Apakah Benar Nabi Adam as Menikahkan Putra-Putranya Dengan Putri-Putrinya?
Diriwayatkan dalam 'Ilal al-Syara'i dengan sanadmya sampai kepada Zurarah, dia berkata bahwa Abu Abdillah as (Imam Ja'far Shadiq) ditanya,
"Di kalangan kami terdapat sekelompok orang mengatakan bahawasanya Allah Swt mewahyukan Nabi Adam as agar menikahkan anak-anak perempuannya dengan anak-anak lelakinya dan bahwasanya umat manusia berasal dari pernikahan antara sesama saudara?"
Abu Abdillah as menjawab,
"Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari hal itu dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. Siapakah yang mengatakan Allah Swt telah menjadikan pilihan makhluk-Nya dan bapak para nabi-Nya berasal dari yang haram dan apakah Dia tidak mampu untuk menciptakan mereka dari yang halal? Demi Allah! Telah dikabarkan kepadaku bahwa pernah seekor binatang tidak mengetahui saudara perempuannya, ia mengawininya, lalu tersingkap bahwa binatang betina yang baru dikawininya itu ternyata adalah saudarinya, maka langsung ia mengeluarkan zakarnya, ia gigit sampai putus, lalu ia tersungkur dan mati seketika."
Diriwayatkan dari Abu Abdillah as,
"Setelah Allah Swt menurunkan Adam dan Hawa ke bumi dan setelah keduanya dipertemukan kembali, Hawa melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama 'Utaq. Anak perempuan Nabi Adam as ini merupakan orang pertama yang durhaka di muka bumi, maka Allah kirim seekor serigala yang besarnya seperti seekor gajah dan seekor burung elang sebesar keledai untuk membunuh 'Utaq.
Kemudian Hawa melahirkan seorang anak lelaki yang dinamai Qabil. Ketika dia menginjak dewasa, Allah Swt menampakkan seorang jin perempuan dari anak keturunan jin yang bernama Jihanah dalam rupa seorang manusia. Ketika Qabil melihatnya, dia langsung mencintainya, maka Allah mewahyukan kepada Nabi Adam as agar menikahkan Jihanah dengan Qabil.
Setelah itu, Hawa melahirkan seorang anak lelaki yang bernama Habil. Ketika dia telah dewasa, Allah Swt menurunkan seorang bidadari yang bernama Nazlah al-Hawra. Tatkala Habil melihatnya, dia langsung jatuh hati, lalu Allah mewahyukan Nabi Adam agar mereka berdua dinikahkan.
Kemudian Allah Swt mewahyukan Nabi Adam as untuk meletakkan pusaka kenabian dan ilmu dan menyerahkannya kepada Habil. Nabi Adam as melaksanakan hal itu. Ketika Qabil mengetahuinya, dia sangat marah dan berkata kepada ayahnya, 'Bukankah aku ini lebih tua daripada saudaraku (Habil) dan lebih berhak dengan apa yang telah Anda berikan padanya (yakni penyerahan pusaka kenabian dan ilmu)?'
Nabi Adam as menjawab, 'Wahai anakku! Sesungguhnya urusan ini berada di tangan Allah, dan Allah telah mengkhususkan saudaramu itu (Habil) dengan apa yang telah aku lakukan ini. Jika kamu tidak mempercayaiku, persembahkan kurban kepada Allah. Siapa di antara kalian yang diterima kurbannya, berarti dia lebih berhak dengan keutamaan itu. Pada masa itu, kurban (yang diterima Allah) adalah dengan turunnya api, lalu api melahap kurban yang dipersembahkan itu.
Qabil, seorang pemilik tanah pertanian, mempersembahkan gandum yang jelek; sedangkan Habil seorang peternak domba, mempersembahkan seekor domba jantan yang gemuk. Kemudian turun api yang melahap kurban persembahan Habil. Kemudian Iblis mendatangi Qabil lalu memasukkan rasa dengki di dalam hatinya dan menghasutnya untuk membunuh Habil. Lalu Habil dibunuh oleh Qabil, saudaranya sendiri.
Kemudian Nabi Adam as datang ke tempat terbunuhnya Habil dan menangis selama empat puluh hari sambil melaknat tanah yang telah menerima darah anaknya dan tempat tersebut adalah yang terdapat kiblat Masjid Jami' di Bashrah. Pada hari terbunuhnya Habil, istrinya, yaitu Nazlah al-Hawra, sedang mengandung. Dia melahirkan seorang anak lelaki yang kemudian dinamakan Habil (seperti nama ayahnya). Setelah kematian Habil, Allah Swt mengaruniakan Nabi Adam as seorang anak laki-laki yang diberi nama Syits."
Abu Abdillah as meneruskan,
"Sesungguhnya Syits adalah Hibatullah (kurnia Allah). Ketika Syits dewasa, Allah Swt menurunkan kepada Nabi Adam as seorang bidadari yang bernama Na'imah dalam rupa manusia. Syits langsung mencintainya ketika dia melihat wajahnya. Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Adam as agar menikahkan Na'imah dengan Syits. Na'imah melahirkan seorang anak perempuan yang dinamakan Hurriyah. Ketika Hurriyah telah dewasa, Allah mewahyukan kepada Nabi Adam as agar menikahkannya dengan Habil.
Maka semua manusia yang kamu lihat ini adalah dari keturunannya. Ketika selesai kenabian Adam as, Allah Swt memerintahkan Nabi Adam as untuk menyerahkan ilmu dan pusaka kenabian kepada Syits, namun kali ini Nabi Adam as memerintahkan Syits untuk menyembunyikan dan bertaqiyah kepada saudaranya agar saudaranya itu tidak membunuhnya sebagaimana Habil telah dibunuh oleh Qabil."
(Biharul Anwar, juz 11, halaman 226)
Semoga riwayat ini dapat menjelaskan kepada kita tentang kekeliruan yang mengatakan Nabi Adam as menikahkan putri-putrinya dengan putra-putranya.
Imam Jafar Shadiq as menjelaskan kepada Sulaiman bin Khalid yang bertanyakan hal itu dengan menuturkan,
"Tidak taukah engkau bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, 'Seandainya aku tahu kalau Nabi Adam as telah menikahkan puterinya dengan puteranyanya, sudah pasti aku akan menikahkan Zainab dengan Qasim. Sebab aku tidak membenci agama Adam.'"
Alasan Qabil membunuh Habil kerana urusan 'wishayah' (wasiat kepemimpinan setelah Nabi Adam as), bukan kerena mereka berselisih tentang saudara perempuan mereka sebagaimana yang sering kita dengar.
Sesungguhnya yang benar itu datangnya dari Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar