Senin, 14 Januari 2019

Pensesatan Syiah Hanya Untuk Lindungi Israel


Pemimpin Tinggi Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyatakan betapa pentingnya meningkatkan persatuan di antara negara-negara Muslim, dan menyerukan untuk mewaspadai semua plot musuh yang melampiaskan malapetaka pada muslimin.


Pernyataan itu diutarakan Pemimpin dihadapan para pejabat negara Iran, duta besar negara-negara Islam dan tamu undangan yang ikut dalam Musabaqah Internasional Tilawatul Quran di Tehran pada Selasa, 27/05/14.


Dalam sambutan yang bertepatan dengan peringatan hari diutusnya Nabi Muhammad Saw yang dikenal dengan Mabats itu, Sayyid Ali Khamenei mengatakan, "Kekuatan arogan berusaha menyembunyikan masalah yang dihadapinya dengan menciptakan perselisihan di antara umat Islam. Mereka berusaha memunculkan isu Syiah-phobia dan Iran-phobia demi melindungi rezim Zionis Israel."


Lebih lanjut dikatakannya, sikap yang menunjukkan wajah umat Islam yang kasar merupakan satu gerakan terorganisir dalam menghadapi Islam.


"Saat ini sekelompok manusia di Afrika terzalimi hanya karena mereka beragama Islam, dan bahkan terdapat sekelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai Islam, namun menculik anak-anak sekolah. Hal ini dilakukan agar pesan Islam tidak sampai sasaran."


Diperingatkannya, gelombang Kebangkitan Islam telah terjadi dan oleh karenanya, musuh-musuh Islam berusaha keras menumpasnya. Di beberapa tempat mereka berhasil menumpasnya, dan menandaskan Kebangkitan Islam tidak dapat dihancurkan dan identitas Islam telah merasuk dalam diri umat Islam dan semakin kuat.


Sebelumnya pada Juni 2013, Ayatullah Ali Khamenei juga meminta negara-negara Muslim untuk tumbuh bersatu melawan kekuatan arogan dan memperingatkan adanya kesenjangan dalam komunitas Muslim yang akan menciptakan kesempatan bagi rezim Zionis untuk melaksanakan plot terhadap mereka.


"Persatuan dan persahabatan di kalangan umat Islam adalah kewajiban yang mendesak," kata Ayatullah Khamenei di Tehran pada saat itu.


Dijelaskannya bahwa pembantaian, pertumpahan darah, terorisme buta dan bencana adalah peluang yang tercipta bagi rezim Zionis untuk menduduki semua hasil perpecahan dan perbedaan dalam umat Islam.


"Hari ini adalah hari ujian bagi seluruh umat Islam dan negara-negara Islam, dan negara-negara Muslim harus benar-benar waspada," tambahnya.


Ayatullah Khamenei memperingatkan kampanye permusuhan Barat terhadap muslim dan dunia Muslim sangat terbuka, dan umat Islam harus menghidupkan kembali kemampuan intrinsik dan faktor daya yang menurutnya, salah satu faktor paling penting dalam hal ini adalah kesatuan, integrasi dan fokus pada kesamaan.




ARAB SAUDI GANDENG ISRAEL KOBARKAN PERANG SAUDARA DI LEBANON


Nasser Kandil, pengamat politik Lebanon mengatakan, Arab Saudi dan Rezim Zionis Israel menggalang kerjasama untuk mengobarkan perang saudara di Lebanon.


Kandil dalam wawancaranya dengan FNA seraya mengutuk ledakan pada hari Jumat (27/12) di Beirut yang mengakibatkan tewasnya delapan orang termasuk Muhammad Chatah, mantan menteri keuangan menandaskan, Arab Saudi dan Israel dalam aksi seperti ini memiliki kerjasama intelijen guna menyeret Lebanon ke arah perang saudara.


Seraya mengisyaratkan kerjasama intelijen Arab Saudi dan Israel terkait teror komandan Hizbullah dan peledakan di depan kedubes Iran di Beirut dalam beberapa hari lalu, Kandil menegaskan, tujuan aksi seperti ini adalah untuk merusak front muqawama.


Pengamat Lebanon ini menilai tewasnya Muhammad Chatah serupa dengan teror Rafiq Hariri, mantan perdana menteri Lebanon. "Tujuan lain dari peledakan bom ini adalah menuding Hizbullah dan muqawama terlibat dalam insiden tersebut," ungkap Kandil.


Akibat ledakan yang terjadi hari Jumat di Beirut sedikitnya delapan orang termasuk mantan menteri keuangan tewas dan lebih dari dari tujuh puluh lainnya menderita luka-luka.



ISRAEL TERUS BERUSAHA MENCARI DIMANA IMAM MAHDI


Semasa pendudukan Amerika Serikat di Irak, salah satu pertanyaan paling mengherankan dari para tentara kepada orang-orang Irak yang disiksa di berbagai penjara seperti Abu Ghraib adalah “di mana pria yang bernama Imam Mahdi bersembunyi?” Menurut Mohabat News, sebuah kantor berita Kristen Iran pro-Israel, ketakutan terhadap Imam Mahdi begitu kuat sehingga CIA dan MI6 telah mengunjungi Irak selama 20 tahun terakhir untuk mendapatkan informasi tentang Imam Mahdi; di kota mana dia terakhir terlihat? Kapan dia akan muncul lagi? 


Siapakah Imam Mahdi sampai-sampai Zionis berhasil mengontrol Kongres Amerika dan sistem keuangan dunia untuk segera memerintahkan membunuhnya? 


Imam Mahdi merupakan imam keduabelas Syiah dan menurut hadis-hadis Islam dia berada dalam kondisi kegaiban dan akan kembali ke dunia untuk menciptakan kedamaian serta keadilan di muka bumi. Dia dilahirkan pada 29 Juli 869 di kota Samarra, Irak, dari seorang ibu bernama Nargis yang merupakan seorang keturunan Romawi. 


Dia disembunyikan sejak kelahirannya hingga kegaiban karena penguasa masa itu, Dinasti Abbasiah, mengetahui tentang nubuat Imam Mahdi yang akan melawan tirani. Dinasti Abbasiah sadar bahwa manusia yang dijanjikan tersebut adalah putra dari imam Syiah kesebelas, Imam Askari. 


Entah fiksi atau bukan, kisah ini terus berlanjut sampai hari ini; selama ribuan tahun para penguasa tiran terus mencoba untuk memburu dan membunuh Imam Mahdi. Sudah jelas bahwa Zionis ingin berperang melawan Iran, tapi yang membuat semua itu tidak masuk akal adalah mengapa Israel tetap mencari seorang pria yang telah menghilang lebih dari seribu tahun yang lalu? Dialah imam gaib telah menjadi bagian (keyakinan) dalam Syiah dan suni Islam selama berabad-abad. Keyakinan yang tidak berbeda dengan sebuah bentuk Milenarianisme yang ada di seluruh agama. 


Kristiani percaya bahwa Yesus Sang Penyelamat akan kembali untuk melawan anti-Kristus (dajal) sementara orang Yahudi mempertaruhkan perang dunia ketiga dengan membongkar situs suci ketiga Islam, Masjidilaksa, untuk membangun kuil ketiga sehingga Almasih Yahudi dapat kembali dan membawa mereka menguasai dunia.
Serangan bom yang menghancurkan Masjid Al-Askari di kota Samarra pada Februari 2006 (BBC)Serangan bom yang menghancurkan Masjid Al-Askari di kota Samarra pada Februari 2006 (BBC) 


Sebagai fakta pemburuan ini, kita tidak boleh mengabaikan kisah-kisah yang muncul dari Irak tentang langkah-langkah apa yang telah mereka lakukan untuk mencari Imam Mahdi. Pada tahun 2006, makam suci dari ayah Imam Mahdi di kota Samarra, diledakkan oleh para pria yang berpakaian seperti pasukan keamanan. Para pria memasuki makam, mengikat para penjaga, memasang area dengan beberapa bom dan menurut para penjaga, para pasukan keamanan itu membuka makam dan mengambil sesuatu dari dalam. Banyak yang percaya bahwa mereka mengambil beberapa pakaian dari tubuh Imam Askari untuk menentukan DNA imam masa depan. 


Selama berabad-abad, Talmud mengajarkan bahwa “Yesus dari Nazareth” adalah seseorang yang “cabul, penyembah berhala, diasingkan dari orang-orang Yahudi karena kejahatannya, dan menolak bertobat” (Sanhedrin 107b; Sotah 47a). Selama berabad-abad pula, Zionis berhasil meyakinkan Kristiani bahwa Islam adalah agama yang jahat dan harus dilawan melalui persatuan Kristen/Zionis. Sebagian besar Kristiani sabuk Alkitab di Amerika memiliki hubungan yang kuat dengan Zionis dan karenanya mengejutkan mereka ketika seorang Kristen Katolik, Hugo Chavez, berpidato setelah melakukan pertemuan penting dengan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad: “Bagi kami para Kristiani sejati, Yerusalem adalah tempat yang sangat suci di mana Nabi Yesus akan datang bergandeng tangan dengan Hazrat Mahdi sehingga perdamaian akan menyelimuti seluruh dunia.”

Kenyataan bahwa Chavez mengisyaratkan bahwa umat muslim dan Kristiani akan bersatu melawan kejahatan adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh Zionis. Mereka telah menghabiskan miliaran dolar pada lembaga think tank Islamfobia dan media untuk meminggirkan umat muslim. 


Hadis-hadis yang menyebutkan tentang kedatangan Imam Mahdi yang memimpin tentara pembawa bendera hitam menyebutkan bahwa hanya sedikit dari orang Arab yang akan mendukung tentara tersebut namun justru berpihak pada para tiran. Orang-orang Arab yang akan bersama dengan imam telah terindikasi siapa mereka, yaitu tentara kecil Hizbullah yang telah mengalahkan Israel. Para pejuang Hizbullah mungkin memiliki perlengkapan sedikit tapi memiliki semangat yang sama dengan pasukan yang dipimpin Ali bin Abi Thalib ketika menghancurkan benteng Yahudi di Khaibar, semangat yang sama dengan Imam Husain di Karbala di mana pasukannya yang berjumlah 72 orang melawan tentara Yazid berjumlah 10.000 pasukan. 


Sangat menyedihkan bahwa hadis yang berusia lebih dari seribu tahun menyebutkan bahwa banyak orang Arab akan bekerja sama dengan para tiran untuk melawan kedatangan imam. Siapakah orang-orang Arab ini? Kita telah melihat Arab Saudi dan penguasa-penguasa Teluk yang bersekutu dengan Israel dan tidak ada lagi yang lebih jelas daripada konflik Suriah saat ini. Israel bersama dengan Arab Saudi dan Qatar memaksakan perang terhadap Suriah dan Iran dengan menyalurkan sejumlah besar uang dan senjata kepada milisi di Suriah. Membunuh pengikut Syiah merupakan bagian dari agenda tersebut. 


Jurnalis Seymour Hersh dalam artikel New Yorker, “The Redirection”, menyoroti betapa seluruh fokus pemerintahan Bush adalah untuk menekan Iran dan melemahkan Hizbullah melalui kerja sama dengan Arab Saudi yang membiayai kelompok ekstrimis. New World Order telah berhasil menciptakan kekuatan brutal dalam Islam yang ramah, sebuah kekuatan yang mengira tidak masalah untuk memperkosa wanita dan anak-anak dan menunjukkan potongan tubuh yang dipenggal dalam video YouTube. Bentuk intoleransi Islam ini diciptakan oleh agen Inggris, (Muhammad bin) Abdul Wahab, dan disebarkan oleh rezim Saudi yang melihat pengikut Syiah sebagai musuh, dan bukan Israel. 


Abdallah Tamimi, salah seorang pemimpin Tentara Pembebasan Suriah (FSA), telah meminta pertolongan Israel untuk membentuk pemerintahan suni untuk menindas pengikut Syiah, Kristen, dan Druze, dan menekankan bahwa “Israel bukanlah musuh kami, kami ingin Israel menolong kami.” 


Mungkin saja bahwa keyakinan Milenarianisme akan semakin menguat ketika para pemimpin dan penguasa dunia bekerja dengan para pendukung New World Order, menyeret negara dan penduduk mereka kepada penjajahan dan perbudakan, dan satu-satunya organisasi (PBB) yang seharusnya melindungi negara beserta hak-haknya adalah “… sebuah (organisasi) yang tidak masuk akal, tidak adil, dan benar-benar sebuah struktur dan mekanisme yang tidak demokratis. Melalui penyalahgunaan mekanisme yang telah dilakukan Amerika dan sekutunya ia berhasil menyamarkan intimidasi mereka sebagai konsep mulia dan memaksakannya kepada dunia,” kata Imam Khamenei. 


Sebuah strategi yang telah dilancarkan oleh Israel melalui dukungan AS untuk mencari imam yang gaib membuat seseorang percaya bahwa mungkin saja ada kebenaran dalam kisah Alkitab. Di sebuah dunia yang masih mempercayai pahlawan super, mungkin masih masuk akal jika mata kita terlihat penuh dengan harapan terhadap sebuah pasukan yang akan muncul dari Khorasan membawa bendera hitam yang dipimpin oleh seseorang yang dijanjikan untuk melawan ketidak-adilan.




EKSTRIMISME DAN FANATISME VIRUS PERUSAK AGAMA


Agama Ilahi adalah anugerah terbesar Tuhan kepada umat manusia sehingga mereka bisa mencapai kebahagiaan duniawi dan ukhrawi dengan mengamalkan ajaran-ajaran luhurnya. Sejumlah besar masyarakat di sepanjang sejarah meraih keberuntungan dengan menjalankan ajaran-ajaran agama Ilahi. Akan tetapi, ada juga orang-orang yang terjangkiti virus fanatisme dan ekstrimisme, mereka tidak mendapatkan kebahagiaan dan juga menyeret orang lain ke jurang kesesatan. Fanatisme dapat disebut sebagai bentuk pemberian dukungan mutlak tanpa dilandasi oleh logika dan akal sehat kepada sebuah ideologi, individu, kelompok, atau apapun bentuknya. Untuk itu, dukungan penuh atas sebuah ideologi dan ajaran setelah melakukan penelitian dan pemikiran yang matang, tidak bisa dikatakan sebagai perilaku fanatik atau paling tidak kita bisa menyebutnya sebagai fanatisme terpuji. 


Para psikolog membagi fanatisme ke dalam dua ketegori; fanatisme positif dan fanatisme negatif. Pembagian ini mungkin sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh sejumlah riwayat, di mana fanatisme dibagi menjadi fanatisme terpuji dan fanatisme tercela. Imam Ali as dalam khutbah 192 kitab Nahjul Balaghah berkata, “… jika harus ada sebuah fanatisme, maka fanatisme kalian harus ada dalam akhlak yang terpuji dan perilaku baik serta semua perkara yang baik…” Beliau menganggap baik sikap fanatik dan komitmen pada beberapa sifat dan perilaku terpuji seperti, menunaikan janji, menjaga hak-hak tetangga, saling memaafkan, menjauhi kesombongan, dan sifat-sifat terpuji lainnya. 


Akan tetapi ketika kita berbicara tentang fanatisme, biasanya fokus kita akan tertuju pada fanatisme negatif dan tercela yaitu membela dan mengikuti sebuah ideologi tanpa disertai argumentasi dan buta. Sebuah fanatisme yang menurut Imam Ali as, mereka telah menjadikan syaitan sebagai pemimpinnya, dan mungkin saja lahir dalam bentuk etnis, ras, agama, politik, dan bahkan dunia ilmiah. Rasulullah Saw dalam sebuah hadisnya bersabda, “Barang siapa yang menyimpan rasa fanatik sebesar biji sawi dalam hatinya, pada hari kiamat Tuhan akan membangkitkannya bersama Arab Jahiliyah.” (Ushul al-Kafi, jil 2, hal 308). Peringatan keras ini ingin menegaskan bahwa fanatisme dan bersikeras pada ideologi sesat akan mencegah seseorang berpikir bebas dan mencapai kebenaran. 


Islam mengajak semua orang untuk merenung dan berpikir. Dalam surat az-Zumar ayat 17 dan 18, Allah Swt berfirman, “… bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” 


Fanatisme dalam pemikiran dan ideologi biasanya diikuti oleh sikap ekstrim dalam beramal. Orang fanatik yang menganggap perkataan dan pemikirannya sebagai kebenaran mutlak, akan berusaha untuk meyakinkan ideologinya kepada orang lain dan jika pihak lain menolak, ia akan mengandalkan kekerasan dan tindakan ekstrim. Virus fanatisme dan ekstrimisme ditemukan di hampir semua pengikut aliran pemikiran dan agama, termasuk agama-agama samawi. Dalam sejarah, muncul orang-orang yang secara sadar atau pun tidak, menganggap dirinya lebih mukmin dan lebih ta’at ketimbang para nabi. Allah Swt dalam al-Quran telah memperingatkan orang-orang seperti itu dan berfirman, “Katakanlah: Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (QS. 5:77) 


Di sepanjang sejarah agama Ilahi, kita selalu menemukan gerakan-gerakan ekstrim dan fanatik. Orang-orang bodoh dan kaku membentuk kerangka gerakan tersebut dan biasanya mereka dimanfaatkan oleh para pemimpin arogan dan tirani untuk menebarkan kekerasan dan teror. Di era modern di tengah kemajuan sain dan pekikan slogan-slogan kebebasan, dunia masih menyaksikan kehadiran kelompok-kelompok radikal dan ekstrim, di mana mereka mengancam ideologi dan keamanan masyarakat. Sebagai contoh, Zionisme sudah lebih dari satu dekade muncul sebagai bid’ah dalam agama Yahudi dan mengusung pemikiran sesat dan fanatik. Strategi kaum Zionis secara terang-terangan dibangun atas landasan teror dan kekerasan. Dengan menggunakan cara yang tidak manusiawi ini, Zionis sejauh ini telah membantai jutaan warga Palestina atau mengusir mereka. 


Sejak dulu, kaum Zionis yang didukung oleh rezim Israel berupaya menghancurkan Masjid al-Aqsha, kiblat pertama umat Islam dan sebagai gantinya mereka ingin membangun Kuil Nabi Sulaiman as. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilegal itu, rezim Israel telah meningkatkan proses penempatan warga Yahudi di distrik-distrik pemukiman Zionis dan berupaya mengusir warga Muslim dari Baitul Maqdis. Israel sedang gencar menjalankan kebijakan Yahudisasi di kota suci tersebut. Pada kenyataannya, fanatisme dan ekstrimisme Yahudi di bawah bendera Zionisme, telah menciptakan penderitaan yang berkepanjangan bagi bangsa Palestina dan mereka juga mengancam keamanan di wilayah Timur Tengah. 


Di agama Kristen, fanatisme dan ekstrimisme juga sudah ada sejak dulu dan dampak-dampak negatifnya masih membebani masyarakat. Meski semua menerima Nabi Isa as sebagai pembawa pesan perdamaian dan kasih sayang, namun para penguasa di negara-negara Kristen di Barat sampai sekarang masih melakukan kejahatan besar terhadap kemanusiaan dan orang-orang tak berdosa. Di sisi lain, karena kevakuman spiritualitas masyarakat Barat, berbagai sekte lahir atas dasar pemikiran ekstrim dan radikal. Kehadiran mereka hanya akan menyesatkan masyarakat dan meluasnya aksi kekerasan. Salah satu kelompok militan terbesar di tengah Kristen adalah kelompok Evangelist atau disebut juga sebagai Kristen Zionis. Karena, warga Kristen ekstrim ini memiliki kesamaan ideologi dengan ekstrimis Yahudi yaitu Zionis. 


Kedua gerakan tersebut meyakini pembentukan Negara Yahudi dari Sungai Nil sampai Eufrat dengan Ibukota Baitul Maqdis, penghancuran Masjid al-Aqsha, dan pembangunan Kuil Sulaiman. Menurut ideologi Kristen Zionis, Isa al-Masih akan kembali ke bumi setelah program itu terwujud dan ia akan terlibat perang akhir zaman atau Armageddon di tanah pendudukan Palestina untuk membela kaum Nasrani dan Yahudi serta menghancurkan semua bangsa-bangsa lain dan setelah itu mendirikan kerajaan selama 1.000 tahun. Tentu saja, Kristen Zionis juga percaya bahwa kaum Yahudi pada masa itu akan menerima ajaran Isa al-Masih. Jelas bahwa ideologi kelompok Evangelist sepenuhnya berpedoman pada kekerasan, ekstrimisme, dan anti-Islam. Sejumlah pejabat Amerika Serikat yang terpengaruh oleh doktrin Evangelist juga kian gencar memusuhi Islam. 


Islam sebagai agama terakhir juga tidak lepas dari virus fanatisme dan kejumudan. Padahal, agama agung ini paling banyak memberikan peringatan tentang bahaya sikap fanatik dan ekstrim kepada para pengikutnya. Rasul Saw bersabda, “Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru pada fanatisme, berperang di jalan fanatisme, dan mati dalam keadaan fanatik.” Sekarang, kelompok-kelompok yang mengusung slogan dan bendera Islam mengadopsi ideologi ekstrim dan fanatik serta melakukan tindakan-tindakan yang sama sekali tidak sejalan dengan ajaran Islam. Kelompok tersebut memaksa semua orang untuk mengikuti akidah sesatnya, namun karena tidak memiliki logika dan argumentasi untuk membuktikan klaim-klaimnya, mereka tidak punya jalan lain kecuali memberi label kafir kepada orang-orang Muslim dan kemudian membantai mereka. 


Apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok teroris di Suriah, Irak, Yaman, Nigeria, Pakistan, dan Afghanistan pada dasarnya muncul dari ketidakmampuan mereka untuk meyakinkan orang lain dan juga sikap fanatik yang telah menghalangi mereka menerima Islam murni. Fanatisme dan ekstrimisme akan menjadi kian ganas ketika mereka mencari dukungan dari musuh-musuh Islam demi mempertahankan eksistensinya dan mengejar ambisi-ambisi busuknya. Saat ini, organisasi-organisasi teroris dan radikal seperti, ISIS dan Front al-Nusra memiliki hubungan terang-terangan dengan pemerintah Barat dan bahkan rezim Zionis Israel. 


Dengan begitu, kelompok takfiri dan ekstrim mendapat dukungan politik, militer, finansial, dan intelijen dari negara-negara Barat. Mereka sekarang telah menjadi sebuah tantangan besar di wilayah Timur Tengah. Jelas bahwa fanatisme dan ekstrimisme tumbuh berkembang di tengah iklim kejumudan, namun upaya pencerahan dapat menjadi terapi yang bagus untuk mengembalikan mereka ke jalan yang lurus. 


Berkenaan dengan hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, “Harus dilakukan sebuah gerakan ilmiah besar-besaran. Kaum muda (yang termakan hasutan) harus diselamatkan. Sejumlah orang yang terserang virus ideologi takfiri berpikir bahwa mereka sedang melakukan perbuatan baik… kita harus menyelamatkan mereka, para pemuda itu harus diselamatkan dan ini menjadi tanggung jawab ulama. Para ulama yang memiliki hubungan dengan dunia intelektualitas dan juga menjalin interaksi dengan masyarakat harus bekerja keras. Pada hari kiamat, Tuhan akan bertanya kepada para ulama, apa yang telah kalian lakukan? Mereka harus melakukan itu.”




"Wahabisme : Agen Pertumpahan Darah di Dunia Muslim !"

sumber : IRIB Indonesia




Komandan Brigade Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan, "Takfiri yang didukung Arab Saudi di wilayah Pakistan dengan aksi-aksi permusuhan dengan semua negara tetangga mereka, termasuk India, Afghanistan dan negara-negara lain, telah menjadi pemicu masalah dan Pakistan harus memahaminya dengan baik."



Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Brigade Quds IRGC hari Kamis (21/02/2019) menekankan bahwa Wahabisme adalah sumber perselisihan dan pertumpahan darah di dunia Islam.



"Pemerintah dan rakyat Pakistan tidak boleh membiarkan uang Arab Saudi dialokasikan kepada para teroris Takfiri dan menempatkan Pakistan berhada-hadapan dengan dunia," ungkap Mayjen Qassem Soleimani.



Rezim Saudi, dalam bayang-bayang dukungan Amerika Serikat, memainkan peran destruktif di kawasan dan berusaha menyeret rasa tidak aman ke dalam teritorial Iran dengan mendukung para teroris.



Penyusupan para teroris di wilayah perbatasan Pakistan dan dukungan finansial Saudi terhadap mereka telah menyebabkan para Takfiri, di balik bayang-bayang tidak adanya keinginan kuat di Pakistan untuk memerangi terorisme, kadang-kadang membuat daerah-daerah di perbatasan Iran menjadi tidak aman.



Kejahatan teroris pada 13 Februari 2019 di provinsi Sistan dan Baluchestan, yang mengakibatkan gugur syahid 27 penjaga perbatasan Iran, menunjukkan dengan jelas bagaimana para teroris menyelinap di kawasan perbatasan Pakistan dan dukungan rezim Saudi terhadap mereka untuk memprovokasi anti-Iran. Pembom bunuh diri yang menargetkan bus penjaga perbatasan Iran adalah warga Pakistan, yang menunjukkan tidak ada tekad kuat di perbatasan Pakistan untuk memerangi terorisme.



Pemikiran Wahabisme telah berakar di Pakistan dan sekolah-sekolah agama di negara ini yang dikelola dengan dana Arab Saudi diubah menjadi pusat produksi teroris. Peran ini telah menjadi jelas bagi seluruh dunia dan Uni Eropa baru-baru ini memasukkan nama Arab Saudi dalam daftar hitam karena tidak serius dalam perjuangan melawan pendanaan terorisme.



Dalam nada yang sama, Ro Khanna, anggota DPR Amerika Serikat sepekan lalu menyatakan, "Arab Saudi memberikan persenjataan Amerika pada elemen-elemen kelompok teroris al-Qaeda di Yaman."



Bahram Ghassemi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran baru-baru ini mengatakan, "Sumber terorisme yang telah menyebar ke seluruh dunia, terutama Timur Tengah, adalah Arab Saudi dan gagasan serta pemikiran radikalnya."



Pakistan telah menjadi tempat untuk mobilisasi Takfiri karena pengaruh pemikiran Wahabi dan pengajarannya di sekolah-sekolah agama yang didukung Arab Saudi. Dalam keadaan seperti itu, para pejabat Pakistan diharapkan untuk meningkatkan keseriusannya untuk menganggulangi penyusupan para teroris dari dalam negara ini yang berusaha memasuki wilayah Iran.



Pendekatan pemerintah Pakistan saat ini dalam memerangi teroris tidak memuaskan bagi Iran dan menciptakan keamanan yang berkelanjutan di perbatasan bersama kedua negara membutuhkan lebih banyak upaya dari pemerintah Pakistan. Jika tidak, Iran tegas dalam mempertahankan perbatasannya, memerangi teroris dan membalas dendam atas darah penjaga perbatasan Iran yang gugur syahid dalam kejahatan teroris Zahedan.



Seperti yang ditekankan oleh Komandan Brigade Quds IRGC, "Republik Islam Iran akan melakukan pembalasan tegas atas tentara bayaran Takfiri yang tangannya berlumuran darah para pemuda Iran."



Iran memainkan peran penting dalam perang melawan terorisme yang mendapat dukungan Barat, termasuk Amerika Serikat dan rezim Arab Saudi. Perjuangan nyata Iran melawan berbagai kelompok teroris di Suriah dan Irak menyebabkan kekalahan Daesh (ISIS) di kedua negara ini. Pendekatan Iran ini merupakan peringatan bagi para pendukung para teroris untuk mengetahui bahwa Iran tidak mengenal perbatasan untuk memerangi terorisme dan itu adalah keputusan yang pasti untuk melakukan pukulan keras pada Takfiri di wilayah perbatasan Iran dan sekitarnya.






FATWA-FATWA SAYID ALI KHAMENEI (Pemimpin Revolusi Islam Iran) Terhadap AS, Israel dan Sekutunya 


Editor : Misbach Hidayat, S.Ag. Khairul Umam Makech Hidayat SA Khairul Umam Misbach Hidayat, S.Ag 
Seting : M. Hasan 
No. ISBN : 979-3332-08-5 
Cover : M. Hasan 
Cetakan : Pertama Februari 2004 



Kawasan Timur Tengah senantiasa menjadi salah satu belahan bumi yang tak pernah sepi dari letupan-letupan misiu perperangan dan ajang perebutan kekuasaan bagi negara-negara barat, terutama Amerika Serikat dan para sekutunya, karena kawasan tersebut utamanya Arab Saudi, Kuwait, Irak, dan Iran merupakan sumber minyak yang menggiurkan yang dapat menunjang industri dan kepentingan negaranya. A.S berusaha mencari cari dalih untuk menginvansi negara-negara timur tengah. Arogansi dan sifat greedy(rakus) A.S sangat nampak dalam agresinya terhadap Irak, dengan dalih menjungkirkan Saddam dan rezim ba'ats serta merampas kepemilikan senjata pemusnah massal dan kimia. Semua itu bohong..! karena tujuan utamanya ialah mencengkeram OPEC dan menelan minyak kawasan ini serta mendukung secara lebih besar rezim Zionis, juga untuk merancang berbagai konspirasi terhadap Republik Islam Iran, Suriah dan Arab Saudi. Bukan hanya itu, demokrasi yang mereka kumandangkan selama ini justru menebar kejahatan di dunia terhadap nilai-nilai kerakyatan. Demokrasi yang disodorkan kepada negara-negara Arab itu sama bahanya dengan peluru, bom, dan rudal A.S. Dalam buku ini Imam Besar Sayyid Ali Khamenei, seorang pemimpin Revolusi Islam Iran, mencoba memberikan fatwa-fatwannya dengan kritikan-kritikan pedas terhadap A.S, Israel dan para sekutunya, dalam pergolakan dunia perpolitikan Timur Tengah tersebut. Buku ini sangat layak untuk dimiliki semua lapisan masyarakat, terutama Mahasiswa, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, para pemerhati perpolitikan Timur Tengah, dan Pemerhati masalah kemanusiaan. Kiranya buku ini bisa menjadi tambahan wawasan bagi wacana wawasan kita. Semoga bermanfaat.







ilustrasi hiasan:



FATWA-FATWA SAYID ALI KHAMENEI (Pemimpin Revolusi Islam Iran) Terhadap AS, Israel dan Sekutunya 


DAFTAR ISI 

Halaman Kata Pengantar
Biografi Sayyid Ali Khamenei 
AS dan Zionisme Musuh Besar Dunia Islam
Rezim Zionis Harus Dienyahkan
Contoh Kemenangan Atas Israel Terpampang Di Depan Mata .. Pergolakan Palestina
Ghadir Khoumn Adalah Untuk Segenap Umat Islam
Dunia Akan Jauh Lebih Baik Tanpa Bush dan Sharon
Fatwa Rahbar pada Saat Shalat Idul Fitri
Fatwa Rahbar Pada Saat Haji I
Fatwa Rahbar Pada Saat Haji II
Reformasi Adalah Bagian dari Revolusi Islam Pertahankan Dunia Kampus Dalam Kebebasan Berpikir
Hari Quds Internasional Merupakan Pukulan Keras Bagi Israel
Bangsa Iran Semakin Mantap Menggalang Kemajuan Rakyat Kawasan Timteng Tidak akan Mentolerir Pendudukan Pasukan Asing 
Rahbar sampaikan pernyataan selamat pada pekan Basij
Rahbar Kecamn Tragedi Samarra
Krisis Harus Diakhiri dengan Penarikan Pasukan AS dari Irak
Tidak Ada Kekuatan Militer yang Bisa Mengancam Iran
Menyikapi Jatuhnya Rezim Saddam



Kata Pengantar 



Bismillahirrahmanirrahim 


Bangsa Iran dalam sejarah dikenal sebagai negara yang memiliki catatan yang sangat panjang dalam persoalan pergerakkan dan revolusi Islam. Hal ini disebabkan bangsa yang satu ini memiliki para pemimpin yang sangat handal, seperti Ayatullah Imam Khamaini; (Pemimpin Revolusi Islam Iran yang lazim di kalangan rakyat Iran dengan sebutan Rahbar.


Dalam Bahasa Persia Rahbar berarti Pemimpin Besar adalah nama jabatan pemimpin tertinggi Revolusi Islam Iran yang membawahi semua institusi pemerintahan Islam Iran termasuk presiden (eksekutif), parlemen (legislative), pengadilan (Yudikatif), Pasukan Elit Pengawal Revolusi (IRGC), angkatan bersenjata dan pasukan relawan (Basij). Semasa Sayid Ali Khamenei menjabat Presiden Iran, jabatan sebagai Rahbar ada ditangan arsitek dan komandan revolusi Islam Iran Imam Khomaini ra. Sejak Imam wafat Sayid Ali terpilih sebagai pengganti beliau. Berdasarkan konstitusi Republik Islam Iran, Rahbar dipilih oleh Dewan Ahli Rahbari (Majlis Khubregane Rahbari) yang terdiri atas sejumlah ulama senior yang memahami masalah kepemimpinan dalam Islam. Dewan ini sendiri anggotanya secara demokratis dipilih oleh rakyat. Mereka tidak hanya dikenal dan populer dalam hal-hal spiritual tetapi juga mereka sangat faqih dan menguasai persoalan-persoalan filsafat kontemporer maupun filsafat klasik. Jangan pernah mencoba untuk berdebat tentang filsafat dengan mereka. Selain itu mereka juga dikagumi sebagai pemimpin yang penuh kharismatik dikalangan rakyatnya dan dikenal cukup berani dalam menyikapi kebijakan para pemimpin negara negara barat yang cenderung diskriminatif dalam segala proses penyelesaian Timur Tengah, terutama masalah Palestina yang tidak kunjung padam dari gejolak pertumpahan darah rakyat yang tidak berdosa. Bahkan beberapa waktu lalu kita melihat betapa jorok dan kotornya tindakan agresi militer yang dilakukan para pemimpin negara agresor yang dikomandokan Amerika Serikat secara sepihak yang diamini oleh sekutu setianya yaitu Inggris terhadap Irak dengan dalih menumpas akar terorisme dan senjata pemusnah massal yang dimiliki oleh Irak yang ternyata tidak terbukti hingga saat ini. 


Dalam catatan-catatan yang termaktub dalam buku ini kita akan mendapatkan secara lebih luas lagi materi tentang rusaknya dan busuknya sepak terjang politik Amerika Serikat, Inggris dan negara sekutu lainnya. Dalam proses penyusunan buku ini kami tentunya menyadari masih terdapat kekurangan dan kelemahan, namun insya-Allah tidak mengurangi nilai-nilai (values) informasi yang cukup penting untuk diketahui oleh semua umat manusia di dunia, karena pergolakkan Timteng bukan sekedar persoalan benturan politik Dunia Islam dan Barat (AS plus sekutunya-red), tetapi lebih jauh merupakan malapetaka/krisis 


kemanusiaan (humanisme). Kami bersyukur atas kesabaran dan kekuatan yang telah Allah berikan sehingga kami bisa menuntaskan penyusunan buku ini, begitu juga ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam proses penyusunan buku ini. 


Kami persembahkan buku ini bagi kejayaan Islam. 

Editor 



Biografi Sayid Ali Khamenei 


Kepemimpinan Republik Islam Iran sesudah ditinggalkan Imam Khameini yang wafat pada tahun 1989 digantikan oleh seorang Ayatullah yang sangat berpengaruh, yakni Ayatullah Al-Uzma As Syyid Ali Khamene'i yang sebelumnya pernah menjabat sebagai president Republik Islam Iran selama dua periode. Pada diri Ayatullah Syyid Khamenei ini terdapat kepriadian yang agung, yaitu perpaduan antara kecerdasan, keberanian dan kebijaksanaan. Beliu merupakan seorang faqih (ahli fiqih) yang terkemuka di zamannya dan juga seorang yang menekuni dalam idang sejarah dan sastra. dalam bidang akademisnya yang masih dilakukannya sampai sekarang adalah mengajar ilmu fiqih kepada para ulama yang telah sampai pada tingkat tertinggi di Hauzah Ilmiah, atau yang lazim disebut dengan tingkatan batsul kharij. Ayatullah Sayyid Al-Khamenei lahir pada tahun 1929 dari keluarga yang taat beragama di kota suci Masyhad, Iran. Ayahnya Ayatullah Agha Sayyid Zawad adalah mujtahid terkemuka dan ulama terkenal di Masyhad. demikian juga kakeknya yang merupakan ulama terkenal dari Azer Baizan yang tinggal di Najaf Ashrof. Semua ini tak dapat disangkal telah memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan Sayyid Ali Khamenei. 


Selama tiga kwartal beliau belajar ilmu fiqih ( Kitab Lum'ah) dengan yang mulia ayahnya dan saat senggang lainnya dengan almarhum gurunya yang lai, Sheik Hasyim Qazzweeni dalam studi fiqih, terutama kitab rasail dan makasib. selanjutnya beliau mengikuti kuliah-kuliah, yang dilaksanakan oleh Ayatullah Uzma Milaani. Pada tahun 1957 Sayyid Khamenei pindah ke Najaf Asrof. di sana beliau banyak mengikuti kuliah kuliah dari Ayatullah Uzma Al-Hakim, Al-Khoi' dan Shahroodi, sesudah itu beliau kembali ke Iran dan meneruskan pelajarannya dari Ayyatullah Sayyid Boroujerdi. dan Sheik Murtaja Ha'iri. sementara dalam studi fiqih dan ushul fiqih beliau mengikuti kuliah yang diberikan oleh Ayyatullah Al-Uzma Imam Khameini. Secara Politis, perjuangan Sayyid Khamenei melawan rezim Pahlepi dimulai sejak tahun 1955. semangat dan keberaniannya menentang kezhaliman membuat ia tidak mudah menyerah sampai kemudian Revolusi Islam Iran berhasil di menangkan, dengan ditandai jatuhnya Syah Iran yang kemudian melarikan diri ke Amerika. Revolusi berhasil di bawah kepemimpinan Imam Khameini, dimana Ayatullah Khamenei ikut berperan aktif. Selama pemerintahan Islam Iran, sebelum menggatikan Imam Khamaini sebagai Wali Faqih, Ayatullah Sayyid Khamenei pernah menjabat sebagai anggota Dewan Revolusi, Imam Jum'at di Taheran dan president Iran. Karya tulisnya antara lain : Lesson from the Najhul Balaghah, Discorse on Patience, esence of Tauhid, dan human righ in Islam. 



Pengabdiannya Kepada Revolusi 



Dalam perjalanan revolusi Islam, setelah kepemimpinan wali faqih, lembaga yang paling berperan besar dalam meraih kemenangan revolusi dan mengelola negara adalah Dewan Revolusi Islam. Ayatullah Al-Udzma Khamenei yang juga terlibat di dalam Dewan ini mengatakan, “Kondisi saat itu menuntut penerimaan orang-orang yang berhaluan lain ke dalam Dewan Revolusi, yang di kemudian hari, wajah asli mereka terkuak. Bagaimanapun juga, di dalam Dewan Revolusi terdapat orang-orang yang benar-benar berpran sebagai pondasi dan pembela revolusi. Demi revolusi dan kemaslahatan rakyat banyak, mereka bersabar menghadapi orang-orang berhaluan liberal seperti Bani Sadr dan lainnya. Meski demikian, jika dirasa perlu mereka akan bertindak tegas menghadapi kaum liberal ini."


Komite Penyambutan Imam Khomeini 


Di tahun 1978-1979, aksi demonstrasi massa di Tehran dikoordinir oleh Syahid Ayatullah Beheshti, Syahid Ayatullah Motahhari, Syahid Bahonar dan orang-orang dekat mereka. Sementara para ulama seperti Syahid Ayatullah Dastgheib dan Syahid Ayatullah Saduqi memimpin gerakan massa di kota-kota lainnya. Di provinsi Khorasan, ulama paling menonjol yang mengkoordinir gerakan rakyat adalah Ayatullah Khamenei. Aksi demonstrasi massa di berbagai penjuru Iran memaksa Syah untuk melarikan diri ke laur negeri dan membuka pintu bagi kepulangan Imam 



Khomeini dari pengasingan. Untuk menyambut kedatangan Imam dari Paris dibentuk sebuah lembaga penyambutan Imam yang bermarkas di madrasah Rafah, Tehran.setelah kedatangan Imam Khomeini, komite-komite baru dibentuk di madrasah Rafah dan madrasah Alawi. Sedangkan komite-komite yang sebelumnya telah ada melanjutkan aktifitas mereka dengan lebih giat. Saat itu, Ayatullah Al-Udzma Khamenei mendapat tugas di bagian pengarahan di kantor Imam Khomeini. Tugas berat ini apalagi di saat-saat genting seperti itu, beliau laksanakan dengan baik. Berkat Ayatullah Khamenei, berbagai makar yang ditebar oleh musuh-musuh revolusi berhasil dipatahkan. 


Salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh bagian pengarahan kantor Imam Khomeini, adalah menerbitkan sebuah media cetak dengan nama Imam. Ayatullah Khamenei ikut andil menulis beberapa makalah dalam buletin ini. Yang menarik adalah pada tanggal 22 Bahman saat radio pemerintah berhasil dikuasai oleh rakyat, makalah pertama yang dibacakan melalui radio tersebut adalah makalah berjudul "Setelah Kemenangan Pertama" yang ditulis oleh Ayatullah Khamenei.


Tugas Ke Provinsi Sistan Balucestan 


Tahun 1358, Ayatullah Khamenei dipercaya menjadi wakil Dewan Revolusi Islam di Departemen Pertahanan. Setelah itu beliau diangkat menjadi deputi menteri pertahanan.



Memimpin Pasukan Pengawal Revolusi Atau Sepah-e Pasdaran 



Di tahun 1358, Ayatullah Khamenei mendapat tugas untuk memimpin pasukan pengawal revolusi Islam atau Sepah-e Pasdaran-e Enqelabe Islami. Pada masa kepemimpinannya, beliau berhasil melakukan banyak hal untuk revolusi.


Kepedulian Terhadap Kelompok Mahasiswa 



Ayatullah Al-Udzma Khamenei dikenal memiliki kepedulian yang besar terhadap ghenerasi muda dan kalangan mahasiswa. Karena itu, Imam Khomeini mempercaya beliau untuk menjawab semua permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa.


Imam Jum'at Tehran 


Setelah wafatnya Ayatullah Taleqani, Imam Khomeini mengangkat Ayatullah Al-Udzma Khamenei sebagai imam Jum'at Tehran.


Anggota Parlemen 



Pada pemilihan umum pertama untuk memilih anggota parlemen, Ayatullah Al-Udzma Khamenei yang didukung berbagai kelompok dan partai seperti Partai Jomhuriye Islami, Ruhaniyyate Mobareze Tehran, Sazmane Enqelabe Islami, dan lainnya terpilih sebagai wakil warga Tehran di parlemen pertama Republik Islam Iran dengan meraih lebih dari satu juta empat ratus ribu suara. 


Tahun 1359, Imam Khomeini mengangkat Ayatullah Al-Udzma Khamenei sebagai penasehat beliau di Dewan Tinggi Pertahanan. 


Pada tanggal 6 Tir 1360 sehari sebelum terjadinya peristiwa peledakan Gedung Partai Jomhuriye Islami yang menewaskan Ayatullah Beheshti dan 72 rekannya, Ayatullah Khamenei saat berceramah di masjid Abu Dzar menjadi sasaran teror kaum munafikin. Beliau menderita luka serius setelah bom yang ditempatkan di sebuah tape recorder di mimbar meledak. Tetapi Allah berkehendak untuk menyelamatkan nyawa beliau demi tegaknya Islam. Setelah sembuh dari lukanya Ayatullah Khamenei kembali terjun di medan perjuangan.


Shalat Jum'at Bersejarah 



Sejak kemenangan revolusi Islam, khotbah disampiakan di mimbar sholat Jum'at selalu membuat gusar dan resah musuh-musuh Islam dan revolusi. Dalam sejarah shalat Jum'at yang didirikan di Iran, shalat Jum'at yang digelar pada tanggal 24 Isfand 1363 adalah yang paling bersejarah. Hari itu saat Imam Jum'at tengah menyampaikan khotbahnya, jet-jet tempur rezim Baath Irak menghujani lokasi shalat jum;at dengan berbagai macam bom. Ledakan yang ditimbulkan oleh serangan itu mengguncang lokasi dan mengakibatkan beberapa orang gugur syahid dan puluhan luka-luka. Tetapi tidak ada satupun jemaah shalat yang melarikan diri. Khatib Jum'at saat itu yang tak lain adalah Ayatullah Khamenei tetap menyampaikan khotbah dengan berapi-api. 


Tak ada perubahan dalam nada dan suara beliau. Setelah khotbah, shalat Jum;at diselenggarakan dengan khusyuk dan tenang serta penuh arti penghambaan kepada Allah. Pemandangan tersebut mengundang decak kagum kawan dan lawan.


Mengomentari peristiwa tersebut Imam Khomeini dalah pesan tahun baru Iran atau Nouruz mengatakan, "Saya tidak akan pernah melupakan pemandangan shalat Jum'at saat itu yang diselenggarakan dengan penuh khidmat dan kebesaran. Saya memperhatikan dengan cermat apa yang terjadi di tengah jemaah shalat. Tidak ada seorangpun yang merasa gentar menghadapi suasana sat itu. Imam Jum'at dengan tetap lantang menyampaikan khotbahnya. Jemaah shalat mendegarkan khotbah dengan khusyuk dan berseru kami datang menyambut syahadah.”


Tugas Kepresidenan Setelah peristiwa pengeboman kantor kepresidenan oleh orang-orang munafik yang menewaskan presiden Syahid Rajai dan perdana menteri Syahid Bahonar, Ayatullah Al-Udzma Khamenei dipilih oleh mayoritas mutlak rakyat Iran sebagai presiden. Beliau juga terpilih sebagai presiden untuk periode kedua. Pemimpin Tertinggi Revolusi Dengan wafatnya Imam Khomeini, Dewan Ahli Kepemimpinan secara aklamasi menganglat Ayatullah Al-Udzma Khamenei sebagai Wali Faqih dan Pemimpin Revolusi Islam menggantikan Imam Khomeini. Di bawah kepemimpinan beliau, revolusi dengan mantap melangkah menuju cita-cita luhurnya yang telah digariskan oleh Imam Khomeini. Dengan izin Allah, revolusi ini akan tetap jaya Imam Mahdi a.s. muncul di tengah tengah umat. 


AS dan Zionisme Musuh Besar Dunia Islam 



Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al Udhma Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa AS dan Zionis adalah setan besar dan musuh nomor satu umat Islam. Hal ini beliau kemukakan dalam kata sambutannya saat ditemui para pemikir dan cendikiawan dari berbagai negara Islam Selasa 23 Desember. 


Menyinggung soal dukungan AS kepada para diktator di Timteng, termasuk Saddam, pemimpin besar yang lazim disebut Rahbar itu menegaskan bahwa slogan-slogan AS tentang demokrasi untuk Timteng adalah nonsen belaka. Beliau menambahkan, "AS dan Barat kerap meneriakkan slogan kebebasan kaum perempuan, tetapi di saat yang sama kita menyaksikan musnahnya kehormatan kaum perempuan dan hancurnya tatanan rumah tangga di Barat."


Lebih jauh beliau menekankan besarnya minat kerjasama dan interaksi Iran dengan berbagai negara lain. Menurut beliau, salah satu tujuan utama kebijakan Republik Islam Iran ialah mencegah intervensi dan infiltrasi pihak-pihak asing. 


Rezim Zionis Harus Dienyahkan 



Masa depan Palestina harus diperjuangkan sendiri oleh rakyat sipil Palestina melalui gerakan intifadah, karena para elit politik formal Palestina terbukti sangat permisif, enggan menjadikan semangat Islam sebagai basis dan bahkan berkolusi dengan Israel. Rezim Zionis ini tidak layak dijadikan lawan dalam dialog dan perundingan karena bermaksud menghapus bangsa Palestina dari lembaran sejarah. Sebagai biang krisis, rezim ini harus dimusnahkan untuk kemudian ditampilkan pemerintahan yang dikehendaki rakyat Palestina sendiri. Demikian ditegaskan Rahbar dalam upacara pasukan sukarelawan Iran (Basij) Jumat 20 Oktober 2000 di sebuah tanah lapang di sekitar kota suci Qum. Berikut ini adalah bagian akhir pidato beliau upacara tersebut:


“Hadirin yang mulia, di Palestina pun juga terdapat pasukan rakyat (basij). Basij di Palestina yang sekarang menyedot perhatian dunia terjadi tatkala nasib persoalan Palestina berada di tangan sejumlah elit politik tertentu sedangkan rakyat tidak terlibat di dalamnya dan suara para pemuda tidak digubris. Nasib Palestina itu tak lain ialah kehinaan yang datang susul menyusul, mengalah dan mengalah, memberikan kesempatan kepada musuh, meninggalkan kubu-kubu pertahanan satu persatu untuk kepentingan musuh yang otoriter, agresor, arogan, dan bobrok. Basij terjadi manakala rakyat dikesampingkan. 


“Para elit politik itu mengabaikan motivasi-motivasi hakiki yaitu motivasi keimanan yang telah mengeruk kepedulian rakyat. Sudah puluhan tahun mereka mengulur masalah Palestina. Pada awal-awal revolusi, sudah saya pertanyakan kepada salah seorang pemimpin Palestina yang datang ke Iran; Mengapa Anda tidak menyuarakan slogan keislaman?' Dia malah meminta uzur yang tak ada maknanya. Mereka memang tidak menghendakinya. Hati mereka memang tidak menaruh keyakinan kepada Islam. Namun, sudah 12 atau 13 tahun lebih rakyat Palestina terjun sendiri ke lapangan dengan semboyan-semboyan Islam sehingga musuh segera menyadari persoalan yang terjadi.


“Ketika intifadah di Palestina bermula pada dekade lalu, para musuh yaitu kaum Zionis dan rekan rekan mereka dari AS segera merasakan bahaya yang mengancam mereka. Mereka memastikan bahwa gerakan ini harus dilenyapkan karena mengatasnamakan Islam. Mereka bermaksud menanganinya namun mereka tidak sanggup.


"Rezim Zionis di tanah pendudukan Palestina adalah rezim yang rasialis. Ini adalah rezim yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi dunia. Pada prinsipnya, rezim ini diciptakan untuk membendung persatuan dan kejayaan Dunia Islam. Mereka tidak menghendaki umat Islam membentuk kesatuan besar yang bakal membahayakan mereka. Untuk inilah rezim Zionis 


diciptakan. Karena itu, mana mungkin rezim ini bisa diharapkan berlaku adil. Polos sekali orang orang yang beranggapan bisa berunding dengan rezim Zionis karena bagi Israel setiap perundingan tak ubahnya dengan terbukanya satu kesempatan untuk melangkah maju. Orang-orang ini dulu membantu terjadinya perundingan-perundingan dengan Israel, tetapi sekarang mengaku membela Masjidil Aqsha. Inilah jadinya ketika seseorang tidak tahu apa yang harus diperbuat di depan sosok kekuatan yang represif kemudian rela ditekan AS dan kaum Zionis. Akhirnya, rakyat sendirilah yang tampil kelapangan. 


"Tiga pekan lalu, kedatangan seorang Zionis yang najis dan terkutuk ke Masjidil Aqsha telah menghilangkan kesabaran rakyat Palestina. Andaikata saat itu para pemimpin yang mengaku peduli terhadap masalah Palestina atau para pemimpin negara-negara Arab melakukan protes, rakyat Palestina pasti akan merasakan adanya orang yang meneriakkan suara mereka. Namun, masyarakat melihat bahwa mereka sendirilah yang harus terjun ke lapangan. Sekarang ini sudah tiga pekan berkobar api perlawanan di tanah-tanah Palestina. Saya katakan kepada para pemuda Palestina; 'Ketahuilah bahwa kalian adalah adalah generasi yang sadar, generasi yang tampil di lapangan' (Gerakan) mereka tidak mungkin bisa dipadamkan dengan bualan. Sekelompok orang telah melakukan kejahatan dan pembunuhan yang menggugurkan sejumlah para pemuda yang teraniaya. Namun, tumpahnya darah mereka adalah air yang menyuburkan kebangkitan dan revolusi Palestina. Ini bukanlah satu masalah yang bisa ditangani kekuatan arogan AS atau negara bonekanya, Rezim Zionis. 


“Sebuah bangsa telah diusir dari rumah, tanah air, dan negeri mereka, sedangkan mereka yang tersisa di negeri ini dianggap asing. Bangsa yang seperti ini mana mungkin akan diam. Kekuatan-kekuatan arogan mencap Iran Islami sebagai penentang proses perdamaian. Kami memang menentangnya. Tapi perlu kalian (AS dan Zionis) ketahui bahwa seandainya Iran Islami pun tidak menentangnya dan seandainya tidak ada satupun bangsa dan negara dunia yang membantu bangsa Palestina, tetap merupakan ilusi kosong jika kalian berangan angan bahwa ada satu bangsa yang bisa dihapus dari lembaran sejarah kemudian digantikan dengan satu bangsa buatan. Bangsa Palestina adalah bangsa yang berbudaya, bersejarah, memiliki latar belakang, dan berperadaban. Sudah ribuan tahun mereka tinggal di Palestina. Kemudian kalian datang mengusir mereka dari rumah, kampung halaman, dan lembaran sejarah mereka, lalu kalian mendatangkan kaum imigran, orang-orang galandangan dengan aneka ragam bangsa, dan orang-orang yang cuman mencari keuntungan untuk kalian jadikan sebuah bangsa. Ini tidak mungkin bisa berlanjut, dan sekarangpun sudah terlihat tanda-tandanya. 


“Kata-kata awal saya mengenai Palestina ialah bahwa tidak ada satupun kekuatan di dunia ini yang sanggup memadamkan cita-cita kebebasan dan kembalinya Palestina kepada para pemiliknya di hati umat bangsa-bangsa muslim, khususnya bangsa Palestina. Hanya ada satu jalan untuk menanganinya. Sebagian orang melihat masalah Timteng sebagai krisis dunia dan mengatakan bahwa kita harus berusaha mengendalikan krisis Timteng. Kita tanyakan, cara apakah yang dapat memadamkan krisis Timteng? Hanya ada satu cara, dan itu ialah mematikan akar krisis. Apakah itu akarnya? Akarnya ialah rezim Zionis yang keberadaannya dipaksakan di Timteng. Krisis tetap akan menyala selagi akarnya masih berwujud. Jalan penyelesaiannya ialah pemulangan para pengungsi Palestina dari Lebanon dan dari berbagai wilayah lain yang mereka tinggali. Jutaan warga Palestina yang hidup di luar bumi Palestina harus kembali ke Palestina. Penduduk asli Palestina, baik muslim, Kristen maupun Yahudi harus menyelenggarakan referendum untuk memutuskan rezim manakah yang harus berdaulat di negara mereka.


"Penduduk asli Palestina adalah mayoritas mutlak warga muslim beserta sejumlah minoritas warga Yahudi dan Kristen. Orang-orang tua mereka hidup di Palestina. Yang perlu diterapkan adalah pemerintahan yang dikehendaki warga Palestina. Setelah itu, pemerintahan inilah yang akan mengambil keputusan untuk menyikapi orang orang yang mendatangi Palestina dalam kurun waktu 40, 45, atau 50 tahun. Kalau mereka mau dibiarkan atau dipulangkan atau ditempatkan di lokasi tertentu, itu semua adalah hak pemerintah yang berdaulat di Palestina tersebut. Inilah jalan penyelesaian krisis, dan tidak ada jalan lain. AS pun, dengan segala kemampuannya, juga tidak akan sanggup berbuat suatu apapun. Apa yang bisa ia lakukan sudah ia lakukan, tetapi hasilnya ialah seperti yang dapat kalian saksikan sekarang. Kalian (AS dan Israel) tentu berang menyaksikan kebangkitan para pemuda, kegagah beranian kaum lelaki dan wanita (Palestina) serta semangat dan tekad rakyat yang teraniaya dan marah tersebut.


“Mereka (AS dan Israel) selalu ingin cuci tangan dari dosa-dosa mereka. Tetapi, Republik Islam Iran bukanlah pihak yang membangkitkan Palestina dan rakyat Lebanon. Yang menyebabkan kebangkitan dan intifadah adalah bangsa Palestina sendiri beserta penderitaan dan kegundahan yang sudah terakumulasi dalam diri generasi muda Palestina yang kini terjun ke lapangan dengan penuh harapan dan semangat. Kami memang menyanjung mereka dan menganggap mereka sebagai bagian dari diri kami. Kami memandang Palestina sebagai bagian dari tubuh Islam. Kami merasakan para pemuda Palessebagai saudara sedarah kami. Namun demikian, mereka sendirilah yang tengah melakukan intifadah. 


“Perjanjian-perjanjian yang dijalin di Syarmussyaikh dan lain sebagainya antar pihak pihak yang tak bertanggungjawab juga tidak memberikan efek apapun. Ini semua justru akan menjadi bahan yang memalukan para penjalin perjanjian-perjanjian tersebut.


“Dalam waktu dekat ini KTT Arab akan digelar. Saya merasa perlu memberikan himbauan kepada para pemimpin negara-negara Arab mengenai tanggungjawab besar yang mereka hadapi sekarang. Harapan umat Islam sekarang ini terarah kepada para pemimpin Arab. Dalam KTT Syerm El 


Syaikh, AS berusaha berbuat sesuatu yang kiranya dapat mempengaruhi KTT Arab. Keputusan apapun yang bakal diambil dalam KTT Arab akan menjadi vonis yang kekal dalam sejarah. Para pemimpin Arab bisa meraih kebanggaan abadi untuk mereka sendiri dalam KTT ini dengan mengambil keputusan yang benar. Sungguhpun demikian, masalah Palestina tetap tak akan teratasi dengan konferensi-konferensi seperti ini. Hanya saja, konferensi-konferensi ini dapat menyodorkan kepada dunia apa yang dituntut oleh bangsa Palestina. Tuntutan bangsa Palestina yang paling kritis dan mendesak ialah diadilinya para pelaku pembunuhan bangsa Palestina dalam tiga pekan ini di mahkamah Islam atau Arab. Sosok najis yang telah melukai perasaan umat Islam dengan mendatangi Masjidil Aqsha harus diadili, Kota Baitul Maqdis harus dibersihkan secara total dari kaum Zionis, bangsa Palestina harus dibiarkan menentukan sendiri nasib dan masa depan mereka sendiri dengan penuh kebebasan. Ini semua adalah tuntutan-tuntutan kritis yang bisa dikemukakan oleh para pemimpin negara-negara Arab.


"Kepada saudara dan saudariku bangsa Palestina saya serukan, teruskanlah jihad kalian, lanjutkanlah keteguhan kalian! Ketahuilah bahwa tidak ada satupun bangsa yang dapat menggapai kehormatan, idenditas, dan kemerdekaannya kecuali dengan keteguhan dan perjuangan. Tidak akan ada musuh yang akan memberikan sesuatu kepada bangsa yang mengemis. Tidak ada bangsa yang dapat meraih sesuatu karena kelemahan dan tindakannya merunduk-runduk di depan musuh. 


Semua bangsa yang berhasil di dunia ini adalah bangsa yang memiliki kehendak, tekad serta keteguhan dan pantang merundukkan kepala. Sebagian bangsa tidak memiliki kemampuan seperti ini. Namun, bangsa yang menaruh keyakinan kepada Islam, kepada AlQuran, dan kepada janji Allah yang berbunyi: wal yansurunnallahu man yansuruhu (Dan Allah sungguh-sungguh akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya), pasti memiliki kemampuan ini. 


"Himbauan lain dari saya ialah jangan sampai takluk kepada konspirasi musuh, karena yang ditargetkan musuh sekarang ini ialah perselisihan di tengah barisan bangsa Palestina, dan ini bahkan juga ditargetkan oleh unsur-unsur pengkhianat Palestina yang berkolusi dengan musuh. Elemen eleman Hamas, Jihad Islam, dan Gerakan Fath yang diisi oleh kaum muda yang baru terjun ke lapangan, jangan sampai meninggalkan gelanggang. Semuanya harus bahu membahu. Para pimpinan (Palestina) yang membual untuk kepentingan musuh dan mengeluarkan instruksi, instruksinya sama sekali tidak layak didengar. Segenap elemen bangsa Palestina harus berpadu dalam orientasi semua kalangan yang ikhlas, mukmin, dan siap berkorban.


“Ketahuilah bahwa hati umat Islam menyanjung Bangsa Palestina yang kini menjadi pusat perhatian Dunia Islam. Umat Islam berdoa untuk mereka, dan jika pintu bantuan sudah terbuka, maka sekarang juga bantuan itu akan mengalir, baik di saat pemerintahnya menghendaki bantuan itu atau tidak. Umat Islam tidak akan membiarkan Palestina dan bangsa Palestina begitu saja. Umat Islam tidak akan memandang para pemuda Palestina dengan sebelah mata.


“Saya katakan pula kepada bangsa kami sendiri (Iran) bahwa berbanggalah dengan semangat dukungan dan pengorbanan untuk saudara saudara kalian bangsa Palestina. Alhamdulillah, di tengah Dunia Islam kalian unggul dalam memberikan dukungan secara terbuka dan penuh kepada saudara-saudara kalian bangsa Palestina. Seluruh dunia mengetahui bahwa negara Iran yang Islami beserta segenap rakyat, pemerintah, kaum wanita dan lelaki di Iran sangat peduli dan peka terhadap masalah Palestina, dan kalau bisa mereka akan membantu. Betapa baiknya jika bantuan bantuan keuangan dari masyarakat yang mampu dikumpulkan. 


“Jika memang kita tidak bisa memberikan bantuan dari segi persenjataan dan tidak ada kemungkinan untuk mengirim tenaga manusia agar rakyat dan para pemuda bangsa ini dapat pergi ke sana, maka secara keuangan kita dapat mengirim bantuan kepada mereka demi mengobati sebagian penderitaan dan luka-luka yang mereka alami dan agar hati ibu-ibu mereka serta tekad ayah-ayah mereka terhibur oleh belas kasih ini. Kalian sudah menyaksikan sendiri bagaimana seorang bocah terbunuh dalam pelukan ayahnya. Ini bukanlah satu-satunya kasus, melainkan bagian dari banyak kasus-kasus lain. 


"Sedemikian agungnya gerakan ini sehingga pengorbanan-pengorbanan ini tidak terlihat begitu besar di mata mereka sendiri, persis seperti pada masa perang yang dipaksakan (Irak terhadap Iran) dimana pengorbanan yang kalian berikan tidaklah tampak dimata kalian sendiri. Namun, pengorbanan kalian telah mengundang decak kagum dunia. Sekarang bangsa Palestina pun juga demikian. Pengorbanan tidaklah tampak di mata mereka sendiri, namun dunia takjub menyaksikannya. Satu syahadah, seperti syahidnya seorang bocah dalam pelukan ayahnya, adalah badai yang menerjang hati bangsa-bangsa dunia. Ini semua sangat bernilai. 


"Ilahi, dalam kesempatan sebelum tengah hari Jumat ini, hari Wali dan Hamba Salih-Mu, Hazrat Hujjah Ibn AlHasan yang jiwa kami adalah tebusannya, kami bersumpah kepadanya, kepada keluarga Rasul, kepada wujud suci Rasul, dan kepada para auliya'. Ilahi, berikan pertolongan-Mu kepada rakyat Palestina dan segenap pejuang umat Islam di seluruh pelosok dunia.


"Ilahi, jayakanlah, tolonglah, dan sukseskanlah bangsa Iran. Demi Muhammad dan keluarganya, sukseskanlah dan teguhkanlah para pemuda sekarelawan (basij) kami dalam semua gelanggang. Musnahkanlah musuh-musuh Islam dan umat Islam. Teguhkanlah persatuan umat Islam dari hari ke hari. Ceriakanlah hati suci Waliyul 'Asr yang jiwa kami adalah tebusannya saat menyaksikan kami, menyaksikan pertemuan ini, dan menyaksikan segenap bangsa Iran, khususnya kaum relawan basij. Relakan dan gembirakanlah jiwa suci Imam atas apa yang dilakukan oleh para pemuda mukmin ini. Liputkan doanya atas keadaan kami semua. Wassalamualaikum.Wr.Wb." 


Contoh Kemenangan Atas Israel 

Terpampang Di Depan Mata 



بسم الله الرحمن الرحيم 

الحمد لله الذي من علينا بهداية الاسلام و شرع لنا الجهاد الذي هو باب من أبواب الجنة فتحه الله لخاصة اوليائه ، وسبحان الذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الي المسجد الاقصى الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا أنه هو السميع البصير، والصلاة والسلام علي نبيه البشير النذير محمد وآله الطاهرين الطيبين وصحبه المنتجبين، والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


Saya ucapkan selamat datang kepada hadirin sekalian; para pimpinan dan delegasi parlemen dari negara-negara Islam, para pemimpin fraksi-fraksi mujahid, para pejuang front terdepan pertahanan Islam, dan para tamu undangan sekalian. Semoga rahmat dan hidayah Ilahi senantiasa tercurah kepada anda sekalian.


Keputusan untuk menyelenggarakan konferensi sedemikian ini adalah sesuatu yang penuh berkah dan insyaallah akan dapat membuahkan hasil-hasil yang positif dan konstruktif dalam upaya memobilisasi masyarakat Islam untuk menyokong kebangkitan rakyat muslim Palestina. Pertemuan ini praktis membuktikan bahwa Palestina adalah masalah keislaman dan berkaitan dengan seluruh Dunia Islam. Pendudukan terhadap palestina adalah salah satu pilar konspirasi terkutuk kaum imperialis dunia dimana dulunya adalah Inggris dan sekarang AS-lah yang tampil untuk merongrong dan meremukkan Dunia Islam.


Musuh-musuh Islam selalu berusaha menampilkan klasifikasi kebangsaan demi mencegah persatuan umat Islam dan agar mereka bisa menguasainya. Pada awal-awal pendudukan Palestina, para ulama mujahid termasuk Syaikh Izzuddin Qasam dan Haji Amin AlHusaini telah meminta bantuan umat Islam untuk menyelamatkan Palestina, dan sang marji' besar AlMarhum Mohammad Husain Alkashif AlGhita' juga telah mengeluarkan perintah (hukum) jihad melawan kaum Zionis. Sayangnya, corak keislaman perjuangan ini kemudian melemah dan yang menguat malah corak kebangsaan.


Kemenangan revolusi Islam di Iran dibawah pimpinan Imam Khomaini, sosok cemerlang dari keturunan Nabi Besar Mohammad SAWW, telah memainkan peranan fundamental dalam proses kebangkitan Islam di seantero dunia, khususnya negara-negara regional. Kemenangan umat Islam dalam konfrontasi yang secara kasat mata tidaklah seimbang melawan musuh di Libanon Selatan adalah satu indikator baru tentang kesolidan dan kebenaran perjuangan Islam, serta merupakan satu penegasan bahwa jika umat Islam bertumpu kepada janji Allah dan berjuang demi Allah maka kemenangan adalah merupakan satu kepastian bagi mereka. 


Kemenangan resistensi Islam yang begitu memukau di Libanon Selatan, dan dari sisi lain kekandasan prakarsa-prakarsa damai secara memalukan adalah salah satu pelajaran bagi masyarakat regional sehingga warga muslim Palestina-pun kembali tergiur kepada intifadah. Senandung perdamaian yang sekarang kembali didengungkan di dalam Palestina dan kawasan sekitarnya tidak mempengaruhi warga Palestina yang tabah dan gagah berani. Mereka bertekad untuk melanjutkan perjuangan hingga tercapainya kemenangan, isnyaallah. Sebab, intifadah yang pertama terhenti lantaran terbuai oleh doktrin doktrin kaum Zionis dan para pendukungnya dengan janji-janji bahwa konsesi-konsesi seperti yang dikehendaki bangsa Palestina bisa diraih melalui perdamaian, selain juga lantaran infiltrasi para pemrakarsa perdamaian serta tekanan AS dan Barat. Namun, 10 tahun kemudian terbukti bahwa seluruh sepak terjang para pendukung Zionisme di dunia ternyata hanya bertujuan menyelamatkan Rezim Israel dari tekanan perjuangan umat Islam, dan bahwa apa yang dijanjikan kepada para perunding Palestina ternyata tak lebih dari genangan fatamorgana.


Aksi pendudukan, ekspansi, dan keganasan yang diperagakan Israel sekarang ini sebenarnya sudah bisa diprediksikan sebelumnya oleh kalangan cerdik pandai dan mereka yang peka di tengah masyarakat Islam. Sejak awal terbentuknya Israel, Rezim perampas dan pembohong ini selalu melanggar hak-hak warga muslim Palestina. Pelanggaran ini lantas dijustifikasi dan didukung oleh sebagian negara Barat, khususnya AS, sementara lembaga-lembaga internasional pun juga ikut menjustifikasinya sambil berusaha melegitimasi status dan agresi Israel.


Bumi Palestina dan Baitul Maqdis selalu menjadi obyek keserakahan sebagian negara Barat. Keserakahan mereka terhadap tanah suci ini terbukti dari pemaksaan Perang Salib yang berkepanjangan terhadap umat Islam. Setelah kekalahan dinasti Ottoman sebagian komandan pasukan Sekutu yang masuk ke Baitul Maqdis mengatakan: "Sekarang Perang Salib sudah berakhir!"


Pendudukan tanah ini dilakukan berlandaskan sebuah proyek yang multidimensional, rumit, dan bertujuan menghadang persatuan dan kekompakan umat Islam serta mencegah berdirinya kembali pemerintahan-permerintahan Islam yang tangguh. Ada berbagai indikasi yang menunjukkan bahwa kaum Zionis justru menjalin hubungan erat dengan kaum Nazi Jerman. Mereka sengaja menyodorkan data-data yang berlebihan mengenai pembantaian umat Yahudi dengan tujuan menyedot simpati khalayak umum dan mempersiapkan situasi untuk pendudukan Palestina dan penjustifikasian aksi-aksi jahat kaum Zionis. Bahkan ada pula berbagai indikasi yang menunjukkan bahwa sejumlah orang keji non Yahudi dari Eropa Timur melakukan imigrasi ke Palestina atas nama umat Yahudi dengan tujuan mendirikan sebuah pemerintahan anti Islam di jantung Dunia Islam dengan kedok mendukung .mendukung para keluarga korban rasialisme, dan lalu terciptalah keretakan antara wilayah timur dan 
barat Dunia Islam setelah masa berlalu hampir 14 abad. 


Awal mulanya, umat Islam lalai karena mereka tidak menyadari adanya permusuhan yang diproyeksikan oleh kaum Zionis dan pendukungnya di Barat. Dinasti Ottoman kalah lalu dijalinlah 'Perjanjian Saiks - Piko'secara rahasia untuk membagi-bagikan negara-negara Arab kepada para pemenang perang. 'Masyarakat internasional menyerahkan kekuasaan atas Palestina kepada Inggris. Mereka juga menjanjikan bantuan kepada kaum Zionis, dan kemudian dengan serangkaian rencana yang matang mereka memboyong kaum Yahudi ke Palestina dan mengungsikan umat Islam dari rumah dan tempat tinggal mereka. Di medan laga yang besar dimana satu pihak adalah Barat dan Zionisme dan di pihak lain adalah negara-negara Arab yang baru terbentuk, musuh-musuh Islam menggunakan berbagai jenis sarana canggih termasuk media propaganda dan forum-forum internasional.


Mereka menyeru umat Islam supaya bersabar dan menempuh perundingan damai, tetapi di saat yang sama mereka mempersenjatai Israel. Target-target strategis mereka dalam memperlakukan umat Islam dan Israel secara pilih kasih dan diskriminatif ini ialah menjaga supremasi militer Israel atas negara negara Islam, mendukung Israel di forum-forum internasional, dan mengerahkan media massa di bawah pengaruhnya untuk menjustifikasi kejahatan-kejahatan Israel. Mereka menyebarkan propadanda bahwa pikiran untuk menang atas Israel hanya merupakan ilusi belaka. 


Sejak diakui oleh PBB, yakni sejak setengah abad silam hingga tahun lalu, Israel selalu di atas angin dan tak ada seorangpun yang menghadangnya. Namun resistensi Islam Libanon yang hanya terdiri dari ribuan pemuda bersenjatakan iman telah membuyarkan mimpi Rezim Israel dan para pendukungnya. Para pemuda mulia ini sukses mempersona non-gratakan Israel tanpa memberi konsesi apapun. Kemenangan para pemuda ini lantas inenjadi pelita yang menerangi jalan para pemuda muslim lainnya. Kini menyaksikan intifadah Masjidil Aqsha yang serupa dengan perlawanan Islam Libanon namun dalam dimensi yang lebih luas.


Saudara sekalian, Anda sekarang mengadakan pertemuan untuk menyokong intifadhah sebagai sebuah kewajiban Islam. Anda memikul tugas yang amat berat. Sebelum segala sesuatunya, Anda harus menunjukkan bahwa di bawah kebangkitan Islam, Dunia Islam telah bertekad untuk kembali kepada tradisi-tradisi sejarah kecemerlangannya, terutama tradisi persatuan yang di masa silam selalu menjadi formula kemenangan umat Islam dalam berbagai pertempuran melawan agresi kaum salibisme. Dalam peristiwa sejarah yang besar itu, mujahidin dari segenap Dunia Islam terbiasa terjun ke medan pertempuran yang amat menentukan dan berkepanjangan antara kufur dan iman. 


Sekarang ini, segenap perhatian umat Islam dunia tersorot kepada perjuangan determinan rakyat Palestina dengan harapan yang melebihi besarnya harapan mereka kepada intifadah vang pertama. 


Sebab saat itu, yaitu 10 tahun silam, iklim perdamaian secara gradual terus merebak membayangi kawasan Timteng. Sejumlah kalangan memang telah menambatkan hatinya kepada AS, sementara kalangan lainnya karena tak berdaya menghadapi tekanan politik dan situasi internasional merasa tidak ada jalan lain kecuali menerima perdamaian, itupun dengan memenuhi syarat-syarat AS dan Israel. Paradigma ini menguat sejak adanya perkembangan sedemikian rupa di kawasan Timteng. Akan tetapi, tahun ini konferensi ini diselenggarakan di saat solusi untuk perdamaian Timteng sudah membentur kebuntuan yang bahkan diakui sendiri oleh pihak-pihak yang masih saja menambatkan harapannya kepada AS. 


Pada tahun 1991, Arab dan umat Islam mengalami depresi akibat serangkaian kekandasan mereka secara beruntun dalam peristiwa Perang Teluk. Persatuan internal mereka mengalami erosi serius dan mereka pun tersekat dalam beberapa golongan. Namun, dalam situasi sekarang ini, khususnya sejak perlawanan Islam di Libanon Selatan mengalami kemenangan besar dan monumental, tunas-tunas harapan telah bersemi di dalam hati umat Islam. 


Mengenai perlakuan terhadap Israel, saat itu ada dua cara yang selalu dikemukakan. Pengalaman perlawanan militer pasukan Arab terhadap Israel dikatakan kalah sementara cara damai yang akan menyukseskan ambisi Israel secara damai dengan imbalan penarikan pasukan Israel dari sebagian wilayah pendudukan diproyeksikan untuk menghalangi menguatnya daya militer negara negara Arab. Contohnya ialah apa yang kita saksikan dalam Perjanjian Camp David. Saat itu cara-cara perlawanan tidak dilontarkan dan malah disebut-sebut tidak bisa diterima khalayak umum. Namun, sekarang ini sudah ada contoh sukses di depan kita bahwa untuk pertama kalinya wilayah pendudukan berhasil dibebaskan tanpa ada pemberian konsesi apapun kepada Israel dan berhasil menggagalkan impian Rezim Zionis untuk mengibarkan benderanya di ibu kota Libanon. 


Dalam Perjanjian Camp David syarat penarikan pasukan Israel ialah Mesir tidak mengirim pasukan ke Sinai Utara. Sebaliknya, di Libanon Selatan Israel yang merisaukan kekuatan milisi perlawanan Islam justru meminta pasukan militer Libanon supaya dikirim ke wilayah perbatasan antara Palestina dan Libanon. Artinya, perlawanan Islam inilah yang dapat mengembalikan kedaulatan Libanon sepenuhnya atas Libanon Selatan dan wilayah wilayah pendudukan lainnya. 


Intifadah adalah kebangkitan rakyat yang sudah frustasi di depan upaya-upaya perdamaian dan yang sudah menyadari bahwa kemenangan hanya bisa dicapai dengan perlawanan. Dalam intifadah sebelumnya, rakyat Palestin telah banyak menanggung banyak korban. Mereka telah mempersembahkan para syuhada dan korban cacat dalam jumlah yang besar di jalan Islam dan perjuangan membebaskan wilayah Islam. Akan tetapi, intifadah itu kemudian dihentikan oleh perundingan Oslo. Apakah yang dihasilkan 


perundingan Oslo? Sekarang, pihak Palestina yang ikut memprakarsai dan mendukung perundingan Oslo sendiri sudah sama-sama tidak mendukungnya lagi. Karena dalam praktik mereka mengetahui bahwa Israel hanya ingin menyelesaikan masalahnya sendiri, yaitu supaya bisa lolos dari serangan para pejuang yang hanya bersenjatakan batu. Kalau toh mereka memberikan sedikit sesuatu lalu menyebutnya sebagai konsesi, maka itu semata-mata hanya untuk memadamkan api intifadah dan mengurangi kerentanannya. Dan begitu problemanya teratas dan mereka pun beranggapan bahwa rakyat Palestina sudah tidak punya kekuatan lagi untuk memulai intifadah, perlawanan, dan konfrontasi dengan mereka, maka mereka bahkan tak segan segan mengurungkan pemberian secuil konsesi itu sehingga watak ekspansif mereka terungkap. 


Perkembangan proses perdamaian dan agenda Oslo telah menyadarkan rakyat Palestina bahwa tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali bangkit berjuang. Orientasi utama intifadah ialah Masjidil AlAqsha. Sebab, amunisi yang meledakkan amarah rakyat Palestina ialah perlakuan tidak senonoh terhadap Masjid AlAqsha. Rakyat Palestina telah tampil ke medan laga dengan memikul risalah penting untuk menjaga salah satu tempat yang paling disucikan umat Islam. Mereka menyulut kobaran suci perlawanan dan perjuangan terhadap penjajah Zionis dengan semangat altruisme.


Proses perdamaian, khususnya rancangan Oslo tadinya telah memecah belah bangsa Palestina. Namun, intifadah suci itu kembali mementaskan persatuan nasional di Palestina. Anda menyaksikan sendiri, seluruh segmen masyarakat ikut terlibat dalam perjuangan ini, dan semua fraksi Islam dan nasionalis sudah bahu membahu. Bahkan pihak pihak yang hatinya masih terbuai di tempat lain terpaksa mengikuti gerakan arus besar ini.


Kebangkitan atau kesadaran Islam sejak kemenangan revolusi Islam di Iran serta mencuatnya gerakan Imam Khomaini dalam dua dekade terakhir telah tampak di pentas regional dan Dunia Islam. Poros utama kebangkitan dan gerakan ini ialah masalah Palestina. Intifadah AlAqsha bahkan telah menembus batas-batas geografis Palestina dan mengalami eskalasi hingga keluar dari batas kebangsaan Palestina sehingga menggiring bangsa-bangsa muslim dan Arab lainnya ke atas gelanggang. Demonstrasi jutaan umat Islam dari kawasan barat hingga kawasan timur Dunia Islam membuktikan bahwa rakyat Palestina bisa memperhitungkan dukungan dukungan yang akan mereka dapati, dan di saat yang sama mereka telah memainkan peranan besar bagi terciptanya persatuan umat Islam. 


Hari dimana resistensi Islam yang melibatkan para pemuda gagah berani Libanon dan didukung dengan wejangan Imam Khomaini mulai terbentuk, Israel sedang menduduki ibu kota Libanon, Beirut, dan mengcengkram otoritas politik negara ini. Hari itu, ketika resistensi Islam meneriakkan slogan 'Zahfan Zahfan Nahw Al-Quds' (Ayo Maju Menuju AlQuds), sekelompok orang yang tak tahu apa-apa menganggap slogan itu sebagai buah pikiran yang sederhana. Mereka menikam dengan soalan mana mungkin bisa bergerak menuju AlQuds sedang orang-orang Libanon sendiri tak sanggup memasuki ibu kota negaranya sendiri. Dari hari itu hingga kemenangan monumental milisi perlawanan Islam terhadap Israel hanya ada bentangan waktu 18 tahun. Percayalah, 18 tahun bukanlah waktu yang panjang dalam sejarah perjuangan bangsa-bangsa 


Memang, perjuangan pasti akan disertai dengan berbagai kerugian yang menyedihkan. Rakyat akan terbunuh, rumah-rumah akan hancur, tekanan ekonomi akan membebani pundak rakyat, dan masih ada puluhan malapetaka lain yang tidak akan membiarkan hati kita semua lega. Tapi kita harus melihat apakah hasil yang akan dipersembahkan oleh perjuangan penuh pengorbanan ini. Sedemikian berharganya kemenangan sehingga mau tidak mau harus dibayar mahal. 


Israel dulu pernah membentak-bentak di kawasan ini sambil mendiktekan segala kemauannya kepada bangsa-bangsa Arab, tetapi sekarang ia harus bertekuk lutut karena tak berdaya menghadapi besarnya perlawanan Islam. Ini baru merupakan bagian kecil dari keberdayaan bangsa-bangsa muslim dan Arab. Percayalah, jika semua kemampuan Dunia Islam atau bahkan sebagian diantaranya dikerahkan di jalan ini, niscaya kita akan menyaksikan kehancuran Israel. Di Libanon 


Selatan saja Israel keteteran menghadapi sebuah resistensi yang hanya dilakukan beberapa ribu orang. Memang, Hizbullah Libanon punya akses yang kuat di tengah masyarakat sehingga bisa memobilisasi ribuan atau bahkan puluhan ribu pasukan. Namun, dalam menghadapi rezim penjajah Zionis secara kontinyu Hizbullah hanya mengerahkan beberapa ribu dan bahkan hanya beberapa ratus pasukan. Artinya, Israel dengan segala fasilitas militer dan tehnologi persenjataannya yang serba modern karena bisa menjangkau gudang amunisi AS ternyata keteteran menghadapi beberapa ribu pemuda yang dipenuhi gelora iman dan hanya mengandalkan senjata apa adanya. Tentu, senjata ampuh yang membuat para pemuda itu tak kenal kata kalah ialah senjata iman. 


Dengan demikian, contoh perlawanan dan perjuangan sudah ada di depan mata kita. Yakni, kemenangan bisa dicapai dengan perlawanan dan perjuangan yang tentu saja disertai dengan beban kerugian yang harus ditanggung. Di saat yang sama, contoh dari kekalahan juga terpampang di depan mata, dan itu ialah kebergantungan kepada cara-cara kompromistis dan mengemis-ngemis kepada perdamaian yang hasilnya pun ternyata keterhinaan, keterpedayaan, dan pada akhirnya pemaksaan kehendak Israel secara sepihak seperti yang nyata-nyata sudah kita lihat bersama. Kemenangan monumental Hizbullah kini telah menjadi tulang punggung intifadah rakyat Palestina. Tulang punggung yang sangat kuat.


Rezim Zionis sama sekali tidak punya kemampuan yang memadai untuk terus menerus berkonfrontasi dengan bangsa Palestina dalam jangka panjang. Mereka menipu umat Yahudi dan memboyongnya ke Palestina dengan harapan bangsa-bangsa Arab tidak memerangi mereka, dan kalau toh mereka mengambil keputusan untuk berperang, tekanan Barat akan mematahkan resistensi mereka dalam jangka panjang. Atas dasar ini, orang-orang yang datang ke Palestina sebenarnya tidak memiliki kesiapan untuk mengorbankan nyawa mereka demi ambis ambisi politik para pengasas Zionisme. Berdasarkan berbagai laporan, terorisme kaum Zionisme mengalami pukulan telak sehingga bahkan memicu terjadinya arus balik imigrasi. 


Konferensi mengenai Palestina sebelumnya yang diadakan di Teheran telah menyumbangkan peranan fundamental dan positif. Karena konferensi ini telah menyajikan pusat harapan untuk pihak yang menentang proses perdamaian sekaligus telah meniupkan spirit dan harapan kepada rakyat Palestina.


Sikap dan pendirian Republik Islam Iran yang sangat solid di tengah negara-negara Islam juga berhasil menumbuhkan semangat kepada rakyat Palestina yang heroik tersebut. Dan sekarang, rakyat Palestina lebih memerlukan dukungan spirit dan posisi yang tangguh. Benar bahwa mereka sekarang memerlukan dana dan harus ada tindakan serius untuk memenuhinya, namun dalam berbagai wawancara mereka sendiri mengatakan bahwa yang lebih mereka perlukan Milik Perpustakaan ialah pengambilan sikap yang teguh oleh bangsa bangsa Arab dan Islam.


Konferensi yang Anda selenggarakan ini harus bisa menciptakan kesempatan bagi terealisasinya masalah ini. Anda harus bisa memberikan dukungan intensif dan komprehensif yang dapat menggairahkan jiwa rakyat Palestina. Dengan melakukan sepak terjang di jalan ini, Anda para wakil dari pelbagai negara Islam juga bisa mengerahkan segenap kemampuan bangsa-bangsa Anda sekalian untuk membebaskan Palestina. Pembelaan terhadap bangsa Palestina yang teraniaya dan kebangkitan mereka yang penuh gagah berani adalah kewajiban Islam bagi semua.


Sekarang ini, sebuah bangsa muslim yang bermandi darah datang dari medan pertempuran untuk meminta pertolongan umat Islam. Saya sendiri tidak bisa melupakan teriakan 'ya lalmuslimin yang dipekikkan oleh seorang wanita Palestina di depan kamera wartawan. Segenap bangsa-bangsa muslim dan Arab harus mengukuhkan keabsahan perjuangan rakyat Palestina. Di forum-forum internasional mereka harus menegaskan bahwa rakyat tak berdaya yang hak-haknya dinistakan dan dijajah berhak memperjuangkan hak-haknya. Dengan demikian, berlanjutnya intifadah dan perlawanan rakyat Palestina adalah hak mereka yang sah dan dihormati pula oleh UU internasional, walaupun - ironisnya- UU ini kerap diinterpretasikan sesuai kehendak kaum imperialis dan adikuasa dunia. 


Saudara sekalian, yakinlah bahwa tubuh Israel sekarang sudah keropos dan generasinya sekarang sama sekali tidak memiliki kesiapan untuk berkorban demi mempertahankannya.


Alhamdulillah, bangsa-bangsa Arab dan muslim sekarang sudah kuat di banding masa-masa selama 50 tahun silam. Mereka sudah kuat dalam berbagai bidang. Umat Islam sudah tidak tahan lagi duduk tertegun menyaksikan penindasan sepanjang hari terhadap bangsa Palestina. Israel harus tahu, berlanjutnya penumpasan bangsa Palestina akan dibalas dengan reaksi keras, serius, dan operasional dari seluruh bangsa Arab dan muslim. 


Rakyat Palestina harus diberi semangat untuk melanjutkan perlawanan. Rakyat Palestina tahu persis bahwa yang bisa mematahkan tindakan tindakan represif Israel di Libanon ialah perlawanan Islam dan pembalasan terhadap Israel dengan hantaman-hantaman keras, dan bukan ketergantungan kepada upaya-upaya damai dan mediasi. Konsolidasi rakyat Palestina dan fraksi fraksi Palestina adalah sesuatu yang amat vital. Segala sesuatu yang dapat mengubah perjalanan ini dan tidak adanya kewaspadaan terhadap musuh jelas tidak akan membantu aspirasi rakyat Palestina.


Alhamdulillah, bangsa Palestina sudah lulus dengan penuh sukses dalam ujian sepanjang 50 tahun ini. Mereka berhasil menunjukkan kematangannya. Saya melihat upaya-upaya israel gagal total untuk menyulut pertikaian antar mujahidin. Kendati memiliki visi yang berbeda, semua fraksi dan gerakan pejuang dengan penuh kesabaran telah melancarkan suatu revolusi yang membendung terealisasinya ambisi-ambisi musuh. Ini semua harus dilestarikan. 


Sekarang sudah jelas sepenuhnya kesalahan anggapan sementara orang bahwa masalah Palestina adalah masalah yang bersifat temporer dan hanya terbatas pada bagian kecil dari Dunia Islam. Timbunan senjata nuklir dan pemusnah massal dalam jumlah yang besar di gudang-gudang amunisi Rezim Zionis bukan dipersiapkan untuk menghadapi rakyat Palestina yang tak berdaya, melainkan untuk menegakkan dominasi terhadap Dunia Islam, khususnya Timteng. Hizbullah berjuang untuk membebaskan tanah pendudukan lalu Israel membalasnya dengan menggempur pasukan Suriah. Ini merupakan bukti jelas adanya niat terkutuk itu dari Israel dan negara-negara Barat pendukungnya. 


Garis besar perjuangan melawan Israel haruslah begini:


A. Rezim penjajah ini dikurung dalam batas-batas teritorial wilayah pendudukan, ruang udara pernafasan ekonomi dan politiknya disempitkan, dan jalinan hubungannya dengan habitat di sekitarnya diudari.


B. Resistensi dan perjuangan bangsa Palestina di dalam negeri mereka dilanjutkan, dan bantuan segala sesuatu yang mereka perlukan terus dialirkan kepada mereka hingga tercapainya kemenangan.

Saudara dan saudari sekalian, faktor yang mendorong kaum imperalis dunia, khususnya Rezim AS, melancarkan tekanan dari segenap sisi terhadap Iran ialah dukungan kami kepada Palestina. Mereka sendiri secara terbuka menyatakan bahwa problema utama AS dengan Iran ialah penolakan Republik Islam Iran terhadap prakarsa-prakarsa damai yang berbau pelecehan di Palestina. Sedangkan masalah-masalah lain termasuk tuding-tudingan menggelikan mengenai pelanggaran HAM dan pembuatan senjata pemusnah massal tak lebih dari sekedar pretensi. Jadi, mereka hanya akan menghentikan cara permusuhannya terhadap Iran jika Iran menghentikan dukungannya kepada para pejuang dan rakyat Libanon dan Palestina. 


Tentu saja kami juga tahu persis bahwa problema utama mereka ialah Islam dan pemerintahan Islam, dan mereka juga tahu persis garis kebijakan politik Republik Islam Iran ini. Kami telah berkata 'tidak' kepada mereka, dan kami menganggap dukungan kepada Palestina dan Libanon sebagai salah satu tugas penting dalam Islam. Akibatnya, mereka melancarkan tekanan dari berbagai sisi.


Kebijakan utama dan strategi mereka ialah memporak porandakan barisan umat Islam Iran yang revolusioner. Mereka mencap kelompok tertentu dengan reformis dan kelompok lain dengan konservatif. Mereka mendukung satu 


kelompok tertentu, dan menggempur kelompok lain dengan profokasi. Mereka membesar-besarkan sebagian problematika yang ada dengan tujuan mengesankan ketidak efektifan pemerintahan Islam agar rakyat frustasi terhadap pemerintahan religius, Mereka menjajakan dikotomi agama dan politik. Namun, dalamnya keimanan rakyat kami kepada agama telah menjadi benteng raksasa yang menghadang jalan mereka. Mereka merancang program-program propaganda dengan tujuan membuat para pemuda Iran frustasi. Problema ekonomi yang kurang lebih sudah menjadi fenomena yang lumrah dan umum di semua pelosok dunia mereka kesankan sebagai salah satu masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh pemerintahan Republik Islam Iran. 


Dengan propagandanya, mereka ingin menyoal Imam Khomaini dan pilar-pilar revolusi Islam, karena mereka terpukul oleh Islam dan revolusi Islam. Mereka merasa terancam bahaya oleh kebangkitan Islam di dunia dan sangat cemas menyaksikan hidupnya kembali dan meruyaknya perjuangan Islam di Libanon dan Palestina. Karena itu mereka bermaksud mencabut akar pemikiran Islam. Mereka membidikkan peluru-peluru propaganda beracunnya ke arah Islam dan agama. Semakin besar eskalasi perjuangan Libanon dan Palestina, semakin besar pula kegeraman dan konspirasi Zionisme dan AS terhadap pemerintahan Republik Islam. Tetapi mereka harus tahu, para pejabat dan pemimpin negara kami masih terkonsolidasi, dan rakyat muslim Iran tetap serempak mendukung aspirasi revolusi dan Islam. 


Dan dukungan kepada Palestina, intifadah, dan perjuangan melawan Zionisme dan para pendukungnya tetap merupakan bagian dari pilar pilar utama kebijakan strategis Republik Islam Iran. Kami yakin, dengan berlanjutnya perjuangan umat Islam Palestina dan dukungan Dunia Islam, Palestina akan bebas, dan Baitul Maqdis serta Masjidil Aqsha akan kembali dalam dekapan Dunia Islam. Insyaallah.


والله غالب علي امره


“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya" Wassalamu'alaikum Wr.W 


Pergolakan Palestina 



Bismillahirrahmanirrahim


Rezim jahat yang menjajah Palestina kembali memperlihatkan kebejatan dan tiraninya dengan melanggar kehormatan dan mencemari lingkungan suci Masjdil Aqsha serta membunuhi umat Islam. Rezim ini telah menumpahkan darah para jemaah solat dan memberondong seorang bocah kecil dalam pelukan ayahnya dengan peluru hingga gugur sebagai syahid. Adegan ganas dan brutal yang dilakukan Rezim ini dalam kurun waktu 50 tahun sekarang kembali diperagakan.


Rezim ini berangan-angan bahwa mereka akan bisa memadamkan kobaran jihad untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kebenaran yang tak kenal lelah, dan bahwa mereka akan dapat melicinkan proses perdamaian dan memaksakan ambisinya secara lebih keras terhadap pihak yang pro-perdamaian. Namun, sebagaimana dahulu, kejahatan inipun tidak akan dibiarkan begitu saja. Praktik-praktik kotor dan khayalan-khayalan iblis dalam benak Rezim Zionis pasti akan sia-sia. Aksi aksi tak berprikemanusiaan dan penuh kebencian ini sudah disusul dengan gelora protes warga muslim Palestina dan para pejuang serta demonstrasi masyarakat dan mahasiswa di pelbagai negara Islam sehingga gerakan intifadah menemukan spirit baru dan jalan jihad Islam semakin banyak diminati. 


Umat Islam yang sadar dan waspada menggelar demonstrasi besar-besaran dan penuh dengan gelora semangat untuk meneriakkan slogan-slogan kebenaran dan mendesak pemerintah negara negara Islam agar membuka jalan jihad dan mengizinkan warga muslim untuk menunaikan tugas ini sebagai satu-satunya jalan demi mengusir para penjajah dari tanah-tanah pendudukan serta memulangkan warga Palestina ke tanah air dan kampung halaman mereka.


Gelombang kutukan terhadap Rezim Penjajah Palestina sekarang kian merebak dan meredupkan proses perdamaian serta semakin memperjelaskan kesia-siaan proses perdamaian tersebut di depan mata semua orang. Dukungan materi, spirit, dan politik kini semakin tercurah kepada gerakan gerakan jihad dan intifadah.


Gembar-gembor mereka yang mengaku pembela HAM sekarang sia-sia dan deru genderang skandal para penyokong Israel sudah terdengar sehingga sebagian besar dari mereka bahkan terpaksa turut mengutuk kejahatan Rezim Zionis. Tragedi terkutuk ini dilakukan dengan tujuan memaksakan ambisi-ambisi kotor para penguasa Zionis terhadap pihak yang pro perdamaian. Namun, bangsa Palestina yang pemberani mengecam perundingan damai. Bangsa ini akan menyempitkan ruang pihak-pihak yang pro perdamaian dan mengubah status mereka yang hina. Perjuangan dengan janji-janji kemenangan dari Allah ini suatu hari ini pasti akan berhasil, tanah-tanah yang terampas akan bebas dan modal harta kekayaan yang terjarah akan kembali kepada yang berhak. 


Semangat ini bergelora sebagai lanjutan atas perjuangan rakyat Palestina dan dikobarkan oleh generasi muda yang tergodok oleh revolusi dan jihad dengan mengandalkan berbagai pengalaman berharga mereka. Ini menandakan bahwa generasi sekarang telah menemukan jalan yang benar untuk merebut kemenangan dan akan menempuhnya dengan tekad yang bulat.


Saya mengucapkan selamat kepada seluruh bangsa Palestina yang teraniaya, khususnya yang menempuh jalan jihad dan intifadah. Kabar gembira untuk anda semua bahwa kebangkitan anda kian hari kian mendapat sambutan dari umat Islam dan kaum revolusioner. Dan para penjajah akan kembali ke tempat asal mereka, insyaallah.


Republik Islam Iran masih tetap melanjutkan dukungan dan restunya atas gerakan suci ini dengan penuh rasa bangga. Doa kami mengiringi setiap langkah putra-putra terbaik anda. 


In tansuruullaaha yansurukum wa yutsabbit aqdaamakum 




Terima kasih di atas sumber yang diambil untuk berkongsi ilmu disini, semoga menjadi sedekah yang berterusan, selamat membaca sambungan di tautan selanjutnya : https://drive.google.com/file/d/0B_l0We7EQa4JQmtETk5uZ3hrVHc/view



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

50 Pelajaran Akhlak Untuk Kehidupan

ilustrasi hiasan : akhlak-akhlak terpuji ada pada para nabi dan imam ma'sum, bila berkuasa mereka tidak menindas, memaafkan...