Apakah mengirimkan shalawat kepada Rasulullah Saww dan Ahlulbaitnya As ketika kita rukuk dan sujud memiliki keutamaan?
Terkait dengan pentingnya shalawat kepada Rasulullah Saww cukup bagi kita firman Allah Swt yang menyatakan :
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.“
(Qs. Al-Ahzab :56)
Dari ayat ini dapat dipahami dengan baik akan penting dan agungnya bershalawat.
Demikian juga, dijelaskan dalam banyak riwayat tentang keutamaan dzikir shalawat dan bagaimana bershalawat kepada Rasulullah Saww. Rasulullah Saw bersabda :
"Shalawat kalian kepadaku menyebabkan terpenuhinya hajat-hajat kalian dan membuat Allah Swt ridha kepada kalian serta memurnikan amalan-amalan kalian.
Referrensi:
(Ali Kumsei Qazwini, Shalawat Kelid-e Hal Musykilat, hal. 25, Cetakan 92)
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Saww bersabda :
"Pada malam mikraj, Aku melihat seorang malaikat yang berkata bahwa Aku mampu menghitung tetesan hujan namun tidak mampu menghitung ganjaran shalawat.
Referensi:
(Mustadrak al-Wasail, jil. 5, hal. 355)
Imam Hasan As bersabda:
"Hati akan suatu waktu akan berkarat dan akan sirna serta berkilauan dengan shalawat."
Dalam sebuah riwayat dari Imam Askari dijelaskan bahwa shalawat tergolong sebagai amalan mukmin yang paling mulia.
Di samping hadis-hadis yang diriwayatkan melalui jalur Ahlulbait dalam masalah ini dalam literatur-literatur Ahlusunnah juga terdapat banyak riwayat yang menandaskan kewajiban bershalawat kepada Rasulullah Saww dan Ahlulbait As.
Di antara riwayat tersebut adalah riwayat terkenal, Aisyah berkata :
"Tidak akan diterima salat tanpa thaharah (bersuci) dan tanpa shalawat kepadaku."
Referensi:
(Syaikh Hurr Amili, Wasail al-Syiah, jil. 4, hal. 1216)
Sehubungan dengan shalawat dalam shalat harus dikatakan bahwa dalam banyak riwayat shalawat dipandang sebagai bagian dari shalat dan menyebabkan kesempurnaan shalat.
Imam Shadiq As bersabda :
"Shalawat akan menyebabkan kesempurnaan shalat."
Referensi:
(Muhammad Taqi Majlisi, Bihar al-Anwar, jil. 91, hal. 62)
Di tempat lain, Imam Baqir As bersabda ihwal shalawat ketika rukuk dan sujud :
"Barang siapa yang bershalawat kepada Muhammad Saww dan Keluarganya dalam rukuk, sujud dan berdirinya (qiyam) maka Allah Swt akan menulis ganjarannya seperti ganjaran rukuk, sujud dan qiyam (dalam catatan amalnya)."
Referensi:
(Shaduq, Man Laa Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 2, hal. 183)
"Demikian juga, shalawat dalam shalat akan menyebabkan beratnya timbangan amal-amal kebaikan."
Referensi:
(Kulaini, Ushul Kafi, jil. 3, hal. 324)
Dan dalam riwayat yang lain, Imam Shadiq As bersabda :
"Apabila seseorang tidak menyampaikan shalawat kepada keluarga Muhammad dalam salatnya maka shalat ini tidak akan mengantarkannya menuju surga."
Referensi:
(Ushul Kafi, jil. 2, hal. 494)
Akan tetapi yang dimaksud dengan shalawat adalah shalawat sempurna yang tata-caranya juga telah disebutkan dalam beberapa riwayat :
"Shalawat sempurna adalah shalawat yang disertai dengan sebutan "Aali Muhammad," Allahummah Shalli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad."
(Tuhan kami sampaikan shalawat kepada Muhammad dan Keluarga Muhammad).
Referensi:
(Ushul Kafi, jil. 2, hal. 495)
Terkait dengan shalawat, para juris dan fakih Syiah berkata :
"Shalawat kepada Muhammad Saww dan Keluarganya dalam tasyyahhud pertama dan kedua adalah wajib. Pada selain tasyahhud hukumnya mustahab."
Dari kalangan juris Ahlusunnah, Syafii memandang wajib menyebutkan shalawat pada tasyahhud kedua.
Karena itu, dalam shalat, khususnya ketika rukuk, sujud dan selain shalawat dalam berbagai kondisi termasuk dari amalan-amalan mustahab yang sangat dianjurkan (muakkad).
Dengan demikian, pengaruh dan berkah yang tak terbilang shalawat juga mencakup shalawat seseorang ketika berada dalam keadaan rukuk dan sujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar