Up date, 23 November 2019 : 23:52 am
Maaf teman2, selama sepekan sejak Sabtu 16 November lalu, pemerintah Iran mengambil kebijakan memblokir jaringan internet disebabkan aksi demonstrasi disejumlah kota yang awalnya merupakan aksi protes atas kenaikan harga bensin 300% berubah liar dan sulit dikendalikan dengan terjadinya aksi-aksi kekerasan, penyerangan pos-pos polisi, pembakaran bank, toko, pom bensin dan pengrusakan fasilitas publik... Laporan terakhir menyebutkan lebih dari seratus bank dibakar massa… beberapa aparat keamanan juga meregang nyawa saat berusaha mengendalikan massa yang beringas… korban baik jiwa maupun luka-luka juga berjatuhan dari sejumlah masyarakat tidak berdosa, petugas pom bensin, penjaga toko dan dari para demonstran sendiri yang memaksa aparat keamanan untuk mengambil tindakan tegas…
Menurut pemerintah, diblokirnya jaringan internet karena aksi yang berubah beringas tersebut adalah aksi yang terencana. Orang-orang yang melakukan penyerangan ke kantor-kantor polisi disinyalir terlatih termasuk alat-alat yang digunakan menyerang. Bahkan aksi pembakaran sejumlah fasilitas publik menggunakan bahan-bahan yang tampak telah disediakan sebelumnya. Dari kesaksian masyarakat, beberapa demonstran pengacau bahkan menggunakan senjata rakitan yang mengarahkan tembakannya ke masyarakat umum.
Demonstran-demonstran pengacau bertindak lebih jauh, membakar poster Imam Ali Khamanei, pemimpin tertinggi Iran yang menunjukkan penolakan dan penentangan pada sistem Wilayatul Faqih yang diterapkan pemerintahan Islam Iran. Jadi bukan lagi menuntut perbaikan ekonomi, tapi menuntut perubahan sistem. Dan sebagaimana telah diduga sebelumnya, Amerika Serikat melalui Donald Trump mendukung aksi-aksi tersebut. Ia meminta pemerintah Iran membuka ruang demokrasi dan kebebasan lebih luas kepada rakyat Iran.
Memblokir jaringan internet membuat aksi-aksi yang awalnya sporadis tersebut akhirnya tidak bisa dimanfaatkan lebih jauh lagi oleh kelompok-kelompok yang hendak memancing di air keruh. Dalam tiga hari, akhirnya suasana kembali kondusif. Pemerintah tetap pada kebijakannya menaikkan harga bensin dengan memberikan subsidi langsung kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan. Subsidi langsung untuk 18 juta orang tersebut telah ditransfer ke rekening masing-masing kepala keluarga, dengan nilai mulai dari 500 ribu sampai dua juta riyal yang akan ditransfer setiap bulannya.
Pada hari Kamis, 21 November 2019, berlangsung aksi pawai dengan massa puluhan kali lipat dari massa yang menuntut pergantian sistem dan yang mengutuk pemimpin tertinggi Iran. Pawai jutaan rakyat Iran yang berlangsung disejumlah kota besar Iran secara serentak tersebut adalah aksi memprotes kekerasan sejumlah demonstran yang menuntut perubahan sistem dengan mendompleng pada aksi penolakan kenaikan harga bensin. Dengan membawa poster bergambar Ayatullah Imam Ali Khamanei dan Imam khomenei jutaan rakyat Iran tersebut menyatakan dukungan dan kesetiaan pada sistem Wilayatul Faqih dan bentuk pemerintahan Republik Islam Iran.
Dengan adanya aksi serentak jutaan rakyat Iran tersebut, menandai kekalahan musuh-musuh Iran untuk kesekian kalinya, yang berusaha menjatuhkan sistem yang dibuat dan dimenangkan rakyat Iran oleh kepemimpinan Imam Khomeini pada tahun 1979 lalu...
Telah berkali-kali pihak musuh berusaha menunggangi aksi-aksi demontrasi yang menuntut perbaikan ekonomi menjadi aksi yang menolak pemerintahan Islam Iran. Protes pada kebijakan pemerintah bukan berarti harus ganti sistem. Sementara pihak musuh, utamanya Amerika Serikat selama Iran masih berbentuk Republik Islam dengan konsep wilayatul faqih, maka selama itu pula Amerika Serikat tidak bisa berkutik dalam berhadapan dengan Iran. Karenanya tuntutannya adalah, ganti sistem, sistem yang pro pada kepentingan AS, sebagaimana dulu, dimasa kejayaan rezim Syah Pahlevi.
Panjang umur Wilayatul Faqih.. panjang umur Republik Islam Iran...
pengarang: Ismail Amin Pasannai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar