Rabu, 12 Desember 2018

IMAM MUHAMMAD BAQIR ALAIHIS SALAM


ilustrasi hiasan:



MENGENANG IMAM BAQIR ALAIHIS SALAM : SANG PENYINGKAP TIRAI ILMU


Imam Muhammad al-Baqir adalah Imam Kelima. Panggilannya adalah Abu Ja’far dan ia terkenal dengan gelar “al-Bâqir“. Ibunya adalah putri Imam Hasan. Oleh karena itu, ia merupakan satu-satunya Imam yang berhubungan dengan Hadrat Fatimah az-Zahra dari pihak ayah dan pihak ibu. Imam Muhammad al-Baqir dibesarkan dalam pangkuan datuknya Imam Husain, selama tiga tahun. Selama tiga puluh tiga tahun di bawah pengawasan kasih ayahandanya Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin.


Imam Suci ini turut serta dalam tragedi Karbala, saat tragis pembunuhan berdarah datuknya Imam Husain dan para sahabatnya. Dia juga menderita dengan ayahandanya dan wanita-wanita Ahlulbait Nabi As yang mendapatkan perlakuan kejam dan penawanan di tangan kekuatan lasykar setan di bawah komando Yazid bin Mu’awiyah. Setelah tragedi Karbala, Imam melalui masa hidupnya dengan damai di Madinah, beribadah kepada Allah dan menuntun orang-orang ke jalan yang benar.


Kejatuhan Dinasti Bani Umayyah bermula sejak masa pemerintahan Yazid bin Mu’awiyah, yang telah membantai Imam Husain. Yazid sendiri telah sepenuhnya menyadari akibat-akibat buruk dari perbuatannya bahkan sejak masa pemerintahannya yang singkat. Putranya Mu’awiyah Kedua (dikenal sebagai Mu’awiyah ats-Tsani) menolak untuk menerima khilâfah, dia berkata:


“Aku tidak dapat menerima mahkota yang telah dibangun dengan dasar penindasan dan kezaliman.”


Ibn Hajar al-Haitami, seorang ulama Sunni yang terkenal berkata: “Imam Muhammad al-Baqir telah menyingkap rahasia-rahasia ilmu pengetahuan, hikmah dan menyibak prinsip-prinsip spiritual dan bimbingan agama. Tidak ada yang dapat mengingkari keunggulan pribadinya, ilmu yang diberikan Tuhan kepadanya, hikmah Ilahiyahnya dan kewajiban serta baktinya dalam menyebarkan ilmu. Dia merupakan seorang pemimpin spiritual yang agung dan suci dan atas kemuliaan ini dia digelari dengan “al-Baqir” yang berarti “Penyingkap Tirai Ilmu”. Ia adalah seorang yang pemurah, pribadi tanpa-noda, berjiwa kudus dan mulia, dia mencurahkan segala waktunya untuk tunduk kepada Allah (dan dalam menyampaikan ajaran-ajaran suci Nabi Saw dan Ahlulbaitnya As). Berada di luar kekuatan manusia untuk mengukur kedalaman ilmu pengetahuan dan bimbingan yang ditinggalkan oleh Imam di hati kaum Mukmin. Hadis-hadis tentang takwa, zuhud, ilmu, hikmah, dan amal serta tunduk taslim kepada Allah Swt sedemikian banyaknya sehingga buku ini tidak memadai untuk menceritakan keutamaannya.” (as-Sawâiqul Muhriqah, hal. 120).


Imam Baqir berupaya untuk mengumpulkan hadis-hadis dan ajaran-ajaran Nabi Saw dan Ahlulbaitnya dalam bentuk buku-buku. Murid-muridnya menkompilasi buku-buku tersebut dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan seni di bawah perintah dan bimbingannya.


Dalam kepribadian yang suci dan Ilahi, Imam Muhammad Baqir As merupakan sebuah contoh dari Rasulullah Saw dan datuknya, ‘Ali bin Abi Thalib. Pelajaran-pelajarannya menciptakan sensasi ruhani di antara kaum Muslimin. Dia tidak hanya ramah kepada musuh-musuhnya tapi juga ia terkadang menasihatkan mereka ke jalan yang benar. Dia mendesak kepada orang-orang untuk menjalani hidup mereka dengan hasil keringat sendiri dan kerja keras.


Imam Baqir As sangat menaruh perhatian terhadap majelis yang memperingati syahadah Imam Husain As. Kumait bin Zaid al-Asadi, salah seorang pujangga masyhur dan tersohor kala itu, biasa membacakan elegi (kidung sedih) untuk Imam Husain pada majlis-majlis duka. Majlis-majlis seperti ini juga sangat dianjurkan oleh Imam Ja’far Shadiq dan Imam ‘Ali Ridha’, Imam Keenam dan Kedelapan.


Imam Muhammad Baqir melanjutkan ajaran-ajarannya dengan damai hingga tahun 114 H. Pada tanggal 7 Dzulhijjah ketika ia berusia lima puluh tujuh tahun, Hisyam bin ‘Abdul Malik bin Marwan, penguasa selanjutnya, mensyahidkannya dengan meracuninya. Upacara shalat jenazah Imam Baqir dilaksanakan oleh putranya Imam Shadiq, Imam Keenam, dan jasadnya dikebumikan di Jannatul Baqi Madinah.


Allamah Tabataba’i menulis:


Imam Muhammad Baqir (kata baqir bermakna orang yang memotong dan menyingkap, gelar yang diberikan oleh Nabi Saw kepadanya) merupakan putra Imam Keempat dan lahir pada tahun 65 H/ 675 M. Ia hadir pada masa Tragedi Karbala terjadi. Kala itu, Imam Baqir berusia empat tahun. Setelah ayahnya, melalui perintah Ilahi dan keputusan para Imam yang pergi sebelumnya, ia menjadi Imam. Pada tahun 114 H/732 M ia syahid, menurut sumber-sumber Syiah, ia diracun oleh Ibrahim bin Walid bin Abdillah, kemenakan Hisyam, Khalifah Bani Umayyah.


Selama masa Imâmah Imam Kelima, setiap hari pemberontakan dan peperangan di berbagai penjuru dunia Islam terjadi, sebagai hasil dari kezaliman Bani Umayyah. Terlebih, pertikaian yang terjadi di kalangan keluarga Bani Umayyah sendiri menyebabkan Khalifah sibuk dan pada tingkatan tertentu meninggalkan Ahlulbait Nabi As sendiri tanpa kontrol, di mana Imam Keempat merupakan perwujudan dari kesibukan ini yang telah menarik perhatian banyak kaum Muslimin terhadap Imam. Faktor-faktor ini memungkinkan orang-orang dan khususnya Syiah bertambah banyak jumlahnya di Madinah dan mereka hadir dalam pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh Imam Kelima. Kesempatan untuk menyebarkan ajaran Hak tentang Islam dan ilmu Ahlulbait Nabi Saw, yang tidak pernah hadir sebelumnya bagi para Imam sebelumnya, kini hadir di hadapan Imam Kelima. Bukti dari kenyataan ini terhitung dari hadis dan riwayat yang tak terbilang banyaknya dari Imam Kelima dan ulama-ulama cemerlang Syiah yang terlatih di bawah bimbingan Imam Kelima dalam berbagai disiplin ilmu. Nama-nama ulama ini terdapat dalam buku-buku biografi orang-orang terkenal dalam Islam.



IMAM MUHAMMAD AL-BAQIR ALAIHIS SALAM


a. Biografi Singkat Imam Muhammad Al-Baqir a.s.


Imam Muhammad Al-Baqir a.s. dilahirkan di Madinah pada tanggal 1 Rajab atau 3 Shafar 57 H. Ayahnya adalah Imam Ali Zainal Abidin a.s. dan ibunya adalah Fathimah binti Imam Hasan Al-Mujtaba a.s. yang lebih dikenal dengan julukan Ummu Abdillah. Dengan demikian, nasabnya bersambung ke Bani Hasyim, baik dari sisi ayah maupun ibu.


Imam Baqir a.s. syahid pada hari Senin, 7 Dzul Hijjah 114 H. dalam usia 57 tahun. Ia diracun oleh Hisyam bin Abdul Malik, salah seorang khalifah Bani Umaiyah, dan dikuburkan di pemakaman Baqi'.


Ia adalah salah seorang anak kecil yang ditawan (oleh pasukan Ubaidillah bin Ziyad) pada peristiwa berdarah Karbala`. Pada waktu itu ia masih berusia 3,6 tahun dan 10 hari.


Imam Baqir a.s. dikenal karena keluasan ilmu dan takwanya. Ia selalu menjadi rujukan muslimin dalam setiap problema. Keberadaan Imam Baqir a.s. adalah sebuah pengantar bagi perbaikan umat. Masyarakat mengenalnya sebagai putra orang-orang luhur yang rela mengorbankan jiwa dan raga mereka demi mencegah penyelewengan umat yang hampir saja memusnahkan Islam. Dengan pengorbanan mereka ini, diharapkan muslimin dapat mengetahui bahwa para penguasa yang memerintah atas nama Islam tidak seperti kenyataan di alam realita. Mereka tidak pernah mau untuk mempraktekkan Islam dalam pemerintahan mereka.


Imam Baqir a.s. mengambil keputusan untuk mengekspos penyelewengan para penguasa dari garis Islam tersebut kepada khalayak ramai, dan memahamkan kepada mereka bahwa peristiwa itu bukan sekedar mimpi belaka.


Hisyam bin Abdul Malik, seorang khalifah dinasti Bani Umaiyah ketika melihat Imam Baqir a.s. dan bertanya siapakah dia, masyarakat di sekelilingnya menjawab bahwa ia adalah seorang yang dikagumi oleh penduduk Kufah. Orang ini adalah pemimpin Irak.


Ketika musim haji tiba, ribuan muslim yang berasal dari Irak, Khurasan dan kota-kota lain bertanya kepadanya tentang banyak hal mengenai Islam. Hal ini menunjukkan betapa ia sangat berpengaruh di dalam hati umat manusia.


Fuqaha` dari berbagai aliran dan disiplin ilmu sering mengadakan dialog dengan Imam Baqir a.s. berkenaan dengan permasalahan-permasalahan ilmiah yang sangat pelik dengan tujuan untuk mempermalukannya di hadapan khalayak. Akan tetapi, dengan jawaban-jawaban yang mematikan dan memuaskan ia memaksa mereka untuk bertekuk lutut di hadapannya.


"Universitas" Imam Baqir a.s. adalah sebuah tempat penting bagi para ilmuwan dan muhaddis yang pernah belajar darinya. Jabir Al-Ja'fi berkata: "Abu Ja'far a.s. meriwayatkan tujuh puluh ribu hadis kepadaku". Muhammad bin Muslim berkata: "Dalam setiap permasalahan yang kuanggap sulit, aku pasti menanyakannya kepada Abu Ja'far a.s. sehingga aku mendapatkan tiga puluh ribu hadis darinya".


Imam Baqir a.s. pernah berkata tentang pengikut Syi'ah: "Para pengikut kami, Syi'ah Ali akan membela kami sepenuh hati dan demi menjaga agar agama tetap hidup mereka selalu bersatu dalam membela kami. Jika mereka marah, kemarahan tidak akan menjadikan mereka berbuat zalim, dan jika mereka sedang bahagia, mereka tidak akan melampaui batas. Mereka adalah sumber berkah bagi tetangganya dan dalam menghadapi para penentang, mereka selalu memilih jalan damai. Syi'ah kami taat kepada Allah".


b. Sikap Imam Baqir a.s. terhadap Para Khalifah Zalim


Imam Baqir a.s. hidup sezaman dengan lima khalifah dinasti Bani Umaiyah. Mereka adalah Walid bin Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz, Yazid bin Abdul Malik dan Hisyam bin Abdul Malik. Mereka semua kecuali Umar bin Abdul Aziz tidak kalah dengan para pendahulunya dalam berbuat lalim dan selalu membuat problema baginya. Akan tetapi, dengan situasi dan kondisi yang seperti ini, ia masih menyempatkan diri untuk mendidik dan mengajar para muridnya sebagai sebuah gebrakan baru dalam bidang ilmiah. Dengan ini ia ingin untuk membentuk sebuah pusat ilmu keislaman yang pada masa imamah putranya, Imam Shadiq a.s. pusat tersebut membuahkan hasil yang sangat memuaskan.


Metode tabligh para imam Syi'ah, khususnya Imam Sajjad dan Imam Baqir a.s. adalah metode tabligh bawah tanah (under ground) sehingga tidak seorang pun yang mengetahui kegiatan-kegiatan mereka. Metode tabligh bawah tanah ini ketika suatu hari bocor dan muncul ke permukaan, dapat membuat para khalifah marah besar. Hal inilah yang memaksa mereka untuk mengasingkan dan memenjara para imam a.s. Akhirnya, Imam Baqir a.s. yang selalu menjadi pusat kemarahan penguasa saat itu syahid diracun pada 114 H. Jenazahnya dikuburkan di samping kuburan ayahnya di pekuburan Baqi'.


c. Keutamaan dan Ilmu Imam Baqir a.s.


Imam Baqir a.s. pada masa imamahnya telah berhasil menyebarkan pengetahuan, khususnya dalam bidang hukum dan fiqih. Di samping ikut aktif dalam menangani problema ilmiah yang berkembang waktu itu, ia juga aktif mendidik para murid handal seperti Muhammad bin Muslim, Zurarah bin A'yan, Abu Nashir, Hisyam bin Salim, Jabir bin Yazid, Hamran bin A'yan dan Buraid bin Mu'awiyah Al-'Ajali.


Imam Baqir a.s. adalah kebanggaan Bani Hasyim pada zamannya dalam zuhud, takwa dan akhlak. Keilmuannya dikenal di seluruh penjuru negeri sehingga ia dijuluki dengan baaqirul uluum (penyingkap rahasia ilmu pengetahuan).


Seorang ulama besar Ahlussunnah yang bernama Ibnu Hajar Al-Haitsami menulis: "Muhammad Al-Baqir telah menyingkap rahasia ilmu pengetahuan dan menjelaskan hakikat hukum dan hikmah ilmu pengetahuan sehingga hal itu tidak tersembunyi kecuali bagi orang-orang yang bodoh atau berhati kotor. Oleh karena itu, ia dikenal dengan julukan penyingkap rahasia ilmu, pemilik rahasia dan pengibar bendera ilmu pengetahuan".


Abdullah bin 'Atha`, salah seorang ilmuwan yang hidup sezaman dengan Imam Baqir a.s. berkata: "Saya tidak pernah melihat para ilmuwan Islam kecil dan hina kecuali ketika mereka menghadiri majelis ilmiah Muhammad bin Ali (Al-Baqir)".


d. Lomba Memanah


Hisyam bin Abdul Malik memutuskan untuk mengundang Imam Baqir a.s. mengikuti lomba memanah. Tujuannya adalah supaya ia hina di hadapan khalayak ketika ia kalah dalam perlombaan tersebut. Dengan ini, sebelum Imam Baqir a.s. memasuki istana Khalifah, ia memerintahkan beberapa prajurit istana untuk memasang tempat sasaran panah (yang terbuat dari kayu) dan mulai memanah.


Imam Baqir a.s. masuk ke istana dan duduk di sebuah tempat. Hisyam berkata kepadanya: "Tidakkah Anda ingin mengikuti lomba memanah?" "Usiaku sudah tua dan masa memanahku sudah lewat. Maafkanlah aku!", jawabnya pendek. Hisyam yang merasa menemukan kesempatan untuk mengalahkannya, memaksanya untuk mengikuti perlombaan tersebut. Akhirnya ia memerintahkan salah seorang pembesar Bani Umaiyah untuk memberikan panahnya kepada Imam Baqir a.s.


Imam Baqir a.s. mengambil panah tersebut dan bersiap siaga untuk membidikkan panahnya. Panah meluncur kencang dan tepat mengenai tengah sasaran. Ia bersiap siaga kembali untuk memanah. Panah kedua meluncur kencang memecahkan tangkai panah sebelumnya dan tepat menancap di tengahnya. Demikian seterusnya hingga panah kesembilan. Kemahiran Imam Baqir a.s. memanah ini membuat orang-orang yang hadir menganga keheranan. Hisyam bin Abdul Malik yang melihat rencananya gagal total, juga ikut merasa heran seraya berseloroh: "Sangat bagus wahai Abu Ja'far! Kamu adalah kebanggaan para pemanah Arab dan 'Ajam. Tidak masuk akal jika engkau berkata saya sudah tua". Akhirnya ia menundukkan kepala dan hanyut dalam pikirannya.


Pada kesempatan ini kami haturkan hadis-hadis pilihan yang pernah diucapkan oleh Imam Baqir a.s. dengan harapan hadis-hadis tersebut dapat menjadi pelita penerang jalan kita dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah.

1.Akibat baik dan buruk


"Alangkah mungkin orang yang tamak kepada dunia akan mendapatkannya di dunia. Akan tetapi, ketika ia mendapatkan seluruhnya, dunia itu akan menjadi bala` baginya dan ia menjadi sengsara karenanya. Dan alangkah mungkin seorang membenci urusan akhirat. Akan tetapi, ia dapat menggapainya kemudian dan ia hidup bahagia karenanya".


2. Keutamaan terbaik dan jihad terbaik


"Tiada keutamaan seperti jihad dan tiada jihad seperti menentang hawa nafsu".

3. Jiwa yang agung


"Kuwasiatkan lima hal kepadamu: (1) jika engkau dizalimi, jangan berbuat zalim, (2) jika mereka mengkhianatimu, janganlah engkau berkhianat, (3) jika engkau dianggap pembohong, janganlah marah, (4) jika engkau dipuji, janganlah gembira, dan (5) jika engkau dicela, kontrollah dirimu".


4. Ambillah nasihat yang baik


"Ambillah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya".

5. Indahnya kesabaran yang disertai dengan ilmu


"(Jika sesuatu digabung dengan yang lain), tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan ilmu".

6. Kesempurnaan yang paling sempurna


"Kesempurnaan yang paling sempurna adalah tafakkuh (mendalami) agama, sabar menghadapi musibah dan ekonomis dalam mengeluarkan biaya hidup".

7. Tiga kriteria agung


"Tiga hal adalah kemuliaan dunia dan akhirat: memaafkan orang yang menzalimimu, menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, dan sabar ketika engkau diperlakukan sebagai orang bodoh".

8. Kontinyu dalam berdoa


"Sesungguhnya Allah membenci seseorang yang meminta-minta kepada orang lain berkenaan dengan kebutuhannya, dan menyukai hal itu (jika ia meminta kepada)-Nya. Sesungguhnya Ia suka untuk diminta setiap yang dimiliki-Nya".

9. Keutamaan orang alim atas 'abid


"Seorang alim yang dapat dimanfaatkan ilmunya lebih utama dari tujuh puluh ribu 'abid".

10. Dua karakter orang alim


"Seorang hamba bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya".

11. Tiga pahala


"Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, jika niatnya baik, maka rezekinya akan ditambah, dan jika ia berbuat baik kepada keluarganya, maka umurnya akan ditambah".

12. Tinggalkanlah kemalasan


"Janganlah malas dan suka marah, karena keduanya adalah kunci segala keburukan. Barang siapa yang malas, ia tidak akan dapat melaksanakan hak (orang lain), dan barang siapa yang suka marah, maka ia tidak akan sabar mengemban kebenaran".

13. Penyesalan di hari kiamat


"Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah orang yang berbicara keadilan dan ia sendiri tidak melaksanakannya".

14. Buah silaturahmi


"Silaturahmi dapat membersihkan amalan, memperbanyak harta, menghindarkan bala`, mempermudah hisab (di hari kiamat) dan menunda ajal tiba".

15. Berucap ramah dengan orang lain


"Ucapkanlah kepada orang lain kata-kata terbaik yang kalian senang jika mereka mengatakan itu kepadamu".

16. Hadiah Ilahi


"Allah akan memberikan hadiah bala` kepada hamba-Nya yang mukmin sebagaimana orang yang bepergian akan selalu membawa hadiah bagi keluarganya, dan menjaganya dari (godaan) dunia sebagaimana seorang dokter menjaga orang yang sakit".

17. Jujur dan melaksanakan amanat


"Bersikaplah wara', berusahalah selalu, jujurlah, dan berikanlah amanat kepada orangnya, baik ia adalah orang baik maupun orang fasik. Seandainya pembunuh Ali bin Abi Thalib a.s. menitipkan amanat kepadaku, niscaya akan kuberikan kepadanya".

18. Perbedaan antara ghibah dan tuduhan


"Ghibah adalah engkau membicarakan aib (yang dimiliki oleh saudaramu) yang Allah telah menutupnya (sehingga tidak diketahui oleh orang lain), dan menuduh adalah engkau membicarakan aib yang tidak dimiliki olehnya".

19. Pencela dibenci Allah


"Allah membenci pencela yang tidak memiliki harga diri".

20. Tanda-tanda rendah hati


"(Engkau dapat dikatakan rendah hati jika) engkau rela duduk di sebuah majelis yang lebih rendah dari kedudukanmu, mengucapkan salam kepada orang yang kau jumpai, dan menghindari debat meskipun engkau benar".

21. Menjaga harga diri adalah ibadah terbaik


"Ibadah yang terbaik adalah menjaga perut dan kemaluan".

22. Tanda-tanda Syi'ah sejati


"Syi'ah kami (yang sejati) adalah orang yang takut kepada Allah dan menaati-Nya".

23. Sumber dosa adalah tidak kenal Allah


"Tidak akan bermaksiat kepada Allah orang yang mengenal-Nya".

24. Akal adalah makhluk Allah terbaik


"Ketika Allah menciptakan akal, Ia berfirman kepadanya: "Kemarilah!" Ia pun menghadap. Ia berfirman kembali: "Mundurlah!" Ia pun mundur. Kemudian Ia berfirman: "Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih Kucintai darimu, dan Aku tidak akan menyempurnakanmu kecuali bagi orang yang Kucintai. Semua perintah, larangan, siksa dan pahala-Ku tertuju kepadamu".

25. Hisab atas dasar akal


"Sesungguhnya Allah akan menghisab hamba-hamba-Nya pada hari kiamat sesuai dengan kadar akal yang telah dianugerahkan kepada mereka di dunia."

26. Pahala guru dan murid


"Sesungguhnya pahala orang yang mengajarkan ilmu adalah seperti pahala orang yang belajar darinya, dan ia masih memiliki kelebihan darinya. Oleh karena itu, pelajarilah ilmu dari ahlinya dan ajarkanlah kepada saudara-saudaramu sebagaimana ulama telah mengajarkannya kepadamu".

27. Dosa mufti yang tidak berilmu


"Barang siapa yang mengeluarkan fatwa tanpa ilmu yang cukup, maka ia akan dilaknat oleh malaikat rahmat dan azab serta dosa orang yang mengamalkan fatwanya akan dipikul olehnya".

28. Ulama neraka


"Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya".

29. Tanda-tanda seorang faqih


"Faqih yang sebenarnya adalah orang yang zahid terhadap dunia, rindu akhirat dan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah SAWW".

30. Bergurau tanpa mencela


"Sesungguhnya Allah azza wa jalla menyukai orang-orang yang suka bergurau dengan orang lain dengan syarat tanpa cela-mencela".

31. Azab untuk tiga kriteria


"Tiga kriteria yang penyandangnya tidak akan meninggal dunia kecuali ia telah merasakan siksanya: kezaliman, memutuskan tali silaturahmi dan bersumpah bohong, yang dengan sumpah tersebut berarti ia telah berperang melawan Allah".

32. Yang disukai Allah


"Sesuatu yang paling utama di sisi Allah adalah engkau meminta segala yang dimiliki-Nya".

33. Kontinyu dalam doa


"Demi Allah, seorang hamba tidak berdoa kepada-Nya terus menerus kecuali Ia akan mengabulkannya".

34. Berdoa di waktu sahar


"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang banyak berdoa. Oleh karena itu, berdoalah pada waktu sahar hingga matahari terbit, karena pada waktu itu pintu-pintu langit terbuka, rezeki-rezeki dibagikan dan hajat-hajat penting dikabulkan".

35. Berdoa untuk orang lain


"Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seorang hamba untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya".

36. Mata-mata yang tidak akan menangis


"Semua mata pasti akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga mata: mata yang bangun malam di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada-Nya dan mata yang tidak pernah melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah".

37. Orang yang tamak bak ulat sutra


"Perumpamaan orang yang tamak bagaikan ulat sutra. Ketika sutra yang melilitnya bertambah banyak, sangat jauh kemungkinan baginya untuk bisa keluar sehingga ia akan mati kesedihan di dalam sarangnya sendiri".

38. Jangan berwajah dua


"Hamba yang paling celaka adalah hamba yang berwajah dan bermulut dua; ia memuji saudaranya di hadapannya dan menghibahnya di belakangnya, jika saudaranya itu dianugerahi nikmat, ia iri dan jika ia ditimpa musibah, ia menghinanya".




IMAM BAQIR ALAIHIS SALAM : PENYIBAK ILMU PENGETAHUAN



Ketika kabar syahidnya menyebar ke sudut-sudut kota Madinah, kalbu para pecinta Ahlul Bait pun diliputi duka yang mendalam. Mereka tak akan lagi bisa melihat wajah suci penuh kasih cucu Rasulullah saw itu. Mereka juga tidak akan bisa lagi mendengar lantunan indah bacaan Al-Quran Imam Baqir as di balik dinding Masjid Nabawi. Keadaan ini begitu menyesakkan hati sahabat dekat dan keluarga Imam as. Namun tak ada yang lebih merasa duka ketimbang Jabir bin Yazid Ju'fi. Bagi Jabir, sungguh berat ditinggalkan Imam Baqir as. Jabir selalu mengingat pesan pertama yang ia dengar langsung dari Imam as. Sebuah pesan yang membuatnya semakin teguh untuk mencari ilmu dan makrifah. Imam Baqir berkata: "Carilah ilmu, karena mencari ilmu adalah perkara yang baik. Ilmu adalah pemandumu dalam kegelapan, penolongmu dalam kesulitan, dan sahabat yang tak ternilai bagi manusia".


Pesan itulah yang mendorong Jabir bin Yazid selalu giat menghadiri kajian ilmiah yang digelar Imam Baqir as. Dengan penuh derai air mata, Jabir kembali mengingat masa-masa indahnya saat bersama Imam as. Ia teringat kembali dengan wejangan beliau. Ketika Imam berkata: "Wahai Jabir, seseorang yang bisa merasakan nikmatnya mengingat Allah swt, kalbunya tidak akan menderita lagi oleh kecintaan pada selain Dia. Para pencari Tuhan tidak terikat pada dunia dan tidak juga menyukainya. Maka berusahalah untuk menjaga agama dan hikmah yang dikaruniakan Allah swt kepadamu".


Sebagaimana penduduk Madinah yang lain, Jabir pun turut bergabung dengan rombongan para pelayat Imam Baqir as. Entah berapa banyak manusia dan malaikat yang turut mengantarkan jenazah Imam Baqir as hingga ke pemakaman Baqi' di dekat makam Nabi Muhammad saw.


Setiap kali tanda-tanda keadilan dan kebenaran disebut, nama Ahlul Bait Nabi as selalu ternyatakan di sana. Di mata umat manusia, mereka adalah penyebar dan penyampai ajaran moral dan agama paling sempurna. Mereka hadir dan terjun langsung ke tengah-tengah umat. Membimbingnya ke jalan yang benar, laksana matahari yang menyinari bumi.


Masa keimamahan Imam Baqir as berlangsung selama 19 tahun dan dimulai sejak tahun 95 H. Pada masa itu merupakan masa transisi dari pemerintahan dinasti Umayyah menuju masa kekuasaan dinasti Abbasiyah. Masa itu juga dikenal sebagai era penerjemahan pemikiran filsafat asing dan pelbagai kajian dan perdebatan ilmiah berkembang pesat di tangan masyarakat muslim. Pada masa itu, beragam aliran pemikiran sesat juga kian marak disebarluaskan.


Dalam suasana yang sangat kelam semacam itu, Imam Baqir bersama putranya Imam Ja'far Shadiq as bangkit laksana matahari menyibak tirai-tirai kebodohan dan kegelapan. Pada masa itu, Imam Baqir as menerapkan strategi revolusi kultural, lewat penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan Islam. Sebab umat di zaman itu memerlukan transformasi pemikiran. Dengan seluruh daya upayanya, Imam Baqir berusaha menyelamatkan umat dari kesesatan dan kegelapan dengan menyusun dan menghimpun kembali ajaran Islam yang diwariskan Rasulullah saw melalui Ahlul Baitnya as.


Beliau menegaskan bahwa pasca masa kenabian, Ahlul Bait as merupakan otoritas yang paling layak dan terbaik untuk dijadikan sebagai tempat rujukan dan dan mencari bimbingan tentang ajaran Islam yang benar. Ia menilai, Ahlul Bait Nabi as merupakan satu-satunya otoritas agama yang paling meyakinkan sebagai sumber rujukan dalam masalah keyakinan dan pemikiran Islam. Imam Baqir as berkata: "Putra-putra keturunan Rasulullah saw adalah pintu-pintu ilmu ilahi untuk menuju keridhaan Allah swt. Mereka adalah pengajak ke surga".


Oleh karena itu, guna mengembangkan ilmu pengetahuan dan mendidik para ulama dan cendikiawan muslim, Imam Baqir membangun pondasi madrasah keilmuan dan budaya. Kelak, pondasi itu terus dilanjutkan pembangunannya oleh putra beliau, Imam Ja'far Shadiq as. Perjuangan ilmiah dan reformasi kebudayaan yang dijalankan Imam Baqir as di masa-masa akhir abad pertama hijriah, sejatinya merupakan pengantar untuk merevitalisasi pemikiran dan nilai-nilai Islam serta meningkatkan kecerdasan umat. Karena itu, Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin as dikenal dengan julukan Al-Baqirul-ulum, sang penyibak ilmu pengetahuan.


Tentu saja peran penguasa dan pemimpin memiliki andil yang sangat berpengaruh terhadap masa depan masyarakat. Para pemimpin yang zalim hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kekuasaannya. Mereka bahkan senantiasa mengabaikan nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Masa hidup Imam Baqir as bersamaan dengan era pemerintahan para penguasa dinasti Umayyah dan Abbasiyah yang zalim. Karena itu, Imam Baqir senantiasa menunjukkan penentangannya terhadap mereka lewat jalur budaya. Salah satunya dengan mengajarkan kepada masyarakat mengenai kriteria pemimpin saleh menurut pandangan Islam. Oleh sebab itulah, para penguasa dinasti Abbasiyah, khususnya Hisyam bin Abdul Malik menerapkan kebijakan yang sangat ketat terhadap Imam Baqir as.


Menurut Imam Baqir as seorang pemimpin yang saleh harus memenuhi beberapa kriteria dasar. Beliau berkata: "Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang layak menjadi pemimpin umat kecuali ia memiliki tiga karakter berikut ini: Pertama, takut kepada Allah swt dan selalu menaati perintah-Nya. Kedua, ia harus penyabar dan bisa menahan amarahnya. Dan ketiga, bersikap laksana bapak yang pengasih kepada bawahannya dan berbuat baik kepada mereka".


Mengomentari peran pemimpin dalam menentukan nasib umatnya, Imam Baqir berkata, "Allah swt berfirman, setiap komunitas yang berada di bawah kekuasaan Islam yang menjadikan para pemimpin yang zalim dan kufur sebagai pemimpinnya, niscaya mereka bakal mendapat kesengsaraan, walaupun dalam tindakan personalnya mereka terbilang bertakwa. Sebaliknya, setiap komunitas yang berada di bawah kekuasaan Islam menjadikan pemimpin yang adil sebagai pemimpinnya, maka mereka akan memperoleh ampunan dosa dan rahmat ilahi, meskipun mereka memiliki kesalahan dalam tindakan pribadinya".


Dalam perkataannya yang lain mengenai kecamannya terhadap penguasa yang zalim dan para pendukungnya, Imam Baqir as menuturkan, "Para pemimpin yang zalim dan para pendukungnya, jauh dari agama ilahi".


Menolong dan membantu kaum mustadz'afin merupakan salah satu sifat terkenal Imam Baqir as. Beliau menilai, menyelesaikan dan membantu kebutuhan materi dan spiritual masyarakat yang memerlukan merupakan salah satu misi utamanya. Imam Baqir dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat bawah. Ia selalu datang mendekati mereka, mendengar keluhan dan memenuhi kebutuhannya. Tidak itu saja, selain membantu fakir-miskin beliau juga berupaya meningkatkan harkat dan martabat mereka. Mereka senantiasa menyeru masyarakat lain untuk memanggil orang-orang miskin dengan panggilan yang terbaik dan jangan pernah menghina mereka. Sebegitu pengasihnya Imam as, sampai-sampai masyarakat tak lagi merasakan adanya perbedaan ketika mereka bertemu dengan beliau, meski Imam Baqir as dikenal sebagai tokoh Ahlul Bait yang paling disegani.


Ada baiknya jika kita menyimak beberapa kata mutiara dari Imam Baqir as. Beliau berkata, "Sebaik-baik modal adalah percaya dan yakin kepada Allah swt". Dalam tuturan sucinya yang lain, beliau menandaskan, "Kesempurnaan yang paling utama adalah mengenal agama, sabar dan tabah dalam menghadapi kesulitan, serta mengatur urusan hidup".




IMAM MUHAMMAD BAQIR PIMPINAN PARA ARIF DAN AHLI SALIK


Ibnu Hajar seorang ulama sunni berkata,'' Muhammad Baqir merupakan pembedah harta keilmuan yang tersimpan, dia memaparkan hakikat-hakikat tersembunyi hukum-hukum, hikmah dan rahasia keilmuan. Berbagai rahasia keilmuan yang tidak ada kemungkinan untuk dibeber masa-masa sebelumnya telah dipaparkan pada masa beliau dengan jelas, karena alasan-alasan itu maka dia disebut sebagai Baqirul Ulum (sang pembedah ilmu) dan sang pionir pengetahuan. Abdullah bin Atha, seorang pembesar ulama sunni lainnya berkata, '' Aku tidak pernah melihat para ulama terlihat kecil dalam sebuah pertemuan kecuali ketika mereka bersama Muhammad bin Ali Al Baqir'' 


Imam Muhammad AlBaqir lahir pada awal bulan Rajab di kota Madinah tahun 57 HQ. Orang tua beliau adalah Husain bin Ali sedang ibu beliau adalah Fathimah yang lebih dikenal sebagai Umi Abdillah salah seorang putri dari Imam Hasan AlMujtaba. Jadi beliau memiliki dua orang tua yang berasal dari Bani Hasyim. Imam Baqir shahid pada hari senin tanggal 7 dzulhijjah tahun 114 HQ pada umur 57 tahun, atas perintah Hisyam bin Abdul Malik seorang penguasa Umawiyah ahirnya beliau merengkuh syahadah karena diracuni. Beliau dimakamkan di Madinah di pekuburan Baqi. 


Imam Baqir adalah salah seorang anak kecil yang ditahan pada peristiwa yang menimpa kakeknya di Karbala, pada waktu itu beliau masih berusia tiga tahun lebih tiga bulan. Semasa hidup beliau terkenal dengan keilmuan, ketaqwaan dan kesucian batinnya. Beliau terhitung sebagai tempat rujukan untuk memecahkan masalah keilmuan bagi umat Islam. Keberadaan Imam Muhammad Baqir merupakan pioner penabuh genderang yang membangunkan umat dari tidur panjang kelalaian. Karena beliau dikenal masyarakat sebagai tanda-tanda anak dari orang yang telah mempersembahkan jiwa raga demi utuhnya agama Islam disaat terjadi puncaknya penyimpangan atas nama agama Islam, penyimpangan yang hampir saja memusnahkan agama Islam. Imam Baqir juga berupaya menyampaikan dakwah yang berpusat di medan Karbala, sehingga masyarakat menjadi tahu atas apa yang sebenarnya terjadi. 


Pada musim haji ribuan umat Islam baik dari Irak maupun Khurosan, berbondong minta fatwa beliau dan menanyakan berbagai masalah yang mereka miliki. Hisyam bin Abdul Malik ketika dia memandang Imam Baqir dan bertanya siapakah dia, pada dia orang-orang berkata dia adalah orang yang telah membuat masyarakat Kufah takjub, dia adalah Imam dari Irak. Para fukaha besar hauzah pusat pemikiran dan keilmuan menjadikan dia sebagai tempat merujuk ketika mereka menemui permasalahan yang sulit dipecahkan. Sudah begitu banyak dialog dialog dilakukan dengan Imam Baqir dan beliau dipojokkan dengan pertanyaan yang sulit dan dalam keadaan genting dihadapan pandangan masyarakat yang turut hadir, bukannya kalah dalam dialog melainkan justru beliau malah berhasil membuat mereka terkesima. Beliau mampu memberikan jawaban cerdas, ilmiah, dengan dalil jelas, kuat dan bisa diterima para penanya yang berusaha memojokkan beliau. 


Hauzah ilmiah beliau merupakan tempat mendidik ratusan ilmuwan dan ahli hadis, hauzah itu merupakan tempat yang penting (dalam dunia Islam). Jabir Ja'fi berkata," Abu Ja'far telah meriwayatkan tujuh puluh ribu hadis padaku" Muhammad bin Muslim berkata," ketika ada suatu masalah yang terasa sulit dipecahkan aku tanyakan hal itu pada Abu Ja'far, hingga aku dapatkan tiga puluh ribu hadis dari pertanyaan-pertanyaanku itu." Imam Muhammad Baqir ketika menyifati syiahnya berkata," Begitulah Syiah kami dan syiah Ali, mereka mengikuti kami dengan totalitas jiwa dan raga tanpa ada riya sedikitpun, dan demi menjaga dan menghidupkan agama mereka selalu melindungi kami, ketika mereka marah tidak ada kerugian yang timbul darinya dan ketika mereka sedih mereka tidak berlarut-larut dalam kesedihannya itu. Siapapun yang menjadi tetangga mereka akan mendapat berkah, ketika ada yang bermasalah dengan mereka, mereka berupaya mencari jalan pemecahan damai. Dan syiah kami adalah orang yang taat pada Allah swt."



Imam Baqir as dihadapan Penguasa Zalim


Imam Baqir hidup semasa dengan lima orang khalifah bani Umayah yaitu Walid bin Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Sulaiman bin abdul Aziz, Yazid bin abdul Malik, dan Hisyam bin Abdul Malik. Semua khalifah ini adalah orang sombong dan takabur kecuali khalifah Umar bin Abdul Aziz, mereka senantiasa mengganggu dan mempersulit Imam Baqir as. Pada masa-masa itu beliau memiliki kesempatan untuk menyebarkan ilmu yang lebih luas, lebih dari itu beliau juga telah meletakkan pondasi awal pembentukkan universitas Islam pada masa keimamahan beliau, usaha yang kemudian dilanjutkan dan diselesaikan pada zaman putra beliau yang bernama Ja'far As Shodiq as. Metodologi dakwah yang diaplikasikan oleh Imam pendahulu beliau yaitu Imam Baqir dan Imam Sajad as dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan metodologi dakwah bawah tanah, karena menggunakan metode ini maka tidak ada yang mengetahui dakwah yang mereka lancarkan. Namun, walau sudah dilakukan dengan sembunyi-sembunyi tetap saja bisa bocor, mengetahui itu khalifah menjadi marah besar dan akhirnya mereka dibuang dan diasingkan agar tidak bisa berhubungan dengan masyarakat. 


Pada ahirnya tahun 114 H Imam Baqir as yang menjadi sumber kemarahan khalifah Hisyam bin Abdul Malik diracuni dan beliau merengkuh syahadah dengan perantara pembantu yang berkhianat pada beliau. Jenazah orang besar ini dimakamkan dekat dengan kuburan orang tua beliau di pekuburan Baqi.


Keutamaan dan Keilmuan Imam Muhammad Baqir As


Semasa hidup beliau mengabdikan diri dengan menyebarkan ilmu Islam dan mendidik para murid beliau, beliau mengajarkan masalah pengenalan agama Islam, fikih, dan hukum Islam. Selain itu beliau juga menyiapkan diri untuk menjadi tempat rujukan masyarakat dalam mencari pemecahan masalah dalam berbagai hal. Beberapa murid beliau diantaranya : Muhammad bin muslim, Zurarah bin Ain, Abu Nashir, Hisyam bin Salim, Jabir bin yazid, Hamron bin Ain, dan Barid bin Muawiyah Al Ajali. Berkat beliau terjadi capaian keilmuan sebegitu rupa sehingga beliau pun disebut sebagai Baqirul Ulum ( pemecah keilmuan). Seorang ulama besar sunni Ibnu Hajar Al Haitami terkait Imam Baqir menulis, ''Muhammad Baqir merupakan pembedah harta keilmuan yang tersimpan dia memaparkan hakikat-hakikat tersembunyi hukum-hukum, hikmah dan rahasia keilmuan. Berbagai rahasia keilmuan yang tidak ada kemungkinan untuk dibeber pada masa-masa sebelumnya telah dipaparkan pada masa beliau dengan jelas, karena alasan-alasan itu maka dia disebut sebagai Baqirul Ulum (sang pembedah ilmu) dan sang pionir pengetahuan" Abdullah bin Atha, seorang pembesar ulama suni lainnya berkata,'' Aku tidak pernah melihat para ulama terlihat kecil dalam sebuah pertemuan kecuali ketika mereka bersama Muhammad bin Ali AlBaqir''. Dalam ceramahnya Imam Baqir lebih sering mengungkapkan dalil atas ucapannya dari Qur'an dan menyatakan diri sebagai saksi(hujjah) atas kalam Allah swt. Beliau berkata, " Atas semua yang aku sampaikan tanyakanlah padaku dimana pembahasan itu ada dalam Qur'an, aku akan jelaskan ayat yang berhubungan dengannya."


Sembilan Panah pada Jantung Hisyam 


Terjadi peristiwa menarik yang penuh hikmah. Peristiwa lomba memanah ditempat yang dipersiapkan Hisyam bin Abdul Malik dimana Imam baqir diundang untuk dibuat runtuh wibawanya dengan mengalahkan beliau dalam pertandingan memanah itu. Khalifah berharap Imam akan menjadi hina dimata masyarakat. Tidak seperti yang Hisyam harapkan ternyata lomba itu malah menjadi sejarah keemasan dari Imam baqir dalam dunia permainan panah. Hisyam dengan perinci telah mempersiapkan perlombaan panah itu, dan sebelum Imam masuk Hisyam menyuruh para ahli panahnya untuk unjuk kebolehan. Setelah Imam masuk dan baru saja duduk Hisyam menghadapkan wajahnya pada Imam dan berkata," Apakah kamu berminat untuk ikut lomba memanah?" Imam berkata, " Sekarang aku sudah begitu tua dan waktu bermain panah sudah lama berlalu, jadi mohon maaf karena itu." Hisyam sangat bahagia mendengar itu dan merasa kesempatan emas untuk mengalahkan imam sudah dihadapan mata, dia memaksa dan meminta agar imam ikut serta dalam lomba itu dengan memberikan busur dan anak panah pada Imam. Ahirnya Imam mengambil panah itu dan segera meletakkan panah pada busur serta mengarahkan panah pada sasaran. Anak panah meluncur dan menancap tepat di tengah, kemudian beliau kirim panah berikutnya tepat di anak panah yang sudah menancap sebelumnya hingga anak panah pertama pecah menjadi dua, begitu berulang ulang hingga panah kesembilan, peristiwa ini sangat mengejutkan penonton yang datang pada waktu itu, mereka sangat takjub dan terkesima, peristiwa itu meninggalkan dampak besar dihati mereka yang menyaksikanna. 


Tanpa disadari Hisyam berkata," Ya Aba Ja'far kamu adalah pemanah terbaik diantara orang Arab maupun Ajam (non Arab), bagaimana kamu bisa berkata " Aku sudah tua"? seketika dia menundukkan kepala dan sibuk dengan pikirannya. Setelah itu Imam Baqir dan putranya as diajak duduk di kursi khusus dan diperlakukan dengan begitu istimewa. Hisyam kembali berkata," Kaum Quraiys dari penutup keberadaan kemampuanmu untuk menjadi seorang pemimpin atas bangsa Arab dan Ajam, siapa yang mengajarkanmu keahlian memanah ini? Dan berapa lama kamu mempelajarinya? Imam berkata," Kamu tahu bahwa orang Madinah biasa melakukan hal ini, aku pun sama, ketika masih muda aku sering melatih kemampuan ini, namun kemudian tidak aku lanjutkan lagi, namun karena kamu memaksaku akhirnya aku lakukan lagi. Hisyam bertanya lagi," Apakah Ja'far juga memiliki keahlian seperti kamu? Imam menjawab," Kami adalah keluarga penyempurna agama dan nikmat" pada hari ini telah kami sempurnakan untuk kalian agama kalian" kami saling mewariskan satu dengan yang lain dan bumi ini tidak akan pernah kosong dari orang-orang seperti kami walaupun sebentar saja. 


Ucapan Pencerah Imam Baqir berkata:


"Aku nasihatkan padamu lima perkara, jika orang didzalimi kamu jangan berbuat dzalim, jika ada yang berkhianat padamu kamu jangan mengkhianati, jika ada yang membohongimu kamu jangan marah, jika ada yang memujimu kamu jangan berbahagia, jika mereka berbuat baik padamu
jangan terlalu merasa gembira."(*)




IMAM BAQIR ALAIHIS SALAM, MATA AIR HAKIKAT

Sumber : irib indonesia



Imam Muhammad Baqir as mereguk cawan syahadah pada hari ketujuh Zulhijjah tahun 114 H di usia ke 57 tahun. Keberadaan beliau di tengah umat sebagai mentari yang menyinari seluruh umat manusia rupanya membuat penguasa Bani Umayyah tak tahan. Mereka pun berusaha keras membunuh imam umat Islam ini. Akhirnya impian mereka tercapai dan umat kehilangan seorang pemimpin dan pencerah yang senantiasa memberikan bimbingan kepada mereka. 


Imam Muhammad Baqir, seperti juga para imam lainnya, adalah seorang manusia yang sempurna dan terpelihara dari segenap aib dan kekurangan serta memiliki semua kesempurnaan insani. Pernyataan tersebut bukan hanya diyakini oleh para pecinta Ahlulbait, melainkan juga oleh para penentangnya. Di kalangan masyarakat umum dan khusus, ia lebih populer, terkenal, dan lebih berwibawa. Apa yang tampak dari ilmu agama, sunnah, tafsir al-Quran, sirah, serta adab kehidupan Imam tidaklah tampak pada diri anak-anak Hasan dan Husain lainnya. Sisa-sisa sahabat, para pembesar dari tabi'in, dan ulama fikih meriwayatkan persoalan agama dari Imam Baqir. Imam Baqir populer dengan keutamaan ilmu sehingga berbagai macam syair dikumandangkan untuk menyifati keutamaannya itu. Abu Fida' mengenai Imam mengatakan, "Muhammad bin Ali bin Husain Abu Ja'far Baqir adalah tabi'in yang sangat mulia dari segi ilmu, amal, dan qiyadah. 


Kehidupan Imam Baqir as merupakan sebuah prestasi besar bagi umat Islam. Imam Baqir dari satu sisi aktif memperkokoh landasan ideologi dan keyakinan masyarakat dan dari sisi lain dengan metode argumentatif mengkritik pemikiran menyimpang serta keyakinan sesat. Imam Baqir as juga dapat disebut sebagai revolusioner ideologi besar di dunia Islam. Beliau pencetus serta peletak dasar-dasar gerakan keilmuan dan budaya yang luas di dunia Islam, dengan demikian Imam Baqir telah mempersiapkan terbentuknya sebuah universitas global Islam. 


Imam Baqir barusaha keras mengenalkan ajaran Islam murni seperti yang diajarkan oleh kakeknya, Rasulullah Saw kepada para pecinta kebenaran. Gerakan besar keilmuan dan kebudayaan yang dirintis Imam Baqir as ini dikemudian hari terlihat hasilnya yang nyata. Di zaman Imam Baqir as, krisis politik yang mendera dinasti Umawiyah membuat Ahlul Bait sedikit dapat bernafas dengan lega dan pemerintah zalim tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk merecoki keluarga suci Nabi ini. Saat itu, dinasti Umawiyyah dirundung konflik politik dan sendi-sendi pemerintahannya semakin lemah dan goyah. Dalam kondisi seperti ini, terbuka peluang bagi Ahlu Bait Nabi untuk meyebarkan budaya dan ajaran Islam. 


Di era Imam Baqir as, sejumlah syuhbat dan ideologi impor mulai merambah masyarakat Muslim. Saat itu, Imam Baqir berusaha keras untuk mencabut akar-akar pemikiran sesat dan menyimpang tersebut. Beliau mengenalkan kepada umat bahwa al-Quran, Sunnah Nabi dan Ahlul Baitnya sebagai rujukan paling tepat dan benar untuk menyelesaikan kendala pemikiran serta ideologi umat Islam. Dengan parameter yang dikenalkan Imam tersebut diharapkan para cendikiawan dan umat Islam mampu memilah mana jalan yang benar dan mana yang menyimpang. 


Imam Baqir a.s. dikenal karena keluasan ilmu dan takwanya. Ia selalu menjadi rujukan muslimin dalam setiap problema. Keberadaan Imam Baqir a.s. adalah sebuah pengantar bagi perbaikan umat. Masyarakat mengenalnya sebagai putra orang-orang luhur yang rela mengorbankan jiwa dan raga mereka demi mencegah penyelewengan umat yang hampir saja memusnahkan Islam. Dengan pengorbanan mereka ini, diharapkan muslimin dapat mengetahui bahwa para penguasa yang memerintah atas nama Islam tidak seperti kenyataan di alam realita. Mereka tidak pernah mau untuk mempraktekkan Islam dalam pemerintahan mereka. 


Dalam diri Imam Baqir terdapat ilmu dan hikmah yang luas serta akhlak yang mulia sehingga terpancar kesempurnaan insani dalam diri manusi suci ini. Gelar Baqirul Ulum, 'pengungkap dan penyebar ilmu', bukan sembarang gelar yang disematkan kepada beliau. Gelar ini dibuktikan dengan kedalaman ilmu yang beliau miliki yang telah diakui oleh kawan maupun lawan beliau. Muhammad Abdul Fattah, salah satu ulama dari mazhab Hanafi berkata, “Muhammad bin Ali as mendapat gelar al-Baqir karena beliau berhasil menyingkap hikmah dan ajaran yang terpendam.” Di zaman Imam Baqir banyak ulama dari mazhab lain yang berguru kepada beliau. Zuhra, Abu Hanifah, Malik bin Anas dan Imam Syafii termasuk ulama besar yang sempat belajar kepada Imam Muhammad Baqir as. Selain itu, karya sejumlah ulama dan sejarawan Ahlu Sunnah seperti Tabari, Baladhiri, Khatib Baghdadi dan Zamakhsyari juga mengambil riwayat dari Imam Baqir as. 


Imam Baqir as dan Ahlul Bait dengan keagungannya dan kedudukan serta keilmuannya yang tinggi senantiasa membaur dengan masyarakat dan tidak mengambil jarak dengan mereka. Sejarah manusia-manusia suci ini mengindikasikan bahwa mereka memilih kehidupan yang sederhana dan tidak bermewah-mewahan. Ahlul Bait Nabi sangat menekankan usaha dan pekerjaan, artinya seseorang harus terus berusaha dan bekerja mencari nafkah. Para ahlul bait meski mereka mencapai derajat spritual yang tinggi, namun memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Mereka bekerja membanting tulang untuk memenuhi kehidupan mereka serta keluarganya. 


Salah satu yang sangat ditekankan oleh Imam Baqir adalah bekerja untuk menafkahi keluarga. Beliau pun menerapkan hal ini pada pribadinya. Di tengah terik matahari yang menyengat Imam Baqir tak segan-segan bercocok tanam dan mencangkul sawah. Beliau meyakini bekerja demi mendapat rizki yang halal termasuk ibadah. Imam Baqir as mencela sikap malas dan tak mau bekerja (pengangguran). Pengangguran selain menciptakan ketidakstabilan jiwa, juga merusak kehormatan dan kepribadian seseorang. Imam Baqir as bersabda, “Aku sangat membenci mereka yang mengada-adakan alasan dan tidak mau bekerja serta berkata, Ya Allah! Berilah hamba-Mu rizki.” 


Imam Baqir as menilai berupaya mencari rizki yang halal sebagai karakteristik orang-orang yang dicintai Allah Swt. Beliau bersabda, “Ketahuilah bahwa auliyaullah (orang yang dicintai Allah) adalah orang yang menghindari hal-hal yang diharamkan dan meraih rizki yang halal melalui bekerja serta berdagang. Auliyaullah adalah orang-orang yang menjalankan kewajiban yang dibebankan di pundaknya dan Allah memberi berkah pada perdagangan serta pekerjaan mereka.” 


Imam Baqir as adalah sosok yang senantiasa memperjuangkan hak dan kebenaran serta tidak pernah diam menyaksikan ketidakadilan dan kezaliman. Dalam berbagai kesempatan, Imam Baqir as membongkar kejahatan pemerintah Bani Umayyah. Menurut beliau para pemimpin berperan aktif dalam kebahagiaan atau kesengsaraan umat. Jika seorang pemimpin adalah orang-orang saleh dan lurus, mereka akan mengarahkan masyarakat pada kebahagiaan dan kesejahteraan. Imam Baqir as bersabda, “Keagungan dan keselamatan agama umat Mukmin adalah ketika baitulmal berada di tangan orang yang menjaga hak-hak umat serta memanfaatkannya untuk hal yang semestinya. Sementara kerusakan agama dan umat Mukmin ketika sumber finansial dan ekonomi berada di tangan orang-orang yang tidak memperhatikan keadilan serta hak-hak masyarakat.” 


Meskipun usaha Imam Muhammad Al-Baqir as hanya tercurahkan di bidang-bidang ilmu pengetahuan dan penyebaran agama, akan tetapi para penguasa Bani Umayyah tidak bisa tenang melihat keberadaannya, khususnya setelah orang-orang mengetahui keutamaan, keluhuran, dan keluasan ilmu beliau. Kepribadian, akhlak, dan rasa kemanusiaannya menyinari mereka. Sebagaimana dari silsilah nasab beliau yang bersambung langsung ke Rasulullah saw, semua itu mengangkat kedudukannya di hati umat Islam menjadi begitu tinggi nan agung. 


Begitu pula bagi Hisyam bin Abdul Malik. Dia senantiasa berpikir untuk membunuh Imam Al-Baqir as. Akhirnya, dia gunakan racun untuk membunuh beliau. Di tangannyalah Imam as syahid pada 7 Dzulhijjah 114 H. Imam Muhammad Al-Baqir as telah menjalani masa hidupnya selama 57 tahun untuk mengabdi sepenuhnya kepada Islam dan kaum muslimin serta menyebarkan ilmu pengetahuan dan ajaran Ahlulbait as.




IMAM BAQIR, PEMUKA CENDIKIA

Sumber : irib indonesia



Salah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw bernama Jabir bin Abdullah Ansari suatu hari bertemu dengan Imam Muhammad Baqir.Tampak kegembiraan terpancar dari raut mukanya yang sudah tua. Jabir berkata, "Demi Tuhan Kabah, aku melihat tanda-tanda yang disebutkan Rasulullah dalam dirimu. Aku bersyukur kepada Allah yang telah memberiku karunia bertemu denganmu, dan aku menyampaikan salam Rasulullah bagimu. Suatu hari Rasulullah bersabda kepadaku: 'Wahai Jabir, engkau akan panjang umur hingga menemui keturunanku dari anak-anak Husein. Namanya Muhammad, ia menyingkap ilmu agama, oleh karena itu digelari Baqir. Jika engkau bertemu dengannya sampaikan salamku." 


Era Imam Baqir adalah periode penyebaran ilmu dan berkembangnya pengetahuan di dunia Islam. Ketika itu, muncul para ulama dan ahli agama di bidang hadis dan fiqh. Tapi, nama Imam Baqir memiliki kedudukan khusus di tengah mereka. Sheikh Mufid, ulama besar Syiah akhir abad keempat dan permulaan abad kelima Hijriah, menulis, "Para sahabat, tabiin dan pemuka ahli fiqh menukil riwayat dari beliau. Imam [Baqir] meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw. Berkat beliau masyarakat mengenal sunnah Rasul dan manasik haji dipercayakan kepada beliau. Imam [Baqir] menulis tafsir Quran dengan penjelasan secara umum dan khusus. Beliau juga menyampaikan pembahasan kalam". 


Seluruh penulis baik Syiah maupun Sunni menilai penyematan nama "al-Baqir" atau Baqir al-Ulum" kepada Imam Muhammad, karena luasnya ilmu yang beliau miliki. Tapi penamaan ini juga memiliki akar kuat dalam sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah Ansari. Rasulullah bersabda, "Yabqarul ilma Baqran", yang berarti orang yang menyingkap ilmu dengan seluruh keutamaan dan kesempurnaannya. 


Sheikh Tusi, ulama terkemuka Syiah abad kelima hijriah menyebutkan bahwa murid pilihan Imam Baqir mencapai 466 orang. Imam Baqir menjadi rujukan seluruh ulama Hijaz. Para ulama besar Sunni menimba ilmu dari Imam Baqir. Saking terkenalnya keilmuan Imam Baqir, di Hijaz beliau disebut sebagai pemuka fuqaha Hijaz. 


Kedudukan Imam Baqir di berbagai bidang ilmu pengetahuan Islam senantiasa menjadi perhatian para ulama terkemuka di zamannya. Bukan hanya ulama Syiah yang menimba ilmu dari Imam Baqir, tapi juga ulama Sunni. Zahabi menulis, "Imam Baqir termasuk orang yang menyatukan ilmu, amal, kemuliaan, ketangguhan. Oleh karena itu, Khilafah layak baginya". 


Imam Baqir adalah mufasir terbaik al-Quran. Beliau menjelaskan makna ayat demi ayat al-Quran. Imam Baqir menjelaskan pandangannya dengan dalil yang sangat kuat. Beliau berkata, "Tanyakan padaku apa yang bisa kujelaskan dari mana al-Quran, hingga makna ayat-ayatnya untuk kalian." Penguasaan Imam terhadap seluruh kandungan al-Quran diakui para ulama dan ilmuwan di zamannya. Bahkan seorang penyair terkemuka bernama Malik Ibn Ayin Jihni mendendangkan syair memuji kemuliaan Imam Baqir: 


Jika mencari ilmu al-Quran 
Ketahuilah Quraisy paling mengetahuinya 
Jika Imam Baqir alahi salam menjelaskan ilmu al-Quran 
Begitu banyak ilmu yang diterangkan 


Imam Baqir juga dikenal sebagai orang yang sangat peduli dengan kondisi masyarakat di zamannya. Beliau tanpa pamrih membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Memenuhi kebutuhan material dan spiritual orang lain menjadi aktivitas sosial terpenting Imam Baqir. 


Selain mendengarkan keluhan dan penderitaan masyarakat, beliau terjun memberikan bantuan sesuai kebutuhan, sekaligus menebarkan ketentraman dan kedamaian.Terkait hal ini, Imam Sadiq berkata, "Suatu hari aku menemui ayahku. Ketika itu beliau tengah sibuk membagikan delapan ribu dinar kepada orang-orang yang membutuhkan di Madinah, dan membebaskan sebelas budak." 


Imam Baqir menjadikan hari libur, terutama hari Jumat dikhususkan untuk infaq dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Berkaitan dengan masalah ini, Imam Sadiq berkata, "Meskipun kemampuan finansial ayahku lebih kecil dibandingkan anggota keluarga lain, dan pengeluarannya lebih besar dari yang lain, tapi setiap hari Jumat beliau membantu orang-orang yang membutuhkan, bahkan jika hanya membantu dengan satu dinar sekalipun. Beliau berkata, 'Pahala sedekah kepada orang yang membutuhkan di hari Jumat lebih utama, sebagaimana kedudukan hari Jumat yang lebih utama dari pada hari lainnya dalam sepekan." 


Agama Islam sangat menekankan berbuat baik kepada orang lain, dan menjadikannya sebagai nilai-nilai moral yang tinggi. Mengenai pentingnya masalah ini, Imam Baqir berkata,"Senyuman seorang Mukmin kepada saudara sesama Muslim sangat terpuji. Menghilangkan duka termasuk kebaikan.Tidak ada penghambaan kepada Allah yang lebih utama dari membahagiakan hati sesama Mukmin." 


Imam Baqir sangat bahagia bisa menggembirakan orang lain. Beliau menyampaikan kembali sabda Nabi Muhammad Saw kepada masyarakat mengenai keutamaan membahagiakan orang lain. Rasullullah bersabda, Orang yang membahagiakan sesama Mukmin sama seperti membahagiakanku dan menyenangkan Allah swt. Terkadang beliau bercanda yang baik untuk membahagiakan orang lain. Imam Baqir berkata, "Sesungguhnya Allah swt mencintai orang yang bercanda [terpuji], dengan syarat tidak disertai perkataan buruk dan tercela." 


Imam Sadiq berkata, "Ayahku senantiasa sibuk berzikir. Ketika makan pun, beliau berzikir. Ketika berada di tengah masyarakat beliau tetap berzikir, dan kalimat "La ilaha ilallah" senantiasa keluar dari mulutnya. Di waktu dini hari beliau mengajak kami semua beribadah hingga terbit fajar. Beliau memerintahkan membaca al-Quran kepada [sebagian] anggota keluarga, dan yang lain mengucapkan zikir". 


Muhammad bin Munkadir, salah seorang ulama Sunni, berkata, "Aku tidak percaya Ali bin Husein memiliki seorang anak dengan keutamaan dan keilmuan seperti dirinya, hingga aku bertemu dengan puteranya bernama Muhammad bin Ali.... Ketika itu aku menuju daerah di sekitar Madinah, dan cuaca saat itu sangat panas. Di tengah perjalanan aku bertemu dengan Muhammad bin Ali. Beliau orang yang kuat dan saat itu tengah bekerja di ladang. Aku menyapanya, "Wahai pemuka para pembesar Quraisy, di tengah cuaca terik ini Anda tengah mencari harta dunia." 


Muhammad bin Munkadir ingin mendengar jawaban dari Imam Baqir. Lalu ia mendekati beliau yang tengah bekerja di ladang untuk memberikan nasehat. Ulama Sunni ini kembali bertanya kepada Imam Baqir, "Wahai pemuka pembesar Quraisy, Anda keluar dari rumah untuk mencari dunia, bagaimana jika kematian menjemputmu dalam keadaan seperti ini ?" 


Mendengar perkataan ini, Imam Baqir menjawab, "Demi Allah, jika kematian menjemputku dalam keadaan saat ini, aku meninggal dunia di saat sedang beribadah dan taat kepada Allah. Sebab, aku bekerja di ladang di tengah cuaca terik supaya tidak mengulurkan tangan meminta bantuan engkau, dan orang lain. Ya, aku hanya mengkhawatirkan satu hal, kematian menjemputku ketika aku sedang bermaksiat kepada Allah swt, ". Mendengar jawaban dari Imam Baqir, Muhammad bin Munkadir berkata, "Tuhan merahmatimu, aku hendak memberikan nasehat kepadamu, tapi engkau telah memberikan nasehat penting untukku."




SEPENGGAL KISAH IMAM MUHAMMAD BAQIR ALAIHIS SALAM

Sumber : hauzahmaya.com 



Nama Imam Baqir as adalah Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain as. Rasulullah saw memberinya gelar dengan Al-Baqir (penyingkap ilmu) karena pengetahuannya yang dalam. 


Beliau lahir pada tahun 57 Hijriah di kota Madinah al-Munawwarah. Usia beliau pada peristiwa Karbala masih 4 tahun. Ibunya adalah Fathimah binti Imam Hasan Al-Mujtaba. 


Oleh karena itu, Imam Baqir diberi nama Ibnul Khiratain (anaknya dua orang yang terbaik). 

Imam meninggal dunia pada tahun 114 Hijriah. 

Terdapat sebuah hadis terkenal Nabi saw kepada Jabir Al-Anshari yang mengatakan: 


“Wahai Jabir, engkau akan mengalami dan akan bertemu dengan putraku Muhammad bin Ali bin Husain as yang terkenal di kitab Taurat dengan Al-Baqir, maka apabila engkau bertemu dengannya sampaikanlah salamku padanya”. 


Pada suatu hari khalifah Bani Umayyah, Hisyam bin Abdul Malik mengundang Imam Baqir as ke kota Syam. Imam Baqir as bersama Imam Ja’far as memasuki majelis Hisyam dan melihat para pembesar sedang berdiri dan memanah sasaran yang ada di hadapan mereka. Hisyam berkata kepada Imam: “Panahlah sasaran itu wahai Muhammad bersama dengan pembesar kaummu!” 
Imam Baqir as berkata: “Aku sudah tua untuk memanah. Maafkanlah aku!” 


Hisyam berkata: 


“Demi Allah, engkau tidak akan aku maafkan.” 


Hisyam hendak mengusir dan mempermalukan Imam jika Imam memanah dan tidak mengenai sasaran itu. Kemudian Hisyam berkata kepada salah seorang pembesarnya: 


“Berikanlah busurmu padanya!” Kemudian Imam mengambil busur dan memasang anak panahnya dan memanah sasaran itu. Anak panah itu mengenai pusat sasaran. 


Kemudian Imam mengambil anak panah lagi dan memanah sasaran. Anak panah itu pun menancap pada anak panah pertama dan seterusnya sampai tujuh kali selalu menancap pada anak panah sebelumnya. Hisyam pun tidak percaya akan ketepatan memanah yang luar biasa ini, kemudian dia berkata: “Apakah Ja’far bisa memanah sepertimu? Imam Baqir as berkata: 


“Kami mewarisi kesempurnaan dan semua yang Allah berikan kepada Nabi-Nya yang mana selain kami tak mendapatkannya.” Maka Hisyam pun marah sehingga matanya memerah. Kemudian karena hasud dia menyuruh pekerja kota Madyan untuk meracuni Imam. Beberapa hari setelah sampai di kota madinah, Imam meninggal dunia dalam keadaan teracuni, terzalimi dan sabar. 


Maka laknat Allah untuk orang-orang zalim dan tiada kekuatan selain Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung.




MENJAGA PARA SAHABAT DARI SENGATAN MUSUH

pengarang : emi nur hayati
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as



Imam Muhammad Baqir sekitar dua puluh tahun mengembang kepemimpinan. Dalam masa ini, beliau berhadapan dengan empat khalifah Bani Umayah. Khususnya pada sepuluh tahun terakhir kehidupan beliau yang berharga berhadapan dengan pemerintahan tagut Hisyam bin Abdul Malik.
Beliau tidak pernah menyerah di hadapan Hisyam dan dalam kesempatan yang tepat, beliau senantiasa menunjukkan ketidaksukaannya pada pemerintahan tagut Hisyam. Beliau seperti kakek-kakeknya senantiasa berjuang melawan para pemerintahan tagut. Meski fasilitas yang ada tidak mengizinkan perang berhadap-hadapan dengan mereka. Tapi dalam perang budaya, beliau melakukan aktivitas tepat di hadapan pemerintahan Bani Umayah.


Oleh karena itu, dalam masa itu Imam Baqir as dan para sahabatnya benar-benar berada di bawah pengawasan ketat. Safwan bin Yahya menukil dari kakeknya, “Saya pergi ke rumah Imam Baqir as dan meminta izin untuk masuk. Namun saya tidak dizinkan untuk masuk. Sementara yang lainnya diizinkan untuk masuk.


Saya kembali pulang ke rumah dalam kondisi sedih. Saya membujurkan kaki di atas sebuah amben di halaman dan tenggelam dalam berpikir; mengapa Imam tidak mempedulikanku? Aku berkata pada diriku sendiri, berbagai golongan seperti Zaidiyah, Haruriyah dan Qadariyah dan lain-lain datang menemu Imam dan berlama-lama di sana, sementar aku yang seorang pengikutnya demikian?


Ketika aku tenggelam dalam berpikir, tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu. Aku buka pintu. Aku melihat utusan Imam Baqir as dan berkata, “Sekarang, marilah ketemu Imam. Aku memakai baju dan pergi menemui beliau. Imam Baqir as berkata:


“Hai Muhammad! Bukan masalah Qadariyah, Haruriyah dan Zaidiyah dan lain-lain. Tapi kami menghindar darimu karena ini dan itu. Yakni para mata-mata pemerintah jangan sampai tahu para pecinta kami yang menyebabkan mereka tersiksa.”


Aku menerima ucapan Imam Baqir as ini dan aku menjadi tenang.



Pengasingan Dan Penjara


Sikap dan cara Imam Baqir as meski bukan sebuah perjuangan terang-terangan dengan sistem pemerintahan tagut masa itu, namun semuanya menunjukkan perlawanan pada sistem zalim. Akhirnya Hisyam memutuskan untuk mengasingkan Imam Baqir dari Madinah ke Syam.


Para petugas membawa Imam bersama putranya, Imam Shadiq as dari Madinah ke Syam. Dengan tujuan menghina Imam, beliau tidak boleh menemui Hisyam selama tiga hari. Bahkan mereka ditempatkan di penampungan para budak.


Hisyam berkata kepada para pegawainya, “Ketika Muhammad bin Ali [Imam Baqir as] masuk ke pertemuan, pertama aku akan mencacinya. Ketika aku diam, kalian bersama-sama, cacilah dia.”


Atas perintah Hisyam, Imam Baqir as diizinkan untuk masuk. Imam masuk ke dalam istana dan memberikan isyarat kepada semua orang yang hadir di situ seraya berkata, “Assalamu alaikum.” Yakni satu samalm untuk semua yang hadir di situ dan duduklah beliau.


Hisyam melihat Imam Baqir tidak mengucapkan salam secara khusus untuknya. Apalagi beliau duduk tanpa seizinnya, oleh karena itu dia bertambah marah dan berkata, “Hai Muhammad bin Ali! Selalu ada seorang dari kalian menimbulkan perselisihan di antara umat Islam dan mengajak masyarakat untuk berbaiat padanya dan menganggap dirinya sebagai imam. Dan kesimpulannya dia benar-benar menghina imam.


Ketika Hisyam diam, orang-orang ada di situ bersama-sama menghina Imam Baqir sesuai dengan konspirasi sebelumnya. Setelah mereka diam, Imam Baqir berdiri dan berkata:


“Hai orang-orang! Kemanakah kalian pergi dan kemanakah kalian dibawa? Allah telah membimbing orang pertama dari kalian melalui kami dan hidayah orang yang terakhir dari kalian juga oleh kami. Bila kalian tergantung pada kerajaan beberapa hari, ketahuilah bahwa pemerintahan abadi bersama kami. Sebagaimana Allah telah berfirman, “Akibat bagi orang-orang yang bertakwa.”


Hisyam memerintahkan untuk memenjarakan Imam Baqir as.


Tapi tidak lama, cara Imam Baqir as di penjara membuat para penghuni penjara tertarik pada beliau. Kejadian yang ada dilaporkan kepada Hisyam. Akhirnya Hisyam memerintahkan untuk mengembalikan Imam Baqir as ke Madinah dengan dibawah pengawasan.





BIARAWAN KRISTEN YANG MASUK ISLAM

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as 



Imam Baqir bersama putra sulungnya diasingkan dari Madinah ke Syam oleh Hisyam. Suatu hari ketika beliau berjalan, melihat banyak orang. Beliau bertanya, “Siapakah mereka dan untuk apa mereka berkumpul?” 


Dikatakan, “Mereka adalah para pendeta Kristen. Setiap tahun di hari ini mereka selalu berkumpul di sini dan menziarahi seorang biarawan tua yang tempat peribadatannya ada di atas gunung ini dan menyampaikan pertanyaan kepadanya. Kemudian kembali ke rumahnya masing-masing.” 


Imam Baqir as menutupi wajahnya dengan kain supaya orang lain tidak mengenalinya dan pergi ke menemui biarawan itu bersama mereka. 


Para pendeta menghamparkan karpet merah yang dibawanya dan menyediakan tempat duduk untuk biarawan itu. Biarawan tua itu keluar dari tempat peribadatan dan duduk di tempat yang telah disediakan dan mereka duduk di depannya. Biarawan itu begitu tua sehingga alisnya yang sudah beruban sampai ke matanya. Dahinya diikat dengan kain sutra berwarna kuning dan menggerakkan matanya bak ular kobra. Hisyam mengirim mata-mata untuk melaporkan pertemuan Imam Baqir as dengan biarawan tua itu kepadanya. Biarawan memandang orang-orang yang hadir. Ketika dia melihat Imam Baqir as berada di antara orang-orang yang ada, antara dia dan Imam Baqir terjadi percakapan seperti ini: 


Biarawan : Engkau bagian dari kami ataukah dari umat Islam?
Imam Baqir : Dari umat Islam.


Biarawan : Dari kalangan ulama Islam ataukah dari orang-orang yang buta hurufnya?
Imam Baqir : Saya bukan dari orang-orang yang buta hurufnya.


Biarawan : Apakah aku yang harus bertanya ataukah engkau?
Imam Baqir as : Bertanyalah engkau.


Biarawan : Hai orang-orang Kristen yang hadir! Aneh! Seorang lelaki dari umat Muhammad berani mengatakan, “Bertanyalah engkau. Sekarang sebaiknya aku menyampaikan beberapa pertanyaan padanya.”


Kemudian dia menghadap kepada Imam Baqir dan melanjutkan ucapannya: 


1. Katakan padaku sehingga aku tahu; Waktu yang bukan malam dan juga bukan siang. Waktu apakah itu?
Imam Baqir as: Waktu itu adalah antara terbitnya fajar dan terbitnya matahari. 


2. Katakan sehingga aku tahu; waktu ini bukan siang, juga bukan malam, lalu waktu apa?
Imam Baqir: waktu itu adalah bagian dari waktu surga. Orang-orang yang sakit di waktu itu mendapatkan kesembuhan dan rasa sakit akan tenang.
Biarawan: Engkau benar. 


3. Katakan padaku sehingga aku tahu; bila penghuni surga makan dan minum tapi tidak buang air kecil juga tidak buang air besar, apakah di dunia juga ada contoh semacam ini?
Imam Baqir: Iya, seperti janin yang ada di dalam rahim ibunya. Dia makan tapi tidak ada sesuatu yang terpisah darinya.
Biarawan: Engkau benar. 


4. Katakan kepadaku; dikatakan bahwa di surga meski buah-buah dan makanan yang ada di sana dimakan, tidak akan ada yang berkurang darinya. Apakah ada contohnya di dunia?
Imam Baqir as: Contohnya adalah lentera dimana bila ribuan lentera dinyalakan pelitanya, maka cahayanya tidak akan berkurang. 


5. Katakan padaku supaya aku tahu; siapakah dua saudara yang dalam satu waktu lahir dari ibunya sebagai anak kembar dan keduanya mati pada saat yang sama, tapi satu darinya berumur lima puluh tahun dan yang satunya berumur seratus lima puluh tahun? 


Imam Baqir as: Dua saudara itu adalah Aziz dan Uzair; saudara kembar yang lahir dalam satu waktu dan mati bersama-sama dalam satu waktu juga. Allah telah mengambil ruh Uzair dan selama seratus tahun sebagai orang yang mati, kemudian ia dihidupkan kembali dan hidup bersama saudaranya selama dua puluh tahun, kemudian mati barengan dalam satu waktu. Kesimpulannya, Uzair berumur lima puluh tahun, tapi Aziz berumur lima puluh tahun. 


Pada saat itu biarawan bangkit dari tempatnya dan berkata kepada orang-orang yang hadir: 


“Kalian telah mendatangkan orang yang lebih pandai dari aku, supaya kalian mempermalukan aku. Demi Allah! Selama lelaki ini [Imam Baqir as] berada di Syam, aku tidak akan berbicara dengan kalian. Tanyakan apa saja kepadanya yang kalian maukan.” 


Diriwayatkan bahwa ketika malam tiba, biarawan itu mendatangi Imam Baqir as dan dia menyaksikan sebuah mukjizat dan di situ juga dia masuk Islam. Ketika kabar menakjubkan ini sampai di telinga Hisyam, dan kabar dialog Imam Baqir dengan biarawan menyebar di Syam dan ilmu serta kesempurnaan Imam Baqir telah tampak di Syam, Hisyam merasa terancam. Ia mengirim hadiah untuk Imam Baqir as dan beliau dikembalikan ke Madinah. Dia [Hisyam] juga mengutus beberapa orang terlebih dahulu untuk mengumumkan kepada masyarakat bahwa jangan ada seseorang bertemu dengan dua putra Abu Turab [Imam Ali as]; Baqir dan Ja’far karena keduanya adalah tukang sihir. Aku meminta keduanya untuk ke Syam, tapi mereka cenderung kepada agama orang-orang Kristen. Barang siapa yang menjual sesuatu kepada keduanya atau mengucapkan salam, maka darahnya layak untuk ditumpahkan.




SEORANG TUNANETRA YANG MENGENAL IMAM BAQIR ALAIHIS SALAM

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as



Abu Bashir mengatakan, “Saya bersama Imam Baqir as masuk masjid di Madinah. Masyarakat dalam kondisi lalu lalang. Kepada saya Imam Baqir as berkata, “Tanyakan kepada masyarakat, apakah mereka melihat aku?”


Setiap orang yang aku tanya mengatakan tidak melihat Abu Ja’far [Imam Baqir as] padahal Imam Bagir berdiri di sampingku. Pada saat itu datanglah salah seorang pecinta sejati Imam Baqir as yang tunanetra; namanya Abu Harun. Imam Baqir as berkata, “Tanyakan padanya.” 


Abu Bashir mengatakan, “Saya bertanya kepada Abu Harun, Apakah engkau melihat Abu Ja’far?”
Dia berkata, “Bukannya beliau berdiri di sampingmu.”
Saya berkata, “Bagaimana engkau tahu?”
Dia berkata, “Bagaimana aku tidak tahu, sementara beliau adalah cahaya yang terang dan memancar.” 

Penghambaan Kepada Allah


Seorang lelaki sedang melewati kebun kurma. Dia melihat Imam Baqir as sedang sibuk bertani di bawah suhu yang panas. Dia berpikir, sebaiknya aku nasihati Imam supaya dia tidak lagi bertani di bawah suhu yang panas dan membakar ini. 


Dia mendekati Imam. Setelah mengucapkan salam, dia berkata, “Wahai putra Rasulullah! Apakah benar, karena untuk mendapatkan harta dunia Anda bekerja di bawa suhu yang panas? Bila kematian menjemput Anda, apa yang harus Anda lakukan?”
Setelah menjawab salamnya, Imam berkata, “Hai hamba Allah! Bila pada saat ini kematian mendatangiku, maka dengan bangga aku menyambutnya, karena aku dalam keadaan menghamba kepada Allah. Dengan pekerjaan ini, aku tidak lagi membutuhkan orang lain seperti kamu.” 


Lelaki itu malu mendengar ucapan ini dan berkata, “Aku ingin menasihati Anda, namun Anda menasihati saya.”
Kemudian dia pergi dan telah jauh dari Imam Baqir as.




MUNAJAT PARA NABI

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as



Numair mengatakan, “Saya bersama sejumlah orang pergi ke rumah Imam Baqir as. Di sana kami mendengar suara munajat dengan bahasa Ibrani. Karena sedihnya suara yang kami dengarkan, air mata kami juga mengalir. Kami menyangka ada seorang dari Yahudi atau Kristen yang berada di rumah Imam Baqir as dan sedang membaca Taurat atau Injil. 


Ketika kami sampai di sisi Imam Baqir as, kami tidak melihat seseorang ada di sisinya. Kepada beliau kami berkata, “Kami menyangka ada seseorang dari ahli kitab; Yahudi atau Kristen datang dan membaca ayat-ayat Taurat atau Injil.” 


Imam Baqir as berkata, “Itu tadi suara saya. Saya tadi sedang membaca munajat “Ilya” salah satu nabi terdahulu yang berbahasa Ibrani.”
Kami berkata, “Munajat bagaimana bila dengan bahasa Arab.” 


Imam Baqir as berkata, “Ya Allah! Apakah aku melihat-Mu sebagai penyiksa diriku sendiri? Padahal selama ini mataku tidak pernah terpejam di malam hari beribadah kepadamu dan melakukan salat. Dan dia terus menyebutkan pekerjaan-pekerjaan baiknya, dalam munajat ini dan meminta surga kepada Allah.”

Mengetahui Nama-Nama Para Pengikut Ahlul Bait Rasulullah Saw


Abu Bashir menukil bahwa Imam Baqir as kepadanya berkata, “Ketika engkau kembali ke Kufah, maka akan lahir anakmu lelaki bernama Isa kemudian akan lahir lagi anakmu dengan nama Muhammad. Keduanya adalah pengikut kami dan nama dua orang ini ada dalam shahifah kami dan siapa saja yang akan lahir sampai Hari Kiamat. 


Abu Bashir berkata, “Kepada beliau saya berkata, ‘Apakah para pengikut Anda bersama Anda?”
Imam Baqir as berkata, “Iya, bila takut pada Allah dan bertakwa.”




KEHADIRAN ORANG YANG SUDAH MATI

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as



Abu Ainiyah meriwayatkan: Saya berada bersama Imam Baqir as. Seorang lelaki datang dan berkata, “Saya adalah warga Syam. Saya mencintai Anda dan berlepas tangan dari musuh-musuh Anda. Ayah saya adalah pecinta Bani Umayah. Dia tidak punya anak selain saya. Dia punya kebun dan sering di sana. Ketika dia sudah mati, saya tidak menemukan harta kekayaannya sama sekali meski sudah saya cari-cari. Tidak diragukan bahwa ini karena permusuhannya terhadap saya. Sehingga dia menyembunyikan hartanya. 


Imam Baqir as berkata, “Maukah engkau melihat ayahmu dan bertanya kepadanya di manakah hartanya?” 


Dia berkata, “Iya. Demi Allah! Saya tidak memiliki apa-apa dan sangat membutuhkan.” 


Imam Baqir as menulis surat dan menstempel dengan stempel cincinnya. Kemudian berkata kepada lelaki warga Syam ini, “Bawalah surat ini ke Baqi’ dan berdirilah di tengah-tengah kuburan, kemudian ucapkan dengan suara lantang “Aku adalah utusan Muhammad bin Ali bin Huseis as” akan datang seseorang yang memakai amamah [surban] di kepalanya dan bertanyalah kepadanya apa saja yang engkau inginkan.” 


Lelaki Syam ini mengambil surat itu dan pergi. Abu Ainiyah mengatakan, “Keesokan harinya aku datang menemui Abu Ja’far [Imam Baqir as] untuk menanyakan kondisi lelaki Syam itu. saya melihat lelaki itu berdiri di depan pintu menunggu izin untuk masuk. Dia diizinkan untuk masuk dan kami masuk bersama-sama ke dalam rumah. 


Lelaki Syam itu berkata, “Allah lebih tahu ilmu-Nya harus diletakkan di mana? Tadi malam saya pergi ke Baqi’ dan saya mengamalkan segala yang diperintahkan. Saat itu juga datang seseorang dan berkata, “Jangan pergi dari sini ke tempat lain, sehingga aku hadirkan ayahmu. Dia pergi dan hadir kembali dengan lelaki hitam dan berkata, “Ini adalah ayahmu. Tanyakan kepadanya apa saja yang engkau maukan.” Saya berkata, “Dia bukan ayahku.” Orang tersebut berkata, “Dia adalah ayahmu. Tapi kobaran api dan dukhan, jahim dan azab yang pedih telah mengubahnya.” 


Saya berkata, “Engkau ayahku?” 

Dia menjawab, “Iya.” 

Saya berkata, “Kondisi apakah ini.” 


Dia berkata, “Hai anakku! Aku dulu adalah pecinta Bani Umayah dan aku lebih mengutamakan mereka daripada keluarga Rasulullah Saw yang berasal dari Rasulullah sendiri. Oleh karena itu Allah telah mengazabku seperti ini. Karena engkau adalah pecinta keluarga Rasulullah Saw dan aku memusuhimu, aku tidak memberikan hartaku padamu. Sekarang aku menyesali keyakinanku ini. Hai anakku! Pergilah ke kebunku dan galilah tanah di bawah pohon zaitun dan ambillah uang seratus ribu dirham di sana. Berikan yang lima puluh ribu dirham kepada Imam Muhammad bin Ali dan ambillah sisanya.” 


Kemudian lelaki Syam itu berkata, “Sekarang aku mau mengambil uang itu dan saya akan memberikan apa yang menjadi hak Anda.” Kemudian dia pergi. 


Abu Ainiyah mengatakan, “Tahun berikutnya saya bertanya kepada Imam as , “Apa yang dilakukan oleh lelaki Syam terkait hartanya?” 


Imam Baqir as berkata, “Lelaki itu memberikan lima puluh ribu dirham kepadaku, dan aku pakai membayar hutang yang menjadi tanggunganku. Aku beli tanah di sekitar Khaibar dari sebagian uang itu dan aku berikan sebagiannya untuk orang-orang yang membutuhkan dan sebagian aku berikan kepada keluargaku.”




KESEMPURNAAN IBU DAN NASIHAT IMAM BAQIR ALAIHIS SALAM

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as



Ibu Imam Baqir as bernama Fathimah [Ummu Abdillah]. Dia adalah putri Imam Hasan as. Dari sisi spiritual, beliau mencapai derajat kesempurnaan. 


Suatu hari Imam Baqir as mengingatnya dan berkata, “Beliau benar-benar jujur dan di dalam kalangan keluarga Imam Hasan, tidak terlihat seorang wanita seperti beliau.” 


Suatu hari dia duduk di samping dinding. Tiba-tiba dinding itu retak dan terbelah dan suara jatuhnya dinding terdengar mengerikan. Pada saat itu dia berkata, “Tidak. Bihaqqi Musthafa, Allah tidak mengizinkan engkau untuk roboh.” 


Dinding mengantung di udara. Kemudian dia keluar dari bawah dinding. Kemudian Imam Baqir as bersedekah seratus dinar karena terhindarnya ibunya dari bahaya. 

Nasihat 


Sejumlah orang dari para pengikut Ahlul Bait Rasulullah Saw bermaksud untuk pergi dari Hijaz menuju ke Irak. Sampai di Madinah, mereka menemui Imam Baqir as dan meminta beliau agar menasihati mereka. 


Imam Baqir as menasihati mereka demikian: 

1. Yang Kuat dari kalian harus membantu yang lemah. 
2. Yang Kaya dari kalian harus membantu yang miskin. 
3. Ketika sebuah hadis dari kami sampai kepada kalian, perhatikan dan telitilah. Bila kalian menemukan satu atau dua dalil dari al-Quran, maka terimalah [hadis itu], bila tidak maka bersabarlah sampai kalian mendapatkan kesempatan yang tepat untuk menanyakan kepada kami supaya kebenarannya jelas bagi kalian. 


4. Ketahuilah bahwa pahala setiap orang dari kalian yang menunggu perkara ini [kehadiran Imam Zaman af] sama seperti pahala orang yang berpuasa dan malamnya dipenuhi dengan ibadah dan barang siapa yang sampai pada masa Qaim kami [Imam Zaman af] dan memerangi musuh bersamanya serta membunuh musuh kami, maka pahalanya sebesar dua puluh syahid, dan barang siapa yang terbunuh di jalan ini, maka pahalanya sebesar dua puluh lima syahid.




DIALOG

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as


Hisyam pada tahun tertentu pergi menunaikan ibadah haji. Imam Baqir dan Imam Shadiq as juga termasuk jemaah haji tahun itu. 

Suatu hari Imam Shadiq as menyampaikan ceramahnya: 

“Syukur kepada Allah yang telah mengutus Muhammad dengan kebenaran dan dengannya kami dimuliakan. Kami adalah orang-orang pilihan Allah di antara makhluk-makhluk-Nya dan wali-wali Allah di bumi. Beruntunglah orang yang mengikuti kami dan celakalah orang yang memusuhi kami.” 


Imam Shadiq as berkata, “Ucapan ini disampaikan kepada Hisyam, tapi dia tidak menentang kami sampai dia kembali ke Damaskus dan kami juga kembali ke Madinah. Dia memerintahkan gubernur di Madinah untuk mengirim saya dan ayah saya ke Damaskus.” 


Imam Shadiq as terkait masalah ini berkata, “Kami pergi ke Damaskus dan Hisyam tidak mengizinkan kami masuk sampai tiga hari. Hari keempat kami datang menemuinya dalam keadaan dia duduk di singgasana dan orang-orang sekelilingnya sedang sibuk bermain panah dan mengambil arah. Hisyam memanggil ayah dengan namanya saja dan berkata, “Memanahlah bersama para pembesar kabilahmu.” 


Ayahku berkata, “Aku sudah tua. Masa memanah sudah lewat bagiku. Maafkanlah aku.” 


Hisyam memaksa dan bersumpah bahwa engkau harus melakukannya dan dia berkata kepada seorang tua dari Bani Umayah, "Berikan busurmu kepadanya.” 


Ayahku mengambil busur itu dan memasang anak panahnya dan memanahkannya. Anak panah pertama tepat menancap di tengah-tengah arah yang dituju. Kemudian memasang anak panah yang kedua ke busur. Begitu jarinya dilepas anak panah meluncur ke anak panah yang pertama dan terbelah. Anak panah ketiga menancap ke anak panah kedua dan anak panah keempat menancap ke anak panah ketiga dan seterusnya sampai anak panah kesembilan menancap ke anak panah kedelapan. Suara teriakan muncul dari orang-orang yang hadir. Hisyam tidak tenang dan berteriak, “Selamat Abu Jakfar! Engkau di kalangan Arab dan Ajam sebagai pemanah yang hebat. Bagaimana mungkin engkau berpikir masa memanah telah lewat bagimu...” 


Pada saat itu juga dia merencanakan untuk membunuh ayahku dan menundukkan kepalanya untuk berpikir. Kami pun berdiri di hadapannya. Kami lama berdiri dan karena itulah ayahku marah. Begitu ayahku marah, beliau memandang ke langit dan kemarahannya tampak di wajahnya. 


Hisyam memahami kemarahan ayahku dan dia mempersilahkan kami ke singgasananya. Dia bangkit dan memeluk ayahku dan mempersilahkan duduk di sebelah kanannya. Dia juga memelukku dan mempersilahkan aku duduk di sebelah kanan ayah. Dia berbincang-bincang dengan ayahku seraya berkata: 


“Selama Quraisy memiliki orang sepertimu di sisinya, mereka akan bangga di hadapan Arab dan Ajam. Selamat untukmu. Engkau belajar dari siapa memanah seperti ini dan berapa lama?” 


Ayahku berkata, “Engkau tahu orang-orang Madinah memanah dan aku ketika masa muda juga melakukannya, kemudian aku tinggalkan sampai saat ini engkau memintaku untuk memanah.” 


Hisyam berkata, “Sejak aku mengenal diriku, selama ini aku tidak pernah melihat ada orang memanah sehebat ini. Aku tidak menyangka di muka bumi ini ada yang punya ketrampilan ini sepertimu. Apakah anakmu Jakfar juga bisa memanah seperti kamu?” 


Ayahku berkata, “Kami menerima warisan secara sempurna dan penuh sebagaimana kesempurnaan yang diturunkan oleh Allah kepada nabi-Nya yang berfirman, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu.” 


Bumi tidak akan kosong dari orang yang benar-benar bisa melakukan pekerjaan ini. 

Mendengar kata-kata ini mata Hisyam melotot dan wajahnya memerah karena marah. 


Sejenak dia menunduk dan mengangkat kembali kepalanya dan berkata, “Bukankah kami dan kalian dari keturunan Abdi Manaf dan dari nasab yang sama?” 


Ayahku berkata, “Iya, tapi Allah telah memberikan keistimewaan kepada kami yang tidak diberikan kepada yang lainnya.” 


Hisyam bertanya, “Bukankah Allah mengutus Rasulullah dari keturunan Abdi Manaf kepada semua orang dan untuk semua orang; baik orang kulit putih, hitam dan merah? Kalian tahu dari mana kalau telah mewarisi pengetahuan ini. Padahal setelah Rasulullah tidak akan ada nabi dan kalian juga bukan nabi?” 


Ayahku langsung menjawab, “Allah dalam al-Quran berfirman kepada Rasulullah Saw, “Jangan menggerakkan mulutmu untuk membaca al-Quran sebelum diwahyukan kepadamu. [tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)]. 


Dengan penjelasan ayat ini mulut Rasulullah mengikuti Allah dan memberikan keistimewaan kepada kami yang tidak diberikan kepada orang lain. Oleh karena itu beliau menyampaikan rahasia kepada saudaranya; Ali yang tidak pernah disampaikan kepada orang lain. Dan dalam hal ini Allah berfirman, “Apa yang diwahyukan kepadamu, hanya telinga tertentu yang bisa mempelajari rahasiamu.” 


Dan Rasulullah Saw berkata kepada Ali, “Aku memohonkan kepada Allah untuk menjadikan telingamu sebagai telinga yang dimaksud. Demikian juga Ali di Kufah mengatakan, “Rasulullah Saw telah membuka seribu pintu ilmu di hadapanku dan dari setiap pintu itu ada seribu pintu lainnya yang terbuka.” 


Sebagaimana Allah telah memberikan kesempurnaan khusus kepada Rasulullah Saw, Rasulullah juga atas perintah Allah memilih Ali dan mengajarkan banyak hal kepadanya yang tidak diajarkan kepada yang lainnya dan ilmu kami bersumber dari sana. Dan hanya kami yang mewarisinya bukan orang lain. 


Hisyam berkata, “Ali mengklaim punya ilmu gaib. Padahal Allah tidak menjadikan seseorang tahu ilmu gaib.” 


Ayahku berkata, “Allah telah menurunkan sebuah kitab yang di dalamnya telah dijelaskan segalanya tentang masa lalu dan masa yang akan datang sampai Hari Kiamat. Karena di dalam kitab itu berfirman, “Kami telah mengirim sebuah kitab kepadamu yang menjelaskan segalanya.” 


Dan juga berfirman, “Tidak ada sesuatu pun yang tidak kami masukkan dalam kitab ini.” 


Dan Allah memerintahkan Rasulullah Saw untuk mengajarkan semua rahasia al-Quran kepada Ali dan Rasulullah Saw bersabda kepada umatnya, “Ali lebih pandai dalam menghukumi dari kalian semua...” 


Hisyam diam dan Imam keluar dari istananya.




KISAH-KISAH IMAM BAQIR ALAIHIS SALAM

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : http://parstoday.com



Persaudaraan Seagama​ 


Said bin Hasan datang menemui Imam Baqir as. Imam bertanya kepadanya, “Apakah di antara kalian ada kebiasaan ini dimana salah satu dari kalian pergi ke saudara segamanya dan mengambil uang di sakunya sebatas kebutuhannya dan pemiliknya tidak menolaknya?”
Said menjawab, “Tidak. Saya tidak mengenal orang seperti ini.”
Imam Baqir as berkata, “Kalau begitu tidak ada yang namanya persaudaraan.”
Said berkata, “Kalau demikian, apakah kami dalam kehancuran?”
Imam Baqir as berkata, “Akal lelaki ini sampai saat ini belum sempurna. Yakni taklif [kewajiban] tergantung pada derajat akal. Dengan adanya perbedaan derajat akal, maka taklif juga akan menjadi berbeda.” 


Keadilan Allah


Imam Baqir as berkata, “Salah seorang nabi dari Bani Israil melihat seorang lelaki yang separuh tubuhnya ada di bawah dinding dan separuhnya lagi dimakan oleh burung pemakan bangkai dan anjing-anjing telah merobek-robek tubuhnya. Kemudian dia pergi dari sana dan masuk ke kota lain. Di sana dia melihat salah seorang pembesar kota itu meninggal dunia dan diletakkan di atas amben dengan dikafani kain sutera dan disekelilingnya ada anglo-anglo tempat dupa dinyalakan. Nabi itu berkata, “Ya Allah, aku bersaksi bahwa Engkau adalah penguasa yang adil dan tidak akan berbuat zalim kepada siapapun. Namun lelaki yang pertama itu adalah hamba-Mu yang tidak pernah menyekutukan-Mu sekejap mata pun dan Engkau menetapkan kematiannya sebagaimana yang aku lihat [separuh tubuhnya di bawah dinding dan separuhnya lagi dimakan burung-burung dan anjing-anjing]. Sementara orang kedua tidak beriman sama sekali kepada-Mu sekejap matapun. Namun Engkau menetapkan kematiannya dengan kemewahan seperti ini.”


Allah berfirman, “Iya wahai hamba-Ku. Aku adalah penguasa yang adil yang tidak akan berbuat zalim sebagaimana yang engkau katakan. Hamba-Ku; orang pertama punya dosa di sisi-Ku, sehingga Aku tetapkan kematiannya demikian, supaya ketika dia menemui-Ku dalam kondisi tidak ada dosa sama sekali baginya. Sementara hamba-Ku; orang kedua ini, punya satu perbuatan baik di sisi-Ku, sehingga Aku tetapkan kematiannya demikian, supaya ketika dia menemui-Ku tidak ada lagi perbuatan baik baginya dan tidak menuntut-Ku.” 


Bersedekah Secara Sembunyi-Sembunyi


Dinukil dari Imam Baqir as bahwa ketika beliau memandikan jasad ayahnya; Ali bin Husein [Zainul Abdin], orang-orang yang ada di sekitar mengetahui bahwa lutut dan kakinya kapalan. Pada saat itu mata mereka tertuju pada pundak Imam Zainul Abidin as bahwa sebagian dari pundaknya juga kapalan seperti lututnya.


Mereka mengatakan, bekas yang tampak di kaki dan lutut, jelas karena sujud yang lama. Tapi mengapa bagian dari pundak ini juga kapalan?!


Imam Baqir as berkata, “Kalau bukan karena pasca kematian beliau, aku tidak akan menyampaikan sebabnya. Setiap hari sebisa mungkin pasti mengenyangkan orang-orang miskin. Begitu malam tiba dan makanan keluarganya masih lebih banyak, beliau memasukkannya ke dalam karung. Ketika semuanya sudah tertidur, beliau pergi ke rumah sejumlah orang miskin. Karena mereka menjaga harga diri, sehingga tidak ada orang yang mengenal mereka kalau miskin. Beliau membagikan apa yang ada di dalam karung itu kepada mereka sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tahu siapa pembawa makanan ini. Tidak seorang pun dari anggota keluarga beliu juga mengetahuinya. Tapi saya tahu. Maksud beliau dari pekerjaan ini adalah agar beliau mendapatkan pahala sedekah secara sembunyi-sembunyi dari tangannya sendiri.


Ayahku selalu mengatakan, “Bersedekah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemarahan Allah, seperti air yang memadamkan api. Bila salah satu dari kalian memberikan sedekah dengan tangan kanan, berikanlah sekiranya tangan kiri tidak tahu.” 


Macam-Macam Hati


Imam Baqir as berkata, “Hati ada tiga macam:
1. Hati yang terbalik, dan tidak bisa ditempati apapun [tidak menerima kebenaran sama sekali] dan ini adalah hatinya orang kafir.
2. Hati yang ada titik gelapnya. Kebaikan dan keburukan akan masuk ke dalamnya. Yang mana yang lebih kuat, maka akan mendominasi.
3. Hati yang Farrakh yaitu hati yang bersinar di dalamnya cahaya ilahi dan akan tetap sampai Hari Kiamat dan ini adalah hati orang mukmin. 


Taufik Meninggalkan Dosa

Imam Baqir as berkata, “Allah Swt telah menurunkan wahyu kepada Daud as, “Pergi temuilah hamba-Ku Daud dan katakan kepadanya, “Engkau telah melanggar perintah-Ku. Aku telah memaafkanmu. Kemudian engkau melanggar perintah-Ku lagi dan Aku telah mengampunimu. Kemudian engkau melanggar lagi dan aAu mengampunimu. Bila engkau melanggar perintah-Ku yang keempat kalinya, maka Aku tidak akan memaafkanmu.”


Daud pergi menemui Danial dan menyampaikan pesan Allah kepadanya. Danial bangun di waktu sahar [akhir malam] dan bermunajat kepada Tuhannya, seraya berkata, “Ya Allah! Nabi-Mu Daud telah menyampaikan pesan-Mu kepadaku bahwa aku telah melanggar perintah-Mu sebanyak tiga kali dan Engkau telah mengampuniku. Bila kali yang keempat aku melanggar perintah-Mu, maka aku jatuh ke dalam kesalahan. Untuk itu berilah aku taufik untuk meninggalkan dosa. Yakni meninggalkan dosa memerlukan taufik dari Allah dan harus kita mohon kepada-Nya, sehingga kita sukses dalam meinggalkan dosa. 


Imam Baqir as Dalam Majlisnya Yazid

Ketika para tawanan Karbala dibawa masuk ke majlis Yazid, dia bermusyawarah dengan orang-orang sekitarnya bahwa apa yang harus dilakukan terkait para tawanan ini. Sebagian memberikan usulan untuk membunuh mereka. Pada saat itu Imam Baqir as yang masih kanak-kanak mulai berbicara. Setelah memuji Allah, beliau berkata:
Hai Yazid! Orang-orang sekitarmu memberikan usulan kepadamu dimana orang-orang sekitar Firaun tidak pernah memberikan usulan seperti ini! Ketika Firaun meminta usulan kepada orang-orang sekitarnya terkait Musa dan saudaranya, apa yang harus dilakukan terhadap mereka, orang-orang sekitarnya mengatakan, “Kasihlah kesempatan kepadanya dan saudaranya...”
Tapi orang-orang sekitarmu memberikan usulan untuk membunuh kami. Apakah engkau tahu apa sebab perbedaan usulan dan pendapat ini?”
Kemudian beliau melanjutkan, “Sebabnya adalah anggota majlisnya Firaun adalah anak-anak halal dan jemaah yang hadir di sisimu adalah anak-anak haram. Karena tidak akan membunuh para nabi dan anak-anaknya nabi selain anak-anak zina.”




BEBERAPA KATA PENUH HIKMAH DAN NASIHAT

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as 


Kata Penuh Hikmah 


Imam Baqir as berkata, “Rasa takabbur tidak akan masuk ke dalam hati seseorang, baik itu sedikit maupun banyak, kecuali bila akalnya telah berkurang sebatas [rasa takabbur] itu juga. 


- Kilat akan menyambar orang mukmin maupun non mukmin, tapi ia tidak akan berpengaruh pada orang yang berzikir menyebut nama Allah. 


- Terkait ayat yang berbunyi, “Mereka yang bersabar maka akan diberi balasan surga” Imam Baqir as berkata, “Mereka adalah orang-orang yang bersabar ketika menghadapi kemiskinan di dunia.” 


- Dan terkait ayat yang berbunyi, “Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.” Beliau juga berkata, “Mereka adalah orang-orang yang kokoh dalam menghadapi kemiskinan dan kesulitan dunia.” 


- Perkataan yang buruk adalah senjata orang-orang yang hina 


- Segala sesuatu ada penyakitnya, dan penyakit ilmu adalah kelupaan 


- Seorang ilmuwan yang ilmunya dimanfaatkan oleh masyarakat, lebih baik dari seribu orang yang ahli ibadah. 


- Demi Allah! Kematian seorang ilmuwan bagi iblis lebih menyenangkan daripada kematian tujuh puluh orang yang ahli ibadah. 

Beberapa Nasihat 


Imam Baqir as berkata, “Putraku! Jangan sampai bermalas-malasan dan bosan dalam mengerjakan pekerjaan. Karena keduanya ini awal dari segala keburukan. Bila engkau bermalas-malasan maka engkau tidak akan bisa memenuhi hak [seseorang] dan bila engkau bosan dan tidak stabil maka engkau tidak akan bisa bersabar atas satu hak pun. 


Perilaku ada tiga macam: 


1. Mengingat Allah dalam segala kondisi 


2. Bersikap adil terhadap masyarakat 


3. Empati dan menjadikan orang lain sebagai bagian dari dirinya dalam harta dan kekayaan. 


4. Bila engkau melihat pembaca al-Quran mencintai orang yang kaya, ketahuilah bahwa dia adalah ahli dunia dan bila engkau melihat dia membarengi raja tanpa ada keharusan, ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. 


5, Para pengikut kami adalah orang yang menaati perintah Allah. 


6. Hindarilah permusuhan dan kebencian, karena ia akan merusak hati dan menumbuhkan nifak [kemunafikan]. 


7. Mereka yang berdebat tentang ayat-ayat ilahi secara batil, adalah mereka yang cenderung pada kebencian dan permusuhan. 


8. Beliau juga berkata, “Aku punya seorang saudara dan di mataku dia besar. Yang membuat di besar di mataku adalah kehinaan dunia di matanya.”


9. Siapa saja yang dianugerahi akhlak yang baik, karakter persahabatan dan toleransi, maka telah diberikan kepadanya semua kebaikan dan dia akan merasa tenang dan nyaman di dunia dan akhirat. Sedangkan, siapa saja yang tidak punya akhlak yang baik, karakter persahabatan dan toleransi, sungguh jalannya telah terbuka menuju pada segala keburukan dan musibah, kecuali orang yang dijaga oleh Allah. 


10. Bila engkau ingin tahu kadar kecintaan hati temanmu kepadamu, maka lihatlah apa yang ada di hatimu terkait dia.




SILSILAH KETURUNAN SALMAN DAN KANTONG-KANTONG UANG EMAS

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as


Silsilah Keturunan Salman 

Imam Baqir as berkata, “Suatu hari para sahabat Rasulullah Saw sedang berkumpul dan setiap orang bangga dengan silsilah keturunannya dan menceritakannya.
Dalam perbincangan sensitif ini, Umar bin Khattab berkata, “Engkau juga, ceritakan silsilah keturunanmu, hai Salman!”
Salman berkata, “Aku adalah hamba Allah! Aku dulu tersesat, miskin dan seorang budak. Karena berkah wujudnya Rasulullah Saw, Allah telah memberikan hidayah kepadaku, membuatku tidak membutuhkan dan memerdekakan aku. Inilah silsilah keturunanku, hai Umar!”
Pada saat itu juga Rasullah datang dan mengetahui kandungan perbincangan mereka. Beliau berkata kepada mereka, “Kemuliaan seseorang, ada pada agama dan keimanannya. Harga diri seseorang adalah karakternya. Akar dan asal muasal seseorang adalah akalnya. Kemudian beliau membacakan ayat 13 surat Hujurat:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu...” 

Kantong-Kantong Uang Emas


Seorang lelaki miskin bernama Jabir bin Yazid datang menemui Imam Baqir as dan mengadukan kemiskinannya kepada beliau.
Imam Baqir as berkata, “Hai Jabir, aku tidak punya uang di rumah.”
Tidak lama kemudian datanglah Kumit; seorang penyair dan berkata, “Saya menjadi tebusan Anda. Bila Anda mengizinkan saya akan membacakan syair yang saya susun buat Anda.”
Imam Baqir as berkata, “Bacalah.”
Dia membaca syairnya. Begitu selesai bacaannya, Imam Baqir berkata, “Hai budak! Keluarkan satu kantong dari rumah ini dan berikan kepada Kumit. Sang budak membawa kantong dan memberikannya kepada Kumit.
Kumit berkata, “Saya menjadi tebusan Anda. Bila Anda mengizinkan, saya akan membacakan syair yang lainnya.”
Imam Baqir as berkata, “Bacalah.”
Kumit membacakan syair yang lainnya.
Imam Baqir berkata kepada budaknya, untuk mengeluarkan kantong lainnya dari rumah itu dan memberikannya kepada Kumit.
Kumit berkata, “Saya menjadi tebusan Anda. Bila Anda mengizinkan maka saya akan membaca syair yang ketiga.”
Imam Baqir as berkata, “Bacalah.”
Kumit membaca syair yang ketiga dan Imam Baqir berkata, “Hai budak! Keluarkanlah kantong yang lainnya lagi dan berikan kepada Kumit.”
Sang budakpun menjalankan perintah Imam dan mengeluarkan kantong yang lainnya lagi dan memberikannya kepada Kumit.
Kumit berkata, “Demi Allah! Saya tidak memuji Anda karena untuk mencari harta dan keuntungan duniawi. Saya tidak punya tujuan selain karena untuk menyambung hubungan dengan Rasulullah dan memenuhi hak Anda sebagaimana yang diwajibkan oleh Allah kepada saya.”
Sebagai hak Kumit, Imam Baqir mendoakannya dan berkata, “Hai budak! Kembalikan kantong-kantong ini pada tempatnya.”
Jabir mengatakan, “Begitu saya menyaksikan pemandangan ini, saya berkata kepada diri saya sendiri, “Imam berkata kepadaku, “Aku tidak punya uang di rumah” tapi beliau memberikan uang tiga puluh ribu dirham kepada Kumit. Ketika Kumit keluar, saya berkata, “Saya menjadi tebusan Anda. Anda berkata kepada saya, “Aku tidak punya uang” tapi Anda memberikan uang tiga puluh ribu dirham kepada Kumit.”
Imam Baqir as berkata, “Hai Jabir! Bangkitlah dan masuklah ke rumah yang telah dikeluarkan dirham-dirham itu dan dikembalikan lagi ke sana.”
Jabir mengatakan:
“Aku bangkit dan masuk ke dalam rumah itu dan aku tidak menemui kantong-kantong uang emas itu. aku keluar dari rumah itu dan Imam Baqir as berkata, “Hai Jabir! Mukjizat dan keutamaan yang kami miliki dan tersembunyi darimu lebih besar dari yang kami tampakkan kepadamu.” Kemudian beliau memegang tanganku dan masuk ke dalam rumah tersebut. Imam Baqir menghentakkan kakinya ke tanah, tiba-tiba keluarlah dari dalam tanah emas yang berbentuk seperti lehernya onta. Imam Baqir berkata:
“Hai Jabir lihatlah mukjizat ini. Jangan engkau beritahukan rahasia ini selain kepada saudara-saudara seagamamu yang kau percayai keimanannya. Sesungguhnya Allah telah memberikan kekuatan kepada kami untuk melakukan segala yang kami maukan. Bila kita mau, maka akan kami taklukkan bumi."




IMAM BAQIR ALAIHIS SALAM MENGETAHUI PERISTIWA DAN PESAN BELIAU KEPADA JABIR JU'FI

pengarang : Emi Nur Hayati
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as



Mengetahui Peristiwa 


Abu Hamzah Tsumali salah seorang sahabat Imam Baqir as menukil bahwa suatu hari Imam Muhammad Baqir as pergi ke sebuah kebun di sekitar Madinah dan Sulaiman salah satu sahabatnya membarenginya.


Sulaiman bertanya kepada Imam Muhammad Baqir, “Apakah Imam mengetahui peristiwa yang terjadi di siang hari?”


Imam Baqir as berkata, “Demi Tuhan yang mengutus Muhammad Saw sebagai nabi, Imam mengetahui kejadian yang terjadi di sianh hari, kejadian yang terjadi di bulan bahkan yang akan terjadi di tahun yang akan datang.”


Setelah itu berkata, “Saat ini juga dua orang lelaki akan berhadap-hadapan dengan kita dan dia telah mencuri tapi mengingkarinya.” 


Tidak lama kemudian muncullah dua orang dari kejauhan. Begitu mereka sudah dekat, Imam Baqir as berkata, “Kalian telah mencuri. Mereka bersumpah bahwa tidak mencuri.”


Imam Muhammad Baqir as berkata, “Demi Allah! Bila kalian tidak menyerahkan barang curian itu, maka aku akan menyuruh seseorang untuk mengambil barang curian itu dari tempat yang kalian sembunyikan dan akan aku panggil pemiliknya dan akan aku serahkan kalian kepada pengadilan, supaya tangan kalian dipotong.”


Kemudian beliau menyuruh para budaknya untuk mengikat kedua tangan mereka. Setelah itu beliau berkata kepada Sulaiman, “Engkau dan para budak ini pergilah ke atas gunung ini. Di puncak gunung itu ada sebuah goa dan engkau sendiri masuklah ke dalamnya dan keluarkan barang apa saja yang engkau lihat. Kemudian Sulaiman pergi ke sana dan mengeluarkan dua bungkus barang dari sana dan atas perintah Imam Muhammad Baqir as dia menyerahkan barang tersebut kepada pemiliknya dan pengadilan memotong tangan pencuri tersebut. 

Pesan Kepada Jabir Ju’fi 


Imam Muhammad Baqir as berkata kepada Jabir bin Yazid Ju’fi, “Aku menganjurkan lima amalan kepadamu di hadapan masyarakat:


1. Bila engkau dizalimi, maka jangan berbuat zalim terhadap mereka. 
2. Bila engkau dikhianati, maka jangan khianati mereka. 
3. Bila engkau dibohongi, maka jangan marah. 
4. Bila engkau dipuji, maka jangan gembira. 
5. Bila engkau dihina, maka jangan sedih. 


Ketahuilah bahwa engkau tidak akan terhitung sebagai pecinta kami, sampai engkau tidak akan bersedih bila semua orang sekotamu berkumpul dan kompak mengatakan bahwa engkau adalah orang yang buruk dan tidak gembira bila semua orang mengatakan bahwa engkau adalah orang yang baik. Tapi jagalah dirimu di hadapan al-Quran, bila engkau bergerak berdasarkan al-Quran, dan tidak menginginkan apa yang tidak diinginkan al-Quran dan menginginkan apa yang diinginkan al-Quran dan takut akan apa yang diperingatkan oleh al-Quran, maka bersikukuhlah dan tetap tegaklah serta bergembiralah karena apa yang dikatakan tentang dirimu tidak merugikanmu dan bila engkau berpisah dan menjauh dari al-Quran, maka untuk apa engkau harus membanggakan diri?


Sesungguhnya seorang mukmin benar-benar sadar akan jihad menghadapai hawa nafsu sehingga dia bisa mengalahkan kemauan hawa nafsunya.


Oleh karena itu Allah berfirman, “Begitu orang yang bertakwa merasakan bahwa setan dan godaannya sampai ke hati, saat itu juga di langsung mengingat Allah dan pada saat itu juga di langsung peka hatinya dan waspada.”




KISAH IMAM MUHAMMAD BAQIR ALAIHIS SALAM

pengarang : (Emi Nur Hayati)
Sumber : Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as


Makna Ridha 


Suatu hari Jabir bin Abdullah Anshari menemui Imam Muhammad Baqir as di saat tua dan lemah.
Imam menanyakan kabar dia. Jabir berkata, “Saat ini saya dalam kondisi lebih mengenal tua daripada kemudaan, sakit daripada kesehatan dan kematian daripada hidup. Sementara Imam Baqir as berkata, “Bila Allah membuatku tua, aku meminta tua. Bila Allah membuatku muda, aku meminta muda. Bila Allah membuatku sakit, aku meminta sakit dan bila Allah membuatku sembuh, aku meminta kesehatan. Pada saat itu Jabir mencium wajah Imam beliau dan berkata, “Benar apa kata Rasulullah, “Hai Jabir! Umurmu akan panjang sampai engkau melihat salah satu putraku yang bernama Baqir dan pembelah ilmu. Sesungguhnya inilah makna ridha.” 


Keutamaan Menuntut Ilmu 


Imam Baqir as berkata, “Suatu hari seorang lelaki datang menemui Rasulullah Saw dan bertanya kepada beliau tentang hadir di majlisnya ulama lebih baik ataukah ikut acara mengiringi penguburan jenazah seorang muslim? Yang manakah yang lebih dicintai?”


Rasulullah Saw bersabda, “Bila sudah ada yang ikut mengiringi penguburan jenazah dan mengurusi pemakamannya, maka lebih baik engkau ikut dalam majlis ilmu. Karena hadir di majlis ilmu lebih utama dari ikut hadir dalam acara pemakanan seribu jenazah dan menjenguk seribu orang sakit dan berdiri untuk ibadah selama seribu malam dan bersedekah dalam seribu hari dan seribu ibadah haji. Tidakkah engkau tahu bahwa Allah akan ditaati melalui ilmu? Yakni orang bodoh tidak akan bisa beribadah kepada Allah dengan baik.” 

Sebaik-Baiknya Masyarakat 


Imam Baqir as mengenalkan masyarakat yang terbaik demikian; sebaik-baiknya masyarakat adalah orang yang mengenal Allah. Untuk itu mereka adalah orang yang paling ridha atas takdir ilahi.


Orang yang ridha atas takdir dan ketentuan Allah, maka Allah akan memberikan pahala yang banyak kepadanya. Tapi, orang yang tidak ridha akan ketentuan Allah, selain ketidakridhaannya tidak akan bisa menghalangi ketentuan Allah, pahalanya di sisi Allah juga akan hilang.


Apel Surga 


Jabir bin Yazid mengatakan, “Saya pergi bersama Imam Baqir as ke Hirah. Ketika kami masuk ke Karbala, beliau berkata, “Hai Jabir! Tanah ini bagi kami dan para pengikut kami adalah taman dari taman-taman surga dan bagi musuh-musuh kami adalah sebuah lubang dari lubang-lubang neraka Jahannam.” Kemudian beliau menghadap kepada saya dan berkata, “Hai Jabir! Engkau mau makan?” 


Saya berkata, “Iya. Saya melihat beliau memasukkan tangannya ke dalam bongkahan-bongkahan batu dan mengeluarkan apel dan memberikannya kepada saya dan saya tidak pernah melihat apel seharum apel tersebut dan tidak memiliki kesamaan sama sekali dengan buah-buah di dunia. Saya baru tahu kalau itu adalah buah surga. Kemudian saya memakannya dan rasanya sangat lezat dan yang menakjubkan adalah saya tidak membutuhkan makan sampai empat hari.” 

Burung Skylark Dan Burung Gereja 


Salah satu sahabat Imam Baqir berkata, “Suatu hari kami bersama beliau melewati tanah yang kering. Tanah ini benar-benar panas dan kering, seakan-akan keluar uap panas dari dalamnya. Di daerah itu banyak burung gereja. Begitu mereka melihat kami langsung datang menuju kepada kami dan terbang mengelilingi onta Imam Baqir as. Imam Baqir berkata kepada mereka, “Saya tidak punya makanan untuk kalian.”


Besoknya kami kembali pergi ke daerah tersebut. Kembali kami merasakan panas itu dan melihat burung-burung gereja itu. Mereka kembali mendatangi Imam Baqir as dan terbang mengelilinginya. Pada saat itu saya melihat banyak air di tengah padang sahara dan Imam Baqir memberikan air kepada mereka. Saya bertanya, “Wahai maulaku! Kemarin Anda tidak memberikan air kepada mereka, tapi sekarang Anda memberikan air kepada mereka.”


Imam Baqir as memandang saya dan berkata, “Bila mereka tidak bersama burung skylark, maka hari ini aku juga tidak akan memberikan air kepada mereka.”


Saya bertanya, “Memangnya ada perbedaan antara burung gereja dan burung skylark?”


Beliau berkata, “Ah kamu ini! Burung gereja adalah pecinta para musuh kami. Sementara burung skylark adalah para pecinta kami. Karena wujudnya burung-burung skylark aku memberikan air kepada mereka.” 

Nasihat 


Imam Baqir as berkata, “Tiga perkara merupakan kemuliaan dunia dan akhirat: 

Pertama, maafkanlah orang yang menzalimimu. 

Kedua, sambunglah hubungan kepada orang yang memutuskan hubungan denganmu. 

Ketiga, bersabarlah atas sikap yang dilakukan padamu karena dasar kebodohan pelakunya. 

Balasan Tidak Membantu Orang lain 


Bila seseorang tidak mau membantu saudara semuslimnya dan tidak mau memenuhi kebutuhannya, maka ia akan tertimpa kondisi yang sama seperti dia dalam usaha atau pekerjaannya yang menyebabkan jatuhnya dia ke dalam dosa dan mendapatkan balasannya.


Dan bila seseorang tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Allah maka ia akan berkali-kali lipat mengeluarkan hartanya di jalan yang tidak diridhai oleh Allah.




MALAS DAN JENUH ADALAH KUNCI SEGALA KEJAHATAN

Sumber : islammenjawab.com



Pada suatu siang yang terik, Imam Muhamamd Baqir As sedang bekerja keras di ladangnya.


Seseorang yang bernama Muhammad bin Munzir sedang berjalan dengan cepat. Tatkala ia melihat Imam kepanasan dan kelelahan dari kerja keras yang telah ia lakukan, ia berkata kepada Imam bahwa ia tidak perlu bekerja keras lantaran ia adalah seorang alim yang terkemuka.


Ia lagi-lagi berkomentar, “Apa yang akan engkau lakukan bila sang maut datang menjemputmu sementara engkau sedang sibuk mengejar urusan duniawi?”


Atas pernyataannya, Imam menjelaskan, “Biarkanlah sang maut datang menjemputku sementara Aku beribadah kepada Allah Swt. Aku bekerja untuk menutupi keperluanku dan keperluan keluargaku.”


Maksud Imam Baqir As adalah bahwa bekerja keras untuk mendapatkan uang dengan tujuan untuk membantu diri dan keluarga merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Islam tidak suka melihat kita bermalas-malasan dan meminta-minta kepada orang lain.


Orang itu menjadi malu atas komentarnya yang tidak pantas kepada Imam, “Anda benar. Aku ingin memerintahmu, akan tetapi Andalah yang memerintahku.”


Sabda Imam Baqir tersebut adalah sebuah catatan penting bahwa bekerja keras untuk memperoleh pendapatan merupakan kewajiban yang telah dititahkan oleh Allah kepada setiap Muslim.


Imam Baqir As bersabda, “Barang siapa yang bekerja untuk memperoleh pendapatan, ia akan semakin mendapatkan kemudahan, bebannya akan menjadi ringan dan keluarganya terbebas dari kemalangan dan kerisauan.”


Imam As tidak menyukai kemalasan apa pun bentuknya. Ia senantiasa menentang setiap bentuk kemalasan. Imam bersabda, “Berhati-hatilah dari sikap malas dan rasa jenuh, lantaran keduanya merupakan kunci segala kejahatan.”


Imam As mencela orang yang bersandar kepada sedekah sebagai mata pencaharian mereka. Ia berkata, “Aku benci kepada orang yang tidak punya pekerjaan yang hanya berlaku santai dan berpangku tangan sembari berkata, “Wahai Tuhanku, berikanlah, berikanlah.” Ia meminta Allah untuk berbuat baik kepadanya sementara seekor semut kecil pun keluar dari sarangnya untuk mencari pendapatan yang dapat membiayai hidupnya.” (Qarasyi, Life of Imam Muhammad al-Baqir As., hal. 220)




MENGAPA IMAM KELIMA SAJA YANG BERGELAR AL-BAQIR?

Sumber : safinah-online.com



Muhammad bin Ali; Imam kelima pengikut Syiah. Salah satu gelar yang beliau miliki adalah Baqir yang artinya orang yang membelah, meluaskan dan menyebarkan ilmu pengetahuan. Hanya ada hal yang perlu diklarifikasi dan dijelaskan, mengapa hanya beliau yang bisa menebar dan mengembangkan ilmu dan makrifat, serta beliau digelari titel Al-BAQIR? Kenapa empat Imam sebelum beliau tidak demikian?


Ada 3 faktor penting yang menyebabkan para Imam sebelum Imam Bagir as tidak “mampu” menyebarkan ilmu secara baik dan tidak mampu menjelaskan Islam secara sempurna. 3 faktor itu adalah: 

1. Kondisi politik : 


Pada masa para Imam sebelum Imam Bagir as banyak sekali propaganda buruk nan keji yang dialamatkan kepada keluarga suci Rasul Faw; seperti perintah Muawiyah agar senantiasa menjelekkan dan menghina Imam Ali as di mimbar-mimbar. Propaganda masif dan keji ini begitu dahsyatnya sampai-sampai ketika Imam Ali as syahid di dalam mihrabnya, masyarakat yang ada di luar Kufah (pusat pemerintahan Imam saat itu) kaget dan bertanya-tanya: Loh, memangnya Ali juga melakukan sholat juga?


Di samping itu, hubungan Masyarakat dengan keluarga suci ini selalu dipantau dan dikontrol dengan ketatnya oleh penguasa Bani Umayyah dan pengikut mereka ditangkap dan setelah itu disiksa dan dipenjarakan.


Dengan demikian kondisi tidak memungkinkan Imam Ali hingga Imam Ali Zainal Abidin membelah ilmu dan menebarkannya kepada masyarakat yang sibuk dengan pelarian dan pengawasan super ketat. 

2. Larangan menulis dan menukil hadis : 


Setelah wafatnya Rasulullah saw, para Khalifah dan penguasa melarang menulis dan menukil hadis dengan alasan untuk menjaga al-Quran; agar tidak bercampur antara ayat Alquran dengan hadis nabi.


Slogan mereka کفانا کتاب الله / حسبنا كتاب الله cukup bagi kami kitab Allah. Siapa yang menukil hadis maka dia akan dicela. Bahkan hadis-hadis yang pernah ditulis oleh Kholifah kedua yang sudah dikumpulkan akhirnya terpaksa dibakar.


Karena alasan inilah para Imam selain beliau tidak dapat menjelaskan Sunnah Rasul. Sedangkan kita tahu larangan penulisan ini dicabut pada zaman Imam Bagir as melalui titah Umar bin Abdul Aziz, oleh karena itu, Imam Bagir memiliki kesempatan untuk menghidupkan kembali sunah Nabi. 

3. Ketidak-tahuannya dan kebodohan manusia : 


Faktor ini yang menyebabkan manusia tidak dapat mendapatkan manfaat dari cahaya yang terang benderang dari para Imam. Sampai-sampai ketika Imam Ali as bersabda:

فاسالونی قبل ان تفقدونی 

“tanyakan kepadaku sebelum kalian kehilangan aku.” 

Mereka bukannya memanfatkan itu tapi mereka gunakan untuk pengetesan; contohnya Sa’ad bin Abi Waqos bertanya: katakanlah beberapa jumlah rambutku? Kebodohan / keras kepala semacam ini yang membuat sedih dan menyesal para alim dunia. Andaikan kita dihadapkan dengan pribadi agung semacam ini dan kita dapat memanfaatkan keberadaannya, tidak mungkin kita akan menanyakan hal yang remeh-temeh seperti ini.


Adapun di zaman Imam Bagir as situasi politik mulai mereda dan tenang, larangan penulisan dan penukilan hadis juga sudah dicabut, lebih dari itu masyarakat sudah semakin tahu hakikat kebengisan dan kebiadaban pemerintahan dinasti Umayyah. Maka kesempatan itu muncul dan dimanfaatkan oleh Imam Baqir untuk membangun “universitas” Syiah pertama dan satu-satunya saat itu.


Pada masa ini dimulailah penyusunan khazanah ilmu Syiah seperti ilmu fikih, ilmu tafsir dan ilmu akhlak. Dan dengan adanya perkembangan ilmu ini sampai muncul sebuah ungkapan bahwa: Ilmu-ilmu seperti tafsir, ilmu Kalam, ahkam, halal dan haram tidak muncul dengan luar biasa dari keturunan Alhasan da Alhusein kecuali pada masa Imam.


Dari sini para ulama besar mengambil manfaat dari Imam Bagir as dan banyak dari murid-murid telah mendapatkan pendidikan dari universitas besar ini Seperti Jabir bin Yazid Ja’fi, Kaisan Sajastani, Ibn Mubarak, Zuhri, Auza’i, Hisyam bin Hakam, Hisyam bin Salim dan bahkan pembesar-pembesar Ahlussunah seperti Abu Hanifah, Maliki dan Syafi’i mereka memanfaatkan ilmu Imam Bagir, dan menukil sabda beliau baik tanpa perantara maupun dengan beberapa perantara.




MUTIARA HADIS MUHAMMAD BAQIR

Sumber : agil-asshofie.blogspot



Akibat baik dan buruk 


"Alangkah mungkin orang yang tamak kepada dunia akan mendapatkannya di dunia. Akan tetapi, ketika ia mendapatkan seluruhnya, dunia itu akan menjadi bala` baginya dan ia menjadi sengsara karenanya. Dan alangkah mungkin seorang membenci urusan akhirat. Akan tetapi, ia dapat menggapainya kemudian dan ia hidup bahagia karenanya". 

Keutamaan terbaik dan jihad terbaik 


"Tiada keutamaan seperti jihad dan tiada jihad seperti menentang hawa nafsu". 

Jiwa yang agung 


"Kuwasiatkan lima hal kepadamu: (1) jika engkau dizalimi, jangan berbuat zalim, (2) jika mereka mengkhianatimu, janganlah engkau berkhianat, (3) jika engkau dianggap pembohong, janganlah marah, (4) jika engkau dipuji, janganlah gembira, dan (5) jika engkau dicela, kontrollah dirimu". 

Ambillah nasihat yang baik 


"Ambillah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya". 

Indahnya kesabaran yang disertai dengan ilmu 


"(Jika sesuatu digabung dengan yang lain), tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan ilmu". 

Kesempurnaan yang paling sempurna 


"Kesempurnaan yang paling sempurna adalah tafakkuh (mendalami) agama, sabar menghadapi musibah dan ekonomis dalam mengeluarkan biaya hidup". 

Tiga kriteria agung 


"Tiga hal adalah kemuliaan dunia dan akhirat: memaafkan orang yang menzalimimu, menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, dan sabar ketika engkau diperlakukan sebagai orang bodoh". 

Kontinyu dalam berdoa 


"Sesungguhnya Allah membenci seseorang yang meminta-minta kepada orang lain berkenaan dengan kebutuhannya, dan menyukai hal itu (jika ia meminta kepada)-Nya. Sesungguhnya Ia suka untuk diminta setiap yang dimiliki-Nya". 

Keutamaan orang alim atas 'abid 


"Seorang alim yang dapat dimanfaatkan ilmunya lebih utama dari tujuh puluh ribu 'abid". 

Dua karakter orang alim 


"Seorang hamba bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya". 

Tiga pahala 


"Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, jika niatnya baik, maka rezekinya akan ditambah, dan jika ia berbuat baik kepada keluarganya, maka umurnya akan ditambah". 

Tinggalkanlah kemalasan 


"Janganlah malas dan suka marah, karena keduanya adalah kunci segala keburukan. Barang siapa yang malas, ia tidak akan dapat melaksanakan hak (orang lain), dan barang siapa yang suka marah, maka ia tidak akan sabar mengemban kebenaran". 

Penyesalan di hari kiamat 


"Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah orang yang berbicara keadilan dan ia sendiri tidak melaksanakannya". 

Buah silaturahmi 


"Silaturahmi dapat membersihkan amalan, memperbanyak harta, menghindarkan bala`, mempermudah hisab (di hari kiamat) dan menunda ajal tiba". 

Berucap ramah dengan orang lain 


"Ucapkanlah kepada orang lain kata-kata terbaik yang kalian senang jika mereka mengatakan itu kepadamu". 

Hadiah Ilahi 


"Allah akan memberikan hadiah bala` kepada hamba-Nya yang mukmin sebagaimana orang yang bepergian akan selalu membawa hadiah bagi keluarganya, dan menjaganya dari (godaan) dunia sebagaimana seorang dokter menjaga orang yang sakit". 

Jujur dan melaksanakan amanat 


"Bersikaplah wara', berusahalah selalu, jujurlah, dan berikanlah amanat kepada orangnya, baik ia adalah orang baik maupun orang fasik. Seandainya pembunuh Ali bin Abi Thalib a.s. menitipkan amanat kepadaku, niscaya akan kuberikan kepadanya". 

Perbedaan antara ghibah dan tuduhan 


"Ghibah adalah engkau membicarakan aib (yang dimiliki oleh saudaramu) yang Allah telah menutupnya (sehingga tidak diketahui oleh orang lain), dan menuduh adalah engkau membicarakan aib yang tidak dimiliki olehnya". 

Pencela dibenci Allah 


"Allah membenci pencela yang tidak memiliki harga diri". 

Tanda-tanda rendah hati 


"(Engkau dapat dikatakan rendah hati jika) engkau rela duduk di sebuah majelis yang lebih rendah dari kedudukanmu, mengucapkan salam kepada orang yang kau jumpai, dan menghindari debat meskipun engkau benar". 

Menjaga harga diri adalah ibadah terbaik 


"Ibadah yang terbaik adalah menjaga perut dan kemaluan". 

Tanda-tanda Syi'ah sejati 


"Syi'ah kami (yang sejati) adalah orang yang takut kepada Allah dan menaati-Nya". 

Sumber dosa adalah tidak kenal Allah 


"Tidak akan bermaksiat kepada Allah orang yang mengenal-Nya". 

Akal adalah makhluk Allah terbaik 


"Ketika Allah menciptakan akal, Ia berfirman kepadanya: "Kemarilah!" Ia pun menghadap. Ia berfirman kembali: "Mundurlah!" Ia pun mundur. Kemudian Ia berfirman: "Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih Kucintai darimu, dan Aku tidak akan menyempurnakanmu kecuali bagi orang yang Kucintai. Semua perintah, larangan, siksa dan pahala-Ku tertuju kepadamu". 

Hisab atas dasar akal 


"Sesungguhnya Allah akan menghisab hamba-hamba-Nya pada hari kiamat sesuai dengan kadar akal yang telah dianugerahkan kepada mereka di dunia." 

Pahala guru dan murid 


"Sesungguhnya pahala orang yang mengajarkan ilmu adalah seperti pahala orang yang belajar darinya, dan ia masih memiliki kelebihan darinya. Oleh karena itu, pelajarilah ilmu dari ahlinya dan ajarkanlah kepada saudara-saudaramu sebagaimana ulama telah mengajarkannya kepadamu". 

Dosa mufti yang tidak berilmu 


"Barang siapa yang mengeluarkan fatwa tanpa ilmu yang cukup, maka ia akan dilaknat oleh malaikat rahmat dan azab serta dosa orang yang mengamalkan fatwanya akan dipikul olehnya". 

Ulama neraka 


"Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya". 

Tanda-tanda seorang faqih 


"Faqih yang sebenarnya adalah orang yang zahid terhadap dunia, rindu akhirat dan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah SAWW". 

Bergurau tanpa mencela 


"Sesungguhnya Allah azza wa jalla menyukai orang-orang yang suka bergurau dengan orang lain dengan syarat tanpa cela-mencela". 

Azab untuk tiga kriteria 


"Tiga kriteria yang penyandangnya tidak akan meninggal dunia kecuali ia telah merasakan siksanya: kezaliman, memutuskan tali silaturahmi dan bersumpah bohong, yang dengan sumpah tersebut berarti ia telah berperang melawan Allah". 

Yang disukai Allah 


"Sesuatu yang paling utama di sisi Allah adalah engkau meminta segala yang dimiliki-Nya". 

Kontinyu dalam doa 


"Demi Allah, seorang hamba tidak berdoa kepada-Nya terus menerus kecuali Ia akan mengabulkannya". 

Berdoa di waktu sahar 


"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang banyak berdoa. Oleh karena itu, berdoalah pada waktu sahar hingga matahari terbit, karena pada waktu itu pintu-pintu langit terbuka, rezeki-rezeki dibagikan dan hajat-hajat penting dikabulkan". 

Berdoa untuk orang lain 


"Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seorang hamba untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya". 

Mata-mata yang tidak akan menangis 


"Semua mata pasti akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga mata: mata yang bangun malam di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada-Nya dan mata yang tidak pernah melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah". 

Orang yang tamak bak ulat sutra 


"Perumpamaan orang yang tamak bagaikan ulat sutra. Ketika sutra yang melilitnya bertambah banyak, sangat jauh kemungkinan baginya untuk bisa keluar sehingga ia akan mati kesedihan di dalam sarangnya sendiri". 

Jangan berwajah dua 


"Hamba yang paling celaka adalah hamba yang berwajah dan bermulut dua; ia memuji saudaranya di hadapannya dan menghibahnya di belakangnya, jika saudaranya itu dianugerahi nikmat, ia iri dan jika ia ditimpa musibah, ia menghinanya".




KELAHIRAN SUCI IMAM BAQIR, PENGHIAS RAJAB

Sumber : http://parstoday.com



Hari pertama bulan Rajab dihiasi kelahiran Imam Kelima Muslim Syiah, Imam Muhammad Baqir as. Rajab adalah nama salah satu sungai di surga yang memiliki air berwarna putih lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Oleh karena itu barangsiapa yang di bulan Rajab ini mensucikan diri dari kekotoran jiwa dan dosa, dan mengambil manfaat darinya, maka ia seperti sungai itu, jiwa dan ruhnya bersih dan suci


Tibanya bulan Rajab pada hakikatnya adalah sampainya kabar gembira tentang kelahiran kembali hamba-hamba Tuhan. Hamba-hamba yang setiap saat tenggelam dalam dunia materi, di bulan ini sibuk beribadah kepada Allah Swt untuk menutupi hari-hari itu dan memperkokoh penghambaannya.


Di bulan Rajab ini, para malaikat dengan penuh suka cita menyampaikan selamat kepada Mukminin yang berhasil menemukan hakikat dan sukses mengumpulkan kemuliaan di bulan ini.


Rasulullah Saw bersabda, Rajab adalah bulan Tuhan yang agung dan tidak ada bulan lain yang memiliki kehormatan dan kemuliaan sebesar bulan ini. Dilarang berperang dengan orang kafir di bulan Rajab, ketahuilah bahwa Rajab adalah bulan Tuhan, Syaban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku. Jika seseorang berpuasa di bulan Rajab, meski hanya sehari, maka ia telah membuat Allah Swt menyenanginya dan menjauhkan murka Allah Swt darinya.


Hari Jumat, 1 Rajab tahun 57 Hijriah Qamariah di kota Madinah, salah satu cucu Rasulullah Saw yang diberi nama Muhammad, terlahir ke dunia. Ia dijuluki Baqir atau Baqirul Ulum, karena ialah sang pengungkap dan penjelas rahasia lautan ilmu. Julukan lain yang disematkan kepada beliau adalah Syakir, Shabir dan Hadi yang masing-masing mengungkap salah satu sifat dari seluruh sifat yang dimilikinya.


Ibunda Imam Baqir adalah Fatimah putri Imam Hassan dan ayahnya adalah Imam Ali Zainal Abidin As Sajjad as. Oleh karena itu beliau adalah Imam pertama yang sanadnya bersambung ke Imam Ali dan Sayidah Fatimah, baik dari jalur ayah maupun ibu. Selama beberapa tahun, Imam Baqir hidup bersama kakeknya Imam Hussein as dan saat tragedi Karbala terjadi, beliau berusia empat tahun dan menyaksikan langsung kebengisan para pengikut Yazid.


Imam Baqir setelah kesyahidan ayahnya, Imam Sajjad, selama 18 tahun menjadi nahkoda dan memegang kendali kapal umat Islam demi menjalankan kewajiban kepemimpinan dan Imamah dalam penggalan sejarah yang sensitif kala itu.


Imam Baqir dengan iman yang kokoh dan perilaku indah serta manusiawinya, berhasil menuntun banyak orang ke jalan hidayah, dan sebagai mufasir Al Quran terbaik, beliau menyingkirkan banyak keraguan dan sanggahan dengan menyampaikan tafsir ayat-ayat Al Quran yang benar.


Beliau juga menyingkap tabir penyimpangan yang dilakukan musuh Islam dan para oportunis. Imam Baqir begitu menguasai Al Quran sampai-sampai Malik Ibn A'yun Jahni, seorang penyair yang hidup sezaman dengannya, membuat syair khusus untuk beliau. Malik berkata, seandainya masyarakat mencari ilmu Al Quran, mereka harus tahu bahwa Quraisy punya yang terbaik dan seandainya Imam Baqir mengucapkan kata-kata tentang ilmu Al Quran, maka akan keluar cabang-cabang yang banyak darinya.


Di masa Imam Baqir terjadi sejumlah transformasi politik dan transisi kekuasaan dari Bani Umayah ke Bani Abbas. Di masa itu, beliau berhasil memanfaatkan situasi sebaik mungkin untuk mengajarkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan serta budaya Islam.


Beliau mempelopori gerakan budaya dan ilmu pengetahuan di Dunia Islam yang menghasilkan kegemilangan di masa-masa setelahnya. Buah kerja keras Imam Baqir layaknya benteng kokoh yang berdiri menghadang pemikiran-pemikiran keliru dan menyimpang, dan berkat upayanya mendirikan kelas-kelas besar untuk menuntut ilmu dan budaya, maka ajaran luhur Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Bait tersebar luas.


Syeikh Thusi, ilmuwan besar Islam menyebut jumlah murid Imam Baqir mencapai 462 orang. Tokoh dan ilmuwan besar di masa itu belajar kepada Imam Baqir. Muhammad bin Thalhah Syafii menggambarkan Imam Baqir seperti ini, beliau adalah pengungkap rahasia ilmu. Beliau menyampaikan kalimat pendek namun penuh makna dan hatinya bercahaya. Beliau memiliki ilmu yang suci dan terjaga. Beliau berakhlak mulia. Hidupnya dihabiskan hanya untuk mentaati Tuhan. Ia dekat dengan Tuhan dan layak untuk menjadi seorang pemimpin.


Keilmuan Imam Baqir di masa hidupnya sangat menonjol dan ia selalu dikelilingi para ilmuwan yang kehausan dan mencari mata air pengetahuan. Kemasyhuran ilmu Imam Baqir terdengar hingga ke pelosok negeri-negeri Muslim khususnya di antara para ilmuwan, namanya begitu akrab di telinga mereka. Keharuman nama Imam Baqir itu lebih santer di tengah masyarakat Irak, sehingga di sana, baik kawan ataupun lawan memuji ilmu Imam Baqir.


Dalam sejarah tercatat, Hisham bin Abdul Malik, Khalifah Bani Umayah saat itu, suatu waktu melihat Imam Baqir di Masjidil Haram dan dengan bersandar ke tangan budaknya ia bertanya, apakah dia orangnya yang dicintai masyarakat Irak itu dan mereka kagum dengan ilmunya ? Budaknya menjawab, benar. Lalu Hisham memerintahkan budaknya untuk mendatangi Imam Baqir agar menjawab pertanyaan-pertanyaan khalifah. Kemudian Hisham menyampaikan pertanyaannya dan Imam Baqir menjawab hingga ia tak mampu berkata-kata lagi.


Imam Baqir meski sibuk melakukan aktivitas keilmuan dan budaya, namun tidak melalaikan masalah politik dan sosial. Beliau selalu memprotes penguasa lalim dan penindas. Demi menyadarkan masyarakat, Imam Baqir menjelaskan kriteria pemimpin yang adil dan saleh sehingga masyarakat bisa mengukur para penguasa dengan standar itu dan memahami kelemahan serta penyimpangan mereka.


Pertama, pemimpin haruslah seorang yang saleh sehingga ketakwaan bisa menjaganya dari keterlenaan akibat nikmatnya kekuasaan seperti melakukan perbuatan menyimpang. Kedua, pemimpin haruslah orang yang sabar supaya bisa menjinakkan kemarahannya. Ketiga, pemimpin haruslah orang yang bersikap baik layaknya ayah bagi masyarakat yang dipimpin.


Ayatullah Khamenei, terkait Imam Baqir mengatakan, Imam Baqir yang memimpin sekitar 18 tahun, adalah teladan sempurna kerja keras, perjuangan dan jihad tak kenal lelah dan pelik dalam menyebarluaskan agama, kalimat kebenaran dan menggulirkan gerakan pemikiran benar di dunia saat itu. 


Ayatullah Khamenei menambahkan, sebuah tujuan yang sedang dicapai rakyat Iran sekarang, yaitu menghidupkan kalimat kebenaran di dunia yang begitu terikat dengan materialisme, dekaden, menyesatkan dan tenggelam dalam kerusakan moral. Pekerjaan yang dilakukan Imam Baqir seorang diri untuk membantu sejumlah kecil sahabatnya, pernah dilakukan Islam di masa sebelumnya.


Imam Jafar Shadiq berkata, ayahku, Imam Muhammad Baqir selalu mendzikirkan nama Allah Swt. Ketika makan, beliaupun berdzikir. Ketika berbicara dengan masyarakat, beliau tidak pernah lupa mengingat Allah Swt dan selalu mengucapkan kalimat Laa Ilaha Ilallah. Di sepertiga malam beliau selalu mengajak kami untuk beribadah dan menghidupkan malam hingga terbit matahari. Beliau meminta anggota keluarga yang paling pandai qiraat Al Quran untuk melantunkan ayat-ayat suci dan meminta yang lainnya mengucapkan dzikir kepada Allah Swt.


Aflah, salah seorang pelayan Imam Baqir mengatakan, saya pernah bepergian dengan Imam Muhammad bin Ali untuk menunaikan ibadah haji. Ketika kami sampai dan Imam Baqir memasuki Masjidil Haram, dan pandangan beliau tertuju ke Ka'bah, seketika itu pula air matanya mulai menetes. Beliau menangis dengan suara keras hingga saya terkejut, mengapa seorang Imam Maksum menangis seperti ini. Saya berkata, demi ayah dan ibuku, orang-orang sedang menyaksikan anda, jika mungkin menangislah lebih pelan. 


Imam Baqir berkata, celakalah kamu, mengapa aku tidak meninggikan suara saat menangis, mungkin dengan cara ini aku bisa mendapat pengampunan dan kasih sayang Allah Swt dan Ia sudi memandangku dengan penuh kelembutan, di hari kiamat kelak aku akan sangat bergantung pada kasih sayang dan kebaikan-Nya. Selepas itu Imam Baqir melakukan thawaf dan shalat di dekat Maqam Ibrahim as. Selesai shalat, beliau sujud dan ketika bangkit dari sujud, tampak air matanya membasahi tanah.


Imam Baqir berkata, senyuman seorang laki-laki kepada saudaranya membawa pahala dan menjauhkan segala jenis kesulitan dan kesusahan darinya, amal yang disukai Allah Swt dan di sisi-Nya tidak ada pekerjaan yang lebih dicintai daripada menyenangkan hati Mukmin.


Salah satu amal terbaik yang dicontohkan Imam Baqir untuk kita adalah melepaskan belenggu kesulitan dari pundak saudara-saudara seagama atau sesama manusia. Amal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, meski hanya dengan melemparkan senyum yang bisa menyenangkan hati saudara kita.




KEPERGIAN SANG PEMANDU UMAT, IMAM BAQIR ALAIHIS SALAM

Sumber : parstoday.com 



Sejarah Islam selalu diliputi oleh tokoh-tokoh yang menjadi teladan dari masa ke masa. Rasulullah Saw adalah figur puncak, Allah Swt di Surat al-Ahzab ayat ke 21 berfirman yang artinya, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Teladan lain adalah Ahlul Bait Nabi.” 


Ahlul Bait Rasulullah Saw yang juga manusia-manusia pilihan di muka bumi ini berfungsi sebagai pelita jalan bagi pencari kebenaran. Allah Swt di ayat ke 33 Surat al-Ahzab berfirman yang artinya sebagai berikut, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." Ahlul Bait Nabi sebagai manusia pilihan dan unggul di antara umat, mengemban tugas sangat penting. Pasalnya mereka menjadi penerus Nabi dalam menjaga kemurnian Islam, membimbing umat dan mencegah umat dari penyelewengan. 


Salah satu manusia suci yang mengemban misi ini adalah Imam Muhammad bin Ali as yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Baqir as. Imam Baqir as lahir pada hari Jumat, satu Rajab tahun 57 H, di Madinah. Sebagian lagi menyebutkan hari lahirnya pada tanggal 3 Shafar tahun 57 H. Ia sempat hadir dalam peristiwa Karbala pada usianya yang masih kanak-kanak. Imam Baqir as merupakan orang pertama dari Bani Hasyim yang lahir dari ayah dan ibu yang sama-sama berasal dari Bani Hasyim. Nasabnya dari dari kedua orang tua sampai kepada Imam Ali bin Abi Thalib. 


Di antara gelar Imam Baqir as yaitu Syakir, Hadi dan Baqir. Baqir merupakan gelarnya paling masyhur yang berarti “pembuka”. Ya’qubi menulis bahwa Imam Baqir as digelari dengan Baqir al-Ulum karena menjadi pembuka atau penyingkap khazanah ilmu pengetahuan. Julukannya yang terkenal adalah Abu Ja’far. Dalam sumber-sumber riwayat, ia lebih dikenal dengan julukan Abu Ja’far awal. 


Bertahun-tahun sebelum kelahiran Imam Baqir as, Nabi Muhammad Saw telah menetapkan nama Muhammad dan gelar “Baqir” untuknya. Riwayat dari Jabir dan riwayat-riwayat lainnya menjadi bukti dari pemberian nama ini. Imam Baqir as wafat pada tanggal 7 Dzulhijjah tahun 114 H. Namun terdapat pendapat lain yang berbeda tentang tahun wafat dan kesyahidan Imam Baqir as. 


Masa keimamahan Imam Baqir as berbarengan dengan lima penguasa Bani Umayah: Walid bin Abdul Malik (86-96 H), Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H), Umar bin Abdul Aziz (99-101), Yazid bin Abdul Malik (101-105), Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H). Dari kelima penguasa Bani Umayah tersebut, Umar bin Abdul Azizterbilang bertindak menjalankan pemerintahan dengan adil dan bijaksana. Sementara para penguasa lainnya memerintah dengan kesewenang-wenangan dan bertindak zalim terhadap masyarakat, terutama kepada orang-orang Syiah. Di istana mereka sangat nampak kerusakan, kemungkaran, dendam dan pengkastaan manusia. 


Tahun 94 H hingga 114 H merupakan masa munculnya aliran-aliran fikih dan puncak periwayatan mengenai tafsir Al-Quran. Hal ini disebabkan lemahnya pemerintahan Bani Umayah dan pertengkaran di antara petinggi pemerintahan untuk memperoleh kekuasaaan. Ulama Ahlu Sunnah, seperti Syihab Zuhri, Makhuldan Hisyam bin Urwah, aktif dalam meriwayatkan hadis dan memberi fatwa. Sementara yang lainnya aktif dalam menyebarkan akidah dan pemikirannya masing-masing, seperti Khawarij, Murjiah, Kisaniyah dan Ghaliyan. 


Pada masa tersebut, Imam Baqir as membuka sisi kelimuan cecara luas yang mencapai puncaknya pada masa putranya, Imam Shadiq as. Ia menjadi rujukan semua pembesar dan ulama Bani Hasyim dalam kelimuan, kezuhudan, keagungan dan keutaman. Riwayat dan hadisnya mengenai ilmu agama, sunah nabawi, ulumul quran, sejarah, akhlak dan sastra sedemikian rupa hingga pada saat itu tidak tersisa lagi pada seorang pun dari keturunan Imam Hasan as dan Imam Husain as. 


Pada tanggal 7 Dzulhijjah tahun 114 Hijrah, Imam Muhammad Bagir putra dari cicit Rasulullah saw, Imam Ali Zainal Abidin gugur syahid. Ketika kabar syahid al-Baqir menyebar ke sudut-sudut kota Madinah, kalbu para pecinta Ahlul Bait pun diliputi duka yang mendalam. Mereka tak akan lagi bisa melihat wajah suci penuh kasih cucu Rasulullah Saw itu. Mereka juga tidak akan bisa lagi mendengar lantunan indah bacaan al-Quran Imam Baqir as di balik dinding Masjid Nabawi.


Keadaan ini begitu menyesakkan hati sahabat dekat dan keluarga Imam as. Namun tak ada yang lebih merasa duka ketimbang Jabir bin Yazid Ju'fi. Bagi Jabir, sungguh berat ditinggalkan Imam Baqir as. Jabir selalu mengingat pesan pertama yang langsung didengar dari Imam as. Sebuah pesan yang membuatnya semakin teguh untuk mencari ilmu dan makrifah. Imam Baqir berkata, "Carilah ilmu, karena mencari ilmu adalah perkara yang baik. Ilmu adalah pemandumu dalam kegelapan, penolongmu dalam kesulitan, dan sahabat yang tak ternilai bagi manusia."


Imam Baqir as hidup di masa yang juga dikenal sebagai era penerjemahan pemikiran filsafat asing. Di masa itu, pelbagai kajian dan perdebatan ilmiah juga berkembang pesat. Selain itu, beragam aliran pemikiran sesat kian marak di masa itu. Di tengah suasana seperti itu, Imam Baqir as bersama putranya Imam Jakfar Shadiq as mengemuka bak penerang yang menyibak tirai-tirai kebodohan dan kegelapan.


Pada masa itu, Imam Baqir as menerapkan strategi revolusi kultural melalui penyebaran dan pengembangan Islam. Dengan seluruh daya upayanya, Imam Baqir berusaha menyelamatkan umat dari kesesatan dan kegelapan dengan menyusun dan menghimpun kembali ajaran Islam yang diwariskan Rasulullah Saw.


Imam Baqir membangun pondasi madrasah keilmuan dan budaya. Kelak, pondasi itu terus dilanjutkan pembangunannya oleh putra beliau, Imam Jakfar Shadiq as. Perjuangan ilmiah dan reformasi kebudayaan yang dijalankan Imam Baqir as di masa-masa akhir abad pertama hijriah, sejatinya merupakan pengantar untuk mengaplikasikan pemikiran dan nilai-nilai Islam serta meningkatkan kecerdasan umat. Untuk itu, Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin as dikenal dengan julukan Bagir Al Ulum, sang penyibak ilmu pengetahuan.


Imam Baqir meski sibuk melakukan aktivitas keilmuan dan budaya, namun tidak melalaikan masalah politik dan sosial. Beliau selalu memprotes penguasa lalim dan penindas. Demi menyadarkan masyarakat, Imam Baqir menjelaskan kriteria pemimpin yang adil dan saleh sehingga masyarakat bisa mengukur para penguasa dengan standar itu dan memahami kelemahan serta penyimpangan mereka.


Pertama, pemimpin haruslah seorang yang saleh sehingga ketakwaan bisa menjaganya dari keterlenaan akibat nikmatnya kekuasaan seperti melakukan perbuatan menyimpang. Kedua, pemimpin haruslah orang yang sabar supaya bisa menjinakkan kemarahannya. Ketiga, pemimpin haruslah orang yang bersikap baik layaknya ayah bagi masyarakat yang dipimpin.


Terkait Imam Baqir mengatakan, Imam Baqir yang memimpin sekitar 18 tahun, adalah teladan sempurna kerja keras, perjuangan dan jihad tak kenal lelah dan pelik dalam menyebarluaskan agama, kalimat kebenaran dan menggulirkan gerakan pemikiran benar di dunia saat itu.


Ayatullah Khamenei mengatakan, sebuah tujuan yang sedang dicapai rakyat Iran sekarang, yaitu menghidupkan kalimat kebenaran di dunia yang begitu terikat dengan materialisme, dekaden, menyesatkan dan tenggelam dalam kerusakan moral. Pekerjaan yang dilakukan Imam Baqir seorang diri untuk membantu sejumlah kecil sahabatnya, pernah dilakukan Islam di masa sebelumnya.


Perjuangan Imam Baqir selama 18 tahun membimbing umat dan membela Islam di tengah-tengah serbuan ideologi sesat dan menyimpang jelas sangat penting. Keutuhan Islam yang kita saksikan saat ini. Pengorbanan para manusia suci yang rela mengorbankan nyawa mereka demi Islam harus dikenang dan diteruskan.


Dalam hal ini Imam Baqir melalui perjuangannya di sisi keilmuan harus menjadi motivasi bagi umat Islam untuk terus menimba ilmu dengan kejayaan Islam. Kebudayaan Islam yang pernah berjaya dan bersinar di dunia harus kembali dihidupkan. Ketika para ulama dan ilmuan Islam berhasil menjadi teladan keilmuan di dunia, seperti Ibnu Sina, Farabi, Razi dan lain-lainnya, Islam meraih puncak kejayaannya. Kini umat Islam harus bangkit dan meneladani para maksum dan ulama Islam lainnya serta lebih giat dalam keilmuan, khususnya sains dan teknologi modern.


Imam Muhammad Baqir as, di samping berbagai aktivitas ilmiah, beliau juga berjuang untuk memperbaiki urusan sosial dan menentang kezaliman. Oleh karena itu, beliau selalu menjadi target kebencian dan makar para penguasa Bani Umayah, yaitu Hisham bin Abdulmalik. Permusuhan itu sedemikian rupa sehingga beliau secara paksa pindah ke pusat pemerintahan Bani Umayah, yaitu di Syam (Suriah sekarang). Dengan demikian, rezim penguasa dapat dengan ketat mengawasi seluruh aktivitas beliau. Belum cukup, Imam Baqir as juga sempat dijebloskan ke penjara.


Namun cara-cara itu terbukti tidak efektif dalam mencegah perjuangan ilmiah dan anti-kezaliman Imam Muhammad Baqir as. Bahkan kehadiran beliau di Syam justru berdampak negatif bagi kekuasaan Hisham bin Abdulmalik. Oleh karena itu dia memutuskan untuk memulangkan Imam ke Madinah. Namun, di mana pun beliau berada, beliau bersinar bak matahari yang menerangi jalan umat Islam. Sebab itu pula, Hisham akhirnya membunuh Imam Baqir as dengan racun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

50 Pelajaran Akhlak Untuk Kehidupan

ilustrasi hiasan : akhlak-akhlak terpuji ada pada para nabi dan imam ma'sum, bila berkuasa mereka tidak menindas, memaafkan...