TANGISAN POHON KURMA YANG SANGAT MENCINTAI NABI MUHAMMAD SAWW
Dahulu...
Masjid Nabawi di Madinah dibangun dengan sederhana.
Langit-langitnya tanpa atap.
Berdinding batu-batuan sebagai batas.
Lantainya hamparan tanah dan pasir, yang kalau siang hari akan terasa panas di kening kala sujud.
Diantara tempat shalat NABI SAWW, terdapat sebatang pohon kurma.
Pohon kurma ini sering disandari oleh NABI SAWW.
Ketika khutbah, biasanya NABI SAWW bersandar pada pohon kurma itu.
Setiap kali berkhutbah,
NABI MUHAMMAD SAWW kadang memegang pohon kurma yang berada di dekatnya itu. Kadang disandari.
Karena banyak kaum Muslimin yang datang, dan setiap kali khutbah NABI SAWW tidak begitu terlihat
karena posisi duduk yang sejajar.
Dari depan bisa terlihat, sedangkan yang duduk
di belakang tidak terlihat.
Tentunya setiap orang ingin melihat dan menatap NABI SAWW kala berkhutbah.
Karena itu....
Para sahabat membuat mimbar yang agak tinggi, sehingga semua jama'ah bisa melihat NABI SAWW.
“Ya RASULALLAH....
Bagaimana jika kami
membuat sebuah mimbar untukmu....?”
“Silahkan....,” jawab NABI MUHAMMAD SAWW menyetujui.
Lalu....
Dibuatlah sebuah mimbar dengan 3 tingkatan.
Inilah mimbar pertama
dalam sejarah Islam.
Mimbar pun selesai.
NABI SAWW diminta untuk
menggunakan mimbar tersebut.
NABI berjalan menuju mimbar, dan menaikinya dengan tenang.
Ketika NABI SAWW menduduki mimbar
dan ketika akan memulai pembicaraan, tiba-tiba terdengarlah rintihan tangis yang memilukan.
Seiring dengan tangisan itu, debu pada dinding berhamburan.
Terasa ada getaran yang
menggoyang tanah tempat duduk.
Para sahabat kaget dengan
tangisan yang misterius itu.
Dari mimbar, Baginda NABI MUHAMMAD SAWW turun
menuju sebatang pohon kurma tersebut.
NABI SAWW mendekat, menyentuh dan mendekapnya, hingga
suara ratapan tangis hilang.
NABI SAWW tampak berbicara dengan batang pohon kurma itu.
Jama'ah yang hadir menatap NABI SAWW, menanti penjelasan.
Sambil memegang pohon itu, NABI SAWW berkata :
“Pohon ini menangis, karena rindu kepadaku
yang biasa menyandarinya.”
NABI SAWW menyampaikan kepada para sahabat, bahwa pohon kurma itu telah diberi pilihan :
"Tumbuh abadi di Masjid Nabawi hingga Kiamat, atau tumbuh di taman SURGA...?"
Pohon kurma itu memilih opsi yang terakhir.
Pohon kurma itu menangis
karena mencintai RASULULLAH MUHAMMAD SAWW.
Pohon kurma itu menangis,
karena rindu sentuhan lembut NABI SAWW.
Pohon kurma itu menangis karena dipisahkan beberapa meter saja dengan NABI SAWW.
Pohon kurma itu merasa kehilangan, sehingga menangis penuh rindu kepada NABI SAWW.
LALU....
Bagaimana dengan kita
yang mengaku ummat NABI MUHAMMAD SAWW...?
Pernahkah kita menangisi kepergian NABI SAWW...?
Pernahkah kita bersedih, kala tiba pada hari wafat BELIAU SAWW...?
Kalau selama ini kita hanya
mengenal peringatan MAULID NABI SAWW
MENGAPA kita tidak juga
memperingati HAUL BELIAU SAWW...?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar