikiran tentang penyelesaian masalah-masalah dan kesulitan kaum muslimin. Mereka harus melepaskan diri dari dominasi para pemerintah penindas dan harus menampilkan dadanya untuk melindungi kepentingan-kepentingan kaum muslimin, dan berdiri menentang kultur-kultur terkutuk dari Timur dan Barat yang mengakibatkan kehancuran generasi bangsa-bangsa. Mereka harus mengatakan kepada rakyatnya tentang efek dan akibat-akibat buruk dari pemusnahan diri di hadapan kecerlangan Barat dan Timur dan mengingatkan bangsa dan pemerintahnya tentang bahaya penjajahan baru, dan kemegahan para adikuasa yang telah menciptakan peperangan dan pembunuhan-pembunuhan terhadap kaum muslimin di seluruh dunia.
Sekali lagi saya tekankan kehausan dunia untuk mengetahui kebenaran dan ajaran-ajaran Islam yang cemerlang!dan ultimatum Ilahi telah diberikan kepada semua ulama dan fuk.aha. Para pemuda di negara-negara Islam, untuk membela kesucian mereka telah sampai menjangkau syahadah; untuk mengusir para penyerbu, mereka telah menyambut kesulitan, bencana, penjara dan penyiksaan. Para pemberani dan pejuang muslimin serta para Hizbullah di Lebanon dan negara-negara lain telah bangkit dalam jihad melawan para penyerbu.
Pertimbangan apakah yang lebih tinggi dari ini, alasan apakah yang tertinggal untuk kebungkaman para kompromis, orang-orang yang hanya diam di rumah dati berpura-pura?
Apakah para ulama dan para fukaha Islam yang komited bertindak tanpa mengulur-ulur waktu maka segala sesuatu akan selesai. Tentu saja kita merasa pedih terhadap para ulama yang menyendiri, sementara orang-orang yang komited di beberapa kota dan negara dikitari oleh mata panah dan penekanan asimilasi dan perintah-perintah dan penindasan para ulama dari istana kerajaan yang perusak.
Tetapi kepada semua orang yang tercinta ini, yang menanggung penekanan para tiran, kami ingatkan akan janji Allah:
“... supaya kamu menghadapi Allah berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian kamu pikirkan...” (QS. Saba’, 34: 46).
Masjid adalah benteng terbaik, dan jemaah shalat Jum’at adalah lapangan yang paling mudah bagi para pemerintah dan boneka-boneka para adikuasa, sekalipun mereka telah melancarkan peperangan yang serius terhadap kaum muslimin, dan seperti pemerintah India, pembunuh massal terhadap rakyat yang tidak berdosa, tetapi mereka tidak berani dan tidak pula kuasa untuk menutup masjid dan tempat-tempat suci kaum muslimin, karena cahaya kecintaan pengetahuan jutaan kaum muslimin mustahil dapat mereka padamkan. Sementara mereka, hendak menutup masjid dan pertemuan politik dan keagamaan dari para ulama Islam, bahkan apabila mereka menggantung para ulama Islam di hadapan umum, itu sendiri merupakan suatu bukti kesucian Islam, dan mengarahkan lebih banyak perhatian kaum muslimin kepada para ulama, sehubungan dengan itu; tidakkah benar bahwa Allah telah mengambil janji dari para ulama untuk tidak berdiam diri terhadap kezaliman para zalim serta penindasan para penjahat?
Tidakkah benar bahwa ulama adalah manifestasi para Rasul dan Imam di muka bumi?
Maka, ulama, cendikiawan dan ilmuwan harus datang membela Islam danmenyelamatkan Islam dari keterpencilan yang telah melandanya.
Janganlah menanggung kehinaan dan kenistaan lebih lama lagi, hancurkanlah berhala yang dipaksakan itu.
Di arah ini, mereka akan melepaskan diri dari para “ulama” bermuka dua yang menjual agama kita kepada dunia dan para penghasut kekacauan. Mereka tidak boleh menerima dipaksakannya para ulama yang salah jalan dan korup sebagai pemimpinnya atau penjilat dan para penindas sebagai ganti bimbingan cendikiawan juga ruhaniawan yang sesungguhnya. Para pemimpin yang jujur dari kalangan umat Islam; tidak boleh pula mereka mengizikan para penjilat mengambil keuntungan dari respek dan status ulama yang mengabdi pada Islam. Para pemimpin ruhani yang komited serta ulama harus berbicara tentang bahaya besar yang telah diciptakan di kalangan masyarakat-masyarakat Islam melalui orang-orang bayaran, ulama buruk dan ruhaniawan istana.
Ini adalah orang-orang jahil yang telah mengafiliasikan diri dengan para pemerintah zalim dan para penindas, dan melarang kaum tertindas untuk mendapatkan hak-haknya yang sah. Apabila perlu menentang hujatan dan menghendaki Kemerdekaan di jalan Allah.
Semoga Allah memberikan kemerdekaan kepada umat Islam dari penindasan pribadi yang tidak pantas ini serta para pengkhianat agama kita. Salah satu tugas yang paling penting yang harus dilakukan oleh para ulama, fukaha dan ruhaniawan ialah menghadapi keduajenis kulturyangzalim dan menindas yang ada di masyarakat kita, yakni perjuangan melawan sistem ekonomi Timur dan Barat, melawan siasat kapitalis dan Komunis. Bencana ini telah mempengaruhi seluruh rakyat dan merupakan suatu tipe baru perbudakan yang telah dipaksakan kepada mereka.
Mayoritas masyarakat manusia telah tergantung dalam kehidupan sehari-harinya pada tuan-tuan besar imperialis yang berkuasa, dan telah kehilangan hak-haknya dan pembuatan keputusannya setalian dengan kedua urusan ekonomi dunia. Seperti itu, sumber alam yang kaya dan tanah-tanah yang subur, sungai-sungai dan laut, hutan dan perbendaharaan telah dirampoki dan ditinggalkan dalam keadaan yang tidak berdaya.
Para komunis, para pemumpuk harta dan imperialis, dalam kerjasama dengan para penindas dunia, telah merebut hak-hak rakyat umum atas kehidupan dan kemerdekaan.
Mereka telah menciptakan pusat-pusat monopoli di mana beberapa bangsa pilihan tertentu praktisnya menguasai keadaan perekonomian dunia. Para penindas ini telah menyakinkan rakyat-rakyat yang direbut hak-haknya bahwa rakyat itu harus hidup di bawah kekudaan mereka. Apabila tidak demikian, tidak ada jalan yang tertinggal bagi kaum yang melarat kecuali menyerah kepada kemiskinan dan mereka mengatakan bahwa adalah hukum yang alami dari penciptaan serta masyarakat manusia bahwa sementara mayoritas manusia kelaparan mengharapkan sepiring nasi dan musnah. Sekelompok kecil manusia harus mempunyai segala kesenangan pemuas hawa nafsu, kelimpahan dan kemewahan.
Bagaimana juga, ini adalah suatu bencana yang telah dipaksakan dunia penindas kepada umat manusia, dan negara-negara Islam karena pemerintah-pemerintah mereka yang lemah dan afiliasi-afiliasi yang celaka, telah menjadi korban.
Sekarang adalah tanggung jawab para ulama, fukaha dan para ahli Islam untuk mengajukan rencana-rencana yang kreatif dan mengangkat derajat kaum tertindas dan juga sengsara; mengganti sistem ekonomi tidak sehat yang menguasai seluruh dunia Islam. Akan dapat membebaskan dunia tertindas dan Islam dari leher botol serta statusnya yang hina. Tentu saja penerapan tujuan-tujuan Islam di seluruh dunia dan terutama rencana-rencana dan program ekonomi dunia serta konfrontasinya dengan ekonomi imperialisme yang sakit dari Barat serta ekonomi komunis di Timur, tanpa pemerintahan mutlak Islam tidak akan mungkin terlaksana.
Program-program Islami ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan setelah berdirinya suatl! sistem yang adil dan suatu pemerintahan Islam seperti yang ada di Republik Islam Iran. Namun penyajian rencana-rencana dan pencerahan arah ekonomi Islam untuk pemeliharaan kepentingan kaum tertindas, serta pengembangan kerja sama mereka yang umum dan perjuangan Islam melawan para kapitalis di pandang sebagai pemberian yang paling besar dan kabar gembira bagi kebebasan umat manusia dari perbudakan kemiskinan dan kepapaan.
Kenyataan bahwa orang-orang berpunya, sama sekali tidak memperhatikan nasib kaum miskin dari segi pan dang ini. Kepada orang miskin ini tidak pernah diberikan prioritas, kesempatan-kesempatan akan dapat di peroleh kaum tertindas untuk pengembangan dan berkuncupnya aspek-aspek spiritual dan intelektual serta memupuk bakat-bakat mereka yang telah hilang dan hancur.
Pokok ini harus ditekankan, karena kemampuan finansil kaum kaya mereka sama sekali tidak boleh berusaha untuk mempengaruhi pemerintah, para pemimpin dan pejabat negara-negara Islam, dan juga kaum kaya tidak boleh membuat kekayaan. Harta mereka menjadi dalih bagi kesombongan dan ketakaburan. memaksakan pandangan-pandangan yang mereka inginkan pada kaum fakir miskin dan para pekerja berat. Ini sendiri adalah faktor terbesar bagi intervensi dalam urusan-urusan rakyat semacam itu dan kaum tertindas serta kecenderungan-kecenderungan mereka penuh dengan perilaku ramah dan nilai-nilai yang tinggi. Dengan demikian maka sistem itu akan kosong dari parasit-parasit korup.
Hal itu juga bahkan mengingatkan sebagian orang kaya yang menderita kesalahpahaman, bahwa kekayaan dan potensi-potensi mereka adalah bukti tentang kredibilitasnya yang lebih baik di hadapan Allah. Singkatnya, dapatlah dikatakan bahwa jauh lebih tinggi dari yang memiliki kekayaan, kekuasaan dan kemakmuran.
Adalah kewajiban para pejabat, pengelola, para pemimpin dan kaum ruhaniawan dari sistem pemerintahan yang adil untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada kaum fakir miskin, lebih mengenal dan bersahabat dengan mereka. Berada di kalangan kaum fakir miskin, memandanng diri sendiri sebagai termasuk kalangan mereka adalah suatu kehormatan besar dan merupakan para khalilullah.
Seluruh hal ini mengusir saran-saran dan keragu-raguan dari para penyeleweng. Syukur kepada Allah, fikiran dan persepsi ini sedang dipraktekkan di Republik Islam Iran. Juga para pewenang dalam pemerintahan Republik Islam Iran, walaupun mengalami blokade ekonomi yang serius dan pendapatan yang semakin berkurang, sedang berusaha sekuat tenaga untuk menghapus Kemiskinan dalam masyarakat. Adalah kehendak dan ideal dari semua sektor swasta maupun umum bahwa kemiskinan pada suatu saat terhapus sama sekali dari masyarakat kita, dan kaum yang berani, sabar dan bergairah di negara kita dapat menikmati kemakmuran moral material.
Semoga dijauhkan Allah bahwa suatu hari kebijakan kita dan kebijakan para pejabat pemerintah kembali mundur dari membela orang-orang yang kekurangan dan berpaling kepada kapitalisme, dan kaum kaya menikmati kredit dan perhatian yang lebih besar.
Semoga dijauhkan Allah, Karena hal itu bertentangan dengan sunnah dan hadis Nabi, Sayyidina ‘Ali dan para Imam. Para ulama sekarang dan kelak selalu terus mengatasi kepincangan itu.
Negara kita diberkati dan berbangga dalam kenyataan bahwa Revolusi dan ulama yang berkaki telanjang dan telah menghidupkan kembali motto untuk membela kaum tertindas. Karena penghapusan penindasan adalah ideal dan jalan hidup kita, maka para pelahap dunia tidak memberikan kesempatan serta kelonggaran kepada kita untuk menerapkan ideal-ideal ini, dan mereka telah meningkatkan tekanan mereka maupun sanksi-sanksi mereka terhadap kita, untuk melumpuhkan orang-orang yang ada di dalam pemerintahan dan para pejabat lainnya. Mereka telah mengulurkan permusuhan dan dendam mereka terhadap gerakan yang historis melalui ribuan persekongkolan ekonomi terhadap kita.
Tiada syak, para pelahap dunia hanyalah takut pada kecintaan kita akan syahadah dan nilai-nilai pembaktian lainnya dari bangsa kita, karena hal-hal itu adalah trend ekonomi Islam yang mengutamakan kaum tertindas. Semakin negara kita bergerak ke arah menghapus kemiskinan dan membela rakyat yang tertindas, semakin para pelahap dunia itu terpisah dari kita dan semakin banyak bangsa yang mendekati Islam. Para ulama yang tercinta harus memberikan perhatian yang dekat pada pokok ini memegang sendiri kehormatan sebagai tempat perlindungan kaum fakir miskin, sekarang dan sampai lebih seribu tahun selanjutnya.
Para ulama harus memperingatkan rakyat tentang kenyataan ini: bahwa kita tidak boleh melupakan keterpautan dan pengabdian suci Islam pada massa rakyat yang tertindas serta sokongannya pada Revolusi. Kita harus memberikan sambutan atas semua ini.
Sangatlah jelas bahwa seluruh kalangan masyarakat kita telah mempunyai peranan dan saham dalam Revolusi kita. Mereka semua telah memasukI gelanggang untuk melaksanakan kewajibannya terhadap Tuhan, dan tujuannya ialah Allah Ta’ala. Bangsa kita tidak akan pernah mengotori ideal-ideal ilahinya yang mulia dengan permasalahan materialistis. Kekurangan tidak akan melemahkan mereka karena orang yang menawarkan hidupnya dan kekayaannya bagi Allah tidak akan dikalahkan oleh perutnya atau oleh dunia ini.
Adalah kewajiban Kita dan semua orang yang terlibat bersangkutan untuk menolong dan melayani orang-orang seperti itu dan turut serta dalam Kesenangan dan kesusahannya. Saya tidak melihat amal dan pengabdian Kepada Allah yang lebih baik dan lebih tinggi dari menolong kaum yang tertindas.
Sungguh, golongan orang-orang yang tunawisma dan berpendapatan kecil di kalangan masyarakat kita telah lulus dengan begitu baiknya dari ujian Islam tentang kebajikan dan pembaktian pada perintah-perintahnya hingga ke ukuran mengorbankan para pemudanya bagi perjuangan Islam, dan telah memberikan segala yang dipunyainya bagi perjuangan Islam. Telah hadir pada setiap gelanggang dan akan terus demikian, lnsyaAllah, Apabila orang-orang semacam itu memberikan jiwa raganya pada jalan Allah, kita harus bangga akah para hamba Allah yang suci dan orang-orang pemberani dalam sejarah umat manusia ini.
Saya katakan lagi bahwa seutas rambut dari para penghuni rumah gubuk lebih mulia bagi saya ketimbang semua orang yang mendiami istana-istana.
Pokok terakhir yang harus saya sebutkan dengan tekanan, sambit mengucapkan terima kasih kepada para ulama dan para pemerintah yang berjiwa pembaktian ialah masalah kehidupan sederhana bagi ulama dan berkebajikan dari seluruh kalangan ruhaniawan, masyarakat spiritual yang komited dan berbakti.
Dengan seluruh kerendahan dan sebagai seorang ayah yang tua, saya meminta kepada kalangan ruhaniawan yang telah diridhai Allah Yang Mahakuasa dan telah diberi kehormatan untuk menyerukan misi para nabi, untuk memelihara mentalitas yang sejati, menghindari cara hidup berpamer dan mewah. Hal-hal semacam itu jauh di bawah taraf kehormatan mereka sebagai para ulama dan bertentangan dengan reputasi Republik Islam Iran.
Hendaklah mereka sadar bahwa tjdak ada yang lebih berbahaya bagi kedudukan mereka sebagai para ruhaniawan dan terhadap kehidupan mereka di dunia dan di akhirat ketimbang perhatian dan pemilkiran pribadinya bagi Kesejahteraan material dan jalan duniawi. Alhamdulillah, para ruhaniawan Islam yang komited dan mengabdi telah lulus ujian pematangan, sekalipun mungkin ada musuh bebuyutan Islam dan ulama yang mencari-cari untuk mencoreng wajah orang-orang yang membawa suluh pembimbing ini dan melemparkan fitnah atas merekadengan berbagai dalih. Insya Allah, mereka tidak akan berhasil.
Tetap para jemaah haji Iran yang mulia yang telah dengan jujurnya menunjukkan kepribadiannya, Kecerdasan dan pertumbuhan politik dan sosialnya pada upacara-upacara haji sebelumnya dan telah membawa Kehormatan dan nilai lebih bagi Republik Islam Iran. Tahun ini juga akan memberikan perhatian dalam melaksanakan praktek haji serta mengambilkesempatan ini dah rahmat yang besar ini dari pelaksanaan ibadah haji Ke Rumah Suci di Makkah, ke Madinah ke pemakaman suci Nabi al-Baqi’, debu suci Fatimah az-Zahra dan para Imam (salam kepada mereka).
Turut sertalah dalam demonstrasi dengan keselarasan yang sempurna di seluruh barisan, slogan dan program. Dan dengan demikian mereka mendapat rahmat dari pertemuan relegius dan politik ini, yang mengungkapkan kekuatan besar Muslimin dan negara Islam Iran yang tercinta. Para jemaah haji harus berlaku patut, aman dan efektif sepanjang seluruh upacara haji, terutama dalam rangka unjuk-rasa bersama rakyat negara-negara lain di dunia, karena kalau tidak demikian maka para afisial Saudi Arabia mungkin akan mencegah orang-orang lain untuk menunjukkan kehadirannya dalam pertemuan-pertemuan ini. Anda harus menjauhkan diri dari gagasan-gagasan keakuan dan perbuatan-perbuatan semau sendiri, yang semoga dijauhkan Allah, memperlihatkan hal-hal yang tidak terhormat dalam masyarakat besar ini, dan mencegah konfrontasi, sikap menyinggung dan perdebatan.
Tentu saja para jemaah haji yang mulia akan memecahkan seluruh rencana dan konspirasi-konspirasi dengan kesadaran mereka yang sempurna, tetapi mungkin terjadi bahwa sebagian orang bermaksud merusak kemuliaan dan kebesaran masyarakat haji dan berusaha untuk mengalihkan arah revolusi ini dengan melakukan perbuatan-perbuatan sesuka hatinya. Tentu saja mustahil apabila pemerintah atau pejabat-pejabat Saudi Arabia, yang menjadi tuan rumah para jemaah haji ke Rumah Suci Allah dan makam suci Nabi, dapat menghentikan unjukrasa Islam dan muslimin yang kuat ini terhadap hujatan dan berusaha untuk mencegah inisiatif politik bangsa kita bagi kebanggaan dunia Islam dan kaum muslimin. Namun para jemaah haji Iran harus mempertimbangkan pentingnya peranan dan misi mereka pad a seluruh tahap upacara haji.
Apakah Anda melupakan bahwa perilaku dan perbuatan para jemaah haji telah diambil sebagai bahan pertimbangan oleh sesama saudara maupun musuh revolusi kita?
Musuh-musuh revolusi berusaha untuk mendapatkan dalih dalam menghancurkan kesucian dan amanat Ilahi pada rakyat dan negara kita. Para pengikut revolusi di seluruh dunia sangat ingin mengenal metode dan ciri-ciri khas yang di pilih oleh bangsa kita yang termasyhur dengan pertolongan Allah. Oleh karena itu maka upacara haji adalah tempat yang terbaik untuk memperkenalkannya kepada umat Islam. Kaum muslimin akan mengenal sesama saudara muslimnya dari seluruh dunia dan mereka akan berkumpul di Rumah yang menjadi kepunyaan seluruhumatlslam serta para pengikut Ibrahim as. yang saleh. Jadi, mereka kembali ke Rumah Pertama mereka ataupun personifikasi, warna, kebangsaan dan ras mereka berbeda-beda.
Dengan melaksanakan perangai moral yang terh.rmat dan menjauhkan perbedaan dan kemewahan, para jemaah haji mengunjukrasakan ketulusan dan persaudaraan Islami dari ummah ini di seluruh dunia.
Para jemaah haji akan mengerti lebih mendalam nilai-nilai dan prestasi moral dan politik Republik Islam Iran bilamana berada di tengah kalangan kaum muslimin. Mereka pun akan lebih dapat melihat dimensi-dimensi kemuliaan revolusi dan terutama pertolongan Allah Yang Mahakuasa serta Imam al-Munjil (semoga Allah mempercepat kemunculannya) kepada bangsa mereka ketika mereka meng-hadapi permasalahan yang dipaksakan kepada berbagai bangsa Islam dalam berbagai bentuk, dan mereka akhirnya akan lebih mengerti rahmat revolusi ketimbang sebelumnya.
Saya menginginkan mereka lebih mengetahui tentang perjuangan dan usaha yang sedang dilakukan oleh para pejabat pemerintahan yang terhormat yang sedang melayani Islam siang dan malam; mereka akan bersyukur kepada Allah atas besarnya perubahan yang telah terjadi di kalangan para pemuda dan kelompok-kelompok rakyat lainnya yang telah membimbing mereka ke langit, kehormatan, kesucian, kemuliaan, kemertlekaan dan jihad.
Semoga Allah tidak mengambil dari kita dan bangsa kita rahmat yang besar ini dan membuat kita lebih mengenal rahmat-rahmat-Nya yang berharga.
Ya Allah, tambahilah kiranya pengabdian kami dan kesucian kami dan jadikanlah kami rendah di hadapan-Mu.
Ya Allah, berikanlah kepada kami tawakal, sabar, perlawanan dan kerelaan serta rahmatilah kami dengan takdir Ilahi-Mu.
Tolonglah kiranya para pengabdi-Mu dan temanilah kami hingga ke masa ketika perlu untuk mengorbankan diri kami, anak kami dan segal a apa yang kami miliki.
Anda sekalian, para jemaah haji yang terhormat, janganlah Anda menyombongkan diri ketika Anda berfikir tentang pertumbuhan dan kebesaran revolusi Anda ketika di kalangan kaum muslimin dari negara-negara lain dan semoga dijauhkan Allah.
Janganlah Anda menyinggung atau menghina perangai kaum muslimin lainnya lalu kehilangan persahabatan dengan para pencinta Allah di Rumah Suci di Makkah.
Janganlah sekali-kali Anda mengabaikan rahmat Allah yang besar yaitu kerendahan di hadapan sesama muslimin dan kaum mustadh’afin.
Berusahalah untuk meyakinkan kesetiaan, persahabatan dan hubungan-hubungan di masa depan dengan kaum muslimin, dan sampaikanlah kepada mereka riwayat revolusi.
Yakinkanlah seluruh kaum muslimin atas nama saya dan atas nama bangsa Iran, bahwa Republik Islam Iran adalah pendukung mereka, pelindung mereka, pelindung perjuangan dan program Islaminya dan kita telah berdiri melawan seluruh agresi yang dilakukan terhadap mereka.
Yakinkan mereka bahwa masa lalu mereka, masa kini dan masa depan mereka akan dibela, Insya Allah.
Katakan kepada mereka bahwa kedaulatan dan kredit Republik Islam Iran adalah hak seluruh kaum muslimin dan pembelaan bangsa Iran yang berani pada kenyataannya adalah membela seluruh bangsa-bangsa yang tertindas.
Insya Allah kami akan menyingkirkan agresi-agresi oleh para agresor di negara-negara Islam dan dengan memperkenalkan revolusi kita, yang pada faktanya adalah dakwah Islam dan perintah Nabi Saww., akan mengakhiri dominasi dan kekejaman yang dilakukan oleh mustakbarin dunia dan kami akan membuka jalan bagi kedatangan Imam al-Munjil.
Para jemaah yang terhormat harus memperhatikan kenyataan bahwa Rumah Suci di Makkah adalah saksi atas semua peristiwa besar, gerakan- gerakan besar, para nabi, Islam dan misi kenabian dari Nabi Muhammad Saww. setiap tempat di bumi ini adalah tempat revolusi Nabi Besar dan Malaikat Jibril adalah untuk memperingati penderitaan dan bencana-bencana yang di derita Nabi suci demi Islam dan umat manusia selama beberapa tahun. Hadir di tempat-tempat suci ini dan mengenal kesulitan, kondisi-kondisi yang serasa tak tertanggungkan dari misi nubuwah Nabi kita, membuat kita lebih mengenal tanggung jawab kita dalam memelihara hasil-hasil capaian gerakan misi Ilahi beliau. Kita akan menemukan bahwa Nabi Muhammad Saww. serta para Imam sesungguhnya berdiri melawan pengucilan agama kebenaran (Islam) dan pemusnahan kebatilan.
Mereka tidak takut akan tuduhan-tuduhan, cercaan Abu lahab dan para Abu Jahal sementara blokade ekonomi yang paling intensif dipaksakan kepada mereka. Dalam blokade di lembah Abi Thalib, mereka bertahan dan mereka tidak menyerah. Mereka mengerahkan setiap usaha untuk menanggung kesulitan dalam mengundang manusia kepada Islam dengan menyebarkan risalah Tuhan dan hadir dalam kampanye yang terus menerus dan tidak seimbang melawan ribuan persekongkolan dan rintangan agar dapat membimbing serta bertumbuh.
Seluruh karang, batu, gurun, bukit, lapangan dan pasar di Makkah dan Madinah memberikan risalah misinya. Apabila benda-benda itu dapat berkata-kata, rahasia keberhasilan itu terletak pada penempatan firman-Nya,
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar; sebagaimana diperintahkan kepadamu.” (QS. Huud, 11: 112) akan mengungkapkannya.
Para jemaah haji ke Rumah suci di Makkah akan mendapatkan betapa besarnya kesulitan yang dialami Nabi untuk dapat membimbing kaum muslimin dan betapa besar tanggung jawab para pengikut beliau. Bangsa Iran yang telah mempersembahkan banyak syuhada’ selama revolusi dan peperangan, telah menghadapi banyak penindasan, kesulitan dan penderitaan, dan telah memberikan para pemuda yang agung dan tercinta di jalan Allah. Pastilah kesulitan-kesulitan yang dihadapi Nabi kita jauh lebih keras dari permasalahan kita.
Para jemaah Haji yang terhormat, sampaikanlah salam yang tutus ikhlas dari bangsa kita, para pejabat aktif, keluarga besar para syuhada’, para cedera perang, tawanan dan yang hiJang dalam pertempuran, ke makam Nabi Muhammad Saww dan para Imam (salam atas mereka) dan memohon rahmat Allah dan simpati yang lebih besar bagi para pengikut mereka yang sesungguhnya, pan akhirnya memohonlah kepada Allah bagi kemenangan bangsa kita mehentang hujatan. Dengan begitu mereka dapat menggunakan kesempatan yang sesuai ini untuk berdoa bagi seluruh kaum muslimin dan untuk menyingkirkan permasatahan mereka.
Ya Allah, Engkau mengetahui betapa kami telah bangkit untuk mengibarkan panji pemerintahan-Mu, dan untuk mendirikan keadilan dalam mengikuti Nabi-Mu melawan Barat maupun Timur, dan kami tidak akan berhenti, walau sesaat, dalam mengikuti jalan ini.
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa rakyat negara ini telah mati syahid di sisi para ayahbundanya demi kemuliaan agama-Mu, dan mereka bersatu menuju rahmat-Mu yang tak terhingga dengan wajah tersenyum dan hati penuh gairah dan harapan.
Engkau mengetahui bahwa ummah Nabi-Mu dikepung oleh persekongkolan, dan agen-agen Iblis tidak menghendaki negara itu hidup, dan bahwa setiap harinya semakin banyak usaha dilakukan untuk memperbaiki urusan ekonomi bangsa ini.
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa bangsa kami telah menyambut dengan segala kesulitan itu, dan mereka tidak akan takut kepada siapa pun selain Engkau. Mereka akan sabar menanggung segala penderitaan dan kepedihan dan mereka mengetahui bahwa seluruh kemenangan datangnya dari Engkau dan keridhaan-Mu.
Maka rahmatilah kami lagi dengan keridhaan-Mu dan berikanlah lebih banyak harapan lagi dalam hati bangsa kami dalam menjangkau kemenangan-Mu dan berikanlah kepada para mujahidin kami di medan pertempuran kejayaan dengap pertolongan surgawi. Berikanlah kiranya kepada kami lebih banyak kesabaran dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan dan kesusahan. Karuniailah kiranya kami rahmat keridhaan, baik dalam kegagalan maupun kemenangan, dan keceriaan kepada hati orang-orang yang kehilangan para syuhada’, yang hilang dalam tugas, yang cedera serta para tawanan perang, dan yang telah menanggung kesukaran karena kecintaan kepada Allah dan keridhaan-Nya.
Anugerahkanlah kiranya kepada kami kecintaan-Mu pada jalan kami menuju pengabdian kepada-Mu, dan puaskanlah haus para syuhada’ kami di Kautsar.
Semoga Allah, Nabi Muhammad Saww dan para Imam ridha atas mereka.
Ya Allah! Padukanlah kiranya Revolusi Islam ini dengan Revolusi Pendamai Besar........ !.
Daftar Isi :
PESAN SANG IMAM 1
Penerjemah : Tim AI-Jawad 1
Penerbit : AI-Jawad Publisher 1
Tahun Penerbitan : Shafar 1421 H/Mei 2000 M 1
Khomeini, Ruhullah al-Musawi 1
UCAPAN TERIMA KASIH 2
SEKAPUR SIRIH 5
Imam Khomeini, Siapa dia? 5
PENGANTAR PENERBIT 12
Pesan Haji Refleksi Revolusi Islam 16
1. Firman Allah Swt.: 20
2. Karena peperangan adalah keprihatinan dan urusan utama negara kita 32
3. Kaum mullah yang terhormat 55
Pesan Sang Imam ke- 7
Pesan Haji Dalam Perspektif Imam Khomeini
Kepada seluruh para haji Baitul Haram semoga Allah Swt. menolong mereka setelah menghaturkan salam sebesar-besarnya.
Pada hari ini, dimana kuku-kuku kotor para penjajah telah ditancapkan di tubuh umat Islam, di dalam tanah air milik umat AI-Quran dengan tujuan mengeruk seluruh kekayaan dan hasil bumi yang ada. Menyebarkan racun kebu- dayaan AI-Quran, sehingga para pemuda berbondong-bondong dalam satu barisan berkhidmat kepada orang asing dan para penjajah.
Tiap hari mereka juga menyodorkan lagu-lagu baru dan nama-nama penipu yang dijadikan idola oleh pemuda-pemuda itu.
Dalam keadaan demikian, maka wahai para penerus ummat yang berkumpul di tanah turunnya wahyu, hendaklah kalian manfaatkan kesempatan ini serta pikirkanlah jalan keluarnya.
Ajaklah berdiskusi atau bermusyawarahlah diantara kalian untuk menyelesaikan masalah-masalah umat Islam. Ketahuilah bahwa kumpulan besar yang diadakan tiap tahun atas perintah Allah Swt. ini, mewajibkan kepada kalian umat Islam, agar berusaha keras melaksanakan tujuan-tujuan Islam yang suci, juga berusaha mengangkat martabat umat Islam dan menyatukan mereka dalam masyarakat Islam.
Dengarlah penderitaan masyarakat dari penduduk tiap negeri, jangan berhenti untuk menyelesaikan permasaiahan-permasalahan mereka. Tiap keluarga dari berbagai negara di perkumpulan yang suci hendaknya menjelaskan permasalahan-permasalahan kaum muslimin. Pikirkanlah urusan para fakir miskin di dunia Islam. Carilah jalan untuk membebaskan bumi Palestina dari cengkraman Zionis, musuh bebuyutan Islam dan kemanusiaan. jangan lupakan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang untuk membebaskan Palestina, dan tolonglah mereka.
Kepada para ulama yang berkumpul di tempat turunnya wahyu, setelah berdiskusi, hendaknya memberikan penjelasan-penjelasan kepada penerus umat Islam untuk membangkitkan mereka agar dapat disebarluaskan setelah mereka kembali ke negara masing-masing.
Para ulama juga hendaknya menanyakan kepada pemimpin-pemimpin berbagai negeri menurut apa yang mereka saksikan. Jauhilah perselisihan dan carilah jalan keluar untuk melepaskan dari cengkeraman penjajah. Seandainya para pemimpin negeri menjauhi perselisihan dan mau memahami tujuan Islam yang suci, serta berjalan menuju ke arahnya. Maka dalam keadaan demikian mereka tidak lagi dianggap hina oleh para kolonialis.
Sesungguhnya perselisihan diantara merekalah yang menyebabkan timbulnya permasalahan Palestina yang terus berkembang tanpa ada penyelesaiannya.
Maka seandainya tujuh ratus juta muslimin dengan kekayaan mereka yang berlimpah, memiliki kesadaran berpolitik dan bersatu di dalam satu barisan, maka penjajahan yang merpjalela tidak mungkin masuk menembus negara-negara mereka. Kemudian apalagi yang dikhawatirkan dari Yahudi yang menjajah ...?
Saya mendukung pada pejuang Islam dan negara-negara merdeka, yang membasmi penjajahan dan penjajah, memerdekakan negara-negara Isam dan menghancurkan belenggu tawanan.
Semoga Allah Swt melepaskan kita dari aturan-aturan penguasa zalim dan dari taring-taring kotor penjajah.
Dan semoga Allah Swt. mengabulkan amalan ibadah haji kalian. Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan alam semesta, Shalawat dan salam kita haturkan pada junjungan Nabi kita Muhammad Saww. dan keluarganya yang bijak dan suci. Allah Swt berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: Ya Tuhanku. jadikanlah negeri yang aman dan jauhkanlah Aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala.
Ya Tuhanku. Sesungguhnya berhala-hala itu telah menyesatkan banyak manusia, barangsiapa yang mengikutiku maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku. Dan barangsiapa mendurhakai Aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. al-Baqarah, 2: 126)
Telah hadir musim haji di hadapan kita, gema talbiyah yang semakin berkumandang dari hati orang-orang yang telah memenuhi tempat suci Ilahi yang aman. Umat Islam dari seluruh penjuru dunia datang berbondong- bondong menuju tempat zikir, istighfar. kebangkitan dan persatuan, juga sebagai tempat pertemuan ikhwan dari berbagai pelosok dunia.
Aku hadapkan diriku pada Allah Swt. dengan rasa syukur dan rendah diri, Aku puji Allah dengan pujian-pujian yang agung seagung sifat-sifat khusna-Nya. Dengah pujian yang luas, seluas lautan rahmat-Nya. Semoga la memberikan kembali taufik-Nya kepada kaum muslimin yang rindu untuk menunaikan kewajiban ini.
Dan dengan ini pula semoga Allah mengangkat bendera keperkasaan dan keagungan di atas kaum muslimin, di Baitullah yang tentram dan menjamu para jamaah haji Iran di atas rahmat dan keagungan.
Sesungguhnya manusia tidak mampu menyifati nikmat yang terbesar ini dan kadarnya, meskipun diberi karunia kefasihan lisan dan kemampuan menjelaskan. Semoga Allah Swt. menerangi hati kita yang rindu, maka nampaklah hakikat itu di dalamnya tanpa perantara kata-kata dan kalam.
Wahai saudara-saudaraku dimana saja Anda berada dan dari manapun Anda berasal. sesungguhnya satu hal penting yang hendak saya katakan kepada kalian bahwa haji adalah nikmat Ilahi yang dianugrahkan oleh Allah Swt. bagi generasi-generasi muslim. Dengan mensyukuri nikmatihi serta mengetahui nilainya niscaya Allah Swt. akan menambahnya. Apabila mengkufuri serta mengingkari nikmat-Nya. niscaya Allah akan menarik kembali nikmat terse but dari umat Islam. Itulah azab Allah yang pedih sebagaimana firman Allah yang berbunyi,
“Dan jika kalian mengkufuri nikmat-Ku maka ketahuilah bahwa azab- Ku sangat pedih”, (QS. Ibrahim, 14: 7)
Ketahuilah bahwa hilangnya nikmat haji bukan karena tidak adanya perhatian kaum muslimin terhadap pelaksanaan kewajiban ini, tapi hal itu dikarenakan mereka hampa dari manfaat dan faedah haji yang tak terhingga, bertambah banyaknya jumlah para jemaah haji setiap tahun, tetapi karena untuk memetik hasil dari manfaat-manfaat haji tersebut tidak ada. Allah Swt berfirman:
“Agar mereka menyaksikan manfaat-manfaat untuk mereka”. (QS. al- Haji, 22: 28)
Selayaknya kita memikirkan dengan baik, apakah dunia Islam dapat menggunakan manfaat haji? Apa manfaat-manfaat tersebut secara mendasar?
Haji yang benar dapat menciptakan perubahan pada kandungan yang mendalam dari setiap personil kaum muslimin, mampu menanamkan hubungan dengan Allah Swt. dan ketergantungan diri kepada-Nya dalam jiwa mereka, juga dapat membangkitkan semangat penolakan terhadap berhala-berhala zahir dan batin pada diri manusia. Berhala-berhala itulah yang menjelma sebagai hawa nafsu, syahwat yang hina dan kekuatan kezaliman yang berkuasa.
Haji dapat menanamkan rasa kemampuan, kepercayaan diri serta ketenangan dan pengorbanan. Perubahan ini bisa menciptakan diri setiap manusia sebagai satu makhluk yang tidak mengenal kegagalan dan pantang mundur serta tahan terhadap ancaman dan bujukan.
Haji yang shahih dapat menciptakan orang luluh dalam tubuh umat Islam menjadi satu kesatuan yang kuat dan berdayaguna, juga dapat menjadikan bagian-bagian yang bercerai-berai ini saling mengenal satu sama lain dan saling bercerita tentang harapan dan kepedihan, tentang perkembangan dan kebutuhan bersama, dan tentang pengalaman yang diperoleh. Kalaulah haji diletakkan di tengah kerangka yang mengarah kepada tujuan-tujuan dan hasil di atas tadi, kerja sama para penguasa dan alim ulama serta tokoh-tokoh ashaburo’y (bijak, pent.) di dunia Islam, niscaya haji tersebut menurunkan anugerah yang besar kepada umat Islam yang tidak bisa di timbang dengan anugerah lain di dunia ini.
Sesungguhnya kita menerima dengan baik bahwa terdapat pemisah besar antara bentuk sekarang dengan bentuk yang dikehendaki dalam pelaksanaan kewajiban Ilahi ini.
Surat Imam Khomeini Kepada Gorbachev
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Kepada Yang Mulia Tuan Gorbachev,
Ketua Presidium Uni Soviet
Semenjak Anda memegang kekuasaan, timbul kesan bahwa Anda, dalam menganalisa masalah politik dunia, khususnya yang timbul menyangkut Uni Soviet, telah mendapati diri dalam era baru penafsiran kembali, peralihan dan tantangan. Keberanian dan keteguhan Anda menghadapi kenyataan internasional tersebut nampaknya akan membawa perubahan pertimbangan kekuasaan di dunia sehingga saya merasa perlu meminta perhatian Anda pada beberapa hal berikut ini.
Meskipun sikap dan keputusan Anda yang baru itu hanya terbatas pada bagaimana cara mengatasi problema kepartaian selain dilema bangsa Anda, namun keberanian Anda meninjau kembali ideologi yang selama bertahun-tahun telah memenjarakan kaum revolusioner dunia dalam tirai besi pantas mendapat pujian. Tetapi jika Anda mau berfikir lebih jauh dari itu, masalah pertama yang pasti menolong Anda mencapai keberhasilan adalah meninjau kembali kebijaksanaan-kebijaksanaan pendahulu Anda dalam meneguhkan ateisme dan ketidakberagamaan. Ketahuilah, inilah satu-satunya jalan realitis untuk mengatasi masalah-masalah dunia.
Mungkin saja kebijakan dan pratek-praktek menyimpang para pemimpin komunis terdahulu dalam bidang ekonomi menyebabkan dunia Barat menjadi tampak menarik, padahal tidak demikian. Jika Anda ingin mengakhiri luka ekonomi sosialisme-komunisme Barat. Bukan saja Anda tidak mampu menyembuhkan penderitaan masyakat Soviet, tapi juga akan mengundang orang lain mengatasi kesalahan-kesalahan yang Anda lakukan. Karena jika Marxisme telah mengalami jalan buntu dalam aspek ekonomi dan sosialnya, maka Barat pun mengalami problema yang sama, tentu dengan cara yang berbeda.
Yang Mulia Tuan Gorbachev, seharusnya kita menyerahkan diri kepada kebenaran. Masalah utama negara Anda tidaklah bersumber dari kepemilikan atau ekonomi atau kebebasan; Namun masalan Anda yang sebenarnya berasal dari tiadanya keimanan hakiki kepada Tuhan, masalah sama yang juga menyeret Barat kepada kehancuran dan jalan buntu. Problema Anda berasal dari perang yang berkepanjangan dan sia-sia terhadap Tuhan, sumber hakiki makhluk dan alam semesta.
Yang Mulia Gorbachev, sangatlah jelas bagi semua orang bahwa mulai sekarang dan seterusnya, kehendaknya orang mencari komunisme dalam museum sejarah politik dunia, karena Marxisme tidak mampu memenuhi kebutuhan hakiki manusia. Marxisme adalah aliran materialistis, dan hanya dengan materialisme, seseorang tidak akan mampu menyelamatkan manusia dari krisis ketiadaan kepercayaan dalam spiritualitas. Yang merupakan penderitaan terparah menimpa masyarakat manusia di Timur dan Barat.
Yang Mulia Tuan Gorbachev, boleh jadi dalam beberapa aspek, Anda tidaklah berpaling dari Marxisme dan bahkan di masa depan Anda mungkin saja menyuarakan keyakinan teguh terhadap Marxisme dalam wawancara- wawancara di depan umum; Bagaimanapun, Anda sendiri tahu betul bahwa yang benar bukan itu.
Pemimpin Cina memberikan pukulan pertama kepada komunisme dan Anda memberikan pukulan kedua yang nampaknya merupakan pukulan terakhir. Dewasa ini tidak ada lagi yang bernama komunisme di dunia ini.
Namun, secara tutus saya mengharapkan kiranya Anda untuk tidak terperangkap dalam penjara Barat dan Setan Besar ketika Anda mendobrak tirai-tirai besi idealisme Marxis. Saya harapkan Anda memperoleh kehormatan, menghapus sisa-sisa terakhir dari tujuh puluh tahun penyelewengan komunisme dunia dari lembaran sejarah dan tanah air Anda.
Dewasa ini, bahkan negara-negara yang biasanya dianggap sekutu, Anda, yang sangat berhasrat untuk melindungi kepentingan rakyat dan negerinya, tidak lagi mampu meyakinkan diri mereka untuk menggunakan kekayaan nasionalnya. Baik yang di atas maupun yang di bawah tanah,untuk membuktikan kebenaran komunisme, yang gemeretak keruntuhannya telah terdengar oleh para penganutnya.
Yang Mulia Tuan Gorbachev, ketika seruan “Allah Maha Besar” dan pernyataan kesaksian akan kerasulan Nabi terakhir Saww. terdengar kembali setelah tujuh puluh tahun dari menara-menara masjid pada sebagian Republik Soviet, bergetarlah hati seluruh pengikut sejati Islam yang dibawa Muhammad Saww. Karena itu, sayamerasa perlu menyebutkan hal ini kepada Anda agar Anda sekali lagi mempertimbangkan pandangan dunia materialis maupun Ilahi.
Kaum materialis menganggap indera sebagai Kriteria pengenalan mereka dan segala sesuatu yang berada di luar jangkauan indera tidaklah termasuk dalam wilayah pengetahuan. Mereka berpendapat, Keberadaan (eksistensi) sama dengan wujud material, karenanya segala sesuatu yang bukan materi dianggap tidak berada. Dengan demikian, mereka memandang alam gaib. seperti eksistensi Allah Yang Maha Kuasa, wahyu Ilahi. Misi Kenabian dan Hari Kebangkitan sebagai dongeng semata-mata.
Dasar pengetahuan dalam pandangan dunia Ilahi terdiri dari “indera” dan “akal”, dan segala sesuatu yang “rasional” termasuk dalam wilayah pengetahuan, walaupun tidak terjangkau indera. Karena itu yang terlihat dan tak terlihat dapat berada. Sebagaimana pengetahuan tentang hal-hal material bergantung pada nonmaterial, pengetahuan empiris bersandar pada pengetahuan rasional.
AI-Quran al-Karim mengkritik dasar-dasar pandangan dunia Kaum materialis dan arguman yang menganggap Tuhan itu tidak ada, dengan asumsi bahwa sekirahya Tuhan ada, tentu bisa dilihat; atau orang-orang yang berkata,
“Kami tidak akan percaya kepada engkau sebelum kami melihat Allah dengan nyata”. (QS. al-Baqarah, 2: 55)
AI-Quran menolak mereka dengan mengatakan,
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Mahahalus lagi Maha Mengetahui”. (QS. al-An’aam, 6: 103)
Kita juga dapat membuktikan hal-hal Wahyu Ilahi, Misi Kenabian dan Hari Akhirat tanpa menggunakan argumen-argumen yang diajukan oleh AI- Quran Suci yang dalam pandangan Anda merupakan perkara yang masih diperdebatkan. Pada prinsipnya, saya cenderung untuk tidak melibatkan Anda dalam kepelikan-kepelikan para filosof khususnya para filosof Islam. Saya cukupkan dengan dua contoh sederhana, mudah difahami secara fitri serta bermanfaat bagi para politisi sekalipun.
Jelaslah bahwa materi dan jasad, apa pun adanya, tidaklah sadar akan dirinya. Telah merupakan ciri khas benda fisik bahwa ia tak sadar dan tak mengetahui apa-apa, padahal kita lihat dengan jelas bahwa manusia dan makhluk hidup menyadari lingkungannya. Mereka mengetahui di mana mereka berada dan merasakan apa yang terjadi di sekeliling mereka. Jadi, manusia dan makhluk hidup memiliki sesuatu yang melampaui benda dan berbeda dari benda, yang tak bersama kematian.
Diketahui pula bahwa menurut fitrahnya manusia cenderung kepada kesempumaan tanpa batas. Dan Anda sangat mengetahui bahwa manusia pencari kekuasaan berhasrat menjadi mahakuasa di dunia. Dari itu ia tidak tertarik kepada suatu kekuasaan yang tak sempurna. Sekalipun, misalnya ia menguasai alam semesta dan dikatakan kepadanya bahwa ada suatu dunia lain maka secara alami ia akan berhasrat untuk menguasai dunia lain itu pula.
Manusia penuntut ilmu, betapa pun terpelajarnya, jika ia mendengar ada ilmu lain, secara alami akan ingin mendapatkan ilmu itu pula. Maka tentulah ada kekuasaan yang mutlak dan pengetahuan mutlak sebagai sifat-sifat suatu wujud yang merupakan obyak cinta dan pencarian manusia. Itulah Tuhan Yang Mahakuasa yang kepada-Nya kita semua berusaha menuju, sekalipun kita tidak menyadarinya. Manusia pada galibnya herhasrat untuk mencapai Yang Mutlak dan larut di dalam-Nya. Pada prinsipnya, gairah besar akan kehidupan yang kekal, yang merupakan fitrah semua orang, adalah petunjuk akan kehidupan yang kekal dan kekekalan terhadap maut.
Jika Anda bermaksud melakukan penyelidikan tentang masalah- masalah tersebut. Anda dapat memerintahkan para ahli untuk mengkaji, selain buku-buku para filosof Barat, karanganl-karangan al-Farabi dan Ibnu Sina (semoga Allah melimpahkan kedamaian atas mereka) dalam filsafat peripatetik (masysya’iyyin), karena pengkajian tersebut akan membuktikan bahwa hukum sebab akibat yang ada padanya segala pengetahuan berpijak didasarkan pada pengetahuan rasional dan bukan pengalaman inderawi serta pemahaman universal maupun hukum-hukum umum yang ada padanya bersandar setiap argumentasi, juga bersifat rasional yang tidak inderawi.
Sekaitan dengan ini, mereka dapat menelaah karya-karya Suhrawardi dalam filsafat Iluminasi (Isyraqi). Secara ahli dia menjelaskan kenyataan bahwa setiap benda dan obyek material membutuhkan “cahaya” murni yang sepenuhnya tak dapat diindera, dan bahwa konsepsi intuitif manusia tentang hakikat manusia juga sama sekali jauh melampaui dari persepsi inderawi. Anda juga dapat meminta para ahli untuk menelaah karya terkenal Sadra al-Muta’aliyyin (semoga Allah melimpahkan rahmat baginya dan membangkitkannya bersama para nabi dan orang-orang yang saleh) dalam filsafat Transendental (al-Hikmah al-Muta’aliyah) sehingga akan jelas bagi Anda bahwa realitas pengetahuan sesungguhnya adalah entitas yang terpisah dari materi, karena itu ia juga tidak dibatasi hukum-hukum materi.
Saya tidak ingin menjemukan Anda lebih jauh dengan detail-detail, karena itu saya tidak sebutkan judul dari kitab-kitab para pemikir besar lainnya, khususnya Muhyiddin ibn Arabi. Jika Anda ingin mendalami seluk-beluk pemikiran sarjana besar ini, silahkan kirim beberapa ahli pikir Soviet yang berkualitas tinggi dan dipersiapkan dengan baik dalam bidang ini ke Qum supaya beberapa tahun, dengan karunia Allah, mereka akan memperoleh pengetahuan tentang hal-hal subtil tersebut dan tanpa perjalanan ini kesadaran yang demikian takkan menjadi kenyataan.
Yang Mulia Tuan Gorbachev, sekarang, setelah menyebut hal-hal pokok di atas danlilukadimah dalam masalah ini, saya menyeru kepada Anda untuk secara serius mengkaji Islam, bukan karena Islam dan kaum Muslimin membutuhkan pengkajian Anda, tetapi karena nilai-nilai Islam yang tinggi dan universal yang dapat memberikan keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa dan memecahkan problem-problem mendasar yang menghadang manusia. Suatu penyelidikan yang mendalam tentang Islam akan membebaskan Anda selamanya dari masalah Afghanistan dan masalah sejenis lainnya. Kami senantiasa memperlakukan kaum Muslimin di seluruh dunia sebagaimana kaum Muslimin Iran, lebih jauh lagi kami merasa senasib. Dengan memberi kesempatan beribadah yang relatif bahwa agama itu candu masyarakat. Jika begitu, apakah agama yang telah menjadikan Iran seteguh gunung dalam berhadapan dengan adikuasa adalah candu masyarakat?
Apakah agama, yang menghendaki terlaksananya keadilan di muka bumi dan kebebasan manusia dari segala belenggu materi dan ruhani adalah candu masyarakat?
Memang ada agama yang menjadi alat untuk menyerahkan kekayaan material dan spiritual negara-negara Islam dan non-Islam ke tangan para adikuasa dan kekuasaan lainnya dan menyeru rakyat penganutnya untuk menghadiri politik, itulah yang oleh Iran disebut agama sponsoron Amerika.
Akhirnya, saya nyatakan dengan terus terang, bahwa Republik Islam Iran sebagai tonggak terbesar dan terkuat di dunia Islam mampu mengisi kekosongan iman yang menimpa sistem Anda. Bagaimanapun, sebagaimana di masa lampau, Iran meyakini dan menghormati hubungan-hubungan bilateral dan bertetangga baik.
Wassalamu’ala man ittaba’ al-huda.
Salam Sejahtera atas mereka yang mencari kebenaran.
Ruhullah al-Musawi al-Khomeini
1 Januari 1989
Pesan Imam Untuk Umat (1)
BismiIIahirrahmanirrahim
Sebagai pengantar, pantaslah kiranya saya memberikan komentar secara singkat tentang hadis Nabi Muhammad Saww. yang mutawatir[1] , yaitu hadis Tsaqalain [2] berbunyi,
“Aku akan meninggalkan untuk kamu dua hal yang paling berharga yaitu Kitabullah dan Keturunanku, yang tidak akan pernah berpisah sampai keduanya berjumpa dengan aku di al-Haudh”.
Jauh di atas kemampuan saya untuk berbicara tentang kedudukan moral suci yang paling tinggi, tentang posisi irfan (perjalanan ruhani) dan status kedua hal yang paling berharga itu. Karena nilai-nilai keduanya meliputi bumi, langit dan di luar jangkauan akal kita. Saya tidak bermaksud memberi komentar tentang kerugian-kerugian tak ternilai yang telah menimpa manusia karena pengabaiannya. Juga bukan maksud saya untuk menggambarkan panjang lebar tentang kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan terhadap keduanya oleh musuh-musuh Allah dan orang zalim. Saya hanya ingin menyinggung sedikit tentang beberapa permasalahan yang menimpa kedua hal paling berharga ini.
Barangkali ungkapan “yang tak akan pernah berpisah” dalam hadis tersebut bermakna, setelah wafatnya Nabi Saww., kitabullah dan keturunan Nabi Saww. akan mendapat perlakuan yang sama. Pengabaian terhadap yang satu atau penolakan terhadap keduanya akan menimbulkan derita yang sama terhadap yang lain, sehingga keturunan Nabi (Ahlibait as.) dan kitabullah bersatu atas bagian-bagian ke dalam keseluruhan, seperti terserapnya tetesan-tetesan embun ke dalam laut. Mungkin juga berarti sesuatu yang lain di luar jangkauan pengertian manusia.
Haruslah dikatakan bahwa hadis Tsaqalain telah sering dikutip para ulama dan fakih Sunni maupun Syi’ah. Hadis ini telah dikukuhkan berkali-kali dalam kitab-kitab mereka sebagai hadis yang sahih dari Nabi Saww. Ini bukti positif bagi kaum muslimin, terlepas dari mazhab mereka. Semua bertanggung jawab atasnya, terutama para fukaha, tidak bisa mengatakan bahwa mereka tidak mengetahuinya. Sekarang mari kita lihat apa yang telah terjadi pada warisan Nabi itu sendiri.
Sesudah syahidnya Imam ‘Ali, para Thaghut dan orang zalim yang serakah mencemarkan AI-Quran sebagai alat untuk mendirikan pemerintahan anti-Quran. Untuk mencapai ini mereka memaksa para penasehat AI-Quran ke luar gelanggang. Mereka mengusir para penafsir AI-Quran yang sebenarnya, orang-orang yang menyadari kebenaran-kebenaran dan di telinga mereka masih bergema suara Nabi ketika berkata,
“Aku akan meninggalkan untuk kalian dua hal yang paling berharga.”
Jadi AI-Quran yang seharusnya menjadi pedoman manusia untuk kehidupan moral dan material hingga hari terakhir disimpan. Pemerintahan Ilahiah yang adil dan merupakan salah satu ideal kitab suci dilupakan sama sekali.
Pemutarbalikan makna kitab Allah dan agama Allah telah menjadi suatu kebiasaan yang sangat aib. Semakin maju kerangka yang diselubungi dan diputarbalikkan mengakibatkan AI-Quranyang diturunkan untuk memperbaiki umat manusia semakin dipaksakan untuk terlupa. AI-Quran diwahyukan kepada Muhammad Saww. untuk mengangkat umat manusia kepada status yang semestinya. menyelamatkan mereka dari kezaliman dan kejahatan, melembagakan pemerintahan adil dan kebersamaan, juga untuk memberikan kekuasaan kepada para wali dan pemegang Ilahi yang maksum, sehingga mereka dapat mengalihkan pemerintahan berdaulat kepada orang-orang yang berkualifikasi dan pantas dimana dalam kehidupan telah disingkirkan dari seluruh umat manusia. Di tangan para penguasa penindas dan para mullah yang jahat serta lebih buruk dari pemerintah zalim, AI-Quran dicemarkan sebagai alat penindas, pembela kekejaman dan kerusakan. AI-Quran diputarbalikkan untuk membenarkan tindakan zalim musuh-musuh Allah.
Sayang, di tangan para musuh licik dan sahabat jahil, Kitab Ilahi yang diturunkan untuk mengangkat nasib manusia, tidak mendapatkan tempat. kecuali di kubur-kubur dan pada upacara kematian. Instrumen yang seharusnya menyatukan umat manusia dan menjadi kitab suci kehidupan serta keselamatannya, telah diubah menjadi alat perpecahan dan perselisihan di kalangan manusia atau meninggalkan arena kehidupan aktif. Kita semua menyaksikan, barangsiapa berbicara tentang pemerintahan Islam atau politik yang merupakan reran besar Islam dan Nabi atau tentang AI-Quran dan sunnah Islam, dipandang sebagai orang yang berbuat dosa besar. Istilah mullah politik yang diartikan fakih duniawi. Keadaan ini masih berlaku sekarang.
Pada tahun-tahun ini kekuatan-kekuatan setan besar melalui rezim- rezim setempat telahmelakukan usaha-usaha besar untuk mencetak dan menerbitkan kitab AI-Quran yang berpengaruh dalam tujuan-tujuan jahat dan penyelewengan mereka. Kitab-kitab AI-Qur’an itu diterbitkan dengan huruf-huruf dan sampul menarik serta dibagikan ke seluruh dunia dengan tujuan untuk menyingkirkan kitab suci itu dari kehidupan sosial. Kita semua melihat kitab AI-Qur’an yang telah dicetak oleh Mohammad Reza Pahlevi. la berhasil menipu sebagian orang, termasuk sejumlah mullah yang tidak menyadari tujuan-tujuan Islam serta memuji perbuatannya itu. Kita lihat raja Fahd setiap tahun mengeluarkan harta rakyat untuk mencetak kitab-kitab AI-Quran serta materi-materi yang bertujuan mempublikasikan dan mempropaganda dengan maksud mendukung gagasan-gagasan anti-Qur’an, memprogandakan faham Wahabisme yang tak mendasar. la mencemari AI-Qur’an dan, mendorong rakyat untuk mendukung para adidaya serta menghancurkan AI-Quran dan Islam.
Kita dan bangsa kita bangga bahwa kita menganut suatu keimanan dimana AI-Qur’an berbicara tentang persatuan kaum muslimin dan umat manusia. Kita bangga bahwa keimanan telah menyelamatkan AI-Quran dari pekuburan dan menyelamatkan untuk digunakan sebagai resep bagi manusia, Pembebasan dari segala perbudakan dan belenggu perbudakan mental dan intelektual yang mendorong dia ke arah penghambaan dan kekosongan. Kita bangga bahwa kita menganut keimanan yang pendirinya telah ditunjuk oleh Allah, di mana ‘Ali bin Abi Thalib as. hamba Allah itu yang bebas dari segala perbudakan dan perhambaan.
Kita mendapatkan penghormatan bahwa kitab Nahjul Balaghah (kumpulan Khotbah dan nasehat Imam ‘AIi bin Abi Thalib as.) yang berasal dari Imam ‘Ali as. yang setelah AI-Quran merupakan kitab terbesar bagi pembebasan manusia dan ketetapan spiritual. Pemerintahannya memberikan jalan yang luhur bagi penyelamatan umat manusia. Kita mendapat kehormatan mempunyai pemimpin para Imam Maksum dari ‘Ali bin Abi Thalib as. sampai Imam Muhammad al-Mahdi afs. yang hidup dalam alam kegaiban dan mengawasi perbuatan kita dengan rahmat Allah.
Kita beroleh Kehormatan mendapat imam-imam sebagai penulis do’a-do’a yang tinggi, yang mulia dan pemberi semangat hidup seperti do’a Sya’baniyyah, do’a Arafah oleh Imam Husain as. Shahifah Sajjadiyah oleh Imam Ali Zainal-Abidin as. Shahifah Fathimiyyah yang diilhamkan Allah kepada wanita suci Fatimah az-Zahra ash. Kita mendapat kehormatan mempunyai Imam seperti Muhammad al-Baqir as. (yang dikenal sebagai Baqiral ‘Ulum, pemilah ilmu) yang martabatnya hanya dapat dinilai oleh Allah, Nabi-Nya dan imam-imam maksum. Kita bangga menjadi pengikut Imam Ja’far ash-Shadiq as. yang fikihnya adalah seluas samudra tak bertepi. Kita bangga bahwa imam-imam maksum menderita dalam penjara, dibuang dan dianugrahi kematian syahid dalam usaha melawan penindasan dan kekejaman para tiran. Dan saat ini kita bangga bahwa kita berusaha untuk melembagakan kembali tujuan-tujuan AI-Quran dan Hadis. Kita bangga bahwa rakyat kita yang penuh iman rela mengorbankan segalanya demi tujuan suci ini.
Kita bangga bahwa wanita-wanita kita, tua-muda, hadir dan aktif berdampingan denga kaum lelaki, kadang-kadang bahkan lebih aktif di semua bidang meliputi budaya, ekonomi dan militer. Mereka berjuang kadang-kadang lebih efektif dari Kaum pria untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam. Mereka menerima pelajaran untuk mempertahankan Islam dan negara Islam. Kaum wanita kita telah melepaskan diri dari deprivasi yang dipaksakan oleh musuh-musuh Islam dan oleh ketidaksadaran akan ajaran persaudaraan Islam. Mereka begitu berani membuang takhayul yang diciptakan oleh para musuh lewat beberapa mullah jahil. Kaum wanita yang tidak mampu bertempur di front melayani garis belakang dengan semangat dan keberanian yang membuat hati lelaki bergetar dengan gelora.
Contoh merekamenimbulkan ketakutan di hati musuh dan membuat marah mereka yang berniat jahil. Sering terlihat wanita kita berteriak lantang bahwa mereka telah memberikan anak-anak mereka di jalan Allah dan Islam dan mereka. bangga karenanya. Sebab yang mereka terima sebagai ganjarannya itu melebihi surga dan barang materi duniawi.
Sesungguhnya bangsa kita dan seluruh umat Islam adalah kaum tertindas di dunia danakan merasa gembira bahwa musuh mereka adalah musuh Allah, musuh AI-Quran dan Islam. Orang-orang keji yang tidak menahan diri dari setiap perbuatan jahat dan mengumbar hawa nafsu mereka ada.rah musuh-musuh, yaitu Amerika Serikat, suatu negara teroris yang tak kenai batas dan telah membakar segala sesuatu di mana-mana. Sekutunya, Zionisme Internasional, melakukan segala macam kejahatan yang tak terperikan dalam memenuhi hawa nafsu yang keji dan serakah. Gagasan gila tentang Israel Raya mendorong mereka untuk melakukan setiap perbuatan keji dan nista.
Kaum muslimin dan kaum tertindas merasa senang mem-punyai musuh-musuh seperti raja Husien Yordania si penjahat profesional, raja Hasan Maroko dan Hosni Mubarak (Mesir), parapengikut Israel, penjahat-penjahat dan sendiri melayani Amerika Serikat. Kita bergembira mempunyai Saddam al-Aflaki sebagai musuh, yang diketahui teman dan lawan sebagai penjahat, pelanggar hak manusia dan hukum internasional, Pengkhiatanannya terhadap kaum tertindas Irak serta bangsa-bangsa di emirat-emirat Teluk Parsia tidak kurang keji pengkhianatannya terhadap bangsa dan negara kita.
Kita dan kaum tertindas di dunia gembira menjadi sasaran kejahatan oleh para adidaya melalui media massa internasional yang digenggam mereka. Apa yang dapat menjadi sumber kebanggaan yang lebih besar daripada kenyataan bahwa Amerika Serikat, dengan segala kekuatan militernya, kesombongannya, klaim-klaimnya, kekayaan dan penguasaan atas kekayaan negara lain, media massa dan sekutu-sekutunya di kalangan rezim-rezim boneka sudah begitu aib dan bingung dalam urusan-urusannya dengan bangsa Iran yang berani, sehingga ia tidak tahu ke mana dan kepada siapa harus berpaling. Ini bukan kerja seseorang atau sesuatu, melainkan hanya pertolongan Illahi yang telah membangun bangsa-bangsa ini terutama bangsa Iran. Muslim dan telah membimbing dari gelap kepada terangnya cahaya Islam.
Sekarang saya mengambil kesempatan untuk menasehati bangsa Iran yang mulia tetapi tertindas, untuk tetap bersiteguh hati pada jalan Ilahi yang lurus ini, yang tidak menuju ke Timur yang ateis dan tidak pula ke Barat penindas, tetapi kepada jalan yang diperintahkan Allah kepada kita. Jangan sampai ada tangan kotor adidaya baik dalam atau luar negeri mempengaruhi tekad dan kemauan Anda. Yakinlah bahwa kekuatan syaitani Timur atau Barat akan mendapatkan bukti lebih panyak, bahwa apa yang kita lakukan ini merupakan dukungan lIahi. Yakinlah bahwa semakin besar media massa mereka menentang Anda, semakin jelas hal itu mencerminkan kekuatan Ilahi kepada Anda, Allah akan mengganjari dan menghukum mereka yang patut atasnya dengan setepat-tepatnya.
Saya sungguh-sungguh meminta kaum muslimin untuk mengikuti praktek Imam Maksum as. setalian dengan urusan politik, sosial, ekonomi, militer dan berkorban apa saja diperlukan demi mengikuti mereka. Saya pun hendak mengingatkan Anda sekalian untuk memelihara dan melaksanakan fikih serta hukum agama, karena ini merupakan pelaksanaan misi Nubuwah dan Imamah serta menjamin pertumbuhan dan perkembangan bangsa-bangsa melalui perintah pokok maupun sekunder.
Saya nasehatkan agar Anda tidak menyimpang sedikitpun dari ajaran fikih Islam dan tidak mendengarkan nyanyian para penghasut yang menyelinap karena merupakan musuh agama dan kebenaran.
Yakinlah bahwa dengan langkah kecil sekalipun ke arah penyimpangah akan menjadi pendahulu kejatuhan agarna, ajaran Islam dan hukum Keadilan Ilahi. Jangan melalaikan shalat Jum’at dan shalat sehari-hari. Shalat Jum’at adalah salah satu rahmat Allah terbesar bagi Republik Islam Iran karena ia mengandung muatan politik.
Begitu pula berkabung bagi syahidnya para Imam Suci terutama perkabungan ‘Asyura, jangan sampai dilalaikan. Kenangan kepada peristiswa efek agung ini harus dihidupkan. Ingatlah, jeritan, kutukan, sumpah serapah agar dibangkitkan sebagaimana mestinya terhadap kekejaman para Khalifah Bani Ummayah atas para Imam suci as., yang terpantul dalam protes-protes heroik terhadap penguasa zalim oleh bangsa-bangsa sepanjang sejarah.
Pengekalan protes semacam itulah yang menghancurkan penindasan dan kekejaman. Kejahatan-kejahatan para tiran di setiap zaman perlu ditunjukkan dalam tangisan berkabung, pembacaan zikir, shalawat dan salam bagi para Imam suci as.
Di zaman ini penindasanterhadap kaum muslimin adalah pekerjaan Amerika Serikat dan Rusia serta satelit-satelit mereka seperti Dinasti Saudi. Para pengkhianat rumah Allah ini, Ka’bah dan mereka paling pantas mendapat kutukan keras. Kita semua harus mengetahui bahwa justru upacara “ibadah politik” yang memberikan kepada kaum muslimin, terutama kaum Syi’ah Imamiah, persatuan yang mereka nikmati.
Baiklah saya katakan disini bahwa wasiat politik saya tidak hanya bagi bangsa Iran, tetapi dianjurkan kepada semua bangsa tertindas di di dunia, terlepas dari agama dan kebangsaan mereka. Saya berdo’a semoga Allah tidak meninggalkan kita dan bangsa kita sendirian walau sedetik. Semoga la tidak menahan karunia-Nya dari putra-putri Islam dan para mujahidin.
Pesan Imam Untuk Umat (2)
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Makna Revolusi Islam yang mulia menjadi ada, berkat usaha jutaan orang yang berharga serta darah ribuan syuhada dan veteran yang cacat-jang dipandang sebagai sumber harapan dan inspirasi jutaan umat manusia demikian besarnya sehingga menantang argumen-argumen dengan pena dan lidah.
Saya, Ruhullah al-Musawi al-Khomeini, selalu mengingat nikmat Ilahi walaupun dengan kekurangan-kekurangan saya dan mempunyai sebagai bekal jalan penuh resiko yang saya tempuh, hanya ha,rapan dan keyakinan dalam kemurahan-Nya; Dan sebagai murid sederhana fikih Islam, sebagaimana semua saudara lalnnya, percaya pada revolusi ini dan pengekalan hasil-hasil capaiannya dan buah-buahnya, memberanikan diri mengajukan yang berikut ini sebagai wasiat saya kepada generasi sekarang dan generasi-generasi yang akan datang. Saya berdo’a semoga Allah menganugerahi saya ketulusan dalam membuat pernyataan-pernyataan berikut ini :
1. Kita semua tahu
Kita semua tahu, bahwa revolusi besar yang memutuskan perangkap dari penelan dunia yang zalim dari rupa dan bentuk Iran, dimungkinkan karena karunia. Allah semata-mata. Mustahil bangsa Iran mencapai prestasi besar ini bila diingat kondisi-kondisi yang ada dalam negara pada waktu itu :
Propaganda anti-Islam dan anti ulama yang tak terkirakan, terutama selama masa seratus tahun lalu; Penciptaan perselisihan dan perpecahan di kalangan penduduk oleh para penulis, penyair, orator dan media massa;
Dimapankannya sekian banyak pusat perjudian, pelacuran, pemadat narkotik, bar dan kabaret untuk menyeret kaum muda ke dalam perselisihan dan kejahatan, oleh si korup Syah dan ayahnya yang buta huruf;
Pemaksaan parlemen kepada rakyat yang asing;
Penggunaan guru-guru dan guru besar yang bersandar ke Timur atau ke Barat di sekolah-sekolah dan universitas;
Para pendidik yang seratus persen menentang kultur Islam
Dengan segala permasalahan tersebut di atas dan dengan permasalahan lainnya, seperti pengucilan para mullah dan merusak pikiran mereka dengan propaganda beracun, adalah mukjizat semata-mata bahwa bangsa ini mampu bangkit dalam persatuan dengan seruan “Allahu Akbar”.
Di setiap gubuk desa dan kota di seluruh negara, melalui tindakan pengabdian dan pengorbanan yang mencengangkan, mengusir semua kekuatan dalam dan luar negeri dan mengambil nasib bangsa ke dalam tangannya sendiri.
Karena itu, tanpa keraguan, Revolusi Islam Iran adalah khas di antara semua revolusi; Dalam kemunculan pada watak perjuangannya dan khas dalam insentif untuk kebangkitan serta pemberontakan. Pastilah ini suatu pemberian suci, suatu hadiah Ilahi dari Allah kepada bangsa Iran yang tertindas dan yang dirampoki.
2. Islam dan pemerintahan Islam
Islam dan pemerintahan Islam adalah fenomena Ilahi, yang penggunaannya menjamin kebahagiaan manusia dan keturunannya di dunia ini dan di akhirat.
Bertentangan dengan paham-paham non-Tauhid, Islam menaruh prihatin dan mengawasi manusia dalam keseluruhan urusan individual, sosial, material, moral, kultural, politik, ekonomi dan militer. Islam tidak mengabaikan permasalahan yang paling kecil sekalipun yang mempengaruhi pendidikan dan kemajuan moral serta material manusia dan masyarakatnya.
Islam telah menunjukkan rintangan-rintangan atas perubahan sosial dan evolusi serta telah berusaha untuk menyingkirkannya. Sekarang setelah dengan rahmat Allah, Republik Islam telah dimulai dari Iran oleh tangan kuat umatnya dan Islam, serta hukum-hukum dan ajaran-ajarannya yang progresif adalah perhatian dan urusan negara ini, terserah kepada bangsa ini untuk menjamin penerapannya dalam setiap aspek kehidupan dan untuk menyelamatkannya karena pemeliharaan Islam merupakan prioritas atas segala perintah sekalian lainnya.
Semua nabi, dari Adam as. hingga Muhammad Saww. secara konsisten telah mengurusi dan melakukan pengorbanan untuk (Tauhid) itu. Setelah Nabi Muhammad Saww. para Imam Suci berjuang keras untuk memeliharanya dan sebagian memberikan nyawanya untuk itu.
Sekarang adalah wajib bagi bangsa Iran sebagai pengawal amanat Ilahi yang telah diproklamasikan secara resmi di Iran dan yang telah memberikan buah-buah yang hebat dalam waktu sesingkat itu, untuk melakukan semua yang perlu bagi penerapan dan perlindungannya. Diharapkan bahwa amanat Ilahi ini akan menyinari negeri-negeri Islam lainnya dari Iran dan semua pemerintahan serta kaum Muslimin akan sama memahami hal ini. Sebagai suatu konsekuensi, mereka akan memutuskan cengkeraman para adikuasa penelan dunia dan para penjahat sejarah serta menyingkirkan pegangan mereka dari kaum tertindas sedunia.
Ketika saya mendekati nafas terakhir saya. saya merasa wajib menyatakan sesuatu dari hal-hal yang terjalin dalam pemeliharaan dan pengekalan amanat Ilahi ini. dan sebagian dari hal-hal yang membahayakan dan mengancamnya untuk kemaslahatan generasi masa kini dan yang akan datang. Saya memohon kepada Allah untuk memberkati semua dengan keberhasilan dalam hal ini.
a. Tiada ragu, rahasia survivalnya Revolusi Islam sama dengan rahasia kemenangannya.
Bangsa ini tahu akan rahasia ini. dan generasi-generasi berikut akan membaca tentang hal itu dalam buku pelajaran sejarah. Kedua sokongan pokoknya adalah maksud dan tujuan yang tinggi dan Ilahi dari pemerintahan atau kepemimpinan Islami; dan bersatunya segenap bangsa ini di bawah kesatuan bicara. demi tujuan dan insentif yang sama. Nasehat saya kepada semua generasi di masa depan, ialah apabila Anda menghendaki Islam dan kedaulatan Allah terus menerus, dan penjajahan serta eksploitasi asing dan domestik diputuskan.
Janganlah, dalam keadaan bagaiamanapun, meninggalkan insentif Ilahi yang telah ditekankan AI-Quran ini. Meninggalkan tujuan Ilahi yang merupakan rahasia kemenangan revolusi itu serta kelanjutan hidupnya, akan mengakibatkan pertengkaran, perpecahan dan terbengkalainya tujuan.
Karena inilah maka terompet propaganda berkumandang di mana-mana, menabur benih percekcokan dan perpecahan melalui distorsi kenyataan-kenyataan dan kebohongan semata-mata. Sudah jutaan dolar dikeluarkan untuk tujuan-tujuan aib semacam itu. Kunjungan musuh-musuh Republik Islam Iran yang berulang-ulang ke area ini mengandung tujuan itu.
Beberapa negara Muslim memikirkan kepentingan mereka sendiri saja dan dengan membuta menyerahkan diri mereka kepada Amerika. Ini diikuti oleh beberapa ulama semu. Yang harus diwaspadai kaum Muslimin di mana-mana, sekarang dan propaganda pemecah belah.
Nasehat saya kepada persekongkolan-persekongkolan semacam itu. Dengan segala daya memperkokoh persatuan Anda, hal ini mengecewakan para kafirin dan munafikin.
Salah satu persekongkolan terbesar di abad ini, terutama pada beberapa dasawarsa terakhir. Khususnya setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, Yang jelas nyata ialah propaganda multidimensi yang dilancarkan dengan tujuan mengecewakan kaum Muslimin, terutama bangsa Iran dengan Islam.
Kadangkala dengan argumen yang terang-terangan dan kasar diklaim bahwa hukum-hukum Islam yang 1.400 tahun lalu tak dapat mengatur dunia modern secara efesien.
Kadangkala mereka juga mengajukan pendapat bahwa Islam adalah agama reaksioner yang menentang setiap gagasan baru dan manifestasi peradaban serta sekarang ini tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari peradaban dunia serta berbagai aspeknya.
Kadangkala dalam propaganda tolol namun berbahaya, mereka mengklaim Kesucian Islam, sebagaimana agama-agama Ilahi lainnya dan mengatakan bahwa agama mempunyai tugas luhur membersihkan jiwa, mengundang manusia kepada kepertapaan, kebiharaan dan moralitas serta memperingati manusia terhadap dunia kebendaan. Mereka mengatakan bahwa doa mendekatkan manusia kepada Tuhan; bahwa politik dan pemerintahan bertentangan dengan tujuan moral yang besar dan berlawanan dengan tradisi para nabi besar.
Disesalkan, propaganda semacam itu telah mengesankan sebagian ulama dan kaum mukminin yang tak mendapatkan pendidikan yang sepatutnya dalam ajaran Islam. Pengaruhnya begitu nyata bahwa Muslimin yang berfikiran sederhana telah memandang keterlibatan dalam politik dan pemerintahan merupakan dosa dan kejahatan besar. Ini bencana yang menimpa Islam. Grup yang pertama, harus dikatakan, entah tak mengetahui apa-apa tentang pemerintahan, hukum dan politik, atau mereka berpura-pura tidak tahu. Penerapan hukum didasarkan pada kesamaan dan keadilan; dengan mencegah kekejaman dan kediktatoran; tentang eksistensi keadilan dan pribadi dan sosial; tentang kejahatan dan deprivasi serta penyelewengan; tentang kemerdekaan, najar, ketidaktergantungan dan keswasembadaan; tetang pencegahan penjajahan, eksploitasi dan perbudakan; tentang hukuman dan batas-batasnya; tentang qishash dan tentang basis penerapan keadilan untuk mengontrol kejahatan dan korupsi di dunia.
b. Politik dan pemerintahan umat
Politik dan pemerintahan umat menurut penalaran, keadilan dan banyak pertimbangan lainnya semacam itu bukanlah sesuatu yang akan lapuk atau kena erosi dalam perjalanan sejarah dan kehidupan manusia di dunia. Dengan menklaim untuk menjurus ke pemberian argumen bahwa prinsip-prinsip penalaran dan matematika harus diubah sekarang dan diganti oleh peraturan-peraturan lain. Adalah absolut untuk mengatakan bahwa keadilan sosial yang akan dilaksanakan sejak mula penciptaan, sedangkan perampokan dan kezaliman yang harus dicegah; bahwa prosedur semacam itu telah lapuk di zaman atom ini. Klaim bahwa Islam bertentangan dengan hal-hal yang baru adalah serupadengan ucapan Mohammad Reza Pahlevi bahwa “Di zaman ini mereka hendak menunggu hewan berkaki empat untuk perjalanan”.
Ini tak lain dari tuduhan sinting. Karena apabila dengan pembaruan dan manifestasi-manifestasi baru peradaban, yakni penemuan-penemuan baru, kemajuan industri dan yang semacam itu. Islam dan agama Tauhid manapun tidak pernah menentangnya. Malah ilmu pengetahuan dan industri sangat ditekankan dalam Islam dan AI-Qur’an.
Namun, apabila modernisme dan peradaban diartikan sebagaimana diklaim oleh beberapa intelektual profesional, adalah kebebasan berbuat dosa, pelacuran dan bahkan perbuatan homoseksual, maka semua manusia yang berfikiran nalar dan berpendidikan akan menentangnya. Sekalipun sebagian dari para individu dan unsur-unsur pro Timur dan pro Barat mempromosikan hal-halbitu secara membuta.
Suatu grup musuh kedua yang melakukan rencana jahat dengan lebih keji mempercayai bahwa agama dan pemerintahan tak dapat dipertemukan juga dipadukan. Orang-orang jahil ini harus menyadari bahwa AI-Quran dan Sunnah Nabi mengandung lebih banyak pelajaran, ketentuan dan perintah tentang tata pemerintahan serra politik ketimbang masalah apa pun lainnnya.
Bahkan banyak perintah Islam mengenai peribadatan kepada Allah sesungguhnya mengandung aspek-aspek politik dan mencegah yang mungkar. Nabi Muhammad Saww. mendirikan pemerintahan sebagaimana pemerintahan lainnya. kecuali bahwa ia bermaksud meningkatkan keadilan sosial dan persamaan. Para khalifah Islam yang pertama mempunyai kekuasaan yang !uas. Pemerintah berdaulat Imam ‘Ali as. dengan tujuan yang sama tetapi dalam skala yang lebih luas, sangat jelas dalam sejarah. Namun, setelah ‘Ali, akhirnya pemerintahan Islam hanya tinggal di bibir. Bahkan saar ini banyak pemerintah yang mengklaim Islam.
Dalam wasiat ini saya sering menggarisbawahi masalah ini di!masa lalu tetapi saya mengharapkan sejarahwan dan sosiolog akan membuat kaum muslimin melihat kesalahan mereka dalam hal ini.
Pendapat bahwa Nabi dan para Imam mengurusi masalah moral dan spiritual, sedangkan pemerintahan telah diperintahkan dengan sekuler atau hal-hal temporal telah ditolak dan dielakkan oleh para nabi dan para Imam, adalah sama sekali salah.
Dengan mengacu pandangan ini berartl perusakan bangsa-bangsa Islam dan hal itu akan membuka jalan bagi kolonialis kotor penumpas darah. Apa yang disebut tabu adalah petani, pemerintah diktator dan despot; dominasi, haus kuasa dan nafsu untuk kekuasaan. Pendeknya, segala hal yang membuat manusia meninggalkan Tuhan.
Tetapi, aturan-aturan Ilahiah adalah demi kepentirigan orang-orang yang tak punya dan tertindas serta berusaha untuk memantapkan persamaan sosial dan keadilan seperti yang dilakukan Sulaiman bin Dawud as. Dan Rasulullah Saww. Pemantapan keadilan dalam masyarakat adalah kewajiban Islam; dipandang sebagai kecintaan dan ibadah. Politik sehat yang telah ada pada aturan-aturan di atas, adalah suatu kebutuhan.
Bangsa Iran yang waspada harus menetralkan persekongkolan tersebut di atas sesuai dengan wawasan Islam. Penulis-penulis dan pembicara-pembicara harus bangkit dan menolong bangsa yang memerangi setan-setan yang bersekongkol itu.
c. Satu persekongkolan yang paling keji.
Satu persekongkolan yang paling keji adalah desas-desus yang meluas yang mengklaim bahwa: “Republik Islam tidak berbuat sesuatu bagi kebaikan rakyat”. Orang malang! Mereka melakukan pengorbanan-pengorbanan untuk meruntuhkan rezim despotik thaghut. Sedikit mereka membayangkan bahwa mereka akan muncul dengan suatu rezim yang lebih buruk.
“Orang-orang sombong telah menjadi semakin sombong dan kaum tertindas telah menjadi semakin tertindas. Penjara-penjara penuh dengan orang-orang muda yang merupakan harapan masa depan. Penyiksaan menjadi lebih keras dan tidak manusiawi ketimbang sebelumnya. Setiap hari sejumlah orang diekskusi, yang semuanya atas nama Islam. Mereka lebih baik tidak menamakan sistem ini “Republik Islam”. Keadaan lebih buruk dari zaman Reza dan putranya, rakyat menderita, harga membubung tinggi, para penjabat sedang mengantarkan rezim itu ke komunisme, harta rakyat disita, kebebasan dalam segala bentuknya telah dikekang dari rakyat, dan sebagainya dan sebagainya”.
Ocehan-ocehan semacam itu adalah bukti adanya konspirasi- konspirasi yang dilakukan setiap hari dalam suatu bentuk di suatu tempat, kota dan wilayah. Yang serupa itu dapat dilihat pada pertemuan-pertemuan, di taksi-taksi, bis-bis kota, dan sebagainya setelah isu-isu palsu melesu, muncul isu-isu yang segar.
Sayangnya, para ulama yang tidak menyadari persekongkolan setan, berhubungan dengan agen-agen perpecahan serta menganggap lagu-lagu mereka itu benar. Kenyataannya adalah bahwa orang-orang yang mendengarkan isu-isu dan mempercayainya adalah orang-orang yang tidak mengetahui kondisi dunia, revolusi dunia, dan peristiwa-peristiwa Pasca Revolusi serta mempermasalahkan yang pasti menyertainya. Mereka tidak mengetahui perubahah-perubahan yang telah terjadi bagi keuntungan Islam. Jadi bilamana mereka mendengar isu-isu semacam itu secara keliru atau mereka sengaja menerimanya.
Saya mendorong setiap orang agar tidak membuat sesuatu kesimpulan atau kritik celaka sampai Anda meraih hal-hal berikut:
Membuat suatu studi dan perbandingan antara kondisi-kondisi dunia yang ada dan Revolusi Islam dengan revolusi-revolusi lain dan kondisi-kondisi Pasca Revolusi di mana mereka tenggelam;
Pelajarilah sendiri keadaan-keadaan negara dan bangsa-bangsa sepeninggal dan sesudah revolusi mereka;
Mempertimbangkan permasalahan serius yang ditimbulkan oleh Reza Khan dan lebih buruk dari itu, oleh anaknya Mohammad Reza, termasuk: ketergantungan dalam segala hal pada kekuatan asing, penyuapan dan kecurangan personil pemerintah, perekonomian yang bangkrut, kejahatan dalam segala bentuk, termasuk pelacuran; mempertimbangkan kondisi-kondisiyang ada sebelum revolusi di sekolah-sekolah dan universitas;
Mempelajari dan membandingkan kondisi-kondisi para siswa dan mahasiswa, para pemuda, wanita, danpara ulama berdedikasi sebelum dan sesudah revolusi;
Mempertimbangkan kondisi masjid-masjid di masa thaghut;
Meninjau lagi catatan-catatan tentang orang-orang yang dihukum mati waktu itu dan membandingkan kondisi penjara-penjara dan para penghuninya;
Membandingkan keadaan para penimbun harta, para ka-pitalis, para pengurus real estate, pengadilan dan catatan khususnya;
Membuat studi dan perbandingan tentang hakim-hakim yang sekarang dan dahullu serta keputusan-keputusan mereka;
Membandingkan wakil-wakil rakyat di majelis sebelum dan sesudah revolusi;
Membandingkan para gubernur propinsi dalam kedua pemerintahan;
Mempelajari dan membandingkan kegiatan jihad Pembangunan di wilayah pedesaan sekarang dan kondisi-kondisi di sana sebelum revolusi; Mempertimbangkan seluruh pekerjaan pemerintahan ini dalam masa sepuluh tahun, dengan waktu delapan tahun dalam peperangan, dengan pekerjaan rezim yang sebelumnya selama lebih dari 50 tahun pemerintahan absolut dimana tidak ada masalah pengungsi, tidak ada kota-kota besar dan kecil, yang hancur tertanda perang dan tidak ada veteran-veteran cacat serta keluarga-keluarga tunawisma, tidak ada masalah blokade ekonomi, persekongkolan Amerika atau agen-agen lokal maupun asing, tidak ada sekian juta imigran peperangan dari luar negeri, tidak ada masalah da’i yang kurang berpengalaman dan kurang cukupnya hakim-hakim agama. Mempertimbangkan kesewenang-wenangan oleh para penyeleweng, musuh-musuh dan bahkan beberapa sahabat yang tidak mengetahui, dan mempertimbangkan permasalahan yang tak terhitung dan menarik kesimpulan.
Jangan Anda melemparkan gelombang kritik Anda sebelum Anda melakukan studi perbandingan yang semestinya. Berbelas-kasihlah kepada Islam, Islam yang baru muncul kembali dan menguncup, setelah berabad-abad menderita di bawah penguasa zalim, tersemuliti dalam selimut keji yang disediakan oleh permusuhan dan perlawanan musuh-musuh lokal dan asing! Apakah tidak lebih baik, apabila Anda ketimbang mengumpulkan para munafik, kapitalis dan para penumpuk harta dan kekayaan, turut serta dengan kaum papa, tertindas dan miskin? Bukankah akan lebih baik apabilaAnda ketimbang menyatukan diri dengan grup-grup anarkis dan teroris, memihak kepada mereka secara tidak langsung, mempertimbangkan para keluarga korban teror di kalangan ulama tak berdosa yang berdedikasi dan para pelayan lainnya?
Saya tidak pernah mengatakan, dan sekarang pun saya tidak mengatakan bahwa Islam sekarang telah dipraktekkan dalam seluruh dimensinya di Republik ini dan juga tidak seorang pun bergerak melawan hukum Islam di sini baik melalui kejahilan, buruknya disiplin atau karena keruwetan pribadi.
Tapi saya hendak mengatakan bahwa lembaga Legislatif, Yudikatif dan kekuatan Eksekutif bekerja sekuat tenaga untuk mengislamkan negara ini dan mereka didukung dalam usaha mereka oleh puluhan juta warga negaranya. Jika para pengacau, sekelompok kecil pembuat kesulitan secara bersama-sama datang, dalam semangat permainan yang terbuka, mendukung usaha sejenis, merealisasikan tujuan-tujuan akan datang secara lebih mudah dan lebih cepat. Jika mereka tidak mau bekerja sama, merekamungkin yakin bahwa massa dapat diberi informasi, menaruh perhatian dan akan mengalahkan kaum minoritas itu.
Saya berani mengatakan bahwa hari ini bangsa Iran lebih saleh dan lurus. Ketika Nabi masih hidup, masyarakat Hijaz menentangnya dan mencari-cari alasan untuk tidak pergi ke medan tempur. Karena inilah Allah telah menyesali mereka beberapa kali dalam AI-Quran surat At-Taubah. Orang-orang Kufah telah berlaku tidak sopan terhadap ‘Ali dan menentangnya melampaui batas yang keluhan-keluhan terhadap mereka dicatat oleh banyak kitab. Perlakuan orang-orang Kufah terhadap Imam Husain memuncak dalam peristiwa epik terbesar sejarah, kesyahidan Imam Husain.
Tetapi, hari ini, kita melihat bagaimana bangsa Iran mendukung sepenuh hati kekuatan angkatan bersenjatannya, Pengawal Revolusi, Basij dan para sukarelawan, membuat pengorbanan yang tidak terbayangkan di garis-garis depan, sebaik di garis belakang.
Kita senang melihat syuhada-syuhada yang masih hidup dan para cacat veteran dan keluarga mereka menemui kami semua dengan tangan terbuka serta wajah dan kata-kata yang meyakinkan. Semua ini disebabkan kekokohan iman mereka kepada Allah Yang Mahakuasa dan karena kecintaan mereka kepada-Nya dan kepada Islam dan jam irian mereka akan kehidupan kekal, sementara mereka tidak bersama Nabi maupun Imam. Jaminan dan insentif mereka ada di tempat lain, dalam keimanan kepada kegaiban.
Ini adalah kemenangan rahasia dalam berbagai dimensi Islam, harus patut merasa bangga setelah membangkitkan dan mendidik pengikut-pengikut dan anak-anak semacam itu. Kita bangga dalam kehadiran suatu bangsa yang semcam itu di hari ini.
Saya di sini menasehati orang-orang yang karena sesuatu alasan memusuhi Republik Islam, pemuda, perempuan dan laki-laki, yang telah dieksploitasi oleh para penyeleweng serta para munafik untuk memelihara suatu pemikiran terbuka lalu kemudian duduk menilai propaganda orang-orang yang ingin melihat Republik Islam runtuh; untuk mempelajari perilaku individu-individu semacam itu terhadap bangsa, pemerintahan, kelompok dan terhadap penyokong mereka sendiri; Mengamati secara berhati-hati pergeseran posisi mereka dalam berbagai kesempatan juga membandingkan hal ini dengan perilaku orang-orang yang telah disyahidkan oleh paramunafikin. Kemudian mereka akan menentukan kelompok mana yang benar-benar mendukung mustadh’afin dalam komunitas
Saudarar-saudara, Anda tidak akan membaca baris ini ketika saya hidup. Anda mungkin membacanya ketika saya meninggal dan saya tidak lama lagi ingin mengatakan sesuatu untuk mendapatkan kesenangan dan dukungan Anda. Karena Anda sebagai pemuda yang layak, akanlah senang saya melihat Anda menghabiskan waktu di jalan Allah demi kemuliaan Islam dan Republik Islam. Anda mungkin mencapai kebahagian kini dan di hari kemudian.
Saya memohon kepada Allah agar membimbing Anda ke jalan lurus dan melupakan kebaikan-kebaikan masa lalu. Saya menasehati Anda un!uk melahirkan keinginan yang sama dalam kesendirian, karena Dia adalah Pemberi Petunjuk dan Maha Penyayang.
Nasehatku kepada bangsa Iran yang mulia adalah ini:
Peliharalah berkah Tuhan ini sebagai barang Anda yang paling berharga yang Anda peroleh dengan jihad akbar dan darah orang-orang muda.
Peliharalah itu sebagai berkah Ilahiah dan kebenaran terbesar dari Tuhan. buatlah setiap usaha untuk menyelamatkannya dan jangan cemas tentang rintangan-rintangan jika akan muncul. Tolonglah Republik Islam dan pemerintahannya denga sepenuh hati Anda dan juga lakukan apa yang terbaik untuk memecahkan segala problem. Jadikanlah majelis dan pemerintah sebagai pertimbangan yang seperti milik Anda sendiri serta lindungi dia seperti sesuatu yang Anda cintai.
Seperti itu pula saya merekomendasi bangsa ini untuk memelihara dan menaruh perhatian kepada otoritas majelis dan pemerintah yang melayani rakyat, khususnya kaum mustadh’afin yang benar-benar menolong kita. Inilah orang-orang yang memungkinkan pembentukan Republik Islam dan yang menjamin kelestariannya. Para pejabat harus memandang diri mereka termasuk kepada rakyat ini dan memandang rakyat ini sebagai bagian dari wujud mereka sendiri. Juga, Anda (pejabat) harus selalu mengutuk pemerintahan zalim para penggertak yang buta huruf dan perampok, melalui metode-metode manusiawi yang patut bagi suatu pemerintahan Islami.
Saran saya kepada kaum Muslimin ialah agar Anda memandang pemerintah Republik Islam dan bangsa Iran yang berjuang sebagai teladan bagi Anda. Para pemerintah boneka yang tergantung, yang pro Timur atau pro Barat adalah penyebab malapetaka kaum muslimin. Saya tekankan agar Anda tidak memberikan perhatian kepada sirene propaganda oleh lawan-lawan Islam dan Republik Islam, karena mereka selalu memaksakan Islam ke pojok-pojok dengan maksud untuk menjamin kepentingan para adikuasa.
a. Salah satu rencana syaitan dari para adikuasa.
Salah satu rencana syaitan dari para adikuasa, penjajah dan pemeras, yang telah berlaku selama sekian banyak tahun dan mencapai puncaknya di Iran dalam pemerintahan Reza Khan dan terus berlangsung ke zaman Mohammad Reza, adalah penindas terhadap kaum mullah melalui berbagai cara. Diantara tekhniknya ialah menciptakan perpecahan dan permusuhan antara lingkungan universitas dan kalangan mullah.
Propaganda yang meluas ditempuh untuk mencapai ketegangan dan hal itu efektif karena ketidaktahuan kedua kelompok tentang rencana syaitan para adikuasa itu. Guru-guru sekolah dasar, menengah hingga guru-guru besar universitas dipilih dari kalangan orang-orang yang mengandalkan Timur atau Barat. Mereka ini pula adalah para pendidik yang telah menyeleweng dari Islam dan agama-agama Ilahi lainnya. Para pendidik yang saleh dan bajik sangat sedikit. Tujuannya adalah untuk melatih para pejabat negara masa depan sejak dari masa kecil sampai dewasa dalam keadaan demikian rupa sehingga membenci agama pada umumnya dan pada khususnya dan menghina semangat keagamaan terutama kaum mullah muslim dituduh sebagai agen-agen Inggris di zaman itu, para pendukung kapitalis, tuan-tuan tanah, reaksioner, yang menentang peradaban dan kemajuan.
Pada saat yang sama mereka melemparkan ketakutan di kalangan mullah dan para murid serta ‘orang-orang terpelajar’, ilmuwan universitas dengan propaganda keji yang menuduh mereka semua sebagai ateis, serba bebas dan menetang setiap manifestasi agama.
Dan sekarang, dengan rahmat Allah serta pengorbanan seluruh bangsa termasuk para ulama, universitas, para pedagang, kaum buruh, para pekerja pertanian industri dan lain-lainnya. Rantai perbudakan telah disingkirkan, belenggu perbudakan telah diputuskan, kekuatan sombong telah ditolak dan akhirnya negara diselamatkan dari cengkeraman-cengkeraman mereka dan dari cengkraman boneka-boneka domestiknya.
Saya hendak menganjurkan kepada generasi sekarang dan yang akan datang supaya mengendurkan usaha-usaha mereka. Biarlahorang-orang universitas dan para pemuda memperkuat ikatan persahabatan dan saling pengertian dengan ulama juga para siswa itmu agama. Jangan abaikan rencana-rencana musuh yang licik dan adakanlah konsultasi serta bimbingan dimana saja Anda melihat seseorang mencoba untuk menabur benih perselisihan dan perpecahan.
Apabila nasehat Anda kepada para individu itu tidak efektif, berpalinglah dari mereka, kucilkan mereka dan jangan biarkan rencana persekongkolan mereka berakar. Karena mencegah lebih baik dari mengobati. Para siswa di sekolah Teologia maupun universitas harus waspada terhadap propaganda buruk yang disiarkan oleh guru-guru dan guru besar mereka segera setelah mereka mendengar seorang instruktor mengatakan atau menerangkan hal-hal yang mendistorsi kebenaran dan menyelewengkan flkiran mereka. Tolaklah instruktur semacam itu bagi mereka maupun kelas-kelas mereka. Saran ini terutama ditujukan kepada kaum mullah dan pelajar ilmu agama di pusat-pusat pendidikan agama.
Persekongkolan di universitas-universitas mempunyai satu dimensi dan kedalaman yang khusus. Kedua jenis siswa itu harus waspada akan rencana-rencana jahat itu.
b. Salah satu persekongkolan.
Salah satu persekongkolan yang paling efektif yang patut disarangkan telah meninggalkan bekas yang tak tersingkirkan pada bangsa-bangsa termasuk bangsa kita sendiri adalah pengasingan rakyat negara-negara jajahan dari mereka sendiri.
Dengan kata lain, orang-orang yang dibaratkan dan ditimurkan telah terasing dari kultur mereka sendiri dan memandang bangsa-bangsa adikuasa sebagai kultur yang lebih unggul dari mereka. Mereka telah sampai pada anggapan bahwa adikuasa sebagai kiblat mereka dan memandang aplikasi dengan adikuasa dari kedua kutub sebagai tak terelakkan dan tak terpisahkan untuk mereka sendiri. Masalah ini mengandung sejarah sedih yang panjang dan pukulan-pukulan yang telah kita terima dan yang sekarang sedang mereka terima adalah menghancurkan dengan fatal.
Suatu poin yang paling tak menyenangkan ialah para penjajah telah menghalangi rakyat yang tertindas di bawah kekuasaan mereka dari segala kemajuan dan telah mengalihkan mereka menjadi bangsa-bangsa konsumen.
Kekuatan-kekuatan kolonial telah begitu menakutkan kita melalui kekuatan dan kemajuan syaitan mereka sehingga kita tidak berani mengambil inisiatif; malah menyerahkan fikiran kitakepada mereka. meletakkan nasib kita di tangan-tangan mereka serta menjadi pengikut mereka dengan mata dan telinga kita tertutup. Kekosongan dan mental buatan ini telah mencegah kita untuk mempercayai, mengandalkan pengetahuan, pemikiran kita sendiri juga kita menjadi pengikut buta kepada Timur dan Barat.
Bilamana kita mempunyai dan menyatakan inisiatif-inisiatif kegiatan dan kultur kita sendiri, hal ini sampai pada tumpukan kritik serta ejekan yang datangnya dari para penulis, orator yang telah ditimur-baratkan sehingga hasil bersihnya adalah untuk menekan kemampuan-kemampuan asli kita. Kebiasaan-kebiasaan dan cara-cara asing bagaimanapun buruknya dipromosikan, dipropagandakan dan dipaksakan kepada bangsa melalui tindakan kata-kata serta puji-pujian. Misalnya, apabila sebuah buku mengandung sejumlah kata-kata dan istilah asing, itu akan diterima langsung dengan rasa kagum dan tanpa menilai maknanya. Penulis buku semacam itu dianggap terpelajar dan berfikiran luas. Apa saja yang dibumbui dengan terminologi Barat atau Timur adalah baik, pantas dan dianggap sebagai suatu tanda kemajuan peradaban. Apabila dilakukan dalam bahasa-bahasa rakyat itu dipandang terbelakang.
Anak-anak kita yang nama-namanya berasal dari akar asing Barat merasa bangga dan maju. Apabila mereka memakai nama tradisional maka mereka dipandang terbelakang. Jalan-jalan dan lorong kita yang memakai nama-nama asing jauh lebih baik daripada nama jalan dan lorong yang memakai nama biasa atau lokal. Ini berlaku bagi perusahaan-perusahaan, Masyarakat, asosiasi-asosiasi, toko-toko maupun nama-nama rumah obat, perpustakaan, toko buku dan berbagai barang dan produk konsumer maupun dagang, karena mereka lebih sering mempunyai klien yang lebih luas dan menjual serta beroleh pendapatan lebih besar.
Cara-cara Barat dan semua fase hubungan sosial, dan dalam semua tahap kehidupan, adalah sebab kebanggaan untuk dipandang sebagai tanda-tanda peradaban dan kemajuan. Sementara itu cara-cara perilaku dan adat istiadat tradisional dipandang terbelakang dan memuja nenek moyang.
c. Ke luar negeri untuk pengobatan flu yang biasa harus dilakukan tanpa menghubungi dokter pribumi.
Ke luar negeri untuk pengobatan flu yang biasa harus dilakukan tanpa menghubungi dokter pribumi. “Terkutuk dokter pribumi! Mereka tak tahu apa-apa!” Membuat perjalanan ke Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan Moskow memperbesar martabat, sementara berhaji dan mengujungi tempat-tempat suci lain dianggap kuno.
Pengabaian terhadap semua yang berhubungan dengan agama serta moralitas adalah tanda keterbukaan pikiran dan peradaban, sementara dedikasi kepada hal-hal ini merupakan tanda kuno. Saya tidak mengatakan bahwa kita sendiri mempunyai segala sesuatu. Dalam perjalanan sejarah akhir-akhir ini, terutama beberapa hari terakhir ini, kita telah tertindas dari setiap kemajuan. Para negarawan khianat dari rezim Pahlevi dan mesin propaganda mereka meremehkan setiap produk dalam negeri, menciptakah rasa kurang harga diri pada kita dan menghalangi semua jalan dan sarana serta kemajuan.
d. Sekarang.
Sekarang, karena bangsa Iran sampai ukuran luas, telah terbebas dari perangkap-perangkap semacam itu dan generasi-generasi tertindas telah bangkit untuk bekerja dan menciptakan inisiatif-inisiatif mereka sendiri, yang banyak contohnya, seperti membuat suku cadang pesawat terbang, yang semua orang berpilirtidak dapat dibuat secara lokal, menjadi suatu realitas. Karena, blokade ekonomi dan faktor-faktor peperangan yang memaksa pembuatan lokalnya tanpa bantuan para ahli asing.
Saya hendak menekankan supaya bangsa kita waspada dan berjaga-jaga supaya jangan sampai kaum politisi yang berapiliasi ke barat atau ke timur menarik kita kembali kepada pencoleng internasional. Ambillah tindakan yang menentukan dan jauhkan segala ketergantungan. Yakinlah bahwa ras Aria atau Arab sama sekali tidak kurang ketimbang ras Eropa, Amerika atau Rusia. Apabila kita berhasil mendapatkan diri kita yang sesungguhnya dan tidak membiarkan keputusasaan menangkap kita juga bersandar pada diri kita sendiri, tidak mengharap kita untuk bersandar pada diri kita sendiri serta tidak mengharapkan apapun dari orang lain, maka kita sendiri dan tidak mengharapkan apa pun dari orang lain maka kita akan mampu, lambat laun, untuk berbuat serta membuat segala sesuatu.
Ini mungkin asal anda bersandar pada Allah Yang Mahakuasa, diri anda sendiri dan memutuskan segala ketergantungan kepada orang lain. Sebagai tambahan anda harus bekerja keras untuk mencapai kehidupan yang terhormat serta melepaskan diri dari pengaruh dan dominasi orang lain.
Adapun wajib bagi para pejabat dalam pemerintahan sekarang dan yang akan datang untuk memelihara dan menghargai para ahli serta spesialis mereka. Mendorong mereka melalui dorongan moral dan material untuk membuat inisiatif-inisiatif.
Perlulah bahwa bangan-barang konsumen yang merugikan supaya tidak diimpor. Biarlah rakyat mencukupkan dengan apa yang mereka punyai sehingga mereka dapat membuat sendiri segal a sesuatu. Saya meminta kepada para pemuda putra dan putri, supaya tidak mengorbankan kebebasan kemerdekaan dan nilai-nilai manusiawi mereka demi kemewahan, ke pelesiran dan keburukan-keburukan lain yang ditawarkan kepada Anda oleh agen-agen korup Timur dan Barat.
Pengalaman telah mengajarkan kita bahwa mereka menginginkan kemunduran anda, menguasai kekayaan dan sumber-sumber alam serta ketidakperdulian terhadap nasib Anda dan nasib negara anda. Mereka menghendaki Anda hanya sebagai konsumer; mereka berusaha menjajah negeri Anda dan mengeskploitasinya untuk kebaikan mereka sendiri. Mereka menghendaki anda menjadi tergantung kepada mereka. Ini satu jalan di mana mereka berusaha untuk menahan kita dalam keadaan terbelakang dan tak berkembang, sebagaimana mereka katakan, kedudukan manusia semiprimitif.
Mengenai ulama versus intelektual, ataukalangan universitas, telah saya sebutkan, mereka berhasil hingga ukuran tertentu dalam mengucilkan kaum ulama dan dalam menyelewengkan kaum muda dengan menunjukkan mereka kepada propaganda barat yang korup dan keji. Mereka juga berhasil dalam mengadu domba kalangan intelektual dan kalangan ulama. Oleh karena itu sekarang setelah universitas dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi lainnya telah dibersihkan, kita semua harus menolong para pejabat untuk mencegah berulangnya kondisi-kondisi itu. Tugas vital ini harus dilakukan secara hakiki oleh para siswa dan personel universitas dan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru, karena mencegah perusakan lembaga-lembaga ini berarti mencegah penyelewengan bangsa.
Nasehat saya kepada seluruh pemuda dan generasi muda terutama, kepada orang tua mereka, dan ketiga kepada para pejabat pemerintah dan kaum terpelajar dan kepada semua orang lainnya yang mencintai negara, ialah memberikan segala sesuatu yang ada pada mereka kepada tugas vital untuk menjaga universitas dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi lainnya supaya selalu bersih karena hal ini menjaga negara dari segala kerusakan. Saya meminta kepada setiap generasi untuk menyerahkan lembaga-lembaga ini kepada generasi berikut dalam keadaan bersih. Nasehat saya kepada generasi-generasi penerus ialah untuk menjaga supaya semua lembaga pendidikan tinggi bebas dari penyelewengan dan dari bersandar ke Timur atau ke Barat, karena ini akan berarti penyelamatan mereka sendiri, pemeliharaan negara dan pengekalan keimanan mereka.
e. Komitmen para anggota Majelis Syura Islami.
Komitmen para anggota Majelis Syura Islami adalah suatu hal yang besar. Kita menyaksikan kerusakan yang diderita Islam dan Iran di tangan wakil-wakil yang menyeleweng dan korup di majelis yang sebelumnya sejak rezim “konstitusional” dimulai dalam negara melalui era penguasa Pahlevi. Anggota-anggota majelis semacam itu adalah para individu yang tak berharga, para pelayan kekuasaan barat yang mengkhianati negara dan bangsa.
Selama lima puluh tahun pemerintahan tirani rezim Pahlevi, mayoritas pura-pura para anggotanya dipalsukan. Mereka melaksanakan dikte-dikte para anggotanya dipalsukan. Mereka melaksanakan diktedikte Uni Soviet danlnggris dan dalam dasawarsa terakhir, dikte Amerika Serikat. Mereka adalah agen-agen kekuatan asing yang tidak kompeten untuk memaksakan kepada rakyat pandangan-pandangannya melalui boneka-boneka despotik. Reza Khan anaknya Mohammad Reza Khan. Wakil-wakil yang jujur dan berani merupakan minoritas yang tertindas dan diabaikan.
Setelah konstitusi dimulai di Iran, pasal-pasalnya yang kokoh hampir selalu diabaikan. Sebelum Reza Khan berkuasa, negara berada di tangan sejumlah “feodal” yang dipertuan pengkhianat pro-Barat. Kemudian datang rezim keji Pahlevi dan agen-agen kejamnya.
Tetapi, dengan rahmat Allah dan dengan usaha bangsa dengan penuh tekad dan semangat, nasib negara telah jatuh ke tangan rakyat sendiri. Wakil mereka yang sebenarnya telah dipilih oleh rakyat sendiri tanpa campur tangan asing dan tanpa campur tangan pemerintah serta bangsawan-bangsawan feodal. (Wakil-wakil) telah dikirim ke Majelis Syura Islami. Diharapkan bahwa dedikasi mereka kepada Islam dan kepemimpinan negara akan mencegah semua penyelewengan dan penyimpangan.
Saya anjurkan kepada generasi sekarang dan yang akan datang untuk memilih orang-orang yang berkebajikan jujur dan terdidik dalam setiap pemilihan. Biarlah orang-orang dengan komitmen kepada Islam dan Republik Islam, orang-orang yang kebanyakannya dari kalangan tertindas, mencegah masyarakat yang tidak diselewengkan juga tidak pula sesat dari jalan yang lurus.
Biarlah wakil-wakil Anda di majelis merupakan orang-oi-ang yang tanpa bersandar ke timur atau barat, para individu yang menyadari permasalahan zaman dan kebijakan Islam. Nasehat saya kepada para ulama yang terh.rmat terutama para tnujtahid, ialah supaya mereka tidak menjauh dan menunjukkan ketidakpedulian kepada pemilihan wakiI-wakiI untuk majelis, begitu pula pemilihan Presiden Republik Islam. Anda semua melihat, dan generasi mendatang akan melihat, betapa para politisi semacam itu dan memandang campur tangan dalam urusan negara serta kaum muslimin sebagai terletak di luat parameter posisi dan status mereka. Dan sebagai akibatnya mereka meninggalkan wilayah politik kepada unsur-unsur pro Barat dan pro Timur yang membuat kerusakan-kerusakan pada konstitusi, negara dan Islam yang membutuhkan puluhan tahun untuk memperbaikinya.
Sekarang alhamdulillah, rintangan-rintangan itu telah disingkirkan dan tidak ada dalih yang dapat diperoleh. Suasana bebas telah ada untuk keterlibatan pada partisipasi dalam urusan-urusan negara. Suatu dosa yang tak tertebus ialah mengkompromikan urusan kaum muslimin setiap orang haruslah sejauh mungkin, dapat memberikan pelayanan kepada Islam dan kepada negara. Setiap orang harus, sedapat-dapatnya mencegah dan menghalangi penyebaran pengaruh unsur-unsur pro timur dan pro barat dan pengaruh orang-orang yang menyeleweng dari ajaran Islam yang agung. Semua harus menyadari bahwa lawan-lawan Islam dan Muslimin yakni para pencuri internasional dan para adikuasa, menginpiltrasi ke dalam negara kita, ke dalam negara Islam denga halus dan berangsur-angsur. Memanipulasi rakyat setempat ke dalam penjajahan.
Anda semua harus waspada dan berjaga-jaga, dan segera setelah anda melihat bahwa langkah semacam itu akan dilakukan bertindaklah untuk melawan dan menertalisasinya. Jangan memberikan waktu kepada mereka! Semoga Allah menolongdan membantu anda!.
Saya meminta kepada para anggota Majelis Syura Islam yang sekarang maupun yang akan datang, supaya tidak menghormati tetapi menolak unsur-unsur dari setiap delegasi yang menyeleweng, merebut suara para pemiliknya melalui intrik dan politik pemalsuan. Jangan sampai ada unsur sabotase untuk mendapatkan jalan ke majelis. Saya menasehati para minoritas keagamaan yang diakui untuk belajar dari sidang-sidang majelis tentang rezim Pahlevi dan memilih wakil-wakil berdedikasi kepada agama mereka sendiri serta komited kepada Republik Islam. Orang-orang yang tidak tergantung kepada kekuatan-kekutan penelan dunia yang tidak bersandar kepada setiap ideologi penyeleweng, palsu atau ateis. Saya meminta kepada seluruh de- legasi majelis untuk saling memperlakukan dengan kemauan baik dan persaudaraan yang sebesar-besarnya serta berhati-hati supaya jangan ada hukum yang bertentangan dengan Islam. Berlaku ikhlaslah kepada Islam, satu dan semua untuk mencapai kebahagiaan di dunia ini serta di akhirat.
Nasehat saya kepada Dewan Perwakilan, sekarang dan yang akan datang, supaya melaksanakan tugas-tugas Islami dan nasionalnya dengan kekuatan dan sikap hati-hati yang besar agar tidak terpengaruh oleh apa pun untuk membatalkan setiap undang-undang atau peraturan yang bertentangan dengan lslam dan juga konstitusi. Dewan itu harus memperhatikan keadaan negara yang kadang-kadang harus dipulihkan dengan perintah-perintah sekunder dan kadang-kadang melalui perwalian wilayatul faqih.
Nasehat saya kepada bangsa yang terhormat ini supaya berpartisipasi secara aktif dalam segala area yang berhubungan dengan pemulihan, baik pemilihan presiden, pemilihan anggota majelis atau pemilihan para ahli untuk menetapkan Dewan Pimpinan. Pemilihan dan pengangkatan wakil-wakil itu harus berdasarkan kriteria yang kokoh dan dapat dipercaya. Misalnya, apabila kelengahan pemilihan para ahli untuk menetapkan Dewan Pimpinan, atau pemimpin, tidak djdasarkan pada hukum-hukum dan standar keagamaan, maka kerusakan yang tak terpulihkan pada agama dan negara akan timbul dalam hal mana semua harus bertanggung jawab di hadapan Allah. Dengan demikian ketidaksertaan dalam pemilihan oleh rakyat, dari ulama dan pejabat sampai ke lapisan masyarakat lainnya, termasuk masyarakat pedagang, pekerja, petani, pegawai, dan semua lainnya menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab, baik dalam generasi sekarang atau generasi mendatang.
Saudara boleh jadi tidak hadir dalam gelanggang politik dan tidak ikut serta dalam urusan-urusan dan pemilihan. Daliim hal-hal tertentu dapat merupakan dosa yang sangat parah.
Oleh karena itu, semua harus mengingat bahwa mencegah lebih baik dari mengobati. Apabila tindakan yang semestinya tidak dilakukan lebih dahulu, maka pengontrolan urusan akan terlepas dari semua tangan. Ini suatu realitas yang kita semua telah mengalaminya setelah pemerintahan konstitusional diproklamasikan dalam negara. Tidak ada tindakan pengobatan yang lebih baik dan lebih efektif ketimbang rakyat seluruh bangsa melakukan tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya sesuai dengan hukum-hukum dan standar Islam.
Dalam pemilihan presiden dan wakil-wakil majelis, para pemberi suara harus meminta nasehat dari kaum yang terpelajar dan yang berpikiran terbuka. (Orang-orang ini harus) sadar akan jalur-jalur tindakan dan Komited, tidak bergantung pada negara-negara kuat yang ekploitatif tetapi malahan para individu yang terkenal baik untuk kebajikan dan komitmen mereka kepada Islam dan Republik Islam.
Nasehat semacam itu juga harus dimasukkan kepada para ulama yang berdedikasi dan bajik. Harus diperhatikan untuk menjamin bahwa orang- orang yang terpilih sebagai presiden negara Islam dan wakil majelis, adalah orang-orang yang telah merasakan dan mengalami keadaan kaum papa serta tertindas dari masyarakat. Menaruh keperihatinan terhadap kesejahteraan kelompok ini. Presiden dan wakil-wakil majelis tidak diangkat dari kapitalis, gila tanah, Kalangan tinggi yang yang tenggelam dalam kepelesiran jasadi dan tidak mampu merasakan pahit dan sakitnya kaum papa, orang-orang berkaki telanjang dan tertindas.
Kita harus menyadari bahwa apabila anggota maje!is dan presiden kompeten, kebanyakan kesulitan tidak akan muncul. Apabila permasalahan muncul, hal itu akan diselesaikan secara yang pantas dan patut. Ini point yang harus diingat setalian dengan pemilihan Dewan Perwalian atau pemimpin.
Haruslah diingat bahwa jika anggota-anggota Dewan Ahli dipilih berdasarkan atas kebajikan dan mengingat akan pandangan-pandangan ulama yang menonjol di zamannya serta di seluruh negeri, sedikit atau tidak ada problem yang akan muncul berkenaan dengan pemilihan orang yang paling layak, pemimpin yang palingmemenuhi syarat, dan anggota-anggota Dewan Perwalian.
Pasal 109 dan 110 Undang-undang pemilihan “Para Ahli”, “Para Delegasi”, “Pemimpin”, dan anggota-anggota untuk Dewan Perwalian. Itu menunjukkan keburukan yang mungkin menimpa Islam, negara dan kepada Republik Islam, jika terjadi kesalahan dan kelengahan dalam pemilihan-pemilihan ini, Karena peluang terjadinya kerusakan semacam itu tinggi, maka pastilah ada ganjaran dan sanksi Ilahi.
Nasehat saya kepada pemimpin dan para Dewan Perwalian pada era ini, yang merupakan era invasi dan agresi oleh para adikuasa serta badut-badut mereka dari dalam dan luar untuk melawan Republik Islam, sesungguhnya melawan Islam, para pemimpin dan Dewan Perwalian dalam masa-masa mendatang, adalah untuk mengabdikan diri untuk melayani Islam, kaum mustadh’afin dan Republik Islam. Jangan berfikir bahwa perwalian itu sendiri merupakan anugrah, atau kedudukan tertinggi bagi Anda. Malahan, anggaplah perwalian itu suatu tugas berat dan penting, di mana, jika kesalahan-kesalahan diperbuat karena pertimbangan-pertimbangan rendah, orang-orang yang berbuat salah akan hidup aib di sisa masa hidupnya di dunia dan akan menemui kemurkaan Allah dihari kemudian. Saya memohon kepada Allah dan berdoa kepada-Nya semoga ia menerima kita di sisi-Nya, karena lulus dari ujian ini. Tugas dan pengujian yang penting berlaku juga uhtuk presiden sekarang dan yang akan datang. Ini berlaku juga bagi semua pejabat sebanding dengan tanggung jawab mereka. Orang-orang harus mengingat kehadiran Allah dan pengawasan-Nya terhadap tindakan mereka. Semoga Allah Yang Mahakuasa menjadi pembimbing mereka.
f. Salah satu dari pertanyaan besar yang penting.
Salah satu dari pertanyaan besar yang penting adalah masalah pengadilan, karena hal itu melibatkan kehidupan manusia dan kebajikan. Nasehat saya kepada pemimpin dan Dewan Perwalian adalah supaya berusaha keras dalam melakukan pemilihan orang yang berkualitas tihggi dan sungguh-sungguh komited, pribadi yang berdedikasi, untuk diangkat sebagai hakim dan posisi-posisi kehakiman tinggi yang lain.
Pribadi semacam itu harus memiliki otoritas dalam hukum-hukum agama Islam dan politik. Saya meminta Dewan Mahkamah Tinggi untuk membersihkan kondisi-kondisi buruk dimana semua materi-materi hukum yang sah telah tenggelam selama rezim yang terdahulu; singkirkanlah orang-orang yang mempermainkan jiwa rakyat dan harta, orang-orang yang meremehkan keadilan Islam, laksanakanlah perubahan-perubahan revolusioner dalam sistem hukum, dan gantilah hakim-hakim yang tidak berkualitas Islami dengan hakim-hakim yang berkualifikasi Islami, yang takwa, yang dilatih di perguruan-perguruan agama, terutama pusat keagamaan di Qum, dan telah direkomendasikan untuk diangkat dalam jabatan kehakiman.
Diharapkan bahwa dalam waktu singkat peradilan Islam akan berfungsi secara semestinya di seluruh negeri. Saya nasehatkan hakim-hakim sekarang maupun yang akan datang untuk m.engingat hadis para Imam as. Ingatkan diri Anda tentang peristiwa-peristiwa dimana keadilan tidak ada dan ingatlah akan pentingnya pengadilan dan bahaya;yang inheren pada pencemarannya. Hendaklah semua orang yang berkualifikasi peradilan, meningkatkan keadilan dengan pekerjaan mereka dan tidak mengizinkan kedudukan hakim jatuh ke tangan orang-orang yang salah. Hendaklah semua mengetahui bahwa tanggung jawab kehakiman adalah berat dan besar, pahalanya cemerlang, banyak dan besar. Juga hendaklah diketahui bahwa kedudukan hakim adalah kewajiban agama yang hanya bagi beberapa orang.
g. Nasehat saya kepada pusat-pusat keagamaan suci.
Nasehat saya kepada pusat-pusat keagamaan suci, seperti yang telah sering saya katakan. ialah bahwa para lawan Islam dan Republik Islam telah bertekad untuk mencabut Islam dengan setiap cara jahat yang mungkin. Suatu pendekatan besar yang mereka lakukan terhadap tujuan jahat mereka, yang berbahaya bagi Islam dan pusat-pusat keagamaan ialah menyusupkan para penyabot dan penjahat dalam pendidikan tinggi agama. Dalam jangka pendek, hal ini akan menimbulkan bahaya penyebaran fitnah tentang perilaku siswa.
Dalam jangka panjang, infiltrasi para agen jahat semacam itu ke perguruan tinggi agama, dan menyatunya mereka dalam barisan para siswa pusat-pusat pendidikan ini. Akan lebih berbahaya lagi, bilamana beberapa diantara mereka mencapai posisi yang tinggi melalui kelicikan mereka. Dengan pertolongan pengetahuan pura-pura tentang peraturan Islam, mereka mungkin mendorong masuk merebut kepercayaan rakyat, dan pada saat yang tepat, memberikan pukulan fatal kepada sekolah-sekolah agama, kepada Islam maupun negara.
Kita menyadari bahwa para adikuasa telah menanamkan agen-agen mereka dalam berbagai masyarakat, dengan berbagai samaran, seperti nasionalis, liberalis semu, intelektual spiritual semu dari ahli hukum, dan sebagainya. Kelompok yang disebut terakhir ini apabila mendapat kesempatan adalah paling merusak dan merugikan. Agen-agen semacam itu hidup, kadang-kadang selama berpuluh tahun, di kalangan bangsa-bangsa dengan sabar, berperilaku pura-pura patriot. Ruhaniawan dan rancangan- rancangan lainnya, melaksanakan tugas-tugas mereka pada saat-saat yang pa-ling sesual. Dalam jangka waktu yang pendek jejak kemenangan revolusi, bangsa kita telah melihat agen-agen semacam itu dengan nama Mujahidin Khalq, Fida’iyyan Khalq, Tudeh, dan berbagai nama lain. Perlulah agar semua bekerja sama dalam menetralisasi persekongkolan semacam itu. Semua harus waspada akan bahaya agen-agen ini. Pembersihan pusat pendidikan agama harus diutamakan. Ini tugas dari para mudarris yang terh.rmat dan para ulama terkenal dari pusat-pusat itu dengan persetujuan para ulama terkenal dari pusat-pusat itu dengan persetujuan para ulama marja’i.
Barangkali pendapat bahwa “Ketertiban terletak dalam ketidak- tertiban”, adalah buatan komplotan ini.
Bagaimanapun. nasehat saya ialah bahwa dalam setiap zaman, terutama di zaman ini, dimana persekongkolan dari intrik telah meningkat dalam semua aspek, perlulah bangkit dan menertibkan pusat-pusat teologis itu. Hendaklah para fakih dan pendidik juga ulama menyediakan waktu dan dengan perencanaan yang cermat serta tepat, membersihkan dan memelihara pusat-pusat keagamaan, terutama pusat pendidikan agama di Qum. Perlu para ulama dari mudarris yang terh.rmat mencegah penyelewengan dan distorsi.
Jangan sampai ada penyelewengan dari metode para fakih besar dalam mencapai prinsip-prinsip fikih, karena hanya dengan jalan ini fikih Islam dapat terpelihara. Usaha-usaha harus dilakukan untuk peningkatan dalam penyimpulan pendapat dan metode penelitian meningkatkan riset dan karya kreatif.
Fikih tradisional, yang merupak warisan para leluhur kita yang kompeten, harus dijaga dan dipelihara. Penyelewengan daripadanya melemahkan dasar-dasar penelitian. Hendaklah studi penelitian menumpuk!
Untuk yakinnya, berkenaan dengan cabang-cabang lain ilmu pengetahuan, program-program penelitian harus direncanakan dengan tujuan bagi kebutuhan negara dan Islam. Orang harus dilatih melakukan karya riset pada tingkat tertinggi dan pada area sebanyak yang diperlukan. Riset, ajaran, pengetahuan dan praktek, harus dapat diperoleh semua orang. Pengetahuan moral Islam, seperti etika, pembersihan jiwa, irfan, dan sebagainya, harus diliputkan dalam pelajaran riset semacam itu. Ini terutama berkenaan dengan pembersihan jiwa dan diri, yang lebih dikenal sebagai jihad akbar. Semoga Allah menolong kita mencapainya.!
h. Satu dari area yang memerlukan pembersihan, perbaikan, dan perhatian.
Satu dari area yang memerlukan pembersihan, perbaikan, dan perhatian, ialah kekuasaan eksekutif. Mungkin hukum-hukum progresif yang bermanfaat dan disahkan oleh Majelis, dibenarkan oleh menteri yang bersangkutan kepada unit atau departemen yang sesuai, untuk selanjutnya diterapkan. Tetapi, personel yang tidak kompeten mungkin mengancam penerapannya dengan distorsi, birokrasi, atau dengan pelanggaraan terus terang atas peraturan dan regulasi. Tindakan semacam itu boleh jadi diambil untuk menimbulkan ketidakpuasan dan keresahan di masyarakat.
Nasehat saya kepada menteri-menteri yang bersangkutan, sekarang dan yang akan datang, hendaklah mereka dan para pegawai mereka yang hidup dari dana umum dan oleh karena itu semua harus menjadi pelayan umum yang sebenarnya, terutama pelayan kaum mustadh’afin. Menciptakan keresahan rakyat, tidak melakukan tugas, dipersalahkan dan mungkin menimbulkan kemurkaan Allah.
Anda semua memerlukan dukungan bangsa. Dengan dukungan rakyatlah, terutama kaum tertindas, maka kemenangan dapat dicapai dan tangan para tirani terputus dari negara dan kekayaannya. Apabila Anda tidak memperoleh dukungan ini pada suatu hari, para penindas menyingkirkan Anda sebagaimana Anda menyingkirkan sistem kerajaan penindas.
Mengingat fakta nyata yang tersebut di atas, Anda harus berusaha untuk memuaskan bangsa ini dan dengan demikian memperoleh kepercayaan mereka. Jauhkanlah perilaku yang tidak manusiawi serta tidak Islami. Karena hal ini, saya anjurkan supaya menteri-menteri yang akan datang juga sangat berhati-hati dalam memilih para gubernur. Yakinkanlah orang-orang itu kompeten, bijaksana, disukai, berdedikasi kepada Islam dan Kepada Republik Islam dan dapat bersatu dengan rakyat. Perlulah bahwa kedamaian dan ketentraman menjadi aturan yang berlaku. Hendaklah diingat bahwa setiap menteri bertanggung jawab tentang Islamisasi dan mengatur urusan-urusan bidang tanggung jawab mereka sendiri. Namun sebagian harus menyadari kementerian ini mempunyai watak yang sangat khas. Misalnya, kedutaan-kedutaan kita di luar negeri.
Sejak hari-hari awal sesudah kemenangan revolusi, saya sering menasehati menteri-menteri luar negeri. Menteri luar negeri yang sekarang ini diharapkan akan mencapai tujuan itu dengan usaha sungguh-sungguh pada waktu yang tepat.
Saya nasehati para menteri luar negeri. sekarang dan yang akan datang, bahwa tanggung jawab Anda memang berat, baik dalam membersihkan kantor-kantor departemen atau Kedutaan, juga dalam area kebijakan luar negeri, pemeliharaan kemerdekaan kita. mernelihara kepentingan negara, dalam area mengadakan hubungan baik dengan negara-negara yang tidak bermaksud campur tangan dengan urusan dalam kita. Jauhkan apa pun yang mungkin menunjukkan ketergantungan dalam berbagai dimensinya. Ketahuilah bahwa ketergantungan pada orang lain dalam hal-hal tertentu, walaupun mungkin nampak berguna bahkan memberikan keuntungan besar, sekarang dan di masa depan, hal ini akan merusak negara pada akar-akarnya. Lakukan setiap usaha untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Islam dan untuk membangkitan para negarawan mereka dan mengundang mereka pada persatuan karena Allah bersama Anda.
Nasehat saya Kepada bangsa-bangsa Muslim ialah: Jangan menunggu bantuan dari luar untuk mencapai tujuan Anda, yang merupakan penerapan ajaran-ajaran Islam itu. Anda harus bangkit sendiri dan melakukan tugas vital yang akan mewujudkan kemerdekaan Anda ini. Hendaklah para ulama besar dan muballiqh terh.rmat di negara-negara Islam mengajak pemerintah untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada kekuatan-keuatan besar asing dan supaya memahami bangsa mereka sendiri. Dengan cara ini kemenangan akan menjadi milik Anda.
Ajaklah bangsa-bangsa untuk bersatu dan menjauhkan perpecahan, yang bertentangan dengan hukum Islam. Berjabat tanganlah dalam persahabatan dengan sesama mukminin di negara mana saja dan bangsa apa saja, karena agama Islam telah menetapkannya sebagai saling bersaudara. Apabila dengan rahmat Allah, semangat persaudaraan dan persamaan ini menjadi kenyataan pada suatu saat.
Nasehat saya kepada kementerian Islam, terutamasekarang, yang mempunyai ciri khas sendiri, ialah supaya bertindak menyiarkan kebenaran melawan kepalsuan dan mengemukakan wajah Republik Islam yang sesungguhnya. Setelah memutuskan tangan-tangan para adikuasa dari negara kita, sekarang kita dilanda oleh gelombang propaganda dari seluruh media massa yang terafiliasi dengan para adikuasa. Pertimbangkanlah tuduhan-tuduhan tak berdasar yang dilontarkan kepada kita oleh para penulis dan pembicara dari media massa-media massa milik para adikuasa ini.
Disesalkan, kebanyakan negara Islam sekawasan. yang seharusnya menurut perintah Islam menunjukkan persaudaraan kepada kita, telah bangkit menentang kita dan menempatkan dirinya sebagai pelayan para penelan dunia, untuk agresi dan invasi terhadap kita, dari setiap sisi dan penjuru. Dan, saran a propaganda kita lemah sementara sekarang dunia berputar sekitar publisitas dan propaganda.
Yang dinamakan para penulis intelektual, terseret ke satu kamp atau lainnya, ambisi-ambisi mereka, keakuan. serta usaha mereka untuk mendapatkan kedudukan eksklusif, tidak membiarkan mereka memikirkan kebebasan dan kemerdekaan negara mereka. Faktor-faktor ini tidak mengizikan para penulis itu untuk sejenak pun memperhatikan kepentingan-kepentingan bangsa mereka sendiri juga menarik perbandingan antara kemerdekaan dan kebebasan dalam Republik Islam dengan rezim tirani yang sebelumnya.
Para penulis dan pembicara itu tak mau berhenti sebentar untuk menimbang dan mengukur kehidupan yang patut dan terhormat dalam negara sekarang, termasuk sebagian dari kesenangan-kesenangan dan kenikmatan hidup, dibandingkan dengan apa yang mereka punyai dalam rezim sebelumnya, yang terbenam dalam ketergantungan, perbudakan, pujian kosong dan pemujaan korupsi dan kejahatan; bila tidak demikian, mereka tidak akan membuat tuduhan-tuduhan palsu yang sama sekali tidak mengena terhadap Republik Islam yang barn lahir ini, akan menggunakan pena dan suara mereka untuk bangsa dan pemerintahan ini.
Masalah propaganda bukanlah pekerjaan kementerian bimbingan saja. Malah merupakan suatu kewajiban bagi semua penulis, orator, seniman dan ulama. Kementerian luar negeri harus mengatur agar kedutaan-kedutaannya disuplai dengan kepustakaan hubungan masyarakat untuk mengungkapkan wajah cemerlang Islam ke seluruh dunia. Apabila wajah Islam sesungguhnya, yang didakwahkan AI-Quran dan Sunnah kepada kita dalam berbagai dimensinya, muncul dari tabir-tabir yang direntangkan oleh lawan, dan dilepaskan dari salah paham para sahabat, Islam akan melimpahi seluruh dunia, dan pahji kehormatannya akan berkibar di mana-mana. Batapa sedihnya kaum muslimin yang memiliki permata paling bermutu menyuguhkannya, suatu barang yang paling berharga sehingga setiap orang berusaha mencari melalui intuisinya sendiri, padahal pemegangnya sendiri tidak menyadarinya, mengabaikannya dan kadang-kadang berpaling dari padanya!
i. Satu dari masalah-masalah sangat penting yang menentukan nasib.
Satu dari masalah-masalah sangat penting yang menentukan nasib ialah masalah lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak sampai ke universitas. Karena luar biasa pentingnya, saya mengulang hal ini dengan sekedar komentar.
Bangsa yang telah dijarah ini harus mengetahui bahwa dalam setengah abad yang lalu, semua pukulan menghancurkan kepada Iran dan Islam terutama datang dari universitas. Apabila universitas dan pusat-pusat pendidikan lainnya secara aktif bergiat dalam latihan, pembersihan, dan pendidikan anak-anak, maka para pemuda kita yang dipersenjatai dengan program nasional yang Islami yang bertujuan untuk meningkatkan kepentingan negara, negara kita dahulu tidak akanditelan oleh Inggris dan kemudian oleh Amerika dan Uni Soviet dengan persetujuan-persetujuan yang merusak tidak akan dipaksakan kepada bangsa kita yang tertindas itu.
Begitu pula, para penasehat asing tidak akan diizikan masuk ke dalam negara kita. Sumber kekayaan kita dan emas hitam bangsa kita tidakakan jatuh ke dalam kantong-kantong kekuatan syaitan. Keluarga Pahlevi dan orang-orang yang bergantung kepadanya akan dapat merampoki kekayaan rakyat ini lalu membangun taman-taman dan vila-vila pribadi di atas tubuh-tubuh rakyat tertindas di dalam dan luar negeri. Bank-bank asing akan tidak menjadi kaya dengan pengorbanan rakyat tertindas dan uang-uang itu tidak akan dikeluarkan oleh thaghut dan anak cucu serta keluarganya untuk pesta-pesta seks dan berbagai tingkah dosa.
Dalam majelis, pemerintah, yudikatif, dan organ-organ lainnya telah muncul dari universitas-universitas yang Islami, maka sekarang bangsa kita tidak akan menghadapi masalah-masalah kehancuran. Apabila para tokoh bersih, dengan kecenderungan nasional dan Islami, tidak seperti apa yang digambarkan sebagai Islam di masa lalu itu, telah dikirimkan ke universitas-universitas kepada ketiga pusat kekuasaan itu, maka situasi akan lain, kita akan sudah melihat hari-hari yang lain. Bangsa kita yang tertindas akan selamat. Kekejaman dan penindasan kerajaariakan digagalkan oleh rakyat jauh sebelumnya, sebagaimana rumah pelacur dan pusat kejahatan yang cukup merusak seluruh generasi muda bangsa kita. Kita tidak akan menjadi ahli waris kondisi-kondisi bobrok oleh kecanduan obat-obatan dan narkotika.
Apabila universitas kita Islami, dan nasionalis, maka ia akan sudah melatih, mendidik dan menyuguhkan kepada masyarakat ratusan ribu mudarris. Betapa sedihnya bahwa lembaga-lembaga ini diurus, dan anak-anak kita dilatih serta di didik semuanya, dengan sedikit pengecualian, oleh orang-orang yang keracunan Timur dan Barat yang dtempatkan pada posisi vital serta ditugasi untuk perencanaan dan perancangan khusus. Anak-anak kita yang tak berdosa yang tercinta, tak berdosa dan tertindas, sarangnya, telah dilatih oleh srigala-srigala yang terafiliasi dengan para adikuasa. Para guru besar dan instruktor ini bersandar pada kekuasaan legislatif, yudikatif, eksekutif dan pengaruh mereka.
Namun, universitas-universitas, Alhamdulillah telah dibebaskan. Sekarang terserah kepada bangsa dan pemerintah Islam ini untuk mencegah unsur-unsur korup yang merupakan penganut ideologi-ideologi menyeleweng. Untuk menginfiltrasi perguruan tinggi pendidikan guru, universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Unsur-unsur semacam itu harus disingkirkan secepat mereka mengambil langkah pertama, sehingga kesulitan-kesulitan itu tidak muncul nanti.
Nasehat saya kepada para siswa dan mahasiswa ialah agar mereka sendiri bangkit dengan berani lalu menentang seluruh penyelewengan dan penyimpangan sehingga kebebasan kemerdekaan bangsa ini dan Anda sendiri tetap am an dan terjamin.
j. Keseluruhan angkatan bersenjata.
Keseluruhan angkatan bersenjata, termasuk angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, pengawal revolusi, polisi, orang-orang dari komitekomite revolusioner, sukarelawan Basij, semua mempunyai status yang khusus. Mereka adalah senjata-senjata yang kuat dari Republik Islam ini dan pengawal perbatasan; mereka menjamin keamanan jalan-jalan, kota-kota dan area-area pedesaan. Sesungguhnya mereka mempersiapkan kedamaian dan keamanan bagi bangsa ini dan berhak mendapat perhatian khusus dari bangsa ini, pemerintah dan Majelis.
Semua harus mengingat bahwa angkatan bersenjata, bidang apa pun, dimanipulasi dan digunakan, lebih dari sesuatu lemabaga dan lebih dari grup mana pun oleh para adikuasa dan siasat destruktif mereka. Melalui angkatan bersenjata dan intrik-intrik politik, kudeta-kudeta diatur dan dilaksanakan; pemerintah dan rezim diubah. Para pengadu yang khianat membeli beberapa kepala dan komandan dari angkatan-angkatan itu dan, melalui mereka ini, mengerjakan persekongkolan-persekongkolan keji, mengambil alih atau mendominasi suatu negara atau suatu bangsa yang tertindas, mengakhiri kebebasan serta kemerdekaan mereka. Apabila para komandan militer terhormat dan bersih, tidak akan ada kesempatan untuk suatu kudeta pada suatu bangsa, tidak pula bagi pendudukannya. Apabila ini terjadi, ia dikalahkan dan dinetralisasi oleh para komandan yang komited dan berdedikasi.
Di Iran, suatu mukjizat terjadi melalui tangan bangsa ini. Para personil angkatan bersenjata yang takwa dan komited serta para komandan mereka yang bersih dan patriotik, mempunyai saham besar di dalamnya. Tetapi sekarang peperangan terkutuk yang dipaksakan atas hasutan, perintah, dan bantuan Amerika Serikat serta kekuatan-kekuatan lain, sesudah dua tahun, bertemu mengalami kekalahan politik dan militer tentara murah yang agresif dan sekutu-sekutunya yang kuat, tidak bebas.
Angkatan bersenjata, pasukan polisi keamanan, orang-orang militan, pengawal revolusi dengan bantuan rakyat yang tak tanggung-tanggung, telah memberikan kehormatan di front maupun di garis belakang peperangan. Intrik-intrik dalam negeri dan pemberontakan-pemberontakan oleh boneka-boneka Timur dan Barat yang bertujuan untuk meruntuhkan Republik Islam, telah dikalahkan oleh para pemuda komite revolusioner, pengawal revolusi, sukarelawan yang dimobilisasi, oleh polisi juga dengan bantuan bangsa ini.
Para pemuda bersemangat inilah yang berjaga-jaga di malam hari supaya keluarga dapat beristirahat dengan damai. Semoga Allah menolong dan membantu mereka! Qleh karena itu, nasehatpersaudaraan saya, pada langkah terakhir tertinggal pada ujung hayat saya, kepada seluruh angkatan bersenjata, supaya mencintai Islam dan dengan sepenuh hati yang cinta kepada Allah dan keinginan bersatu dengan-Nya, meneruskan karya-karya pengorbanan dan pengabdian Anda yang berharga di front-front dan dimana-mana dalam negara.
Waspadalah terhadap kelicikan politik khianat unsur-unsur pro Barat atau pro Timur yang bekerja di balik tirai!
Yakinkanlah, bahwa ujung tajam belati mereka diarahkan dari setiap sisi kepada Anda, lebih dari kelompok mana pun. Mereka hendak mempergunakan Anda yang telah mempertahankan nyawa Anda supaya revolusi dapat menang dan Islam bangkit kembali. Mereka hendak melemparkan Republik Islam dan memisahkan Anda dari Islam dan bangsa ini, dengan berpura-pura Islam dan mengabdl kepada bangsa dan negara, merekaberusaha menjatuhkan Anda ke dalam pangkuan salah satu dari kedua kutub penelan dunia, dengan demikian membatalkan dan mengosongkan usaha-usaha dan pengorbanan-pengorbanan kita dalam kelicikan politik dan berpura-pura mencintai Islam dan bangsa.
Saya nasehatkan dengan tekanan kepada angkatan bersenjata untuk melaksanakan dan menaati peraturan militer tentang ketidakterlibatan dalam politik, partai, grup, atau fraksi. Militer, polisi keamanan, pengawal revolusi atau anggota Basich tidak boleh memasuki gefanggang politik. Menjauhlah dari politik supaya Anda mampu mempertahankan dan memelihara kebanggaan militer Anda, dan jadilah lebah; terhadap perselisihan dan perpecahan ke dalam. Para komandan militer harus melarang masuk ke dalam partai politik orang-orang yang di bawah komandonya. Karena revolusi milik seluruh bangsa, maka pemeliharaannya pun adalah kewajiban semua orang. Oleh arena itu, pemerintah bangsa, dewan pertahanan, Majelis Syura Islami semuanya bertugas dengan tanggung jawab religius dan nasional untuk menentang, sejak mula setiap keterlibatan dalam politik, atau sesuatu tindakan menentang kepentingan Islam dan negara, oleh angkatan bersenjata, terlepas dari kategori, golongan, cabang dan pangkat. Keterlibatan semacam itu pastilah akan merusak dan menyelewengkan mereka.
Adalah kewajiban pemimpin atau dewan perwalian untuk mencegah keterlibatan semacam itu dari angkatan bersenjata, dengan tindakan-tindakan yang menentukan, sehingga tiada bencana boleh menimpa negara.
Nasehat kasihku kepada angkatan bersenjata pada hari-hari akhir kehidupanku di dunia ialah supaya tetap setia kepada Islam sebagaimana Anda setia kepadanya sekarang. Islam adalah satu-satunya akidah kebebasan dan kemerdekaan yang benar, dan Allah Yang Mahakuasa membimbing kita semua kepada kedudukan manusiawi yang mulia dengan cahaya Islam. Islam menyelamatkan Anda, negara, dan bangsa dari ehinaan bergantung pada kekuatan-kekuatan yang hendak memperbudak Anda dan bernafsu untuk membuat negara serta bangsa ini tetap terbelakang, sebagai onsumen dari barang-barang mereka, dengan demikian memasang Anda di bawah belenggu penyerahan.
Pilihlah kehidupan yang terhormat dengan kesulitan daripada perbudakan dengan kesenangan hewani. Ketahuilah bahwa selama Anda mengulurkan tangan Anda epada orang lain untuk kebutuhan-kebutuhan industri maju, maka kekuatan dari kemajuan inisiatif dan reatif tidak akan berkembang dalam diri Anda. Suatu contoh yang objektif telah Anda saksikan sendiri dalam Pasca Revolusi. Orang-orang diantara kita yang nampaknya tidak mampu membuat atau mereparasi apa pun, setelah blokade ekonomi dipaksakan kepada kita, terpaksa menggunakan pikiran dan akal, dan kita berhasil membuat banyak barang-barang yang bagus.
Peperangan ini, blokade ekonomi dan pengusiran para penasehat dan spesialis asing. Merupakan rahmat Ilahi sendiri memboikot barang-barang yang dibuat para penelan dunia, dan berusaha lebih keras dan meningkatkan inisiatif, mereka akan berswasembada dan tidak harus meminta-minta kepada musuh untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Harus saya tambahkan disini bahwa setelah keterbelakangan yang berkepanjangan, kebutuhan kita akan barang-barang buatan asing merupakan suatu fakta yang tak tersangkal. Namun, ini tidak berarti bahwa kita harus tergantung pada salah satu dari kedua kutub dalam ilmu pengetahuan yang maju. Pemerintah dan tentara harus berusaha untuk mengirimkan mahasiswa-mahasiswa yang tulus ke negara-negara industri besar, yang mempunyai teknologi maju, tetapi yang tidak mencari penjajahan atau eksploitasi. Jauhi mengirimkan mahasiswa ke Uni Soviet, Amerika Serikat dan negara-negara yang mengikuti garis salah satu dari kedua kutub ini.
Barangkali, lnsya Allah, akan tiba harinya ketika kekuatan ini menyadari kesalahan mereka dan menjadi manusiawi, serta menghormati hak-hak orang lain. Mudah-mudahan, Insya Allah, kaum papa yang tertindas, mustadh’afin, bangsa-bangsa yang sadar, kaum muslimin yang takwa, melepaskan mereka dari tempat duduknya dan mengambil tempat mereka yang sah, amin!
k. Radio, televisi, pers, bioskop dan teater.
Radio, televisi, pers, bioskop dan teater, adalah sarana yang paling efektif untuk membodohkan dan merusak bangsa-bangsa, terutamagenerasi muda. Selama abad lalu, terutama taruhannya yang kedua, rencana-rencana jahat yang besar ditelurkan dan dilaksanakan melalui media-media ini melawan Islam dan para pelayan yang tulus, para ulama. Media massa juga digunakah dalam jaringan propaganda penjajah Timur dan Barat. Mereka bisa menciptakan pasar untuk barang-barang mewah dan perhiasan.
Media itu difokuskan untuk membuat rakyat meniru orang lain, terutama dalam bidang berpakaian, konsumsi segala macam minuman, peniruan gaya arsitektur dalam perumahan, dan banyak hal lainnya. Berlaku atau bersikap ala Barat dianggap suatu hal yang membanggakan. Orang-orang Eropa semu ini, meniru orang-orang Barat dalam segala bentuk dan cara, dalam berpakaian, dalam berbicara dalam segala macam perilaku dan hubungan sosial. Kata-kata dan istilah asing digunakan dalam pembicaraan dan penulisan, sedemikian rupa, sehingga sulit dipahami oleh kebanyakan rakyat, bahkan oleh kalangan orang yang setara dengan orang yang menggunakannya itu.
Film-film televisi yang menggambarkan produk Timur dan Barat membuat orang muda pria dan wanita tersesat dari jalan normal, pekerjaan mereka, melemparkan dan melupakan kehidupan diri dan kepribadian mereka. la juga menimbulkan pesimisme terhadap diri mereka sendiri, negara mereka dan kultur mereka serta karya-karya seni dan kesusastraan yang bernilai tinggi, yang kebanyakannya beroleh jalan ke gedung-gedung kesenian dan perpustakaan Timur dan Barat melalui pengkhianatan para kolektor.
Majalah-majalah porno mencetak gambar-gambar dan menulis artikel-artikel yang merusak moral. Surat-surat kabar merasa bangga dalam membimbing kaum muda ke Timur atau ke Barat dengan jalan menerbitkan kultur-kultur anti Islam dan anti bumi putra. Publisitas be:sar-besaran mempromosikan pusat-pusat kejahatan seperti rumah-rumah pelacuran, kasino-kasino dan organisasi-organisasi undian. Toko-toko eceran besar menjual barang-barang mewah, alat-alat perhiasan, alat-alat permainan adu untung, minuman-minuman mengandung alkohol, dan sebagainya. Semua ini masuk ke dalam negeri yang difinasir dengan penjualan minyak, gas dan sumber-sumber pertambangan yang berharga lainnya.
Apabila rezim Pahlevi masih hidup tak lama lagi para pemuda kita, putra-putra Islam dan negara yang merupakan harapan bangsa di masa depan,akan sudah hilang dari Islam dan bangsanya, dengan persekongkolan syaitani dari sistem yang korup itu melalui media massa dan para liberal dan intelektual pro Timur dan pro Barat. Atau, kaum muda akan sudah menghancurkan kehidupan mereka di pusat-pusat kejahatan itu, atau berubah menjadi badut-badut para adikuasa dan menghancurkan negara. Dengan kasih-Nya, Allah Yang Mahakuasa telah menyelamatkan kita dari perbuatan para penjahat itu.
Nasehat saya kepada Majelis Syura Islam, kepada Dewan Perwalian, kepada Dewan Tinggi Kehakiman, dan kepada pemerintah, sekarang dan di masadepan, ialah memelihara kantor-kantor berita, pers, dan majalah-majalah dalam pelayanan kepada Islam dan kepentingan negara. Kita semua harus mengetahui bahwa kebebasan gaya Barat merusak pemuda, terkutuk dalam pandangan Islam dan dalam penalaran pikiran.
Propaganda, kesusatraan, kesenian, artikel-artikel, pidato-pidato, buju-buku dan majalah yang bertentangan dengan Islam dan kepentingan negara, adalah tabu. Adalah kewajiban semua Muslim untuk mencegah percetakan dan penyebarannya. Apabila hal-hal itu tidak dihentikan, semua harus bertanggung jawab. Rakyat dan pemuda hizbullah harus melaporkan para pejabat bilamana mereka menemukan hal-hal seperti itu. Apabila para pejabat tidak mengambil tindakan, para anggota hizbullah wajib mencegah hal-hal semacam itu. Semoga Allah menolong kita semua!
l. Semoga nasehat saya kepada kelompok, grup dan orang-orang yang aktif dalam menentang Republik Islam dan Islam.
Semoga nasehat saya kepada kelompok, grup dan orang-orang yang aktif dalam menentang Republik Islam dan Islam, dan kepada anak-anak mereka di luar hegeriatau di kampung halamannya ialah agar pengalaman panjang tentang persekongkolan dan perbuatan dalam cara-cara yang lain dalam meminta dukungan para pejabat dan negara asing, harus menjadi fikiran bagi Anda, yang berdedikasi tak dapat diubah oleh tindakan-tindakan teror dan sabotase, oleh bom-bom yang meledak dan penyebaran dusta yang diperlukan.
Tidak ada negara yang dapat dijungkirkan oleh metode-metode tak manusiawi dan tak logis seperti itu, terutama bangsa Iran, yang para pemuda, orang tua laki-laki dan perempuan, serta anak-anak, seluruhnya mengorbankan hidupanya pada jalan Republik Islam, Quran dan agama. Anda tahu bahwa bangsa ini tidak bersama Anda, tindakan-tindakan kasar Anda dan kegiatan-kegiatan krminal yang Anda lakukan telah memisahkan rakya dari Anda. Anda tidak memperoleh apa pun selain permusuhan dari orang-orang lain.
Nasehat saya kepada menjelang akhir hayat saya ialah jangan berperang melawan rakyat yang tertindas, yang setelah 2.500 tahun di bawah kekuasaan tirani raja-raja, yang telah membebaskan diri dan para pemudanya dari kekuasaan menindas seperti rezim Pahlevi, dan yang telah menggoncangkan pelan dunia Timur dan Barat.
Bagaimana mungkin hati nurani seseorang membolehkan dia berlaku begitu kejam kepada bangsanya sendiri, karena pertimbangan remeh akan sebuah kedudukan? Saya nasehati Anda untuk meninggalkan tindakan-tindakan yang tak berguna dan tidak bijaksana ini. Kembalilah dengan aman kepada negara dan Islam, dari mana saja Anda berada, asal kamu tidak melakukan kejahatan sebelumnya. Bertobatlah, karena Allah Yang Mahakuasa adalah pemurah, dan Republik Islam serta bangsa ini, Insya Allah, akan memaafkan Anda. Apabila Anda telah melakukan kejahatan untuk apa Tuhan telah menjelaskan kewajiban Anda, kembalilah kepada-Nya dari tengah jalan Anda, dan bertobatlah. Dan, apabila Anda mempunyai keberanian, terimalah hukuman dan dengan demikian menyelamatkan jiwa Anda dari “siksaan yang pedih”. Jangan sia-siakan lagi hidup Anda, ambillah sikap dan pekerjaan lain. Ini yang terbaik bagi Anda.
Saya bertanya kepada para pendukung grup-grup ini, di dalam atau luar negeri: Mengapa menghancurkan kehidupan anda dan masa muda anda demi orang-orang yang, sebagaimana telah terbukti nyata, adalah pelayan kekuatan-kekuatan dunia, mengikuti rancangan mereka dan jatuh dalam jebakan mereka?
Insentif apa yang mungkin Anda punyai?
Mengapa Anda berbuat salah terhadap bangsa Anda sendiri?
Untuk apa dan untuk siapa Anda telah tertipu!
Apabila Anda hidup di sini, dalam negeri ini, Anda dapat dengan mata Anda melihat sendiri bahwa massa rakyat yang berkekuatan berjuta-juta adalah setia kepada Republik Islam dan berdedikasi kepadanya. Anda dapat melihat bahwa pemerintah yang sekarang ini paling tulus dalam melayani rakyat dan kaum mustadh’afin. Orang-orang yang secara palsu mengaku bahwa mereka dari rakyat, atau mereka adalah Mujahidin dan Feda’yyan rakyat, sesungguhnya telah bangkit menentang hamba-hamba Allah.
Mereka telah menipu Anda, para pemuda dan pemudi, untuk melayani kepentingan mereka atau tujuan-tujuan salah satu dari kedua kutub rakus, sementara mereka sendiri hidup bersenang-senang dalam rangkulan kedua kutub kejahatan itu. Atau mereka hidup dalam kemewahan dan kesenangan di ‘rumah-rumah pasangan’ atau vila-vila dan meneruskan kejahatan-kejahatan mereka yang dengan itu mereka mengorbankan kedupan anda.
Nasehat asih saya kepada Anda, kaum muda yanghidup di negeri ini atau di luar negeri ialah untuk melepaskan jalah yang salah. Kembalilah dan bergabung dengan rakyat papa dari masyarakat yang melayani Republik Islam dengan sepenuh hatinya. Bertindaklah dan layanilah Iran yang bebas dan merdeka, supaya negara dan bangsa ini terlepas dari keburukan dan kejahatan musuh. Hiduplah bersama-sama dalam kehormatan. Mengapa dan untuk berapa lama anda mendengarkan perintah-perintah orang yang memerangi bangsanya sendiri dengan dukungan para adikuasa, mengorbankan anda untuk tujuan-tujuan dan ambisi buruk mereka?
Dalam tahun-tahun emenangan revolusi, anda perhatikan bahwa kata-kata dan tindakan mereka merupakan dua hal yang terpisah. Klaim- klaim mereka dibuat-buat untuk menipu para pemuda yang berhati murni. Anda harus mengetahui, mereka tidak mempunyai kekuatan menghadapi gerakan membanjir bangsa ini, dan bahwa tindakan mereka hanya akan mengakibatkan kerugian mereka sendiri dan ehancuran hidup mereka. Saya telah melaksanakan tugas saya untuk memberi nasehat dan saran.
Saya harap Andamendengarkan nasehat ini, yang akan sampai kepada Anda setelah saya wafat, etika tidak lagi ada persoalan tentang keuntungan pribadi bagi saya, dan dengan demikian melepaskan diri Anda dari penderitaan-penderitaan pedih yang dititahkan Allah. Semoga Allah Yang Mahakasih membimbing anda ke jalan yang lurus!
Nasehat saya kepada kaum kiri, seperti para komunis, Feda’iyyin Khalq dan grup-grup kiri lainnya, ialah: Tanpa mempelajari lebih dahulu berbagai ideologi. tanpa mencari dan memperoleh pandangan para pewenang tentang Islam, Bagaimana Anda membiarkan diri Anda memeluk ideologi yang telah kalah dan tidak berfungsi?
Apa insentif Anda?
Apa yang membuat hati Anda menetap pada sesuatu ismeisme yang telah dianggap kosong dan hampa oleh para peneliti?
Apa tujuan Anda dalam kehendak untuk menyeret negara Anda ke dalam pengakuan Amerika, Uni Soviet atau Cina?
Apa yang membuat anda memerangi bangsa anda sendiri atas nama cinta kepada rakyat, atau bersekongkol melawan rakyat sendiri untuk kepentingan orang asing?
Anda sangat melihat bahwa orang-orang yang telah mengklaim dan menganut komunisme sejak awal mulanya adalah paling diktator, haus kuasa dan hegemonis.
Berapa banyak bangsa yang hancur di bawah tekanan Uni Soviet lalu lenyap?
Bangsa-bangsa yang diperintah Uni Soviet, muslimin atau bukan, sedang berjuang dari bergelut di bawah tekanan diktator partai komunis. Tertekan dari segala kemerdekaan, mereka semata-mata hidup dalam penindasan yang jauh lebih buruk dari apa pun di dunia ini.
Stalin adalah salah satu dari yang dinamakan wajah-wajah cemerlang pada partai itu. Kita semua melihat masuk keluarnya serta upacara-upacara aristokratis yang menyertainya. Bahkan sekarang, ketika Anda, para individu yang tertipu, siap mengorbankan hidup Anda karena cinta kepada partai itu, rakyat Soviet yang tertindas dan bangsa-bangsa satelit dari negara itu, seperti rakyat Afghanistan dan sebagainya, sedang melenyap di bawah kekejaman rezim Soviet. Sementara itu, Anda yang mengaku memihak kepada rakyat, menyakiti dan merugikan rakyat dalam setiap cara yang mungkin sekuat kuasa Anda.
Anda melakukan kejahatan-kejahatan yang tak terkira-kira terhadap rakyat Amol yang terhormat, yang secara salah Anda anggap sebagai pendukung kuat Anda, dan dengan salah mengirimkan sejumlah besar dari mereka untuk berperang melawan pemerintah dan rakyat dengan hasil sebagian besar dari mereka terbunuh.
Anda, pendukung rakyat tertindas, ingin menyerahkan rakyat Iran yang tidak berdosa dan tertindas kepada pemerintah diktator Soviet dan untuk ini Anda memakai kedok dan menyebut diri Anda Feda’iyyin Khalq dan mendukung penindasan. Ini sedang dilaksanakan sekarang oleh partai Tudeh dan pengikut-pengikutnya melalui persekongkolan dan intrik-intrik di bawah pendukung Republik Islam dan dengan kelompok (kiri) lain dengan menggunakan senjata teror, pemboman dan lain-lain.
Saya menasehati semua partai (politik) dan grup-grup yang lebih dikenal sebagai kiri (meskipun indikasi-indikasi menunjukkan afiliasi mereka dengan komunis Amerika) , apakah diberi makan atau diilhami oleh Barat; atau orang yang menamakan diri ‘pemerintahan sendiri’ dan mendukung orang-orang Kurdi dan Baluchistan, telah mengangkat senjata dan menghancurkan kehidupan rakyat Kurdistan yang tertindas dan suku-suku lokal yang lain. (Anda) telah mengancam usaha-usaha pemerintah Islam dalam menyajikan layanan pendidikan, medis dan ekonomi maupun aktivitas pembangunan di provinsi-provinsi ini. Kelompok-kelompok semacam Demokrat, Komeleh, akan membantu bangsa itu.
Pengalaman-pengalaman menunjukkan bahwa mereka semata-mata melakukan kerusakan dan tidak membawa sesuatu pun kecuali kemelaratan kekawasan itu. Itulah hal-hal yang dapat mereka lakukan, dan tidak lebih dari ini. Dengan demikian, demi kepentingan mereka sendiri, bangsa mereka dan propinsi mereka, agar mereka bekerjasama dengan pemerintah, menghindari pengacauan, pelayanan kepada orang-orang asing, dan pengkhianatan kepada negara. Malahan, hendaklah mereka berpartisipasi dalam membangun negara dan meyakinkan bahwa Islam lebih baik bagi mereka dari kejahatan Barat kediktatoran Timur, dan mencapai hasrat-hasrat manusia yang terbaik.
Nasehat saya kepada kelompok-kelompok Muslim yang secara keliru cenderung ke Timur atau ke Barat, dan kadang-kadang mendukung kaum munafikin yang pengkhianatannya terbukti, dan tidak sengaja mengutuk orang-orang yang menentang musuh-musuh Islam, ialah agar mereka tidak bersikeras dalam kesalahan mereka. (Dalam memberi contoh) keberanlan Islami, mereka harusnya mengakui kesalahan-kesalahan mereka, dan untuk mencapai keridhaan Ilahi, dengan rakyat, lalu bersama-sama menyelamatka,n sejarah kaum mustadh’afin dari kejahatan dan kekejaman kaum mustakbirin. Ingatlah apa yang dikatakan oleh mujtahid besar Mudarris dalam sidang Majelis yang sedih: “Kalau kita mesti dihancurkan, mengapa harus kita sendiri yang melakukannya?” Dalam mengenang syahid besar itu, saya katakan kepada Anda sekarang bahwa jauh lebih kita dimusnahkan dari mukabumi secara terhormat oleh Amerika Serikat atau Uni Soviet dan menemui Tuhan kita dalam kemuliaan, daripada hidup senang di bawah panji pasukan Barat.
Demikianlah pratek para Nabi besar, para Imam suci dan para agamawan besar yang kita ikuti. Kita harus meyakinkan diri kita bahwa apabila suatu bangsa menghendaki, ia dapat hidup tanpa ketergantungan. dan kekuatan-kekuatan dunia tak dapat memaksakan apa pun kepada suatu bangsa, yang bertentangan dengan kehendak bangsa itu. Harus dipelajari suatu pelajaran dari Afghanistan di mana pemerintah menyerobot dan partai-partai kiri telah bersama Uni Soviet namun tidak mampu menekan rakyat.
Lagipula, sekarang bangsa-bangsa yang tertindas telah bangun dan segera setelah kesadaran mereka bangkit, akan menimbulkan pergolakan, kebangkitan, gerakan, dan revolusi. Mereka akan muncul dari dominasi para penindas mustakbirin. Anda, muslimin, yang mencintai nilai-nilai Islami, dapat melihat sendiri bahwa pemisahan dari Timur dan Barat sedang mengungkapkan rahmat-rahmatnya. Para cendikiawan dan otak-otak pribumi telah menjadi aktif dan sedang bergerak menuju swasembada. Semua yang dipura-purakan oleh para spesialis pengkhianat dari Timur dan Barat sebagai yahg mustahil dapat kita capai, ternyata telah dicapai oleh tangan-tangan dan otak bangsa ini.
Insya Allah kecenderungan itu akan terus berlanjut di masa depan. Sarang, revoiusi ini terjadi terlambat! Sekiranya ini telah terjadi pada awal pemerintah Mohammad Reza negara yang telah dirampoki ini akan lain adanya.
Nasehat saya kepada para penulis, orator, para cendikiawan, para pencari kesalahan, para pengacau, dan semua orang yang mempunyai kompleks inilah: ketimbang membuang waktu Anda mengikuti suatu jalan yang bertentangan dengan Republik Islam dan berbuat sekuat kuasa Andal untuk mencemarkan Majelis, pemerintah, dan para pelayan rakyat lainnya, dengan pesimisme dan nilai buruk Anda, dan dengan demikian mendorong negara ke jalan para adikuasa.
Sediakanlah satu malam dalam kesendirian dengan Tuhan, duduklah sendirian dengan hati nurani Anda sendiri dan pelajarilah motif-motif batin Anda yang sering tidak disadari, dan fikirkanlah mengapa, dan dengan standar kejujuran apa Anda mengabaikan darah semua tubuh pemuda yang dirusak dan bertebaran di mana-mana di medan perjuangan dan di kota-kota kecil dan besar?
Mengapa Anda memulai perang urat sayaf dengan suatu bangsa yang telah melepaskan dari tengkuknya tekanan-tekanan para penindas dan perampok dari luar dan dalam negeri, telah membayar mahal untuk memperoleh kebebasan dan kemerdekaannya, dengan darah anak-anaknya, dan sekarang hendak mempertahankan ini dengan pengorbanan yang lebih jauh?
Mengapa Anda hendak membuka lagi jalan para penindas mustakbirin dengan persekongkolan khianat dan menciptakan perselisihan serta perpecahan?
Tidakkah lebih baik bagi Anda untuk mengawal dan memandu pemerintah, Majelis dan bangsa dengan pena Anda, dengan kata dan fikiran Anda, untuk memelihara tanah air Anda?
Apakah rakyat yang tertindas ini tidak patut mendapat bantuan Anda?
Tidakkah lebih baik Anda menolong dalam pemantapan pemerintahan Islami?
Apakah Anda memandang Majelis ini, presiden, dan pemerintahan serta sistem pengadilan ini lebih buruk dari apa yang ada dalam rezim yang sebelumnya?
Tidakkah Anda ketahui bahwa negara Islami ini dahulu merupakan basismiliter bagi Amerika Serikat dan pada saat yang sama diperlakukan oleh mereka sebagai suatu jajahan, atau bahwa Majelis, pemerintah dan angkatan bersenjata dahulu berada di tangan mereka?
Tidakkah Anda tahu bahwa para penasehat, spesialis dan industrialis mereka mempermainkan bangsa ini serta sumber-sumbernya?
Telah lupakah Anda penyebaran pelacuran ke seluruh bangsa, pusat-pusat kejahatan dan maksiat, termasuk penjudian, bar-bar, night club, tempat minuman keras dan sebagainya?
Bukankah setiap faktor ini merupakan unsur besar dalam merusak seluruh generasi pemuda?
Lupakah Anda bahwa bacaan-bacaan cabul dipromosikan oleh media massa yang korup dalam masa rezim yang sebelumnya?
Dan sekarang, setelah pasar-pasar kejahatan tidak ada lagi, pengadilan terhadap beberapa orang muda dari kelompok penyeleweng untuk mencemari dan menodai Islam dan Republik Islam, hukuman terhadap sejumlah orang yang telah memberontak terhadap Islam dan Republik Islam.
Dihukum mati membuat Anda memekikkan kemanusiaan! Pada saat yang sama Anda bersahabat dengan para individu yang secara terang-terangan mengutuk Islam dan bangkit menentangnya, atau telah memberontak dengan pena dan lidah mereka, yang lebih buruk dari pemberoritakan bersenjata. Dengan orang-orang seperti ini Anda mengikat persaudaraan dan berjabat tangan.
Anda menamakan orang-orang yang telah dinyatakan Allah ‘halal darahnya’ sebagai ‘penglihatan’ Anda!
Anda duduk di sisi orang-orang yang para pelakunya menciptakan peristiwa bencana 5 Maret 1981 ketika para pemuda dipukuli, dan menyaksikan penganiayaan itu! Pada waktu itu Anda namakan perbuatan- perbuatan Islami dan etis. Tetapi, ketika pemerintah dan pengadian mengadili dan menghukum musuh-musuh itu, para ateis penyeleweng, Anda memekikkan kemanusiaan! Anda memekikkan tak berdosa! Saya merasa sedih terhadap saudara-saudara dari orang-orang yang catatannya saya ketahui.
Saya tertarik pada beberapa orang dari Anda, tetapi tidak pada orang-orang yng memberontak, bertopeng seperti bermaksud baik, para serigala dalam busana domba, karena mereka pelaku yang mempermainkan segalanya dan bermaksud menghancurkan negara dan bangsa karena mereka adalah budak-budak dari salah satu di antara kedua kutub perampok.
Orang-orang yang mensyahidkan para pemuda, orang-orang muda yang berharga, pendidik masyarakat, dan tidak menunjukkan belas kasihan pada anak-anak muslim yang tak berdosa, telah merusak segala sesuatu di hadapan Tuhan dan tidak mampunyai jalan kembali karena mereka dikuasai oleh jiwa-jiwa yang jahat.
Tetapi Anda, saudara-saudara yang tulus, mengapa Anda tidak menolong pemerintah dan bangsa yang sedang berusaha untuk melayani orang-orang miskin yang tertindas, orang-orang yang tak bertudung dan berkasut, yang tak mempunyai apa-apa?
Apakah Anda telah berusaha untuk mengukur jumlah pelayanan yang telah dilakukan pemerintah ini dan berbagai yayasan di Republik ini?
Ini telah dilakukan, walaupun sementara dalam pergolakan yang terjadi ada pada setiap revolusi, dan walaupun peperangan telah dipaksakan kepadanya, dengan segala kerugian, kehancuran, jutaan pengungsi dari dalarn dan luar negeri, dengan segala tindakan sabotase, dalam waktu singkat ini, bandingkanlah itu dengan rencana-rencana pembangunan rezim yang dahulu.
Tidakkah Anda tahu bahwa karya-karya pembangunan pada rezim itu terbatas, hampir seluruhnya, pada kota-kota, dan dalam kota-kotaitu sendiri terbatas, terbatas pada lingkungannya yang memang sudah lebih baik, wilayah orang-orangkaya?
Kalangan-kalangan yang lebih miskin hanya beroleh bagian yang lebih sedikit atau tidak sama sekali, sedangkan pemerintahan sekarang ini serta yayasan-yayasan Islaminya, dengan sepenuh hati melayani kelompok-kelompok tertindas.
Anda, kaum mukminin, dukunglah pemerintah supaya proyek-proyek dapat berlangsung lebih lancar, dan dengan demikian, bila Anda kelak tampil di hadapan Hadirat-Nya, Anda tampil dengan memakai lam bang pelayanan kepada harnba-hamba-Nya.
m. Suatu pertanyaan yang memerlukan komentar.
Suatu pertanyaan yang memerlukan komentar ialah: Islam tidak mendukung kapitalisme yang kejam dan semena-mena untuk merebut hak-hak kaum tertindas. Kitab Allah dan Sunnah secara serius mengutuk kapitalisme semacam itu dan memandangnya sebag;ai bertentangan dengan keadilan sosial. Walaupun ada orang yang secara keliru menganggap bahwa Islam menyukai bentuk kapitalisme yang tak terkendali, namun itu tidak benar.
Penilaian yang keliru itu menutupi wajah Islami yang bersinar dan menyiapkan jalan bagi serangan-serangan tak adil oleh musuh-musuh Islam dengan memandangnya seperti rezim kapitalis atas pemerintah Amerika Serikat dan Inggris serta perampok Barat lainnya. Dengan bersandar pada tuduhan-tuduhan yang tak berdasar dan pemahaman yang salah seperti itu, musuh-musuh, tanpa merujuk sumber-sumbsr Islam untuk menjelaskan pokok ini, bangkit menantang Islam.
Islam bukan suatu pemerintahan Komunis atau Marxis-Leninis yang menentang kepemilikan pribadi dan membela Komunisme dalam segala segi, termasuk hubungan seksual dan homoseksual. Itu Kediktatoran yang destruktif yang merusak. Sebaliknya, Islam adalah suatu pemerintahan yang seimbang dan moderat, mengakui pemilikan dan menghormatinya dalam suatu bentuk yang terbatas atas (produksi) dan konsumsi. Apabila ini diterapkan, ekonomi yang sehat dan keadilan sosial akan timbul dari padanya karena persamaan sosial merupakan syarat bagi sehatnya suatu pemerintahan.
Di sini pun sejumlah orang yang tak sadar dan tak logis, tanpa pengetahuari tentang Islam dan gagasan ekonominya yang sehat, telah bangkit menentang grup yang pertama. Berlandaskan beberapa ayat AI-Quran dan mengutip beberapa ungkapan dari Nahjul Balaghah memandang Islam sebagai akidah penyeleweng seperti akidah Marx.
Orang-orang semacam itu tidak memperhatikan bagian-bagian lain Nahjul Balaghah dan ayat-ayatAI-Quran; sebagai akibat pemahaman mereka yang tak lengkap, telah mengakibatkan bang kit mengikuti kepercayaan komunis. Mereka mengabaikan ateisme, kediktatoran, dan penindasan terhadap nilai-nilai manusiawi misalnya, pihak minoritas memperlakukan masa manusiawi sebagai hewan-hewan.
Saya nasehati Majelis, pemerintah, presiden dan Dewan Kehakiman Tinggi supaya tunduk di hadapan perintah Allah dan tidak terpengaruh oleh propaganda kosong dari kutub kapitalisme yang kejam, kutub komunis yang ateis, namun menghormati pemilikan dan modal pribadi dalam batas-batas yang Islami.
Saya nasehati Anda untuk meyakinkan bangsa ini agar inisiatif pribadi dan kreativitas berkembang supaya negara dan pemerintah mencapai swasembada dalam segala bidang, termasuk industri ringan dan berat.
Saya nasehati orang-orang yang memperoleh kekayaan secara sah untuk menanamkan pendapatan mereka pada karya-karya pembaruan dalam pertanian, pedesaan dan pabrik-pabrik. Perbuatan ini sendiri merupakan suatu ibadah yang sunnah.
Saya nasehatkan Anda untuk berusaha bagi kesejahterankaum yang tertindas, karena ini pekerjaan yang baik, di dunia dan di akhirat, karena kalangan ini telah tertindas sepanjang sejarah feodal dan kerajaan. Betapa mulianya apabila kalangan yang kaya dengan suka rela menyediakan perumahan untuk menolong para penghuni gubuk karena hal itu akan merupakan rahmat bagi mereka di dunia dan di akhirat.
Adalah jauh dari keadilan apabila seseorang memiliki puluhan bangunan, sementara puluhan orang laintiQak mempunyai sebuah kamar pun untuk dihuni.
n. Nasehat saya kepada para fakih, ulama dan kepada para fakih semu yang
menentang Islam karena berbagai alasan serta mengabdikan waktu untuk
mencabutnya hingga ke akar-akarnya.
Nasehat saya kepada para fakih, ulama dan kepada para fakih semu yang menentang Islam karena berbagai alasan serta mengabdikan waktu untuk mencabutnya hingga ke akar-akarnya. Membantu musuh-musuh lain yang bersekongkol dan mengadakan intrik-intrik politik dan sebagaimana telah dikatakan, menyumbangkan kepada mereka jumlah yangsangat besar dari uang yang mereka terima dari para kapitalis yang tak mengenal T uhan, ialah bahwa sejauh ini Anda tidak memperoleh apa pun dari perbuatan buruk Anda, dan saya fikir Anda tidak akan mencapai apa-apa bila Anda meneruskannya. Maka, apabilaAnda lakukan semua kejahatan Anda ini demi dunia ini, Allah tidak membiarkan Anda mencapai apa pun. Maka lebih baik bagi Anda untuk bertobat. Untuk itu masih ada kesempatan; mohonlah keampunan Allah dan bersatulah dengan bangsa yang tertindas dan dukunglah Republik Islam yang telah terwujud dengan pengorbanan bangsa ini.
Di sini terletak tujuan Anda yang sesungguhnya, di sini dan di akhirat. Namun, saya tidak mengira bahwa akan berhasil untuk bertobat.
Kepada grup, karena keliru atau dengan sengaja membuat kesalahan, meilentang hukum-hukum, perintah-perintah, menentang Republik Islam dan bertindak atas nama Allah untuk menjungkirkannya. Menganggap bahwa Repubfik Islam suatu pemerintahan yang lebih buruk dari kerajaan, atau yang serupa itu.
Saya katakan, renungkanlah Republik Islam itu secara tulus dalam kesendirian Anda. Buatlah suatu perbandingan yang adil dan tak memihak antara pemerintahan ini dengan rezim-rezim sebelumnya serta pertimbangkanlah bahwa semua revolusi dunia selau berekor pergolakan, kekacauan, dan gangguan-gangguan, juga para oportunis yang hendak mengambil keuntungan dari situasi itu untuk tuhan serakah mereka.
Pertimbangkanlah kenyataan bahwa Republik Islam menghadapi semua hal ini dan harus menanggung propaganda-propaganda palsu, kebohongan, tuduhan, serangan bersenjata dari luar maupun dari dalam negeri, dan berperang melawan infiltrasi kejahatan, yang tak terelakkan, unsur-unsur anti-Islam dalam semua organ negara dan pemerintahan untuk menciptakan rasa tak puas dan keresahan. Lagi pula, kebanyakan dari para pelayan umum dalam pemerintahan itu adalah orang-orang tak puas dan keresahan. Lagi pula kebanyakan dari para pelayan umum dalam pemerintahan itu adalah or:ang-orang tak berpengalaman, dan banyak orang-orang lama merasa tidak puas karena pendapatan mereka yang tidak sah tak dapat mereka peroleh sekarang.
Dengan demikian, mereka menunjukkan kekesalan dengan menyebarkan kebohongan dan desas-desus palsu. Semua ini, ditambahkan kekurangan hakim, kesemrautan ekonomi, kesufitan dalam membersihkan personel yang korup serta kekurangan personel yang kompeten dan bermutu, serta kekurangan personel yang kompeten dan bermutu, serta banyak permasalahan lain harus diurusi. Pada sisi lain, para monarki yang penuh prasangka dengan modal yang tak terkirakan yang mereka peroleh melalui suapan, penjualan mata uang asing, adu untung, memberi harga yang membumbung atas barang-barang dan jasa, penyelundupan, penimbunan barang dan perbuatan jahat semacam itu, menempatkan kaum tertindas di bawah tekanan dahsyat mereka dan menimbulkan perpecahan serta kejahatan dalam masyarakat.
Orang-orang golongan ini datang kepada anda dengan tujuan-tujuan menipu. Untuk meyakinkan anda atas apa yang mereka katakan, mereka berpuran-pura Islam dan kadang-kadang bahkan memberikan bagian imam dan mengucurkan air mata buaya. Mereka menghasut dan menggelorakan Anda.untuk menentang. Kebanyakan dari para individu ini mengisap darah rakyat atau mengeksploitasi rakyat dengan jalan-jalan dan cara-cara yang tidak sah dan merugikan negara.
Nasehat saya yang sederhana, sebagai saudara, ialah supaya Anda, orang-orang yang terhormat tidak terpengaruh oleh desas-desus. Dukungan dan perkuatlah republik ini Demi Allah! dan demi mempertahankan Islam!.
Yakinlah bahwa apabila republik ini runtuh. republik yang dapat diterima Baqiyatullah dan taat kepada Anda tidak akan terwujud. Malah, suatu pemerintahan yang diterima oleh satu dari kedua kutub kekuatan akan menggantikannya dengan mengecewakan kaum mustadh’afin sedunia yang telah berpaling kepada Islam dan pemerintahan Islami. Islam akan selamanya terkucil dan anda akan menyesali perilaku anda pa.da suatu hari, ketika sudah terlambat. Apabila anda, tuan-tuan, mengharapkan bahwa segala sesuatu akan di-islamkan dalam semalam suntuk maka Anda akan keliru. Mukjizat semacam itu tidak pernah terjadi dalam sejarah umat manusia.
Dan janganlah berpikir bahwa bilamana Muslih (reformator) besar muncul maka suatu mukjizat akan terjadi dan seluruh dunia akan diluruskan dalam satu hari!
Malah, dengan usaha pengorbanan, para penindas akan disingkirkan. Apabila, seperti dhu’afa, kaum awam yang keliru. Bahwa untuk munculnya Imam Mahdi afs., dunia mesti sudah berada sama sekali di bawah selubung kekejaman dan oleh karena itu, supaya dia cepat datang, kekejaman cepat ditingkatkan, maka marilah kita bunyikan lonceng kematian kita.
o. Nasehat saya kepada seluruh kaum muslimin dan kaum yang tertindas.
Nasehat saya kepada seluruh kaum muslimin dan kaum yang tertindas, ialah bahwa anda tidak boleh duduk dan menanti hingga para pejabat dan penguasa anda, atau sesuatu kekuasaan asing, memberikan hadiah berupa kebebasan dan kemerdekaan kepada anda.
Dalam masa seratus tahun kita telah melihat infiltrasi oleh kekuatan- kekuatan besar dunia ke seluruh negara-negara Islam dan ke negeri-negeri kecil lainnya. Sejarah yang dapat dipercaya telah melaporkannyakepada kita. Tidak ada penguasa di mana pun di antara negara-negara ini yang menaruh perhatian atas kebebasan, kemerdekaan dan kesejahteraan bangsanya, bahkan tak ada hingga sedarang. Malahan, sebagian besar dari para penguasa itu sendiri merupakan penindasa yang kejam, yang berusaha memeras rakyatnya.
Kebaikan apa pun yang mereka lakukan :idalah untuk kemanfaatan mereka sendiri, atau untuk kepentingan suatu kelompok. Atau, para penguasa itu meningkatkan kesejahteraan kalanganatas yang memang sudah kaya, tetapi tak pernah berbuat sesuatu bagi kemaslahatan grup-grup tertindas sertapara penghuni gubuk. Grup yang disebut terakhir ini bahkan tertindas dalam haknya memperoleh sesuap nasi sehari-hari.
Kaum tertindas dan sengsara diabdikan untuk kaum mewah yang makmur, atau mereka dijadikan boneka dari kekuatan-kekuatan besar, berusaha sekuat-kuatnya untuk membuat negara mereka semakin tergantung pada kekuasaan asing. Para penguasa negara-negara ini, yang menjadi pemimpin hanya dalam nama, mengamankan kepentingan-kepentingan para majikan Timur dan Barat mereka, menjadikan negara mereka pasar untuk konsumsi produk-produk yang dibuat oleh tuan besar mereka, membiarkan negeri-negeri mereka dalam keadaan tak berkembang dan berbuat begitu hingga pada hari ini .
p. Pada kesimpulan wasiat ini sekali lagi saya katakan kepada bangsa
Iran yang mulia bahwa di dunia ini jumlah dan isi kesakitan,
penderitaan, pengabdian dan pengorbanan, sebanding dengan besarnya niat
seseorang, nilai dan kedudukan mulia tujuannya.
Pada kesimpulan wasiat ini sekali lagi saya katakan kepada bangsa Iran yang mulia bahwa di dunia ini jumlah dan isi kesakitan, penderitaan, pengabdian dan pengorbanan, sebanding dengan besarnya niat seseorang, nilai dan kedudukan mulia tujuannya.
Yang sedang Anda perjuangkan, bangsa yang mulia yang bangkit dan mengikuti dan menyerahkan hidup Anda dan kekayaan Anda untuk itu, adalah tujuan yang paling luhur, paling mulia dan paling tercinta yang telah dikemukakan sejak awal zaman, tidak pula perjuangan semacam ini akan disuguhkan lagi.
Tujuan itu ialah akidah Ilahi dalam makna dan pengertiannya yang luas. Gagasan Tauhid-lah dalam dimensi-dimensinya yang paling luhur yang fondasinya terakhir dan kreatif terletak di sepanjang tentang dunia wujud dan pada tingkat dan derajat kegaiban dan kegadiran, yang diwujudkan dalam makna dan dimensinya yang penuh dalam ajaran Muhammad Saww. dan para penenang serta aulianya. Para nabi dan auliya telah bekerja kerns untuk mewujudkannya.
Kesempurnaan mutlak dan kemuliaan serta keindahan yang paling tinggi takdapat dicapai kecuali dengan akidah Ilahi, karena itu telah memuliakan manusia bumi melebihi makhluk-makhluk sama. Semua yang diberikan kepada manusia bumi dari kemajuan dalam jalan-Nya, tidak terdapat pada sesuatu wujud lain yang dapat dijangkau mata, yang tersembunyi dan yang terselubung tirai.
Anda bangsa mujahidin, sedang diselubungi lambang dan panji yang berkibar di mana-mana dalam dunia moral dan material! Baik anda memahaminya atau tidak, anda melangkah di jalan yang merupakan jalan semua nabi dan satu-satunya jalan menuju kebahagiaan serta berkat yang abadi!
Inilah insentif para nabi dalam menerima dan merangkul syahadah.
Inilah yang membuat syahadah bagi mereka lebih manis dari madu.
Para pemuda Anda telah mengalami hal ini di medan-medan pertempuran. Hal ini telah membuat merekahidup dalam nikmat bahagia sejak itu. Hal ituterpantul dalam jiwa dan perilaku dari saudara-saudara laki-laki dan perempuan serta orang tua para syuhada itu. Kita semua seharusnya mengharapkan dapat mencapai keberhasilan dan kedudukan seperti itu. Semoga mereka menikmati baju kebahagiaan hati dan ‘penglihatan’ yang membakarnya!.
Haruslah kita ketahui bahwa percik dari ‘penglihatan’ ituterwujud dalam lahan panas yang diolah, dalam pabrik-pabrik, bengkel-bengkel, pusat-pusat riset industri, pengembangan dan penemuan, pada bangsa keseluruhannya, di pasar, jalan-jalan dan wilayah-wilayah pedesaan dan pada semua yang melayani Islam, Republik Islam. Bekerja bagi semua yang melayani Islam, Republik Islam, kemajuan dan swasembada.
Selama semangat kerjasama dan dedikasi ini ada dalam masyarakat, Insya Allah, negara kita akan kebal terhadap musuh-musuh duniawi. Syukur kepadaAllah, pusat-pusat keagamaan, universitas-universitas dan generasi muda di lembaga-lembaga pendidikan, semuanya telah diberkati dengan semangat Ilahi. Mereka menguasai agensi-agensi yang Insya Allah selamat dari rongrongan para penyeleweng dan sabotir.
Nasehat saya kepada semua ialah agar semua maju ke arah kesadaran diri, swasembada dan ketidaktergantungan. Dengan mengingat Allah. Tanpa ragu, pertolongan-Nya bersamaAnda, asal anda bersama Dia dan meneruskan semangat kerjasama ini bagi kemajuan negara Islam ini. Saya do’akan kiranya semua yang saya lihat pada bangsa yang waspada, cerdas, komited, mengabdi, semangat perlawanan yang berani, digunakan di jalan Allah, dengan Rahmat-Nya, akan disalurkan ke generasi-generasi yang akan datang dengan momentum yang semakin meningkat.
Dengan hati yang tentram karena keyakinan, dan jiwa yang gembira serta kesadaran yang penuh harapan akan rahmat Allah, saya mohon diri ari semua saudara laki-laki dan perempuan. untuk perjalan ke kediaman yang kekal.
Saya membutuhkan do’a Anda dan memohon keampunan Allah Yang Mahakuasa atas segala kekurangan dan kesalahan saya.
Saya berharap. bangsa saya juga akan memaafkan kekurangan dan kesalahan saya.
Hendaklah semua maju dengan kekuatan dan tekad. Ketahuilah bahwa kepergian seorang hamba tidak akan meninggalkan suatu goresan pada blokade baja yang merupakan suatu bangsa. Hamba-hamba yang Jebih mulia dan berukuran lebih besar sedang dalam pengabdian, dan Allah memelihara bangsa ini serta kaum mustadh’afin sedunia.
Salam kepada anda.
Wassalamu ‘alaikum wa ‘ala ‘ibadillahish shalihin.
Dengan Asma-Nya Yang Mahatinggi
Anak saya Ahmad akan membacakan wasiat ini kepada rakyat sepeninggal saya. Apabila ia berhalangan untuk melakukannya. Presiden atau Ketua Majelis Syura Islami atau Ketua Mahkanah Agung kiranya sudi menerima tugas itu. dan apabila mereka pun berhalangan. hendaklah seorang fakih yang terhormat akan menerima gangguan ini.
Ruhullah al-Musawi al-Khomeini.
Dengan Asma-Nya Yang Mahatinggi
Saya ingin menunjukkan pada akhir wasiat saya ini butir-butir sebagai berikut:
1. Sementara saya di sini bersama Anda, saya ingin memaklumkan bahwa hal-hal palsu tertentu telah dikatakan atas nama saya, yang mungkin meningkat setelah saya pergi. Oleh karena itu, dengan ini saya makJumkan bahwa tidak ada yang dikatakan atas nama saya. digambarkan atau diatributkan kepada saya, mendapatkan pengukuhan saya, kecuali dalam tulisan tangan saya, telah disiarkan melalui televisi, atau yang dikukuhkan oleh para spesialis.
2. Beberapa individu telah mengklaim semasa saya masih hidup bahwa mereka telah menulis pernyataan-pernyataan, pengumuman-pengumuman, maklumat, dan sebagainya, untuk saya. Dengan semua maklumat semacam itu telah dipersiapkan oleh saya sendiri saja.
3. Nampaknya sekian orang mengaku telah mengatur kepergian saya ke Paris, Prancis. Ini suatu kebohongan. Sesudah saya ditolak Kuwait, saya memilih Prancis dengan bermusyawarah dengan Ahmad, karena sangat boleh jadi negara-negara Islam tidak akan menerima. Mereka berada di bawah pengaruh Syah, tetapi Paris tidak.
4. Dalam rangka gerakan dan revolusi, saya berbicara menyenangkan tentang individu-individu tertentu yang mempunyai pretensi-pretensi kepada Islam, tetapi kemudian saya menyadari tipuan mereka. Komentar-komentar saya yang menyenangkan itu dibuat pada suatu saat ketika mereka berpura-pura sebagai komited pada Republik Islam. Hal-hal semacam itu tidak boleh dimanfaatkan. Tolok ukur setiap orang adalah perilakunya sekarang.
Daftar Isi :
Imam Khomeini, Siapa dia? 6
PENGANTAR PENERBIT 13
Pesan Haji Dalam Perspektif Imam Khomeini 17
Surat Imam Khomeini Kepada Gorbachev 23
Pesan Imam Untuk Umat (1) 31
Pesan Imam Untuk Umat (2) 40
1. Kita semua tahu 40
2. Islam dan pemerintahan Islam 42
a. Tiada ragu, rahasia survivalnya Revolusi Islam sama dengan rahasia kemenangannya 43
b. Politik dan pemerintahan umat 46
c. Satu persekongkolan yang paling keji 48
Nasehatku kepada bangsa Iran yang mulia adalah ini: 55
a. Salah satu rencana syaitan dari para adikuasa 56
b. Salah satu persekongkolan 58
c. Ke luar negeri untuk pengobatan flu yang biasa harus dilakukan tanpa menghubungi dokter pribumi 60
d. Sekarang 60
e. Komitmen para anggota Majelis Syura Islami 63
f. Salah satu dari pertanyaan besar yang penting 70
g. Nasehat saya kepada pusat-pusat keagamaan suci 71
h. Satu dari area yang memerlukan pembersihan, perbaikan, dan perhatian 73
i. Satu dari masalah-masalah sangat penting yang menentukan nasib 78
j. Keseluruhan angkatan bersenjata 80
k. Radio, televisi, pers, bioskop dan teater 85
l. Semoga nasehat saya kepada kelompok, grup dan orang-orang yang aktif dalam menentang Republik Islam dan Islam 87
m. Suatu pertanyaan yang memerlukan komentar 99
n. Nasehat saya kepada para fakih, ulama dan kepada para fakih semu yang
menentang Islam karena berbagai alasan serta mengabdikan waktu untuk
mencabutnya hingga ke akar-akarnya 101
o. Nasehat saya kepada seluruh kaum muslimin dan kaum yang tertindas 105
p. Pada kesimpulan wasiat ini sekali lagi saya katakan kepada bangsa
Iran yang mulia bahwa di dunia ini jumlah dan isi kesakitan,
penderitaan, pengabdian dan pengorbanan, sebanding dengan besarnya niat
seseorang, nilai dan kedudukan mulia tujuannya 106
Dengan Asma-Nya Yang Mahatinggi 110
Catatan:
[1] hadis yang banyak diriwayatan sahabat.
[2] hadis yang mengandung dua hal besar.
---------------------------------------------
---------------------------------------------
Pesan Sang Imam ke- 8
DO’A DAN PENYUCIAN JIWA
Do’a di Bulan Sya’ban Cermin Persiapan Jihad
Dalam hadis-hadis yang mulia memberikan perintah supaya membaca do’a ini pada setiap hari bulan Sya’ban. adakah saudara melakukannya?
Dan adakah saudara mengambil faedah dari peringatan yang penuh nilai keimanan dan kesucian itu? !
Do’a Amirul Mukminin ‘Ali kw. ini juga merupakan do’a Ahlibait yang dibaca pada bulan Sya’ban (riwayat Ibnu Khaluwih). Kita dapatkan dalam riwayat-riwayat yang lain bahwa Amirul Mukminin ‘Ali kw. dan para ulama sesudahnya senantiasa membaca do’a ini untuk tujuan yang khusus. Oleh sebab itu mereka mendapat kesejahteraan di sisi Allah karena mereka senantiasa membaca do’a ini. Mereka membaca do’a ini dengan suara yang mengharukan.
Sesungguhnya do’a ini pada hakikatnya mendorong dan menggerakkan manusia untuk bangun dan beramal pada bulan ,Ramadhan yang penuh dengan berkat itu. Faktor inilah yang menjadi sebab tumpuan utama do’a ini. Dengan tujuan menjadikan seseorang melakukan persiapan dan persediaan untuk mengambil faedah yang besar dari kewajiban berpuasa. Oleh karena itu, para ulama Ahlibait rh. menjelaskan berbagai masalah-masalah yang berhubungan dengan do’a ini. Cara-cara berdo’a dengan cara menerangkan hukum-hukum.
Masalah-masalah keimanan, kaidah dan semua masalah yang mendalam memang mempunyai ikatan dalam usaha mengenal dan mendekatkan kepada Allah Swt. Mereka menerangkan do’a-do’a dan cara-cara melaksanakannya. Adalah menyedihkan kalau kita membaca do’a-do’a ini tanpa mengetahui apakah dikehendaki oleh ulama Ahlibait keluarga Rasulullah Saww. itu.
Cobalah kita perhatikan do’a berikut ini: "
“Tuhanku, karuniakanlah kepadaku kesempurnaan memutuskan (dengan yang lain dari-Mu) hanya kepada-Mu dan pancarkanlah kepada penglihatan hati kami dengan cahaya yang menuju kepada-Mu. sehingga penglihatan kami sampai kepada perbendaharaan yang agung. Dan kembalikanlah ruh-ruh kami bergantung kepada kebesaran dan kesucian-Mu”.
Sesungguhnya seorang mukmin yang sadar wajib menerima kedatangan bulan Ramadhan yang berkah itu dengan menjauhkan diri dari kelezatan dunia (usaha menjauhkan diri sampai ke puncaknya. setelah memutuskan hubungan dengan yang lain daripada Allah Swt.). Persediaan dan persiapan diri sampai ke tahap kesempurnaan dengan membekali iman yang kokoh pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya usaha memutuskan hubungan dengan selain dari Allah Swt. tidak akan tercapai dengan mudah. la memerlukan latihan ruhani dan pengerahan tenaga dan sikap istiqamah serta melaksanakannya. Tanpa usaha-usaha sedemikian rupa, adalah mustahil bagi seseorang untuk memutuskan hubungan dengan yang lain selain daripada Allah Swt.
Sesungguhnya semua sifat-sifat keimanan yang nyata dan setiap ketakwaan yang murni akan menjadi kokoh dan tetap dengan memutuskan ketergantungan dan pengharapan selain daripada Allah Swt. Dalam memperkokoh usaha untuk menyampaikan ke tahap ini, hendaklah seseorang sampai ke puncak kebahagian yang hakiki. Akan tetapi adalah mustahil bagi seseorang untuk mencapai tahap setinggi ini tanpa mengikis habis sedikit pun walau sebesar zarrah kecintaan kepada dunia. Seseorang yang ingin menjalankan amal-amal pada bulan Ramadhan sebagaimana yang dituntut hendaklah memastikan dirinya memutuskan ketergantungan dan hubungan kepada yang lain selain daripada Allah. Kalau tidak, seseorang tidak akan mencapai kebesaran Yang Menerima Tamu. Tidak mungkin ia dapat mencapai pengembaraan indah bersama-Nya dan mengambil juadah atau hidangan dari-Nya.
Do’a Sya’ban Membuka Tabir Kegelapan
Menghadapkan atau menyerahkan diri kepada selain Allah itu telah membuat tabir atau dinding yang menutup manusia dari cahaya (hidayah) kepada kegelapan (kesesatan). Sebagaimana dimaklumi bahwa urusan-urusan dunia akan menjadikan manusia lalai terhadap akhirat. Kerakusan terhadap dunia ini telah menimbulkan tabir gelap. Akan tetapi ketika dunia menjadi wasilah atau landasan untuk menghadapkan diri kepadaAllah dan mengantarkan kepadaakhirat, yang merupakan negeri taubat, maka tabir kegelapan itu akan menjadi cahaya hidayah.
Pemutusan hubungan yang sempurna kepada selain Allah, sebagaimana yang tercatat dalam do’a Sya’ban bahwa jika seseorang mampu menghapuskan kegelapan atau kesesatan akan memperoleh cahaya petunjuk. Selain itu, dia juga mempunyai kemampuan untuk sampai ke tahap menjadi tamu Allah yang merupakan suatu perbendaharaan yang agung. Dari sini kita dapat melihat bahwa doa ini menjadi tumpuan yang menerangkan mata hati (bashirah) dan cahaya hati, sehingga ia menjadi kokoh dan berwibawa dengan mendapat cahaya hidayah serta mencapai perbendaharaan yang agung. Mata hatinya telah membakar tabir yang menutupi cahaya hidayah dan menghantarkannya kepada perbendaharaan yang agung. Sebaliknya, manusia yang senatiasa menutupi hatinya dengan kegelapan atau tertutup oleh alam kebendaan tabi’i di sekelilingnya dari mengenal hidayah, na’udzubillah, adalah manusia yang menyimpang dari Allah. Dia tidak mengetahui sesuatu apa pun Kecuali alam kebendaan yang ada di sekelilingnya semata-mata.
Dia hanyalah cerminan dari alam sekeliling yang di lihat dan tidak lebih dari itu. Sementara teramat jauh dia dari kekuatan ruhani untuk menghapuskan debu-debu yang menyelaputi hatinya dari kegelapan dosa. Sesungguhnya manusia yang berada dalam keadaan seperti ini adalah di tempat yang paling rendah, yang menggambarkan betapa tebalnya tabir kegelapan yang menyelubungi seluruh kehidupannya. Firman Allah Swt.:
“Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”. (QS. At-Tiin, 95: 5)
Martabat dan kedudukan ini telah menimpa manusia setelah Allah menciptakan manusia pada kedudukan yang tertinggi dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. At-Tiin, 95: 4)
Ya, memang manusia yang mengikuti hawa nafsu tidak mempunyai tujuan untuk mengenal dirinyasendirinya melainkan hanya mengikuti alam sekeliling yang gelap gulita dengan kejahilan. Dia tidak berfikir sama sekali tentang alam yang lain daripada yang dilihatnya ini, ada atau tidak ada. Oleh karena itu, penglihatannya tenggelam pada alam duniawi yang dilihatnya saja. Manusia jenis ini telah dijelaskan oleh Allah:
“...dia cenderung kepada dunia dan menurunkan hawa nafsunya yang rendah ...”. (QS. al-A’raaf, 7: 176)
Sesungguhnya manusia seperti ini telah jauh dari Allah, karena hatinya diliputi oleh dosa-dosa dan diliputi oleh kegelapan yang menyesatkan. Dalam pada itu ruhnya telah berkarat akibat terlalu banyak melakukan maksiat. Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu, cinta dunia dan kedudukan, membuat akal pikiran dan mata. Dalam keadaan seperti ini tidak mungkin seseorang akan dapat membersihkan dirinya dari tabir kegelapan. Malah lebih sulit baginya untuk menghapus tabir yang menutupi bahaya dan hidayah serta tidak dapat menghasilkan suatu pencapaian memutuskandiri dari segala yang lain selain dari Allah Swt.
Memang, manusia dalam bentuk ini berada dalam keadaan sesat dan bingung, dia bukan saja menafikan kedudukan wali-wali Allah tetapi lebih jauh dari itu, dia mengingkari Allah. Dia akan mengingkari shirat, alam barzakh (titian shirat, pent), jalan kembali kepada Allah, hari kiamat, perhitungan Allah dan AI-Quran. Malah tidak ada sama sekali baginya tertantang surga dan neraka, malah menganggapnya sebagai kepercayaan khurafat dan tahayul, tidak lebih dari itu.
Inilah manusia yang terlalu banyak maksiat kepada Allah. Pada saat yang sama dia terlalu terikat dengan kepentingan dunia, sehingga menafikan kebenaran dan menolaknya secara langsung. Sesungguhnya dia menafikan kedudukan penolong Allah dengan kedudukan mereka yang begitu jelas. lnilah kesimpulan atau rumusan dari apa yang disebutkan tadi.
Kesucian Akhlak Untuk Mencapai Makrifatullah
Sebenarnya bidang pengkajian ilmu pengetahuan Islam (Hauzah Ilmiah) sangat diperlukan untuk pengajaran ilmu-ilmu akhlak, pengkajian ruhaniah dan maknawiah. Pengkajian-pengkajian ini saling mengisi dalam bidang ilmu pengetahuan Islam yang lain dan yang telah ada. Karena begitu renting dan utama bimbingan akhlak, tarbiah dan pembentukan keimanan, majelis-majelis nasehat dan pengajaran.
Program pembentukan akhlak dan pengkajian yang bertujuan untuk membersihakan jiwa serta pelajaran tentang mengenal Allah merupakan tujuan pokok kebangkitan para Nabi as. Semua bidang ini hendaklah menjadi pokok bagi mata pelajaran para santri dan siswa.
Apa yang sangat mengharukan ialah tidak ada atau sedikitnya perhatian yang serius terhadap masalah pokok yang begitu penting untuk disampaikan. Sehingga ilmu-ilmu akhlak semakin pupus dan lenyap. Yang lebih mengkhawatirkan lagi ialah pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan kita tidak lagi bertumpu pada pendidik ruhani atau pembimbing kejiwaan. Pembahasan dan penekanan dalam bidang ini tidak pernah dipandang utama. Padahal masalah ini mestinya mendapat perhatian yang serius, karena ia merupakan masalah pokok dan asasi untuk disorot serta bentuk titik fokus pada AI-Quran dan Rasulullah Saww. Bahkan persoalan ini mendapat perhatian serius oleh para Nabi dan wali Allah.
Amatlah penting para ulama dan para pendidik yang memberi pangajaran berhasil memusatkan padapendidikan akhlak di sepanjang pengajaran dan penelitian mereka, sehingga mereka dapat mencurahkan tenaga yang bersungguh-sungguh dalam bidang ini.
Para santri hendaklah mengorbankan tenaga mereka untuk berusaha mencapai akhlak yang mulia dan pembersihan ruhani. Walhasil, menjadi kewajiban bagi mereka untuk memikul tugas penting ini dalam bidang kajian yang sedang mereka tempuh. Wahai saudara-saudara yang hari ini sedang mengikuti studi di madrasah-madrasahdan pusat-pusat pengkajian Islam (pesantren), mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk menduduki pucuk pimpinan umat Islam demi masa depan. Janganlah saudara-saudara membayangkan bahwa semua kewajiban yang saudara pelihara dan pelajari hanya berkisar pada masalah sekumpulan istilah semata-mata, tetapi sesungguhnya saudara mempunyai kewajiban yang telah lebih jauh dari itu.
Menjadi kewajiban anda untuk membina kepribadian Anda sendiri, sekiranya Anda ingin membawa hidayah dan bimbingan kepada umat manusia di desa-desa atau di kota-kota yang Anda masuki; adalah menjadi suatu urusan yang perlu mendapat perhatian mendalam selagi saudara masih berada di pesantren atau madrasah, yakni berusahamendidik dah membina diri terlebih dahulu bila saudara berkeinginan untuk memberi tarbiah dan pendidikan kepada orang lain.
Semua usaha pembersihan akhlak dan pembentukan kepribadian itu hendaklah senantiasa berlandaskan hukum-hukum dan ajaran Islam. Sekiranya saudara tidak berusaha membina diri terlebih dahulu, niscaya Allah tidak melapangkan dan membuka jalan dalam mendapatkan pendidikan yang benar.
Demikian juga akhlak dan ruhani, niscaya saudara akan menyesatkan seluruh umat manusia dan jika hal ini terjadi, hendaklah saudara mohon perlindungan dari Allah. Dengan keadaan saudara yang demikian itu, saudara akan membawa bayangan dan gambaran yang buruk kepada orang lain tentang Islam dan ulama Islam.
Munajat Sya’baniyah
Penyuci Jiwa Kotor
(Disampaikan di depan sejumlah ulama dan ruhaniawan yang mengunjungi Imam Khomeini pada tanggal 16 Urdibehesyt 1364 H.S./6 Mei 1985)
Atas tibanya hari yang mulia ini, saya ucapkan selamat kepada hadirin, rakyat Iran, kaum muslimin dan segenap mustadh’afin dunia. Mudah-mudahan kita dapat menemui hari yang dijanjikan itu dan tidak lama lagi orang-orang yang tertindas akan menguasai dunia ini.
Demikianlah janji Allah Swt. dan itu pasti terjadi. Hanya saja, apakah kita dapat menemuinya atau tidak, hal itu hanya tergantung padaAllah. Boleh jadi, jika dalam waktu dekat semua persyaratan untuk itu telah siap, kita dapat menyaksikan keagungan al-Imam.
Namun yang lebih penting bagi kita sekarang ini ialah, apa yang dapat kita lakukan? Kita semua menunggu kedatangan aI-Imam, tapi menunggu oleh sebagian orang itu sama sekali bukan sikap menunggu namun kita harus terus melakukan kewajiban-kewajiban syar’iy (agama) kita.
Seseorang yang melakukan sesuatu karena Allah, tidak boleh merasa semua orang akan sepakat dengannya. Tidak ada satu pun masalah yang disepakati semua orang, bahkan terhadap Nabi sekalipun. Para Nabi tidak pernah berputus asa meski banyak pihak yang tidak mau mendengarkan perkataan mereka.
Kita juga seharusnya demikian, apa yang menjadi kewajiban kita harus kita kerjakan meskipun banyak orang yang tidak suka atau malah memusuhi kita. Lebih-lebih kaum ruhaniawan, karena tanggung jawab mereka lebih dari yang lain.
Semakin dekat seseorang kepada Islam maka semakin besar pula tanggung jawabnya. Oleh sebab itulah para Nabi mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dari siapa pun, namun mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban mereka sebagai hamba Allah Swt.
Ulama juga memiliki tanggung jawab dan tanggung jawab mereka lebih besar dari pihak manapun 6, bahkan tidak ada keringanan bagi mereka. Boleh jadi banyak pihak yang mendapatkan keringanan karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan mereka, tetapi tidak demikian dengan para uIama. Tidak ada keringanan bagi mereka sebab mereka memiliki kemampuan dan tersedia jalan yang jelas untuk itu.
Saat ini musuh-musuh Islam menyerang kita dan mereka tidak pernah berdiam diri. Karena itu kita mesti waspada. Kalian mesti menjaga persatuan kalian, kaum ruhaniawan mesti dapat memelihara persatuan dan persaudaraan di antara mereka. Persaudaraan Islam harus tercipta pada semua pihak, lebih-lebih dikalangan ruhaniawan. Jika kaki seorang ruhaniawan pincang, maka mereka mengecap kaki semua ruhaniawan pincang dan mereki tidak akan mengatakan kaki ruhaniawan Fulan pincang. Tidak demikian halnya jika seorang pedagang menjual barang dengan harga mahal, mereka tidak akan mencap bahwa semua pedagang menjual mahal. Tapi hanya pedagang Fulan.
Demikianlah cara berfikir mereka yang mengakibatkan tanggung jawab ruhaniawan amat besar. Sedemikian besarnya sehingga jika seorang saja ruhaniawan berbuat salah maka semua ruhaniawan kena getahnya. Kesalahan yang dilakukan seorang ruhaniawan tidak ditimpakan kepada ruhaniawan fulan yang melakukannya, tapi keseluruh ruhaniawan. Kesalahan seorang dapat merusak citra semuanya. Karena itu, selain sebagai tanggung jawab pribadi hendaklah hal ini dijadikan tanggung jawab kemanusiaan, tanggung jawab sosial dan tanggung jawab golongan.
Kaum ruhaniawan tidak boleh menganggap dirinya sama seperti orang banyak, bahkan para pelajar agama pun tidak boleh merasa dirinya sama dengan orang biasa. Artinya, jika ia yang berbuat salah maka ia sendiri yang akan menanggung. Tidak demikian adanya. Mereka akan menimpakan kesalahan kepada semua ruhaniawan dan tanggung jawab besar ini tidak dapat diwujudkan kecuali melalui pembinaan diri dan persatuan dengan semua pihak, kawan-kawan dan dengan semua orang.
Di kalangan ruhaniawan, para Imam Jum’at mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Mereka lebih banyak berhubungan dengan masyarakat ketimbang ruhaniawan lain, karena itu mereka harus ekstra hati-hati. Jika terjadi sesuatu maka harus diatasi dengan cara keruhanian dan kebapakan.
Sikap mengejar kekuasaan dalam bentuk apa pun akan berakibat pada kerugian. Bagaimanapun polanya, maka semuanya berasal dari setan. Apakah itu dari seorang presiden Amerika, pelajar agama atau dari seorang Imam Jum’at. Jika sikap ini yang justru mewarnai pekerjaan, maka tidak ada bedanya antara seorang yang tampak di permukaan sebagai penguasa dunia dan terus mengejar kekuasaan dengan seorang zahid yang hidup di pojok rumah ibadah. Keduanya adalah sama, karena keduanya berasal dari setan. Bahkan yang ini lebih jelek dari yang lain.
Egoisme memang selamanya membawa malapetaka dan semua malapetaka yang terjadi di dunia ini berasal dari sikap egoisme, yaitu rasa cinta kedudukan, cinta kekuasaan, cinta harta, dan sebagainya. Semua itu bermuara pada ras cinta diri (hubbun nafs).
Inilah patung paling besar dan paling sulit dihancurkan. Jika kalian tidak dapat menghancurkannya secara total, maka mulailah menghancurkannya dari tangannya, kakinya dan seterusnya. Jangan biarkan ia bebas bergerak, sebab ia akan mencelakakan kita. Dia tidak akan membiarkan kita dan akan terus diburunya sampai sedikit demi sedikit agama ini lepas dari diri kita.
Ini bukanlah barang aneh, inilah pekerjaan dari setan. Baik setan batini maupun setan-setan yang menjadi panutan orang-orang ini.
Hal penting yang harus dilakukan para ruhaniawan ialah mereka harus hidup sederhana, karena cara hidup sederhana inilah yang telah mengangkat derajat kaum ruhaniawan dan memelihara eksistensi mereka selama ini. Mereka yang hidup sederhana inilah yang selalu menjadi sumber aspirasi, dihormati, dan di dengar oleh rakyat.
Sebagian yang hadir mungkin masih ingat, ketika untuk pertama kalinya kita datang ke kota suci Qum, siapa yang menguasai Qum? Mereka adalah orang-orang yang hidup zuhud dan penuh takwa, yaitu orang-orang seperti Syekh Abul-Qasim Qummi, Syekh Mahdi, Mirza Sayyid Muhammad Barqaiy, Mirza Muhammad Arbab dan lain-lain. Saya kira tidak ada seorang pelajar agama sekali pun yang hidup seperti Syekh Abul-Qasim ini. Paling tidak, jika tidak lebih sederhana, mereka tidak kurang sederhananya dari pelajar agama.
Saya menyaksikan sendiri bagaimana kehidupan mereka. Syekh Muhammad Arbab misalnya, ia tinggal di sebuah rumah yang hanya memiliki 2-3 (dua sampai tiga) kamar sederhana dan tidak lebih dari itu. Demikian pula Syekh Mahdi dan lain-lain. Padahal siapa mereka? Qum berada di tangan mereka.
Hidup dalam lingkungan seperti itu dan menyaksikan orang-orang semacam ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi setiap orang. Oleh karena itu, semakin tinggi tuntutan kalian maka semakin kalian menuntut rumah yang lebih baik di lain pihak sebanyak itu pula nilai-nilai maknawi berkurang dari diri kalian.
Nilai manusia tidak dilihat dari rumah yang dihuninya, tidak dari kebun yang dimilikinya, juga tidak dari kendaraan yang ditumpanginya. Jika ini adalah nilai manusia maka para Nabi pasti sudah mengejarnya, tetapi para Nabi tidak demikian sebab nilai manusia tidak lihat dari sisi ini. Tidak dari berapa kendaraan yang dimilikinya, juga tidak dari seberapa jauh perjalanan yang telah ditempuhnya.
Nilai Keruhanian juga demikian. Tidak di lihat dari tempat tinggal, kantor kerja, atau fasilitas yang dimilikinya. Maka dalam menuntut ilmu, kalian tidak boleh mengejar nilai-nilai formal. Semakin kalian mengejar nilai-nilai formal semakin ilmu kalian berkurang.
Mereka yang mampu menulis buku-buku besar dan melahirkan karya-karya yang sahgat bernilai, misalnya Syekh Anshari. adalah orang-orang yang kehidupannya tidak lebih dari kehidupan pelajar agama biasa. Dengan cara seperti ini mereka mampu menjaga Islam, mampu mengangkat fikih dan mampu mengangkat ajaran-ajaran Islam. Keberhasilan itu dicapai Karena mereka tidak menjadikan rumah sebagai ukuran.
Sebanyak apa pun seseorang menuntut rumah tetap tidak akan membuatnya puas. Bahkan jika ia mendapatkan dunia ini sekalipun, ia pasti tidak akan merasa puas boleh jadi ia akan mencari dunia lain lagi. Hal ini sudah menjadi fitrah manusia, fitrah menuntut kepuasan. Setiap kali mendapatkan apa yang dikejarnya, maka di balik itu masih terdapat sesuatu yang belum ia raih. Manusia tidak akan pernah merasa puas. Karena itu, orang-orang yang menuntut kekuasaan akan terus mengejarnya sampai ia mendapatkan kekuasaan yang mutlak.
Kekuasaan yang mutlak hanyalah Allah Swt. Demikian juga orang yang menuntut ilmu. la menginginkan ilmu yang mutlak. Tapi ilmu yang mutlak adalah Allah.
Pernahkah kalian membaca Munajat Sya’baniyah? Kalian mesti membacanya, sebab ia merupakan munajat yang jika di baca dengan mendalam dan penuh penghayatan akan mengantar orang yang membacanya ke suatu tingkat keutamaan tertentu.
Yang melantunkan munajat ini adalah orang suci. Diriwiyatkan bahwa seluruh Imam membaca munajat ini, padahal mereka adalah orang-orang yang suci dari segala hal. Tapi masih juga bermunajat kepada Allah sedemikian rupa. Mengapa bisa terjadi demikian? Jawabannya adalah karena mereka tidak pernah bercermin pada diri mereka sendiri. Apa yang ada pada mereka bukan sesuatu yang harus mereka lihat.
Sekalipun demikian, rupanya masih ada orang-orang yang merasa bahwa dirinya telah mencapai tingkat Imam ash-Shadiq as. tapi tidak demikian dengan Imam ash-Shadiq as. Beliau adalah seorang yang ketika bermunajat kepada Allah merasa seakan dirinya bergelimangan dengan dosa. Sebab ia melihat dirinya bukan apa-apa, serba kekurangan. Apa saja yang ada berasal pasti dari-Nya semata. Semua kesempurnaan berasal dari Dia, sedang dirinya tidakada apa-apanya. Siapa pun tidak ada apa-apa, Nabi pun tidak ada apa-apa. Semua tunduk kepada-Nya. Disebabkan kita terhalang oleh tirai yang menutupi kita maka kita tidak sadar bahwa mereka tunduk pada-Nya. Mereka yang sadar bahwa mereka tunduk pada-Nya akan terus berupaya mensucikan diri mereka dan berupaya mencapai makna ini.
Inilah kamalul-inqita’ (ketidakbergantungan) yang mereka kejar yaitu melepaskan diri dari semuanya kecuali kepada-Nya dan semata-mata terikat kepada-Nya. Allah Swt. berfirman,
“Sesungguhnya Kami tawarkan amanah itu kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tapi mereka menolaknya. Lalu diterima oleh manusia. Sesungguhnya manusia bersifat zalim dan jahil”. (QS. al-Ahzab, 33: 72)
Sebagian ulama mengatakan bahwa kata zaluman dan jahulan pada ayat di atas merupakan pujian tertinggi Allah kepada manusia. Zaluman berarti memecahkan semua patung-patung atau memecahkan segala sesuatu. Sedangkan jahulan mengandung makna tidak menghiraukan segala sesuatu, Iupa dari segala sesuatu kecuali Dia.
Kita tidak mampu seperti ini, bahkan kita juga tidak mampu memikul amanah ini. Kita hanya mampu berada di jalan menujunya.
Kalian yang menyeru ke jalan akhirat; yang menyeru masyarakat supaya memiliki sifat-sifat terpuji, harus lebih dahulu memiliki sifat-sifat yang kalian serukan itu supaya seruan kalian betul-betul merupakan seruan kebenaran. Jika tidak, maka ia akan menjadi seruan syaitani. Jangan sampai pada saat kalian menyeru kepada kebaikan, kalian sendiri penuh dengan kotoran.
Kita sekarang ini sedang berhadapan dengan dunia dan kekuatan dunia. Belum pernah dalam sejarah Iran menghadapi cobaan yang begini berat. Dahulu Iran adalah laksana seekor sapi perah yang menyerahkan susunya untuk diperah orang lain. Dan sudah barang tentu hal ini menghasilkan “keamanan” bagi Iran, tapi keamanan model dahulu. Keamanan seekor sapi yang menyerahkan susunya untuk di perah orang lain tanpa sedikitpun melakukan protes. Ketika Iran memberikan semua harta kekayaannya kepada orang lain, sudah pasti mereka melindunginya dan menjamin kedamaiannya. Tapi kedamaian yang bagaimana? Kedamaian seekor binatang oleh manusia.
Sekarang tidak lagi demikian. Iran tidak mau lagi dijadikan sapi perahan. la akan mengembalikan harkat dan martabatnya. Namun semua memusuhinya Timur memusuhinya. Barat memusuhinya, regional memusuhinya. Di dalam pun masih ada pihak-pihak buta yang mempunyai penyakit hati ikut memusuhinya. Oleh karena itu, kalian harus maju terus. jaga persatuan dan berleburlah bersama rakyat yaitu dengan cara menuntun dan merasa memiliki mereka.
Rakyatlah yang telah melepaskan kalian semua dari belenggu-belenggu itu dan belenggu-belenggu itu sudah tidak lagi menghimpit kalian. Sudah tidak ada lagi yang mengikat kita. Iran satu-satunya negeri yang tidak terikat oleh belenggu apa pun. Tidak ada negara di dunia ini yang betul-betul lepas dari belenggu seperti Iran. Semua ini berkat penghuni para gubuk itu, berkat lapisan rakyat yang tertindas inilah yang telah mempersembahkan pemuda-pemuda mereka. Mari kita lihat, berapa banyak dari lapisan masyarakat berduit dan dari lapisan yang selalu mengecam Republik Islam yang ikut serta dalam perang serta mempersembahkan anak-anak mereka sebagai syuhada. Kalau toh ada hanya sedikit sekali, itupun karena yang bersangkutan telah melepaskan diri dari mereka dan menjadi hizbullah. Tapi mereka sedikit sekali.
Setiap kali kalian menyaksikan seseorang syahid, pasti berasal dari lapisan yang tertindas ini. Tentu saja lapisan tertindas bukan hanya para penghuni gubuk, kaum Bazari 7 juga termasuk lapisan tertindas, para buruh, para petani pun demikian. Semua ini adalah lapisan tertindas dan semuanya berasal dari mereka. Yang sekarang mengabdi di front adalah mereka, yang bersusah payah menjaga negeri ini dan Islam adalah mereka. Mereka adalah tuan-tuan kita dan kita berhutang budi kepada mereka. Kalian harus memperlakukan mereka dengan rendah hati.
Ya, sekarang Iran sedang menghadapi cobaan yang paling berat. Semua menentangnya dan propaganda dunia berusaha menghancurkan Islam oleh karena itu kita harus bersatu, harus lebih memperat persatuan kita. Semakin mereka menentang kita semakin itu pula kita memperkokoh persatuan kita, semakin gencar mereka melakukan provokasi terhadap kita semakin kita perlu memperkuat diri kita.
Mereka berusaha mewujudkan perpecahan di negeri ini yang menyebabkan mereka melakukan propokasi yang tidak pernah lakukan terhadap negeri lain. Kalian lihat sendiri, sudah hampir setahun ini terjadi pemogokan di Inggris. Namun tidak ada berita. Tapi jika diumpamakan terjadi pemogokan di negeri ini yang hanya dilakukan oleh empat orang, mereka terus dan tidak henti-hentinya memberikan memberitakan bahwa terjadi pemogokan di Iran, pabrik-pabrik ditutup dan sebagainya. Mereka sengaja lakukan ini supaya pada hari Buruh terjadi sesuatu. Mereka pikir para buruh akan simpati pada mereka, ternyata mereka tertipu sediri. Hari buruh datang tapi tidak terjadi apa-apa, malah para buruh yang sangat kita hormati itu lebih aktif dan menyatakan bahwa mereka akan terus mengabdi.
Para buruh tidak mengabdi kepada saya melainkan mereka mengabdi kepada Allah, mengabdi kepada negara mereka sendiri. Negara yang dulunya berasal dari orang lain tapi sekarang mereka aktif memperbaiki keadaan. Aktif membangun, mengejar ketinggalan, dan mereka mampu.
Saya berharap pada bulan Ramadhan, bulan Allah yang penuh berkah, hendaknya kita semua mendoakan Islam. Doa bagi kejayaan Islam hendaknya menjadi prioritas kita semua. Demikian pula doa untuk kelanggengan Republik Islam ini.
Pengabdian yang telah diberikan oleh Republik Islam ini terhadap Islam selama 4-5 tahun ini belum pernah diberikan siapa pun sepanjang sejarah selain para Nabi. Sedemikian besarnya pengabdian yang telah dipersembahkan oleh Republik Islam untuk Islam, sehingga musuh-musuh Islam pun tidak dapat menghitungnya.
Coba bandingkan dengan apa yangterjadi pada masa Qajar, bahkan pada masa yang paling baiknya sekalipun. Bandingkan apa yang terjadi masa itu dengan yang ada sekarang. Apalagi jika dibandingkan dengan masa Pahlevi, yang semua orang tahu bagaimana keadaan masa itu. Tapi masih ada saja orang-orang yang tidak tahu diri mengatkan bahwa tidak ada bedanya antara dulu dan sekarang, bahkan sekarang lebih jelek. Ini karena kebodohan dan kekerasan hati mereka. Jika hati seseorang Keras, maka dia sendiri bahkan tidak tahu apa yang dilakukannya.
Diriwayatkan, ketika pada suatu waktu api neraka tenang sebentar, dan sekelompok penghuni neraka bertanya-tanya apa yang terjadi. Dijawablah, bahwa Nabi Muhammad Saww. sedang lewat. Mengetahui bahwa ketentraman itu disebabkan oleh Nabi, mereka malah tidak senang. Mereka menyuruh supaya pintu neraka ditutup. Dikarenakan mereka lebih senang di siksa ketimbang melihat Nabi Muhammad Saww. meskipun Keberadaan Nabi Muhammad Saww. dapat meringankan beban mereka. Beginilah manusia neraka. Azab lebih baik bagi mereka ketimbang Nabi Muhammad Saww. Bagi manusia seperti ini, kebejatan lebih baik dari Republik Islam. Bagi mereka, biarkanlah kebejatan merajalela asal jangan Republik Islam berdiri. Biarlah kebejatan merajalela dengan terbuka asal jangan Republik Islam. Ini adalah penyakit yang hanya bisa diobati oleh malaikat Izrail.
Mudah~mudahan Allah menghilangkan penyakit-penyakit semacam ini dan memberkati kita agar dapat terus berada di jalan-Nya dan menuntut ridha-Nya. Kita mohon kepada Allah supaya selalu memelihara Republik Islam ini dan memberikan kesempatan kepada kita untuk berjumpa dengan Imam Zaman, salamulah alaih.
Langkah Awal Kesucian Diri
Jika tertutup waktu saudara untuk kembali kepada Allah, saudara akan tenggelam dalam melakukan kerusakan dan kelalaian. Bertakwalah kepada Allah dan takutlah kepada-Nya. Takutlah terhadap akibat perbuatan saudara sendiri, bangunlah dari tidur yang panjang dan singkirkanlah kelalaian itu dari diri saudara. Ambillah langkah awal.
Sesungguhnya langkah pertama adalah senantiasa sadar dan bangkit dari kesadaran, akan tetapi hingga saat ini saudara masih tidur nyenyak. Mata saudara terbuka, tetapi hati saudara terlena dalam tidur yang berkepanjangan. Sekiranya bukan karena sebab banyaknya melakukan dosa, niscaya tidak demikianlah akibatnya. Saudara tidak berhati-hati dalam hidup ini. Bagaimana mungkin saudara dapat terus menerus begitu tanpa merasakan suatu tanggung jawab dan menjauhkan diri dari bahaya, seandainya berfikir sedikit saja tentang urusan akhirat, dan akibat-akibat yang akan menimpa, niscaya akan memberikan perhatian yang serius terhadap tanggung jawab yang diberikan di atas bahu.
Hal ini disebabkan adanya Zat Yang Maha Mengetahui, yang melakukan perhitungan di sisi saudara. Apakah tidak berfikir bahwa semua benda yang maujud ini akan kembali dan di hisab?
Kenapa tidak merenungkannya?
Kenapa tidak bangkit dan sadar?
Kenapa?
Saudara telah mencegah dari mengumpat dan dari perkataan nista terhadap sesama dalam Islam. Mengapa saudara berbuat demikian atau mendengar setiap yang membawa bahaya?
Adakah saudara mengetahui bahwa mengumpat dan mencela adalah perangai ahli neraka (sebagaimana yang terdapat di dalam hadis Rasulullah Saww.). Adakah saudara berfikir tentang akibat buruk dari perbuatan dusta, nista, perpecahan, permusuhan, hasut, dengki dan buruksangka, sikap keakuan, lalai dan takabur?
Adakah saudara mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan menimpa amalan-amalan keduniaan ini, yaitu kekekalan dalam neraka jahanam?
Tidak ada kelonggaran di sisi Allah. Di antara kebahagian insan adalah bahwa ia tidak diuji dengan penyakit yang tidak dirasakannya. Sebenarnya penyakit yang telah dirasakan sakitnya mendorong seseorang untuk berusaha dengan segera menemui dokter atau pergi segera ke rumah sakit. Adapun penyakit yang tidak disertai rasa sakit dan tidak dirasakan oleh seseorang (yang wujudnya hanya kesan zahir) merupakan sesuatu yang amat berbahaya, karena ia membawa kesan yang buruk. Seseorang tidak merasakan melainkan setelah penyakitnya menjadi begitu berat dan parah. Penyakit-penyakit hati atau jiwa hampir-hampir bersifat seperti ini. Sekiranya saudara ditimpa penyakit yang dirasakan kesakitannya, niscaya saudara segera mengobati dan menyembuhkannya. Akan tetapi bagaimana kita dapat bertindak untuk melakukan sesuatu jika penyakit tersebut tidak kita rasakan rasa sakitnya?
Kelalaian, keahgkuhan dan setiap maksiat yang merusak hati dan ruh tidak dirasakan rasa sakitnya oleh tubuh, padahal penyakit ini lebih parah, tetapi tidak kita rasakan sakit dan deritanya, malah kadang-kadang kita merasa enak. Sesungguhnya mengumpat, menggunjing dan memfitnah merupakan majelis yang mengasyikkan. Cinta dunia dan cinta diri sendiri adalah sumber asasi dari setiap dosa.
Sesungguhnya cinta dunia adalah pokok setiap kejahatan, pintu setiap malapetaka, lubang setiap fitnah dan penyeru setiap kedurjanaan yang dirasakan oleh manusia dengan perasaan nyaman dan enak. Rasa dahaga yang ikuti dengan meminum air adalah memuaskan, tetapi rasa lezat dan enak itu dirasakan puasnya di akhir setiap menghela nafas.
Penyakit yang tidak dirasakan sakitnya bahkan menjadikan orang yang sakit tersebut merasa enak dan tidak menggerakkan upaya untuk menyembuhkan serta tidak diketahui pula marabahayanya. Jika dikatakan kepadanya bahwa sebenarnya dia sakit, niscaya dia akan membantahnya dan menganggap dirinya dalam keadaan baik. Apabila seseorang ditimpa oleh terlalu cinta kepada dunia dan mengikuti kehendak hawa nafsunya, menyebabkan dunia menguasai diri dan hatinya. Sehingga dia hanya berpaling dari Allah -na’udzubillah-. Dia juga berpaling dari hamba-hamba Allah, para nabi as., wali-wali dan para malaikat. Segala pembawaannya menuntun kepada sifat dendam kesumat dan bermusuhan.
Manakala tiba ajal mautnya, lalu datang malaikat Allah Kepadanya untuk mematikannya, barulah dia merasa bagaimana siksaannya. Para malaikat merasa benci terhadap sikapnya yang cenderung terhadap dunia, akibatnya dia dikeluarkan dari dunia dalam Keadaan terhina, dan sebenarnya dialah musuh Allah.
Saya telah mendengar sesuatu peristiwa tentang seorang pembesar dari Qizrit yang menghadiri suatu majelis dan berkata, “Sesungguhnya kezaliman telah mengenai diriku. Dialah Allah yang menzalimi diriku yang tidak pernah aku rasakan, karena aku telah menghabiskan tenaga dan harta benda untuk mendidik anak-anakku, akan tetapi Dia menjauhkan aku dari mereka, adakah kezaliman yang lebih dari itu?”
Sesungguhnya apa yang ditakutinya adalah akibat yang buruk, sebab apabila manusia tidak pernah mendidik dirinya dan tidak luput dalam dirinya kecenderungan duniawi, maka dia akan merasa takut meninggalkan dunia. Hatinya penuh dengan dendam terhadap Allah dan penolong-penolong agama-Nya. Ya, sesungguhnya akibat buruk ini akan senantiasa menanti seseorang yang menganggap dirinya sebaik-baik makhluk. Dia amat takut menghadapi perjumpaan dengan Allah. Maka, apakah manusia semacam ini merupakan sebaik-baiknya makhluk, ataukah seburuk-buruknya makhluk?
Allah berfirman:
“Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati dalam hal kesabaran”. (QS. al-‘Ashr, 103: 1-3)
Pengecualian yang terdapat dalam surat ini adalah orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Amal saleh merupakan amal yang dilaksanakan dengan ruh (keikhlasan). Akan tetapi kebanyakan yang kita lihat dari amal-amal manusia hanya dilakukan dengan anggota panca indera tanpa mengandung pesan-pesan seperti yang disebut di dalam surat al-Ashr yang penuh berkah itu. Amal-amal tersebut tidak membawa kesan yang baik. Sekiranya saudara melaksanakan suatu urusan atas dasar cinta dunia dan kepentingan diri, niscaya ia akan menguasai diri dan urusan saudara.
Pengikat yang kokoh di antara amal-amal saudara dengan Allah adalah melakukannya dengan ikhlas karena Allah, yakni amal-amal yang dilaksanakan atas dasar saling mengingatkan kepada jalan kebenaran dan kesabaran. Sekiranya saudara membangun benteng yang memisahkan saudara dengan hidayah Allah, niscaya saudara akan ditimpa kerugian yang nyata, sebagaimana firman Allah: "
“Rugi dunia dan akhirat”. (QS. al-Haji, 22: 11)
Jika demikian keadaannya, berarti saudara telah menyia-nyiakan waktu muda dari mendapatkan nikmat akhirat, malah sekaligus menyia-nyiakan keduanya, dunia dan akhirat. Golongan lain yang tidak mempunyai jalan ke surga adalah golongan yang membuat benteng dan menghalangi mereka dari pintu rahmat Allah. Mereka hanya berhak mendapat kedudukan yang kekal di dalam neraka, barangkali mereka hanya merasakan keenakan di dunia ini saja, bagaimana pula dengan saudara?
Ingatlah, jangan sekali-kali menambah kerakusan cinta kepada dunia dan kepentingan diri serta melalaikan diri saudara sendiri, mintalah perlindungan dari Allah Swt. Setan telah merampok iman yang ada pada diri saudara. Sebenarnya untuk tujuan inilah setan berupaya. Sesungguhnya semua usaha dan tipu daya setan dan semua jalan yang diikuti adalah bertujuan untuk membinasakan keimanan manusia. Bila saudara tidak berusaha memperkokoh keimanan saudara, niscaya keimanan itu akan lumpuh. Setan berusaha untuk menghapuskannya.
Dengan itulah saudara berada di dunia ini, senantiasa dalam keadaan menentang Allah dan peno!ong-penolong agama-Nya setelah saudara menghabiskan usia dengan merasakan nikmat Allah dan berhadapan dengan hidangan aI-Imam Sahibuz Zaman as. (Imam Mahdi).
Sebaliknya, saudara menjadi musuh-musuh Allah.
Berusahalah dan carilah penyelesaian dengan bersungguh-sungguh bila saudara mendapati diri saudara mempunyai ikatan yang terlalu kuat dengan dunia serta selalu mencintainya. Berusahalah untuk memutuskan ikatan yang seperti itu. Sesungguhnya dunia dengan segala perbendaharaannya telah menarik manusia untuk mencintainya. Keadaan seperti itu menyebabkan kita amat sukar untuk tidak terikat dengannya.
Segala sesuatu dari anasir dunia, yang mengikat hati saudara kepadanya adalah dlsebabkan tarikannya. Hadapilah dunia dengan mendekatkan diri kepada masjid, pengkajian ilmu di madrasah atau kumpulan mudzakarah di rumah. Kemudian, apakah pantas pendekatan-pendekatan yang saudara lakukan tersebut membawa perselisihan yang mengakibatkan rusaknya umat?
Apakah saudara menjadikan dunia ini seperti golongan yang mempergunakan dan memperalatnya?
Sesungguhnya saudara telah menghabiskan usia dengan kelezatan. Kemudian apabila saudara memperhatikan usia terhenti, bagaimanakah dengan kelezatan itu?
Setiap kehidupan yang kita lalui inisangat cepat pergerakannya, akan tetapi kewajiban dan akibat-akibatnya tetap dibebankan di atas bahu-bahu saudara.
Adakah kehidupan yang binasa dan melalaikan ini lebih bernilai (padahal dunia adalah fana) jika dibandingkan dengan siksa neraka yang kekal dan tidak ada batas dan pemberhentiannya itu?
Sesungguhnya siksaan penghuni dunia lebih ringan dibanding azab di akhirat yang kekal dan tanpa ukuran itu. Orang-orang yang menganggap bahwa mereka menguasai dan berkuasa di dunia ini, adalah karena begitu banyak kelezatan yang membawa niercka kepada kelalaian dan berbuat kesalahan. Sekarang, setiap orang dapat melihat urusan-urusan yang dilakukannya di masa lalu, dan dapat menggambarkan dunia sebagaimana yang dia lihat itu.
Sedungguhnya alam yang sebesar ini dapat digambarkan oleh manusia. Mereka daat menguasai dan membongkar perbendaharaan dunia ini dengan segala perjalanan dan keajaibannya, sebagaimana digambarkan oleh sebuah hadis: “Bahwa Allah melihat kepadanya dengan pandangan rahmat.”
Oleh karena itu, bagaimana kita melihat dunia ini sebagaimana Allah memandangnya dengan pandangan rahmat?
Bagaimana keadaan yang sebenarnya perbendaharaan agung, yang diseru oleh Allah kepada manusia itu?
Sekalipun sebenarnya manusia sangat kerdil untuk memahami nilai perbendaharaan yang agung itu. Sekiranya saudara memiliki niat ikhlas serta amal yang baik, sudah tentu saudara mampu mengeluarkan kecintaan dan kerakusan kepada dunia dari dalam hati. Begitu juga saudara ak:an mampu menghapuskan keinginan kepada kekuasaan dan keduduk:an. Sebab kedudukan yang tertinggi dan agung senantiasa menunggu dan disediakan untuk saudara, jika saudara mempunyai pendirian demikian.
Sebenarnya dunia ini dengan segala perbendaharannya, tidak bernilai jika dibanding dengan sehelai rambut sekalipun dengan janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Oleh sebab itu, hendaklah saudara beramal untuk mencapai maqam yang tinggi ini. Sekiranya saudara mampu membina diri dan kepribadian, hendaklah saudara bersungguh-sungguh dan gigih agar dapat mencapai kdudukan yang tinggi. Tetapi jangan saudara beribadat kepad Allah hanya sekedar untuk sampai kepada kedudukan ini, tetapi lebih jauh dari itu hendaklah saudara beribadat kepada llah sebagai ahli ibadah yang sejati. Sujudlah kepada llah dan letakkanlah dahi saudara di atas bumi. Ketika itulah saudara telah membakar dinding cahaya hidayah dan sampai kepada perbendaharaan yang agung.
Maka, adakah saudara akan sampai kepada kedudukan ini jika dibandingkan dengan amalan-amalan saudara sehari dan perjalanan hidup saudara sekarang?
Adakah saudara membayangkan bahwa untuk melepaskan dan membebaskan diri merupakan usaha yang mudah?
Apakah usaha membebaskan diri dari azab neraka jahanam cukup dengan usaha yang mudah?
Adakah saudara membayangkan bahwa tangisan ulama yang suci dan rintihan al-Imam as-Sajjad as. telah memberikan pengajaran kepada kita?
Karena kedudukan mereka yang sungguh besar dan tinggi itu, maka maqam mereka tidak dapat dihitung lagi di sisi Allah. Mereka menangis karena takut kepada Allah, karena mengetahui hanya jalan yang penuh ranjau sajalah yang akan mendapat ganjaran. Bahkan mereka melalui semua jalan yang penuh ranjau dan duri kesusahan serta cobaan.
Ya, jalan yang berada di ujung dunia dan di ujung yang lain adalah akhirat. Mereka menginsyafi adanya alam kubur, alam barzakh, kiamat dan pembalasan-pembalasan Allah. Keadaan yang demiklan itu menyebabkan kedudukan mereka begitu kokoh. Mereka senantiasa berharap dan memohon kepada Allah agar dibebaskan dari azab pada hari kiamat.
Sudah siapkah dan bersedia saudara menghadapi akibat juga pembalasan ini. Balasan yang tidak lagi dituturkan dengan kata-kata.
Jalan manakah yang saudara pilih untuk membebaskan diri daripadanya?
Kapankah lagi saatnya saudara akan memperhatikan diri, membersihkan dan mendidiknya?
Ya, sekarang ini, sekali saudara masih muda dan memiliki sebagai pemuda, bagaimana bila kekuatan ini telah lewat?
Apakah saudara tidak akan kehilangan kekuatan dan menjadi lemah pada hari-hari mendatang?
Sebab kalau sekarang ini saudara tidak bersungguh-sungguh membersihkan dan membina diri, maka bagaimanakah saudara dapat melakukannya esok, ketika saudara telah kehilangan kekuatan dan menjadi lemah karenanya, dan dengan penuh penyesalan. Ketika itu azam saudara telah pupus dan keinginan semakin lumpuh.
Pada saat yang sama dosa semakin berat dan hati semakin bertambah gelap. bagaimana mungkin saudara akan mampu membina dan mendidik diri saudara lagi?
Sesungguhnya setiap diri akan berlalu, setiap langkah bergerak ke depan dan setiap nafas yang saudara hela dari usia ini, menambah kesulitan saudara untuk memperbaiki diri, tetapi pada saat yang sama semakin bertambah pula kegelapan hati dan kelalaiannya. Manakala usia manusia meningkat, akan semakin bertambah pula kesulitan dan halangan untuk mencapai kebahagiaan dan semakin lemah kekuatannya untuk melakukan kebaikan. Apalagi jika saudara mencapai usia lanjut, maka semakin jauh pula saudara dari usaha mencapai kemuliaan dan takwa. Semakin sukar pula bagi saudara untuk bertaubat, karena taubat tidak cukup hanya sekedar mengatakan “Saya bertaubat kepada Allah”, tetapi saudara harus menyesali perbuatan buruk yang telah melakukan dan berazam untuk meninggalkan dosa yang telah dilakukan.
Penyesalan dan azam tidak berguna bagi seseorang yang menghabiskan usianya dengan mengumpat dan berdusta serta putih rambutnya dalam keadaan mengerjakan maksiat selama lima puluh tahun, karena mereka terlena dalam melakukan dosa hingga akhir usianya.
Bergeraklah wahai pemuda sebelum rambut saudara memutih. Setelah saudara sampai ke peringkat ini, kami telah beritahu kesulitan yang akan saudara hadapi. Seandainya saudara menyesal ketika usia masih muda belia, tentu mampu berbuat sesuatu. Karena pada saat itu saudara mempunyai azam (tekad) sebagai anak muda yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk berupaya menjauhkan diri dari hawa nafsu dan dorongan kehewanan.
Sebaliknya, jika saudara tidak berbuat pada masa-masa seperti ini dan tidak bersungguh-sungguh memperbaiki diri sekarang, maka keadaan seperti ini akan merupakan pukulan dan tamparan hebat bagi saudara, sedangkan usia sudah lanjut.
Pikirkanlah diri saudara, menyesallah ketika masih muda dan jangan sampai saudara telah beruban, tua dan lemah. Hati anak muda adalah hati yang lembut dan mudah dibentuk, yang kecenderungan ke arah kerusakannya masih lemah, tetapi ketika usianya bertambah, akan melekat di hatinya debu-debu maksiat. Apabila hal ini terjadi, agak mustahil baginya untuk membersihkannya. Imam ‘Ali as. berkata,
“Sesungguhnya sesuatu golongan yang beribadah kepada Allah karena suatu kepentingan adalah ibadahnya seorang pedagang. Sedangkan golongan yang beribadah dengan penuh ketakwaan adalah ibadah seorang ‘abid dan ibadah yang penuh kesyukuran adalah ibadah para hamba Allah.” (Nahjul Balaghah)
Sebagaimana diriwayatkan oleh Zurarah dari Abu Ja’far rh. berkata,
“Hati setiap hamba pada asalnya adalah putih. Ketika ia melakukan dosa lahit; lembaran itu bernoda hitam, kalau dia bertaubat noda itu menjadi putih-kehitam-hitaman. Sebaliknya, jika dosa semakin bertambah, noda hitam itu semakin kentara dengan menghilangnya terus ciri-ciri keputihannya. Maka apabila keputihannya tidak kembali lagi kepada seseorang, ia pun akan berlanjut.”
Allah berfirman :
“Sebenarnya apa yang mereka selalu usahakan itu menutupi hati mereka”. (QS. al-Muthaffifiin, 83: 14)
Manusia seperti ini senantiasa melakukan maksiat siang dan malam. Maka sukar baginya untuk menyucikan hatinya sementara usia sudah semakin tua, tidak sebagaimana sewaktu masih muda. Jika saudara tidak membersihkan diri, niscaya hati saudara akan menjadi hitam di saat saudara ke luar dari dunia ini. Katakanlah telinga dan lidah diliputi oleh dosa, maka bagaimana mungkin saudara dapat diterima oleh Allah. Ini adalah amanah dari Allah yang diserukan oleh Allah kepada saudara agar melakukan pembersihan diri dan melepaskan diri dari kehinaan serta celaan.
Mata, tangan dan telinga ini adalah di bawah usaha ikhtiar saudara, begitupun lidah, dan juga seluruh panca indera ini. Merupakan amanah Allah Yang Maha Kuasa. Semua ini dikaruniakan kepada saudara supaya sempurna serta selamat dan suci keadaannya. Jika ia dicermati dengan dosa dan maksiat, bagaimana saudara akan mempertanggungjawabkan amanah yang dipikulkan kepada saudara ketika di pertanyakan kepada saudara?
Beginikah saudara menjaga amanah AIlah?
Adakah dengan cara ini saudara menyelamatkan amanah tersebut?
Beginikah keadaan hati yang diberi amanah itu?
Mata yang dikaruniakan menjadi begini rupa?
Seluruh panca indera yang diamanahkan untuk menjaganya menjadi begitu cemar?
Dengan apa saudara akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?
Bagaimana saudara dapat menghadap kepada Allah apabila saudara mengkhianati amanah-Nya, sehingga saudara menjadi seorang pengkhianat?
Sekarang, wahai para pemuda, ingin kami tekankan kepada saudara bahwa saudara telah membinasakan masa muda. Dengan jalan demikian, yang tidak akan memberi manfaat kepada saudara sekalipun di dunia ini, karena saudara menghabiskan waktu yang berharga itu dengan perbuatan seperti ini. Semestinya waktu muda yang cemerlang itu saudara isi pada jalan Allah dengan tujuan yang sudah pasti dan suci. Dengan demikian niscaya saudara tidak akan rugi baik didunia ataupun di akhirat.
Sebaliknya, jika saudara menghabiskan waktu dengan sia-sia. saudara pasti dapat melihat akibatnya. Sekiranya saudara menyia-nyiakan usia muda dan menghabiskan waktu yang penuh kesempatan itu, niscaya akan menghabiskan waktu yang penuh dengan kesempatan. Niscaya saudara akan enghadapi tanggung jawab yang besar di alam akhirat di hadapan Allah kelak. Niscaya pembalasan yang tiada batasnya akan diterima terhadap amal-amal saudara yang rusak itu. Bahkan saudara akan melihat diri di dunia telah menemui bala bencana yang hebat dan dada akan merasa sempit. Akan terlihat malapetaka dan bencana timpa-menimpa pada diri saudara. Bahkan musuh-musuh penuh mengelilingi pinggang. Saudara sedang menghadapi malapetaka fitnah yang sungguh dahsyat dan jahanam menimpa saudara.
Ketika saudara berada di pusat pengkajian agama, saudara berada dalam keadaan melaksanakan amal saleh. Sesungguhnya saudara berada di bawah tabir yang menyelubungi Islam. Sekiranya saudara meletakkan rencana-rencana selagi tidak melakukan pembenahan diri dan tandzim (penyusunannya), saudara tidak akan mampu membebaskan diri dari rancangan dan rencana-rencana setan. Persiapan yang cukup, akan menjadikan mempunyai upaya tinggi untuk menghadapi rencana para penjahat yang keji itu.
Sungguh sekarang saya sedang melalui hari-hari yang terakhir dari usia ini. Saya akan berpisah dengan saudara sesudah waktu yang sungguh singkat atau panjang. Akan tetapi saya ingin menegaskan kepada saudara bahwa saudara akan menghadapi hari-hari yang suram apabila tidak lagi memperbaiki diri dan ruhani.
Tazkiyah Nafs
Jika manusia ingin memahami AI-Quran, acapkali dia harus membacanya. Jiwanya akan bertambah sempurna mendekati mabda’ Nur8 serta mabda’ yang Mahatinggi. Dia harus mengangkat tabir yang menutupi dirinya. dan tabir tersebut ialah sifat ego yang terdapat pada dirinya (ananiyah) agar dapat memperoleh serta merasakan cahaya kesempurnaan yang universal. Salah satu tujuan AI-Quran ialah mengajarkan hikmah serta tazkiyah nafs (penyucian diri). Allah berfirman dalam surat al-Alaq ayat 6-7:
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia bertindak melampaui batas, disebabkan dia merasa dirinya serba cukup (merasa tidak memerlukan)”.
Ayat ini menerangkan bahwa sifat melampaui batas adalah sifat perusak jiwa manusia yang paling buruk, penafikan sifat tersebut tidak akan sempurna kecuali dengan mempelajari al-Hikmah serta membersihkan diri.
Manusia menurut tabiatnya akan melampaui batas ketika ia mendapatkan suatu kesempurnaan pada dirinya. Seandainya dia mendapatkan harta, ilmu atau suatu kedudukan tanpa disertai tujuan yang bersifat Ilahi, maka dia akan mengkufuri (melampaui batas) dengan apa yang telah diperolehnya. Karena itu salah satu sebab mengapa Firaun menjadi kufur ialah kedudukan dunia yang telah didapatinya dan dia sama sekali tidak mempunyai tujuan yang bersifat Ilahi, maka kedudukan tersebut menariknya ke dalam kekufuran.
Sungguh setiap orang yang mendapatkan sesuatu yang bersifat duniawi tanpa disertai tazkiyah nafs (penyucian diri) maka dia akan mengingkari dan mengkufurinya. Bahkan semakin bertambah kesempurnaan tersebut akan semakin bertambah pula kekufurannya.
Maka tujuan Bi’tsah Rasul adalah pembersihan diri kita untuk mengeluarkannya dari kegelapan, jika seluruh alam semesta menjadi cahaya yang maha tinggi seperti AI-Quran.
Seluruh perselisihan yang terdapat di antara manusia, khususnya yang terdapat di antara penguasa berasal dari kekufuran jiwa mereka. Kekufuran tersebut bersumber ketika manusia mendapati dirinya pada suatu kedudukan yang maha tinggi. la akan kufur dan tidak merasa cukup dengan kedudukan yang tinggi, sehingga kekufuran itu menariknya untuk berbuat zalim yang menimbulkan perselisihan tersebut.
Tidak ada perbedaan atas perselisihan yang dilakukan oleh individu- individu yang mempunyai kedudukan ataupun tidak, semua itu dihasilkan oleh kekufuran. Ucapan Firaun “Saya adalah Tuhan yang maha tinggi” juga kekufuran ketika dia diberi suatu kesempurnaan.
Apabila umat manusia membersihkan diri mereka serta mempelajari al-Kitab dan al-Hikmah, maka jiwa-jiwa mereka tidak akan kufur karena setiap individu yang telah membersihkan diri tidak akan mendapati dirinya merasa cukup untuk memperoleh suatu kedudukan dan melihat dirinya kemudian mengaguminya. Maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim.
Seluruh persoalan dan perselisihan yang bersifat duniawi bersumber dari kezaliman diri manusia yang berasal dari hawa nafsunya. Jika manusia membina untuk membersihkan dirinya maka hilanglah perpecahan tersebut. Seandainya seluruh para Nabi berkumpul di suatu tempat, kota atau negeri maka mereka tidak akan berselisih karena mereka telah membina diri mereka berikut memahami al-Kitab dan al-Hikmah serta menerimanya.
Sesungguhnya problema kita bersumber dari kekosongan jiwa dari tazkiyah nafs, dan yang lebih berbahaya bagi umat manusia ialah orang yang telah meridapatkan kesempurnaan dalam segi keilmuan yaitu bidang agamis. Orang seperti itu jelas kehilangan kesucian pada dirinya. Kekufuran orang-orang yang telah meraih kedudukan, jauh lebih luas dampaknya daripada kekufuran orang-orang awam. Ketika seorang awam berbuat kufur maka dampak kekufuran tersebut hanya sebatas mereka, keluarga atau lingkungannya, tapi ketika seorang penguasa berbuat kufur maka dampak kekufuran tersebut tidak hanya sebatas keluarga atau lingkungannya, tapi mencakup seluruh negeri atau dunia yang menyebabkan kerusakannya. Coba kita bandingkan kekufuran yang dilakukan oleh Firaun dengan kekufuran yang dilakukan oleh orang awam.
Bagi mereka yang mempunyai kedudukan, bila ingin memperbaiki statusnya maka harus memulai dari kalangan atas dengan mengoreksi pribadi mereka masing-masing dan menganggap kecil dirinya. Mereka yang meyakini bahwa agama Islam ialah suatu agama yang mengangkat derajat manusia serta mempercayai bahwa Bi’tsah Nabi sebagai petunjuk bagi umat manusia, maka mereka harus memperhatikan masalah ini yang sudah menjadi salah satu ajaran agama Islam.
“Sesungguhnya manusia bertindak melampaui batas, disebabkan dia merasa dirinya cukup [tidak memerlukan]. (QS. aI-‘Alaq, 96: 6-7)
Jadi tazkiyah nafs merupakan suatu pengantar untuk menerima dan menggapai cahaya Ilahi. Barang siapa yang tidak memperhatikannya maka ilmu dan kedudukan yang telah dia peroleh akan membahayakan, bahkan lebih bahaya dari kesempumaan (karunia) yang lain yaitu membuat kehancuran di dunia dan akhirat.
Perhatikan hal tersebut dan nikmat-nikmat Ilahi yang dengannya kita dapat menyambung hidup hingga saat sekarang di bulan suci ini, serta perhatikanlah makna tujuan yang akan terjadi jika seseorang melalaikannya?
Sesungguhnya harapan saya atas kalian sangat besar. Agar kalian menjaga diri dengan rasa rendah hati dan berusaha membersihkannya. serta berikanlah semangat kalian untuk Islam agar tercapai tujuannya.
(AI-Ghadir; terjemahan Alwi al-Idrus dari kitab Mukhtarat min Aqua aI-Imam)
Bersihkan Diri Jika Ingin Memahami AI-Quran
Saya ucapkan selamat kepada seluruh umat Islam, khususnya umat Islam Iran, atas tibanya hari Mab’ats, hari diutusnya Rasulullah Saww. sebagai nabi terakhir. Semoga kita semua dapat terus mengikuti jalannya. Pada kesempatan ini saya ingin sedikit menyinggung masalah pengangkatan Rasul, tujuannya, hasilnya, dan tugas kita terhadapnya.
Rasulullah Saww. diutus dengan tujuan sebagaimana diungkap oleh AI-Quran, yakni:
“Dia-lah yang mengutus pada orang-orang yang ummi seorang Rasul dari mereka sendiri; membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka, mengajarkan mereka al-Kitab dan al-Hikmah, meskipun mereka sebelumnya dalam kesesatan yang nyata.” (QS. al-Jumu’ah, 62: 2)
Allah menegaskan bahwa Rasulullah Saww. diutus dengan tugas membacakan ayat-ayat Allah, yang dimaksud dalam ayat di atas adalah AI- Quran. Meskipun tidak hanya AI-Quran, tetapi ayat yang paling agung dan mencakup tujuan pengutusan para Rasul hanyalah AI-Quran. Dengan demikian, Nabi Saww. menyampaikan kitab yang agung ini dan membacakannya kepada umat manusia.
AI-Quran adalah sajian yang diturunkan Allah kepada seluruh umat manusia melalui Rasul Saww. agar mereka menarikmanfaat darinya, masing-masing sesuai dengan orang, semua lapisan masyarakat, dari dahulu hingga hari kiamat, dari Barat sampai ke Timur, apakah yang berilmu, awam, filosof, arif atau fakih, semuanya menarik manfaat dari AI-Quran.
Meskipun AI-Quran turun dari alam gaib ke alam nyata, dari posisi yang sangat tinggi ke posisi yang kita fahami, meskipun demikian di dalam AI- Quran terdapat tema-tema yang dapat difahami oleh semua orang baik oleh arif, awam, alim, maupun oleh yang tidak terpelajar. Tapi dalam AI-Quran juga terdapat tema-tema yang hanya difahami oleh kalangan tertentu, yakni para anbiya’, auliya’, ulama, filosof, dan urafa’ saja. sementara kita memahaminya melalui penjelasan mereka. Di samping itu, di dalam AI-Quran terdapat penjelasan-penjelasan mengenai politik, sosial, pendidikan, bahkan militer dan sebagainya. Semua ini untuk difahami dan ditarik manfaatnya oleh umat manusia sesuai kapasitas masing-masing.
Tapi sarang, kita umat manusia dan para ulama masih belum mampu menarik manfaat sebagaimana mestinya. Oleh karena itu adalah keharusan bagi kita semua untuk mengkaji AI-Quran lebih dalam, menggunakan daya pikir dan semua kemampuan yang ada pada kita, agar dapat memahaminya dengan baik sehingga semua orang dapat menarik manfaat dari AI-Quran. Sebab AI-Quran diturunkan untuk semua orang sesuai Kapasitasnya masing-masing.
Dengan demikian, maka salah satu tujuan pengutusan Rasul adalah penurunan AI-Quran dari alam gaib; dari ilmu Allah dan kegaiban yang gaib, melalui pribadi agung yang mempunyai hubungan erat dengan al- Ghaib karena mujahadahnya luar biasa dan fitrah Tauhidnya yang murni, yang karena itu AI-Quran turun padanya dari alam gaib, bahkan melalui beberapa tahapan hingga sampai ke alam syuhud 9 dan alam alfaz 10, sehingga kita dapat memahami serta mengerti maknanya sedikit dan menarik manfaat darinya.
Allah Swt. befirman dalam surat al-Baqarah,129:
“Membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka, mengajarkan mereka al-Kitab dan al-hikmah.”
yakni menjelaskan kepada mereka al-Quran supaya mereka mensucikan diri dan mengeIuarkan kegelapan-kegelapan yang meliputi mereka, sehingga ketika jiwa sudah bersih dan akal pikiran serta ruhani telah siap, barulah dapat menyerap al-Kitab dan al-Hikmah. Jadi, tujuannya ialah penyucian jiwa,tazkiyatun-nafs, supaya memiliki kesiapan memahami al-Kitab dan mendapatkan al-Hikmah. Tidak semua orang dapat menangkap cahaya yang bertajalli 11, menjelma, dan turun dari alam gaib ke alam syuhud ini, kecuali orang-orang yang telah mensucikan jiwanya dari semua kotoran, terutama kotoran akibat mengikuti hawa nafsu.
AI-Quran adalah nur atau cahaya sebagaimana ungkapan AI-Quran sendiri, sedangkan kotoran yang ada dalam diri seseorang adalah tirai atau hijab yang menghalanginya memahami AI-Quran. Oleh karena itu, selama hijab ini belum terurai atau terbuka maka mustahil ia dapat memahami AI-Quran karena selamanya tirai menghalangi masuknya cahaya.
Boleh jadi seseorang merasa bahwa ia telah memahami AI-Quran, tetapi selama ia belum keluar dari kegelapan hijab yang menutup hatinya karena masih menjadi tawanan hawa nafsu, rasa ujub, dan sifat-sifat buruk lain yang ada dalam dirinya, dia tidak akan mampu menerima pantulan cahaya itu ke dalam hatinya. Karena itu jika seseorang ingin memahami hakikat AI-Quran (bukan sekedar pemahaman lahiriah) tapi betul-betul pemahaman hakiki sehingga setiap kali membaca AI-Quran semakin meningkat ke tangga kesempurnaan dan semakin dekat ke sumber cahaya dan sumber tertinggi, maka ia harus mengangkat tirai itu. Dan kalian adalah tirai bagi diri kalian sendiri, karena itu kalian harus mengangkatnya supaya dapat memahami nur ini sebagaimana yang dapat dipahami oleh anak manusia. Dengan demikian, salah satu tujuan pengutusan Rasul ialah pengajaran al-Kitab dan al-Hikmah sesudah takziyatun-nafs atau penyucian diri.
Ayat pertama yang turun pad Nabi Saww adalah firman Allah “iqra’ bismi rabbika”, bacalah dengan nama Tuhanrnu. Ayat ini telah menyeru belajar dan membaca sejak dari pertama. Dalam ayat ini juga tercantum:
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia ketika melihat dirinya berkecukupan akan melampaui batas (tagha).” (QS. al-‘Alaq, 96: 6)
Ini artinya bahwa sikap melampui batas atau tughyan, merupakan salah satu K:ejahatan utama. la harus dihilangk:an dengan cara hanya melalui penyucian diri serta mempefajari al-Kitab dan al-Hikmah.
Dalam diri manusia terdapat suatu watak bahwa ketika ia mendapatkan dirinya berkecukupan dalam satu masalah, ia cenderug bersikap melampaui batas atau tughyan dalam masalah itu. Misalnya ketika ia merasa berkecukupan dalam masalah harta, muncul dalam dlrinya sikap tughyan dalam masalah harta. Demikian pula ketika ia me rasa berkecukupan dalam masalah ilmu atau kedudukan, maka sikap tughyan-nya terjadi pada masalah keilmuannya dan kedudukannaya.
Firaun bersikap tughyan, sebagaimana diungkapkan langsung oleh Allah, karena dia mencapai posisi duniawi tanpa kesucian diri dan tanpa didasarkan pada tujuan Ilahi. Dan memang, setiap orang yang mencapai posisi duniawi tanpa didasari oleh kesucian diri akan melakukan tughyan ini. Semakin tinggi posisi duniawinya semakin tinggi tughyan-nya. Karena itu Nabi di utus untuk menyelamatkan manusia dari sikap tughyan ini, membersihkan jiwa mereka dan mengeluarkan mereka dari kegelapan. Maka jika semua orang berhasil disucikan, seluruh alam ini akan menjadi nur.
Perselisihan dan pertentangan yang terjadi di antara anak manusia dan di antara para penguasa bersumber pada tughyan ini. Seseorang yang mencapai suatu posisi duniawi tertentu muncul dalam dirinya tughyan; ia tidak puas dengan posisinya sekarang dan ingin lebih tinggi lagi; Ini mendorongnya melakukan tindakan kejahatan terhadap orang lain, yang dengan sendirinya melahirkan perselisihan dan pertentangan. Tidak berbeda, apakah perselisihan itu pada tingkat tinggi dan atau tingkat rendah, apakah antara kalangan pedesaa,n atau tingkat kekuasaan tinggi. Semuanya adalah karena tughyan. Dan semakin tinggi posis seseorang semakin tinggi pula tughyan-nya.
Tughyan yang ada pada Firaun, sampai-sampai ia mengklaim dirinya sebagai Tuhan, “ana rabbukuml-a’la”, aku tuhanmu tertinggi, kata Firaun. Pada dasarnya ada pada semua orang bukan khas Firaun saja. Manusia memang seperti itu, ketika pengaturan urusan umat diserahkan padanya, muncul dalam dirinya dikatakan Firaun, “ana rabbukuml-ala”.
Adanya tughyan ini adalah salah satu masalah besar yang dihadapi umat man usia. Karena itu Nabi diutus untuk memberantas sifat tughyan ini dengan cara mensucikan mereka. Jika mereka suci, sikap tughyan tidak akan muncul dan mereka akan memahami al-Kitab serta mendapatkan al-Hikmah. Sebab seseorang yang mensucikan dirinya tidak akan merasa dirinya cukup; dengan demikian tidak akan muncul tughyan dalam dirinya. Dan jika tughyan tidak muncul maka tidak akan terjadi perselisihan dan pertengkaran di antara anak manusia. Jika seandainya semua Nabi dikumpulkan dalam satu kota atau satu negeri, tidak akan terjadi pertentangan di antara mereka sama sekali. Sebab mereka telah mesucikan diri mereka dan mendapat ilmu serta al-Hikmah. Problem kita adalah ketiadaan kesucian pada diri kita dan tidak terdidiknya kita.
Seorang yang berilmu, bahkan mungkin memiliki kemampuan luar biasa tapi jika tidak berakhlak, orang semacam ini sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia. Bahkan lebih berbahaya dari ancaman Mongol. Karena itu penyucian diri merupakan tujuan utama diutusnya para Rasul. sesudah itu baru pengajaran.
Orang-orang yang tidak tersucikan dirinya dan tidak mampu melepaskan diri untuk mendapatkan pengaruh Tauhid. dunia ketuhanan, filsafat, fikih, ijtihad, politik dan sebagainya akan menjadi ancaman yang sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia. Karena itu adalah keharusan bagi orang-orang yang memegang tanggung jawab pendidikan terhadap orang lain untuk mensucikan dirinya dan membinanya terlebih dahulu. Demikian juga para penguasa dan pemimpin-pemimpin negeri. mereka harus mensucikan diri mereka dahulu supaya tidak tughyan dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan setan.
Penyucian semua orang adalah tujuan diutusnya para Rasul. Penyucian diri bagi para penguasa, para pejabat, para raja, dan para kepala pemerintahan jauh lebih penting dari masyarakat lain. Tughyan yang muncul karena ketiadaan kesucian diri dari seorang masyarakat biasa adalah tughyan pada ruang yang kecil. Tughyan yang dilakukan oleh seorang masyarakat biasa di pasar atau di desa. Kerusakan yang diakibatkannya terbatas pada lingkungannya saja.
Tapi tughyan yang muncul dari seorang yang mempunyai pengaruh luas, misalnya ulama yang dihormati orang banyak, raja yang dicintai rakyatnya, atau pemimpin yang di terima oleh umum, dapat merusak seluruh negeri. Tughyan yang merusak negeri terjadi karena ketiadaan penyucian diri oleh para pemegang kekuasaan.
Sebagai contoh dapat dibandingkan tughyan yang dilakukan oleh seorang seperti Saddam dengan tughyan yang dilakukan oleh seorang warga biasa. Tughyan seorang warga biasa hanya merusak beberapa orang di sekitarnya saja, tapi tughyan yang dilakukan Saddam telah merusak sebuah atau dua buah negeri. Bahkan kawasan Timur Tengah ini. Demikian pula jika tughyan ini muncul pada kepala negara seperti Amerika; maka tughyan yang terjadi pada mereka dapat menghancurkan sekian banyak negeri. Peperangan-peperangan yang terjadi di dunia kedua terjadi karena munculnya tughyan ini pada kepala-kepala negara yang tidak dapat mensucikan diri sehingga mereka merusak negeri-negeri yang banyak. Demikian pula jika pemerintahan di Soviet (sebelum jatuhnya Soviet); maka pengaruhnya tidak terbatas pada Soviet saja, tapi seluruh dunia.
Kepada para seluruh pejabat tinggi maupun rendah, jika mereka menginginkan keamanan dan kesejahteraan negeri ini maka hendaknya mereka mengatasi terlebih dahulu persoalan diri mereka. Jika persoalan diri mereka dapat diatasi dengan sendirinya persoalan negeri dapat diatasi. Tapi jika tughyan muncul dari mereka, maka negeri pun akan hancur.
Mereka yang mencintai negeri ini, yang mencintai Islam, dan percaya bahwa Islam penyelamat manusia, hendaknya betul-betul memperhatikan ajaran yang sangat penting ini dalam Islam yang tercermin dalam firman Allah,
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia ketika melihat dirinya berkecukupan akan melampaui batas.” (QS. al-‘Alaq. 96: 6)
Mereka yang percaya pada kebangkitan yang bersifat Ilahi dan mengetahui bahwa sesungguhnya tujuan dari kebangkitan itu adalah menunjukkan jalan kebenaran kepada umat manusia, harus betul-betul memperhatikan masalah ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam ayat di atas. Karena penyucian diri adalah mukadimah bagi penerimaan cahaya hidayah. Selama kalian tidak mensucikan diri kalian. niscaya kalian akan selalu bersikap tughyan. Selama kalian tidak mensucikan diri kalian, maka ilmu akan berbahaya buat kalian, bahkan bahayanya melebihi apa pun juga. Selama kalian belum mensucikan diri kalian pada kecelakaan dunia dan akhirat.
Renungilah hari Mab’ats. Renungilah nikmat Ilahi yang agung di mana kita saat ini memperingatinya. Renungilah apa tujuan dari pengangkatanm apa maksudnyam dan jika seseorang menjauhkan diri dari tujuan itu apa akibat yang bakal diterimanya?
Renungkan semua ini. Tujuan dari pengutusan Rasul adalah penyucian diri, dan penyucian diri tidak akan dapat dilakukan kecuali dengan menghilangkan ananiyah (keakuan), ujub, cinta kepemimpirian, mengejar dunia dan mengganti semua itu dengan kecintaan kepada Allah. Tujuan diutusnya Rasul untuk menancapkan kekuasaan Ilahi dalam hati sebelum dalam masyarakat.
Selama kesucian diri belum terwujud pada tingkat tinggi, maka negeri ini dan negeri-negeri lainnya tidak akan menjadi baik. Orang-orang yang melihat revolusi sebagai revolusi yang berguna buat masyarakat banyak, mendukungnya dan menganggapnya sebagai Revolusi Rakyat akan berusaha untuk mewujudkan cita-citanya mereka dengan mensucikan diri mereka. Penyucian diri ini harus dimulai dari tingkat atas. Selama diri mereka belum suci dan tidak mampu melepaskan diri dari ananiyah, ujub, dan hawa nafsu, maka tidak akan terjadi kebaikan.
Kita semua harus mensucikan diri dan tidak ada kecuali dalam hal ini. Supaya kita dapat menerangi hidup ini dengan nur Ilahi dan nur AI-Quran.
Daftar Isi :
(Bagian 8) 1
DO’A DAN PENYUCIAN JIWA 17
Do’a di Bulan Sya’ban Cermin Persiapan Jihad 17
Do’a Sya’ban Membuka Tabir Kegelapan 20
Kesucian Akhlak Untuk Mencapai Makrifatullah 23
Munajat Sya’baniyah 26
Penyuci Jiwa Kotor 26
Langkah Awal Kesucian Diri 38
Tazkiyah Nafs 52
Bersihkan Diri Jika Ingin Memahami AI-Quran 56
--------------------------------------------------
NASEHAT UNTUK KAUM MUSLIMIN
Guru dan Pembimbing Imam Khomeini 22
Karir Mengajar Imam Khomeini 25
Karya-karya Imam Khomeini 27
Kegiatan Politik Imam Khomeini 29
A. Zaman Ayatullah Borujerdi 30
B. Slogan Tentang Hak-hak Wanita 31
C. Hak Istimewa Amerika Serikat dqn Israel 32
D. Serangan ke Qum 34
E. Kebangkitan 5 Juni 1963 36
F. Mengarahkan Rakyat Iran dari Najaf 38
G. Seruan Kepada Muslimin Sedunia 39
H. Peranan Dalam Revolusi Islam 41
I. Puncak Revolusi 43
Kepergian Imam 44
Kronologi Kehidupan dan Perjuangan 45
Pesan Sang Imam ke-9
NASEHAT UNTUK KAUM MUSLIMIN
Nasehat Imam Untuk Membina Pribadi Muslim
Ikuti perkembangan umat Islam.
Banyak-banyaklah menelaah berbagai buku (agama, sosial, politik, sains, filsafat, sejarah, sastra dan lain-lain).
Pelajari ilmu-ilmu teknik yang dibutuhkan negara Islam.
Pandanglah fakir miskin dari segi material, dan ulama dari segi spiritual.
Lupakan pekerjaan-pekerjaan baik Anda, dan ingatlah dosa-dosa Anda yang lalu.
Shalatlah yang lima tepat pada waktunya, dan berusahalah shalat tahajiud.
Jangan banyak bicara dan seringlah berdo’a, khususnya doa hari Selasa.
Kurangi waktu tidur dan perbanyaklah membaca AI-Quran.
Pelajari dan perdalamlah ilmu Tajwid dan bahasa Arab.
Sedapat-dapatnya berpuasa setiap hari Senin dan Kamis.
Perhatikan dan tepatilah sungguh-sungguh janji Anda.
Berinfaklah kepada fakir miskin.
Hindarilah tempat-tempat maksiat.
Hindari tempat-tempat pesta-pora dan janganlah Anda mengadakannya.
Berpakaianlah secara sederhana.
Berolahragalah (senam, marathon, dan lain-lain).
Nasehat Kepada Para Penguasa
(Disampaikan pada acara peringatan empat puluh hari
syahidnya Imam Husain (Arba’in), tanggal 22 Safar 1401 H/30 Desember 1980 di Husainiyah Jamaran, Teheran.
Saat menerima rombongan keluarga syuhada dan warga Iran bagian selatan yang mengalami serangan pertama invansi Irak ke Iran) Kadang-kadang seseorang bingung apa yang harus diucapkannya saat menyaksikan pemandangan haru seperti ini. Di hadapan saya terpampang gambar para syuhada dan para keluarga syuhada juga hadir di sini; keluarga syuhada Dizful, sekelompok suku Khuramabad dan warga Khuramabad bahkan sejumlah anak-anak dari wilayah Musawiyah, Teheran. Mereka semua hadir di sini. Menyaksikan pemandangan seperti ini. Apa yang dapat kita ucapkan?
Tapi ini adalah ujian dan merupakan kodrat manusia bahwa selama berada di alam ini selalu mendapat ujian; apakah itu para nabi, auliya’ atau siapa saja. Semuanya tidak akan luput dari ujian dan ujian-ujian itu kadang-kadang dalam bentuk rasa takut, lapar, berkurangnya harta Kekayaan, nyawa, pangan, dan lain sebagainya. Orang-orang seperti kalian yang tinggal di daerah perang Dizful, Ahwaz, Susangard dan sebagainya sudah barang tentu mendapat ujian yang lebih berat ketimbang yang lain. Tapi semua itu adalah ujian dari Allah Swt. buat kalian, dan buat kita semua.
Setiap orang siapapun dia akan menerima ujian. Klaim keimanan Kepada Allah tidak lantas membuatnya lepas dari ujian bahkan para nabi utama dan semua nabi juga menerima ujian. Nabi Ibrahim as. misalnya menerima ujian yang begitu berat. la harus menyembelih anak kandungnya sendiri. Demikian juga yang diterima Sayyidus-syuhada lmam Husain as. dan anak cucunya. Tapi ujian-ujian itu selain dalam bentuk kesulitan hidup dapat juga dalam bentuk kesenangan hidup misalnya: rasa aman, memiliki harta yang banyak, kedudukan yang terh.rmat dan sebagainya. Semua itu adalah ujian dari Tuhan, bahkan ujian dalam bentuk kesenangan hidup ini lebih berat dari kesulitan hidup.
Karena itu, banyak sekali kita saksikan. Ketika menghadapi ujian, orang-orang yang dulunya mengklaim bahwa dirinya beriman ternyata hanya omong besar. Betapa banyak orang yang mengklaim kepahlawanan, bahwa jika tiba saat perang akan berada di baris paling depan tapi ketika perang betul-betul datang dia justru berada paling belakang. Sangat berbeda dengan kalian warga Dizful, Ahwaz, dan Susangard yang telah menghadapi ujian denga kokoh dan kalian telah berhasil.
Gambar-gambar mengharukan yang saya saksikan ini adalah bukti keberhasilan kalian itu. Sungguh suatu kebanggaan besar buat kalian. Allah telah berfirman,
“Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. al- Baqarah, 2: 155)
yaitu sabar terhadap bencana yang menimpa mereka dan sabar tatkala,terjadi kekurangan pangan, kehilangan nyawa dan anak-anak. Sungguh, kalian telah menunjukkannya.
Pemuda-pemuda kita yang syahid adalah milik Allah, mereka telah mengorbankan diri mereka di jalan Allah dan mereka telah kembali kepada Allah. “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiun”, sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kita akan kembali kepada-Nya.
Ya, memang semua yang dimiliki manusia berasal dari Allah. Kehidupan, anak-anak dan harta kekayaan adalah anugerah Allah yang semua berasal dari-Nya. jika manusia meyakini hal ini, bahwa semuanya adalah titipan Allah, anak-anak adalah titipan Allah, istri adalah titipan Allah, harta adalah titipan, dan semuanya kembali kepada Allah, maka ketika ujian datang kita telah berhasil menghadapinya, seperti para nabi dan auliya’ yang telah berhasil menghadapi ujian dari Allah. Kita akan tergolong dalam kelompok orang-orang yang dikategorikan Allah sebagai,
“Mereka adalah orang-orang yang mendapat shalawat, anugerah, dari Tuhan mereka dan mendapat rahmat. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. al-Baqarah. 2: 157)
Semua orang akan mendapatkan ujian. Para pemimpin negara pun akan mendapat ujian, bahkan ujian yang mereka terima lebih berat dibanding pihak lain. Oleh karena itu, banyak sekali penguasa yang gagal menghadapi ujian. Kita menyaksikan betapa banyaknya para pemimpin negara yang mengaku menghormati Hak Azasi Manusia (HAM), bahkan sebelum sampai posisinya itu, ia mengklaim sebagai pembela HAM dan menuntut pelaksanaan HAM tapi sesudah memperoleh jabatannya yang merupakan ujian dari Allah. la bukan saja memperjuangkan HAM, malah menginjak-injaknya. Dhuafa’ yang ia janjikan bantuan sebelumnya telah disepelekan hak-hak mereka. Orang-orang seperti ini akan mendapat murka dan siksa Allah Swt.
Ujian adalah sesuatu yang pasti. Tapi klaim dan pengakuan saja belum cukup. Klaim atau pengakuan bahwa dia beriman kepada Allah, membela HAM, atau jika menjadi presiden, PM, pemimpin sesuatu, akan melakukan ini dan itu. Klaim dan pengakuan tersebut masih belum cukup tetapi ia harus membuktikannya ketika mencapai semua itu. Jika ia seorang presiden, ia harus membuktikan apakah ia seorang ‘Ali bin Abi Thalib as. yang berkuasa dengan adil dan memperlakukan kaum dhuafa’ dan fuqara’ dengan penuh kasih sarang. Tidak seperti Carter dan Stalin. Sebelum berkuasa, Stalin juga berjanji akan mengabdi kepada umat manusia dan membiarkan mereka hidup bebas, tapi ketika ia berkuasa ia babat semuanya. Carter juga demikian, berjanji akan memberikan kebebasan dan bahwa ia pencinta kemanusiaan tetapi ketika berkuasa, kita semua tahu apa yang dilakukan terhadap kemanusiaan. Juga Saddam, berjanji akan melakukan ini dan itu untuk bangsa Arab, tapi ketika berkuasa ia bantai bangsa Arab dengan cara yang lebih keji dari kaum Mongol.
Inilah ujian, dan tidak ada tempat bagi klaim dalam ujian. Ujian kekuasaan jauh lebih berat dari ujian yang berbentuk anak atau nyawa, dan untuk lulus dari ujian adalah sesuatu yang amat sulit dan berat. Lebih banyak yang gagal ketimbang yang berhasil. Karena itu, setiap penguasa dan para pemilik jabatan, apapun jabatannya, hendaklah menyadari diri bahwa ujian yang mereka hadapi amat berat dan penuh dengan rintangan. Mereka harus terus introspeksi diri, sejauh mana perbedaan keadaan mereka sebelum dan sesudah menjabat. Ketika sebelum menjabat mereka mengkritik pejabat-pejabat sebelumnya, calon presiden mengkritik presiden yang berkuasa sebelumnya, anggota parlemen mengkritik anggota parlemen sebelumnya, dan sebagainya. Tetapi sekarang ketika mereka menjabat, apakah mereka memperbaiki yang mereka Kritik itu atau sama saja seperti pemula-pemula mereka.
Mereka yang menjabat seharusnya menjadi seperti apa yang dipujikan rakyat ternadap Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib as. yaitu Ketika Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib as. berkuasa, ia begitu sangat amanat terhadap kekuasaan yang berada di tangannya sampai-sampai ketika berpidato di atas mimbar, Imam ‘Ali mengibas-ibaskan jubah yang dipakainya dikarenakan jubahnya masih basah karena baru dicucinya. Sementara itu Imam ‘Ali tidak punya jubah lain sebagai penggantinya, padahal kekuasaannya meliputi Hijaz, Irak, Iran, Mesir, dan lain-lainnya.
Kita mengklaim bahwa kita adalah Syi’ah dan pengikut Ahlibait as. Namun, apakah kita juga Syi’ah ketika ujian datang? Apakah kita telah mengikuti Amirul Mukminin sebagaimana layaknya? Apakah perlakuan kita kepada sahabat-sahabat karib, saudara-saudara kita seagama, dan kepada semua orang, sebagaimana perlakuan Imam ‘Ali as.?
Kita semua akan menghadapi Allah Swt. dan bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan karena kita semua akan mati. Oleh karena itu pikirkanlah apa yang bakal kita persembahkan kehadirat Allah Swt. nanti ketika kita harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan dihadapan-Nya. Jangan sekali-kali mempermainkan darah para syuhada dan jangan berebut kekuasaan. Kita yang mengecam Saddam jangan sampai malah melakukan pekerjaan Saddam. Ketika kekuasaan itu sampai kepada kita, mari lakukan introspeksi diri, apakah kita berlaku seperti Saddam atau seperti Khalifah Rasulullah? Jika kekuasaan sama sekali tidak mengubah kepribadian kita, dalam artian tetap sama seperti datang kekuasaan. Kita baru dapat di sebut Syi’ah ‘Ali.
Wahai para penguasa! Kalian semua sedang dalam ujian dan sepak terjang kalian diawasi dengan seksama oleh Allah Swt.
Wahai para tentara! Kalian semua sedang dalam ujian. Jaga amanat yang dititipkan pada kalian dan jangan sampai ada darah-darah bersih yang tertumpah percuma.
Wahai para abdi rakyat, kalian semua sedang dalam ujian!
Wahai tangan-tangan yang selalu menggoreskan pena dan menulis di surat-surat kabar!
Wahai mereka yang selalu muncul di TV dan radio, yang berbicara kepada banyak orang! Kalian semua sedang dalam ujian. Ketika kalian menggoreskan pena ka!ian; ketika kalian berbicara kepada orang, ingatlah bahwa kalian akan bertemu dengan Allah. Maka jangan sampai ada hal-hal buruk yang kalian hadapkan ke hadirat Allah Swt. Wahai semua rakyat, penguasa, pedagang, petani, pekerja, pegawai, buruh pabrik, dan lain sebagainya! Kalian sedang dalam ujian dan akan mempertanggungjawabkan semuanya di hadapan Allah Swt.
Mudah memang untuk mengatakan sesuatu, tetapi justru setiap ucapan kita adalah ujian bagi kita sendiri. Orang yang mengklaim dirinya sebagai pecinta kemanusiaan akan diuji terhadap apa yang diklaimnya itu. Yang mengaku pembela HAM akan diuji terhadap apa yang diucapakannya. Yang mengaku beriman akan diuji oleh Allah ten tang keimanannya, dan seterusnya. Allah Swt berfirman,
“Apakah manusia mengira bahwa dia akan dibiarkan begitu saja (tidak diuji), karena mengatakan kami beriman?” (QS. al-Ankabuut, 29: 2)
Tidak, sama sekali tidak.
Oleh karena itu bertanggungjawablah terhadap apa yang kita ucapkan. Berbuatlah segalanya karena Allah dan karena rasul-Nya. Jika itu yang menjadi tumpuan kita, maka kita akan mencapai apa yang kita cita-citakan. Insya Allah.
Kenapa Kita Selalu Berpecah Belah
Sesungguhnya kita tidak mengetahui atas tujuan apa adanya perpecahan dan bergolong-golongan itu. Adakah perpecahan itu tercetus karena kepentingan dunia semata-mata atau perkara manakah yang menyebabkan saudara berpecah-belah karena dunia. Sesungguhnya perpecahan saudara tentang urusan keduniaan itu suatu perkara yang aneh.
Ya Allah, bagaimana bisa terjadi pada saudara yang berilmu pengetahuan dan memakai sorban. Sesungguhnya seorang ulama yang membayangkan hubungannya dengan Allah dibalik alam tabi’i (alam tabiat) ini, seorang ‘alim yang terdidik di madrasah Islam, yang melalui proses pembenahan syakhsyiyah (kepribadian) yang kokoh, mengetahui benar-benar bahwa adalah mustahil mempunyai hasrat dan tujuan yang bersifat keduniaan serta didorong oleh keserakahan hawa nafsu.
Sesungguhnya dia tidak berfikir demikian untuk menghadapi perselisihan, masalah krisis pribadi dan bergolong-golongan karena kepentingan dunia.
Wahai para da’i yang menyeru ke jalan Allah. Yang ingin mengikuti pimpinan Amirul Mukminin ‘Ali kw. atau sekurang-kurangnya yang memperhatikan sedikit banyak sejarah hidupnya, niscaya dapat dilihat bahwa saudara telah terlalu jauh dari corak kepemimpinan beliau dan perjalanaan hidup beliau.
Adakah saudara mengetahui tentang sifat zuhud, ketakwaan dan kehidupan yang sederhana serta suci itu?
Adakah saudara melaksanakan dan mengamalkan yang demikian itu?
Adakah saudara memahami tentang zihad kepemimpinan yang agung ini? Yang terus-menerus menentang kezaliman, thaghut, dan penindasan.
Serta tindakan beliau membela golongan yang teraniaya (tertindas), mustadh’afin dan tersiksa?
Sekiranya saudara telah memahaminya, kenapa saudara tidak ingin melaksanakannya? Mereka yang sedang menyalakan api kerusakan dunia sekarang ini, serta menyebarkan huru-hara dan kekacauan adalah golongan yang berlomba-lomba untuk menguasai umat manusia (berebut pengaruh). Mereka mencoba mengeruk perbendaharaan mereka dan menghisap manfaat serta mengekalkan penjajahan dan penindasan terhadap negara-negara yang lemah dan tertindas di bawah kekuasaan ekonomi mereka.
Oleh karena itu, saudara semestinya menghadapi peperangan setiap hari dengan orang-orang yang seperti ini. Harus menempa perjuangan untuk membebaskan umatmanusia dari golongan mustakbarin atau para penindas dunia yang menggunakan berbagai nama atau tipu muslihat, untuk membebaskan bangsa dunia, membangunkan mereka dan mempertahankan kemerdekaan mereka, tetapi dibalik slogan-slogan ini mereka memasok senjata-senjata kepada pemimpin-pemimpin bangsa manusia yang tertindas. Inilah peperangan menurut logika dan perhitungan golongan yang mengejar dunia, serta mengikuti pertimbangan mereka yang serakah.
Sementara peperangan yang sedang saudara hadapi adalah menentang dan membongkar segal a perhitungan mereka. Sesungguhnya apabila kita tanyakan kepada mereka, “kenapa mereka tidak hanya berperang dan bertarung?”
Mereka akan menjawab “Kami menghendaki untuk kelangsungan keamanan negara tersebut dan mengeruk kekayaan kami untuk mereka.”
Akan tetapi apabila saudara ditanya: “Kenapa saudara tidak berperang dan bertarung menghadapi mereka?”
Apakah jawaban saudara? Sedangkan saudara-saudara tidak mempunyai kepentingan dunia seperti mereka untuk menghadapi pertentangan ini.
Sesungguhnya kedudukan saudara seperti seorang pembeli yang mengambil dari ulama Islam yang dirujuk (marja’i), sedikit sekali untuk mengeluarkan belanja kepada golongan yang lain untuk membeli perlengkapan perang guna menghadapi para penindas itu. Oleh karena itu, kenapa kita berselisih dengan mereka, adakah saudara dapat memperhatikan ini?
Saya sempat membaca lembaran-lembaran khusus bersifat dokumen yang dikeluarkan oleh Gereja Vatikan untuk dikirim ke Washington (Amerika). Saya dapati di dalamnya, bahwa perhitungan musuh-musuh Islam sedemikian rupa, sebagaimana yang saya sebutkan di atas, memusatkan perhatian kepada pusat-pusat pengkajian kita. Maka adakah setelah saya beberkan ini semua, saudara masih juga cenderung kepada kepentingan dunia?
Walhasil, segala sebab yang membawa kepada perselisihan dan perpecahan yang telah menghilangkan tujuan tertentu yang suci adalah merujuk kepada kecintaan kepada dunia. Jikalau perselisihan dalam bentuk ini masih terdapat di antara saudara, ini berarti bahwa saudara tidak atau belum keluar dari lingkaran kecintaan kepada dunia yang masih bersarang di hati saudara. Hal ini menunjukkan kepentingan duniawi yang terbatas dan telah menyebabkan perlombaan yang begitu jelek di lingkungan saudara Saudara menghendaki kedudukan itu. Sedangkan pada waktu yang sama orang lain pun menghendaki kedudukan yang sama pula. Oleh karena itu, cinta dan rakus kepada dunia menguasai hati, dari keadaan yang seperti ini tidak boleh tidak, akan mendorong kepada perpecahan, hasut dan dengki.
Adapun dukungan gerakan Islam Hizbullah yang mengorek rasa kecintaan kepada dunia dari hati mereka dan membersihkannya dari kecenderungan yang rendah itu, tidak akan mengalami kerusakan dan musibah seperti ini. Seandainya para nabi as. berkumpul di sebuah kota yang sama pada hari ini, maka sudah pasti tidak akan terdapat perselisihan di antara mereka dan niscaya mereka akan membentuk suatu shaf atau angkatan perjuangan seperti bangunan yang tersusun rapi (bunyanun marsus). Karena mereka semua mempunyai tujuan yang tunggal. Hati mereka semuanya menghadapi dan menuju kepada Allah Swt. semata. Dalam waktu yang sama mereka tidak menghadapi wabah cinta dunia dan mereka tidak menyukainya.
Apabila saudara meniti semua amal dan tindakan saudara sekarang ini, sesuaikah dengan apa yang dilakukan dan dilalui oleh Imam ‘Ali kw.?
Ingatlah, ketika saudara keluar dari dunia ini, niscaya akan didapati masih jauhnya dari corak kepemimpinan beliau. Dan ingatlah, bahwa saudara harus bertabiat dan kembali kepada akhlak Islam, sekiranya saudara ingin mengikuti langkah-langkah yang mulia itu. Pikirkanlah jalan yang akan menyelamatkan saudara dari azab Allah sebelum kesempatan itu terlepas.
Ketahuilah bahwa perpecahan dan sikap bergolong-golongan seperti yang disebutkan tadi amat merugikan dan terhina. Sikap seperti ini adalah perbuatan keji, bahaya dan menghancurkan.
Adakah saudara kini terlibat dengan perselisihan itu?
Adakah kelompok dan mazhab saudara mempunyai berbagai perpecahan pula?
Kenapa saudara tidak sadar?
Dan kenapa pula saudara tidak saling ingat-mengingatkan serta tidak mewujudkan saling pengertian (kasih sarang) dan persaudaraan di kalangan saudara?
Kenapa...?
Dan kenapa...?
Perpecahan ini sungguh berbahaya dan akan membawa kerusakan yang tidak dapat dielakkan lagi, akan menjadi perangkap besar kepada pusat-pusat pengkajian Islam kita. Keadaan yang demikian ini telah menghapuskan kedudukan saudara di kalangan masyarakat dan merupaka bayangan saudara di mata umat. Tidak diragukan, kondisi semacam ini tidak sekedar membahayakan dan memelaratkan saudara, tetapi seluruh umat Islam turut terseret ke dalam perangkap ini.
Lebih jauh lagi keadaan semacam ini membahayakan Islam itu sendiri. Alangkah sedihnya sekiranya perbedaan dan krisis yang terjadi di kalangan saudara itu membawa bahaya kepada umat Islam, niscaya saudara akan terjerumus ke lembah dosa yang sulit diampuni. Karena ia merupakan sebesar-besar maksiat dan penentangan terhadap Allah. Disebabkan hal itu merusak masyarakat manusia dan membuka pintu yang seluas-luasnya kepada musuh-musuh Islam untuk menguasai umat dengan berbagai tipu daya mereka.
Semoga tangan-tangan keji tidak menyelusup ke dalam pusat-pusat pengkajian kita dan menanamkan benih-benih kemunafikan, perpecahan dan kekacauan di dalamnya. Anasir-anasir jahat itu tidak berupaya menghasilkan pemikiran-pemikiran yang rusak sehingga menjadi beban syariat bagi saudara untuk menghadapi krisis dan perpecahan. Sehingga masing-masing golongan memandang golongan lain bertanggung jawab terhadap kerusakan dengan berdasarkan kaidah hukum syar’i.
Kondisi seperti ini memungkinkah musuh-musuh Islam menghancurkan cita-cita kita yang tunggal, yaitu membebaskan umat Islam. Ketahuilah bahwa mereka yang terdidik di pusat-pusat pengkajian Islam ini saja yang dapat menjawab persoalan ini.
Sesungguhnya menjadi kewajiban bagi saudara untuk berhati-hati dan mengingat masalah ini, dan janganlah saudara termasuk dalam perangkap setan, sehingga salah seorang dari saudara berkata: “Sesungguhnya dari segi syariat saya diminta bertanggung jawab dalam masalah ini, sementara yang lain juga mengatakan bahwa secara syariat saya mempunyai tanggung jawab melakukan hal ini, yang bertentangan dengan pihak sebelumnya. Dengan demikian timbullah pertentangan dan pertarungan diantara kedua golongah. Dalam keadaan semacam ini, setan mengambil kesempatan untuk mengambil tanggung jawab syariat sendiri terhadap manusia dan melalaikan mereka dari tanggung jawab yang sebenarnya, dan dalam situasi yang lain hawa nafsu juga menguasai manusia.
Sesungguhnya tidak terdapat dalam hukum syara’ dan tidak pula menjadi kewajiban keagamaan, membolehkan seorang muslim menghina dan mencela muslim yang lain, atau seorang muslim memburuk-burukkan saudara muslim yang lain dalam agama. Keadaan semacam ini tidak terdapat dalam hukum syariat Islam. Malahan itu merupakan ciri-ciri keciritaan dan kerakusan terhadap dunia yang juga disebut semangat keakuan dan mementingkan diri semata-mata. Lebih jauh lagi hal ini adalah pengaruh setan yang telah menyelusup di antara kita, sehingga menimbulkan keadaan yang kacau di antara kita. Permusuhan seperti ini bukanlah sifat orang-orang yang beriman, sebaliknya adalah sifat ahli neraka.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, yaitu pertengkaran penghuni neraka”. (QS. Shaad, 38: 64)
Neraka jahanam merupakan tempat yang layak bagi permusuhan dan pertengkaran, karena penghuni neraka saling bercakaran di antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, sekiranya saudara bertentangan di dunia pada jalan yang batil, sudah barang tentu itu merupakan gambaran perjalanan yang sama, yang dilalui oleh para penghuni neraka jahanam.
Apakah saudara ingin mengambil tempat mereka?
Sebenarnya dalam perkara-perkara yang berhubungan dengan akhirat tidak akan terdapat pertarungan dan perpecahan. Ahli akhirat jauh berada di puncak dan mengawasi kepentingan dunia, mereka hidup dalam suasana kasih sarang dan bersih di antara satu sama lain. Hati mereka dipenuhi dengan pancaran kasih kepada Allah semata. Oleh karena itu kecintaan kepada Allah ini menjadi sebab tabi’i (tabiat) yang membawa kecintaan hamba-hamba Allah kepada orang-orang yang beriman. Selanjutnya kasih sarang hamba-hamba Allah itu adalah di bawah naungan kasih sarang Allah Swt.
Sesungguhnya manusia akan terdorong memasuki api neraka jahanam karena amal-amalnya yang buruk, dan jalan hidupnya yang hina. Ya, amal orang-orang yang menyeleweng akan membawa mereka ke neraka. Rasulullah Saww. bersabda bahwa “Kami akan diberi ganjaran setelah menemui kematian dan kebinasaan. Apabila seseorang tidak melakukan sesuatu yang mendorong ia ke neraka jahanam, maka ia akan menghadapi berbagai ujian hidup, yakni melalui peringkat kehidupan yang sulit dan penuh ranjau.”
Sesungguhnya menerima dunia ini sama artinya menerima neraka dan bergelimang dalam apinya. Manusia tidak akan menyadari hakikat ini sampai ia berpindah ke alam akhirat. Pada waktu ini ia masih berpindah ke alam akhirat. la masih ditutup oleh hijab dan beberapa penutup. Setelah berpindah ke alam akhirat, ia baru akan memahami apa yang difirmankan oleh Allah:
“(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya”. (QS. AI-‘Imran, 3: 182)
Di sana juga mereka memahami firman Allah:
“Dan diletakkan kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata: Aduhai, celakalah kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar; melainkan ia mencatat semuanya. Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan itu tertulis. dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (QS. al-Kahfi, 18: 49)
Setiap apa yang dilakukan oleh manusia di dunia ini dan apa yang dilahirkan, akan dapat dilihat di akhirat nanti. Mereka akan melihat dengan nyata Allah berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya ia akan melihat balasannya dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun. niscaya ia akan melihat juga balasannya”. (QS. az-Zalzalah, 99: 7-8)
Sebenarnya setiap amal manusia dan tindakan atau perbuatannya akan dibeberkan di sana seperti film yang menggambarkan dengan nyata keadaan di dunia dan pasti dipaparkan di akhirat nanti. Tidak ada seorang pun yang dapat menafikan segala tindakannya, karena yang kita lihat dihadapan kita kelak adalah amal-amal yang kita lakukan berdasarkan bukti yang diberikan oleh anggota-anggota panca indera kita sendiri yang menjadi saksi terhadap kita.
Allah berfirman:
“Kulit mereka menjawab: ‘Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berbicara telah menjadikan kami pandai berkata (pula)’”. (QS. Fushshilat, 41: 21)
Di sana saudara tidak bisa mengingkari atau menafikan segala amal yang telah dilakukan. Sebab saudara berada di hadapan Allah yang berkuasa menuturkan segal sesuatu dengan bJrupaya mengambil saksi dari segala sesuatu. Renungkanlah barang sejenak, bahwa saudara akan berhadapan dengan yang mempunyai kekuasaan dan pandangan. Yang Mengetahui semua perkara. Ingatlah akibat buruk yang akan menimpa diri anda yang lalai dan janganlah saudara lupa terhadap azab kubur, alam barzakh serta kedahsyatan yang ada di dalamnya. Beramallah dengan seolah-olah saudara melihat neraka jahanam.
Sesungguhnya seseorang yang melihat adanya akibat buruk itu akan merubah corak hidupnya selama ini. Sekiranya saudara benar-benar meyakini dengan mengakui perkara-perkara ini dan memperhatikan kehidupan saudara sendiri derigan dasar apa yang dikehendaki dan sebagaimana yang dilukiskannya, semoga dapat menjaga seluruh amal dan perbuatan dalam rangka berusaha memperbaiki dan membersihkan diri dan ruhani.
Wanita Muslimah Pilar Revolusi Islam
Saya mengucapkan selamat hari Wanita kepada segenap rakyat Iran, terutama kaum wanita. Hari Wanita adalah hari yang penuh cahaya, hari yang mengilhami nilai-nilai keutamaan manusia sebagai khalifatullah di muka bumi. Saya ucapkan selamat yang lebih dalam lagi atas pilihan tanggal 20 Jumadil Akhir, hari kelahiran manusia yang merupakan mukjizat sejarah alam semesta, yaitu Syaidah Fatimah Az-Zahra’ ash., sebagai hari Wanita.
Kelahiran Az-Zahra’ ash. adalah kelahiran yang penuh arti. Dari rumahnya yang sangat sederhana, dari kamarnya yang sempit, lahir manusia-manusia besar, yang cahaya mereka menembus alam malakut dan menerjang jagad raya. Shalawat dan salam Allah kepada rumah dan kamar yang sangat bersahaja ini, yang merupakan penjelmaan nur kebesaran Ilahi dan pusat pembinaan manusia-manusia pilihan.
Wanita memang mempunyai peran yang sangat istimewa dalam kehidupan ini. Kesejahteraan dan keburukan umat manusia tergantung pada mereka. Wanita adalah satu-satunya wujud yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang dapat membawa umat manusia pada nilai-nilai tinggi kemanusiaan, atau malah sebaliknya.
Apa yang dialami bangsa ini, terutama kaum wanitanya selama 50 tahun masa kegelapan rezim penuh dosa, Pahlevi, merupakan bagian dari rencana busuk para penjahat dunia. Reza Khan dan anaknya telah melakukan tindakan kejahatan yang tiada taranya sepanjang sejarah negeri ini.
Para penjahat dunia itu, yang memandang keberlangsungan hidup mereka pada penjajahan bangsa-bangsa, terutama terhadap bangsa-bangsa Islam, dan selama beberapa dasawarsa terakhir ini telah menemukan akses ke dunia Islam, menangkap bahwa penghalang utama mereka adalah lapisan ruhaniawan Islam. Mereka menyaksikan betapa kuatnya pengaruh seorang marja’, pemimpin agama, yang dicintai rakyatnya. Hanya dengan beberapa kata saja mampu membuat Inggris dan penguasa Qajar mundur.
Mereka juga menyaksikan betapawanita telah memainkan peran yang besar pada pergolakan masa itu. Wanitalah, terutama lapisan menengah yang terabaikan, telah menarik kaum laki-laki terjun ke medan juang, baik pada masa Pergolakan Konstitusional maupun sesudahnya. Mereka juga menangkap makna bahwa selama faktor-faktor ini tidak dihancurkan, seluruh rencanamereka akan berantakan. Maka supaya negeri-negeri ini dan kekayaannya dapat mereka kuasai, pilar-pilar agama dan kepemimpinan agama lapisan ruhaniawan harus digoyahkan. Sejak saat itu mereka terus memikirkan upaya-upaya ini dan menerapkannya dan mereka cukup berhasil. Mereka angkat Reza Khan untuk melaksanakan rencana-rencana mereka dan Reza Khan dengan sengit memerangi ketiga unsur di atas.
Orang-orang yang masih mengingat zaman itu tahu persis betapa Kejinya perlakuan pengkhianat Reza Khan, dan antek-anteknya terhadap Ketiga unsur di atas. Betapa mereka berupaya penyimpangkan dan merusak Kaum wanita.
Bagi generasi sekarang yang tidak mengalami pahitnya kehidupan masa itu, dengan mudah dapat mengetahuinya melalui kitab, syair, tulisan, karangan, pertunjukan, koran, majalah, dan bahkan melalui tempat-tempat pelacuran, perjudian, minuman dan bioskop yang merupakan ciri khas masa itu atau bertanya kepada orang-orang yang hidup pada masa itu.
Mereka juga perlu bertanya, kejahatan-kejahatan apa saja yang telah dilakukan pengkhianat-pengkhianat itu terhadap wanita, dengan berselimutkan selogan-selogan kemajuan wanita.
Tapi wanita-wanita Muslimah, terutama lapisan yang terabaikan, telah memberikan perlawanan yang gigih. Namun sarang, sebagian mereka, terutama kelas berduit, berhasil dikelabui sehingga memperlebar jalan bagi para pengkhianat dan penjajah itu. Bahkan sampai hari ini pun, di mana berkat pertolongan Allah Swt rakyat Iran, terutama kaum wanitanya berhasil memotong tangan kolonialisme. Masih ada sekelompok kecil yang tidak berarti, yang terbuai oleh rayuan para kolonialis itu. Tapi mudah-mudahan mereka segera sadar dan dapat menangkal rayuan setan, yang besar maupun yang kecil, sehingga mereka tidak terjerumus.
Pada hari wanita ini, dan betul-betul merupakan hari wan ita di Iran. Kita mesti bangga kepada mereka. Adakah kebanggaan yang lebih besar kepada wanita-wanita besar ini, bahwa mereka telah berdiri kokoh di garis terdepan memberikan perlawanan yang gigih terhadap rezim yang telah tersingkir, dan sesudah revolusi menunjukkan perlawanan yang tak henti-hentinya kepada para penguasa dunia dan antek-anteknya.
Sejarah belum pernah mencatat, sekalipun dari kaum lelaki, suatu keberanian dan perlawanan gigih seperti yang ditunjukan wanita-wanita Muslimah itu. Perlawanan dan kepahlawanan mereka dalam perang yang dipaksakan begitu menakjubkan sehingga tidak dapat dilukiskan oleh pena maupun kata-kata. Bahkan malu rasanya diri ini menceritakan hal tersebut.
Saya tidak yakin ada suatu pengorbanan dan kepahlawanan dalam sejarah manapun sebesar yang telah ditunjukkan oleh ibu-ibu, kaum wanita, dan istri-istri syuhada selama perang ini.
Saya tidak dapat melupakan semua kepahlawanan wanita-wanita Muslimah itu. Tidak dapat saya lupakan peristiwa pernikahan seorang gadis belia dengan seorang pasdaran(tentara garda iran) yang telah kehilangan dua tangannya, sementara kedua matanya cacat akibat perang. Gadis belia yang pemberani itu dengan segenap kebesaran jiwa dan ketulusan hati berkata: “Karena aku tidak dapat pergi berperang, aku berharap perkawinanku dengan pemuda ini dapat membayar hutangku pada Revolusi dan Islam”.
Kebesaran jiwa dan nilai-nilai kemanusiaan serta bisikan Ilahi yang dimiliki wanita-wanita ini, terus terang tidak dapat dilukiskan oleh siapa pun. Tidak oleh penulis, penyair, penceramah, pelukis, seniman, ‘urafa, filosof, fukaha atau siapa saja yang dapat kalian sebutkan. Mereka tidak akan mampu melukiskannya. Pengorbanan dan keikhlasan serta kebesaran gadis belia ini, siapapun tidak dapat melukiskannya dengan ukuran nilai-nilai yang berkembang saat ini. Di tangan wanita-wanita muslimah inilah Tuhan memberikan rahmat-Nya bagi kebesaran Islam dan Iran.
Ibu-ibu dan perempuan-perempuan muda yang suami mereka telah menghadap Allah Swt. Izinkanlah saya memberikan nasehat yang tulus dan kebapakan kepada kalian semua. Perkawinan adalah sunnah Ilahi yang sangat mulia. Janganlah ada di antara kalian yang berfikir tidak mau menikah lagi. Dengan perkawinan, lestarikanlah manusia-manusia yang memiliki kebesaran dan kekuatan jiwa seperti kalian. Jangan tergoda oleh rayuan sekelompok orang yang tidak memberi perhatian pada nilai-nilai akhlak dan kebaikan.
Kepada segenap pasdaran, tentara, dan pemuda-pemuda, saya ingatkan, hendaklah kalian sadar bahwa suatu kehormatan besar bagi kalian mendapatkan istri-istri seperti mereka. Pergunakanlah kesempatan berharga ini untuk membina keluarga yang terhormat. Tuhan akan membantu kalian semua.
Selamat tak terhingga kepada semua wanita. Selamat atas hari yang luar biasa ini. Semoga Allah selalu melindungi kita semua.
Cobaan dan Penderitaan Seorang Mukmin
Muhammad ibn Ya’qub AI-Kulayni (semoga Allah meridhainya) meriwayatkan dari ‘Ali bin Ibrahim, dari Ayahnya, dari Ibn Mahbub, bahwasanya Abu ‘Abdillah as, (Imam Ja’far ash-Shadiq) berkata: “Sesungguhnya disebutkan dalam Kitab ‘Ali bahwa yang paling berat cobaannya di antara semua manusia adalah para nabi, don setelah mereka adalah para washy, dan setelah mereka adalah orang-orang pilihan yang seperti mereka. Sungguh, orang Mukmin pasti mengalami cobaan sesuai kadar amal baiknya. Maka. orang yang baik agamanya dan baik pula amalnya, akan lebih berat cobaannya. Hal itu disebabkan Allah Swt. tidak menjadikan dunia ini sebagai tempat memberikan pahala bagi orang Mukmin dan tempat menyiksa orang kafir. Dan orang yang lemah imannya dan buruk amalnya, akan lebih ringan cobaannya. Sesungguhnya, cobaan itu menimpa orang beriman lebih cepat daripada air hujan yang turun ke bumi”
Sebagian orang mengataka bahwa nas (manusia) dalam hadisini dan sejenisnya berarti manusia yang sempurna (kamilun) seperti para nabi dan para washy, dan kenyataannya merekalah nas itu; sementara manusia lain adalah li aI-nas (untuk manusia), sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis. Bagaimana juga, sesungguhnya pengertian itu tidak tepat di sini dan tampak lebih tepat bahwa manusia dan orang secara umum yang diterapkan disitu. Ini terbukti dari hadis-hadis lain dalam Al-Kafi tentang masalah ini, dan bila dikatakan dalam beberapa hadis bahwa yang dimaksud dengan nas adalah kamilun, tidaklah berarti bahwa kata tersebut bermakna seperti itu di mana pun ia muncul. Lagi pula, bala berarti ujian dan cobaan, itu dapat terjadi pada manusia yang baik maupun jahat, para penyusun kamus telah menyatakan hal ini dengan tegas. AI-Jawhari, dalam AI-Shihah, mengatakan tentang hal ini dan Allah berfirman:
“Dan agar Dia menguji orang-orang Mukmin dengan ujian yang baik”. (QS. al-Anfaal, 8: 17)
Setiap cobaan Allah Swt. terhadap hamba-harnba-Nya adalah bala dan ibtila, apakah itu berupa penyakit berat atau ringan, atau kesengsaraan seperti kemiskinan, penghinaan, dan kehilangan keuntungan-keuntungan duniawi; atau yang berlawanan dengan itu, seperti kekuasaan dan kebesaran, kekayaan, ketinggian status, kehormatan, dan lain sebagainya. Tetapi, dalam konteks di atas, bilaman bala, baliyyah atau ibtila dan yang seperti itu disebutkan, maka jenis pertamalah yang dimaksudkan.
Amtsal artinya “Iebih mulia dan lebih baik”. Maka dalam frase berarti bahwa orang yang lebih baik dan lebih mulia setelah para nabi dan para washiy pasti menghadapi tingkatan ujian yang lebih keras. Derajat kerasnya bala adalah sejajar dengan derajat amal salehnya. Pernyataan seperti ini tidak ada dalam bahasa Persia.
Sukhf berarti “kelemahan fakultairasional” atau “kebodohan”, seperti disebutkan AI-Shihah dan karya-karya leksikografi lainnya. Qarar artinya “tempat yang tenang”, seperti disebutkan dalam kamus-kamus, analogi itu maksudnya adalah sebagaimana bumi adalah tempat tinggal bagi penderitaan dan kesengsaraan, yang menerpanya dengan cepat, menetap dalam dirinya, dan tak lepas darinya. Insya Allah, akan kami jelaskan beberapa hal penting untuk menjelaskan hadis mulia ini dalam beberapa bagian di bawah.
Makna Coba’an
Ketahuilah bahwa jiwa manusia berada pada tingkat potensialitasnya sejak awal mulanya. sejak awal keterikatannya dengan badannya, dan penurunannya ke alam fisik (mulk), dalam hubungannya dengan segala sesuatu termasuk pengetahuan, sifat-sifat baik dan buruk serta segala macam fakultas pemahaman dan perilaku. Secara bertahap, ia bergerak dari potensialitas ke aktualitas dengan rahmat Allah Yang Mahakuasa dan Mahamulia. Pada awalnya, kesan yang lemah yang berkaitan dengan hal-hal partikular (sebagai lawan dari universal) muncul dalam jiwa, seperti kesan sentuhan dan indera luar lainnya. bergerak dari rendah ke tinggi. Berikutnya, persepsi batiniah muncul pula padanya. Tetapi, semua fakultas itu hanya berada pada tingkat potensialitas, dan tak dapat tumbuh tanpa rangsangan yang cukup. Misalnya, bila sejenis fakultas rendah mendominasinya, ia cenderung pada keburukan dan kejahatan, karena kekuatannya dalamnya seperti Syahwah (syahwat), ghadhah (kemarahan), dan lain-lain mendorongnya Kepada dosa, Kebobrokan, agresi, dan tirani. Setelah berjalan selama beberapa waktu, ia berkembang menjadi monster yang asing dan iblis yang sangat aneh.
Namun, karena Kasih sarang dan rahmat Allah Swt. mengiringi anak Adam sejak azali, Dia menganugerahi mereka dua guru dan pendidikan yang mirip dua sayap untuk terbang dari jurang kebodohan, kerusakan, keburukan, kejelekan menuju ketinggian pengetahuan, kesempurnaan, keindahan, kebahagiaan, dan mengantarkan diri mereka ke lembah alam yang sempit untuk mencapai cakrawala alam ruh (malakut) yang luas dan terbuka. Yang pertama adalah fakultas intelek manusia itu sendiri tidak dapat mengenali jalan kebahagian dan keburukan, maupun menemukan jalan menuju dunia yang tersembunyi dan dunia kemaujudan ukhrawi. Demikian pula, bimbingan fakultas intelek yang tajam.
Maka Tuhan memberi manusia dua guru ini untuk merealisasi dan mengaktualisasi seluruh potensialitas serta Kapasitas dan fakultas yang tersembunyi, yang laten dalam jiwa manusia. Allah Swt. menganugerahi dua anugerah besar ini untuk menguji dan mencoba manusia, karena Kedua anugerah inilah yang memisahkan manusia menjadi yang bahagia, dan yang sengsara, yang taat dan yang membangkang, yang sempurna dan yang tak sempurna. Dan demikianlah merujuk kepada hal-hal di atas Wali Allah yang agung berkata.
“Demi Allah Yang mengutus Nabi Saww. dengan kebenaran, kamu benar-benar akan dicampurbaurkan dan kemudian dipisahkan dalam saringan (ujian dan penderitaan Tuhan).”
Di dalam kitab AI-Kafi, dalam bab tentang ujian dan penderitaat (bab al-tambish wa al-imtihan), lbn Abi Ya’fur meriwayatkan bahwa Imam ash-Shadiq as. pernah berkata, “Tak dapat dihindari bahwa umat manusia mesti dibersihkan, dipisahkan dan disaring sehingga sejumlah besar dikeluarkan dari saringan itu.”
AI-Kulayni juga meriwayatkan hadis berikut ini dengan isnadnya dari Manshur:
Imam ash-Shadiq as. berkata,“Hai Manshur! Sungguh masalah ini (yakni munculnya al-Mahdi as.) tak akan datang kepadamu kecuali setelah adanya keputusasaan, dan demi Allah, tak akan datang kepadamu sampai engkau disisihkan, dan demi Allah, sampai engkau disucikan dan demi Allah, sampai orang yang sengsara memperoleh kesengsaraannya dan orang yang bahagia memperoleh kebahagiaannya”.
Dalam hadis lain, Abu al-Hasan as. diriwayatkan berkata,
“Engkau akan disepuh seperti disepuhnya emas.”
Dalam AI-Kafi, Bab al-lbtila wa al-lkhtibar, hadis berikut ini diriwayatkan dengan isnad dari Imam ash-Shadiq as.
Beliau berkata:
“Tidak ada qabdh (kesempitan) dan batsh (kelonggaran) kecuali di situ ada maksud Tuhan, titah, dan cobaan Tuhan.”
Dalam hadis lain diriwayatkan beliau berkata:
“Sungguh tak ada kesempitan dan kelonggaran yang diperintahkan dan dilarang Allah kecuali disitu ada penderitaan dan ujian dari-Nya.”
Qabdh berarti imsak (penahanan), man’ (pencegahan, halangan) dan akhdz (penyitaan). Basth adalah nasyr (pembeberan, penyebaran, pengeluaran), ‘atha’ (pemberian, anugerah). Karenanya, setiap pemberian, kelonggaran dan gangguan, dan setiap perintah, larangan dan tugas adalah dimaksudkan sebagai cobaan.
Dengan demikian, kita tahu bahwa diutusnya para nabi pewahyuan Kitab samawi semuanya dimaksudkan untuk memisahkan manusia, untuk memisahkan antara yang celaka dan yang bahagia, antara yang taat dan pendosa. Dan makna cobaan dan ujian Tuhan adalah pemisahan ini sendiri, bukan pengetahuan tentang keterpisahan itu, karena pengetahuan Allah Swt. Bersifat azali, yakni meliputi segala sesuatu, sebelum semuanya itu diciptakan. Para hukama’ telah membahas secara panjang lebar hakikat penderitaan dan ibtila’ adalah di luar lingkup tulisan ini untuk menyebutkan pendapat-pendapat mereka.
Hasil dari cobaan dan ujian ini adalah pemisahan antara orang yang beruntung dari orang-orang yang celaka. Selama berlangsungnya cobaan itulah hujjah Allah dikukuhkan terhadap semua makhluk. Lalu, kehidupan mereka, kebahagian dan keselamatan mereka, atau kesusahan dan kecelakaan mereka terjadi setelah kukuhnya hujjah dan kesaksian (bayyinah), dan tak ada ruang untuk penolakan bagi siapa pun. Kebahagiaan dan kehidupan ukhrawi seseorang diperoleh melalui pertolongan dan bimbingan Tuhan, karena Tuhan telah menganugerahkan semua alat untuk memperolehnya. Juga, seseorang yang memperoleh keburukan dan jatuh ke dalam kerusakan, mengikuti setan dan nafsunya; semuanya itu juga diperoleh kehendak bebasnya sendiri, karena dia tetap berbuat demikian meskipun telah ada semua sarana menuju petunjuk dan kebahagiaan. Hujjah akhir Allah telah dikukuhkan terhadap dan tak ada ruang untuk dalih apa pun. Karenanya AI-Quran berkata:
“Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya don ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. al-Baqarah, 2: 286)
Para Nabi dan Cobaan Allah
Telah disebutkan di atas bahwa setiap perilaku manusia, atau bahkan setiapperistiwa yang terjadi di alam lahiriah dan yang berkaitan dengan persepsi jiwa, meninggalkan semacam bekas di dalam diri. Ini berlaku baik pada amal buruk maupun amal baik (yang kesannya terhadap jiwa telah disebutkan dalam hadis, masing-masing sebagai munculnya “titik putih” dan “titik hitam”) demikian pula kesenangan dan kepedihan. Misalnya, setiap pengalaman yang menyenangkan, yang berasal baik dari makanan, minuman nafsu syahwat, atau sesuatu yang lain, meninggalkan bekas pada jiwa dan menciptakan atau meningkatkan cinta dan kesukaan terhadap jenis kenikmatan itu di dalam jiwa. Makin jauh seseorang terjun ke dalam kenikmatan dan nafsu itu, makin besarlah kecintaan dan kesukaan terhadap dunia ini serta kebergantungannya padanya. Demikianlah, jiwa itu disuapi dengan kecintaan terhadap dunia dan dididik sesuai dengannya. Makin besar kenikmatan lahiriah yang diperolehnya, makin kuatlah akar kecintaan ini, dan makin banyak sarana yang tersedia untuk kesenangan dan kemewahan, makin kukuhlah akar kecintaan terhadap dunia. Makin besar perhatian jiwa diarahkan kepada dunia, makin besar pula kelalaian terhadap Tuhan dan alam akhirat. Maka ketika kebergantungan terhadap dunia ini sempuma, jiwa itu mengambil bentuk duniawi dan materialistik, dan ketiadaan perhatian akan Allah Swt. serta rahmat dan anugerah-Nya juga menjadi lengkap dan sempurna. Jiwa seperti inilah yang dikatakan oleh AI-Quran:
...ia condong terhadap dunia dan mengikuti hawa nafsunya. (QS. al-A’raaf, 7: 176)
Akibat yang tak terelakkan dari ketenggelaman batiniah ke dalam samudera kenikmatan dan nafsu ini adalah cinta dunia, dan cinta dunia menciptakan sikap menolak segala yang selainnya, perhatian akan dunia (mulk) membawa kelalaian akan dunia spiritual (malakut).
Sebaliknya bila seseorang memiliki pengalaman buruk dan pahit cahaya batiniah mereka dan pengalaman ruhaniah mereka yakin bahwa Allah Swt. tak punya perhatian terhadap dunia ini sertaperhiasaanya dan bahwa segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah rendah dan hina di mata-Nya yang Suci, dan karena alasan inilah mereka mengutamakan kemiskinan daripada kekayaan. Kesengsaraan daripada kesenangan dan kemudahan, serta kepedihan daripada sesuatu yang berlawanan dengannya. Beberapa hadis mulia juga mendukung pandangan ini.
Disebutkan dalam hadis bahwa Jibril memberikan kunci perbendaharaan bumi kepada Nabi terakhir Saww. dan ia berkata kepada beliau bahwa meskipun beliau menerimanya tak ada yang akan mengurangi kedudukan ukhrawinya. Tetapi Rasul tidak menerimanya demi kerendahannya di hadapan Allah Swt. dan ia lebih memilih kemiskinan.
Dalam AI-Kafi, AI-Kulayni. dengan sanad yang bersambung kepada Imam ash-Shadiq as., meriwayatkan bahwa Imam pernah berkata,
“Sesungguhnya Allah memiliki perhatian yang begitu kecil terhadap orang kafir sehingga jika ia meminta dunia beserta isinya. Dia akan memberikannya kepadanya.”
Dan hal ini disebabkan karena ketidakberhargaan dunia di mata Allah Swt. Disebutkan dalam hadis bahwa sejak pertama Allah menciptakan dunia ini, Dia tidak pernah memandangnya dengan rasa suka.
Hal lain yang berkaitan dengan kerasnya penderitaan orang Mukmin yang telah disebutkan dalam hadis adalah bahwa ada maqam-maqam tertentu bagi orang-orang Mukmin yang tidak dapat mereka capai tanpa mengalami kesengsaraan, kepedihan, dan bencana. Mungkin saja bencana-bencana ini merupakan bentuk lahiriah dari tingkat-tingkat penolakan terhadap dunia dan ketaatan kepada Allah, dan boleh jadi pula bahwa Kesengsaraan ini mempunyai bentuk samawi (shuwar al-malakuti) yang dapat diwujudkan tanpa kemunculannya di dunia fisik dan bencana-bencana di dalamnya. Imam ash-Shadiq as. dalam sebuah hadis dari AI-Kafi dengan sanad yang bersambung kepadanya, mengatakan,
“Sungguh, para hamba memiliki maqam-maqam tertentu di sisi Allah yang tak dapat diwujudkan tanpa dua ciri ini: kehilangan harta atau penderitaan pada tubuhnya.”
Dalam sebuah hadis tentang syahidnya Penghulu para Syurada (Imam al-Husain as.), disebutkan bahwa beliau melihat Rasulullah di dalam mimpi. Rasul berkata kepada mazhlum (orang yang dizalimi) itu, “Engkau memiliki kedudukan di surga yang dapat kau capai kecuali lewat kesyahidan.” Bentuk samawi kesyahidan tak dapat diperoleh tanpa kemunculannya di alam fisik, seperti ditunjukkan dalam ilmu-ilmu yang lebih tinggi. Disebutkan dalam hadis-hadis muntawatir bahwa setiap perbuatan memiliki bentuknya sendiri di alam lain, dan Imam ash-Shadiq as. diriwayatkan pernah berkata,
“Besarnya pahala seseorang sebanding dengan besarnya penderitaannya, dan tidaklah Allah mencintai seorang hamba kecuali Dia menghadapkannya dengan penderitaan.”
Terdapat banyak hadis yang memuat masalah ini.
Penderitaan Nabi Saww
Muhaddis agung AI-Majlisi (semoga Allah merahmatinya) berkata,
Hadis-hadis yang berkenaan del1gan penderitaan para nabi ini, yang diriwayatkan baik lewat rantai periwayatan (thuruq) dari Sunni maupun Syi’ah, jelas menunjukkan bahwa para nabi dan para wali berbeda yang lain berkenaan dengan penyakit dan bencana fisik. Namun, mereka mempunyai hak lebih besar daripada yang lain untuk menderita disebabkan pahala mereka yang lebih besar. karena kemuliaan kedudukan mereka, penderitaan ini bahkan menjadi peneguhnya. Jika saja mereka tidak mengalami bencana, terlepas dari manifestasi mukjizat; dan hal-hal luar biasa di tangan mereka, orang akan berkata tetang mereka sama seperti orang-orang Nasrani terhadap nabi mereka. Penjelasan ini juga disebutkan dalam hadis-hadis.
Peneliti yang cermat dan filosofi yang agung dan suci AI-Thusi (semoga Allah mengharumkan kubumya) menyatakan dalam AI-Tajrid, “Hal-hal yang harus terhindar dari para nabi adalah apa yang dipandang sebagai sesuatu yang menjijikkan.” Dan seorang ulama yang Allamah AI-Majlisi, semoga Allah meridhainya, menambahkan dalam Syarh AI-Tajrid bahwa para nabi harus bebas dari penyakit-penyakit yang menjijikkan itu, seperti tidak terkontrolnya air kencing, penyakit kusta, dan eksim, karena sifat menjijikkan itu bertentangan dengan tujuan kenabian.
Khomeini berkata: Kedudukan kenabian adalah berkenaan dengan tingkatan dan keunggulan spiritual dan tak berkaitan dengan alam badaniah. Karenanya, penyakit-penyakit dan kerusakan fisik tidak membahayakan bagi kedudukan spiritual para nabi dan bencana dengan penyakit-penyakit yang menjijikkan tidak mengurangi kemuliaan dan keagungan mereka, meskipun mungkin hal itu tidak memperkuat kedudukan dan derajat keunggulan mereka (yang sudah ditentukan). Tapi, apa yang dikatakan dua ulama di atas juga bukannya tidak benar. Hal ini karena orang awam tidak dapat membedakan antara dua kedudukan para nabi yang tinggi dan mulia. Maka, rahmat Allah menunjukkan bahwa para nabi yang merupakan pembawa risalah dan penyampai syariat Allah seharusnya tidak ditimpa penyakit-penyakit seperti itu yang dipandang sebagai menjijikkan dan dibenci masyarakat. Jadi, tidak adanya bencana seperti ini bukan karena ia berbahaya bagi kedudukan kenabian, tetapi untuk memaksimalkan Keefektifan misi kenabian dalam menyampaikan ajaran-ajaran llahi(tabliqh). Oleh karenanya, tidak salah jika beberapa nabi tanpa syariat, para wali agung, dan orang takwa ditimpa bencana semacam ini, sebagaimana terjadi pada Nabi Ayyub dan Habib ai-Najjar. Ada banyak hadis tentang bencana Nabi Ayyub as. di antaranya dua hadis berikut, ‘Ali bin Ibrahim, dalam sebuah hadis panjang, meriwayatkan dari Abu Bashir bahwa Imam ash-Shadiq as. berkata:
“...lalu seluruh tubuhnya, kecuali akal dan matanya, terkena penyakit. Lalu lblis meniupkan sesuatu kepadanya dan ia menjadi luka sepenuhnya yang menjalar dari kepala hingga kaki. Dia (Ayyub) tetap dalam keadaan demikian untuk beberapa lama, memuji dan bersyukur kepada Allah, sampai tubuhnya penuh dengan ulat. Seringkali seekor ulat jatuh dari tubuhnya, ia mengembalikan ke tempatnya, seraya berkata kepadanya, ‘kembali ke tempatmu, dari situ Allah menciptakanmu.’ Dan ia mengeluarkan bau busuk sampai masyarakat desa mengusir dia dari desanya dan makanannya berasal dari sampah yang dibuang ke luar desa itu.”
Dalam AI-Kafi, AI-Kulayni meriwayatkan dari Abu Bashir bahwa ia bertanya kepada Imam ash-Shadiq as. tentang ayat,
“Bila engkau membaca AI-Quran, berlindunglah kepada Allah dari setan yang terkutuk, ia tidak punya kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan yang bertawakal kepada Tuhan mereka.” (QS. an-Nahl, 16: 98-99). Imam berkata, “Hai Abu Muhammad. demi Allah, Dia memberikan kekuasaan kepada setan atas tubuh orang Mukmin tetapi tidak atas keimanan (diri). Dia tidak memberikan kekuasaan atas keimanannya. Dan Dia memberikan kekuasaan kepadanya atas tubuh orang-orang yang takwa tetapi tidak atas keimanannya.”
Najiyyah berkata,
“Saya berkata kepada Abu Ja’far as. bahwa Al-Muhgirah berkata bahwa seorang Mukmin tak akan ditimpa penyakit kusta. leukoderma dan penyakit-penyakit seperti itu. (Benarkah itu?) Imam menjawab, “Tidakkah ia tahu bahwa Shahib Ya-Sin (Habib aI-Najjar. orang yang disebutkan dalam sural Ya-Sin) buntung (mukanna’)?” Beliau merapatkan jari-jarinya dan berkata, ‘Seolah-olah aku melihatnya pergi kepada kaumnya dan kembali lagi di hari berikutnya lalu mereka membunuhnya.’ Lalu beliau menambahkan. ‘Sesungguhnya, orang Mukmin akan mengalami segala macam bencana dan mati dengan berbagai cara selain bunuh diri’.”
Shahib Ya Sin adalah Habib ai-Najjar dan takkanu’ (kata ini dengan nun dalam kebanyakan tulisan), menurut al-Majlisi, artinya penyusutan atau pemotongan. la menambahkan bahwa itu mungkin berarti lepra yang menyebabkan putusnya jari beliau. Bagaimanapun, hadis ini, maupun banyak hadis lain, menunjukkan bahwa orang-orang Mukmin dan para Nabi Kadang-kadang ditimpa penyakit-penyakit yang menjijikkan disebabkan kebijaksanaan tertentu yang menolak rusaknya tubuh Hadhrat Ayyub dan kengeriannya, dan tidak terlalu bermanfaat untuk membahas lebih jauh hal ini. Secara keseluruhan, penyakit-penyakit seperti ini tidaklah berbahaya terhadap orang-orang yang beriman dan sama sekali tidak mengurangi kedudukan para nabi; bahkan ia membantu meninggikan kedudukan mereka, dan Allah Swt. yang paling mengetahui kebenaran.
Dunia Ini Bukanlah Tempat Pahala dan Siksa
Ketahuilah bahwa dunia ini, karena sifatnya yang tak sempuma, rendah, dan lemah, bukanlah merupakan tempat pahala Allah maupun tempat hukuman dan siksaan. Hal ini disebabkan karena kemurahan Allah ada dalam suatu alam yang rahmatnya bersifat murni, tidak dicampuri dengan siksaan, dan kenikmatannya tidak bercampur dengan kepedihan dan dukacita. Anugerah seperti itu tidak mungkin di dunia ini, yang merupakan tempat di mana hal-hal yang saling bertentangan itu bergulat bersama, dan kesenangannya bercampur dengan berbagai macam kepedihan, kesusahan, dan kesengsaraan. Bahkan, seperti dikatakan oleh para filosof, kenikmatan di dunia ini terletak dalam menghindari kepedihan. Dapat dikatakan bahwa kenikmatannya sekalipun dapat menyebabkan kepedihan dan setiap kenikmatan selalu diikuti oleh kepedihan dan kesusahan. Bahan-bahan pembentuk dunia ini sendiri tak memiliki kapasitas untuk menerima kebaikan absolut dan karunia yangmurni. Demikian pula, kepedihan dan kesusahannya membawa di dalam dirinya kebaikan dan anugerah, dan tak ada satu pun dari bencana dan malapetak:anya yang tidak bercampur. Bahan-bahan pembentuk dunia ini sendiri tak punya kapasitas untuk menerima hukuman yang murni dan absolut; kepedihan dan bencananya tidak seperti yang ada di dunia ini, yangsementara ia mengenai salah satu bagian tubuh tetapi tidak mengenai bagian tubuh yang lain. Sementara organ yang sehat sedang dalam kesenangan, anggota yang terkena penyakit merasakan sakit dan menderita. Sebagian hadis ini merujuk pada apa yang telah kami kemukakan di sini ketika berkata:
Yakni, alasan mengapa orang Mukmin ditimpa cobaan di dunia ini adalah bahwa Tuhan tidak menjadikan dunia ini sebagai tempat memberi pahala bagi mereka yang beriman dan siksaan bagi orang-orang kafir. Dunia ini adalah tempat melaksanakan tugas dan merupakan ladang bagi hari akhirat. la adalah tempat berniaga dan mendapat penghasilan, sementara akhirat tempat pahala dan siksaan, anugerah dan hukuman.
Mereka yang mengira bahwa Tuhan akan segera menghukum orang yang melakukan dosa atau kejahatan di dunia ini atau melakukan kezaliman dan agresi terhadap seseorang, dan memotong tangannya serta mencoretnya dari dunia kemaujudan, tidaklah menyadari bahwa anggapan mereka bertentangan tatanan dunia ini dan berlawanan dengan sunnatullah. Di sini adalah tempat ujian dan tempat pemisahan orang yang celaka dari yang beruntung, dan para pedosa dari yang taat. Di sini adalah alam perwujudan perbuatan, bukan tempat munculnya hasil-hasil amal dan kualitas pribadi. Bila kadang-kadang Allah menyiksa seorang penindas, dapat dikatakan bahwa itu terjadi karena kasih sarangAllah atas penindas itu (karena hal itu menghentikan ia untuk terus berbuat dosa). Karena, bila Allah Swt membiarkan para pedosa dan tiran, maka kemurkaan-Nya mengambil bentuk istidraj, menyaring secara bertahap. Karenanya Allah Swt berfirman:
(Dan mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami). Kami akan menyaring mereka sedikit demi sedikit tanpa mereka sadari; dan Aku memberi mereka kelonggaran. Sungguhnya rencana-Ku sangat kukuh. (QS. al-A’raaf, 7: 182-183)
Dia juga berfirman:
Dan janganlah orang-orang kafir itu mengira bahwa kelonggaran yang kami berikan kepada mereka adalah baik bagi mereka, sesungguhnya Kami beri mereka kelonggaran agar mereka terus berbuat dosa; lalu bagi mereka azab yang menghinakan. (QS. Ali Imran, 3: 178)
Dalam Majmal al-Bayan, hadis berikut ini diriwayatkan dari Imam ash-Shadiq as.:
Imam as. berkata
“Bila seseorang melakukan dosa dan nikmat terus mengalir kepadanya, sementara dia tidak pernah beristiqhfar; maka ini adalah istidraj (sebagaimana disebutkan dalam AI-Quran (QS. aI-A’raaf, 7: 182).”
Pada akhir hadis suci ini, Imam as. berkata:
“Orang yang lemah imamnya dan akalnya, ringan pula cobaannya.”
Ini menunjukkan bahwa cobaan bersifat jasmaniah maupun ruhaniah, karena orang yang lemah akalnya dan lemah perasaannya akan aman dari cobaan spiritual dan intelektual sesuai dengan kelemahan intelektual dan perasaannya. Sebaliknya, mereka yang memiliki akal yang sempurna dan perasaan yang lebih tajam harus merasakan cobaan intelektual lebih hebat sesuai dengan kesempurnaan dan ketajaman akal dan perasaasn mereka. Mungkin karena alasan inilah Nabi Saww. bersabda,
“Tak seorang nabi pun yang menderita seperti apa yang kuderita.”
Ucapan Nabi Saww. ini menunjuk kepada persoalan ini, karena orang yang memahami kebesaran dan keagungan Allah pada tingkat yang lebih tinggi dan mengetahui kedudukan suci Allah Swt. lebihdaripada yang lain, ia tentu akan mengalami penderitaan dan siksaan yang lebih tinggi yang disebabkan dosa-dosa dan pelanggaran makhluk-makhluk lain terhadap kesucian Allah Swt. Juga, seorang yang memiliki kecintaan dan kasih sarang yang lebih tinggi kepada makhluk Allah akan menghadapi kesengsaraan yang lebih besar disebabkan keadaadn dan jalan makhluk-makhluk AIIah tersebut yang bengkok dan buruk. Dan, tentu saja, Nabi Saww. lebih sempurna dalam hal kedudukan ini dan lebih tinggi daripada semua nabi dan wali dalam hal tingkat keagungan dan kesempurnaannya. Karena itu, cobaan dan kesengsaraannya pun lebih besar daripada siapa pun di antara mereka. Juga terdapat penjelasan lain terhadap pernyataan Rasulullah ini, yang tidak tepat disebutkan di sini. Hanya Allah-lah Yang Mahatahu dan segala puji bagi-Nya.
“Saya Peringatkan Anda Akan Bahaya”
(Pidato bersejarah Imam Khomeini, 4 Aban 1334 H. Q. 1963 menentang RUU pemberian Hak-Hak Istimewa bagi warga negara Amerika di Iran, yang kemudian menyebabkan Imam Khomeini dibuang ke Turki)
Inna lillahi wa inna ilahi rajiun. Saya tidak dapat menyuarakan perasaan hati saya dan hati saya tertekan sejak mendengar permasalahan-permasalahan Iran. Tidur saya berkurang dan tidak tentram. Hati sedang tertekan, dengan tekanan yang amat berat. Saya sedang menghitung-hitung hari, kapankah maut akan datang menjemput. Iran tidak lagi mempunyai Hari Raya, karena mereka13 merubah Hari Raya Iran menjadi Hari Berkabung. Rakyat berkabung, tapi mereka bersenang-senang dan berpesta ria, di lain pihak mereka menjual kita dan menjual kemerdekaan kita. Jika saya jadi mereka, akan saya larang pesta pora ini dan saya perintahkan untuk memasang panji-panji hitam dan pengibaran bendera hitam di bubungan rumah-rumah penduduk serta di bubungan pasar.
Kebesaran kita diinjak-injak dan kebesaran Iran lenyap, juga mereka menginjak-injak kebesaran Angkatan Bersenjata Iran. Mereka membawa Rancangan Undang-Undang ke Majelis:
Pertama, bermaksud memasukkan kita dalam Perjanjian Wina.
Kedua, berupaya mengesahkan suatu Undang-Undang yang menjamin para penasehat militer Amerika berikut keluarganya, teknisi, administratif, pelayan, bahkan setiap orang yang mempunyai hubungan dengan mereka bebas dari tuntutan atas tindakan kejahatan yang dilakukan mereka. Jika pelayan Amerika, atau juru masak Amerika membunuh marja’ (ulama besar) panutan kalian di tengah pasar atau menginjak-nginjak di bawah kakinya. polisi Iran tidak berhak mencegah perbuatan itu dan pengadilan Iran tidak berhak mengadilinya. Namun perkara itu harus dibawa ke Amerika untuk diselesaikan oleh tuan-tuan di sana. Pemerintahan sebelum ini telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang, tetapi mereka menyembunyikannya.
Pemerintahan yang sekarang sedang berkuasa beberapa waktu lalu telah membawa RUU ini ke Majelis Senat. Dengan sekali ketuk, selesailah semua permasalahan. Belum lagi sempat istirahat, RUU yang telah disahkan ini dibawa Pemerintah ke Majelis, setelah terjadi sedikit pembahasan beberapa anggota Majelis menyatakan penentangannya, tapi tetap saja RUU itu disetujui.
Tanpa rasa malu mereka mengesahkan RUU dan tanpa rasa malu juga Pemerintah mendukung gagasan tersebut. Mereka menempatkan bangsa Iran bahkan lebih rendah dari seekor anjing Amerika. Jika seseorang menabrak anjing Amerika. Sekalipun yang melakukan itu seorang raja Iran, pastilah akan diadili. Tapi jika koki Amerika menginjak-injak seorang Iran yang paling dihormati maka tidak seorang pun boleh mengusiknya.
Mengapa bisa sampai terjadi demikian?
Itu karena mereka ingin mendapatkan pinjaman dari Amerika, sedangkan Amerika mengajukan syarat ini. Mereka mengajukan permohonan hutang sejumlah 200 juta dolar dan Amerika menyetujuinya, serta akan menyerahkannya kepada Pemerintah Iran dalam jangka lima tahun untuk belanja militer. Sementara itu Iran harus membayarnya (mengembalikan) dalam jangka waktu sepuluh tahun senilai 300 juta dolar. Artinya, Amerika mendapatkan keuntungan dari Iran sebanyak seratus juta dolar, atau 800 juta Toman Iran.
Sudah, begini, masih juga mereka mau menjual Iran dan menjual kemerdekaannya. Mereka menganggap kita sebagai negara jajahan dan kita diperkenalkan kepada dunia sebagai negara yang bahkan lebih terbelakang (primitif) dari manusia-manusia yang belum mengenal peradaban.
Apa yang dapat kita lakukan dengan bencana ini?
Apa yang dapat dilakukan kaum ulama dengan malapetaka ini?
Ke negara mana mereka dapat menumpahkan perasaan mereka?
Bangsa lain mungkin berfikir bahwa rakyat Iran sendiri yang bersalah, yaitu mengapa sudi merendahkan martabat diri sendiri.
Mereka tidak tahu. Bukan rakyat yang melakukan ini, tapi hal ini dilakukan oleh pemerintah Iran dan Majelis Iran. Majelis yang tidak pernah punya kaitan dengan rakyat. Rakyat Iran tidak pernah memberi suara kepada anggota Majelis, karena para ulama tingkat satu serta para marja’ mengharamkan pemilihan dan rakyatpun patuh kepada mereka. Tapi tetap saja pemerintah menempatkan anggota majelis itu dengan paksa.
Mereka melihat bahwa dengan adanya pengaruh kaum ulama, pemerintah tidak dapat berbuat apa-apa. Karenanya mereka berupaya menghancurkan pengaruh yang sudah melekat di hati rakyat. Mereka faham betul, jika masih ada pengaruh kaum ulama, tidak seharipun negara ini dibiarkan jatuh ke tangan Inggris atau Amerika, dan Israel tidak akan dibiarkan menguasai ekonomi Iran. Barang-barang Israel tidak akan dibiarkan masuk tanpa dikenakan bea. Pinjaman yang sangat membebankan rakyat itu tidak akan diloloskan. Keuangan negara tidak akan dibiarkan kacau. Pemerintah tidak akan dibiarkan melakukan apa saja yang bertentangan dengan kepentingan rakyat. Majelis yang memalukan ini dan dipaksakan kepada rakyat, tidak akan dibiarkan hidup. Laki-laki dan perempuan tidak akan diizinkan bergulat bersama-sama, seperti yang terjadi di Syiraz. Wanita-wanita baik, tidak akan dibiarkan jatuh ke tangan pemuda-pemuda brandal. Anak laki-laki tidak akan dibiarkan pergi ke sekolah perempuan atau sebaliknya untuk melakukan kebejatan. Sejumlah orang tidak akan dibiarkan mengatasnamakan wakil rakyat atau pemerintah. Kaki tangan Amerika tidak akan dibiarkan membuat kesalahan-kesalahan fatal ini. Mereka akan mengusirnya dari Iran.
Ya, pengaruh kaum ulama memang merugikan kamu, wahai pengkhianat. Tapi tidaklah merugikan rakyat. Kamu tidak akan mampu memecah belah kaum ulama dengan permainan sandiwaramu.
Saya menghormati semua ulama dan akan mencium tangan semua ulama. Jika hari itu saya mencium tangan ulama, maka hari ini juga saya akan mencium tangan semua pekerja.
Tuan-tuan!, saya peringatkan Anda akan bahaya.
Tentara Iran!, saya peringatkan Anda akan bahaya.
Politisi Iran!, saya peringatkan Andaakan bahaya.
Ulama Iran dan pemimpin-pemimpin agama Islam!, saya peringatkan Anda akan bahaya.
Kaum ruhaniawan!, pelajar agama!, pusat-pusat pendidikan agama!, Najaf!, Qum!, Mashad!, Teheran!, Syiraz!, saya peringatkan Anda semua akan bahaya.
Keadaan berbahaya sekali!.
Nampaknya ada sesuatu di balik tabir yang kita tidak mengetahuinya. Di Majelis mereka mengatakan, jangan sampai tabir-tabir itu terkuak. Rupanya mereka merencanakan sesuatu terhadap kita.
Sesuatu yang lebih buruk apalagi yang akan mereka lakukan?
Adakah yang lebih buruk dari keterjajahan?
Apa lagi yang ingin mereka perbuat?
Ada apa semua ini?
Ya, apa perlunya militer dan penasehat militer Amerika bagi kamu, para penguasa. Jika negeri ini telah diduduki Amerika, mengapa kamu menyanyi begitu keras. Jika negeri ini diduduki, mengapa kamu banyak bicara tentang kemajuan. Jika para penasehat itu pelayan-pelayanmu, mengapa ditempatkan lebih tinggi dari tuanmu sendiri. Perlakukanlah mereka seperti pelayan-pelayan lainnya. Jika mereka itu pekerja, perlakukan mereka seperti pekerja-pekerja dari negara lain. Jika negeri ini memang diduduki Amerika, katakan kepada kami, sehingga kami atau mereka yang diusir dari negeri ini.
Apa yang ingin mereka lakukan?
Apa yang ingin dikatakan pemerintah ini kepada kita?
Apa yang telah diperbuat Majelis yang tidak sah ini terhadap kita?
Majelis yang penuh dengan dosa. Majelis yang dinyatakan haram oleh para ulama dan marja’. Majelis yang mengumbar kemerdekaan dan revolusi, dan mengaku berasal dari Revolusi Putih. Saya tidak tahu di mana Revolusi Putih yang di!gembor-gemborkan itu.
Tuhan sebagai saksi. Saya tahu apa yang sedang berlangsung, Karena itu saya menderita. Saya tahu apa yang terjadi di desa, kota-kota terpencil, dan di kota Qum yang terbelakang ini sendiri. Saya tahu betapa masyarakat kelaparan dan pertanian tidak pernah diurus.
Pikirkanlah negeri ini. Pikirkanlah bangsa ini. Jangan biarkan hutang kita bertumpuk serta tidak perlu jadi pelayan. Tentu saja dolar memerlukan pelayanan. Ambil dolar itu dan pergunakanlah dengan baik, biar kami yang mengerjakannya.
Jika orang Amerika menabrak kita, kita tidak boleh protes!. Tuan-tuan yang menyuruh kita bungkam itu, apakah menyuruh kita juga bungkam dalam kasus seperti ini?
Mereka menjual kita, apakah kita juga harus bungkam?
Mereka menjual kemerdekaan kita, apakah kita juga harus bungkam?
Demi Allah!, berdosa orang yang tidak mau protes.
Demi Allah!, berdosa besar orang yang tidak mau berteriak.
Wahai pemimpin-pemimpin Islam!, ulurkan tanganmu untuk menolong Islam.
Wahai ulama-ulama Najaf!, ulurkan tanganmu untuk menolong Islam, Wahai ulama-ulama Qum!, ulurkan tanganmu untuk menolong Islam!
Islam sekarang telah lenyap. Wahai bangsa-bangsa Islam!, wahai pemimpin-pemimpin Islam!, wahai presiden-presiden negeri Islam!, wahai raja-raja negeri Islam! ulurkan tanganmu untuk menolong Islam.
