Senin, 28 Januari 2019

SYIAH DITOLAK SYIAH DICARI

ilustrasi hiasan :



pengarang : O. HASHEM 


“Kita menerima Kebenaran Mutlak sebagai Keniscayaan Karena itu kita pecaya keterbukaan pemikiran. Kita menghargai pluralitas. Kita akan perjuangkan kebenaran Mutlak dengan keterbukaan dan Pluralitas” 

(RausyanFikr Institute, Islamic Philosophy & Mysticism) 



Penulis : O. Hashem 
Penyunting : A M Safwan, Edy YS 
Desain Sampul : Abdul Adnan 
Diterbitkan oleh : RausyanFikr Institute JI. Kaliurang km 5,6 gg. Pandega Wreksa No. 1B Yogyakarta, Telp/fax: 0274 540161 
Hot Line sms : 0817 27 27 05 
Website : www.rausyanfikr.org 
Cetaka Pertama, 1997 dengan judul Jawaban Lengkap terhadap Seminar Istiqlal 
Cetakan Kedua, 1998 dengan judul Mengapa Kami Bela Syiah 
Cetakan Ketiga, Juni 2000 
Cetakan Keempat, Februari 2002 
Cetakan kelima, Syawal 1432 H/September 2011 
Cetakan keenam, Jumadil Akhir 1435 H/ April 2014 
ISBN : 978-602-1602-12-6 

Buku ini tersedia di Toko Buku TB. RausyanFikr Yogyakarta Jl. Kaliurang km 5,6 Gg. Pandega Wreksa No. 1B Yogyakarta, Telp/fax : 0274 540161 
TB. RausyanFikr Makassar Jl. Taman Pahlawan Lrg. 1 No. 12 Makassar, Telp. 0411 446751 
TB. Hawra Jakarta Jl. Batu Ampar III No.14 Condet, Jakarta 13520 
Copyright ©2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved 



Prakata 


Umat manusia itu satu, Dicipta dari tanah yang satu, Bila satu terluka, yang lain terluka Yang tidak tersiksa oleh derita manusia Bukanlah dia manusia (Sadi)


Pengantar Cetakan Kedua


Cetakan pertama buku ini berjudul Jawaban Lengkap terhadap Seminar Istiqlal. Dalam sebulan buku ini sudah habis terjual, dan permintaan terus mengalir. Setelah cetakan pertama terbit, YAPI mendapat dua tanggapan:
1. Catatan Terhadap Jawaban Lengkap O. Hashem, LPPI, 22 halaman folio, Jakarta tidak bertanggal.
2. Jawaban dan Tanggapan untuk : O. Hashem oleh LPPI, 20 Rajab 1418 H. Selanjutnya LPPI. juga menerbitkan “Mengapa Kita Menolak Syiah”, 1998.


Cetakan kedua ini diberi judul Mengapa Kami Bela Syiah dan mencakup masalah yang luas. Karena berupa polemik, maka buku ini lebih mudah diikuti, terutama bagi mereka yang hendak memperdalam ilmu perbandingan mazhab. Jakarta, 21 Mei 1998 O. Hashem 


Cetakan Ketiga 

Pusat Penelitian Islam Al-Huda tertarik akan buku ini. 
Cetakan ketiga buku ini kami beri judul Syiah Ditolak Syiah Dicari, Jakarta, Juni 2000 


Cetakan Keempat 

Karena permintaan yang datang terus-menerus, terutama dari kalangan mahasiswa, maka buku instan yang ditulis 0. Hashem ini kami terbitkan kembali. Jakarta, Februari 2002 Islamic Center Jakarta Al-Huda




Pengantar Cetakan Pertama 


Seminar Nasional Sehari Tentang Syiah telah diadakan di Masjid Istiqlal, 21 September 1997.


Seminar itu dibuka oleh Hasan Basri, ketua MUI. Seminar juga dikatakan dihadiri Pejabat Pemerintah, ABRI, MUI, Pimpinan Organisasi Islam, tokoh Islam dan masyarakat umum. Makalah yang dibacakan, di antaranya berasal dari:


1. K.H. Moh. Dawam Anwar (Katib Syuriah NU)
2. K.H. Irfan Zidny, MA (Ketua Lajnah Falakiyah Syuriah NU)
3. K.H. Thohir Al-Kaff (Yayasan Al-Bayyinat)
4. Drs. Nabhan Husein (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia)
5. K.H. A. Latif Mukhtar, MA (Ketua PERSIS)
6. Dr. Hidayat Nur Wahid (Ketua Yayasan Al-Haramain)
7. Syu'bah Asa (Wakil Pimpinan Redaksi Panji Masyarakat)



Di samping itu, dikatakan bahwa keputusan Seminar diambil berdasarkan pandangan-pandangan kritis para peserta. Keputusan yang dikeluarkan diantaranya:
1. Syiah melakukan penyimpangan dan perusakan akidah Ahlussunah.
2. Menurut Syiah, Alquran tidak sempurna.
3. Taqiyah sebagai menampakkan selain yang mereka siarkan dan sembunyikan.
4. Syiah berpandangan hadis mereka disampaikan oleh Ahlulbait.
5. Ahlulbait menolak ajaran Syiah.
6. Syiah berpendapat imam mereka maksum, terjaga dari dosa. Dan UUD Iran menetapkan bahwa mazhab Jafari Itsna Asyariyah sebagai mazhab resmi.
7. Syiah, pada umumnya tidak meyakini kekhalifahan Sunnah.
8. Imamah atau kepemimpinan adalah rukun Iman.
9. Salat Jum'at tidak wajib tanpa kehadiran Imam.
10. Azan kaum Sunni berbeda dengan azannya Syiah.
11. Syiah membenarkan kawin mut'ah. 
12. Syiah terbukti pelaku kejahatan, pengkhianatan dan teroris. 



Kemudian Seminar mengusulkan ::
1. Mendesak Pemerintah RI cq. Kejaksanaan Agung melarang Syiah.
2. Pemerintah agar bekerjasama dengan MUI dan Balitbang Depag RI, untuk melarang penyebaran buku-buku Syiah.
3. Agar Menteri Kehakiman mencabut izin semua yayasan Syiah.
4. Meminta Menteri Penerangan mewajibkan semua penerbit menyerahkan semua buku terbitannya untuk diteliti MUI Pusat.
5.  Agar seluruh organisasi dan lembaga pendidikan waspada terhadap faham Syiah.
6. Faham Syiah kufur dan masyarakat agar waspada.
7. Menghimbau segenap wanita agar menghindari kawin mut'ah.
8. Media massa (cetak, elektronik, pandang dengar) dan penerbit buku agar tidak menyebarkan Syiah. 9. Melarang kegiatan penyebaran Syiah oleh kedutaan Iran.



Ditandatangani oleh tim perumus :
1. H.M. Amin Djamaluddin
2. K.H. Ali Mustafa Yaqub, MA.
3. K.H. Ahmad Khalil Ridwan, Lc.
4. Drs. Abdul Kadir Al-Attas
5. Ahmad Zein Al-Kaff. 

YAPI kemudian menganggap keputusan ini perlu ditanggapi. 

Depok, 23 September 1997. 



Daftar Isi 

Prakata
Pengantar
Cetakan Kedua
Cetakan Ketiga
Cetakan Keempat
Pengantar Cetakan Pertama 

KAFIRKAH KAUM SYIAH? 


Mengapa Menghindari Mujadalah?
Fatwa Berbahaya Keluarkan Fatwa Apakah Kerajaan Saudi Kufur?
H. Abubakar Aceh dan H. Abdullah bin Nuh Syiah Punya Rukun Islam Seperti Kita
Syiah Punya Rukun Iman Seperti Kita
Sunnah dan Syiah Berbeda Sikap Terhadap Sahabat Imam Maksum Semua Sahabat Adil?
Mazhab Jafari Jadi Mazhab Resmi Iran.
Melaknat Sahabat. 
Taqiyah
Alqur'an Syiah Berbeda dengan Alqur'an Sunni?
Kawin Mutah
Azan Syiah Berbeda dengan Azan Sunnah
Lafal Azan Syiah Pengkhianat,
Pelaku Kejahatan dan Teroris?
Syiah Pengkhianat
Kedutaan Iran Menyebarkan Syiah?
Ahlulbait Menolak Mazhab Ahlulbait?
Bunuh Syi'i atau Paksa Mereka Pindah ke Agama Lain?



BEBERAPA CATATAN AWAL ATAS KRITIK LPPI



1. Syiah Sebagai 'Sekaleng Makanan Berisi Daging Babi? 
2. Rasul Membolehkan Berzina?
3. Mengapa Tidak Mengkritik Abu Hanifah?
4. Umar Melarang' Hayya Ala Khairil Amal



1. Ibnu Umar, Putera Umar bin Khaththab Sendiri
2. Yang berasal dari Cucu Rasûl,Ali bin Husain.
3. Yang berasal dari Sahabat Sahl bin Hunaif.
4. Yang berasal dari Bilal, Sang Mu'azzin 
5. Umar melarang ‘Hayya Ala Khairil Amal
5. Mengenai Buku-buku Rujukan



Bila Baca Buku Anti Syiah, Baca Juga Jawabannya
1. Tuduhan-tuduhan Al-Khatib Terhadap Syiah:
2. Mengenai Perubahan Alqur'an
3. Tuduhan Syaikh Musa Jarallah
4. Ayat Tath’hir dan Ahlulbait
5. Mengenai Berbagai Masalah
6. Mengenai Ijtihad dan Nas
7. Hadis Syiah Sebagai Tumpukan Sampah?
8. Pandangan Syiah Tentang Alqur'an
9. Imam Khomaini dan Perubahan Alqur'an
10. Abdullah bin Saba dan 150 Sahabat Fiktif
11. Mas'udi 
12. Ibnu Abil Hadid



6. Hendaknya Tidak Ditolak Karena Keyakinan Pribadi
7. Saling Mengingatkan
8. Ayat Mut'ah
9. Dibagi Cuma-Cuma
10. 72 Anggota Keluarga dan Sahabat
11. Percetakan Pak Natsir untuk YAPI?
12. Buku Saqifah, Sesat?
13. Saleh A. Nahdi: “Saqifah Awal Persatuan Umat"
14. Anggota Ahlulbait 
- K.H. Siradjuddin Abbas dan Ahlulbait 
Ahlulbait Rasul dalam Syair Imam Syafi'i
15. Hayya Ala Khairil Amal 
- Ali sebagai Wali Kaum Mukminin 



AHLUSSUNNAH DAN PENULISAN HADIS 


Pentingnya Hadis
1. Umar ra. Melarang Menulis Hadis.
2. Umar Melarang Penyebaran Hadis
Umar: Cukuplah Alqur'an
Sahih Enam Perawi Sunni yang Dianggap Pembohong
Seratus Orang Perawi Syiah
Kelemahan di kalangan Sahabat Sendiri 


MAZHAB SYIAH DAN PENULISAN HADIS 


Syiah dan Sunnah
Memandang Hadis Kaum Ghulat
Kesimpulan 



TAHRIF ALQUR'AN 


Kesimpulan


A. Ahlussunnah
Ahlussunnah dan Tahrif Alqur'an
1. Perbedaan Mushaf Para Sahabat
Mushaf Ibnu Abbas
Mushaf Ibnu Zubair
Mushaf Abdullah bin Amr bin Ash
Mushaf Aisyah
Mushaf Hafsah
Mushaf Ummu Salamah
2. Perbedaan Mushaf Para Tabi'in
3. Tahrif dalam kitab-kitab Sahih dan Lain-lain


1. Ada Surah Al-Lail?
2. Ada Ayat Qunut? 
3. Ada Ayat Rajam'?
4. Surah Qul audzu bi Rabbi’n-Nas (Surah An-Nas) dan Qul audzu bi Rabbil Falaq (Surah Al-Falaq) (Menurut Ibnu Mas'ud Tidak Termasuk Alqur'an)
5.70 Ayat dari Surah Al-Ahzab Hilang? (Menurut Hudzaifah)
6. 127 Ayat Surah Al-Ahzab Hilang? (Menurut Aisyah ra.)
7. 195 Ayat Surah Al-Ahzab Hilang?
8. Bagaimana Bunyi Surah Rajam yang Hilang Itu? (Menurut 'Ubay bin Kaab)
9. Umar Menemukan Ayat Alqur'an (Tapi ditolak 'Ubay bin Kaab)
10. Al-Laitsi Menyaksikan Hilangnya Sebuah Ayat
11. Ada Surah Seperti Surah Baraah (At-Taubah) yang Hilang?
12. Surah Al-Baraah (At-Taubah) yang Ada Tinggal Seperempat?
13. Ayat ‘Wa Andzir' Ada Tambahan Kata?
14. Ada Ayat ‘Firasy' (Tempat Tidur) dan Ayat Ar-Raghbah (Hasrat)
15. Banyak Ayat Alqur'an Hilang pada Perang Yamamah
16. Ada Ayat ‘Pemabuk Dicambuk 80 Kali?
17. Alqur'an Mengandung 1.027.000 Kata? (Munurut Umar bin Khaththab)
18. Banyak Ayat Alqur'an yang Hilang? (Menurut Ibnu Umar)
19. Ayat Radhaah yang Hilang? (Menurut Aisyah)
20. Awal Surah Al-Baraah Hilang Bersama ‘Basmalah'
21. Ayat Ali adalah Maula Kaum Mukminin
22. Ayat Rajam' Sudah Dimakan Kambing? (Menurut Riwayat Aisyah) 87
23. Dua Ayat yang Tidak Ada dalam Mushaf
24. Ada Ayat Jihad?
25. Ayat Al-Hafd dan Al-Khalq' Dibuang?


B. Syiah
Syiah dan Tahrif Alqur'an
Sumber Riwayat Tahrif di kalangan Syiah
I. Contoh Beberapa Perawi Syiah yang Lemah 

1. Abi Al-Jarud Ziyad bin Al-Mundzir as-Sarhub
2. Ahmad bin Muhammad as-Sayyari
3. Yunus bin Zhabyan
4. Mankhal bin Jamil Al-Kufi 
5. Muhammad bin Hasan bin Jumhur



II. Kitab-kitab Tafsir Syiah 

1. Al-Kafi
2. Tafsir Al-Qummi 



III. Penolakan Tahrif oleh Ulama Syiah 
Syaikh Abu Zuhrah
Ayatullah Sayyid Burujerdi
Allamah Syahsyahani 
Imam Khomeini


IV. Perbedaan Qiraat Penutup 



PERSIS DAN AL-IRSYAD 


1. PERSIS 
Fatwa PERSIS yang Menghalalkan Darah
Makna Khusus Ahlussunnah wal Jamaah Halal Darah Orang Syiah
2. Al-Irsyad 
LPPI dan Al-Irsyad' Pelaksana Seminar Istiqlal Mengafirkan Tanpa Hujah 


KAFIR MENGAFIRKAN DI ANTARA IMAM AHLUSSUNNAH 


Pengafiran Antara Ulama Sunni
'Pengafiran' Imam Abu Hanifah 
Abu Hanifah Musyrik
Abu Hanifah Menyesatkan,
Dhall Abu Hanifah Murtad
Boleh Hubungan Seks dengan Siapa Saja Asal Bayar
Abu Hanifah Lebih Buruk dari Iblis
Abu Hanifah Lebih Buruk dari Dajjal
Pendapat Abu Hanifah Lebih Buruk dari Miras
Mensyukuri Kematian Abu Hanifah
Abu Hanifah Kafir dan Zindik
Boleh Menyewakan Wanita untuk Zina 



IBNU TAIMIYAH DAN SYIAH 

Ibnu Taimiyah Mengafirkan Syiah? 

1. Alqur'an Punya Sisi Lahir dan Batin
2. Ibnu Taimiyah: Allah Berbentuk Orang: Tajsim dan Tasybih
3. Kursi Allah, Pas untuk Allah Saja
4. Sepertiga Akhir Malam Kursi Allah Kosong
5. Tafsir Lahir dan Batin 
6. Syiah dan Sifat Tuhan Ibnu Bathuthah: Ada yang Tidak Beres pada Akalnya
Waliyuddin 'Iraqi: “Ilmunya Lebih Besar dari Akalnya."
K.H. Siradjuddin Abbas: “Dia Pembuat Bid'ah." Ibnu Taimiyah dan
K.H. Siradjuddin Abbas Definisi' Ahlussunnah wal Jamaah oleh Ahlussunnah wal Jamaah 

1. Pengertian Ahlussunnah wal Jamaah
2. Pengertian Muslim dan Mukmin
3. Kafir
4. Mengafirkan Sesama Muslim
5. Mengejek Keluarga Nabi Bisa Jadi Kafir
6. Kaum Khawarij
7. Wahabi 



KEBIASAAN KUTIP-MENGUTIP 


1. Abdullah bin Saba dan 150 Sahabat Fiktif
2. Ayat Setan 


PENGKHIANAT 


1. Brutus Mengkhianati Yulius Caesar 
2. 'Yudas Iskariot Mengkhianati Yesus' 
3. Pengkhianatan Istri Nabi Nuh dan Istri Nabi Luth 
4. Sebagian Sahabat Rasul yang Munafik Adakah Unsur Kebajikan dalam Kemunafikan? 
Mengapa Orang Jadi Munafik? 
Jahil dan Hilm Menciptakan Musuh Permanen Sekali Lagi, Syiah Pengkhianat'? 
Mu'abbaduddin Muhammad Al-Alqami 

1. Jatuhnya Turkestan, Peristiwa Utrar, Jatuhnya Turkestan, Gerbang Islam
2. Jatuhnya Khurasan Khalifah Abbasiyah An-Nasir Lidinillah dan Mongol
Kaum Hanafi, Syafi'i dan Mongol
Kejatuhan Islam di Spanyol 
Khalifah Baghdad yang Bobrok
Laporan Ibnu Atsir
Laporan Ibnu Katsir
3. Khalifah yang Hedonis
Laporan Ibnu Al-Thiqthaqa 
Budak-budak dan Orang-orang Kebiri
Laporan Sejarawan Khathib Baghdadi
Laporan Yaqut Al-Hamawi
Kekikiran Khalifah Al-Mustashim .
Kekejaman Khalifah Mustashim
Kakbah' dari Mu'tashim
Jatuhnya Baghdad dan Meninggalnya Mu'tashim
Kesimpulan 


RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM SYIAH 


Rukun Iman Imamah Persyaratan Imam Sunnah Perbedaan Imamah Antara Sunnah dan Syiah Rukun Islam Syiah dan Sunnah Contoh Pelanggaran ‘adh-Dharurah fi ad-Din' 

I. Rukun Islam Ada Delapan 
II. Rukun Islam ada lima:
III. Rukun Islam Ada Empat. 
a. Rukun Iman 
b. Rukun Islam
IV. Rukun Islam Ada Tiga.
V. Rukun Islam satu 



“IKUT ABU BAKAR DAN UMAR" 


Debat antara Khalifah Al-Mamun Dengan Para Ulama 
Ali atau Abu Bakar dan Umar?
Kapan Ali Diterima Sebagai Khalifah Lurus Keempat? 



KAWIN MUT'AH 


Hukum Syara Kawin Mutah 

I. Kawin Mut'ah dan Alqur'an
II. Sahabat dan Tabi'in yang Meriwayatkan Mut'ah 

1. 'Imran bin Hushain
2. Jabir bin Abdullah
3. Abdullah bin Mas'ud
4. Abdullah bin Umar
5. Muawiyah bin Abi Sufyan
6. Abu Said Al-Khudri
7. Salmah bin Umayyah bin Khalaf
8. Mabad bin Umayyah
9. Zubair bin' Awwam
10. Khalid bin Muhajir
11. Amr bin Harits
12. Ubay bin Kab
13. Rabi'ah bin Umayyah
14. Samurah bin Jundab
15. Said bin Jubair
16. Thawus al-Yamani
17. Atha 
18. As-Sudi
19. Mujahid 
20. Zafar bin Aws Al-Madani


III. Sudahkah Ayat Mut'ah Dihapus 

1. Syiah, Ayat Mut'ah Belum Dihapus
2. Ahlussunnah Waljama'ah: Mut'ah Sudah Dihapus?
Umar Yang Melarang Mut'ah
Penyaksian Ali bin Abi Thalib
Penyaksian Ibnu Abbas 
Asma Mutah Dengan Zubair bin Awwam
3. Umar Melarang Dua Mutah 
Haji Tamattu' dan Nikah Mut'ah 
Alasan Umar Melarang Mut'ah
4. Ayat Mut'ah Sudah Dihapus Ayat Al-Qur'an? 
Dihapus dengan Ayat 
Ayat Mut'ah Sudah Dihapus Hadis?
Kesimpulan Sachiko Murata Ph.D. 


SAHABAT RASUL 


Pengertian Sahabat
Keadilan Para Sahabat 
Imam Abu Hatim Ar-Razi Ibnu Abdil Barr Ibnu Atsir Ibnu Hajar 
Abi Zar'ah
Urutan Kemuliaan Para Sahabat
Sikap Muslim Terhadap Sahabat
Kritik Terhadap Keadilan Semua Sahabat 
Alqur'an dan Keadilan Para Sahabat
Keridaan Terhadap Sebagian Sahabat 
Celaan Terhadap Sebagian Sahabat
Sahabat Munafik 
Munafik yang Dikenal Allah swt.
Meriwayatkan Tentang Sebagian Sahabat
Mencampur Amal Salih dan Keburukan 
Allah swt. Berfirman Tentang Sebagian Sahabat Nabi
Allah Mengingatkan Sahabat yang Melarikan Diri 
Allah swt. Meriwayatkan Sahabat Fasik
(Sahabat yang berkata dan berlaku tidak benar)
Iman yang Belum Hendak Masuk ke Hati
Sahabat yang Telah Bersumpah Tapi Berdusta
Sahabat yang Mendebat Nabi dan Benci Jihad
Menghindari Jihad dalam Perang Badar
Lebih Suka Kehidupan Dunia dari Akhirat
Sahabat yang Melarikan Diri dari Jihad
Sahabat yang Berdusta
Menuduh Tidak Benar Terhadap Ummul Mukminin Aisyah
Berbalik dari Jihad dan Melanggar Janji Dengan Rasul 
Meninggalkan Rasulullah Berdiri di Mimbar 
Peringatan Akan Sahabat yang Melarikan Diri dari Perang Uhud
Mengharapkan Dunia dan Tidak Menganjurkan Akhirat 
Allah Melindungi Rasul dari Orang Berniat Jahat
Hadis dan Keadilan Para Sahabat 

1. Bukhari
2. Muslim 
Tentang Ummul mukminin Aisyah. 
Sejarah dan Keadilan Sahabat. 






KELUARGA YANG DISUCIKAN 


1. Nas dan Ijtihad
2. Ahlulbait
3. Hadis Kisa
4. Rasulullah saw. Memberi Salam Pada Ahlulbait 



HADIS AL-GHADIR

Umar dan Abu Bakar Beri Selamat Pada Ali 



WAJIB PUNYA IMAM 

Tanpa Imam Mati Dalam Keadaan Jahiliah


DUA BELAS IMAM 

Hadis Ahlussunnah Tentang 12 Imam
'Ulama Sunni Menyusun Dua Belas Imam

indeks 



But Man, proud man, dressed in a little brief authority, most ignorant of what he has most assured, His glassy essence, like an angry ape, plays such fantastic tricks before Heaven, as make the angels weep. 


Manusia, manusia yang angkuh, berselimut dalam pakaian kekusaaan yang singkat, bermasa bodoh akan keyakinannya sendiri, keadaaannya yang dungu, seperti monyet yang marah, memainkan tipuan-tipuan aneh di hadapan Tuhan, sehingga membuat malaikat menangis (William Shakespeare, Measure for Measure, Act. 2, Sc 2, L 117) 


Laporan Republika tentang Seminar itu dengan judul 'Para Ulama Sepakat Sulit Pertemukan Paham Syiah Sunni, sangat rapi dan bagus (Republika, 22 Sept. 97, hlm, 2).


Saya memang sudah menduga, seminar seperti ini akan berlangsung dua atau tiga hari sebelum tanggal 23 September 1997, hari ulang tahun kerajaan Saudi Arabia.


Tapi saya sempat mengira tidak akan berlangsung pada ulang tahun ke-65 ini, sebab Pemerintah Saudi tahun ini baru saja menyatakan perlunya kerukunan beragama. 1 Saya tidak berprasangka buruk, seperti Saudara tuduhkan. (Catalan, hlm 1, 2), karena perbuatan 


Apakah Saudara-saudara ingin mengafirkan negara sahabat, kerajaan Saudi, karena membolehkan sekitar dua ratus ribu (200.000) orang Syiah yang Saudara-saudara kafirkan, memasuki Kakbah setiap tahun untuk ibadah haji? 


Tahukah Saudara-saudara bahwa tahun 1994 kerajaan Saudi telah mendirikan ‘Dewan Syura yang terdiri dan enam puluh (60) orang, enam di antaranya pemeluk Syiah sesuai jumlah penduduk Syiah negeri itu?


Alasan lain yang mengherankan saya, seminar ini diadakan justru tatkala Presiden baru saja menganjurkan dibina kerukunan beragama, menghindari penjelekan atau penyerangan terhadap mazhab lain. 


Kita hidup di negara beradab, bukan di zaman Mu'awiyah.


Apalagi ini berlangsung pada saat muslimin sedunia sedang menghadapi masalah-masalah pelik, seperti kejadian di Bosnia, Chechnya, Azerbaijan, Libanon, Palestina, Afghanistan, Sudan, Irak, Aljazair dan Moro, yang memerlukan bantuan agar perdamaian dapat timbul di sana. 


Alangkah baiknya bila biaya Seminar seperti ini dikeluarkan untuk membantu anak-anak cacat perang Bosnia, Chechnya, Afganistan, dan mereka yang kelaparan di Irak. Selama ini yang berjuang untuk mereka malah bintang film Elizabeth Taylor. Seharusnya kita merasa malu. 


Saudara-saudara memang sudah buruk. Saya tahu adanya surat LPPI bulan Agustus tahun 1996 kepada Jaksa Agung, Menteri Agama dan MUI yang menghimbau pelarangan Syiah tersebut. Oleh karena itu saya menduga, akan ada usaha yang lebih keras antara bulan Agustus sampai menjelang 23 September 1997. 

Tanggal 20 September saya baca di koran mengenai pernyataan pangeran Abdullah dari Kerajaan Saudi di Kuwait akan perlunya kerukunan beragama. Saya berpendapat bahwa Saudara-saudara sedang main api yang harus segera dipadamkan selagi masih kecil. Saudara sendiri sudah mengetahui bahaya itu dengan mengutip sebuah buku «fatwa? PERSIS, yang di bagian lain, menghalalkan darah kaum Syiah. Jangan Saudara menyamakan Ahmadiyah' dan 'Mazhab Ahlulbait' atau 'Mazhab Syiah'. Ahmadiyah percaya adanya Nabi sesudah Rasul. Sedang Syiah yang hadir jauh sebelum Ahlussunnah', sejak awal menolak kenabian sesudah Rasul dengan berpegang ayat Alqur'an dan Sunnah Nabi seperti 'Hadis Manzilah', berupa kata-kata Rasul kepada Ali yang berbunyi: Apakah engkau tidak puas dengan kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa hanya saja tiada Nabi sesudahku? (Al-Bidayah wan-Nihayah, jilid 7, hlm. 339, Dzakhairul 'Ugba, hlm. 63; Al Fushul al-Muhimmah, hlm. 21; Sahih Bukhari, Sahih Muslim, bab "Fadhail Ali”, jilid 3, hlm. 38; dan lain-lain.). Hadis sahih ini seharusnya dimanfaatkan dalam berdialog dengan orang Ahmadiyah. ? Istilah memasuki Kakbalv yang Saudara kritik panjang lebar ( Catatan, hlm. 2, 3), berasal dari ayat Alqur'an yang punya dua arti. Pertama berarti <tanain haram atau tanah suci), dan arti lain adalah bangunan kubus seperti Saudara maksudkan. Bacalah Alqur'an, Al-Maidah (5): 95, dan bacılah buku-buku tafsir: Kakban disini berarti tanah haram, ‘rempat hewan kurban dibawa untuk disembelih dan dagingnya dibagi bagikan untuk fakir miskin' Andaikata Saudara menafsirkannya secara harfiah maka kebolehan di sini tidak mempunyai konotasi hukum. Kebolehan kawin empat bukanlah berarti, tiap muslim jadi murtad kalau tidak kawin empat. Saya tidak I mengatakan memasuki Kakbah termasuk dalam manasik haji. Bertawaf mengelilingi Kakbah tidak juga harus diartikan dilakukan serentak oleh dua juta orang. Kalau malas baca buku tafsir, lihatlah catatan kaki Alqur'an dan Terjemahannya, oleh Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Alqur'an, Depag. Juga catatan kaki 'Bacaan Mulia, terjemahan H.B.Yasin. 


Kita juga sedang sedih inenghadapi musibah moneter dan bencana pengotoran udara, yang membuat kita merasa berdosa kepada negara tetangga


Kita sangat membutuhkan bantuan pikiran dan tenaga semua warga untuk keprihatinan ini. Bukankah Rasul bersabda: 


'Man lam yahtamma bi umuril muslimina fa laisa minhum.' 


Barangsiapa tidak merasa prihatin dan memikirkan masalah-masalah kaum muslimin maka dia bukanlah dari kaum muslimin'' 


Mengapa Menghindari Mujadalah?


Sayang sekali peristiwa itu sendiri lebih merupakan pengadilan 'in absentia terhadap “kaum Syi'i, karena tak seorang pun wakil Syiah yang diundang untuk membela diri.


Sangat disayangkan pula, wartawan tidak mewawancarai kaum cerdik pandai seperti Abdurrahman Wahid, Amien Rais, Nurcholis Madjid atau Jalaluddin Rakhmat untuk turut menilai pernyataan itu. 


Mereka bukanlah Syi'i tetapi mereka membaca. Saya yakin, mereka akan membela Syiah bila dikufurkan (lihat keputusan 6 Seminar), apalagi bila dilarang 


Dalam pernyataannya, peserta Seminar menganjurkan pemerintah, Kejaksaan Agung RI, melarang ajaran Syiah yang dianggap sumber destabilisasi kehidupan bangsa; meminta Menteri Kehakiman menutup sejumlah yayasan pondok pesantren, dan lembaga pendidikan; supaya Kejaksaan Agung bekerja sama dengan MUI dan Balitbang Depag RI untuk meneliti buku-buku Syiah dan melarang peredarannya; meminta pemerintah, Menteri Penerangan RI, agar mewajibkan semua penerbit menyerahkan buku-buku terbitannya untuk disyahkan MUI, merupakan pernyataan yang mendirikan bulu roma. Ini belum pernah terjadi di zaman ini. 


Sebenarnya untuk berdialog dengan kaum Syiah, kita punya ayat Alqur'an: 

'Ud'u ila sabili rabbika bil hikmati wal mau'idhatil hasanah, wajadilhum billati hiya ahsan, 

Ajaklah ke jalan Allah dengan bijak dan nasihat yang baik, dan berdialoglah dengan mereka melalui cara yang lebih baik lagi.3 



Alqur'an, An-Nahl (16), ayat 125. 



Kebiasaan sebagian ulama kita menghindari dialog dan menolak saling mengingatkan antara sesama muslim tidaklah islami. 

Sayang sekali, ayat ini kurang dihargai. Sementara etika berdialog masih sangat primitif. 

Sebagai contoh, buku Saqifah terbitan YAPI. Al-Muslimun, majalah PERSIS, mengupasnya secara berseri. Lalu penulis buku memberi tanggapan. Namun aneh, dari sekian banyak penjelasan penulis, tidak ada satu pun yang dimuat di majalah ini. Jelas ini menunjukkan bahwa majalah ini tidak memberikan hak jawab penulis, bertentangan dengan etika jurnalistik dan etika Islam. 

Tatkala DDII menyebarkan fatwa-fatwa anti Syiah, dan salah satu anggotanya, Prof. Dr. H. M. Rasyidi, yang saya hormati, menulis buku yang menjelek-jelekkan Syiah, YAPI mengkritik 'kebijakan' dewan dan mengajaknya berdialog, 24 September 1984. Tetapi undangan untuk berdialog tersebut tidak dibalas dan penerbitan anti Syiah terus berlanjut. 

Demikian pula dengan MUI. Pernyataan Saudara Hasan Basri di waktu-waktu lalu yang dimuat di koran-koran, menyatakan bahwa Hasan bin Ali bin Abi Thalib tidak punya keturunan dan semua keturunan Husain sudah dibantai di Karbala. 

Pernyataan ini yang hampir selalu diutarakan pada hari ulang tahun Al-Irsyad, samasekali tidak adil dan kurang sopan. Menyerang pribadi-pribadi kaum Alawi sebagai anak-anak haram jadah, sama sekali tidak historis. Toh, beliau tidak pernah mengoreksi kesalahan ini. YAPI mengingatkan bahayanya pernyataan ini, karena dapat menghancurkan sejarah Islam. 

Bila Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib dianggap tidak ada dalam sejarah, akan fiktif pulalah teman-temannya seperti Az-Zuhri dan Said bin Musayyib. Padahal, kedua tokoh ini merupakan sumber banyak hadis Sunni. Disamping itu semua kitab-kitab hadis Sahih dan sejarah Islam yang memuat nama anak cucu Hasan dan Husain harus dibuang ke tempat sampah. 

YAPI juga pernah menanyakan sumber pernyataannya. Surat itu tidak pernah dijawab. 

Saya bersyukur, kaum Alawi di Indonesia punya toleransi yang demikian tinggi, sehingga tidak menuntut mereka ke pengadilan karena penghinaan yang luar biasa ini. 


Pengurus YAPI heran, mengapa PERSIS dan Al-Irsyad yang memiliki murid-murid yang pintar menentang 'the right to be let alone', hak untuk tidak diganggu. Mengapa tidak mentolerir perbedaan, sebaliknya punya kecenderungan untuk menyerang pribadi orang lain, anti HAM dan tidak berani berdialog? Apakah lantaran kedua organisasi Islam itu didirikan oleh seorang India dan Arab yang 'berdarah panas' sehingga pengikutnya cenderung menghakimi penganut mazhab lain dan ingin memonopoli kebenaran? 

Sebagian ulama punya kebiasaan buruk dengan suka menuduh pembela Syiah sebagai penganut mazhab Syiah. Mereka lalu menyerang pribadi, bukan buah pikirannya. 


Fatwa Berbahaya 



Seminar seperti ini sangat berbahaya karena sebagaimana biasa, fatwa pengufuran Syiah akan disusul fatwa yang menghalalkan darah kaum Syi'i. 

Dan mengarah pada 'ethnic cleansing, pembersihan etnis, seperti yang terjadi di zaman Muawiyah dan masa-masa sesudahnya. 

Saya juga heran tatkala melihat istilah Ahlussunnah wal Jamaah. Apakah PERSIS, yang mengharamkan semua mazhab kecuali mazhabnya, dan Al-Irsyad, yang Wahabi itu, juga termasuk Ahlussunnah wal Jamaah? 

Lalu kaum NU, nahdhiyin, bermazhab apa? Apakah K.H. Irfan Zidny MA dan K.H. Moh. Dawam Anwar. merupakan wakil resmi NU? Kenapa Saudara berdua membiarkan definisi Ahlussunah wal Jamaah dimanipulasi’ orang? 

Seharusnya Saudara-saudara sudah tahu bahwa kaum Wahabi menolak tawassul, ziarah kubur, qunut, talqin, tahlil, istighatsah dan lain-lain, yang menjadi akidah Ahlussunah wal Jamaah. Tahukah Saudara-saudara, kalau tidak ada kaum Nahdhiyin yang didukung HOS Cokroaminoto dan H.Agus Salim, maka kuburan Rasul sudah dibongkar? Tahukah Saudara bahwa tempat kelahiran Rasul dijadikan kandang unta dan sekarang dijadikan pasar malam? 

Tahukah Saudara-saudara berapa banyak tempat-tempat bersejarah Islam yang dimusnahkan kaum Wahabi? 

Tahukah Saudara-saudara apa motif pengafiran terhadap Ustadz Husain Alhabsyi dari pesantren YAPI Bangil? Bukankah ini disebabkan Ustadz Husain menulis buku Lahirnya Mazhab yang Mengharamkan Mazhab-mazhab untuk menjawab fatwa Hasan Bandung, pendiri PERSIS, yang mengharamkan taklid? Kalau tidak dicegah M.Natsir, anggota PERSIS yang saya hormati, akan terjadi perdebatan hebat antara Ustadz Husain yang istiqamah dengan Hasan Bandung yang akan membuahkan hasil yang lebih jelas, yang membela pengikut Mazhab Syafi'i dan mazhab ahlussunah lain yang tentu saja melegakan Ahlussunnah wal Jamaah, termasuk kaum Nahdhiyyin? Tahukah Saudara, bahwa tatkala fitnah dijatuhkan pada ustadz Husain, K.H. Abdurrahman Wahid menangis? 

Tahukah Saudara-saudara bahwa orang-orang seperti Saudara saudaralah yang telah menyebabkan para pengikut keempat mazhab saling mengafirkan sejak awal mazhab-mazhab itu lahir? Tahukan Saudara saudara bahwa sejarawan muslim yang paling terkenal, Thabari, telah dituduh kafir oleh orang-orang seperti Saudara-saudara? Karena ia dituduh Syiah? Dan oleh karena itu terpaksa dikuburkan dalam rumahnya pada malam hari? 

Karena saya tidak yakin saudara berdua mewakili NU, maka kata Ahlusunnah atau Sunni dalam tulisan ini harus dibaca kaum Khawarij atau kaum Wahabi. 

Dan apakah Saudara Drs. Nabhan Husein mewakili 'Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia? Lalu apa pekerjaan Dewan Dakwah sekarang? Apakah Saudara beranggapan Dewan Dakwah tidak konsisten lagi pada tugas dakwah yang menjadi tugas pokoknya? Dan saudara memilih untuk berkeliaran membuat fitnah yang mengatasnamakan Dewan ini? Dan mendesak Dewan agar memerangi sesama Muslim, menyebar kebencian justru di saat-saat menghadapi sidang MPR? 

Bukankah Menteri Agama berkali-kali mengingatkan kita agar membuka diri? 

Apakah mingguan ‘Panji Masyarakat ingin menjadikan dirinya alat propaganda kaum Wahabi semata dan menyakiti golongan lain? Apakah Saudara-saudara ingin mengaburkan pemikiran orang besar seperti Buya Hamka, perintis Panji Masyarakat, yang berkata tentang perbedaan Syiah dan Sunnah: Dalam beberapa ranting yang mengenai kepercayaan, terdapat perbedaan sedikit-sedikit?4 

Kebencian, hate, adalah alat pemersatu. Orang mudah dipersatukan dan dikerahkan untuk menghancurkan apa saja. Sedangkan cinta kasih punya faktor cemburu, dan orang tidak mau mencari teman untuk mencintai. 

Maka menyebarkan kebencian jelas bertentangan dengan demokrasi, * Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar, I, Panyi Masyarakat, 1983, hlm. 161. 


Pancasila serta UUD 1945. 

Saya tidak percaya bahwa Drs. Nabhan Husein mewakili DDII karena saya tahu DDII sekarang dipimpin orang-orang muda yang berpikiran maju. 

Saya teringat pengalaman saya dengan seorang tokoh DDII. Sejak tahun tujuh puluhan saya bekerja di Puskesmas terpencil di Lampung. Selama itu Muhammad Natsir sering menyurati saya untuk membicarakan beberapa masalah. Saya mencintainya dan dia mencintai saya. Saudara Amien Rais dan Endang Saifuddin menyurati saya untuk membuat artikel pada hari ulang tahun M. Natsir yang ke tujuh puluh. Sayang saya terlalu sibuk di klinik masa itu. 

Saya menghormati Pak Natsir dan menyesal tidak dapat menghadiri pemakamannya. Orang boleh berbeda mazhab, tetapi tidak boleh memutuskan silaturahmi. 

Karena saya tidak yakin Nabhan Husein sebagai wakil resmi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, maka kata Ahlusunnah atau Sunni dalam tulisan ini, sekali lagi, harus dibaca kaum Khawarij atau kaum Wahabi dan saya tidak menganggapnya mewakili DDII apalagi umat Islam, sampai ada bantahan dari DDII. 

Meskipun saya berasal dan tetap dari keluarga besar NU tetapi sejak tahun 1952 saya aktif di Muhammadiyah sampai tahun tujuh puluhan, karena harus bertugas di Puskesmas, di pelosok. 

Terakhir, sebelum ke Puskesmas di Lampung, saya aktif di organisasi Muhammadiyah Jawa Barat dan seringkali menjadi pembawa makalah di seminar-seminar Muhammadiyah. Kadang-kadang bersama Ir. Muhammadi, saya tidak tahu dimana beliau sekarang. Prof. Dr. Rudy Syarief serta saudara-saudara lain. Tahun 1952, saya mendirikan dan menjadi direktur SMP Muhammadiyah di Wawonasa, Manado. Saya berdakwah, tetapi tidak pernah memikirkan untuk berkonfrontasi dengan sesama Muslim. 

Alhamdulillah, Muhammadiyah tidak mengirim wakilnya dalam seminar yang memalukan itu. 

Tahun 1961 saya dan teman-teman membentuk YAPIS di Surabaya. Saya mengusulkan, yang didukung Hadi A. Hadi, seorang pejuang dan memiliki beberapa bintang penghargaan, agar mengikutsertakan beberapa teman sebagai pengurus YAPI. Kawan-kawan tersebut antara lain Dr. Muhammad Suherman dan Dr. Masduki Sulaiman dari Muhammadiyah, Saad Nabhan dari Al-Irsyad, Ustadz Husain Al-Habsyi dari Al-Khairiyah dan beberapa teman lain.



* Yayasan Penyiaran Islam (YAPI), Islamic Propagation Foundation (IPF) dan bukan Yayasan Pesantren Islam. 


Alhamdulillah kita bekerja dengan sangat baik. 


Saya juga aktif dalam PERSIS, atas ajakan almarhum H. Isa Anshari dan putra beliau Endang Saifuddin almarhum, yang sangat saya cintai. Mudah-mudahan Allah merahmati mereka berdua. 


Saya heran mengapa PERSIS tidak pernah maju-maju dari dulu sampai sekarang. 


Kalau dari sepuluh masalah, kita berbeda dalam tiga poin, mengapa kita tidak berjalan bersama-sama di atas tujuh poin? 


Berdakwah harus dilakukan dengan cinta kasih, dengan bijak, bukan dengan berpikir sektarian, mau benar sendiri dan menyebarkan kebencian. Apakah Saudara-saudara baru hendak belajar berdakwah? 


Saya pun hendak mengajak bicara Saudara-saudara dari Al-Irsyad. Kita semua tahu Saudara-saudara memulai pembaharuan dengan taqbil atau cium tangan dan kafaah. 


Saudara-saudara dianggap pembaharu. Bersyukurlah, dan tidak perlu mengungkit-ungkit riwayat organisasi Al-Irsyad yang 'berdarah. Saudara saudara adalah para pemuda yang sudah maju. Mengapa pula harus mempertahankan organisasi sektarian ini sedang zaman sudah berubah, zaman internet, tatkala orang sedang membicarakan kerukunan beragama dan menghindari pikiran-pikiran kepentingan kelompok, ashabiyah, tribalismee, termasuk keturunan Arab di Indonesia?


Sekarang bukan zamannya lagi berbicara taqbil dan kafaah atau membicarakan bahwa keluarga Hasan tidak punya keturunan dan keluarga Husain semuanya sudah dibunuh di Karbala serta hasutan-hasutan yang mendirikan bulu roma. 


Indonesia berpenduduk orang-orang toleran. Sudah waktunya Saudara-saudara meninggalkan darah Arab yang panas. Dan meninggalkan kesetiaan ganda seperti kaum zionis. Mengapa tidak bergabung saja dengan Muhammadiyah, misalnya? 


Kalau Saudara-saudara menolak cium tangan, betul orang Syiah mencium tangan ulama-ulamanya yang saleh dan berilmu, yang mengajak umatnya mendekati Allah swt.. Mengenai kafaah, apa masalahnya? 


Kenapa kaum Syiah dianggap melakukan penyimpangan dan perusakan akidah Ahlussunnah? Mengapa Syiah dianggap meresahkan masyarakat dan sumber destabilisasi kehidupan bangsa dan negara Indonesia? Apa yang mereka lakukan? 

Bila Saudara-saudara menanyai mahasiswa dan para pemikir Islam, mengapa membaca buku-buku Syiah, mereka akan mengatakan bahwa kehadiran buku-buku Syiah justru membangkitkan gairah mempelajari Islam, 

Orang-orang yang anti Syiah sekalipun punya kesempatan mempelajari agama lebih dalam untuk menyerang Syiah secara deskriptif dan tentu saja bukan normatif. Mereka tidak akan meminta pemerintah untuk melarang Syiah, suatu sifat buruk dari orang-orang yang tidak mau membaca, yang amat memprihatinkan. 

Dapatkah kita menyodorkan tulisan-tulisan tokoh PERSIS dan Al Irsyad, misalnya, yang setingkat Ali Syariati atau Muthahhari? 

Apa yang akan terjadi, misalnya, bila buku sejenis ‘Haji' karya Ali Syariati ditarik dari peredaran? Yang akan marah malah justru tokoh-tokoh Sunni. 



Keluarkan Fatwa 

Sebenarnya persoalannya sederhana. Keluarkan dulu fatwa oleh ulama yang mewakili umat Islam bahwa Syiah itu kufur atau tersesat dan menyesatkan. 

Saya ingin bertanya, dapatkah pengikut Seminar atau MUI mengeluarkan fatwa yang mengufurkan Syiah? 

Keluarkan dulu fatwa dan marilah kita sebarkan fatwa ini ke masyarakat luas. 

Tetapi bagaimana mungkin Saudara dapat mengeluarkan fatwa seperti itu, sedang Saudara-saudara sendiri sama sekali tidak memahami dan tidak berusaha untuk memahami Syiah, sebagaimana dapat disimpulkan dari pemberitaan televisi dan koran. 

Memahami Syiah dengan membaca buku-buku mereka memang memerlukan keberanian. Sayang Saudara-saudara tidak memilikinya. Kalau mengenal Syiah saja tidak, maka menjelek-jelekkan mazhab lain, sekali lagi, jelas tidak islami. 


Bukankah ukhuwah Islamiyah wajib hukumnya? 

Kesulitan terletak pada alasan pengufuran tersebut. Sudah sejak zaman Rasul sampai para sahabat, sejak kehadiran Syiah, belum pernah ada fatwa seperti itu. 

Pemerintah kita tidak membutuhkan dukungan ulama secara membabi buta, yang menjerumuskan, melainkan ulama yang intelektual, sopan dan mengenal tata krama serta memberikan peringatan bila menganggap pemimpin berbuat salah, karena Allah swt. berfirman dalam Alqur'an: 

'Wa dzakkirfa inna dzikrd tanfaul mukminin." 

Dan berilah peringatan. Sungguh, peringatan itu memberi manfaat kepada orang yang beriman.' 

Kita harus menolak pikiran orang asing seperti Robert Lacey, penulis The Kingdom (Fontana, 1982) yang melukiskan perbedaan Sunnah dan Syiah, yaitu bahwa Sunnah lahir dari kalangan penguasa, dari ulama yang mendukung dan membuat fatwa untuk legitimasi kekuasaan. 

Kita juga harus menolak anggapan tokoh Islam seperti Fazlur Rahman bahwa kebanyakan ulama Sunni jadi pendukung setiap pemimpin. Fazlur Rahman mengatakan dalam bukunya Membuka Pintu Ijtihad: “Orang orang Sunni hampir selalu menjadi pendukung setiap pemimpin negara.", 

Bukankah fatwa ulama Kufah atas bayaran gubernur Mughirah bin Syu'bah, yang juga seorang sahabat, untuk membenarkan pengangkatan Yazid bin Muawiyah sebagai khalifah adalah aib yang telah menimbulkan malapetaka? Lupakah kita betapa dahsyat akibat fatwa tersebut? Apakah yang dilakukan Yazid tahun 61 H. di Karbala? la membunuh Husain cucu Nabi bersama keluarga dan sahabatnya yang berjumlah tujuh puluh dua orang, memenggal kepala, menginjak-injaknya dengan kaki-kaki kuda serta mengarak mereka dari kota ke kota? 

Atau penggerayangan kota Madinah tahun 63 H.? Para sejarawan mengatakan sekitar 20.000 orang dibunuh, termasuk masing-masing 700 orang Anshar dan Muhajirin. Dan tatkala ia membiarkan pasukannya berpesta pora selama tiga hari, memperkosa para wanita dan menghamili sekitar seribu gadis, sehingga untuk menjawab pinangan wanita Madinah, orang tua anak-anak gadis itu mengatakan bahwa mereka tidak menjamm  bahwa anak gadis mereka masih perawan? 

* Alqur'an, Adz-Dzariyat(51):55 ? Fazlur Rahman, Membuka Pintu Ijtihad, terjemahan Anas Mahyuddin, Pustaka, Bandung, 1984 him. 137. 



Ia juga menghancurkan Kakbah dengan katapel. Sekali lagi, baca dan bacalah. 

Sebagai ulama Saudara-saudara tidak boleh malas. 

Sungguh sukar dipahami mengapa kaum Wahabi menulis buku Yazid Amirul-Mukminin atau Yazid, Pemimpin Kaum Mukminin, dan mengharuskan para siswa membacanya. 

Apakah Kerajaan Saudi Kufur? 

Jangan Saudara-saudara mengira bahwa negara sahabat kita Saudi Arabia sebagai negara orang kafir karena membiarkan sekitar dua ratus ribu (200.000) orang Syiah yang saudara anggap kafir, memasuki Kakbah untuk berhaji. Atau membiarkan orang Syiah hidup di negerinya? Dan jumlah orang Syiah di Saudi bukan satu dua orang, tapi paling sedikit terdiri dari enam persen (6%) penduduknya? Bukankah Rasul dalam wasiat terakhirnya, seperti dimuat dalam hadis-hadis sahih, tidak membolehkan orang kafir berada di Jazirah Arab? 

Tahun 1994 pemerintah Kerajaan Saudi menyusun Dewan Syura, yang terdiri dari enam puluh (60) anggota, termasuk enam (6) orang wakil dari Syiah 

H. Abubakar Aceh dan H. Abdullah bin Nuh 

Selain pendapat Buya Hamka yang telah disebutkan, H.Abubakar Aceh dalam bukunya Syiah, Rasionalisme dalam Islam membenarkan pendapat banyak ulama bahwa mazhab Syafi'i yang kita anut lebih dekat kepada mazhab Syiah daripada mazhab Hanafi. 

Demikian pula H. Abdullah bin Nuh, seorang ulama besar yang banyak mempelajari Syiah. Penulis ini bukan saja sangat menghormati mazhab Syiah, tetapi malah berpendapat bahwa penyebar Islam di Indonesia, kebanyakan, adalah orang Syiah dan banyak orang Iran tinggal di kota-kota Indonesia. Beliau adalah satu dari beberapa orang yang mengenal Syiah. Mudah-mudahan Allah swt. merahmatinya. 

Setahu saya, pembela Syiah belum tentu menganut paham Syiah. Mereka membela karena banyak membaca sejarah, punya rasa keadilan serta tidak menyetujui pengafiran lebih dari dua ratus juta kaum Syiah secara serampangan. 

8 H. Abubakar Aceh, Syiah, Rasionalisme Dalam Islam, Kata Pendahaluan, Cerakan II, Ramadhani, Semarang. 

Anak-anak muda justru membaca buku untuk mengetahui apakah benar fatwa MUI atau fatwa-fatwa seperti ini. Jangan menganggap mahasiswa atau anak muda kita bodoh. Fatwa serupa inilah justru yang mendorong mahasiswa dan pemuda kita mempelajari sejarah dan melebihi literatur Saudara-saudara. 


Syiah Punya Rukun Islam Seperti Kita 



Kaum Syiah punya rukun Islam seperti kaum Sunnah, membaca syahadat bahwa Allah itu Esa, ahad, tidak ada tuhan selain Dia, dan Muhammad saw. adalah Rasul terakhir. Mereka juga mendirikan salat menghadap ke Baitullah lima kali sehari, mengeluarkan zakat, puasa wajib di bulan ramadhan dan berhaji bagi yang mampu. 



juga mereka punya rukun iman seperti kita. Mereka percaya pada Allah yang Esa, para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah untuk nabi-nabi-Nya yang mulia, percaya akan Rasul-rasul-Nya, hari kemudian dan takdir Allah. 

Sunnah dan Syiah Berbeda Sikap Terhadap Sahabat 


Mengenai sikap terhadap sahabat, kaum Syiah berpegang pada Alqur'an dan Sunnah serta catatan sejarah. Bahwa di antara para sahabat ada juga yang lalim, seperti si munafik Abdullah bin Ubay dengan kelompoknya yang berjumlah 300 orang yang melakukan disersi sebelum perang uhud. 

Atau Muawiyah dan para jenderalnya yang melakukan pembersihan etnis dengan membunuh kaum Syiah secara berdarah dingin, shabran, menyembelih bayi-bayi Syiah, memperbudak para muslimah dan membakar kebun dan manusia hidup-hidup, mengarak kepala dari kota ke kota, minum arak, berzina dan sengaja merencanakan dan membuat hadis hadis palsu yang bertentangan dengan hukum Syar'i. Mengapa Saudara tidak membaca sejarah dan hadis-hadis kita sendiri? 

Bila Saudara-saudara menganggap cerita-cerita yang membuka ‘aib' para sahabat sebagai kufur, maka tidak akan ada lagi ahli sejarah dan ahli hadis yang tidak kafir. 

Syiah menolak hadis yang diriwayatkan para sahabat lalim. Mereka heran mengapa pula kaum Sunnah keberatan bila mereka meriwayatkan ? Lihat buku-buku sejarah Islam, seperti Riwayat Hidup Rasulullah saw karangan Abul Hasan Ali Al-Hasany an-Nadwy, terjemahan Bey Arifin dan Yunus Ali Muhdhar, hlm. 213 atau Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah jilid 2, hlm.63 hadis-hadis dari Ahlulbait Rasulullah sebab ayat-ayat Alqur'an turun kepada Rasulullah yang tinggal serumah dan mengajari mereka, anak cucunya. 

Mengapa mereka harus mencari hadis-hadis Abu Hurairah misalnya, yang meriwayatkan bahwa Allah swt. menciptakan Adam seperti wajah Allah yang panjangnya 60 hasta (sittuna dzira), sedang Alqur'an mengatakan bahwa tiada sesuatu pun yang menyerupai-Nya, laisa kamitslihi syai'un, atau Nabi Musa lari telanjang bulat karena bajunya dibawa lari oleh batu, atau tentang sapi yang berbahasa Arab, atau hadis yang menyatakan kalau lalat masuk ke dalam kuah, seluruh lalat harus dimasukkan ke dalamnya sehingga menimbulkan perang' lalat di koran-koran Mesir karena dokter dokter muda menolak hadis yang 'berbahaya tersebut? Dan Allah yang turun ke langit dunia, sepetiga akhir malam, sehingga Allah tidak punya kesempatan untuk kembali karena kesiangan? 

Mengapa mereka harus berpegang pada Abu Hurairah yang oleh sahabat-sahabat besar seperti ummul-mukminin Aisyah ra. dan Umar bin Khaththab ra. serta ulama-ulama besar seperi Ibnu Qutaibah menganggapnya sebagai pembohong? Bukankah Ibnu Qutaibah disebut sejarawan sebagai nasibi atau pembenci Ahlulbait dan bukan Syiah? Baca sejarah dan hadis-hadis Sahih Bukhari Muslim! Haruslah diakui bahwa pandangam Syiah ini berbeda dengan kaum Sunni yang menganggap semua. 

Sahabat itu adil, dan bila mereka membunuh atau memerangi sesama muslim, mereka akan tetap mendapat pahala. Bila tindakan mereka salah mereka akan mendapat satu pahala dan kalau benar dua pahala. 

Malah ada ulama 'Sunni', seperti Ibnu Katsir, Ibnu Hazm dan Ibnu Taymiyah menganggap Abdurrahman bin Muljam yang membacok Imam Ali bin Abi Thalib yang sedang salat shubuh, sebagai mujtahid. Abdurrahman bin Muljam dapat pahala. Demikian juga pembantai Husain dan keluarganya di Karbala. Pembunuh-pembunuh cucu Rasulullah ini dianggap dapat pahala, satu bila salah, dua bila benar. 


Suatu hari, rumah saya kedatangan tiga orang Afghanistan. Saya tanyakan, mengapa kaum muslimin di Afghanistan saling berperang? Mereka menjawab bahwa mereka berperang karena berijtihad seperti ummul-mukminin Aisyah yang memerangi Imam Ali dalam Perang Jamal. Kalau benar dapat dua pahala dan kalau salah dapat satu. Dan saya dengar, koran-koran Jakarta pun telah memuat keyakinan mereka ini. 


Kaum Thaliban di Afghanistan, yang punya pendapat seperti ini, yang mengurung dan tidak membolehkan wanita bekerja atau sekolah bukanlah Syiah, tapi kaum Wahabi. 


Sebaliknya kaum Syiah juga berpendapat bahwa banyak pula sahabat yang mulia, yang harus diteladani kaum muslimin. 


Alqur'an menyebut bahwa di antara para sahabat ada yang munafik.io


Banyak sekali hadis-hadis seperti hadis al-Haudh, di antaranya tercatat dalam Sahih Bukhari dan Muslim. Mereka membenarkan ayat Alqur'an tersebut dan menceritakan adanya sekelompak sahabat digiring ke neraka dan tatkala ditanya Rasul, ada suara yang menjawab “Engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan sesudahmu”. Ahli-ahli sejarah kita dengan gamblang menggambarkan ulah beberapa sahabat tersebut.


Apakah pandangan Syiah tersebut kufur atau 'sesat? Apakah mereka harus dikafirkan karena berkeyakinan seperti itu? Kita boleh menyesali perbedaan itu, tetapi perbedaan ini menyangkut masalah cabang agama dan bukan pokok, bukan ushuluddin. 



Imam Maksum 



Mengapa Saudara-saudara keberatan bila seorang muslim yang salih, yang tidak mencuri, berzina, membunuh orang yang tidak berdosa, yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya disebut terjaga dan dosa? Apakah Saudara-saudara menganut paham dosa warisan atau 'original sin? 

Apalagi Allah telah berfirman dalam Alqur'an : 

Innama yuridu 'llahu li yudzhiba 'ankumu'r-rijza ahlal baiti, wa yuthahhirakum tathhiran'. 

Allah hanya hendak membersihkan (segala) kenistaan daripadamu ahlul-bait Rasulullah dan menyucikan kamu sesuci-sucinya." 

Yang dimaksud Alqur'an, adalah Ali, Fatimah, Hasan dan Husain di samping Rasulullah. 


Semua Sahabat Adil? 



Ahlussunah pun percaya bahwa semua sahabat adalah adil, dan semua tindakan mereka adalah ijtihad. Dan tindakan mereka mendapat pahala termasuk di antaranya sahabat yang melaksanakan pembunuhan berdarah dingin, pezina, pemabuk, pembohong, membakar orang hidup-hidup atau memerangi imam zamannya dan perbuatan-perbuatan lain yang tidak 1:? Akan dibicarakan di bagian lain buku ini. " Alqur'an, Surat Al-Ahzab (33):33. terlukiskan dengan kata-kata.


Ada juga kisah Khalid bin Walid yang memenggal kepala Malik bin Nuwairah dan memperkosa istri Malik yang cantik malam itu juga. Ia menggunakan kepala Malik bin Nuwairah sebagai tungku, sebagai batu tempat tumpuan periuk. 


Ini bukan tuduhan kaum Syiah, tapi catatan sejarawan Sunni. Umar bin Khaththab menyebut Khalid bin Walid sebagai pembunuh dan pezina yang harus dirajam. Abu Bakar menyatakan bahwa Khalid hanya sekedar salah ijtihad, dan menamakannya 'saifullah, atau pedang Allah. Aku tidak akan menyarungkan pedang yang telah dihunus Allah untuk memerangi musuh- musuh-Nya. kata Abu Bakar. Khalid pula yang membakar Bani Salim hidup-hidup di zaman Abu Bakar. Umar mengingatkan Abu Bakar, dengan membawa hadis Rasul bahwa tidak boleh menghukum dengan hukuman yang hanya Allah boleh melakukannya. Dan Abu Bakar mengatakan, seperti diatas: Aku tidak akan menyarungkan pedang yang telah dihunus Allah untuk memerangi musuh-musuh-Nya.


Dan banyak ulah Khalid yang lain, yang oleh Abdurrahman bin Auf dikatakan sebagal perbuatan jahiliah, yaitu tatkala ia membunuh Bani Jazimah secara berdarah dingin.


Baca buku-buku yang berada dalam lemari Saudara-saudara. Sekali lagi, tuduhan ini disampaikan oleh Umar bin Khaththab, Ibnu Umar dan Abu Darda. Kedua sahabat terakhir ini, ikut dalam pasukan Khalid, dan membuat penyaksian.


Peristiwa inilah yang melahirkan adagium di kemudian hari bahwa semua sahabat itu adil dan tiap tindakan mereka merupakan ijtihad dan kalau benar mereka dapat dua pahala, kalau salah satu pahala. 

Pantaslah kalau Muawiyah yang meracuni Hasan, cucu Rasul atau Abdullah bin Zubair yang hendak membakar Ahlulbait di gua Arim atau Yazid yang membantai cucu Rasul Husain dan keluarganya di Karbala, mengatakan bahwa mereka hanya menjalankan 'sunnah' atau contoh para sahabat sebelumnya. 

Umar memecat Khalid bin Walid - yang oleh sejarawan disebut sebagai syaribul khumur, pemabuk dan shahibul fujur, pezina, tatkala Umar menggantikan Abu Bakar di kemudian hari. 



12 Malik bin Nuwairah adalah sahabat pengumpul zakat yang ditunjuk Rasul, dan oleh Rasul dikatakan sebagai ahli surga. 


Apakah orang Syiah harus mengangkat mereka sebagai Imam? Sebab memiliki imam, wajib hukumnya? Bukankah Rasul bersabda: “Barangsiapa tidak mengenal imam zamannya, ia mati dalam keadaan jahiliah??.13 


Dan hadis yang mengatakan bahwa sepeninggal Rasul, ada dua belas imam, yang semuanya dari keturunan Quraisy?.14 Bacalah hadis-hadis Sahih Enam, seperti Bukhari dan Muslim. 


Mengkritik akidah mazhab lain tidak boleh berdasarkan prasangka dan sinisme. Hormatilah akidah mereka. Benarlah nasihat orang, agar jangan melempar rumah orang lain bila rumah Anda terbuat dari kaca. 


Bacalah buku sejarah, bukan asal ngomong. Bukan zamannya lagi berbohong dengan ayat-ayat dan hadis, sebab di tengah umat sekarang terdapat banyak orang-orang pandai.


Mazhab Jafari Jadi Mazhab Resmi Iran.


Mengapa Saudara-saudara keberatan bila pemerintah Iran menetapkan Jafari sebagai mazhab resmi bangsanya?'5 


Mengapa mencampuri urusan negara lain? Orang Iran sendiri tidak pernah keberatan Pancasila dijadikan dasar negara yang kita cintai. Apakah Saudara-saudara ingin agar Iran, yang mayoritas rakyatnya bermazhab Syiah Itsna Asyariyah, mengganti mazhab resminya dengan mazhab Wahabi? Saudara-saudara boleh mengusulkan pada pemerintah Iran agar mengganti mazhab resminya dengan mazhab Wahabi atau mazhab 'PERSIS' atau mazhab Al-Irsyad'. Saya yakin mereka tidak akan marah. 


Kalau Saudara-saudara bermazhab Syafi'i, beranikah Saudara-saudara mengusulkan agar mazhab Kerajaan Saudi Arabia yang Wahabi diganti dengan mazhab Syafi'i agar mereka masuk jadi Ahlussunah wal jama'ah?


Melaknat Sahabat 



Mengenai mereka yang mencela atau melaknat sahabat, saya belum pernah membaca fatwa ulama yang mengafirkan mereka. Misalnya selama 80 tahun dinasti Umayyah, kecuali di zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz yang hanya dua setengah tahun, Muawiyah dan para pejabat serta ulamanya melaknat dan mencaci Ali bin Abi Thalib dan keluarga serta pengikutnya di atas semua mimbar di seluruh dunia Islam termasuk di Makkah dan Madinah, kecuali di Sijistan. Di Sijistan, sebuah kota yang sekarang terletak 13 Akan dibicarakan di bagian lain. 14 Akan dibicarakan di bagian lain. 15 Lihat Pandangan Kritis no. 6. antara Afghanistan dan Iran, hanya sekali dilakukan pelaknatan di atas mimbar. 


Ali dilaknat dan dicaci atas perintah sahabat dan ipar Rasul, Mu'awiyah, serta khalifah-khalifah Bani Umayyah lainnya. Pada masa itu, misalnya, Ali tidak dianggap khalifah yang lurus. Abdullah bin Umar, tidak mau membaiat Ali, malahan membaiat Mu'awiyah, Yazid bin Muawiyah dan gubernur Hajjaj bin Yusuf yang terkenal sebagai penjahat yang membunuh 120 ribu kaum muslimin dan muslimat secara berdarah dingin, shabran. Umar bin Abdul Aziz mengatakan bahwa Hajjaj pasti akan jadi juara dunia bila para penjahat dikumpulkan dan diperlombakan' Ibnu Umar juga mengeluarkan hadis-hadis yang menyingkirkan Ali sebagai salah satu khalifah yang lurus. 


Kita tahu, Muawiyah membunuh para sahabat Hujur bin Adi, Syarik bin Syaddad, Shaifi bin Fasil, asy-Syaibani, Qabisyah bin Dhabi'ah al Abbasi , Mahraz bin Syahhab al-Munqari, Kadam bin Hayyan al-Anzi dan Abdurrahman bin Hassan al-Anzi, hanya karena tidak mau melaknat Ali. 


Abdurrahman al-Anzi dikirim kepada Ziyad bin Abih, dan dikuburkan hidup-hidup di Nathif dekat Kufah, di tepi sungai Efrat. Beranikah pengikut Seminar menganggap Muawiyah dan seluruh pejabat, sahabat Rasul yang mendukungnya, serta para ulama telah kafir karena bukan saja memerintahkan kaum muslimin, termasuk para sahabat agar melaknat Ali, tetapi juga membunuh mereka yang menolak untuk melaknat?


Pada masa itu tidak ada yang berani menamakan anaknya Ali. Sampai sampai pernah seorang ayah melapor kepada penguasa karena merasa terhina oleh istrinya yang memanggilnya Ali. 



Taqiyah 


Mengenai taqiyah. Menjalankan taqiyah adalah suatu permissibility, suatu kebolehan dalam Islam, berdasarkan nas. Seorang muslim yang lemah dan tertindas boleh menyangkal keimanannya bila nyawanya terancam seperti yang dialami Ammar bin Yasir. 


Thabathabai, misalnya membolehkan seorang menyangkal keimanannya dalam keadaan terpaksa, untuk menyelamatkan nyawanya, kehormatan perempuan, atau hartanya yang bila dirampas, ia tidak dapat memberi nafkah kepada anak istrinya.


Di samping kasus Ammar bin Yasir, juga ada seorang anggota keluarga Fir'aun yang menyembunyikan imannya.'



16 Bacalah Allamah Sayyid Muhammad Husain Tabatabari, Syi'a, Qum, 1981. 17 Alqur'an Surat al-Mukinin, ayat 28. 


Barangkali para anggota Seminar punya rumusan lebih baik dari ini. Kalau menyumbangkan pikiran saja tidak, bagaimana para anggota Seminar berani mengatakan bahwa anggota Syiah sukar ditemukan karena bertaqiyah, karena mereka masih lemah. 


Tetapi mengapa menyuruh menutup Yayasan Muththahari (Bandung), Yayasan Al-Muntazhar (Jakarta) Yayasan Al-Jawad (Bandung) Yayasan Mulla Sadra (Bogor) Pesantren YAPI (Bangil), Yayasan Al-Muhibbin (Probolinggo) dan Yayasan Pesantren Al- Hadi (Pekalongan)? Bukankah peserta Seminar, mengenal pimpinan yayasan-yayasan ini sebagai Syiah? Kenapa tidak mengajak mereka bermujadalah seperti dianjurkan Alqur'an? Ini bertentangan dengan pernyataan Seminar sendiri bahwa orang Syiah bertaqiyah karena masih lemah' sehingga sukar ditemui. Saya tidak bisa memahami ulama jenis ini. 


Saya mengusulkan agar Saudara-saudara mengundang pejabat pejabat dan anggota ABRI (TNI sekarang, peny) yang kemarin Saudara saudara undang dan siapa saja. Hadirkan 'pesakitan' di hadapan Saudara saudara. Saudara-saudara akan mendapat perlawanan yang hebat dan tidak main-main karena ulama-ulama muda ini bukanlah ulama 'karbitan' dan bukan juga ulama mainan. 


Ini baru merupakan tontonan menarik. Saudara-saudara akan menyaksikan dialog dan bukan monolog. 


Undanglah mereka, kalau tidak tahu alamat mereka, sampaikanlah undangan itu pada penulis. 

Alqur'an Syiah Berbeda dengan Alqur'an Sunni?


Alqur'an kaum Syi'i dan Sunni sama dan itu-itu juga. Silahkan para anggota Seminar memasuki masjid-masjid dan rumah-rumah kaum Syi'i di Saudi Arabia, Libanon, Iran, Irak, Bahrain atau Azerbaijan dan di mana saja orang Syiah itu berada. Saudara-saudara tidak akan menemukan Alqur'an yang lain. 


Jangan berkata sesuatu by hearsay. Alangkah mudah Saudara menyurati kantor Kedutaan kita di negeri-negeri tersebut dan memohon mereka untuk membelikan untuk Saudara sebuah Alqur'an. Lihatlah isinya, apakah ada perbedaan dengan Alqur'an di rumah Saudara? 


Orang-orang Syiah telah membantah tuduhan-tuduhan yang tidak berguna ini. Saudara Nurcholis Madjid, seingat saya, pernah membantah Saudara-saudara dalam suatu seminar beberapa tahun lalu, seperti dimuat di beberapa koran Ibu Kota. Beliau menunjukkan Alqur'an Syiah' dan mengatakan bahwa kalau pun ada perbedaan, maka perbedaan itu hanyalah karena Alqur'an Syiah' rata-rata lebih indah dari Alqur'an kita. Ini karena orang-orang Syiah berpendapat bahwa Kitabullah seharusnya dicetak lebih indah dari semua buku lain. 


Jangan membicarakan Syi'i yang fanatik, "kaum ghulat, karena pengecualian tidak dapat mewakili golongan terbanyak. Annadir la yu'tabar. 


Saya anjurkan Saudara-saudara para ulama membaca buku-buku mengenai tahrif Alqur'an yang banyak jumlahnya. 


Orang Syiah menganggap bahwa siapa saja yang meyakini Alqur'an kita telah berubah, maka ia telah meragukan kekuasaan Allah swt. dan tidak akan mendapat perlindungan dari-Nya karena Allah swt. telah berfiman: 'Sesungguhnya, Kamilah yang menurunkan Alqur'an dan Kamilah yang menjaganya.


Imam Khomeini telah dituduh sebagai mengakui adanya tahrif atau perubahan di dalam Alqur'an dalam bukunya Hukumah Islamiyah. 

Seorang teman telah mengumpulkan seratus juta rupiah (100 juta rupiah) bila Saudara-saudara dapat menunjukkan adanya pernyataan tahrif Alqur'an dalam buku tersebut.


Saudara Professor K.H. Irfan Zidny MA sebenarnya tidak hendak mencoba mematikan harga diri lawan berdebat Anda dengan menonjolkan serba gelar yang Anda miliki atau umur Anda yang tua, atau mengejek lawan bicara Anda karena tidak bisa berbahasa Arab atau melecehkan tokoh yang dihormati lawan bicara Anda. 


Saya bukan tidak percaya bahwa Anda adalah teman kuliah Imam Khomeini atau Anda lebih pandai dari gurunya Imam Khomeini, dan mungkin Anda telah bergelar ayatullah, tetapi setahu saya Sayyid Khomeini tidak belajar di Irak. 


Mungkin saja Anda lebih besar dari gurunya Imam Khomeini tetapi jangan Anda yang mengatakannya. Biarlah orang lain yang menilai. Karena argumentasi seperti ini disebut argumentasi negatif. Memuji diri atau mazhab sendiri dengan menyerang mazhab lain, bukan dengan menyuguhkan mazhab sendiri secara bagus dan memikat. Orang tidak perlu belajar di Irak belasan tahun untuk disebut ulama yang pandai dan mukhlis. Orang menilai mutu pembicaraan Anda dan bukan riwayat hidup Anda yang ingin membungkam lawan bicara Anda. 18 Alqur'an, Al-Hijr (15) ayat 9. 


Hanya Allah swt. yang tahu iman dan amal kita selengkapnya. Anda harus ingat tidak semua teman BJ Habibie menjadi seperti BJ Habibie. Semua orang yang saya tanyai mengenai Anda, tertawa terpingkal pingkal. Tetapi saya menangis, seperti Anda menangisi Syiah. 


Mohon Anda sebutkan seorang narasumber di Irak yang dapat membenarkan pernyataan Anda bahwa Anda telah belasan tahun seperguruan dengan Khomeini, berapa umur Anda dan berapa umur Khomeini pada masa itu, kapan dan di mana Anda belajar bersamanya. Saya ingin menyuratinya. Untuk itu saya ucapkan terima kasih. Dan tentu Anda telah berdebat dan berpolemik dengan mereka, berhadap-hadapan, dan tidak menunggu mereka meninggal dunia, atau menyerang dari belakang. 


Saya sebenarnya berpikir bahwa Anda seharusnya jadi mufti seluruh umat karena ilmu dan ‘istiqamah' Anda.


Apakah NU tidak mengenal Anda?


Tapi biarpun demikian saya yakin dengan melihat lamanya pendidikan dan teguhnya pendirian Anda, Anda tentu telah menghasilkan banyak karya bermutu atau menjadi dai besar. Dan Anda akan menjadi tempat rujukan tanpa harus membaca Ali Syari'ati, Buya Hamka, Abu Bakar Aceh, Maududi, Sayyid Qutub, Sayyid Sabiq, Rasyid Rida, Hasan Al-Bana, Muthahari, Khomeini, Thabathabai atau Ali Khameini.


Mengapa Anda sudah merasa cukup berteman dengan Thohir Alkaff dari Al-Bayinat Nyamplungan Surabaya? Saya berteman dengan banyak orang pandai dan mukhlis di Nyamplungan. Mengapa harus diracuni oleh orang jenis Thohir Alkaff ini?


Kawin Mut'ah 



Anda juga tidak mesti menangisi kawin mut'ah, tapi tangisilah salah satu sahabat besar Rasulullah, Zubair bin Awwam, seorang sahabat yang terkenal keberaniannya, suami Asma putri Abu Bakar, khalifah pertama. Perkawinan mereka dilakukan melalui kawin mut'ah yang melahirkan Abdullah dan 'Urwah bin Zubair. Juga banyak sahabat yang lain, sebagaimana tercatat dalam buku-buku tarikh Sunni kita. Mengapa Anda tidak sekaligus mengkritik Rasul karena mengizinkan perkawinan mut'ah tersebut dan mengapa Rasul tidak menangisinya?


Mengenai kawin mut'ah, Umar melarangnya, tetapi ayat Alqur'an 


19 Bacalah perdebatan antara Abdullah bin Abbas dan Ibnu Zubair: Ibn Abil-Hadid, Sjarh Nahin Balaghah., jilid 20, hlm. 129-131. tidak dapat dibuang. Islam tidak mengajarkan kita untuk mengawini tiap wanita yang kita temui di jalan, kawin biasa, kawin siri atau kawin mut'ah. 


Pernahkah Saudara menyaksikan kawin mut'ah di Iran? Tanyailah Amien Rais atau Lukman Harun yang pernah berkunjung ke Iran. Atau Smith Alhadar, seorang pengamat Timur Tengah terkenal yang pernah mengelilingi Timur Tengah, seorang Sunni dari dulu sampai sekarang, yang pernah tinggal di Saudi Arabia maupun Iran selama bertahun-tahun. 


Apakah Saudara-saudara telah menyelidiki berapa banyak kaum Wahabi dari Timur Tengah yang kawin di sini untuk satu bulan sampai tiga tahun? Sudahkah Saudara-saudara memeriksa surat nikah mereka? 


Seorang kawan menceritakan pada saya bahwa dia diberi uang lima juta rupiah oleh seorang Timur Tengah agar dikawinkan ‘mut'ah ala Wahabi'. Dia mencari seorang pelacur dan menasihatinya agar tidak menceritakan profesinya pada suaminya. Setelah beberapa bulan dia tinggalkan pelacur tersebut. Ia datang kembali dan orang itu menyuguhkan pelacur yang lain untuk dikawin kontrakkan kepadanya selama tiga bulan. 


Tahukah Saudara-saudara berapa banyak TKI kita diperkosa di sana?


Tanpa ditanya, seorang teman yang sudah lebih dari sepuluh tahun bermukim di Kerajaan Saudi Arabia mengatakan kepada saya bahwa bila para lelaki di sana bisa hamil, maka jumlah kehamilan di luar nikah akan berlipat-lipat ganda. 


Apakah Saudara-saudara punya statistik berapa banyak ulama yang punya istri lebih dari sepuluh dan berapa banyak yang kawin siri di Indonesia? Berapa banyak kawin antar agama dan membagi anak anak dalam dua bagian, sebagian mengikuti agama bapak sebagian lagi mengikuti ibu? Apakah Saudara-saudara juga punya statistik serupa di kalangan Syiah? Metode berpikir komparatif sangat dibutuhkan dalam berbagai cabang ilmu, seperti ilmu kedokteran, ilmu perbandingan agama atau ilmu perbandingan mazhab. 


Saudara-saudara menyatakan bahwa kawin mut'ah haram. Padahal ini jelas dilakukan di zaman Rasul, Abu Bakar dan sebagian di zaman Umar. Kalau tidak setuju, kita bahas nanti di bagian lain.20 


Tapi mampukah Saudara mengatakan bahwa pelacuran dan lokalisasi pelacuran itu haram dalam Islam? Punyakah Saudara-saudara statistik jumlah bayi, yang ayahnya entah berada di mana, yang dibungkus plastik dan dibuang di selokan-selokan serta tempat-tempat sampah dan yang 29 Akan dibicarakan di bab 13 digugurkan di klinik-klinik yang resmi ataupun tidak, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi ? 


Apakah Saluuia-saudara punya nyali untuk mengeluarkan fatwa bahwa melacur itu haram dan dengan demikian melokalisasinya juga haram? Dan tahukah Saudara-saudara bahwa pelacur-pelacur makin hari makin bertambah? Jangan-jangan Saudara tidak punya nyali membuat fatwa yang megharamkan pelacuran dan menutup lokalisasi tersebut.


Pelacuran tidak akan ada bila tidak ada sekelompak laki-laki pencari seks yang hendak memenuhi naluri seks mereka.


Ataukah Saudara-saudara takut jangan-jangan para pencari seks memasuki jendela-jendela kita dan memperkosa istri dan anak-anak kita, sehingga Saudara-saudara merasa perlu menghalalkan lokalisasi tersebut? Bukankah berdiam diri dalam masalah pelacuran, perzinaan dan lokalisasi ini sama dengan menghalalkannya? 


Saya khawatir Saudara-saudara mengharamkannya justru karena mereka yang menjalankan mut'ah berhujah dengan nas yang tidak terbantah. Sebaliknya menghalalkan pelacuran karena sudah jelas haramnya, meskipun berisiko anak yang lahir kelak tak akan pernah mengetahui ayahnya. Dan pelacuran juga menyulitkan untuk menjajaki, tracing, sumber penyakit kelamin. Kawin mut'ah ada masa idahnya, dan suaminya dikenal, sehingga sulit menyebarkan penyakit kelamin. Kalau pun ada, mudah dijajaki. Bukankah penyakit kelamin atau AIDS, terjadi karena mengganti-ganti pasangan? 


Silahkan Saudara-saudara mencukur jenggot dan kumis dan tinggal di tempat-tempat kos sekitar kampus lalu saksikan dengan mata kepala sendiri sexual behaviour, tingkah laku seks putra-putri Saudara-saudara. Mungkin Saudara-saudara akan pingsan waktu menyaksikan apa yang dilakukan putra Saudara-saudara yang tiap hari pulang ke rumah bak pangeran dan perjaka, serta putri bak perawan suci yang baru turun dari kayangan. Masih mnampukah kita membaca istighfar dan membenarkan perzinaan sementara mengkambinghitamkan mut'ah? Punyakah Saudara-saudara statistik berapa banyak putra-putri kita yang berzina, yang melakukan kawin siri, atau kawin sembunyi-sembunyi ala Sunni atau kawin mut'ah ala Sunni? Sebagian besar mungkin akan menjawab bahwa mereka membaca artikel Mut'ah, Sebuah Perkawinan Alternatif dalam sebuah koran ibu kota yang ditulis oleh seorang tokoh Sunni. 


Jangan sekali-kali berprasangka buruk, bahwa pemuda-pemuda kita bodoh, lalu kawin mut'ah hanya karena dipengaruhi oleh orang Syiah. 


Tahukah Saudara-saudara berapa banyak tokoh dan pemuda Sunni kita yang 'bermut'ah'. Dari manakah mereka mendapat 'fatwa bahwa mut'ah halal? 


Jangan menuduh Syiah sebagai 'scape goat', pemikul beban, sebagai kambing hitam, padahal Sunni sendiri yang mengeluarkan 'fatwa dan kaum Sunni yang melakukan kawin mut'ah menurut versi Sunni sendiri sesuai dengan pandangan kritis pada nomor 11, hasil keputusan Seminar. 


Yang harus menjaga anak-anak gadisnya adalah kaum Syiah' bukan Sunni, berbalikan dengan rekomendasi Seminar nomor 7. 


Azan Syiah Berbeda dengan Azan Sunnah


Saudara-saudara tidak lengkap membicarakan lafal Adzan dan Iqamah. Saudara-saudara 'lupa menyampaikan bagaimana lafal Adzan dan Iqamah sesungguhanya. 


Lafal Azan Allahu akbar Kalimat di atas, sama dalam kedua mazhab, diucapkan 4X. Asyhadu an-la ilaha illa Allah Asyhadu anna Muhammadar'rasulullah Hayya'ala shalah Hayya alal falah Semua kalimat di atas, sama dalam kedua mazhab, diucapkan 2X. Hayya'ala Khairil amal Kalimat di atas, hanya dalam mazhab Syiah, diucapkan 2X. Allahu akbar, Allahu akbar La ilaha illallah. Kedua kalimat di atas, sama dalam kedua mazhab, diucapkan iX Ash-salatu khairun min an-naum. Kalimat yang diucapkan dalam salat subuh di atas, hanya ada dalam mazhab Sunnah, diucapkan 2X. Dalam al-iqamah, semua kalimat di atas dibaca sekali, kecuali Allahu akbar' dibaca dua kali. Apakah Saudara-saudara sudah mempelajari hadis-hadis dan sejarah azan ini?


Memang Syiah, sesudah m bca: Hayya'alal falah (Marilah kita capai kemenangan) membaca : Hayya ‘ala khairil ‘arnal (Marilah membuat amal salih). Apakah kalimat 'Hayya ‘ala Khairil ‘amarl' itu buatan Syiah? 

Syiah Pengkhianat, Pelaku Kejahatan dan Teroris? 



Dalam pandangan kritis nomor 12 disebut: 'Sepanjang sejarah, pihak Syiah terbukti pelaku-pelaku kejahatan dan pengkhianat teroris.


Kalau bertempur melawan Israel di Libanon Selatan, Saudara-saudara anggap sebagai teroris, perlu saya ingatkan bahwa kaum Syiah yang berjuang di sana memang melakukannya. Mereka berpendapat bahwa tiap orang sipil yang melarikan diri dari medan pertempuran akan tetap memiliki hak atas tanah dan harta yang mereka tinggalkan sesuai hukum dan undang undang inana pun juga.


Para pengungsi ini disebut dalam Alqur'an sebagai mustadh'afin, orang yang dilemahkan dan harus dibantu, harus direpatriasi, dikembalikan ke kampung halamannya. Kalau kaum Syiah yang membantu kaum Palestina ini yang saudara maksudkan dengan teroris, maka mereka memang 'teroris". 


Kalau orang-orang Syiah dari Iran yang berjuang di Bosnia untuk menahan pembunuhan berdarah dingin terhadap ratusan ribu kaum muslimin dan pemerkosaan terhadap 30.000 kaum ibu dan anak-anak gadis muslimah disebut teroris, maka mereka memang 'teroris'. Hal ini disebabkan karena Syiah sangat anti perlakuan keji. Mereka sangat pro keadilan yang menjadi salah satu rukun mazhab mereka. Kaum Serbia, membunuh orang-orang Bosnia itu, bukan karena orang Bosnia bersalah, melainkan mereka membunuh saudara kita di Bosnia hanya karena mereka beragama Islam.


Bila kaum Syiah ini Saudara-saudara sebut teroris, maka mereka memang ‘teroris.


Di Nagorno Karabakh kaum Syiah datang membantu kaum Azerbaijan mempertahankan diri dari serangan Armenia dan tentara Rusia yang memakai tanda-tanda salib di punggung mereka. Dan Amerika membantu Armenia dengan melakukan embargo senjata bagi kaum Azerbaijan karena pengaruh kaum diaspora Armenia di AS yang berjumlah satu juta orang. AS juga rnenyiapkan Armenia sebagai Israel di Asia Tengah untuk menghadapi kaum muslimin. Sementara Turki yang sesuku, seagama dan sebahasa dengan Azerbaijan tidak berani membantu, karena takut ditolak jadi anggota masyarakat Eropa. Kalau ini yang Saudara-saudara maksudkan dengan teroris, mereka memang 'teroris? Mengenai peranan kaum Syiah membantu sesama muslim yang tertindas di seluruh dunia, bacalah Samuel P, Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, Simon & Schuster, New York, 1996. 

Lalu bagaimana dengan pembunuhan-pembunuhan terhadap Syiah. penganiayaan, pemotongan-pemotongan lidah dan tangan mereka, peracunan terhadap Hasan dan pemotongan leher cucu Rasul, Husain, yang juga oleh Rasul disebut sebagai anak-anaknya. Atau mengarak kepala mereka sebagai bahan tontonan, menyembelih bayi-bayi, menawan wanita wanita mereka sebagai budak, memasukkan tubuh-tubuh mereka kedalam beton tiang-tiang masjid? 

Kalau semua perbuatan ini Saudara-saudara katakan bukan kejahatan tapi hanya permainan anak-anak dan dapat pahala karena hasil ijtihad, atau menganggap bahwa yang melakukannya adalah orang-orang Syiah sendiri, tentu Saudara-saudara sua kehilangan akal sehat. 

Bacalah Maqatil ath-Thalibiyin tulisan Abul Faraj Al-Ishfahani, ahli sejarah kenamaan, anak cucu Bani Umayyah sendiri, penulis buku Al Aghani (Nyanyian-nyanyian) yang terkenal dan terdiri dari 20 jilid. 

Sekiranya Saudara-saudara mendapat berita ini dari sumber luar, bahwa kaum Syiah adalah teroris, maka saya pikir Saudara-saudara perlu mempelajari lagi istilah teroris dan HAM. 

Salah satu bencana yang dihadapi umat manusia adalah karena manusia terbiasa berpikir sektarian. Kalau ada pembunuhan dan perkosaan, seperti di Bosnia, dan kaum Muslimin yang jadi korbannya, yang berteriak teriak adalah kaum Muslimin. Sebaliknya bila yang jadi korban adalah orang Kristen, yang ribut adalah orang Kristen. Kalau kaum Muslimin diusir dari rumah-rumahnya dan jadi pengungsi, maka yang ribut adalah kaum Muslimin. Andaikata orang Kristen yang mengalami hal serupa, yang ribut adalah kaum Kristen. Padahal, sejujurnya tidak ada agama yang membenarkan pembunuhan berdarah dingin atau pemerkosaan, misalnya. Nilai-nilai agama bersifat universal dan abadi. Semua, mestinya 'menangis' bila ada pembunuhan tanpa pengadilan, pemerkosaan dan ketidakadilan. Tidak peduli siapa pun pelakunya dan apa pun agamanya, siapa pun korbannya dan apa pun agamanya. Agama menganjurkan kita untuk membantu orang miskin atau tertindas, siapa pun dia dan apa pun agamanya. Kita diharuskan mendiahulukan tetangga dan keluarga dekat, tetapi kita seharusnya mer.sirkan juga orang lain. 


Atau paling sedikit, tidak melukai atau menyakitkan hati orang lain, yang bagi kaum Sektarian tentu terasa amat berat. 


Memang HAM sering diartikan sebagai hak asasi seseorang. Dan jarang menggambarkannya sebagai hak asasi sekelompok orang, seperti orang-orang Palestina, Bosnia, Azerbaijan, Chechnya, Indian dan Aborigin, 


Teroris sering digambarkan serbagai tindakan pribadi-pribadi yang tak berdaya yang meledakkan dirinya ditengah-tengah kaum mustakbirin dan bukan pemboman-pemboman serta embargo-embargo oleh negara kuat terhadap kaum tertindas dan rakyat sipil, seperti yang dilakukan terhadap Libanon, Iran, Libya, Irak, Sudan dan Afghanistan. 


Kalau Saudara-saudara berpendapat bahwa defmisi HAM dan teroris harus ditentukan oleh negara asing dan sekutu-sekutunya maka Saudara saudara keliru.


Sejarah menunjukkan bahwa sering terjadi kerja sama antara pemimpin Islam dan luar Islam, atas permintaan raja-raja Islam, dalam memerangi sesama Muslim. Hal ini, misalnya, terjadi di Spanyol, seperti peristiwa Elcid atau kerjasama antara Harun Al-Rasyid dan Karel Agung dari Perancis dalam memerangi khalifah Abdurrahman ad-Dakhil di Spanyol atau apa yang terjadi dalam Perang Teluk. Apakah Saudara-saudara juga akan mengkambing-hitamkan Syiah dan menganggap mereka sebagai teroris, pengkhianat dan penjahat? Apakah kebencian sudah demikian rupa sehingga membuat kita kehilangan 'common sense? 


Definisi HAM atau teroris oleh Amerika Serikat (AS) harus saudara pikirkan matang-matang. Karena AS sendiri memiliki standargandadan oleh karena itu mereka tidak pernah konsisten. Saudara-saudara perlu melihat, misalnya standar kembar AS seperti yang dikritik oleh sarjana-sarjana AS sendiri. Pada masa agresi kedua, AS tetap ‘konsisten' dengan perjuangan antikolonial, tetapi pada saat yang sama mensuplai senjata untuk Belanda agar digunakan menyerang Republik dan berakibat dengan agresi kedua. Pelabuhan-pelabuhan ditutup sehingga rakyat sangat menderita yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Usul yang tidak habis-habisnya oleh berbagai negara, agar Belanda menarik diri dari pendudukan barunya, diveto AS. AS menentang proliferasi nuklir di Iran dan Irak tapi menolak melakukan hal serupa untuk Israel. AS mengeritik pelanggaran HAM di Asia Timur, termasuk Indonesia, tetapi tidak di Israel dan Saudi Arabia. Janganlah mengambil sunnah dari AS dan boneka bonekanya yang ingin memonopoli kebenaran, sementara Sunnah Rasul ditinggalkan. Pikirkanlah lebih dalam dan berhentilah membuat fitnah. Pikiran-pikiran fascis seperti ini, seharusnya tidak didukung oleh pemimpin waras, termasuk AS. 



Syiah Pengkhianat 



Anda menuduh Syiah pengkhianat. Setahu saya kaum Syi’i tidak pernah punya kesetiaan kembar. Adakah Saudara-saudara mendengar bahwa kaum Syiah Irak, misalnya, mengkhianati negaranya waktu berperang dengan Iran? Padahal Iran jelas menyatakan diri sebagai negara Islam dan mazhab resminya adalah Itsna Asyariyah sebagaimana Saudara sebutkan, semazhab dengan Syiah Irak yang mayoritas? Pernahkan Azerbaijan mengkhianati negaranya dan ingin bergabung dengan Iran? Memang di Libanon ada kaum Hisbullah yang Syiah dan membela kaum pengungsi Palestina. Hal ini haruslah dapat dipahami, karena tiap serangan Israel yang ditujukan kepada pengungsi Palestina, turut mengorbankan juga kaum Syiah di Selatan. Apakah Saudara-saudara ingin mereka memihak Israel. 


Menuduh suatu kelompok etnis atau' penganut suatu mazhab sebagai pengkhianat, adalah rasis sifatnya dan akan dibicarakan di bagian lain buku kecil ini.


Kedutaan Iran Menyebarkan Syiah?


Setahu saya kaum Syiah tidak pernah membeda-bedakan kaum Syiah dan Sunni, apalagi mazhab Syafi'i, yang sangat mereka hormati. Apakah Saudara-Saudara ingin agar kedutaan Iran menyebarkan mazhab Wahabi atau membagi-bagikan puluhan ribu koran-koran dan buku-buku gratis ke pesantren-pesantren, mahasiswa-mahasiswa karena memuat propaganda anti Syiah? Usulkan saja pada mereka. 


Ahlulbait Menolak Mazhab Ahlulbait?


Kalau Saudara-saudara menganggap bahwa keturunan Ahlulbait menolak mazhab Ahlulbait, lalu menurut Saudara-saudara apakah semua keturunan Ahlulbait di Iran, Irak dan Libanon adalah anak-anak haram? Sudahkah Saudara-saudara menyusun statistiknya? Keturunan Ahlulbait bukan hanya kaum bigots, kaum perasangka buruk dan intoleran, Al Bayyinat' dari Nyamplungan Surabaya yang terbiasa berpikir eksklusif. Jangan meracuni masyarakat yang baik-baik di daerah ini dengan sikap 'tribalismee', 'ashabiyah jahiliah.


Kenapa Saudara-saudara, termasuk Al-Irsyad' tidak masuk saja ke dalam Muhammadiyah, misalnya, dan bersama-sama membangun akidah umat dengan akal sehat dan meninggalkan pikiran-pikiran sektarian? 


Bunuh Syi'i atau Paksa Mereka Pindah ke Agama Lain?


Sadarkah Saudara-saudara berapa besar dampak keputusan Seminar yang Saudara-saudara keluarkan? Bagaimana pula hukumnya membuat fatwa yang demikian penting, hanya berdasarkan prasangka atau prejudice, seperti Hitler menyusun Mein Kampf, atau 'Perjuanganku'?


Yang jelas gagasan-gagasan yang didasarkan prasangka ras atau etnik, bertentangan dengan demokrasi dan undang-undang. 


Mengapa Saudara-saudara tidak meminta pemerintah kita agar mengusulkan Bahrain, Irak, Iran, Libanon, dan Azerbaijan dikeluarkan dari anggota OKI karena mayoritas penduduknya bermazhab Syiah yang Saudara-saudara kafirkan? 

Apakah Saudara-saudara hendak menghancurkan OKI juga? 

Apakah kaum Syiah akan dibunuh semua, atau dimasukkan dalam kamp konsentrasi ala Nazi, atau memaksa mereka menganut agama luar Islam? Bukankah orang yang mengaku Nasrani atau Yahudi lebih aman daripada mengaku Syiah seperti di zaman Mu'awiyah? Apakah buku-buku mereka juga harus dibakar? 

Tahukah Saudara-saudara bahwa dalam Alqur'an ada ayat 'La ikraha fi’ddin, Tiada paksaan dalam agama? (Alqur'an, Al-Baqarah (2), ayat 256). Tahukah juga Saudara bahwa ada ayat yang berbunyi: ‘Lakum dinukum waliya din?', 'Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku'? (Alqur'an, Al Kafirun (109) ayat 6.). 

Saya mohon keputusan para peserta Seminar ini ditarik kembali. Kalau berkeberatan, marilah kita bermujadalah dengan cara yang lebih baik. Saudara-saudara saya persilahkan. 



Ajaklah kejalan Tuhanmu dengan bijak dan nasihat yang baik, serta berdialoglah dengan cara yang lebih baik lagi. (Alqur'an, An-Nahl (16): 125) 


There are more things in heaven and earth, Horatio then are dreamt of in your philosophy. Masih banyak yang ada di langit dan bumi, Horatio dari yang dimimpikan dalam falsafahmu. (William Shakespeare). 



BEBERAPA CATATAN AWAL ATAS 


KRITIK LPPI 


1. Syiah Sebagai “Sekaleng Makanan Berisi Daging Babi'? 

Bebelum dialog berakhir hendaknya jangan dulu mengatakan Syiah sebagai 'kufur' yang menjadi pokok bahasan. Atau menamsilkan Syiah sebagai 'sekaleng makanan yang berisi daging babi, namun kemasannya disebut daging sapi murni.? Tidak pula layak penggambaran itu untuk lebih 200 juta penganut mazhab Syiah. 

Syiah atau Syiah Ali adalah pengikut Imam Ali bin Abi Thalib, yang menurut keyakinan kaum Sunni sendiri adalah anggota ahlul Kisa yang disucikan, pintu ilmu Rasulullah, wali kaum Mukminin dan Mukminat, yang kedudukannya terhadap Rasul seperti Harun terhadap Musa. Umar bin Khaththab sendiri menamakan Imam Ali sebagai hakim Umat dan terkenal juga dengan kata-katanya: 'Bila tidak ada Ali, maka celakalah Umar' atau 'Kalau boleh jangan ada masalah bila Ali tidak ada. 

Rasul saw. bersabda: Apabila seseorang berkata pada saudaranya: «Hai kafir», maka tetaplah hal itu bagi salah seorangnya» (Hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Lihat Sahih Bukhari, Juz 4, pagina 47). Dengan kata lain mengafirkan muslim adalah kumr. Oleh karena itu landasannya harus benar-benar kuat 2 Mengapa Kita Menolak Syiah, LPPI, 1998, hlm. IX. 


Maka kata-kata tersebut tidak pantas diucapkan bagi para pengikutnya. 

2. Rasul Membolehkan Berzina? 

Demikian pula hendaknya tidak menyebut kawin mut'ah, mutatunnisa, sebagai 'free sex, gagasan bejat, “cabul' atau pelacuran sebelum dialog berakhir. Apalagi Saudara sendiri mengatakan bahwa Rasulullah saw. membolehkan mut'ah, meskipun, menurut Saudara, hanya untuk tiga hari.3 Juga dalam hadis sahih, Umar bin Khaththabra, mengatakan bahwa mut'ah berlangsung di zaman Rasul, tapi ia melarangnya. Mengenai nikah mut'ah ini, akan dibicarakan di bagian lain. 

3. Mengapa Tidak Mengkritik Abu Hanifah? 

Sebaiknya kita guna metode ilmiah yang lumrah digunakan dalam ilmu perbandingan mazhab, seperti metode komparatif. Misalnya, bila mut'ah dianggap sebagai dasar pengufuran, maka bagaimana dengan para Sahabat perawi yang meriwayatkan kebolehan mut'ah? Dan bagaimana dengan tuduhan terhadap mut'ah pendiri mazhab Sunnah Hanafi, Abu Hanifah. Abu Hanifah misalnya membolehkan penyewaan (isti’jar) wanita untuk zina. Dan perzinaan ini bebas dari hukum rajam. Apakah semua penganut mazhab Hanafi kafir? Hal ini akan dibicarakan di bagian lain. 



4. Umar Melarang' Hayya Ala Khairil Amal 

Bahwa ada seruan Hayya Ala Khairil Amal dalam azan sesudah Hayya Alal Falah, berasal dari:
1. Ibnu Umar, Putera Umar bin Khaththab Sendiri 

Malik bin Anas, dari Nafi' yang berkata: “Tatkala masih hidup, Ibnu Umar, sesudah membaca: “Hayya Alal Falah melanjutkan dengan Hayya Ala Khairil Amal."4 

Al-Laits bin Sad dari Nafi' yang berkata: “Ibnu Umar dalam perjalanannya selalu setelah mengucapkan Hayya Alal Falah melanjutkan dengan Hayya Ala Khairil Amal's 

Dengan redaksi yang sedikit berbeda Al-Laits bin Sad dari Nafi' yang berkata: “Ibnu Umar sering menambah dalam azannya kalimat Hayya Ala Khairil Amal. 

Muhammad bin Sirin dari Ibnu Umar, yang mengucapkan seperti di Catatan, hlm. 15. 

Sunan Al-Baihaqi, jilid 1, hlm. 124. 



· Sunan Al-Baihaqi, jilid I, hlm. 124. " Sunan All-Baibagi, jilid I, hlm. 124.


Terima kasih kepada pengarang dan semua yang terlibat di atas sumber yang diambil untuk dikongsikan diwadah ini, semoga menjadi sedekah dan pahala yang berterusan buat semua yang terlibat, selamat membaca sambungan di tautan selengkapnya : https://drive.google.com/file/d/0B_l0We7EQa4JS1M5MUttQzVuNlU/view

ilustrasi hiasan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

50 Pelajaran Akhlak Untuk Kehidupan

ilustrasi hiasan : akhlak-akhlak terpuji ada pada para nabi dan imam ma'sum, bila berkuasa mereka tidak menindas, memaafkan...