Wahai syah Iran! Ulurkan tanganmu untuk menolong dirimu sendiri. Dikarenakan kita lemah dan tidak punya dolar, haruskah kita diinjak-injak Amerika. Amerika lebih buruk dari Inggris, Inggris lebih buruk dari Amerika. Soviet lebih buruk dari keduanya dan masing-masing lebih buruk serta lebih kotor dari yang lain. Hanya saja saat ini kita sedang berurusan dengan Amerika. Presiden Amerika perlu tahu, bahwa ia adalah orang yang paling dibenci bangsa ini. la telah begitu kejam terhadap kita. Sekarang ini ia adalah musuh AI-Quran dan musuh rakyat ini. Pemerintah Amerika perlu tahu, ia akan dipermalukan di negeri ini.
Kasihan anggota majelis yang malang itu. Mereka berteriak: “Coba minta kepada ternan baik kita Amerika supaya tidak menekan mereka, tidak menjual kita, tidak menjadikan Iran negeri jajahan mereka”. Tetapi siapa yang mau memperdulikan teriakan tersebut?
Mereka tidak pernah mengungkapkan apa isi Perjanjian Wina, bahkan fasal 32 tidak pernah di sebut sama sekali. Saya tidak tahu fasal apa itu. Bukan hanya saya yang tidak tahu, bahkan ketua majelis dan anggota majelis pun tidak pernah tahu. Walaupun demikian mereka tetap menyetujui, menandatangani dan mengesahkan RUU itu. Betul ada diantara Majelis yang berterus terang tidak tahu apa isi fasal 32. Mereka adalah sekawanan orang-orang bodoh.
Mereka singkirkan satu persatu politisi dan pejabat-pejabat tinggi kita. Sekarang ini, negeri kita bukan lagi di tangan para politisi yang baik. Militer perlu sadar, sebentar lagi mereka pun satu persatu akan disingkirkan. Masih adakah harga diri tentara, jika pelayan atau koki Amerika lebih utama dari seorang jenderal. Jika saya tentara, saya akan minta berhenti. Saya tidak sanggup menerima malu ini.
Koki Amerika, mekanik, pekerja, karyawan, dan seluruh keluarganya dijamin keamanannya. Tetapi ulama Islam, muballigh, dan pengabdi Islam diusir dan dipenjarakan. Pecinta-pecinta Islam di Bandar Abbas disekap dalam penjara, hanya karena mereka ulama atau pecinta ulama.
Dalam buku sejarah yang mereka susun, mereka menyatakan bahwa kesejahteraan bangsa ini terletak pada penghapusan pengaruh ulama. Itu artinya, kesejahteraan bangsa ini terletak pada penghapusan pengaruh Rasulullah Saww. Ketahuilah, ulama tidak punya apa-apa karena semua yang mereka miliki adalah dari Rasulullah Saww. Tapi mengapa pengaruh Rasulullah Saww. harus dihapus dari bangsa ini? Ya, mereka menginginkan ini supaya Israel dan Amerika dapat berbuat sesuka hati di negeri ini.
Sekarang ini, segala kesulitan kita berasal dari Amerika dan Israel. Israel adalah Amerika itu sendiri. Anggota majelis dan para menteri semua berasal dari Amerika, semua adalah kaki tangan Amerika. Jika bukan Amerika, mengapa mereka tidak menentang dan diam saja.
Sekarang saya berada dalam kondisi prihatin, karena itu ingatan saya tidak bekerja baik dan tidak dapat mengemukakan masalah-masalah dengan sempurna.
Pada salah satu majelis tempo dulu, di mana Sayyid Hasan Mudarris salah seorang anggotanya, Pemerintah Rusia pernah mengancam Iran, jika tidak menyetujui rencana yang mereka tawarkan (saya tidak ingat rencana apa itu) mereka akan menyerang Teheran lewat jalur Qazwin. Pemerintahan waktu itu menekan majelis agar mengesahkan rencana itu. Seorang sejarahwan Amerika menulis; Seorang ulama dengan tongkat di tangan maju ke podium dan berkata, “Karena kita akan dihancurkan, mengapa kita harus menandatangani sendiri kehancuran kita?”. Karena sikapnya itu. Rusia tidak dapat berbuat apa-apa.
Ini baru yang dinamakan ulama. Dengan hanya satu jari, seorang ulama yang kurus dan lemah mampu membuat negara sekuat Rusia menarik ultimatumnya. Sekarang demikian juga, jika satu saja ada ulama di majelis yang tidak akan membiarkan hal ini terjadi maka akan terulang kembali kejadian dahulu. Karena itulah mereka berusaha menghapus pengaruh ulama supaya mereka bebas berkeliaran.
Ada sekian banyak masalah dan sekian banyak kebusukan yang terjadi di negeri ini, tetapi dengan kondisi pribadi saya seperti ini, tidak banyak masalah yang dapat saya kemukakan sebanyak yang saya ketahui. Tapi kewajiban Anda semua mengatakan hal ini kepada rekan-rekan Anda, kewajiban ulama menjelaskannya kepada rakyat. Kewajiban rakyat memprotes hal ini, memprotes majelis dan memprotes pemerintahan disebabkan mengapa mereka melakukan ini dan menjual kita?
Anda anggota majelis namun bukan wakil kami. Anggaplah Anda wakil kami tetapi karena Anda berkhianat, dengan sendirinya perwakilan itu hilang dan ini adalah pengkhianatan kepada negeri.
Ya Allah! mereka mengkhianati negeri kami, mengkhianati Islam dan mengkhianati AI-Quran.
Anggota majelis yang menyetujui RUU dan para orang tua yang duduk di majelis senat telah melakukan pengkhianatan. Anggota Majelis yang menyetujui RUU berkhianat kepada negara dan mereka bukan wakil rakyat. Dunia perlu tahu, mereka bukan wakil rakyat Iran.
Seandainya sebelum ini mereka adalah wakil rakyat, tapi saya telah memecat mereka. Mereka sudah bukan lagi wakil rakyat dan segala RUU yang disahkan mereka sudah tidak berlaku lagi.
Ini sesuai dengan pernyataan konstitusi berdasarkan Prinsip Kedua Amandemen Konstitusi; Selama majelis tidak di bawah pengawasan para mujtahid, ketetapan-ketetapannya tidak sah. Dari permulaan Masyrutah, Revolusi Konstitusi, sampai sekarang ini apa pernah ada majelis berada di bawah pengawasan mujtahid? jika ada lima mujtahid dalam majelis ini atau cukup satu saja, ia akan membungkam mulut-mulut mereka serta tidak akan membiarkan hal ini terjadi dan ia akan menggoncangkan majelis.
Saya juga protes kepada anggota Majelis yang secara lahiriah menentang RUU. Jika mereka betul-betul menentang RUU, mengapa mereka tidak melakukan sesuatu, mengapa mereka tidak bangkit mematahkan leher boneka ini. Apakah sikap penentangan itu cukup dengan mengatakan ‘tidak setuju’, namun tetap bertahan di tempat dan terus saja berbasa-basi.
Buatlah gaduh majelis, pergilah ke tengah-tengah majelis dan jangan biarkan majelis berjalan seperti ini serta umumkan adanya RUU. Apakah dengan mengatakan saya tidak setuju, persoalan selesai. Lihat sendiri hasilnya.
Kita tidak memandang peraturan yang menurut mereka telah disahkan itu sebagai peraturan. Kita tidak memandang majelis ini sebagai majelis. Kita tidak memandang pemerintahan ini sebagai pemerintah. Mereka adalah Pengkhianat. Pengkhianat negara.
Ya Allah! luruskanlah urusan kaum muslimin. Agungkanlah agama Islam yang suci ini dari yang mengkhianati Islam dan mengkhianati AI-Quran.
Daftar Isi (Pesan Sang Imam Ke-9)
NASEHAT UNTUK KAUM MUSLIMIN 17
Nasehat Imam Untuk Membina Pribadi Muslim 17
Nasehat Kepada Para Penguasa 18
Kenapa Kita Selalu Berpecah Belah 25
Wanita Muslimah Pilar Revolusi Islam 35
Cobaan dan Penderitaan Seorang Mukmin 40
Makna Coba’an 42
Para Nabi dan Cobaan Allah 46
Penderitaan Nabi Saww 51
Dunia Ini Bukanlah Tempat Pahala dan Siksa 55
“Saya Peringatkan Anda Akan Bahaya” 59
Pesan Sang Imam ke-11
Masa Anak-Anak dan Pendidikan Awal
Ayatullah al-Uzma Sayyed Ruhullah al-Musawi al-Khomeini dilahirkan di kota Khumayn, dekat Isfahan, sekitar 300 Km selatan Teheran, pada tanggal 24 September 1902 (20 jamadi-al-Thani 1320 H) bertepatan dengar) hari lahirnya putfitercinta Rasulullah Sayyidah Fatimah az-Zahra ash, istri terkasih Imam ‘Ali bin Abi Thalib as. (Imam pertama penganut Syi’ah) dengan nama Ruhullah. Nama Khomeini diambildari tempat lahirnya. Imam Khomeini baru berusia em pat bulan ketika ayahnya syahid
Setelah ayahnya meninggal; Imam Khomeini berada di bawah asuhan ibunya; Hajar A. Khanom (yang juga seorang guru madrasah di'Najaf dan Karbala) dan bibinya, Sahiba Khanom (Shahaba Khanun). Atas saran dari Aqa Sayyed Muhammad Kamreh'i (menantu Sayyed Mustafa), memutuskan kembali ke kota Khumayn. Masa kecil banyak waktunya diisi dengan bermain, ia bermain terus-menerus sepanjang hari di tempat-tempat terbuka Khumayn, dan pulang ke rumah ketika sudah larut malam dengan pakaian yang kotor dan sobek-sobek.
Khomeini kecil memulai pendidikannya dari pelajaran membaca dan menulis dari Mirza Mahmud (guru yang datang ke rumah). Kemudian memasuki Maktab Khaneh (sekolah tradisional untuk anak-anak) yang dimiliki Akhund Mulla Abu al-Qasim, yang tidak jauh dari rumahnya. Usia 7 tahun dia mulai belajar bahasa Arab di bawah bimbingan saudara sepupunya. Sheikh Ja’far, dan seorang guru yang bernama Mirza Mahmud. Kemudian Imam Khomeini mempelajari Jami' Muqaddimat (buku teks tentang logika dan tata bahasa Arab) dibawah bimbingan pamannya. Haji Mirza Muhammad Mahdi dan mantiq pada ipar laki-lakinya Haji Mirza Ridha Najafi.
Pada usia lima belas tahun, ia telah menyelesaikan studi Persianya. Kakaknya. Ayatullah Pasandideh sangat berperan dalam kehidupan Ruhullah Khomeini. Dalam memperdalam ilmu logika dan sintaksis (ilmu Nahu/kalimat) bahasa Arab Ruhullah Khomeini dibimbing kakaknya dan kakak iparnya, Haji Mirza Ridha Najaff. Ayatullah Pasandideh juga mengajarkan kaligrafi (Khatt-e nasta’lie ).
Ketika berusia enam belas tahun, Imam Khomeini di timpa duka dengan ditinggal ibunya menghadap Allah Swt. Selang beberapa waktu menyusul bibinya yang sangat dicintai. Mulai sejak itu, ia berada di bawah asuhan Ayatullah Pasandideh.
Ketika berusia 17 tahun, diputuskan untuk mengirimnya ke tempat-tempat belajar yang lebih tinggi. Awalnya diputuskan untuk mengirim Imam Khomeini ke Isfahan, mengikuti jejak ayahnya, tapi pada akhirnya saat usia 19 tahun ia dikirim ke Arak, kota yang tidak terlalu jauh. Mulailah hubungan hidup Imam Khomeini dengan lembaga-lembaga keagamaan. Dia belajar mantiq pada Syaikh Muhammad Gulpaigani dan pelajaran Syarh-e Lum’ah pada Aqa ‘Abbas Araki.
Guru dan Pembimbing Imam Khomeini
Setelah beberapa waktu menimba ilmu di Arak, Imam Khomeini meninggalkan Arak menuju Qum, empat bulan setelah Syaikh 'Abdul Karim Ha’iri (murid dari Mirza Hasan Syirazi di Irak) berpindah tugas mengajar dari Arak ke Qum. Oi Qum Imam Khomeini tinggal di madrasah Dar AI-Syifa dan memaksa dirinya untuk belajar tekun. Tahun 1962 ia menyelesaikan tingkatan kurikulum yang dikenal sebagai sath. Kemudian mulailah satu dasawarsa studi langsung di bawah Ha’ri sendiri. la mempelajari inti kurikulum itu, fikih dan ushul, penguasaan ilmu ini mutlak untuk karir seorang ‘alim.
Imam Khomeini telah ditakdirkan untuk menjadi seorang ‘alim yang lebih dari sejumlah besar ‘alim lainnya, la dengan cepat menjadi ahli fikih dan ushul. Selama tahun-tahun pertama di Qum, Imam Khomeini telah memulai studi mendalam dan penggalian aktif bidang hikmah (filsafat) dan ‘irfan (tasawuf), yaitu studi yang berhubungan dengan penyerapan kebenaran tertinggi secara rasional dan gnostik (ma’rifat) yang telah lama berkembang di kalangan Syi’ah Islam. Pembimbing pertamanya Mirza ‘Ali Akbar Yazdi (murid Hadi Sabzawari, pengarang termashur buku Syarh-i Manzuma). Pembimbing masa lainnya adalah Mirza Aqa Javad Maliki Tabrizi. Imam Khomeini juga belajar dari Sayyed Abdul Hasan Rafi’i Qazwini. Guru utamanya dalam gnosis dan tasawuf adalah Ayatullah Muhammad ‘Ali Syahbadi, yang disebutnya sebagai “guru kita dalam teosofi”. Untuk ‘irfan Imam Khomeini belajar dengan Syahabadi setiap Kamis, Jum’at, dan hari-hari libur lainnya.
Guru-guru lain yang membimbing Imam Khomeini diantaranya yaitu:
1. Ayatullah Aqa Mirza Muhammad Ali Adib Tehrani (1884-1949).
2. Ayatullah Aqa Mirza Sayyed ‘Ali Yatsrib Kasyani (1311-1379).
3. Ayatullah Haji Sayyed Muhammad Taqi Khawansari (1887-1951).
4. Ayatullah Haji Aqa Husain Burujerdi (1875-1960).
5. Ayatullah Haji Mirza Jawab Maliki Tabrizi (-1924).
6. Ayatullah Aqa Mirza ‘AIi Akbar Hakami Yazdi. (-1925).
7. Ayatullah Haji Sayyed Abu ai-Hasan Rafi'j Qazwini ( 1897-1976).
8. Ayatullah Haji Syaikh Muhammad Ridha Najafi Ishfahani (1870- 1943).
9. Ayatullah Sayyed Abu al-Qasim Dehkurdi Ishfahani (1855-1934).
10. Ayatullah Haji Syaikh ‘Abbas Qummi (1877-1940).
Sebagaimana dapat dilihat dari daftar guru di atas, minat dan pendidikan Imam Khomeini dalam ilmu-ilmu Islam sangatlah luas. la menerima pendidikan istimewa tidak hanya dalam fikih, ushul, had is, dan AI-Quran tapi juga dalam ilmu akhlak, filsafat dan ‘irfan. Juga ia punya minat sepanjang hidupnya pada khazanah Persia, terutama puisi. Pengetahuan sejaran Islam dan pemikiran politik umumnya nampak pada tulisan dan pidato-pidatonya.
Karir Mengajar Imam Khomeini
Pada usia 27 tahun, Imam Khomeini memulai karir mengajarnya. Pertama kali ia memberikan pelajaran dalam Hikmah. Setelah berjalan beberapa waktu, kemudian ia membuka kelas-kelas privat dalam ‘irfan, secara sembunyi-sembunyi, yang hanya terbuka untuk sedikit orang yang terpilih dari para pelajar di Qum, dangan materi pelajaran pasal nafs (jiwa) dalam karya Mulla Sadra, (Asfar AI-Arba’ah dan Syarh-i Manzuma) hingga tahun 1940-an. Di sinilah Imam Khomeini melatih dan memberikan inspirasi kepada teman-teman dekatnya, termasuk syahid Muthahhari dan Ayatullah Hasan ‘Ali Montazeri.
Imam Khomeini, mengajarkan ilmu akhlak (mulanya sekali seminggu, kemudian menjadi dua kali seminggu) pada hari Kamis dan Jum’at sore. Awalnya di Madrasah Faidhiyah dan kemudian, saat rezim Reza Khan membuat kesulitan, ia memindahkan tempat belajar ke pinggiran kota, tempat belajarnya dipindahkan kembali ke Madrasah Fidhiya.
Kuliah-kuliah Imam Khomeini dalam bidang fikih diadakan pada setiap hari di masjid dekatmakam Hadhrat Ma'shumah. Kuliah-kuliah ushul diadakan siangdi Madrasah Faidhiyah dan kemudian pindah ke Masjid Salmasi. Menurut banyak muridnya, pelajarannya yang tingkat dars-ekhaarij dianggap hanya setingkat di bawah Ayatullah Burujerdi dan kedua dalam kaitannya dengan jumlah ulama dan murid yang hadir.
Imam Khomeini seorang pemiklr orisinal dan mandiri sebagai filosof, sufi, fakih dan teoritikus politik. Sepanjang karier mengajarnya ia berusaha melatih murid-muridnya untuk berfikir mandiri dan berkembang sebagai peneliti sejati. Saat mengajar di tingkat dars-e khaarij dalam ilmu fikih Dan ushul, ia kecewa bila tak ada pertanyaan atau keberatan yang diajukan. la mendorong murid-muridnya untuk memandang setiap pendapat secara kritis! tak perduli seberapa tinggi otoritas yang mengajukan pendapat itu. Dalam kuliahnya, sementara ia menyebut para ahli fikih dengan rasa hormat dan respek, ia menguji pandangan mereka satu demi satu dengan kritik tajam dan kemudian menyatakan pendapatnya yang didukung dengan argumen-argumen yang kuat dan matang. Penghormatan kepada guru-guru besar sebelumnya tidak mesti menjadi halangan untuk kritik tanpa segan-segan; sikap sopan yang hati-hati terhadap para penulisnya dan sikap kritis yang tajam terhadap panda.ngan mereka berjalan beriringan. Tak ada cerita bagi peniruan mentah-mentah atas suatu otoritas.
Karya-karya Imam Khomeini
Imam Khomeini menulis buku Iebih dari tiga puluh judut, tentang berbagai masalah yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dalam tulisan ini. Semua karya Imam boleh dikatakan tak ada bandingannya dalam segi masing-masing.
Buku monumental Kasyf al-Asraar yang ditulis 1941 merupakan penolakan terhadap selebaran anti-Islam yang muncul beberapa tahun sebelumnya. Imam Khomeini, menurut pernyataannya sendiri, sebagaimana dikutip Akhmad Khomeini, menghentikan pelajaran dars-e-khaarij selama dua bulan untuk menulis buku ini, segera setelah Reza Khan dipaksa turun tahta. Hal ini dirancang untuk membantah tulisan anti-Islam periode Reza khan dan ditulis selama ketenangan singkat dan melonggarnya tekanan Pahlevi menyusul terdepaknya sang diktator. Itu merupakan pernyataan politik Imam Khomeini yang pertama dan berisi catatan peringatan di mana sang Imam memperkirakan tahun-tahun gelap yang panjangdari pemerintahan Reza Pahlevi.
Di bidang fikih dan ushul. ia menulis kaidah-kaidah hukum dalam bentuk haasyiyah tantang ‘urwat al-Wustaqaa karya Sayyed Kazhim Yazdi yang mendapat status klasik modern dalam fikih Syi’ah.
Kitab al-Thahaarah; tiga jilid. terdiri dari kuliah hukum Islam yang ia sampaikan di Qum. Kuliah ushulnya di Qum di susun dalam bentuk Tahdziib al-Ushuul oleh Ayatullah Ja’far Subhani. Tahriir al-Wasiilah. karya fikih yang komprehensif, mencakup wasiilat al-Naajat karya Ayatullah Abu al-Hasan Ishfahani. buku yang telah ditambah oleh Imam Khomeini tentang masalah-masalah dan isu mendesak dan di dalam termasuk teks asli. Ini mulai ditulis selama massa pengasingannya di Turki dan diselesaikan di Najaf.
Kitab ai-Bay’, lima jilid. mencakup kuliah-kuliah fikihnya selama ia menetap lima belas tahun di Najaf.
Wilaayat al-Faqih atau Hukuumat-e Islaami menempati posisi unik di antara karya-karya Imam Khomeini. Quddisa sirruh. yang menghadirkan terencana konkret bagi kemunculan pemerintahan Islam dari pusat tradisi Syi’ah. Buku ini terdiri dari sebagian kuliah fikih Imam Khomeini yang biasa ia sampaikan di Masjid Syaikh Anshari di Najaf. Seluruh seri kuliah disusun dalam bentuk Kitab al-Bay'.
Kegiatan Politik Imam Khomeini
Kesyahidan ayahnya, Sayyed Mustafa melawan para tuan tanah adalah kesan awal yang mendalam tergores padadiri Imam Khomeini. Dengan kondisi yang demikian membentuk pribadinya pada suatu sikap perjuangan yang berdisiplin serta keseriusan yang sangat.
Sementara pemerintahan penindas rezim Reza Khan, dimana orang takut bersuara, Imam Khomeini menulis buku berjudul Kasyful Asrar (Mengungkap Rahasia). Dengan gaya tulisan yang tegas dan tidak mengenal kompromi, mengutuk keras rezim Reza Khan yang secara terang-terangan menggantungkan diri dan menyerah pada kekuatan asing.
A. Zaman Ayatullah Borujerdi
Pada waktu Ayatullah Borujerdi menjadi ulama besar di Qum, Imam Khomeini menduduki tempat yang menonjol. Sepanjang masa ini ia berusaha untuk menyimpulkan satu realisme politik serta membaiat kepada Ayatullah Borujerdi. la membangun banyak pengikut di kalangan ulama-ulama muda di Qum dan tempat-tempat lain, yang kemudian merupakan bagian kekuatan pengarah Revolusi Islam.
Kemunculan Imam Khomeini secara menonjol mulai dari tahun sesudah tumbangnya Mossdegh. Tahun 1963 Syah meresmikan ‘Revolusi Putih’ (karena diresmikan di gedung Putih, Amerika). Sebenarnya tidak patut disebut ‘Revolusi Putih’ karena selalu menumpahkan darah rakyat.
Slogan land reform Iran adalah satu penyamaran untuk penghancuran ekonomi agraris dalam saru cara yang direncanakan untuk menjamin keuntungan maksimum bagi keluarga raja, satu obligasi yang terikat kepada kepentingan agribisnis keluarga raja dan orang-orang asing, termasuk perusahaan-perusahaan penting yang berpusat di Amerika, Eropa dan istimewa Israel.
B. Slogan Tentang Hak-hak Wanita
Sehubungan dengan hak-hak kaum wanita, tindakan itu direncanakan lebih banyak untuk kepentingan konsumsi luar negeri daripada untuk tujuan domestik, karena penasehat-penasehat luar negeri Syah menyadari akan prasangka Barat yang sudah menjadi tradisi berkenaan dengan sikap Islam terhadap kaum wan ita dan cara ini merupakan jalan yang paling ampuh untuk membuat Syah menjadi kelihatan maju dan berjasa. yang bertindak untuk kepentingan Muslim Iran yang tertindas.
Dalam deklarasi-deklarasi Imam Khomeini yang dinyatakannya pada mulai bulan Maret 1963, dalam usahanya melawan Syah dan dalam usaha Syah untuk menipu pendapat umum di Iran dengan yang dinamakan Revolusi Putih. Adalah mencolok bahwa sampai pada saat menjelang Revolusi Islam, Pers Amerika dan Inggris menyebut tentang yang mereka namakan kaum Muslim konservatif, reaksioner dan fanatik di Iran yang berjuang melawan Syah karena mereka menentang land reform dan keinginan mereka untuk mengambil kembali yang mereka istilahkan dengan cara aneh sebagai ‘tanah gereja’ dan karena mereka menghendaki semua wan ita ditutup kapan dari kepala sampai kaki lagi. Sungguh ganjil sama sekali. Tidak berdasar baik bagi zaman Revolusi. maupun dalam masa lima belas tahun sebelumnya.
C. Hak Istimewa Amerika Serikat dqn Israel
Dalam deklarasi-deklarasi Imam Khomeini pada tahun 1963, ia memusatkan perhatian pada berbagai tema lain. Pertama ia menentang pelanggaran Syah yang terus menerus terhadap Undang-undang Dasar dan terhadap sumpah yang diikrarkan ketika naik tahta, bahwa ia akan memelihara dan melindungi Islam; kedua, ia menyerang tunduknya Syah pada kekuatan-kekuatan asing, terutama Amerika dan Israel.
Pernyataan Imam Khomeini adalah :
“Kami telah sampai pada kesimpulan bahwa mereka menentang Islam dan kepemimpinan agama. Israel hendak mendeskriditkan kitab suci kami dan menghapus kepemimpinan agama. Israel hendak mengeratkan cengkramannya atas ekonomi kita. perdagangan don pertanian kita.”
Pada kesempatan lain beliau juga mengatakan ;
“Mereka menanmakan kita reaksioner. suratkabar-suratkabar asing tertentu di suap dengan borosnya untukmehgatakan bahwa komi menentang segala perbaikan don berusaha membawa lran kembali ke zaman abad-abad pertengahan. Kaum ruhaniawan menentang penindasan dan penderitaan rakyat di sini. Kami menghendaki mereka memelihara kemerdekaan negara. Kami tidak menghendaki mereka menjadi pelayan-pelayan hina bagi orang lain.
Kami tidak menentang peradaban, tidak pula Islam menentangnya. Anda telah melanggar hukum-hukun manusiawi maupun Ilahi, Program-program radio dan televisi merusak saraf, pers meracuni pikiran pemuda, Anda di sini mempunyai penasehat militer dari Israel. Kami menentang semua ini, Kami tidak menentang kemerdekaan bagi kamu wanita, tetapi kami tidak menghendaki wanita dijadikan boneka untuk kepentingan pria, Sistem pendidikan Anda adalah untuk melayani kepentingan orang asing.”
Imam Khomeini dengan sifat khas yang tidak mengenal kompromi dengan kebatilan, mematahkan aturan itu dalam tahun 1963, dan menunjukkan hubungan yang sangat erat antara Israel dan rezim Pahlevi, dalam segi militer, politik intelejen serta ekonomi.
D. Serangan ke Qum
Setelah pembicaraan Imam Khomeini di sekolahnya di Qum dalam bulan Maret 1963, terjadilah satu serangan ke sekolah itu oleh paratrup dan polisi-polisi sekuriti, yang mengakibatkan matinya sejumlah rakyat.
Setelah mendengar kabar tentang pembantaian tersebut oleh Syah, Imam Khomeini berkata pada massa :
“Tenanglah. Anda adalah pengikut para imam yang menderita kezaliman yang besar. Kesewenang-wenangan semacam itu menjadi bumerang. Sangat banyak tokoh besar agama yang syahid untuk menegakkan Islam dan mengamanatkannya kepada Anda, Maka, terserah kepada Anda untuk memelihara warisan suci ini.”
Ucapan Imam itu berarti, bukan saja karena si pembicara itu sendiri terancam kematian, tetapi karena dalam keadaan yang demikian kritis itu ia menjanjikan kemenangan bagi umat dan kekalahan bagi Syah.
la juga mengatakan.
“Berteguh hatilah melawan tindakan tak sah dari rezim itu. Sekalipun pemerintah menempuh jalan kekerasan. jangan menyerah kepadanya, Biarlah menjadi pelajaran bagi mereka semua. Pemerintah lebih baik meninjau kembali kebijakannya dan menyerah kepada kehendak rakyat. Kami dalam jubah ulama, sedang berjuang untuk Islam. Tiada kekerasan, betapa besarnya, dapat membungkam kami.”
la ditahan berkaitan dengan peristiwa itu. Setelah ditahan beberapa lamanya, ia dibebaskan. Tetapi, jauh dari intimidasi, ia meningkatkan intensitas dan frekuensi serangan-serangan terhadap pemerintah itu. Dalam bulan Juni tahun itu, yang bertepatan dengari bulan Muharram, terjadi kampanye yang menyeluruh dalam negeri dalam hal penerangan untuk pembinaan pendapat umum, yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin agama di bawah pimpinan Imam Khomeini. Melalui deklarasi-deklarasi ini ia terus menyerang penyerahan Syah kepada kekuatan-kekuatan asing, terutama Amerika dan Israel, dan pelanggaran-pelanggarannya terhadap Islam dan Undang-undang Dasar Iran.
E. Kebangkitan 5 Juni 1963
Pada tanggal 5 juni 1963 terjadi kebangkitan besar di berbagai kota di Iran, yang ditumpas secara kejam oleh rezim itu. Dalam karir Syah, bukanlah pertama kali ia memberikan perintah kepada polisi sekuritinya dan kepada pasukan-pasukannya supaya menembak mati. Diperkirakan bahwa pada hari itu, dan pada peristiwa-peristiwa sehubungan dengan hari itu, setidak-tidaknya 15.000 rakyat terbunuh.
Imam Khomeini ditangkap lagi dan tidak lama kemudian ia diasingkan ke Bursa, Turki tanggal 4 November 1964. Cukup menarik bahwa, bertentangan dengan hukum yang berlaku di Turki, ia ditahan di satu rumah yang dijaga dengan ketat oleh anggota-anggota polisi sekuriti Iran. Perdana Menteri Turki pada massa itu ialah Sulayman Demirel, yang terkenal sebagai anggota freemason.
Bulan Oktober 1965 Imam Khomeini diperbolehkan meninggalk:an tempat pengasingan beliau di Bursa untuk dipindahkan ke lingkungan yang lebih sesuai di Najaf, salah satu Kota di Irak yang mempunyai tradisi sebagai pusat pengembagan pendidikan kalangan Syi’ah dan juga sebagai tempat perlindungan pemimpin-pemimpin agama dari Iran. Hal seperti yang disebutkan terakhir ini terjadi umpamanya dalam abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh Ketika sejumlah tokoh-tokoh pemimpin agama yang penting mendukung revolusi menuntut undang-lindang dasar atau gerakan boikot tembakau yangterjadi sebelumnya (di zaman Sayyed Jamaluddin Asada-badi). Mereka mengeluarkan pengarahan-pengarahan dari atabat yang relatif aman, yang terletak di luar Iran.
Namun, kepindahan itu sama sekali tidak berarti, bahwa Imam Khomeini telah mendapatk:an tempat yang benar-benar aman di lrak. Perlukah disebutkan dengan jelas dan tegas bahwa walaupun di pers Barat dikatakan selama bertahun-tahun, kehadiran Imam Khomeini di Irak sama sekali tidak merupakan sesuatu bentuk persekutuan, betapa kecil pun, antara Imam Khomeini dengan pemerintahan negara itu.
F. Mengarahkan Rakyat Iran dari Najaf
Dari Najaf Imam Khomeini meneruskan pengarahannya secara berkala dengan mengeluarkan deklarasi-dekalarasi tentang persoalan-persoalan Iran.
Pers Barat menyatakan bahwa Imam Khomeini muncul secara menonjol dalam masa Revolusi sebagai akibat dari salah satu kevakuman yaitu, kekosongan pemimpin, karena tidak ada alternatif lain yang cocok; tetapi penilaian ini terjadi karena ketidaktahuan akan perkembangan yang berangsur-angsur tentang peranan Imam Khomeini selama masa pengasingannya yang lebih dari empat belas tahun itu. Selama ia terasing di Najaf, sama sekali ia tidak tinggal diam. Sebaliknya ia mengeluarkan aneka ragam proklamasi tentang peristiwa-peristiwa dan urusan-urusan Iran, yang seluruhnya menembus masuk ke Iran, disebarluaskan dan berpengaruh besar dalam pembentukan pendapat umum rakyatlran.
Bulan April 1967, Imam Khomeini mengirimkan satu surat terbuka kepada PM. Iran pada waktu itu, Amir Abbas Hoveyda, di mana ia menentang Hoveyda dan Syah atas pelanggaran-pelanggaran meraka yang terus-menerus terhadap Islam dan Undang-undang Dasar Iran.
G. Seruan Kepada Muslimin Sedunia
Deklarasi Imam Khomeini selama pengasingannya pada bulan Mei 1970, ketika konsorsium penanam-penanam modal Amerika berkumpul di Teheran m.embicarakan jalan untuk penetrasi dan eksploitasi yang lebih efektif terhadap ekonomi Iran. Dalam peristiwa itu salah satu pengikut Imam Khomeini, Ayatullah Saidi, menentang konferensi itu dan berseru kepada rakyat Iran untuk bangkit dan memprotesnya. la ditahan oleh polisi sekuriti Syah, dan dianiaya hingga mati, dan Imam Khomeini mengeluarkan seruan yang menyerukan kepada rakyat untuk memperbaharui perjuangan mereka melawan rezim Pahlevi.
Imam Khomeini menentang pengeluaran uang secara mubazir, kegila-gilaan, untuk merayakan yang dinamakan peringatan 2.500 tahun kerajaan itu, suatu pesta perayaan yang digagaskan dan direncanakan oleh orang-orang Israel tertentu yang menjadi penasehat rezim itu. Dipengasingan di Najaf, ketika mendengar tentang pesta para Perayaan Ulang Tahun ke 2.500 (1975). Imam mengatakan:
“Rezim itu mengira soya gembira hidup begini. Seya lebih suka mati don kembali kepada Allah daripada melihat penderitaan orang:-orang yang tertindas. Soya merasa wajib memprotes. Dikatakan berulang-ulang kepada kami untuk tidak mencampuri urusan negara. Kami dilarang berjuang melawan rezim itu. Tetapi sejarah umat manusia menyaksikan bahwa selalu para nabi dan tokoh-tokoh keagamaan yang bangkit melawan para penguasa otokrat. Kalangan ulama berjumlah lebih dari 150.000 orang, termasuk teolog-teolog kenamaan dan pewenang urusan keagamaan. Apabila mereka bersatu dan menyuarakan apa yang mereka ketahui tentang kezaliman rezim itu, tentulah mereka akan mencapaikemenangan.
Rakyat jelata yang kehilangan hak-haknya, kelaparan, sementara mereka rnenghambur-hamburkan delapan ratus juta rial untuk Teheran hanya untuk pesta-pesta kerajaan. Anda memperingati orang mati tetapi mengabaikan orang hidup. Rezim itu menjarahi harta rakyat dan memberikan hak kepada orang-orang asing untuk memanfaatkan sepenuhnya sumber-sumber kekayaan nasional kita.
Kemudian ia juga mengutuk peresmian sistem satu partai di Iran dengan mengatakan bahwa siapa saja yang turut serta dalam partai itu secara sukarela tanpa paksaan, maka adalah ia pengkhianat terhadap bangsa maupun terhadap Islam, dan terutama tentang peranan Israel.
Tahun 1971 Imam Khomeini menyerukan juga kepada dunia Islam umumnya, untuk solidaritas di kalangan kaum muslimin serta kerjasama di antara sesama muslimin untuk memecahkan masalah-masalah bersama umat Islam.
H. Peranan Dalam Revolusi Islam
Sehubungan dengan peranan Imam Khomeini dalam Revolusi Islam itu sendiri, kepemimpinannya adalah langsung, dalam pengertian bahwa peristiwa-peristiwa permulaan Revolusi itu berhubungan langsung dengan pribadinya. Pers yang dikuasai Pemerintah, dalam bulan Januari 1978, menerbitkan satu artikel yang memfitnah Imam Khomeini dalam istilah-istilah yang keji dan kotor. Artikel itu langsung membangkitkan kemarahan rakyat di kota Qum. Sesudah kebangkitan permulaan di Qum, yang ditindas dengan korban jiwa yang bernt, serangkaian demonstrasi dan protes tersebar di seluruh Iran dalam tempo yang terus meningkat, sehingga bulan Desember 1978, ketika terjadi demonstrasi-demonstrasi besar bukan saja di Iran tetapi dalam sejarah modern pada umumnya, Syah terpaksa mengasingkan diri dan membuka jalan bagi kemenangan terakhir Revolusi itu.
Imam Khomeini meningkatkantempo deklarasi-deklarasinya ketika gerakan di Iran itu makin melaju. Dalam bulan Oktober 1978, Imam diusir dari lrak sebagai hasil persetujuan antara rezim Syah dan rezim Ba’ath. Menarik untuk diperhatikan bahwa Imam Khomeini mempertimbangkan sejumlah alternatif yang mungkin. la sebenarnya lebih suka tinggal di suatu negara Muslim, seperti telah dikatakannya secara terbuka, tetapi tidak ada satu negara Muslim yang memberikan kemungkinan kepada Imam mendapat kediaman yang aman dan sekaligus juga memberikan kesempatan bagi kegiatan-kegiatannya, strategi yang ini pun akhirnya membalik melawan dirinya sendiri. Karena dihadapkan kepada ketidakmungkinan untuk mendapat perlindungan di negara Muslim manapun sesudah lrak. Imam Khomeini pergi ke Paris, Prancis di mana ia jauh lebih mudah berhubungan deligan Amerika, Eropa dan Iran sendiri. la juga lebih mudah di hubungi pers dunia, yang tentu sedia untuk merefleksikan amanat dan aspirasi-aspirasi Imam Khomeini. Walaupun demikian, dari Paris komunis dengan Iran jauh lebih mudah daripada ketika di Najaf.
I. Puncak Revolusi
Ketika revolusi mencapai puncaknya menjelang 1979 (Muharam 1399). Kita melihat satu kefasihan dan kekuatan ekspresi sehingga orang akan mengatakan bahwa dari segi sastra semata-mata hanya sedikit yang menyamainya dalam ekspresi kesusastraan Iran modern. Imam Khomeini kembali dari pengasingan ke Iran pada tanggal 1 Pebruari 1979. Tanpasumber dukungan material tertentu, tanpa pembentukan partai politik, tanpa melakukan perang gerilya, tanpa dukungan sesuatu kekuatan asing mana pun, Imam Khomeini telah meneguhkan diri beliau sebagai pemimpin yang tidak diragukandari satu gerakan revolusi besar.
Dengan terbunuhnya putra tercinta Imam, Ayatullah Mustafa Khomeini, di tangan orang-orang Iran di Irak, fitnahan di surat kabar terhadap Imam Khomeini, pembunuhan murid-murid sekolah agama di Qum, kemudian di Tabris dan kota-kota lain dalam tahun 1978, serta pembantaian 8 September 1979, serta perluasan perjuangannya sehingga 11 Pebruari 1979 dengan korban cedera-cedera 60.000 orang dan mati syahid 100.000 orang. Revolusi Besar Islam di Iran menghancurkan rezim despot Syah, di bawah pimpinan Imam Khomeini, dan akhirnya tercapailah hasrat rakyat Iran yang telah lama diinginkan untuk memilki pemerintahan AI-Quran dan Islam.
Kepergian Imam
Minggu terakhir bulan Mei 1989, para dokterdi Rumah Sakit Teheran sibuk merawat dan mengobati Imam yang harus menjalani operasi karena pendarahan di lambung. Operasi berjalan dengan baik, rakyat Iran dan umat Islam di seluruh dunia berdo’a untuk kesembuhan dan kekuatan pemimpin mereka yanghidupnya penuh perjuangan dan ketauladanan itu. Para dokter pun telah berupaya untuk mempertahankan hidup imam. Namun rupanya Allah Yang Maha Kuasa menghendaki lain. Pada pagi hari Ahad, 29 Syawal 1409 (3 Juni 1989) bangsa Iran dan seluruh umat Islam di dunia tenggelam dalam kesedihan; Imam telah kembali dengan tenang ke Rahmatullah Swt. setelah hidup saleh penuh perjuangan. Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali. lna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kronologi Kehidupan dan Perjuangan Imam Khomeini
1902: Ruhullah al-Musawi al-Khomeini ailahirkan di kota Khomeyn, pada tanggal 9 November (bertepatan dengan lahirnya putri Rasulullah Saww).
1903: Ayah Imam Khomeini meninggal di~unuh oleh agen-agen Syah Iran.
1914: Imam Khomeini pergi ke Qumuntukmendalami pelajaran Islam:
1926: Imam Khomeini menyelesaikanstudinyadi Qum.
1942: Kitab Kashf al-Asrar, karya imam Khomeini diterbitkan.
1949: Ayatullah al-Uzma Borujerdi memimpin,seminar besar tentang peranan politik kaum ulama ayatullahrgabung dengan kegiatan tersebut.
1960: Imam Khomeini menerbitkan karyanya Towzihol Masa’el (Penjelasan Berbagai Masalah), dan Khomeini diakui sebagai Ayatullah.
1962: Imam Khomeini mendapatkangelar Ayatullah al-Uzma.
1963: Imam Khomeini mendeklarasikan perang terbuka tehadap Syah, tetapi masih mengakuilembaga monarki. Pada tanggal 5 Juni, pecah “Pemberontakan Juni” yang dipimpin Imam Khomeini. Imam Khomeini ditahan di Teheran. Sejumlah demonstrasi besar menentang penahanan Imam Khomeini pecah di Teheran dan kota-kota lainnya. Massa meneriakkan yel-yel “Hidup Khomeini”.
1964: Imam Khomeini dibebaskan dari penjara tetapi tetap berada dalam status tahanan rumah. la diizinkan kembali ke Qum, tapi tetap melancarkan serangan-serangan tajam pada Syah. Imam Khomeini menjadi satu-satunya ulama yang menentang disahkannya Undang-Undang yang memberikan kekebalan pada para personil militer Amerika di Iran. Pada tanggal4 November tahun itu, Imam Khomeini ditahan lagi dan kemudian diusir dari Iran. Ian mengungsi ke Turki. Selama di Turki, Imam Khomeini sempat tinggal di kota-kota seperti Izmir, Ankara, Istambul dan Bursah.
1965: Imam Khomeini terlibat konflik dengan pemerintah Turki yang memaksanya untuk melepaskan segala atribut keagamaannya. la kemudian pergi dari Turki dan tinggal di kota suci Najaf (Irak).
1966: Bersamaan dengan berkobamya perang Arab-lsrael, Imam Khomeini mengadakan pertemuan dengan Ayatullah Muhammad Baqir al-Sadr (Pemimpin umat Syi’ah lrak). Kemudian keduanya sepakat mengenai perlunya persatuan Islam melawan berdirinya negara Yahudi.
1968: Imam Khomeini mulai mengajar di Najaf Irak.
1969-1971: Imam Khomeini mengulangi seruannya pada rakyat Iran untuk bangkit melawan Syah tapi kurang ditanggapi. la sangat menentang dirayakannya peringatan 25 abad Kerajaan Persia. Para pembantu Imam Khomeini di Teheran memperluas jaringan-jaringan organisasi dan menciptakan sel-sel rahasia di sejumlah kota. Secara tegas Imam Khomeini menyatakan, mazhab Syi’ah nienentang sistem monarki.
1972-1978: Semakin banyak mahasiswa yang tertarik pada kuliah-kuliah Imam Khomeini di Najaf. Para mahasiswa Iran penentang Syah di Eropa dan AS datang mengunjungi Imam Khomeini di Najaf. Imam Khomeini menerbitkan edisi pertama Vilayat-i Faqih. Versi polemisnya juga diterbitkan dengan judul Hokumat-i Islami dan merupakan karya yang secara tajam menyerang teori-teori Ayatullah al-Uzma Abol-Qosem Musavi Kho-i dari Najaf.
1977: Tanggal 23 Oktober, putra sulung Imam Khomeini, Ayatullah Sayyed Agha Mustafa Khomeini, dibunuh agen-agen SAVAK di Tehran.
1978: Bulan Januari, Surat kabar Ettelaat di Teheran menurunkan tulisan yang bernada fitnah terhadap Imam Khomeini. Kerusuhan segera meletus di Qum, Tabrizi, dan lusinan kota lain di Iran. Ratusan orang tewas akibat bentrokan antara para demonstran dan pihak keamanan. Pada buan September, Imam Khomeini menyerukan digulingkannya Syah Iran. Pada tanggal 4 Oktober, Imam Khomeini diusir dari Najaf. Semula Imam Khomeini hendak tinggal di Kuwait, tetapi karena rezim setempat tidak memberikan izin, ia pergi ke Prancis. Dari Paris, bulan November, Imam Khomeini menyatakan bahwa Republik Islam akan segera dibentuk di Iran.
1979: Bulan Januari, Imam Khomeini membentuk Dewan Revolusi Islam Iran dengan Syahid Murtadha Muthahhari sebagai ketuanya. Tanggal 1 Pebruari Imam Khomeini kembali ke Iran, hanya dua pekan sesudah Syah meninggalkan Iran. Jutaan orang Iran menyambut kepergian Syah dan kedatangan Imam Khomeini. Pemerintahan “tandingan” segera dibentuk, Imam Khomeini mengangkat Mehdi Bazargan sebagai PM. Pertama Republik Islam Iran. Tanggal 11 Pebruari Bersamaan dengan jatuhnya pemerintahan PM. Syahpoor Bakhtiar (bikinan Syah), Revolusi Islam Iran mencapai kemenangan yang gemilang. Imam Khomeini merestui pembentukan Partai Republik Islam. Sebuah referendum yang diadakan pada bulan April, secara resmi menyetujui berdirinya Republik Islam Iran. Mei, dibentuk Pasukan Pengawal Revolusi Islam (Pasdaran). Pada bulan ini juga, Muthahhari dibunuh oleh agen-agen komunis. Imam Khomeini segera menunjuk Ayatullah Taleqani sebagai Ketua Dewan Revolusi Islam, menggantikan Syahid Muthahhari. Tapi pada bulan September, Taleqani meninggal dunia, dan Imam Khomeini menunjuk Ayatullah Baheshti (Pendiri/Sekjend Partai Republik Islam) sebagai Ketua Dewan Revolusiyang baru. Tanggal 6 November Imam Menyetujui pengunduran dirrpemerintah Bazargan, setelah dua hari sebelumnya terjadi “Peristiwa Sandera.” Sejak itu, pemerintahan dikendalikan langsung oleh Imam Khomeini dah Dewan Revolusi.
1980: Januari, di depan Imam Khomeini, Bani Sadr disumpah sebagai Presiden pertama Republik Islam Iran. Pada bulan ini juga, majalah Time (edisi 7 Januari 1980) menampilkan Imam Khomeini sebagai “Man of The Year”. Untuk menghentikan dualisme kekuasaan, pada bulan Juli, Imam Khomeini membubarkan Dewan Revolusi Islam.
Tanggal 22 September, Irak menyerbu Iran. Oktober, Imam Khomeini menolak rencana nasionalisasi perdagangan luar negeri, rencana nasionalisasi perdagangan luar negeri.
1981: Bulan Maret, Imam Khomeini menyatakan Bani Sadr sebagai tidak mampu menjalankan tugas kepresidenan. AIi Raja’i kemudian ditunjuk sebagai Presiden kedua, pada buJanJuli. Namun, pada Agustus, Raja’i dan PM. Javad Bahonar tewas. Dalam pemilu Oktober, Sawed Ali Khamenei terpilih sebagai Presiden ketiga Republik Islam Iran dan Mir. Hussein Mussavi diangkat sebagai PM.
1982: Mei, putra Imam Khomeini, Hojjatul lslam Sawed Ahmad Khomeini, mengatakan bahwa ayahnya telah memilih Ayatullah Montazeri sebagai calon pengganti Imam Khomeini. Desember, Imam Khomeini mengeluarkan “Dekrit 8 pasal” yang mengakui hak-hak individu dalam sistem Republik Islam.
1983: Juli, Imam Khomeini menyerahkan Wasiat Politiknya yang pertama pada Dewan Ahli.
1984: Bulan Agustus, untuk kedua kalinya Imam Khomeini menolak rencana nasionalisi perdagangan luar negeri. November, Dewan Ahli memutuskan Montazeri sebagai calon pengganti Imam Khomeini.
1987: Imam Khomeini membubarkan Partai Republik Islam pada bulan Juli. Desember, Imam Khomieini memperbaharui Wasiat Politiknya.
1988: Juli, Imam Khomeini setuju menerima Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 598 tentang gencatan senjata Iran-lrak.
1989: Bulan Pebruari, Imam Khomeini mengeluarkan fatwa hukuman mati atas diri Salman Rusdie. penulis novel Ayat-Ayat Setan yang menghina agama Islam. Pada tanggal 3 Juni, Imam Khomeini menghadap Allah Swt. dengan tenang setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit.
Daftar Isi :
Masa Anak-Anak dan Pendidikan Awal 20Guru dan Pembimbing Imam Khomeini 22
Karir Mengajar Imam Khomeini 25
Karya-karya Imam Khomeini 27
Kegiatan Politik Imam Khomeini 29
A. Zaman Ayatullah Borujerdi 30
B. Slogan Tentang Hak-hak Wanita 31
C. Hak Istimewa Amerika Serikat dqn Israel 32
D. Serangan ke Qum 34
E. Kebangkitan 5 Juni 1963 36
F. Mengarahkan Rakyat Iran dari Najaf 38
G. Seruan Kepada Muslimin Sedunia 39
H. Peranan Dalam Revolusi Islam 41
I. Puncak Revolusi 43
Kepergian Imam 44
Kronologi Kehidupan dan Perjuangan 45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar