Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad
Imam Ali As berkata,
"Aku heran terhadap orang yang mengaku mencintaiku akan tetapi di saat yang sama mencintai musuhku."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
RASULULLAH ITU KOTA ILMU, ALI ADALAH GERBANGNYA
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
RASULULLAH ITU KOTA ILMU, ALI ADALAH GERBANGNYA
Ibnu Abbas meriwayatkan, Rasulullah Saw pernah bersabda,
"Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya. Barangsiapa menginginkan ilmu, ia harus mendatangi pintunya."
Rasulullah saw bersabda kepada Imam Ali as :
"Ya Ali. Aku adalah Kota Ilmu dan kau adalah Pintunya. Orang yang mengira bahwa ia bisa memasuki Kota tanpa melalui Pintunya, sungguh ia telah berdusta dengan kedustaan yang besar."
(Yanabi Al Mawaddah, 82)
Ali as pernah berkata,
"Jika aku bertanya, aku pasti mendapatkan jawaban. Jika aku diam, beliau (Rasulullah) akan mengajariku."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
SABAR DALAM IMAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
SABAR DALAM IMAN
✍ Ali bin Abi Thalib berkata,
"Kesabaran adalah kendaraan yang tidak akan tergelincir, dan sikap menerima adalah pedang yang tidak akan tumpul."
✍ Imam Ja'far Shodiq as berkata,
"Seorang mukmin tidak ubahnya seperti sebuah gunung yang kokoh, yang tidak dapat digoyahkan oleh badai dan topan."
Artinya,
- Seorang Mukmin adalah Orang yang di dalam keimanannya,
Tidak ubahnya seperti kokohnya sebuah gunung, dimana dia tidak akan pernah bergeser dari tempatnya, meskipun begitu dahsyatnya badai dan banjir.
- Seorang Mukmin bukanlah orang peragu.
Seorang Mukmin di dalam keyakinannya, tidak ubahnya laksana sebuah gunung, yang tidak bisa di ombang-ambingkan oleh kejadian dan musibah apapun."
✍ Imam Al-Ghazali berkata,
"Nasihat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya karena terasa pahit oleh hawa nafsu yang menyukai segala yang terlarang."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
SILATURAHMI
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
SILATURAHMI
Imam Ridha as,
"Ada orang yang menyambung silaturahmi padahal usianya tinggal 3 tahun, lalu Allah memanjangkan usianya hingga 30 tahun. Dan Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya."¹
Imam Baqir as:
صِلَةُ اْلأَرْحَامِ تُزَكِّي اْلأَعْمَالَ وَتُنْمِي اْلأَمْوَالَ وَتَدْفَعُ اْلبَلْوَى وَتُيَسِّرُ اْلحِسَابَ وَتُنْسِئُ فِي
اْلأَجَلِ
"Silaturahim menyucikan amalan-amalan, menambah harta, menolak bencana, memudahkan hisab dan menunda ajal."²
Referensi:
¹ Al-Kafi, jilid 2 halaman 150 riwayat ke 3
² Biharul Anwar, jilid 71 halaman 111; Al-Kafi, jilid 2 halaman 150 riwayat ke 4.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
PELAJARAN IBRAHIM
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
PELAJARAN IBRAHIM
Sebagaimana Nabi Ibrahim as diperintahkan untuk mensucikan rumah Allah (Ka'bah) dari berhala-hala.
Begitu juga dengan kita, diperintahkan untuk mensucikan berhala-hala yang tidak kasat mata, yang kita sembah di saat dalam kesunyian, tidak diumumkannya secara terang-terangan.
Itulah SYAHWAT yang menghiasi kita dan Al-Quran menyebutnya dengan berbagai sifat dan macam-macam nya..
Renungkanlah perkataan imam Ja'far Shodiq as;
وهي : ( القلب حرم الله فلاتسكن حرم الله غير الله)
"Hati adalah haram Allah, maka jangan tempatkan haram Allah selain Allah".
بحار الانوار ج 67 ص 25.
Allamah Husein Thaba'thaba'i qs,
"Daun yang dari pohon jatuh ke tanah memiliki efek di Alam. Bagaimana kalian berfikir bahwa bermaksiat di Alam tidak memiliki efek.?"
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
IMAM ALI DAN CINTA KEPADA ALLAH
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
IMAM ALI DAN CINTA KEPADA ALLAH
Imam Ali as melukiskan cinta kepada Allah dengan indahnya :
Cinta kepada Allah itu laksana api,
Apapun yang dilewatinya akan terbakar.
Cinta kepada Allah itu laksana cahaya,
Apapun yang dikenainya akan bersinar.
Cinta kepada Allah itu langit,
Apapun yang dibawahnya akan ditutupnya.
Cinta kepada Allah itu laksana angin,
Apapun yang ditiupnya akan digerakkannya.
Cinta kepada Allah itu laksana air,
Dengannya Allah menghidupkan segalanya.
Cinta kepada Allah itu laksana bumi,
Dari situ Allah menumbuhkan segalanya.
Kepada siapa yang mencintai Allah,
Dia berikan kekuasaan dan kekayaan.
‘Al-Mulk’ (kekuasaan) dan ‘al-milk’ (kekayaan) diberikan Allah kepada kekasih-Nya.
Kata lain kekuasaan adalah ‘wilyah’, yang juga berarti kecintaan.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
'JAMAAH' KEBENARAN UMAT
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
'JAMAAH' KEBENARAN UMAT
Rasul Saw pernah ditanya:
"Apa yang disebut dengan Jamaah dari Ummatmu?"
Rasul saw menjawab:
"Mereka yang berada dalam kebenaran walaupun hanya 10 orang."
Ali as, Manifestasi Iman, Ilmu dan Amal
Ayatullah al-Udzma Imam Ali Khamene'i hf;
Jika kita menganggap Islam sebagai kombinasi dari Iman, Ilmu dan Amal, ketiga elemen ini ada pada kepribadian Ali as.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
اللهم صلی علی محمد و آل محمد و عجل فرجهم
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
DOA KETIKA MENGENANG KELUARGA NABI SAW
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
DOA KETIKA MENGENANG KELUARGA NABI SAW
Ya Allah
Wahai Dia yang mengistimewakan Muhammad dan keluarganya dengan kemuliaan.
Menganugrahkan kepada mereka risalah. Mengkhususkan mereka dengan wasilah.
Menunjuk mereka pewaris para Nabi. Menutup dengan mereka para penerima wasiat dan Imam.
Mengajari mereka ilmu yang sudah ada dan bakal ada. Dan menjadikan hati manusia terpaut kepada mereka.
Maka sampaikan salawat kepada Muhammad dan keluarganya yang Suci.
Lakukan pada kami apa yang Engkau layak lakukan dalam Agama, Dunia dan Akhirat. Sungguh Engkau berkuasa atas segala sesuatu.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
KEADILAN TUHAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
KEADILAN TUHAN
"Sungguh, mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu."
(Al-Qur'anul Karim. Surah ke-18, SURAH AL-KAHF (GUA), ayat ke-30,)
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
JANGAN MENGHAKIMI SESEORANG ATAS APA YANG DIDENGAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
JANGAN MENGHAKIMI SESEORANG ATAS APA YANG DIDENGAR
Imam Ali as berkata;
"Antara kebenaran dan kebatilan tidak lebih dari empat jari (empat jari yang diletakkan antara telinga dan mata).
Kebatilan adalah kau berkata aku mendengar, dan kebenaran adalah kau berkata aku melihat.
Jangan menghukumi atau menghakimi seseorang atas apa yang kau dengar."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
SABAR DAN MENAHAN DIRI DARI DOSA KARENA UMUR DI DUNIA HANYA SATU SETENGAH JAM
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
SABAR DAN MENAHAN DIRI DARI DOSA KARENA UMUR DI DUNIA HANYA SATU SETENGAH JAM
Ternyata hanya 1,5 jam saja kita hidup di dunia ini.
Mari kita baca firman Allah ‘azza wa jalla dalam Al-Qur’an.
1 hari akhirat = 1000 tahun .. (QS. Al-Hajj:47)
Haji (Al-Ĥaj):47 - Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
24 jam akhirat = 1000 tahun
3 jam akhirat = 125 tahun
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun
Apabila umur manusia itu rata-rata 62-63 tahun, maka kehidupan manusia ini hanyalah 1,5 jam saja dari waktu akhirat. Pantaslah kita selalu diingatkan masalah waktu.
Ternyata hanya satu setengah jam saja yang akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di Surga atau Neraka.
(QS. Fathir:15, An-Nisa:170)
Cuma satu setengah jam saja cobaan hidup, maka bersabarlah.
(QS. Al-Muddaththir:7, At-Thur:48, Az-Zumar:10)
Demikian juga hanya satu setengah jam saja kita harus menahan nafsu dan mengganti dengan sunnah-Nya.
(QS. Yusuf:53, Al-Ahzab:38)
“Satu Setengah Jam” sebuah perjuangan yang teramat singkat dan Allah akan mengganti dengan surga Ridha Allah.
(QS.At-Tawbah:72, Al-Bayyinah:8, An-Nisa:114)
Maka berjuanglah untuk mencari bekal perjalanan panjang nanti.
(QS. Al-Hashr:18, Ash-Shura:20, Ali-Imron:148, Al-Qashas:77)
Orang-orang mukmin (Al-Mu'minūn):114 - Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui"
Jadi Apa Yang Mau Di Sombongkan Di Dunia Ini ?
Harta, Tahta, Jabatan, Gelar atau kehormatan ?
Semoga kita menjadi orang-orang yang berfikir.
Pergunakan waktu yang singkat ini untuk membuat sebuah perencanaan untuk anak-anak kita kelak.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
BISMILLAH UBAT SEGALA PENYAKIT
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
BISMILLAH UBAT SEGALA PENYAKIT
Imam Ali as berkata;
بسمِ اللّهِ شِفاءٌ مِن کلِّ داءٍ و عَونٌ لِکلِّ دَواء.
"Bismillah adalah ubat dari segala penyakit, dan penolong dari setiap ubat."
📒منبع: عيون أخبارالرضا(ع)، ج2.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
ORANG KIKIR
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
ORANG KIKIR
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ اٰلِهِ: ابخيلُ حقّا مَن ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَم يُصَلِّ عَلَيَّ
Rasulullah Saw bersabda:
“Orang kikir yang sebenarnya adalah orang yang ketika namaku disebut disisinya, kemudian dia tidak bersalawat kepadaku."
Sumber: Ma'ani al-Akhbar hal.245, hadis ke-4 ; Mizanul Hikmah hadis ke-728.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
MATI ADALAH TAKDIR, BAHAGIA ADALAH PILIHAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
MATI ADALAH TAKDIR, BAHAGIA ADALAH PILIHAN
Imam Ali ibn Abi Thalib berkata,
"Barangsiapa memandang remeh kesalahannya, maka dia akan memandang besar kesalahan orang lain.
barangsiapa memandang besar kesalahannya, maka dia akan memandang remeh kesalahan orang lain, maka aib keturunannya akan tersingkap.
barang siapa menggali lubang untuk mencelakakan saudaranya, maka dia sendiri akan terjerumus ke dalamnya. barangsiapa bergaul dengan ulama' maka dia sendiri akan dimuliakan.
barangsiapa memasuki tempat yang biasa dikunjungi orang bodoh, maka dia akan direndahkan. dan barangsiapa memasuki tempat kemaksiatan maka dia akan dituduh berbuat maksiat."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
PENCINTA AHLUL BAYT
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
Salam ukhuwah fillah til Jannah.
Perhatikanlah saudaraku sekalian ! Jangan sampai kita merasa tenang dalam tempurung kebodohan, yang semakin lama kita biarkan akan menjadikan akal serta nurani kita yang semakin mengeras.
Kebodohan jangan dimanja ! Sebab akan menjadi portal bagi kita kelak untuk menghadap sang Ilahi.
Ketahuilah wahai Umat ! Allah Azza wa Jalla Murka kepada hamba-Nya yang tidak memelihara tiga kesucian dan Dia tidak akan menjaga dunia hingga akhiratnya. Akan tetapi bagi mereka hamba-Nya yang memelihara ketiga kesucian tersebut, Allah ta'alla berjanji akan menjaga agamanya serta dunianya. Yaitu kesucian islam, kesucian Nabi SAW dan kesucian para kerabat Nabi SAW.
Sedangkan bagi seseorang yang memelihara ketiga kesucian itu, ibaratnya saja ia telah naik di atas bahtera keselamatan dan siapa yang tidak menjaganya, sama halnya dirinya telah meninggalkan bahtera keselamatan.
Mencintai Ahlul Bay't Nabi adalah kewajiban setiap Muslim, apapun madzhabnya, intinya bagi para imam madzab yang lurus pastilah ia sangat menjunjung tinggi kehormatan mereka serta mencintainya dengan sepenuh hati dan segenap jiwanya. Kalau dikatakan bahwa orang yang mencintai Ahlul Bay't adalah syiah ! Memang begitulah sedari dulu cara Yahudi memecahkan Islam, memang itulah cara mereka memutuskan tali ukhuwah Islamiyah ! Bukankah kita ini adalah umat Muhammad yang mengaku hidup di zaman yang modern dan yang intelektual, yang cerdas ?
Na'as sekali jika perkara yang sepele seperti ini saja kita sampai lengah. !
Marilah kita contoh bagaimana para Imam besar Ahlus Sunnah mencintai Ahlul Bait dan bagaimana mereka juga turut serta menjunjung tinggi manusia-manusia yang Nabi SAW muliakan kedudukannya. Seperti hadis yang diriwayatkan juga oleh Iman Hakim r.a, bahwa Nabiyullah Muhammad SAW bersabda :
فلو أن رجلا صفن بين الركن والمقام فصلى صام ثم لقى الله وهو مبغض لأهل بيت محمد دخل النار
حديث حسن صحيح على شرط مسلم
“Seandainya seorang beribadah diantara rukun dan maqam (di depan Ka’bah) kemudian dia bertemu SWT dalam keadaan dia benci pada keluarga Muhammad, niscaya dia akan masuk Neraka.”
Muhammad Rosulullah SAW bahkan telah banyak mengingatkan kita tentang hal itu. Diantaranya beliau SAW telah bersabda,
أَحِبُّوا اللَّهَ لِمَا يَغْذُوكُمْ مِنْ نِعَمِهِ وَأَحِبُّونِي بِحُبِّ اللَّهِ وَأَحِبُّوا أَهْلَ بَيْتِي بِحُبِّي
“Cintailah Allah karena nikmat yang diberikan kepada kalian cintailah aku karena kecintaan (kalian) kepada Allah dan cintailah Ahlul Baitku karena kecintaan (kalian) kepadaku.”
Rasulullah SAW juga bersabda (yang artinya):
“Segala sesuatu ada asasnya dan asas Islam adalah mencintai Rasulullah dan ahli ba'ytnya.”
Rasulullah SAW juga bersabda (yang artinya):
Didiklah anak-anak kalian untuk tiga hal: mencintai Nabi kalian, mencintai Ahlul Bay'tnya dan membaca Al-Qur`an, karena para penghafal Al-Qur`an itu berada di bawah naungan Allah pada hari tiada naungan lain selain naungan-Nya, bersama para Nabi dan orang-orang pilihan-Nya.”
Masih banyak lagi riwayat Hadis shahih yang menerangkan tentang hal di atas. Sekarang tergantung bagaimana pribadi kita masing-masing dalam menyimpulkannya. Perlu di ingat bahwa cinta jika tanpa pembuktian sama saja palsu.
Referensi:
📚 Bahjatuth Thalibin
[Al-Faqih Al-Muhaqqiq Zen bin Ibrahim]
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
MENGUTIP SEJARAH GHADIR KHUM
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
MENGUTIP SEJARAH GHADIR KHUM
Peristiwa Ghadir Khum adalah peristiwa yang terjadi pada bulan Maret 632. Ketika kembali dari haji, nabi Islam Muhammad saww mengumpulkan semua Muslim yang bersamanya dan memberikan khotbah yang panjang; selama bagian dari khotbah, nabi Muhammad saww mengangkat lengan Ali dan bertanya kepada orang-orang, "Siapa yang lebih mengutamakan kamu daripada dirimu sendiri?" Orang-orang Muslim menjawab, "Allah dan utusan-Nya." Nabi Muhammad saww kemudian berkata:
Melihat! Siapa pun saya tuannya, Ali ini adalah tuannya. Ya Allah! Tetap teguh dalam mendukung mereka yang tetap teguh dalam mengikutinya, bersikap bermusuhan dengan mereka yang memusuhi dia, membantu mereka yang membantunya, dan meninggalkan mereka yang meninggalkannya. Wahai manusia! Ali ini adalah saudara lelaki saya, pelaksana [urusan] saya, wadah pengetahuan saya, penerus saya atas bangsa saya, dan atas penafsiran Kitab Allah, yang perkasa dan agung, dan orang yang benar-benar mengundang [implikasinya] . Dia adalah orang yang bertindak sesuai dengan apa yang menyenangkan hati-Nya, melawan musuh-musuh-Nya, menyebabkan kepatuhan pada-Nya, dan menasihati agar tidak melawan-Nya. Tentunya, Dia adalah penerus Utusan Allah, komandan orang-orang beriman, Imam yang membimbing, dan pembunuh para pemecah sumpah, para pelanggar, dan murtad. Saya berbicara dengan otoritas Allah. Kata dengan saya tidak akan diubah.
Acara ini telah diriwayatkan oleh sumber-sumber Syiah dan Sunni. Lebih jauh, setelah khotbah, Abu Bakar, Umar, dan Utsman semuanya dikatakan telah memberikan kesetiaan mereka kepada Ali, sebuah fakta yang juga dilaporkan oleh sumber-sumber Syiah dan Sunni.
Muslim Syiah percaya ini sebagai penunjukan nabi Muhammad saww atas Ali sebagai penggantinya.
Catatan Kaki
Majd, Vahid. Khotbah Nabi Muhammad (saww) di Ghadir Khum . hlm. 152–154.
Musnad Ahmad Ibn Hanbal, Volume 4 . hal. 281.
al-Razi, Fakhr. Tafsir al-Kabir, Volume 12 . hlm. 49–50.
al-Tabrizi, al-Khatib. Mishkat al-Masabih . hal. 557.
Khand, Mir. Habib al-Siyar, Volume 1, Bagian 3 . hal. 144.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
AMANAT DAN KHIANAT
Amanat dan Khianat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُو
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
(Qs Al Anfal 27)
Dalam pengertian Islam dalam al Quran,
Amanat mengandung pengertian luas mencakup seluruh urusan kehidupan politik Sosial Hukum Kekuasaan Pemerintahan sampai kepada hubungan antar anggota keluarga.
Melalui Rasulullah saw Al Quran dan lisan wahyu yg berjalan pengertian amanat dalam Islam sesuai yang terdapat dalam al.Quran di antaranya mencakup hal-hal sebagai berikut :
1- Seluruh nikmat maknawi dan materi seperti al Quran, pemimpin, anak, air, dan tanah.
2-Amanat mencintai dan mengikuti Ahlul Bait Nabi saw
3-Diri kita adalah amanat dari Allah juga keluarga dan masyarakat
4- Harta Pribadi, Masyarakat dan SDA seperti misalnya pendapatan dari pampasan perang dan lain-lain.
5-Imam Bagir as berkata :
"Hukum hukum agama dan kewajiban Allah adalah Amanah
Tidak mematuhi aturan al Quran dan Kenabian dan tidak menunaikan kewajiban-kewajiban pribadi terkait menjaga amanat-amanat ini termasuk dalam perbuatan khianat.
Siapa saja yang meninggalakan kewajiban dan agenda yang ditetapkan Allah dan Nabi dalam al Quran maka ia telah berbuat khianat kepada Allah dan Nabinya.
Begitu juga mendahulukan orang-orang yang tidak suci dan tidak saleh dalam tanggung jawab sosial agama adalah pengkhianatan kepada Allah, Rosul saw dan kaum muslimin
Rosul saw bersabda :
"Barang siapa yang berkhianat terhadap amanat maka hakikatnya ia seorang munafik meskipun Ia berpuasa shalat dan mengaku Islam."
Imam Jafar Shodiq as berkata :
"Jangan engkau tertipu oleh puasa dan shalat seseorang, karena bisa saja semua itu hanya karena kebiasaan. Kenalilah ia dengan mengujinya untuk menunaikan kejujuran dan amanat.”
Amanat adalah Hak dan Kewajiban Manusia karena itu kelakuan berkhianat terhadap amanat bukanlah akhlak kelakuan seorang muslim.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
ILMU KASYAF IMAM MUHAMMAD AL JAWAD ALAIHIS SALAM
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
ILMU KASYAF IMAM KE 9
(Muhammad Al Jawad a.s.)
Tokoh Zaidiyah Yang Menemukan Kebenaran
Qosim bin Abdurachman seorang pengikut Mazhab Zaidiah yang sedang musafir ke Baghdad.
(Disadur dari Ensikopedi Mizanul Hikmah Ayatullah Muhammad Rey Syahri)
Tatkala tiba di kota Baghdad Iraq dia melihat kerumunan orang tengah memuliakan seorang anak laki laki yang beranjak besar berwajah bersih tampan dan sangat bercahaya wajahnya.
Qosim heran melihat perlakuan orang-orang yang benar-benar tampak sangat berkhidmat memuliakannya. Qosim bertanya :
"Siapa anak yang dimuliakan kalian ini.?"
Mereka menjawab :
" Ia Imam Jawad putra Imam Ali Ridha !"
Mendengar anak tampan itu adalah putra Imam kedelapan Almarhum Ali Ridho, Qosim sebagai seorang bermazhab Zaidiah ia semakin tertarik untuk serius memperhatikannya karena dia seorang pengikut Zaidiah yang sangat anti dan tidak meyakini Syiah Imamiah Itsna Asyariah.
Imam Jawad yang saat itu tampak menaiki Baghal keledainya, beliau beranjak hendak berjalan. Qosim berbisik dalam hatinya :
"Semoga Allah melaknat anak ini. Apakah pantas anak-anak seperti ini dijadikan seorang Imam pilihan Allah yang wajib ditaati seluruh makhluk. Bodoh sekali orang-orang itu tersesat. Semoga Allah melaknat anak ini."
Tiba tiba Imam Jawad sang remaja dari atas Baghal itu menoleh menatap tajam kepada Qosim dan seraya Ajaib berkata :
" Wahai Qosim bin Abdurachman!"
Qosim takjub darimana anak ini tahu namaku ?
Wahai Qosim bin Abdurachman !
فَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَفِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ
"Bagaimana kita boleh untuk mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu kita benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila (Qs al Qamar 24)."
Lagi-lagi Abdurachman terperanjat dan mulai merinding kuduknya..
Hatinya berkata :
"Bagaimana anak ini bisa tahu jalan pikiranku ? Demi Allah dia pasti seorang anak yang dikuti jin penyihir."
Lagi lagi anak luar biasa ini menoleh kepadanya dan berkata :
" أَأُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنْ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ
"Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita (Manusia biasa) ? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong.(Qs al Qamar 25)."
Akupun melompat kedepan mendekati Beghalnya dan mohon ampun sambil kuambil tangannya sambil berkata :
"Maafkan aku Wahai Imam, aku bersaksi atas Imamahmu wahai hujjahku ya putra Imam Ridho."
Selanjutnya Abdurachman bin Qosim mengikuti mazhab dan petunjuk Imam Jawad alaihi salam serta menjadi pengikut pencinta Ahlul Bait yang taat dan setia.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
HADIS DUA BELAS IMAM DALAM SOHIH BUHORI DAN MUSLIM
Tolong carikan di mana selain kami dan siapa lagi mazhab muslimin lain yang punya konsep dua-belas Imam/Khalifah sesuai Buhori dan Muslim seperti kami. ?
Hadis Dua Belas Imam Syiah Dalam Sohih Buhori dan Muslim
1. Shahih al-Bukhari, vol. 4, halaman 168
Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 pemimpin dan khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak bisa kudengar. Ayahku berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”
(Lihat Kitab al-Ahkam, Mesir 1351, no. 6682; lihat juga Shahih Muslim, Kitab al-‘Imarah, no. 3393, 3394, 3395, 3396, dan 3397; juga Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Fitan, no. 2149; juga Sunan Abi Dawud, Kitab al-Mahdi, no 3731 dan 3732; juga Musnad Ahmad, Musnad al-Basyiryin, no. 19875, 19901, 19920, 19963, 20017, 20019, 20032, dan 20125)
2. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 4 (Syarh Nawawi)
Rasulullah saw telah bersabda, “Agama ini akan tetap berdiri sampai 12 khalifah, yang semuanya dari golongan Qurays, memerintah atas kamu.”
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398)
3. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3
Jabir meriwayatkan, “Aku dan ayahku pergi menemui Rasulullah saw. Kami mendengarnya bersabda, ‘Persoalan ini (khilafah) tidak akan berakhir sampai datang 12 khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak kudengar. Aku menanyakan pada ayahku apa yang Rasulullah saw sabdakan. Beliau saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398, Mesir 1334)
4. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3
Jabir meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw yang agung bersabda, “Islam akan selalu besar hingga datang 12 Imam.” (Jabir berkata), “Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakana?’ Ia menjawab, ‘Semuanya dari golongan Qurays.’”
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398)
5. Shahih at-Tirmidzi, vol. 2, halaman 45
Jabir berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 Imam dan pemimpin setelahku.’ Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tidak dapat kumengerti. Aku menanyakan pada seseorang di sampingku tentang itu. Ia berkata, ‘Semuanya dari golongan Qurays.’”
(Lihat cetakan New Delhi (tahun 1342), no. 2149. Tirmidzi menulis tentang hadits ini, “Hadits ini baik dan shahih, diriwayatkan oleh Jabir dari jalur sanad yang berbeda. Hal yang sama dikutip dari Jabir dalam ‘Shahih Abi Daud’, vol. 2, cet. Matba’a Taziyah, Mesir. Kitab al-Manaqib halaman 207 no. 3731)
6. Musnad Ahmad, vol. 5, hal. 106
Rasulullah bersabda, “Terdapat dua belas khalifah untuk umat ini”
Catatan: Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad mengutip hadits tentang persoalan ini dalam tiga puluh empat rantai hadits yang berlainan dari Jabir.Sebagaimana Mazhab Keyakinan Kami ini
(Lihat: Matba’a Miymaniyyah, Mesir 1313, Musnad al-Basriyyin, no. 19944)
7. Shahih Abu Daud, vol. 2, hal. 309
“Agama ini akan tetap agung sampai datang dua belas Imam.” Mendengar hal ini, orang-orang mengagunkan Allah dengan berkata, “Allahu Akbar” (Allah maha besar) dan menangis keras. Kemudian beliau mengatakan sesuatu dengan suara yang pelan. “Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakan?’ ‘Mereka semua dari golongan Qurays,’ jawabnya.”
Catatan: Hakim Naysaburi meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang berbeda dari yang sebelumnya disebutkan.
(Lihat: Edisi pertama dari ‘Dar- Al-Fikr, 1334).
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
1. Quran Syiah dan Quran Sunnah Berbeza.
2. Perbezaan Rukun Islam/Iman Sunnah Berbeza Dengan Syiah:
3. Syahadah Syiah Yang Bersambung: (Untuk pengetahuan anda, syahadah Syiah bukanlah menyebut nama 12 Imam, tetapi hanya meletak nama Ali, mohon membuat lebih rujukan)
PERBEDAAN AHLUSSUNAH WAL JAMAAH DENGAN SYIAH IMAMIYAH ITSNA AYSARIYAH HANYA PADA FURU'
penulis: Bintang Kartika
Menjawab Saudara Zaref Shah Al Haqqy
PERBEDAAN AHLUSSUNAH WAL JAMAAH DENGAN SYIAH IMAMIYAH ITSNA AYSARIYAH HANYA PADA FURU'
Tiada perbezaan yang ketara pada Mazhab Sunnah dan Syiah. Mereka memakai Quran yang sama sebagaimana anda boleh saksikan bacaan mereka dari kanak-kanak hingga dewasa di youtube dan penyertaan musabaqah di serata dunia termasuk di Malaysia. Mereka menunaikan Haji, berpuasa di bulan Ramadhan, percaya kepada Malaikat, Nabi Muhammad dan 24 lagi Rasul yang wajib diimani, serta percaya Hari Kebangkitan.
Diskusi ini aman dan semua orang boleh melontarkan hujah/ilmu berdasarkan tajuk. Sebarang topik yang tidak berkaitan tidak dilayan, didelete semua komen provokasi dan caci maki. Bersikaplah sebagai Muslim yang baik sebagaimana agama mengajar anda.
Menjawab hasil copypaste saudara Zaref bahawa Syiah kafir seperti senarai di bawah ini:
1. Quran Syiah dan Quran Sunnah Berbeza.
Quran Syiah adalah sama dengan Quran Sunnah. Jika anda kata berbeza, kemukan bukti bagaimanakah rupa Quran tersebut. Di manakah boleh dapatkannya, jika ada website tunjukkan. Selama kenyataan tersebut, dunia tidak pernah melihat bagaimanakah rupa Quran Syiah itu. Kenyataannya tidak dilihat orang-orang Syiah membacanya selain Quran yang ada sekarang. Kerana Allah berfirman, Dia sesungguhnya akan menjaga Quran dari penyelewengan sampai kiamat. Tiada sesiapa boleh lunyaikannya dalam bentuk apa sekalipun (Al-Hijr: 9). Kemudian Allah lanjutkan seandainya manusia dan jin berhimpun untuk buat Quran palsu, tetap mereka takkan dapat (Al-Isra’: 88)
Jadi anda dan yang lain mengatakan Quran Syiah lain, maka buktikanlah naskah tersebut. Ramai yang nantikan naskah tersebut wujud.
2. Perbezaan Rukun Islam/Iman Sunnah Berbeza Dengan Syiah:
Seseorang sudah cukup Islam dan beriman ketika mengakui Allah dan Muhammad utusannya tanpa lafaz sekalipun. Ini kesepakatan Sunnah dan Syiah dalam menanggapi muslim atau tidak seseorang itu.
Tapi sebahagian pentaksub menganggap rukun Iman/Islam dalam teologi Asy’ariyah adalah sebagai parameter kesesatan dan keyakinan seseorang.
Aliran teologi Maturidiyah mempunyai rumusan sendiri tentang Rukun Iman/Islam, berbeza dengan rumusan Asya’riyah. Ahlul Hadis dan teologi Salafi yang menganut teologi Ahmad bin Hanbal juga memberikan rumusan rinci tentang akidah yang berbeza dengan Asy’ariyah. Sejarah membuktikan adanya ketegangan berdarah antara penganut Asy’ariyah dan Ahlul Hadis, yang sama-sama Sunni, dalam sengketa seputar Kalam Allah.
Dalam literatur hadis Ahlussunnah terdapat banyak riwayat versi berbeza Rukun Iman/Islam dalam teologi Asy’ariah.
Buktinya hadis dari Sahih Bukhari dan Muslim pada bab Al-Iman Ma Huwa wa Bayani Khishalihi:
Abu Hurairah berkata, “Pada suatu hari, Nabi Saw muncul di hadapan orang-orang. Kemudian Jibril mendatanginya dan berkata, ‘Apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, percaya kepada pertemuan dengan-Nya, kepada rasul-rasul-Nya dan Anda percaya kepada yang ghaib.”
Hadis di atas menyebutkan Rukun Iman:
i) Beriman kepada Allah; ii) malaikat; iii) kitab-Nya; iv) Perjumpaan dengan-Nya; v)Kepada para rasul. Tidak ada kewajipan percaya kepada Qadha’ dan Qadar.
Dalam riwayat Imam Muslim pula; “Aku perintahkan kamu agar mengEsakan keimanan hanya kepada Allah! Tahukah kamu apa iman kepada Allah itu?” Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Beliau saw bersabda, ‘Bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan salat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan membayar khumus’.”
Hadis di atas menegaskan inti keimanan itu sebagai berikut:
i) Bersaksi tiada tuhan selain Allah; ii) Bersaksi Muhammad adalah utusan Allah; iii) Mendirikan solat; iv) Membayar zakat; v) Berpuasa di bulan Ramadhan; v) Membayar khumus.
Kata Rukun Iman/Islam adalah berdasarkan tafsiran kelompok dan aliran Asy’ariyah, bukan kewajipan diterima tanpa perlu dibahas oleh sesiapapun, atau menjadikannya sebagai parameter menilai sesat dan tidak sesat kelompok lain. Dengan kata lain, tidak mengikuti rumusan teologi Asy’ariyah ini tidaklah boleh ditafsirkan sebagai menolak dasar akidah Islam. Dalam teologi Asy’ariyah rukun Iman mendahului rukun Islam. Padahal dalam Quran menukilkan orang-orang Arab Badui mengakui telah beriman tapi Nabi saw diperintahkan untuk mengatakan kepada mereka bahawa mereka belumlah beriman melainkan baru menjadi Islam, sebab iman belum masuk ke dalam hati mereka: “Orang-orang Arab Badwi itu berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah, “Kamu belum beriman, tapi katakanlah, ‘kami telah tunduk’, kerana iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-Hujurat: 14]
Bila dua syahadah tidak termasuk dalam rukun iman, manusia yang mengimani enam rukun di atas, meski tidak mengucapkan dua kalimat syahadat, tetap dianggap mukmin. Bila rukun Islam tidak menyertakan iman sebagai syarat kemusliman, seseorang telah dianggap muslim meski tidak meyakini rukun iman kecuali bila rukun Iman ditetapkan sebagai syarat bagi rukun Islam.
Perincian Rukun Islam/Iman Syiah akan saya lanjutkan di tulisan lain di minggu berikutnya.
3. Syahadah Syiah Yang Bersambung: (Untuk pengetahuan anda, syahadah Syiah bukanlah menyebut nama 12 Imam, tetapi hanya meletak nama Ali, mohon membuat lebih rujukan)
Salahkah? Tidak salah, kerana Rasulullah juga mengucapkan Syahadah yang bersambung:
i) Dari Ubadah bin Shamit ra berkata Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa mengucapkan; ‘Aku bersaksi bahawa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan bahawa Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan bahawa syurga dan neraka itu benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam syurga dari lapan pintu yang mana saja dikehendaki.” [HR Muslim, No. 149]
ii) Hadis membenarkan menambahkan satu atau sejumlah kalimat syahadat yang lain jika kontennya adalah benar. Jika Syiah berpendapat boleh menambah 3 kalimat syahadat, dengan tambahan “Ali adalah Wali Allah”, adalah kerana kontennya memang benar bahawa Ali adalah wali Allah. Sebagaimana sabda Nabi saw: “Sesungguhnya Ali dariku dan aku dari Ali. Ali adalah wali/pemimpin setiap mukmin sesudahku.” [Musnad Abu Dawud, jilid 3, hal 111, no 829 | Musnad Abu Dawud ath-Thayalisi 1/111, no 829 | Musnad Abu Ya’la 1/293, no 355, Shahih Ibnu Hibban, 15/373, no 6929, Mu’jam al-Kabir, ath-Thabrani, 18/128 | Shahih Tirmidzi, jilid 5, hal 236, 296 | Shahih Ibn Habban, jilid 1, hal 383 | Mustadrak al-Hakim, Ma’rifah Ash-Shahabah, jilid 3, hal 110,119 | Sunan al-Nasai jilid 5, hal 132, no 8474 | Musnad Ahmad, jilid 4, hal 437, No 19426 (No. 3062, 3063)]
iii) Malah Ali sebagai wali Allah turut terisi dalam lantunan syair imam Syafie ra:
“Mereka berkata: ‘Engkau menjadi Syiah Rafidhah.’ Aku berkata: ‘Sekali-kali tidak! Rafidhah bukanlah agama dan keyakinanku. Akan tetapi aku berwala (meyakini sebagai wali) tanpa ragu-ragu kepada sebaik-baik imam dan sebaik-baik pemberi petunjuk. Jika kecintaanku kepada Wali itu yang disebut rafdh (menolak) Maka sifat penolakanku itu aku tujukan kepada para hamba (yang telah menuduhku).” [Diwan al-Imam al-Syafi’i, hal 58]
Imam Syafie dalam Diwannya penuh dengan syair ditjukan khusus kepada Ali bin abi Thalib serta Ahlulbait. Beliau tidak hanya menyatakan sikap meyakini Ali bin abi Thalib sebagai wali, akan tetapi lebih jauh lagi, beliau lebih mengutamakan Ali dibandingkan siapapun juga dengan menyatakan bahawa Ali adalah sebaik-baiknya imam dan sebaik-baiknya pula pemberi petunjuk kepada kebenaran.
iv) Dari Jabir bin Abdillah ra pula: “Menceritakan kepada kami Ibrahim bin Nashr al-Anbari yang berkata, telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Isa, yang berkata telah menceritakan kepada kami Fadhl bin Musa, dari Syarik dari Utsman bin Abi Zur’ah, dari Salim bin Abil Ja’d, yang berkata: ‘aku bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang Ali’, maka beliau ra menjawab: ‘Dia adalah manusia terbaik, siapa yang meragukannya sungguh telah kufur’.” [Ibnu Hibban, ats-Tsiqat, jilid 9, no. 16440]
Sangat banyak dalam kitab-kitab muktabar Sunnah tentang kelebihan dan keutamaan Ali jika ingin ditelusuri.
4. Kepercayaan Syiah dan Imam 12.
Buktinya juga ada dalam referensi Sunni:
i) Jabir yang mengatakan, “Rasulullah saw bersabda, ‘Akan muncul sepeninggalku 12 orang imam‘, kemudian Rasulullah saw mengatakan sesuatu yang aku tidak mendengarnya. Lalu aku menanyakan kepada ayahku, ‘Apa yang dikatakannya?’ Ayahku menjawab, ‘Semuanya dari bangsa Quraisy.'” [Sahih Bukhari, jild 9, bab Istikhlaf, halaman 81]
ii) Dalam Sahih Muslim, dari ‘Amir bin Sa’ad yang berkata, “Aku menulis surat kepada Ibnu Samurah, ‘Beritahukan kepadaku sesuatu yang kau dengar dari Rasulullah saw’. Lalu Ibnu Samurah menulis kepadaku, ‘Aku mendengar Rasulullah saw bersabda pada hari Jumaat petang pada saat dirajamnya al-Aslami, ‘Agama ini akan tetap tegak berdiri hingga datangnya hari kiamat dan munculnya 12 orang khalifah yang kesemuanya berasal dari bangsa Quraisy.”
iii) Jabir bin Abdillah berkata: “ketika ayat 55 dari surat Nisaa’ turun yang menegaskan, ‘taatilah Allah, dan taatilah rasul, dan para pemimpin dari kalian.’ Aku bertanya pada Rasul saw; ‘kami telah mengetahui Tuhan dan Rasul-Nya, namun Ulil Amr yang wajib kita taati tersebut belum kami ketahui, siapakah gerangan mereka itu?’ Beliau bersabda; ‘merekalah penggantiku, para Imam dan pemimpin sepeninggalku. Yang pertama Ali, kemudian secara berurutan Hasan putera Ali, Hussein putera Ali, Ali putera Al Hussein, Muhammad putera Ali yang dalam Taurat dikenal dengan Baqirul Ulum, dan kamu pada suatu saat akan berjumpa dengannya, dan bilapun kau menjumpainya sampaikanlah salamku padanya. Kemudian setelahnya secara urut Ja’far putera Muhammad, Musa putera Ja’far, Ali putera Musa, Muhammad putera Ali, Ali putera Muhammad, Hasan putera Ali, dan kemudian puteranya yang nama dan kunyahnya (panggilan) sama denganku. Tuhan akan menjadikannya pemimin bagi dunia, dan ia akan tersembunyi dari pandangan dan penglihatan, dan ia akan gaib lama sekali. Sampai suatu saat di mana hanya ada orang-orang yang memiliki keiman yang kokoh, yang teruji dan mendalam akan keyakinan terhadap kepemimpinannya’.” [Muntakhabul Atsar, halaman 101]
5. Syiah Mengkafir, Mencaci Sahabat dan Isteri Nabi:
a) Kalaulah Syiah mencaci sahabat sudah tentu tidak ada hadis dalam kitab-kitabnya yang memuji banyak sahabat Nabi:
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ziyaad bin Ja’far Al Hamdaaniy ra yang berkata telah menceritakan kepada kami Ali bin Ibrahim bin Hasyim dari Ayahnya, dari Muhammad bin Abi Umair dari Hisyam bin Salim, dari Abu Abdillah as: ‘Para Sahabat Rasulullah saw berjumlah 12,000 orang, iaitu 8,000 berasal dari Madinah, 2,000 dari Makkah dan 2,000 orang dari kalangan Thulaqa. Tidak ada di diantara mereka yang mempunyai pemikiran Qadari, Murji, Haruri, Mu’tazili, dan Ashabur Ra’yu. Mereka selalu menangis pada malam dan siang hari, seraya berdoa ‘cabutlah nyawa kami sebelum kami sempat memakan roti adunan’.” [Ash-Shaaduq, al-Khishaal , hal 639-640, no 15]
b) Untuk pengetahuan anda Syiah membagi para sahabat Nabi saw tiga bahagian:
i) Para sahabat yang baik. Mereka taat dan setia kepada Nabi.
ii) Para sahabat yang diragukan. Mereka pernah berbuat sesuatu yang kurang menampakkan kesetiaannya kepada Nabi. Perbuatan tersebut tidak hanya termuat pada kitab Syiah, tetapi dalam Kutubus Sittah.
iii) Para sahabat yang munafik. Dijelaskan oleh Rasulullah saw sendiri. Contoh hadis:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Akan (datang) di hadapanku kelak sekelompok sahabatku, tapi kemudian mereka dihalau. Aku bertanya, wahai Tuhanku, mereka adalah sahabat-sahabatku. Lalu dikatakan: ‘Kamu tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu. Sesungguhnya mereka murtad dan berpaling (dari agama)’.” [Shahih Bukhari, 8/150]
Dari Abu Bakrah, Rasulullah saw bersabda: “Akan datang menjumpaiku di telaga (haudh) orang-orang yang pernah bersahabat dan melihatku. Ketika mereka dihadapkan denganku, dan aku kenali mereka, mereka terpelanting dariku. Maka aku berseru, ‘Ya Rabbi, mereka adalah sahabatku.’ Lalu dijawab, ‘Engkau tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu’.” [Musnad Ahmad,5/48 dan 50]
c) Isteri Nabi Aisyah ra, memang ada riwayat-riwayat syiah yang negatif mengenai dirinya, (malah dalam kitab Sunnah juga), tetapi para jumhur ulama Syiah sendiri tidak mempersoalkan hal tersebut dan tetap menghormatinya. Malah banyak riwayat-riwayat palsu (kutukan kepada Aisyah ra), telah dijelaskan oleh ulama besar Syiah, Allamah Majlisi, di dalam kitabnya: “Di dalamnya terdapat keburukan yang besar dan keanehan. Kami menganggap hal ini mustahil berasal dari guru kami Ali bin Ibrahim (Tafsir Al-Qummi), bahkan kami mengira bahawa hal ini adalah penambahan yang dilakukan oleh orang lain. Hal itu kerana kitab tafsir (Tafsir Qummi) yang ada sekarang bukanlah mutlak berasal darinya (Ali bin Ibrahim Al-Qummi), yang kitab tafsir ini masih terdapat banyak tambahan berasal dari orang lain. Oleh kerana itu, kita dapati perkataan ini bertentangan dengan pendapat seluruh muslimin, baik dari kalangan khusus atau pun umum, seluruhnya menyatakan kesucian isteri-isteri Nabi saw seperti yang telah disebutkan.” [Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, juz 22, hal 240, Muassasah al-Wafa]
d) Mari kita lihat pulak dalam kitab Sunnah antara ulama yang menghina sahabat serta anak cucu Nabi saw;
Ibnu Taimiyah dalam kitab Minhajus Sunnah;
i) “Ali orang yang sial dan berperang untuk kekuasaan, bukan agama, serta lemah dan tidak adil.” [2/203-204]
ii) “Fatimah munafik kerana menuntut warisan Fadak kepada Abu Bakar.” [2/169]
iii) “Husein sesat kerana melawan Yazid yang disebut sebagai imam yang sah.” [2/24]
e) Pada bab mencaci sahabat Muawiyah dan Bani Umayyah telah terlebih dahulu mempeloporinya dengan mencaci Saidina Ali selama 80 tahun di mimbar.
Mari kita lihat apa kata Ibnu Hajar terhadap Muawiyah yang bukan sekadar mencela Ummu Mukminin malah membunuhnya:
“Ketika Muawiyah duduk di mimbar (Nabi saw) untuk mengambil baiat Yazid, Aisyah ra berkata kepadanya: ‘Apakah para tokoh (khalifah sebelumnya) mengambil baiat untuk anak -anak mereka?’ Ia (Muawiyah) menjawab: ‘Tidak!’ Ia (Aisyah) berkata: ‘Kalau begitu kamu mencontoh siapa?’ Ia (Muawiyah) terdiam, lalu ia menyiapkan jurang untuknya (Aisyah) hingga ia jatuh ke dalamnya dan mati.” [Shiraatu al-Mustaqiim, 3/630, menukil dari Ibnu Hajar, Shaahib al-Mashaalit]
Malah Muawiyah turut membunuh Muhammad bin Abu Bakar, adik beradik Aisyah dengan menyumbatnya keperut kaldai dan membakarnya.
f) Lihat pula dalam Sahih Bukhari penghinaan kepada Ummu Mukminin:
i) “Imam Bukhari meriwayatkan; dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar ra Nabi saw berdiri berpidato seraya menunjuk ke arah rumah Aisyah lalu bersabda, ‘Di situlah fitnah!’ beliau saw mengulangnya tiga kali - di mana tanduk syaitan akan muncul’.” [Shahih Bukhari, 4/100 (No. 2873), Bab Ma Jaa Fi Buyuti Azwaji an-Nabi saw. hadis No. 3279 (2873) | Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari,13/69]
ii) Malah Aisyah ra juga mengkafirkan Utsman bin Affan, ketika mereka berselisih, beliau berkata: “Bunuhlah si Na’tsal (Utsman bin Affan) itu sesungguhnya ia telah kafir!” [Tarikh ath-Thabari, 4/477 | Ibnu al-Atsir, al-Kamil, 3/87 | an-Nihayah, 4/156]
iii) Aisyah ra juga melaknat Amru bin Ash kerana telah membunuhnya Dzu Tsudayyah di Mesir. [Mustadrak al-Hakim, Juz 4, no 6744, Hadits Shahih]
g) Untuk pengetahuan anda, maksud murtad dan kafir Syiah tidaklah sama dengan fahaman Sunni iaitu terkeluar dari Islam. Erti murtad atau kafir di sisi Syiah ialah: Mengkhianati janji setia atau meninggalkan wasiat atau membelot dari kesetiaan.
h) Rasulullah mengatakan bahawa majoriti sahabat telah menjadi murtad selepas kewafatannya, kerana mereka telah mengubah atau membatalkan hukum Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Hanya sedikit sahaja bilangan mereka terselamat. Bukhari dan Muslim di dalam Sahih mereka:
Dari Ibnu Umar, ia mendengar Nabi saw bersabda; “Janganlah kamu kembali menjadi kafir sepeninggalku nanti, sebahagian dari kamu menebas leher sebahagian yang lain.” [Hadis yang sama juga diriwayatkan oleh Abu Bakrah, Jarir dan Ibnu Abbas. Shahih Bukhari, 9/63-64 | Shahih Muslim, 1/58]
i) Telah difatwakan oleh ulama terbesar Syiah Imam Khamenei bahawa mencaci figure kebanggaan Sunni adalah dilarang: http://english.khamenei.ir/…/No-Shia-is-allowed-to-insult-S…
6. Kitab-kitab Syiah Tidak Tersebar. Kerana kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah?
Ini melucukan. Anda tak jumpa kitab Syiah di Malaysia sebab diharamkan termasuk buku-buku karangan pro Syiah atau yang mempunyai unsur Syiah seperti novel-novel Dr Faisal Tehrani. Tapi anda boleh menemuinya di negara lain termasuk Indonesia. Selain itu kitab-kitab Syiah bertebaran di internet. Sungguh terlalu sempit pemikiran seolah dunia ilmu di bawah tempurung kepala anda sahaja.
Kerana kitab-kitab Syiah tidak tersebarlah anda telah melakukan fitnah yang besar ini, dengan mengada-adakan perkara yang tidak ada.
Perbezaan antara kitab muktabar Sunnah dan Syiah; Sahih Bukhari Muslim merupakan kitab hadis yang tak boleh dimungkiri kandungannya. Dinyatakan kitab kedua yang sahih selepas Quran. Tapi kitab-kitab Syiah didedahkan dengan kritikan dan dibuang semua yang berlawanan dengan Quran, Sunnah, dan akal sihat. Syiah lebih meletak Quran teratas dan tidak boleh dikritik.
7. Syiah: Syurga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali:
Sebuah fitnah yang sangat jahat.
Syurga dan Neraka adalah milik Allah, Dia yang menentukan siapa yang dikehendaki. Kerana itu non Muslim juga berhak ke neraka, ini kepercayaan Syiah. Sunnah menganggap semua orang Islam berdosa hujungnya akan ke syurga. Tetapi Syiah mengatakan orang Islam yang berdosa dan rendah timbangan amalnya akan kekal di neraka. Lihat Surah Al Mukminum:103 | Az-Zukhruf: 74 | Al-Infitar: 14-16. [Rujuk Keadilan Ilahi – Murthada Muthahhari]
8. Ahlussunnah: Aqidah Raj’Ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah.
Dalam al-Quran dan riwayat terdapat lafaz-lafaz yang beragam tentang pokok akidah ini seperti: karrah, radd dan hasyr. Namun lafaz raj’ah lebih popular. Raj’ah adalah masdar marrah yang bererti sekali kembali. [Lisan al-‘Arab, jil. 8, hlm. 114] Fayumi berkata: Raj’ah dengan fathah ‘ain bermakna kembali dan seseorang yang mempercayai adanya raj’ah maka ia percaya akan kembalinya manusia ke dunia. [Misbah al-Munir, hlm. 134]
Dalil-dalil Raj’ah:
Ayat-ayat raj’ah: i) “Dan hari Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu Kami tahan mereka sehingga yang lain bergabung dengan mereka.” [Al-Naml : 83]
ii) “Mereka menjawab, “Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah suatu jalan untuk keluar (dari neraka)?” [Al-Ghafir: 11]
iii) Perlu diingat, raj’ah bukanlah rukun yang wajib diimani dalam Syiah Imamiyah. Mengingkarinya tidaklah menyebabkan kemudharatan. Ia seperti ilmu fitan dalam Sunni.
Petikan dari buku Bersama Orang-Orang Yang Benar, Dr Tijani Samawi menulis: "Selain itu, Syiah menganggap keyakinan ini bukanlah sebuah keyakinan yang harus diterima oleh setiap orang sehingga orang yang tidak meyakininya tidak akan pernah divonis sebagai kafir."
9. Mutaah haram di sisi Sunnah dan halal di sisi Syiah:
a) Riwayat Sunnah tentang mutaah:
i) Ibnu Katsir menjelaskan: “Bukhari mengatakan bahawa Umar telah melarang setiap orang untuk melakukan nikah mutaah.” [ Tafsir Ibn Katsir, V1, hal 233]
ii) Imam as-Suyuthi menjelaskan: “Umar adalah orang pertama yang telah mengharamkan nikah mutaah.” [Jalaluddin al-Suyuthi, Tarikh al-khulafa, hal 137]
iii) Umar bin Khaththab ra mengatakan: “Ada dua bentuk mutaah yang keduanya berlaku di jaman Rasulullah saw, tapi aku melarang keduannya dan menetapkan aturan atas (yang melaksanakan) keduanya, iaitu haji tamattu’ dan nikah mutaah.” [Tafsir al-Razi, 10,50; al-Jashshash, Ahkam al-Qur’an, 2,152 | Al-Qurthubi, Jami’ Ahkam al-Qur’an, 2,270 | Ibnu Qayyim, Zaad al-Ma’ad, 1,444 | al-Sarakhsi al-Hanafi, al-Mabsuuth, kitab al-Haj, bab al-Qur’an dan ia mensahihkannya | Ibnu Qudamah, al-Mughni, 7,527 | Ibnu Hazam, al-Muhalla, 7,107 |al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-Ummal, 8,293- 294 | al-Thahawi, Syarh Ma’ani al-Akhbaar, 374 | Sunan al-Baihaqi, 7,206]
iv) Ali bin Abi Thalib, ra mengatakan: “Sekiranya Umar tidak melarang nikah mutaah nescaya tidak seorang pun berzina melainkan orang yang celaka.” [Fakhruddin al-Razi, Mafatih al-Ghaib, 10, 51 (III, hal 200) | al-Tabari, Tafsir, V, hal. 9 | al-Suyuti, al-Durr al-Manthur, II, hal 140 | Kanz al-Ummal, 8, 294] (Perkataan Ali ini ditujukan untuk membantah tuduhan bahawa dirinya melarang nikah mutaah dengan memansuhkan QS al-Nisa ayat 24)
v) Ibnu Abbas, ra mengatakan: “Tiada lain mutaah itu adalah rahmat, dengannya Allah merahmati umat Muhammad saw, andai bukan kerana larangan Umar maka tiada yang berzina kecuali orang yang celaka.” [Ibnu Atsir, Nihayah | al-Jassas, al-Ahkam al-Qur’an, II, hal 179 | al-Zamakhshari, al-Fa’iq, I, hal 331 | al-Qurtubi, Tafsir, V, hal 130]
vi) Jabir bin Abdullah mengatakan: “Kami pada masa Rasulillah saw, pernah melakukan dua macam mutaah, mutaah haji dan mutaah wanita. Dan Hammad juga berkata: ‘mutaah haji dan mutaah wanita’. Maka sewaktu pemerintahan Umar, beliau melarang keduanya dan kami mematuhinya” [Shahih Muslim, Jilid 8, No. 3249 | Ibn Hajar, Fatih al-Bari, IX, hal 41 | Muttaqi al-Hindi, Kanz al-Ummal, 8, hal 294 | Musnad Ahmad, 1/52, no 369]
vii) “Jabir bin Abdullah telah mendatangi suatu kunjungan, maka kami menemui dia di tempatnya, dan suatu kaum bertanya kepadanya tentang berbagai macam (persoalan) sampai mereka menyebut (menanyakan) mutaah, maka dia (Jabir bin Abdullah) berkata: ‘benar, kami melakukan mutaah pada masa Rasulullah, Abu Bakar dan Umar’.” [Sahih Muslim No. 2496, 2/1022 no 15 (1405)]
viii) “Diriwayatkan kepada kami dari Musaddad, dari Yahya, dari Imraan Abu Bakr dari Abu Rajaa dari Imraan bin Hushain ra dia berkata: ‘Telah diturunkan ayat mutaah dalam Kitabullah dan kamipun melakukannya di zaman Nabi saw, dan tidak turun satu ayatpun menghapusnya/mengharamkannya, dan tidak pula Nabi saw melarangnya hingga beliau wafat. Tapi kemudian ada satu lelaki yang berkata sesuai kehendaknya (maksudnya Umar yang terang – terangan mengharamkan nikah mutaah ini.’” [HR Shahih Bukhari, No. 4518]
b) Ibnu Juraij (w.150 H) seorang tabi’in Sunni dan imam masjid Makkah mengatakan nikah mutaah adalah mubah (boleh). Imam Syafie dan ad-Dhahabi meriwayatkan bahawa Ibnu Juraij telah menikah mutaah dengan 90 wanita. [Ibnu Hajar, Tadhib al-Tahdhib, VI, hal 408]
c) Dalil nikah mutaah dalam Quran: An-Nisa, ayat 24.
i) Ulama Sunnah dalam membahaskan An-Nisa ayat 24; “Telah menceritakan kepada kami Ibnu Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abi Maslamah dari Abi Nadhrah yang berkata: ‘aku membacakan ayat ini kepada Ibnu Abbas ‘maka wanita yang kamu nikmati [istamta’tum]’, Ibnu Abbas berkata: ‘sampai batas waktu tertentu’. Aku berkata: ‘aku tidak membacanya seperti itu’. Ibnu Abbas berkata: ‘demi Allah, Allah telah mewahyukannya seperti itu’ (ia mengulangnya tiga kali).” [Tafsir ath-Thabari, 6/587, tahqiq Abdullah bin Abdul Muhsin At-Turqi | al-Hakim, al-Mustadrak, juz 2, no 3192 | Ibnu abi Dawud, al-Masahif, no 185. sanadnya shahih]
ii) “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari al-Hakam (Syu’bah) berkata: ‘aku bertanya kepadanya tentang ayat: ‘dan (diharamakan juga menikahi])wanita yang bersuami kecuali budak-budak yang kamu miliki’, sampai pada ayat: ‘maka wanita [isteri] yang telah kamu nikmati (istimta) di antara mereka’, apakah telah dihapus (mansukh)? (al-Hakam) berkata: ‘tidak’, kemudian al-Hakam berkata dan Ali ra telah berkata: ‘seandainya Umar ra tidak melarang mut’ah maka tidak ada yang berzina kecuali orang yang celaka’” [Tafsir ath-Thabari, 6/588, shahih]
iii) Para sahabat menggunakan kata istimtaa’ untuk menyebutkan nikah mutaah. Beberapa bukti diantaranya: “Telah menceritakan kepada kami Amru bin Ali dari Yahya bin Sa’id dari Ismail dari Qais dari Abdullah yang berkata: ‘kami berperang bersama Rasulullah saw dan kami tidak membawa wanita maka sebahagian kami meminta izin untuk mengebiri atau berkata sekiranya diizinkan kepada kami untuk mengebiri maka Rasulullah saw tidak mengizinkan kami dan beliau saw mengizinkan kami untuk “Istimtaa” dengan pakaian.’” [Musnad al-Bazzar, 5/294, no 1671. Sanadnya sahih]
Link penulisan mutaah; https://www.facebook.com/100027442903630/posts/227765841481511/?d=n
10. Ahlussunnah : Khamer/ arak tidak suci. Syiah : Khamer/ arak suci.
Meminum arak atau minuman keras adalah termasuk dosa-dosa besar dalam Syiah. Ayatullah Dasteghib menulis panjang tentang keharaman arak dalam Islam dalam bukunya yang bertajuk Dosa-Dosa Besar. Antara isi kandungannya ialah:
Syiah juga bersandar pada ayat Quran surah al Baqarah ayat 219, juga dengan surah al Maidah ayat 90.
i) Imam Baqir as berkata: "Pada hari kiamat seorang pemabuk akan datang dengan wajah hitam, lidah yang menjulur dan air liur yang menitik di atas dadanya." - Wasail Syiah.
ii) Imam Redha as berkata: "Allah Maha Mengetahui bahawa setiap Nabi yang telah diutus olehNya tidak sempurna agamanya hingga minuman keras dilarang. Minuman keras selamanya haram."- Furu al Kafi.
iii) Dari Imam Sadiq as meriwayatkan bahawa Rasulullah saw bersabda: "Terkutuk, terkutuklah orang yang duduk pada sebuah meja di mana minuman keras dihidangkan."
Ada banyak lagi perbahasan dan hadis tentang arak ini adalah haram di sisi Syiah. Tapi bagi orang yang berakal dan cukup dengan bukti-bukti di atas. Maka terjawablah fitnah yang mengatakan Syiah menghalalkan Arak.
11. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci. Syiah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.
Sila dapatkan Fiqh Imamiyah pada bab Taharah, sebelum melontar fitnah jahat ini. Terlalu panjang untuk saya menulis di sini ketelitian perihal Taharah dalam Syiah.
Sedikit saya lampirkan pada bab; Hukum-hukum Pada Bab Air Mutlak, Daras Fiqih Ibadah, Ringkasan Fatwa Imam Ali Khamenei:
Air sedikit (qalil): i) Sesuatu yang najis bila dimasukkan ke dalam air sedikit, akan menjadikannya najis, dan air ini tidak akan menyucikan sesuatu yang telah najis (mutanajjis). (Istifta’ dari Kantor Rahbar, Bab Taharah, Masalah 2)
ii) Bila air sedikit dituangkan di atas sesuatu yang telah najis, maka dia akan menyucikannya, akan tetapi air yang mengalir setelah dituangkan di atas najis, adalah najis. (Istifta’ dari Kantor Rahbar, Bab Taharah, Masalah 3)
iii) Air sedikit yang mengalir ke bawah tanpa tekanan dan bahagian bawahnya bertemu dengan najis, bila dapat dikatakan bahwa air tersebut mengalir dari atas ke bawah, maka bagian atas dari air tersebut tetap suci. (Ajwibah al-Istifta’at, No. 70)
iv) Bila air sedikit bersambung dengan air mengalir atau air kurr, ia termasuk dalam hukum air kurr atau air mengalir. (Istifta’ dari Kantor Rahbar, Bab Taharah, Masalah 6)
Belajarlah dengan ahlinya sebelum anda membuat fitnah.
12. Ahlussunnah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah. Syiah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat.
Nampak sangat tidak ketahuan. Sila tengok di youtube Imam Khamenei atau ulama Syiah lain mengimani solat/bersolat. Lihat di mana duduk tangan mereka.
Hal sepele ini turut dianuti mazhab Sunnah lain iaitu Maliki. Mereka tidak bersedekap tangan sama seperti Syiah. Kenapa tidak kecam saja mazhab Maliki?
Lihat perinciaan Imam Malik perihal solat bersedekap bias di kitab Tartib al-Madarik wa Taqrib al-Masalik li Ma’rifah A’lam - Madzhab Malik karya Qadhi ‘Iyadh.
Hal ini senada dengan hadis di bawah:
i) “… Dari Bakr bin ‘Amru bahawa ia tidak melihat Abu Umamah (iaitu Ibnu Sahl) meletakkan tangan yang satu di atas tangan yang lain (bersedekap) dan tidak pula ia melihat seorangpun dari penduduk Madinah yang melakukannya, sampai ia datang ke Syam maka ia melihat Al-Auza’i dan orang-orang melakukan sedekap.” [‘Abd al-Rahman bin ‘Amru bin ‘Abd Allah bin Shafwan al-Nashri, Tarikh Abi Zur’ah al-Dimasyqi, tahqiq: Khalil al-Manshur, no 1785, hal 319]
ii) Jabir bin Samara berkata: “Rasulullah saw keluar mendekati kami dan berkata; ’Kenapa kau melipat tanganmu (bersedekap) seperti tali kuda, kau harus menurunkannya dalam solat’“ [musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 5, hal 93]
13. Ahlussunnah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah. Syiah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya
Sila lihat surah Al Fatihah. Adakah kandungan “Amin” di dalamnya? Jika anda meletakkan Amin dalam Surah Fatihah bererti anda telah menambah ayat dalam Quran. Mohon berhati-hati.
14. Ahlussunnah : Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’i. Syiah : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.
Solat syiah dapat dilakukan secara jamak dalam 3 waktu saja tanpa adanya rukhshah dan udzur syar’i kerana adanya waktu musytarak (penggabungan). Sumbernya juga ada dari hadis Sunni:
i) Dalil dalam Quran bahawa waktu solat hanya 3 waktu saja: “Dirikanlah solat itu dari ketika matahari tergelincir (Zohorr & Asar), lalu digelap malam (Maghrib & Isya) dan di waktu subuh…” [Al-Israa, ayat 78]
ii) “Telah menceritakan kepada kami Abu Rabii’ Az Zahraaniy, telah menceritakan kepada kami Hammaad dari Zubair bin Khirriit dari ‘Abdullah bin Syaqiiq yang berkata: “Ibnu Abbas berkhutbah kepada kami pada suatu hari setelah Ashar sampai terbenamnya matahari dan nampak bintang-bintang maka orang- orang pun mulai menyerukan. ‘solat, solat’. Kemudian datang seorang dari Bani Tamim yang tidak henti-hentinya menyerukan ‘solat, solat”. Maka Ibnu Abbas berkata, ‘engkau ingin mengajariku Sunnah? Celakalah engkau, kemudian Ibnu Abbas berkata, ‘aku telah melihat Rasulullah saw menjamak solat Zohor Ashar dan Maghrib Isyaa’. Abdullah bin Syaqiiq berkata, ‘dalam hatiku muncul sesuatu yang mengganjal, maka aku mendatangi Abu Hurairah dan bertanya kepadanya, maka ia membenarkan ucapannya’.” [Sahih Muslim, 1/490, No. 705]
iii) “Ibnu Abbas yang berkata Rasulullah saw solat lapan rakaat sekaligus dan tujuh raka’at sekaligus bukan kerana sakit dan tanpa sebab tertentu (uzur).” [Mu’jam al-Kabir, 12/177, No. 12807]
iv) “Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas katanya; ‘Rasulullah saw pernah solat Zohor dan Asar sekaligus di Madinah bukan kerana takut dan bukan pula kerana safar.’ Abu Zubair mengatakan; ‘Aku bertanya kepada Sa’id; ‘Mengapa beliau melakukan hal itu?’ Dia menjawab; ‘Aku bertanya kepada Ibnu Abbas sebagaimana kamu bertanya kepadaku, lalu dia menjawab; ‘Beliau ingin supaya tidak memberatkan seorangpun dari umatnya’.” [Sahih Muslim, No 1147 (1/489 No 705) | Musnad Ahmad, jilid 3, No 2557 – dinyatakan shahih]
15 Ahlussunnah : Shalat Dhuha disunnahkan. Syiah : Shalat Dhuha tidak dibenarkan.
Solat Dhuha bukan tidak dibenarkan dalam Syiah, tetapi tidak dilakukan kerana menurut mereka solat tersebut bukan Sunnah Nabi saw:
Dalam Sahih Bukhari, Jilid 1. Bab Solat Tahajjud:
i) Aisyah berkata : “Rasulullah tidak pernah melakukan solat dhuha, tetapi aku melakukannya.” [Riwayat 1076.]
ii) Murawwiq meriwayatkan bahawa dia bertanya kepada Ibn Umar tentang solat dhuha. Ibn Umar menerangkan bahawa solat tersebut tidak pernah dilakukan oleh Nabi, mahupun Abu Bakar dan Umar. [Ibid, riwayat 1121]
iii) Aisyah berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah melakukan solat dhuha, tetapi aku melakukannya.” [Ibid, riwayat 1123]
iv) Mujahid meriwayatkan bahawa ia bersama Urwah bin Zubair bertanya kepada Ibn Umar tentang orang-orang di Masjid yang saat itu melakukan solat dhuha. Ibn Umar menjawab bahawa hal itu adalah bid’ah. [Ibid, bab “Umrah” riwayat 1685.]
16) Semua persoalan di atas telah dijawab dengan nas dan dalil dari Ahlul Sunnah sendiri. Jadi apakah pokok akidah yang lebih jelas untuk anda katakan Syiah adalah kafir?
Anda mengenali Syiah dari sudut pandang orang-orang Sunni pembenci Syiah bukan mempelajarinya dari ilmu Syiah sendiri, bagaimana anda boleh menuduhnya kafir, sedang anda tak pernah mempunyai ilmu atau bertalaqi dengan ulamanya.
Link asal: https://www.facebook.com/100030455850103/posts/232754427749751/?d=n
DALAM AL QURAN HARUN KHALIFAH MUSA ALI KHALIFAH MUHAMMAD SAW
pengarang: Heikel Sanath
وَقَالَ مُوسَى لاَِخِيه هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلاَ تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِين
Allah berfirman :
“Musa berkata kepada saudaranya yaitu Harun: Gantikan aku (KHALIFNI) dalam (MEMIMPIN) kaumku, dan perbaikilah, dan jangan kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.” (Al-A’raf: 142)
Nabi saw bersabda :
"YA Ali Kedudukanmu disisiku seperti kedudukan Harun disisi Musa hanya tiada Nabi lagi setelahku dan tidak ada orang duduk menggantikanku selain engkau setelah aku kecuali pendusta.”
Hadis Harun disisi Musa ini dalam kitab Hadis Utama AHLUSUNAH WAL JAMAAH sebagai berikut :
Sohih Buhori 3/1142 & 1331 - Shohih Muslim 4/1870 & 1871 - Sunan Turmuzi 15/369 & 371 - Sunan Ibn Majah 1/42& 45 - Musnad Ahmad bin Hanbal 1/170,173,175,177,179,182,184,185 3/32,338 6/369,438 - Mustadrak al Hakim 2/337,3/109 - Ahadis Mustharakh 3/151,207 - Shohih Ibn Habban 15:15369-371 - Mawarid Az Zam'an 2/985 - Al Musnaf Ibn Syaibah 6/369,7/425 - al Musnaf Abd Razaq 5/279 - Musnad al Khumaidi 1/38 - Sunan al Thayalisi 28,29 - Majma Az Zawaid 9/109,111 - Thabaqatul Kubra 2/23,24 - Sunan Baihaqi 9/40 - Sunan Nasai 5/44,107,108,113,119,125 - AtThabrani Mujam Shogir 2/22,54 -Mujam al Awsath 1/400 - 2/120 3/179 4/97,239,245 5/203,221 11/74,75 12/18,89 19/291 24/146,147 4/17,184 5/203,221 11/74,75 - Musnad Abi Yala 1/180,298,301306,313,321 6/72 - Fadhoil Shihabah Ahmad bin Hanbal 2/566,569.5692,598,610,611,633,638,642,643,663,666, 670,675,684 - Kutab As Sunah Ibn Hasyim 2/551 586,589 - Hilyatul Awlia 4/345,7/194,197, 8/307 - Tarikh Baghdad 1/325, 3/289,406, 4/70,204,382 7/452, 8/52, 268, 9/364, 10/43, 11/384,431, 12/323 , Khasais Amir Al Mukminin Ali bin Abu Thalib karya Nasai 37,38,49,67,79,140 (Nasai menyebut Sohih wal Mutawatir..Kathfu al Azhar jarya Sayuti 281 -Kattani Nazmu al Mutanasir 206 - AzZubaidi Luqat Al La'ali al Muttanafirah 31.
SALAHNYA SYIAH DIMANA BUNG? COBA MIKIR DENGAN HATI TENANG DAN BERSIH.. DAN SELAMAT MERENUNG.
JATIDIRI : MOTIVASI AKHIR ZAMAN
copas: grup whatsApp
Teknik Orang Kafir Mengalahkan Umat Islam
Diceritakan bahawa Winston Churchill - yang dianggap sebagai pahlawan Inggeris tetapi gagal menaklukkan kerajaan Turki.
Dia berdiri di hadapan kolam depan Istana, dikelilingi panglima-panglima Perang nya yang terbaik. Dia memerintahkan 10 orang tenteranya yang terbaik untuk menangkap ikan didalam kolam... Berkali-kali, mereka cuba menangkap... tetapi mereka tetap gagal... Ikan amat tangkas dalam air dan sentiasa lolos dari tangan...
Setelah tentera tersebut kepenatan dan masih gagal menangkap ikan... Maka Winston Churchill berdiri dan mengatakan bahwa "ikan tersebut tidak akan berjaya ditangkap atau dibunuh jika ikan tersebut TETAP berada di dalam air..."
Kemudian Winston Churchill perintahkan "keringkan kolam dengan gayung"... Maka tentera berkenaan segera mengambil gayung dan dengan perlahan2 kolam itu kering... Walaupun memakan waktu yang lama... tapi akhirnya ikan tersebut menggelepar... "Fish out of water"... hanya menunggu masa untuk ditangkap dan menunggu saat kematiannya...
Begitulah cara
Winston Churchill, sang legendary pahlawan perang dunia ke-2, mengajar umat Kristian yang lebih ramai dari umat Islam bahawa mereka tidak akan dapat mengalahkan umat Islam yang mengamalkan keislamannya...
Yang mengamalkan al Quran dan as Sunnah dalam hidupnya... Yang menjadikan mereka mencintai Allah swt dan Rasulullah saw melebihi cinta terhadap dunia, bahkan melebihi cinta terhadap diri sendiri dengan menjadikan syahid sebagai impian...
Dia melanjutkan, untuk menghancurkan Islam itu amat mudah, "keringkan air nya!"
keringkan "akidahnya,"
keringkan "keimanannya",
keringkan "ilmunya",
keringkan "ekonominya,"
keringkan "amalannya",
Jauhkan mereka dari alQuran...
Jauhkan mereka dari asSunnah...
Jauhkan dari masjid...
Jauhkan dari menteladani Rasulullah...
Jauhkan dari majlis ilmu...
Muslim yang sudah jauh akidah yang benar, jauh dari al Quran, jauh dari as Sunnah, jauh dari solat, jauh dari rukun Islam jauh dari rukun Iman... jauh dari masjid... dari majlis ilmu, bagaikan ikan yang sedang menggelepar kekeringan... Umat Islam hanya menunggu saat kematian yang amat HINA.
Dan itulah yang sudah terjadi sekarang ini...!
Astaghfirullah...
Moga kita semua insaf dan kembali kepada janji-janji kita kepada Allah swt. Ingat semula, kita telah bersumpah dan berjanji setiap hari bahawa : "Sesungguhnya aku bersumpah dan berjanji bahawa aku akan mengikut semua perintah Allah yang tertulis didalam al Quran sama seperti yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad s.a.w, susah dan senang, siang dan malam, sehingga mati." itulah makna sumpah dan janji kita ketika mengucapkan 2 kalimah syahadat.
Allah...
Sekarang umat islam
- jauh dari Al Quran
- kurang solat
berjemaah
- lemah ekonomi
- kurang akhlak
- banyak maksiat
- makan dr sumber
kurang berkat
- kurang bersatu
- lbh cintakn dunia
- bermusuh sesama
muslim
Maka tidak hairan islam tiap hari dihina. Umat islam tiada upaya nak melawan puak-puak kafir, kita sekadar dapat menonton dan berdoa sahaja, tidak sekali-kali dapat melawan kerana umat islam sudah lemah seperti ikan-ikan dalam kolam yang kering menunggu untuk jadi hidangan puak kuffar.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
KEINGINAN TERUJUD DENGAN 6 HAL
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
Imam Ali as berkata:
"Seseorang menemui Rasulullah Saw dan berkata:
Ajari aku amalan sehingga aku dicintai Allah dan makhluk, hartaku bertambah, badanku sehat, umurku panjang dan aku dikumpulkan bersama Anda.
Rasul Saw bersabda:
Untuk mewujudkan 6 hal ini, kamu membutuhkan 6 hal:
Bila kamu ingin dicintai Allah, bertakwalah dan takutlah kepada-Nya.
Bila kamu ingin dicintai makhluk, berbuat baiklah kepada mereka dan tolak semua yang di tangan mereka.
Bila kamu ingin hartamu bertambah, bayarlah zakat.
Bila kamu ingin badanmu sehat, perbanyaklah bersedekah.
Bila kamu ingin berumur panjang, sambunglah tali kekerabatanmu.
Dan bila kamu ingin dikumpulkan bersamaku, sujudlah yang lama di hadapan Allah SWT."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
MAKANLAH KISMIS
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
Rasulullah Saw bersabda:
"Makanlah kismis, sebab itu bisa menurunkan panas, menghilangkan lendir, menyehatkan badan, membaguskan akhlak, menguatkan saraf dan melenyapkan rasa sakit."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
JANGAN BERLEBIHAN MINUM AIR
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
JANGAN BERLEBIHAN MINUM AIR
Imam Ja'far Shadiq as berkata:
"Jangan terlalu banyak minum air, sebab air adalah bahan untuk penyakit."
Beliau juga berkata:
"Andai orang-orang mengurangi minum air, maka tubuh mereka akan sehat."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
AKAL ADALAH PETUNJUK
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
AKAL ADALAH PETUNJUK
Rasulullah Saw bersabda:
"Akal terbagi menjadi tiga bagian, dan barangsiapa menyandangnya maka sempurnalah akalnya, dan yang tidak, maka (sesungguhnya) dia tidak berakal.
1. Mengenal yang benar tentang Allah SWT.
2. Ketaatan yang mutlak kepada Allah SWT.
3. Kesabaran yang mendalam untuk menjalankan perintah-Nya."
Referensi:
📚 Biharul Anwar 1/106.
Akal mempunyai tiga peran penting dalam kehidupan manusia:
1. Mengenal Allah SWT adalah pangkal dan titik tolak tugas akal.
2. Ketaatan mutlak kepada segala perintah Allah SWT. Mengenal rububiyah (ketuhanan) Allah dengan baik akan menghasilkan ketaatan dan ubudiyah.
3. Takwa kepada Allah SWT yang merupakan sisi lain dari ketaatan kepada Allah. Ketaatan kepada Allah mempunyai dua sisi:
Melaksanakan kewajiban dan mencegah diri dari keharaman.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
AKAL ADALAH PETUNJUK
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
AKAL DAN PETUNJUK
رسول الله (صلى الله عليه وآله): استرشدوا العقل ترشدوا، ولا تعصوه فتندموا
Rasulullah Saw bersabda:
"Mintalah petunjuk kepada akal, niscaya engkau akan mendapatkannya. Dan jangan menentangnya, (bila engkau menentangnya) niscaya engkau akan menyesal."
انما یدرک الخیر کله فی العقل
Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya seluruh kebaikan hanya dimengerti oleh akal."
العقل أصل العلم، وداعية الفهم
Imam Ali as berkata:
"Akal adalah sumber pengetahuan dan mengajak kepada pemahaman."
العقل دليل المؤمن
Imam Ja'far Shadiq as berkata:
"Akal adalah petunjuk orang mukmin."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
MENGENTENGKAN SHOLAT
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
رُوِيَ عَنِ الصّادق عَليهِ السّلام قال:
إِذَا قَامَ الْعَبْدُ فِي الصَّلَاةِ فَخَفَّفَ صَلَاتَهُ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى لِمَلَائِكَتِهِ أَمَا تَرَوْنَ إِلَى عَبْدِي كَأَنَّهُ يَرَى أَنَّ قَضَاءَ حَوَائِجِهِ بِيَدِ غَيْرِي أَمَا يَعْلَمُ أَنَّ قَضَاءَ حَوَائِجِهِ بِيَدِي
Diriwayatkan, Imam Ja'far as-Sadiq as berkata:
"Ketika seorang hamba menunaikan sholat dan mengentengkan shalatnya, Allah Swt berkata kepada malaikat-Nya, apakah kalian tidak melihat hamba-Ku? Sepertinya dia melihat pengabulan hajatnya ada di tangan orang lain, apakah dia tidak mengetahui bahwa pengabulan hajatnya ada di tangan-Ku?"
Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis itu dan mengatakan:
"Ketika hamba ingin menunaikan sholat dengan kata lain dia hendak melaksanakan tugasnya di hadapan Allah SWT. Disebutkan dalam riwayat bahwa hamba memiliki satu permintaan dari Allah SWT yaitu rezekinya dan memiliki kewajiban yang harus dipenuhinya dan salah satu kewajiban itu adalah shalat. Ketika melaksanakan kewajibannya, dia mengentengkannya. Dari satu sisi, ini saja sudah tidak dapat disebut sebagai penunaian kewajiban karena yang demikian itu (sholat dengan mengentengkannya) bukan sholat. Sholat yang tidak dibarengi dengan kekhusyukan, bukan sholat. Karena dalam sholat pikirannya tidak fokus dan memikirkan hal lain. Dengan kata lain, dia hanya sekedar menunaikan kewajiban tanpa ruh shalat itu sendiri."
Ketika itu, Allah Swt berfirman kepada para malaikatnya apakah kalian tidak melihat hamba-Ku? Sholat adalah salah satu jenis penghambaan.
Ibadah berarti penghambaan, oleh karena itu dalam riwayat ini disebutkan kata hamba-ku.
Seakan dia mengira bahwa pengabulan hajatnya ada di tangan selain-Ku. Dia tidak tahu bahwa hanya Aku yang akan mengabulkan permintaannya.
Sholat tanpa ruh dan kekhusyukan serta cepat-cepat menyelesaikannya, agar tugasnya cepat terselesaikan begitu saja. Akan tetapi giliran meminta, dia (hamba) seakan menginginkan semuanya, secara utuh dan sempurna.
Bagaimana bisa seperti ini?
Ketika menunaikan kewajiban cepat-cepat dan menyingkat di sana-sini, akan tetapi ketika memohon, yang diinginkan harus terkabulkan semuanya. Tidak bisa seperti ini, semuanya harus seimbang!"
اصول كافي، جلد3، صفح 1
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
JIDAT HITAM, SUNAHKAH
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
JIDAT HITAM, SUNAHKAH (1)
Dalam berbagai kitab tafsir yang dibawakan para musyawirin maupun hadis-hadis Nabi SAW, tidak ada satupun yang menerangkan tanda hitam di jidat adalah suatu kesunahan dari Rasulullah SAW yang patut diikuti oleh umatnya, justru jidat hitam adalah sesuatu yang sangat dibenci oleh Rasulullah SAW.
Dalam Kitab Mu'jam Ibnul Muqrie, hadis nomor 414
(1)سفعة : تغَيُّر إلى السَّواد حدثنا أبو الدحداح أحمد بن محمد بن إسماعيل التميميثنا أبو عامر موسى بن عامر بن خريم ثنا الوليد بن مسلم ، ثنا الأوزاعي ، عن قتادة، عن أنس قال : ذكر رجل عند رسول الله صلى الله عليه وسلم فذكروا من قوته في الجهادوالاجتهاد وفي العبادة فأقبل الرجل ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : والذينفسي بيده ، أتى الذي في وجهه سفعة (1) من الشيطان. ثم أقبل فسلم عليهم ، فقالرسول الله صلى الله عليه وسلم : هل حدثت نفسك حين أشرفت علينا أنه ليس في القومأحد خير منك ؟. قال : نعم ، وذهب فاختط مسجدا ، وصف قدميه ، ثم صلى فقال رسول اللهصلى الله عليه وسلم : أيكم يقوم إليه فيقتله ؟ فذهب أبو بكر فوجده يصلي قال : فهابأن قتله ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم :. أيكم يقوم إليه فيقتله ؟ فقام عمرفقال : أنا أذهب إليه فوجده يصلي ، فصنع مثل ما صنع أبو بكر ثم رجع ، فقال علي :أنا ، فقال : ائته ، إن أدركته فذهب فوجده قد انصرف ، فقال رسول الله صلى اللهعليه وسلم :. إن هذا لأول قرن يخرج من أمتي لو قتله ما اختلف اثنان من أمتي ثم قال:. إن بني إسرائيل افترقت على إحدى وسبعين فرقة ، وإن أمتي ستفترق على اثنتينوسبعين كلها في النار إلا واحدة وهي الجماعة
"Diriwayatkan dari Anas : Ada seorang laki-laki yang disebutkan dihadapan Rasulullah perihal kuatnya dalam jihad, ijtihad dan ibadahnya. Kemudian laki-laki itu datang. Rasulullah bersabda : Demi Dzat yang Aku ada dalam kuasaNya, orang ini telah memiliki tanda hitam (suf'ah) dari syetan diwajahnya. Lelaki itu menghadap lalu mengucap salam. Rasulullah Saw bertanya : Apakah hatimu berkata saat kamu mendatangi kami bahwa tidak ada seorang pun yang lebih baik dari pada kamu? Lelaki itu menjawab : YA. Kemudian ia melangkah ke masjid dan salat. Lalu Rasulullah Saw bersabda : Adakah diantara kalian yang mendatanginya lalu membunuhnya? Berangkatlah Abu Bakar, beliau menemukan lelaki itu sedang salat maka beliau takut untuk membunuhnya. Rasulullah Saw bersabda lagi : Adakah diantara kalian yang mendatanginya lalu membunuhnya? Berangkatlah Umar, beliau menemukan lelaki itu sedang salat maka beliau takut untuk membunuhnya. Kemudian Ali berkata : Saya. RAsulullah menjawab : Datangilah orang itu, jika engkau menjumpainya! Ali berangkat namun lelaki itu telah pergi. Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya orang ini adalah kurun pertama yang keluar dari umatku. Seandainya ia dibunuh maka tidak ada perbedaan di antara 2 orang dari umatku. Sesungguhnya Bani Israil terpecah mencari 71 golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi 72 golongan, semuanya di neraka, kecuali 1, yaitu al-Jamaah."
(Hadis ini memiliki banyak jalur riwayat, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar, al-Daruquthni. Al Hafidz al-Haitsami menilainya hasan melalui riwayat Abu Ya'laal-Mushili)
Jelaslah... Ketika seorang terlihat kuat dalam ibadah dan jihadnya hingga tampak tanda hitam di jidatnya NAMUN ia merasa LEBIH BAIK dari muslim lainnya, yang dalam hadis disebutkan lelaki itu merasa lebih baik dari yang lainnya BAHKAN dari Rosulullah dan para sahabatnya , yang demikian tanda hitam dari syetan
Dalam Tafsir Ibnu Katsir
وقوله : ( سيماهم في وجوههم من أثر السجود ) : قال علي بن أبي طلحة ، عن ابن عباس : ( سيماهم في وجوههم ) يعني : السمت الحسن . وقال مجاهد وغير واحد : يعني الخشوع والتواضع . وقال ابن أبي حاتم : حدثنا أبي ، حدثنا علي بن محمد الطنافسي ، حدثنا حسين الجعفي ، عن زائدة ، عن منصور عن مجاهد : ( سيماهم في وجوههم من أثر السجود ) قال : الخشوع ، قلت : ما كنت أراه إلا هذا الأثر في الوجه ، فقال : ربما كان بين عيني من هو أقسى قلبا من فرعون . وقال السدي : الصلاة تحسن وجوههم . وقال بعض السلف : من كثرت صلاته بالليل حسن وجهه بالنهار . وقد أسنده ابن ماجه في سننه ، عن إسماعيل بن محمد الطلحي ، عن ثابت بن موسى ، عن شريك ، عن الأعمش ، عن أبي سفيان ، عن جابر قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : " من كثرت صلاته بالليل حسن وجهه بالنهار " والصحيح أنه موقوف . وقال بعضهم : إن للحسنة نورا في القلب ، وضياء في الوجه ، وسعة في الرزق ، ومحبة في قلوب الناس . وقال أمير المؤمنين عثمان : ما أسر أحد سريرة إلا أبداها الله على صفحات وجهه ، وفلتات لسانه . والغرض أن الشيء الكامن في النفس يظهر على صفحات الوجه ، فالمؤمن إذا كانت سريرته صحيحة مع الله أصلح الله ظاهره للناس ، كما روي عن عمر بن الخطاب - رضي الله عنه - أنه قال : من أصلح سريرته أصلح الله علانيته . وقال أبو القاسم الطبراني : حدثنا محمود بن محمد المروزي ، حدثنا حامد بن آدم المروزي ، حدثنا الفضل بن موسى ، عن محمد بن عبيد الله العرزمي ، عن سلمة بن كهيل ، عن جندب بن سفيان البجلي قال : قال النبي - صلى الله عليه وسلم - : " ما أسر أحد سريرة إلا ألبسه الله رداءها ، إن خيرا فخير ، وإن شرا فشر " ، العرزمي متروك
سيماهم في وجوههم من أثر السجود
"Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud"
قال علي بن أبي طلحة ، عن ابن عباس : ( سيماهم في وجوههم ) يعني : السمت الحسن .
Ali Bin Abi Tolhah berkata, dari Ibnu Abbas:
Arti dari (tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka) adalah tanda kebaikan
وقال مجاهد وغير واحد : يعني الخشوع والتواضع .
Mujahid dan selain beliau bukan cuma satu orang berkata,
"Artinya adalah ke khusyu'an dan ketawadhu'an"
وقال السدي : الصلاة تحسن وجوههم .
As-Sadi berkata :
"Sholat membuat bagus wajah mereka "
وقال بعض السلف : من كثرت صلاته بالليل حسن وجهه بالنهار
Sebagian ulama' salaf berkata :
"Barang siapa yang memperbanyak sholat malamnya maka wajahnya akan bagus siang harinya."
وقال الحسن : هو بياض يكون في الوجه يوم القيامة . وقاله سعيد بن جبير أيضا
Al-Hasan berkata, " Itu adalah warna putih yang ada diwajah kelak dihari kiyamah." Sa'id Bin Jubair juga berkata seperti itu."
وقال شهر بن حوشب : يكون موضع السجود من وجوههم كالقمر ليلة البدر
Syahr Bin Khausab berkata, " Jadilah tempat sujud mereka yang diwajahnya bagaikan rembulan dimalam purnama."
Dalam Tafsir Al-Qurthuby :
الثانية : قوله تعالى : سيماهم في وجوههم من أثر السجود السيما العلامة ، وفيها لغتان : المد والقصر ، أي : لاحت علامات التهجد بالليل وأمارات السهر . وفي سنن ابن ماجه قال : حدثنا إسماعيل بن محمد الطلحي قال حدثنا ثابت بن موسى أبو يزيد عن شريك عن الأعمش عن أبي سفيان عن جابر قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : من كثرت صلاته بالليل حسن وجهه بالنهار . وقال ابن العربي : ودسه قوم في حديث النبي - صلى الله عليه وسلم - على وجه الغلط ، وليس عن النبي - صلى الله عليه وسلم - فيه ذكر بحرف . وقد روى ابن وهب عن مالك سيماهم في وجوههم من أثر السجود ذلك مما يتعلق بجباههم من الأرض عند السجود ، وبه قال سعيد بن جبير . وفي الحديث الصحيح عن النبي - صلى الله عليه وسلم - : صلى صبيحة إحدى وعشرين من رمضان وقد وكف المسجد وكان على عريش ، فانصرف النبي - صلى الله عليه وسلم - من صلاته وعلى جبهته وأرنبته أثر الماء والطين . وقال الحسن : هو بياض يكون في الوجه يوم القيامة . وقاله سعيد بن جبير أيضا ، ورواه العوفي عن ابن عباس ، قاله الزهري . وفي الصحيح عن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - من حديث أبي هريرة ، وفيه : [ حتى إذا فرغ الله من القضاء بين العباد وأراد أن يخرج برحمته من أراد من أهل النار أمر [ ص: 267 ] الملائكة أن يخرجوا من النار من كان لا يشرك بالله شيئا ممن أراد الله أن يرحمه ممن يقول لا إله إلا الله فيعرفونهم في النار بأثر السجود تأكل النار ابن آدم إلا أثر السجود حرم الله على النار أن تأكل أثر السجود ] . وقال شهر بن حوشب : يكون موضع السجود من وجوههم كالقمر ليلة البدر . وقال ابن عباس ومجاهد : السيما في الدنيا وهو السمت الحسن . وعن مجاهد أيضا : هو الخشوع والتواضع . قال منصور : سألت مجاهدا عن قوله تعالى : سيماهم في وجوههم أهو أثر يكون بين عيني الرجل ؟ قال لا ، ربما يكون بين عيني الرجل مثل ركبة العنز وهو أقسى قلبا من الحجارة ولكنه نور في وجوههم من الخشوع . وقال ابن جريج : هو الوقار والبهاء . وقال شمر بن عطية : هو صفرة الوجه من قيام الليل . قال الحسن : إذا رأيتهم حسبتهم مرضى وما هم بمرضى . وقال الضحاك : أما إنه ليس بالندب في وجوههم ولكنه الصفرة . وقال سفيان الثوري : يصلون بالليل فإذا أصبحوا رئي ذلك في وجوههم ، بيانه قوله - صلى الله عليه وسلم - : من كثرت صلاته بالليل حسن وجهه بالنهار . وقد مضى القول فيه آنفا . وقال عطاء الخراساني : دخل في هذه الآية كل من حافظ على الصلوات الخمس .
Hitam di jidat sangat dibenci oleh Rasululloh SAW, seperti para bodohnya orang-orang khowarij yang riyak.
ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﻪ ﻣﺎ ﺑﺼﻨﻌﻪ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺠﻬﻠﺔ ﺍﻟﻤﺮﺍﺋﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﺒﻬﺔ ﻓﺎﻧﻪ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﺨﻮﺍﺭﺝ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻧﻲ ﻻﺑﻐﺾ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﺍﻛﺮﻫﻪ ﺍﺫﺍ ﺭﺍﻳﺖ ﺑﻴﻦ ﻋﻴﻨﻴﻪ ﺍﺛﺮ ﺍﻟﺴﺠﻮﺩ ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﺴﺮﺍﺝ ﺍﻟﻤﻨﻴﺮ ﻟﻠﺨﻄﻴﺐ الشربيني ج ٤ ص ٣١
"Yang dimaksud tanda di wajah sebagai bekas sujud bukanlah seperti apa yang dilakukan orang orang yang kurang pengetahuan yang riya dengan apa yang terlihat di dahinya, karena yang demikian adalah sebagian daripada pekerjaan kaum Khowarij. Dalam hadis Nabi SAW disebutkan "Sesungguhnya aku marah dan benci terhadap seorang yang Aku lihat diantara kedua matanya ada bekas sujud."
(Tafsir As-Sirajul Munir karangan Al-Khothib Asy-Syarbini I / 31).
عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ.
Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Beliau menjawab, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).
Syeikh Ahmad ash Showi dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (baca: ahli bid’ah)” (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr).
Wallaahu A'lamu Bish-showaab
--------------
JIDAT HITAM, SUNAHKAH (2)
Dewasa ini banyak orang mengukur keshalihan seseorang dari ketebalan kapal hitam yang ada dijidatnya, semakin hitam dan tebal jidat seseorang maka semakin dia dianggap sebagai orang yang ahli ibadah dan ahli sujud. Hal ini berdasarkan pemahaman sempit mereka terhadap ayat yang berbunyi :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
Yang artinya,
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud”
(QS. Al-Fath:29).
Banyak orang yang tidak mengetahui makna ayat ini dengan baik, sehingga mereka menafsirkan ayat di atas dengan pemahaman yang keliru. Dan anehnya pemahaman yang salah itu diklaim sebagai pendapat yang paling benar. Mereka menyangka bahwa maksud dari bekas sujud itu adalah tanda hitam di dahi karena sujud, bahkan ada sebagian dari mereka yang mencemooh seorang ulama’ sholih hanya karena jidatnya tidak hitam maka dianggap ulama yang yang tidak sholih sebab jidatnya seperti kaleng. Padahal bukan demikian yang dimaksudkan dari ayat tersebut. Pakar tafsir Imam At-Thabari meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik. Dalam sebuah riwayat lain yang beliau nukil juga dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan bekas sujud adalah kekhusyu’an. Juga diriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, “Ciri mereka adalah shalat”
(Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546).
Sementara itu dalam Sunan Kubro karangan Imam Baihaqi diterangkan
عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ : مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟
Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?”
(Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)
Dalam redaksi lain dari Ibnu Umar juga
عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ تَشِنْ صُورَتَكَ.
Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!”
(Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).
عَنْ حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ : قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ ، وَاللَّهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ ، وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا وَكَذَا ، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى شَيْئًا.
Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku”
(Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701).
عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ.
Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Jawaban beliau, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an”
(Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).
Bahkan Ahmad ash Showi mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat tersebut adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij ”
(Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr).
Dari al Azroq bin Qois, Syarik bin Syihab berkata, “Aku berharap bisa bertemu dengan salah seorang shahabat Muhammad yang bisa menceritakan hadits tentang Khawarij kepadaku. Suatu hari aku berjumpa dengan Abu Barzah yang berada bersama satu rombongan para shahabat. Aku berkata kepadanya, “Ceritakanlah kepadaku hadis yang kau dengar dari Rasulullah tentang Khawarij!”. Beliau berkata, “Akan kuceritakan kepada kalian suatu hadis yang didengar sendiri oleh kedua telingaku dan dilihat oleh kedua mataku. Sejumlah uang dinar diserahkan kepada Rasulullah lalu beliau membaginya. Ada seorang yang plontos kepalanya dan ada hitam-hitam bekas sujud di antara kedua matanya. Dia mengenakan dua lembar kain berwarna putih. Dia mendatangi Nabi dari arah sebelah kanan dengan harapan agar Nabi memberikan dinar kepadanya namun beliau tidak memberinya. Dia lantas berkata, “Hai Muhammad hari ini engkau tidak membagi dengan adil”. Mendengar ucapannya, Nabi marah besar. Beliau bersabda, “Demi Allah, setelah aku meninggal dunia kalian tidak akan menemukan orang yang lebih adil dibandingkan diriku”.
Demikian beliau ulangi sebanyak tiga kali. Kemudian beliau bersabda,
يَخْرُجُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ رِجَالٌ كَانَ هَذَا مِنْهُمْ هَدْيُهُمْ هَكَذَا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ثُمَّ لاَ يَرْجِعُونَ فِيهِ سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ لاَ يَزَالُونَ يَخْرُجُونَ
“Akan keluar dari arah timur orang-orang yang seperti itu penampilan mereka. Dia adalah bagian dari mereka. Mereka membaca al Qur’an namun al Qur’an tidaklah melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat dari agama sebagaimana anak panah melesat dari binatang sasarannya setelah menembusnya kemudia mereka tidak akan kembali kepada agama. Ciri khas mereka adalah plontos kepala. Mereka akan selalul muncul”
(HR Ahmad no 19798, dengan sanad Hasan).
Oleh karena itu, ketika kita sujud hendaknya proporsonal dan sewajarnya saja, yang penting antara lambung dan paha agak renggang serta ketiak sedikit dibuka, jangan terlalu berlebih-lebihan sehingga hampir seperti orang yang telungkup. Tindakan inilah yang sering menjadi sebab timbulnya bekas hitam di dahi, meskipun sebenarnya belum tentu orang tersebut benar-benar ahli sujud ... Nb: kami hanya menjelaskan Sunah atau bukan, bukan untuk mengajak bersuudzon masalah hati kembalikan kepada ALLAH
wallahu 'alam
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2 https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
BERBICARA ATAS KEBENARAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
BERBICARA ATAS KEBENARAN
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata:
“Sesungguhnya aku berada di atas kebenaran yang jelas dari Tuhanku dan sesuai dengan sunnah Nabiku. Sesungguhnya aku berada di atas jalan yang jelas ketika aku berucap.”
--------------
SATU GERAKAN LIDAH AKAN MEROBEK KANTONG AMAL
Dalam sebuah perkataan lidah boleh menyebabkan robeknya kantong amal.
Meskipun anggota tubuh ini bersusah payah mengumpulkan (amalan),
Namun satu gerakan lidah akan merobek kantong.
Jika anda marah pada istri dan anak, cepatlah keluar dari kebinasaan,
Jika tidak, anda pasti akan jatuh tersungkur.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2 https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
ALI DIAM SAAT UMAR MENCEGAH NABI BERWASIAT ?
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
ALI DIAM SAAT UMAR MENCEGAH NABI BERWASIAT ?
Tanya: Sesaat sebelum kepergian Rasulullah Saw ketika beliau meminta untuk dibawakan pena dan kertas agar dapat menuliskan wasiatnya, Umar bin Khattab mencegahnya untuk menulis wasiat; lalu mengapa Ali bin Abi Thalib diam saja?
Jawab: Mari kita simak apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas:
“Rasulullah Saw pada hari kamis, sesaat sebelum ia meninggalkan dunia fana ini, berkata: “Bawakan aku sebuah pena beserta tintanya dan kertas agar aku dapat menuliskan sesuatu untuk kalian; supaya kalian tidak akan tersesat setelahku.”[1]
Namun sebagian dari orang-orang yang hadir di situ bangkit tidak setuju dengan penulisan wasiat itu. Umar bin Khattab berkata,
“Rasa sakit begitu menguasai Rasulullah Saw.”
Dalam riwayat lain ditukil bahwa ia berkata,
“Rasulullah Saw telah mengigau.”
Para sahabat bercekcok satu sama lain. Rasulullah Saw kesal atas itu dan berkata,
“Keluarlah kalian semua. Tidak pantas kalian ribut di hadapan Nabi.”
Inilah musibah yang paling besar dalam Islam, yakni saat Rasulullah Saw dihalangi untuk menuliskan wasiatnya.
Sampai-sampai dari balik tirai terdengar suara wanita-wanita berteriak mencela para sahabat yang mencegah penulisan wasiat itu.
Ada dua pertanyaan yang harus dijawab di sini:
1. Mengapa khalifah kedua menentang perintah Nabi? Bukankah itu termasuk pembangkangan terhadap Rasulullah Saw? Al-Qur’an menyebutkan:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Al-Hujurat: 1)
Bukankah mencegah Nabi untuk menuliskan wasiatnya termasuk mendahului Allah dan Rasul-Nya?
2. Mengapa Rasulullah Saw tidak jadi menuliskan wasiatnya? Jawabannya jelas; karena waktu beliau ingin menulis beliau dianggap mengigau, maka untuk apa menuliskannya? Jikalau beliau tetap menuliskan wasiatnya, kelak pasti dianggap wasiat tersebut igauan Nabi. Kalau begini jangan-jangan Islam sendiri juga igauan Nabi?
Lalu untuk apa Ali diam saja?
Jelas ketika Nabi tidak jadi menuliskan wasiatnya, Ali hanya diam menuruti Nabinya. Ia tidak akan melakukan hal lain yang menentang keputusan Nabi.
Mungkin dengan pertanyaan ini si penanya ingin mencari titik kelemahan Syiah. Namun dengan adanya hadits di atas dan itu pun ditukil oleh Bukhari dalam Shahihnya di setiap jilidnya, itu merupakan pukulan balik terhadap ajaran Bani Umayah, plus, hadits-hadits tersebut telah mempertanyakan keadilan para sahabat Nabi.
Meskipun Nabi tidak jadi menuliskan wasiat, tak masalah. Karena secara tidak langsung wasiat tersebut sering sekali disampaikan sebelumnya. Contohnya saat beliau pergi ke masjid, beliau bersabda:
“Sesungguhnya aku meninggalkan dua pusaka berharga untuk kalian: Kitab Allah dan Itrah (Ahlul Bait) ku. Jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian pasti tak akan tersesat selamanya.”[2]
Dalam hadits di atas Rasulullah Saw juga menggunakan kata “tersesat” sama persis dengan apa yang ada pada hadits sebelumnya.
Catatan Kaki:
[1] Shahih Bukhari, hadits nomor 114, 3053, 3186, 4432, 5669, 7366.
[2] Sunan Tirmidzi, jld. 2, hlm. 207; Musnad Ahmad, jld. 3, hlm. 17, 26, 59, dan jld. 4 hlm. 366 dan 371; Mustadrak Al-Hakim, jld. 3, hlm. 109; Kitab As Sunnah, hlm. 629, hadits 1553.
Oleh Muhammad Thabari, dalam bukunya yang berjudul “Jawaban Pemuda Syiah atas Pertanyaan-Pertanyaan Wahabi”
------------
DALAM PERCAKAPAN ANTARA NABI MUHAMMAD SAW, IMAM ALI A.S. DAN IMAM HUSEIN A.S.
Imam Ali As berkata :
"Aku adalah 'Pemimpin Orang-Orang Mukmin'.
Aku adalah 'Lidah Kebenaran'.
Aku adalah 'Wakil (Washi) Nabi Muhammad Saww'.
Aku adalah 'Penjaga Ilmu Allah, yang dipilih dari Seluruh CiptaanNya'.
Aku adalah 'Pemimpin Mereka yang Masuk Surga'.
Aku adalah 'Hakim Nabi Muhammad Saww'.
Aku adalah 'Pembawa Pesan kepada Orang Mekkah dengan Izin Allah'.
Aku adalah 'Orang yang Allah Pilih dari CiptaanNya'.
Aku adalah 'Tali Allah yang ada dalam firmanNya : Peganglah Tali Allah di Surat Al-Imran'.
Aku adalah 'Bintang Terang Allah'.
Aku adalah 'Orang yang dikunjungi Malaikat'.
Aku adalah 'Juru Bicara Allah'.
Aku adalah 'Pilihan Allah setelah Nabi Muhammad Saww'.
Aku adalah 'Orang yang Berjuang dengan TanganNya untuk Allah'.
Aku adalah 'Penghubung ke Allah'.
Aku adalah 'Tangan Allah yang Nyata'.
Aku adalah 'Orang yang Allah Swt telah berfirman : Dan Budak yang Terhormat Tidak Mendahului Perkataannya dan Mereka Bertindak atas Perintahnya (Surat Al-Anbiya)'.
Aku adalah 'Penghubung Terdekat dengan Allah dan Tidak Dapat Dirusak', dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Bijaksana'.
Akulah 'Pintu Gerbang Allah, yang harus Dimasuki'.
Aku adalah 'Bendera Allah di Jembatan Sirat'.
Akulah 'Rumah Allah, dimana Siapapun yang Masuk akan Aman'.
Siapapun yang Berpegang Teguh pada Kesetiaan dan Cinta Kepadaku maka akan 'Aman dari Siksa Api Neraka'.
Aku adalah 'Pembunuh Orang-Orang Kafir'.
Aku adalah 'Ayah dari Anak Yatim dan Penolong Para Janda'.
Aku adalah 'Orang yang Kesetiaan Terhadapnya akan ditanyakan Pada Hari Pengadilan' di dalam firman Allah : Kemudian, Pada Hari itu Kamu Akan Ditanya Tentang Nikmat Di Dunia'.
Aku adalah 'Berkah dari Allah', yang mana Allah telah Memberkahi CiptaanNya'.
Aku adalah 'Orang yang Allah katakan dalam firmanNya : Hari ini, Aku telah Sempurnakan Agamamu Untukmu, Kupenuhi NikmatKu Atasmu, dan Kupilih Islam sebagai Agama Bagimu'.
Siapapun yang Mencintaiku, maka dia adalah Seorang Muslim Sejati dengan Keimanan yang Sempurna (Mukmin)'.
Akulah yang Allah telah katakan dalam firmanNya : 'Hentikan Mereka, Sesungguhnya Mereka Harus Ditanyai Tentang Kesetiaan KepadaKu Pada Hari Pengadilan'
Akulah 'Berita Besar'.
Aku adalah 'Orang yang Allah telah Sempurnakan Agama Islam ini di Ghadirkum dan Khaybar'.
Aku adalah 'Orang yang Nabi Muhammad Saww telah katakan dalam Ucapannya : Siapapun yang Menganggapku Pemimpinnya, Maka Ali Juga Pemimpinnya'.
Aku adalah 'Do'a Orang-Orang Beriman'.
Aku Datang 'Untuk Berdo'a kepada Allah Swt sebagai Penghubung Mereka'.
Aku Datang 'Untuk Kemakmuran'.
Aku adalah 'Orang yang Selalu Bersegera dalam Berbuat Baik'.
Aku adalah 'Orang yang Allah Wahyukan kepada Musuh-Musuhku : Ada Orang yang bertanya tentang siksaan yang akan terjadi atas Orang-Orang Kafir, yang tidak dapat dihindari oleh Siapapun, yang berarti siapapun yang Menolak Kesetiaan kepadaku, seperti Numan Bin Harith, Orang Yahudi, Maka semoga kutukan Allah Menimpanya'.
Aku adalah 'Ayah dari Para Imam Sejati setelah Diriku'.
Aku adalah 'Neraca Keadilan Pada Hari Pengadilan'.
Aku adalah 'Pemegang (Pembawa) Bendera Agama'.
Aku adalah 'Pemimpin Orang-Orang Beriman untuk Berkah dan Rahmat (Ampunan) Allah'.
Aku adalah 'Orang Terdekat Syiahku (Pengikutku) di Hari Pengadilan', yang tidak berdosa terhadap Musuh-Musuhku. Dan Kematian Syiahku, Tidak ada Rasa Khawatir dan Tidak Bersedih Hati. Dan di Alam Kubur Mereka Tidak Akan DiHukum (Tidak akan disiksa). Dan Mereka itu adalah Para Syahid dan Pembawa Kebenaran'.
Aku adalah Orang yang Pengikutku Berkemauan Keras (Bersemangat), dan Mereka Tidak Mencintai Orang-Orang yang Menentang Allah dan NabiNya, Sekalipun Jika Mereka adalah Ayah atau Anak Mereka'.
Akulah yang 'Syiahku (Pengikutku) Masuk Surga Tanpa Ditanya (Dihisab)'
Aku adalah 'Penolong Orang-Orang Beriman, dan Pemberi Syafaat Bagi Mereka Di Hadapan Allah'.
Aku Petarung yang dilengkapi dengan 2 Mata Pedang, dan 2 Tombak'.
Aku adalah 'Pembunuh Orang-Orang Kafir Pada Perang Badr dan Hunayn'.
Aku adalah 'Pembunuh Abd Wud, Semoga Kutukan Allah Besertanya Di Perang Ahzab (Khandaq)'.
Aku adalah 'Pembunuh Amr dan Marhab'.
Aku adalah 'Pembunuh Para Musuh di Perang Khaybar'.
Akulah yang dikatakan Malaikat Jibril : 'Tidak Ada Pedang Kecuali Zulfiqar dan Tidak Ada Pemuda (Pahlawan) Seperti Ali'.
Aku adalah 'Teman yang Membantu Membuka Mekah'.
Aku Sendiri yang 'Menghancurkan Berhala Lat, Uza'.
Akulah 'Orang yang Menghancurkan Hubal Berhala yang Perkasa'
Aku adalah 'Orang yang Naik ke Bahu Nabi Muhammad Saww, dan Menghancurkan Berhala'.
Aku adalah ' Orang yang Menghancurkan Berhala Yaghooth, dan Yaooq, dan Nasra'.
Aku adalah 'Orang yang Membunuh Orang-Orang Kafir di Jalan Allah'.
Aku adalah 'Orang yang Memberi Amal dengan Sebuah Cincin'.
Aku adalah 'Orang yang Tidur di Tempat Tidur Nabi Muhammad Saww, dan Mengorbankan Hidupku Untuknya'.
Aku adalah 'Orang yang Pedangku Ditakuti Jin'.
Aku adalah 'Penerjemah Allah'.
Aku adalah 'Bendera Allah'.
Aku Memiliki 'Pengetahuan Nabi Muhammad Saww'.
Aku adalah 'Pembunuh Orang-Orang Jahat di Pertempuran Jamal dan Siffin setelah Nabi'.
AKU ADALAH 'PEMBAGI PENDUDUK SURGA DAN NERAKA'."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
TANDA-TANDA ORANG JAHIL
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad
TANDA-TANDA ORANG JAHIL
Rasulullah saw bersabda:
"Tanda-tanda orang yang jahil adalah jika engkau temani, dia akan merepotkanmu.
Jika engkau jauhi, dia akan mencelamu.
Jika memberimu sesuatu, dia akan mengungkit-ungkitnya.
Jika engkau memberinya sesuatu, dia akan mengingkarinya.
Jika kamu sampaikan rahasiamu, dia akan mengkhianatimu.
Jika dia sampaikan rahasianya padamu, dia akan menuduhmu.
Jika merasa cukup, dia akan sombong dan kasar.
Jika dia butuh sesuatu, dia akan remehkan nikmat Allah tanpa merasa berdosa."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allahumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
DIA BUKAN DARI KAMI
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
Dinukil dari Syekh Asad Muhammad Qashir (hf)
Semoga Allah menerima semua amal ibadah kalian dari awal sehingga ke penghujung Rajab yang mulia ini, bulan rahmat, ampunan dan taubat. Dan kami memohon kapada Allah Ta'ala untuk menyembuhkan semua yang sedang sakit, melapangkan semua yang sedih serta menghilangkan kesusahan dari umat ini.
Akhir-akhir ini menyebar fatwa yang dinisbatkan pada Imam Khamenei (hf) yang menyebutkan tentang pengharaman bepergian pada beberapa hari ini sebab virus Corona, dan disebutkan bahwa itu sebagai safar maksiat dan kewajiban bagi seorang musafir untuk melakukan salat sempurna (tamam).
Fatwa tersebut tidak keluar dari beliau (hf).
Memang beliau (hf) menekankan untuk mentaati setiap arahan medis yang dikeluarkan oleh pihak terkait, maka wajib bagi setiap kaum mukminin untuk mentaatinya serta tidak boleh melanggarnya.
------------
DIA BUKAN DARI KAMI
Ayatullah Mujtahedi qs:
"Siapa yang setiap hari tidak memperhatikan setiap amalnya, yakni 'hari ini saya telah melakukan apa?
Telah melakukan amal yang baik atau amal yang buruk?'
Jika telah melakukan amal yang baik, maka ucapkan Alhamdulillah.
Jika telah melakukan amal yang buruk, maka beristighfarlah.
Jika tidak melakukan hal ini,
Imam Musa al-Kadhim as berkata:
"Dia bukan dari kami."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
YANG HARAM TAK AKAN TERBERKAHI
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
YANG HARAM TAK AKAN TERBERKAHI
Imam Musa al-Kadhim as berkata:
"Sesungguhnya suatu yang haram tidak akan berkembang, jika berkembang (dhohirnya) tidak akan terberkahi."
Jika suatu yang haram secara dhohir berkembang akan tetapi tidak akan terberkahi yakni tidak akan ada kebaikan di dalamnya.
Berkembangnya akan semakin menimbulkan banyak kerugian dan kerusakan.
📚 Al-Kafi jilid 5 hal 125
Imam Musa al-Kadhim as berkata:
"Siapa yang tidak pernah merasakan pahitnya kesulitan maka tidak ada tempat disisinya bagi kebaikan."
📚 Biharul Anwar jilid 78 hal 333
------------
Diriwayatkan dari Ummul Fadhl berkata:
"Suatu saat Rasulullah saw menjenguk seorang yang sakit, dan orang tersebut mengadu kepada Rasulullah (atas sakitnya) dan berharap cepat mati.
Rasulullah saw pun menasehatinya dan bersabda:
Janganlah kamu berharap mati!
jika kamu adalah orang baik maka sisa hidupmu dapat digunakan untuk kebaikan dan itu akan menambah kebaikanmu.
Dan jika kamu bukan orang baik, maka dengan dimundurkan ajalmu maka kamu memiliki kesempatan untuk bertaubat, maka janganlah berharap mati."
📚امالی طوسی، مجلس سیزدهم، ص ۳۸۵؛
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
REZEKI HALAL UNTUK KELUARGA
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
CARILAH REZEKI HALAL UNTUK KELUARGA
Rasulullah saw bersabda :
"Siapa yang membahagiakan keluarganya maka Allah akan menciptakan makhluk dari kebahagiaan tersebut yang akan beristighfar untuknya sampai hari Kiamat."
📚Kanzul Ummal 16/379
Beberapa Tukang/Pekerja bekerja untuk Imam Ja'far al-Sodiq as. Sampai waktu asar mereka bekerja.
Ketika pekerjaannya telah selesai mereka menunggu untuk mendapatkan upah.
Imam Ja'far as berkata kepada pembantunya:
"Para pekerja ini telah bekerja dengan keras dari pagi sampai sekarang dan mengeluarkan banyak keringat. Mereka ingin mendapatkan upah untuk menjaga kehormatan mereka.
Maka tidak selayaknya upah mereka diakhirkan.
Cepatlah sebelum keringat mereka mengering maka bayarlah upah mereka.!"
Nabi Agung kita saw bersabda:
"Sampaikanlah hak para pekerja sebelum keringat mereka mengering."
------------
Imam Musa al-Kadhim as berkata:
"Sesungguhnya Allah SWT membenci seorang hamba yang banyak tidur dan banyak menganggur."
📚الکافی: ج. ۵، ص. ۸۴
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh
DARI ISTIGFAR ANAKMU... UNTUKMU
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
DARI ISTIGFAR ANAKMU... UNTUKMU
Rasulullah saw bersabda:
"Kelak di surga seseorang akan dinaikkan derajatnya, maka dia akan bertanya:
"Dari mana semua ini...?"
Maka dijawab:
"Dari istighfar (permohonan ampunan) anakmu untukmu."
📚Nahjul Fasohah hadis 623
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata,
“Istigfar mengandungi enam makna...
1. Penyesalan akan apa yang sudah kamu lakukan,
2. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa,
3. Mengembalikan kembali hak makhluk yang sudah kamu rampas, sampai kamu kembali kepada Allah dengan tidak membawa hak orang lain,
4. Gantilah segala kewajiban yang telah kamu lalaikan,
5. Arahkan perhatianmu kepada daging yang tumbuh karena harta yang haram. Rasakan kepedihan penyesalan sampai tulang kamu lengket pada kulitmu. Setelah itu, tumbuhkanlah daging yang baru,
6. Usahakan tubuhmu merasakan sakitnya ketaatan, setelah merasakan manisnya kemaksiatan. Setelah memenuhi semuanya, ucapkan Astaghfirullah."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
Dalam Nahjul Balaghah, Imam Ali bin Abi Thalib as menjelaskan penyebab diangkatnya Muhammad saw sebagai nabi Allah.
Beliau berkata,
“Allah Swt mengutus rasul-Nya yang terpilih di antara manusia, dan mengutus para nabi-Nya silih berganti agar mereka menepati janjinya kepada Tuhan, dan meminta mereka untuk tidak melupakan karunia ilahi dan senantiasa mensyukurinya, sekaligus menjadi hujah, serta membangkitkan akal mereka.”
Imam Ja'far Shadiq as bertanya kepada Affan al-Bashri, "Tahukah engkau mengapa dinamakan Qom?"
Affan menjawab, "Allah, Rasul-Nya dan engkau lebih tahu."
Kata Imam Ja'far, "Dinamakan Qom karena penduduknya berkumpul bersama Al-Qaim dari Keluarga Muhammad saww, bangkit bersamanya, konsisten mendukung dan menolongnya."
✍ Biharul Anwar, jilid 57 halaman 216 riwayat ke 38
Rahbar menilai Bit'sah sebagai hari ketika manusia kembali merujuk pada fitrah Ilahi demi menyelamatkannya dari penderitaan hidup. Sebab, fitrah Ilahi merupakan penyokong kebenaran, keadilan, dan perjuangan menghadapi kezaliman.
Beliau berkata,
"Kami ingin menunjukkan pada dunia, bahwa dengan kekuatan iman pada Allah, kami akan mengalahkan Amerika. Kami tidak akan takut pada kekuatan apapun.
📚 Imam Khomaini 5 Januari 1980
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
Dalam Nahjul Balaghah, Imam Ali bin Abi Thalib as menjelaskan penyebab diangkatnya Muhammad saw sebagai nabi Allah.
Beliau berkata,
“Allah Swt mengutus rasul-Nya yang terpilih di antara manusia, dan mengutus para nabi-Nya silih berganti agar mereka menepati janjinya kepada Tuhan, dan meminta mereka untuk tidak melupakan karunia ilahi dan senantiasa mensyukurinya, sekaligus menjadi hujah, serta membangkitkan akal mereka.”
Imam Ja'far Shadiq as bertanya kepada Affan al-Bashri, "Tahukah engkau mengapa dinamakan Qom?"
Affan menjawab, "Allah, Rasul-Nya dan engkau lebih tahu."
Kata Imam Ja'far, "Dinamakan Qom karena penduduknya berkumpul bersama Al-Qaim dari Keluarga Muhammad saww, bangkit bersamanya, konsisten mendukung dan menolongnya."
✍ Biharul Anwar, jilid 57 halaman 216 riwayat ke 38
ESENSI YAUMUL BI'TSAH DARI PERSPEKTIF IMAM ALI KHAMENEI
Rahbar menilai Bit'sah sebagai hari ketika manusia kembali merujuk pada fitrah Ilahi demi menyelamatkannya dari penderitaan hidup. Sebab, fitrah Ilahi merupakan penyokong kebenaran, keadilan, dan perjuangan menghadapi kezaliman.
Beliau berkata,
"Kami ingin menunjukkan pada dunia, bahwa dengan kekuatan iman pada Allah, kami akan mengalahkan Amerika. Kami tidak akan takut pada kekuatan apapun.
📚 Imam Khomaini 5 Januari 1980
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
MAB'ATS, MOMENTUM BERKIBARNYA NILAI-NILAI AGUNG
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
MAB'ATS, MOMENTUM BERKIBARNYA NILAI-NILAI AGUNG
Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamene'i hf:
Hari Mab'ats adalah hari ketika panji risalah dikibarkan, karakteristiknya begitu istimewa bagi umat manusia.
Peristiwa Mab'ats dalam rangka mengangkat panji ilmu dan pengetahuan. Perisitiwa ini dimulai dengan;
(اقرآ)
"Bacalah
(إقرء باسم ربک الذی خلق)
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
(ادع إلی سبیل ربک بالحکمة و الموعظة الحسنة)
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat yang baik
Seruan Islam adalah menyebarkan hikmah ke seluruh dunia dan sepanjang sejarah, seperti halnya bi'tsah yaitu mengibarkan panji keadilan yang harus ditegakkan di antara orang-orang beriman, hamba-hamba Allah bahkan seluruh umat manusia dan juga panji Akhlak dan moral;
(بعثت لأتمم مکارم الاخلاق)
Aku diutus untuk menyempurnakan Akhlak."
Allah berfirman;
(و ما أرسلناک الا رحمة للعالمین)
"Dan tidak Kami mengutusmu (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta."
Artinya semua yang dibutuhkan manusia, pada setiap zaman, kondisi dan setiap tempat di alam semesta masuk pada ayat ini dan terkandung dalam filosofi bi'tsah berupa pengetahuan, hikmah dan belas kasih, keadilan, persaudaraan dan kesetaraan serta hal-hal penting yang menjadi dasar kehidupan manusia.
Kendati prinsip jihad telah ditentukan dalam Islam dengan memerangi penindasan dan kezaliman, ada beberapa orang memperkenalkan Islam melalui jihad sebagai agama pedang, bukankah Islam juga menjelaskan
(و إن جنحوا للسلم فاجنح لها و توکل علی الله)
Jika mereka condong kepada perdamaian maka terimalah dan bertawakkal kepada Allah.
Artinya, jika kondisi menuntut damai maka Islam mengedepankan perdamaian daripada perang.
Imam Ali bin Abi Thalib dalam Nahjul Balaghah menjelaskan penyebab diangkatnya Muhammad Saw sebagai Nabi Allah.
Beliau berkata:
"Allah SWT mengutus Rasul-Nya yang terpilih di antara manusia, dan mengutus para Nabi-Nya yang datang silih berganti supaya mereka menepati janjinya kepada Tuhan, dan meminta mereka untuk tidak melupakan karunia ilahi dan senantiasa mensyukurinya, sekaligus menjadi hujah, dan membangkitkan akal mereka."
Ayatollah Khamenei menjelaskan bahwa para Nabi diutus supaya manusia mengakui janji fitrawi dan menepatinya; berdasarkan janji tersebut Allah SWT meminta manusia untuk bebas, hidup dengan adil, memperbaiki kehidupannya, dan tidak menghamba kepada selain Tuhan. Artinya, manusia diminta untuk berkomitmen dengan janjinya; Nabi datang kepada manusia untuk menyampaikan risalah kepada mereka; Wahai manusia, secara fitrawi, kalian telah berjanji setia kepada Tuhan, dan kami datang untuk mengingatkan kembali perjanjian itu.
Salah satu tujuan bitsah Rasulullah Saw adalah untuk mengingatkan manusia atas segala karunia Allah SWT.
Ayatollah Khamenei berkata,
"Kita seringkali melupakan karunia kesehatan, nikmat berpikir, karunia akhlak mulia yang dianugerahkan Allah SWT. Para Nabi mengingatkan manusia, menyampaikan seluruh hujahnya dan menyingkap hakikat untuk mereka".
Kebutuhan manusia kepada nilai-nilai Bi'tsah Rasulullah Saw dan menilai kebodohan sebagai front yang berseberangan dengan Bi'tsah. Kebodohan, tidak hanya terbatas di masa pengutusan Nabi Muhammad Saw, namun merupakan front yang berlanjut dan berseberangan dengan pemikiran yang telah diarahkan oleh para nabi, di mana hari ini juga muncul dengan skema dan model baru melalui pemanfaatan sains dan teknologi.
Bi’tsah adalah salah satu hari besar dimana Nabi Muhammad saw dilantik dan diangkat menjadi nabi. Peristiwa ini terjadi ketika Nabi berada di gua Hira di atas gunung Nur (di sekitar Mekah) di usianya yang ke-40 tahun dan ini merupakan awal permulaan agama Islam. Menurut pendapat masyhur ulama Syiah Imamiyah peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab, 13 tahun sebelum hijrahnya Nabi.
Hari mab'ats Rasulullah Saw termasuk dari hari-hari besar Islam bagi kaum muslimin dan ini dikenal dengan hari raya mab'ats atau idul mab'ats.
Imam Ali as dalam mendeskripsikan orang-orang Arab sebelum pengangkatan Nabi Saw berkata demikian:
“Allah swt mengutus Muhammad Saw supaya memberikan peringatan kepada seluruh alam dan penjaga amanat bagi wahyu-Nya. Sedangkan kalian wahai sekelompok masyarakat Arab, seburuk-buruknya aturan kalian miliki dan kalian tinggal pada seburuk-buruknya tempat dan kalian hidup di atas tanah berbatu dan tidak rata dan serumah dengan ular-ular yang liar dan berbisa. Kalian minum air keruh dan tidak segar, kalian kasar dan banyak makan, saling menumpahkan darah, dan terputus dari sanak dan keluarga, patung-patung kokoh dan tegak berdiri di tengah-tengah kalian dan kalian penuh tenggelam dalam dosa.“
Ayatollah Sayyid Ali Khamene’i hf:
"Parameter utama gerakan Bi'tsah adalah petunjuk melalui utusan ilahi, sedangkan parameter jahiliyah adalah syahwat dan kemarahan.
Sejatinya umat manusia hari ini lebih membutuhkan pemahaman mengenai makna dan hakikat Bi'tsah. Hari raya Bitsah adalah hari kebangkitan untuk menghilangkan penderitaan umat manusia. Oleh karena itu inilah hari raya sejati.
Penghambaan terhadap selain Tuhan, kezaliman dan ketidakadilan, kesenjangan sosial, dan penderitaan dan arogansi menjadi masalah yang senantiasa dihadapi umat manusia. Dengan motif buruk dan menimbulkan kerusakan, kekuatan arogan senantiasa memaksakan ambisinya kepada umat manusia.
Bitsah sebagai hari ketika manusia kembali merujuk kepada fitrah ilahi demi menyelamatkannya dari penderitaan hidup. Sebab fitrah ilahi adalah pendukung kebenaran, keadilan dan perjuangan menghadapi kezaliman."
Ayatollah Sayyid Ali Khamene'i hf:
"Sesungguhnya setiap kebaikan yang ada di dunia hari ini sumbernya meskipun secara tidak langsung adalah Bi'tsah Rasul (Pengutusan Nabi Saw)."
Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamene'i hf:
"Bi'tsah datang untuk melawan Jahiliyah. Dalam literatur Islam, Jahiliyah era sebelum di utusnya Nabi Saw.
Jahiliyah bukan sebatas kebodohan tidak atau minus pengetahuan, arti yang lebih luas dari itu adalah dominasi kekuatan syahwat dan amarah dalam lingkup kehidupan.
Jahiliyah sebuah bentuk masyarakat manusia yang dipengaruhi oleh kecenderungan nafsu dan amarah dari para penguasa yang identik melakukan cara di mana nilai kebaikan tidak berlaku dan kejahatan mendominasi.
Kewajiban dunia Islam saat ini adalah menyadarkan publik dunia mengenai hakikat Bitsah. Bitsah adalah kebangkitan untuk menyelamatkan manusia dan kemanusiaan. bitsah adalah penempatan sistem yang benar dan tepat di tengah umat manusia, dan menebarkan kebaikan bagi seluruh umat manusia".
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
PUASA DAN KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
PUASA DAN KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN
Sya'ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriah Qamariah. Bulan ini termasuk yang dimuliakan umat Islam dan dinisbatkan pada Nabi Muhammad saw. Sya'ban secara etimologi berakar dari kata “sya’ab” yang artinya cabang. Karena di bulan ini, nikmat dan kebajikan kaum Mukmin bercabang-cabang dan sangat banyak, maka bulan ini pun dinamai “Sya'ban”.
Di antara keutamaan bulan Sya'ban adalah penisbatannya pada Nabi Muhammad saw. Pada hari-hari di bulan Sya'ban, beliau berpuasa dan melanjutkannya hingga bulan Ramadan. Terdapat beberapa riwayat dari para Maksumin as mengenai keutamaan bulan Sya'ban.
Imam Ja’far Shadiq as menceritakan bahwa tatkala bulan Sya'ban tiba, Imam Ali Zainal Abidin Sajjad as mengumpulkan para sahabatnya, seraya berkata,
“Para sahabatku! Tahukan kalian, sekarang bulan apa? Sekarang adalah bulan Sya'ban dan Rasulullah saw bersabda, ‘bulanku.’ Maka, berpuasalah kalian demi meraih kecintaan Nabi kalian dan mendekatkan diri kepada Tuhan kalian. Demi Tuhan yang jiwa Ali bin Husain berada di tangan-Nya, saya bersumpah bahwa saya pernah mendengar dari ayahku, Husain bin Ali as yang berkata, ‘Saya pernah mendengar dari Amirul Mukminin as bahwa barang siapa berpuasa di bulan Sya'ban demi meraih kecintaan Nabi saw dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, niscaya Allah mencintainya dan di hari Kiamat, Dia pasti meliputinya dengan karamah-Nya dan mewajibkan surga untuknya."
Syaikh Thusi meriwayatkan dari Shafwan bin Jamal yang berkata,
“Imam Ja’far Shadiq as berkata kepadaku, ‘Ajaklah berpuasa di bulan Sya'ban, orang-orang ada di sekitarmu!’ Aku berkata, ‘Jiwaku tebusannmu, memang ada keutamaan apa di dalamnya?’ Beliau menjawab, ‘Setiap kali Rasulullah saw melihat hilal bulan Sya'ban, beliau memerintahkan seorang penyeru di Madinah untuk menyerukan: Hai penduduk Madinah, aku adalah utusan Allah kepada kalian. Beliau bersabda, ‘Ketahuilah bahwa Sya'ban adalah bulanku, semoga Allah merahmati orang yang membantuku atas bulanku, yakni berpuasa pada bulan itu."
[Mafatih al-Jinan, hlm. 280]
Imam Ja’far Shadiq as menukil dari Amirul Mukminin yang berkata,
“Semenjak aku mendengar Rasulullah menyeru di bulan Sya'ban, puasa Sya'banku tidak pernah kutinggalkan dan tidak akan pernah kutinggalkan selama aku masih hidup, insya Allah.”
Beliau juga bersabda,
“Berpuasa dua bulan (Sya'ban dan Ramadan) adalah penerimaan taubat dan pemberian ampunan dari Allah.”
[Mafatih al-Jinan, 280]
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
KEUTAMAAN DAN AMALAN BULAN SYA'BAN
Sumber: http://maktabahzein.blogspot.com
KEUTAMAAN BULAN SYA’BAN
Bersabda Rosulullah SAW :
رَجَبُ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِي وَرَمَضَانُ شَهْرُ أَمَّتِيْ
“Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Romadhan adalah bulan umatku”
Keutamaan Bulan Sya’ban :
1) رَفْعُ اْلأَعْمَال
Bulan terangkatnya amal dalam setahun. Adapun terangkatnya amal harian adalah waktu sholat Subuh dan Ashar. Sedangkan terangkatnya amal tiap 7 harian adalah hari Senin dan Kamis.
2) رَفْعُ اْلأَعْمَار
Penetapan penampakan umur.
3) شَهْرُ الصَّلاَة عَلَى النَّبِي
Bulan sholawat kepada Nabi SAW , karena perintah untuk membaca sholawat diturunkan pada bulan Sya’ban.
4) لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَان
Dengan beberapa nama :
- لَيْلَةُ الْمُبَارَكَة Malam barokah.
- لَيْلَةُ الْقِسْمَة Malam pembagian riski dan penentuan umur.
- لَيْلَةُ التَّكْفِيْر Malam peleburan dosa selama setahun.
- لَيْلَةُ اْلإِجَابَة Malam pengabulan doa-doa.
Lima malam yang tak ditolak doa-doa :
1. Malam Jumat
2. Awal malam bulan Rajab
3. Malam Nisfu Sya’ban
4. Malam Lailatul Qodar
5. Malam dua Hari Raya
- لَيْلَةُ عِيْدِ الْمَلاَئِكَة Malam hari raya malaikat.
- لَيْلَةُ الشَّفَاعَة Malam pemberian pertolongan.
AMALIYAH BULAN SYA’BAN
1. Berpuasa di bulan Sya’ban
ذلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ اْلأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ تُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dalam hadits Rosulullah SAW bersabda :
“Itu (bulan Sya’ban) adalah bulan yang manusia melupakannya (yaitu antara Rajab dan Sya’ban). Padahal bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Allah Robbil Alamin, maka saya senang diangkat amal dalam keadaan saya berpuasa.
رَوَاه التِّرْمِذِي عَنْهُ : أَفْضَلُ الصَّوْمِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيْمِ رَمَضَان
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Nabi SAW :
“Paling utama puasa setelah Ramadhan adalah Sya’ban, karena untuk mengagungkan Ramadhan”
2. Berpuasa di Hari Nisfu Sya’ban :
عَنْ عَلِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ قُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا يَوْمَهَا فَإِنَّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرُ لَهُ أَلاَ مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقُهُ أَلآ مِنْ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ. رواه ابن ماجه
Dari Imam Ali RA, bersbda Rosulullah SAW :
“ Jika tiba waktu malam nisfu Sya’ban maka ibadahlah di malamnya dan puasalah di siangnya, karena sesungguhnya Allah Ta’ala menurunkan rahmatnya mulai tenggelamnya matahari (Maghrib) di langit dunia dan berfirman , Siapa yang meminta ampun akan Aku ampuni. Siapa yang minta rizki akan Aku beri rizki. Siapa yang terkena musibah akan Aku sembuhkan. Siapa yang minta ini dan itu seterusnya….sampai waktu terbitnya matahari (fajar).
3. Menjaga beramal malam nisfu sya’ban membaca surat Yasin dengan :
Niat panjang umur untuk toat pada Allah
Niat dijaga dari semua bahaya dan niat diluaskan rizki halal
Niat hatinya kaya merasa cukup dan minta khusnul khotimah
Banyak ibadah di malamnya terutama beristighfar, sholat hajat, sholat tasbih, memperbanyak do’a dan di antara do’a Nabi dalam hadist :
Ketika Nabi Adam turun ke bumi, beliau tawaf 7 kali di Ka’bah dan sholatdua rokaat di belakang maqom, kemudian berdoa :
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلاَنِيَّتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ، وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤْلِيْ، وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ، وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لاَ يُصِيْبُنِيْ ِإلاَّ مَا كَتَبْتَ لِيْ وَرَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ.
Maka Allah berfirman kepadanya :
Ya Adam, sesungguhnya engkau berdoa padaKu dengan doa yang aku mengabulkannya. Dan tidak ada seseorang dari keturunanmu yang berdoa dengannya kecuali Aku akan mengabulkannya, dan Aku ampuni dosanya, Aku lapangkan kesusahan dan kesumpekannya, dan Aku akan mengayakannya, dan dunia akan datang padanya dengan memaksa walaupun dia tidak menghendakinya.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
SHALAWAT BULAN SYA'BAN
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
SHALAWAT BULAN SYA'BAN
pengarang : abu zahra
Sumber : http://abuzahra.net
Pada setiap zawâl (tergelincir matahari) dan pada malam pertengahan bulan Sya‘ban dianjurkan membaca shalawât berikut ini.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، شَجَرَةِ النُّبُوَّةِ، وَمَوْضِعِ الرِّسَالَةِ،
وَمُخْتَلَفِ الْمَلاَئِكَةِ، وَمَعْدِنِ الْعِلْمِ، وَأَهْلِ بَيْتِ الْوَحْيِ
Allâhumma shalli ‘alâ muhammadin wa ãli muhammad, syajaratin nubuwwah, wa maudhi‘ir risâlah, wa mukhtalafil malâ`ikah, wa ma‘dinil ‘ilm, wa ahli baitil wahy.
(Ya Allah curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, pohon kenabian, tempat risâlah, tempat persinggahan para malaikat, gudang
pengetahuan dan keluarga wahyu.)
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ, الْفُلْكِ الْجَارِيَةِ فِي اللُّجَجِ الْغَامِرَةِ،
يَأْمَنُ مَنْ رَكِبَهَا، وَيَغْرَقُ مَنْ تَرَكَهَا، الْمُتَقَدِّمُ لَهُمْ مَارِقٌ، وَالْمُتَأَخِّرُ
عَنْهُمْ زَاهِقٌ، وَاللاَّزِمُ لَهُمْ لاَحِقٌ
Allâhumma shalli ‘alâ muhammadin wa ãli muhammad, alfulkil jâriyati fil
lujajil ghâmirah, ya`manu man rakibahâ, wa yaghraqu man tarakahâ, almutaqaddimu lahum mâriq, wal muta`akhkhiru ‘anhum zâhiq, wal lâzimu lahum lâhiq.
(Ya Allah curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, bahtera yang berlayar dalam gelombang lautan, akan selamat orang yang
menaikinya, dan akan tenggelam orang yang tidak mau menaikinya, orang yang mendahului mereka akan tersesat, orang yang tertinggal dari mereka akan
binasa, dan hanya yang tetap dengan mereka akan selamat.)
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، الْكَهْفِ الْحَصِيْنِ، وَغِيَاثِ
الْمُضْطَرِّ الْمُسْتَكِيْنِ، وَمَلْجَئِ الْهَارِبِيْنَ، وَعِصْمَةِ الْمُعْتَصِمِيْنَ
Allâhumma shalli ‘alâ muhammadin wa ãli muhammad, alkahfil hashîn, wa ghiyâtsil mudhtarril mustakîn, wa malja`il hâribîn, wa ‘ishmatil mu‘tashimîn.
(Ya Allah curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, tempat berlindung yang kokoh, pertolongan bagi orang yang terdesak dan terhinakan, tempat berlindung bagi orang-orang yang melarikan diri, dan penjagaan buat mereka yang berpegang teguh.)
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ, صَلاَةً كَثِيْرَةً، تَكُونُ لَهُمْ رِضًا
وَلِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ أَدَاءً وَقَضَاءً، بِحَوْلٍ مِنْكَ وَقُوَّةٍ يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنَ
Allâhumma shalli ‘alâ muhammadin wa ãli muhammad, shalâtan katsîrah, takûnu lahum ridhâ, wa lihaqqi muhammadin wa ãli muhammad adâ`an wa qadhâ`â, bihaulin minka wa quwwatin yâ rabbal ‘âlamîn.
(Ya Allah curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dengan shalawât yang banyak, kerelaan bagi mereka dan pelaksanaan kewajiban baik tunai atau qadhâ bagi hak Muhammad dan keluarga Muhammad, dengan daya dan kekuatan dari-Mu wahai pemilik alam semesta.)
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ الطَّيِّبِيْنَ اْلأَبْرَارِ اْلأَخْيَارِ، الَّذِيْنَ
أَوْجَبْتَ حُقُوقَهُمْ، وَفَرَضْتَ طَاعَتَهُمْ وَوِلاَيَتَهُمْ
Allâhumma shalli ‘alâ muhammadin wa ãli muhammadinith thayyibînal abrâril akhyâr, alladzîna aujabta huqûqahum, wa faradhta thâ‘atahum wa wilâyatahum.
(Ya Allah curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarga Muhammad yang baik yang berbuat kebaikan nan suci, yang Engkau wajibkan hak-hak mereka, dan yang Engkau fardhukan (haruskan) ketaatan dan pembelaan kepada mereka.)
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَاعْمُرْ قَلْبِي بِطَاعَتِكَ، وَلاَ تُخْزِنِي
بِمَعْصِيَتِكَ، وَارْزُقْنِي مُوَاسَاةَ مَنْ قَتَّرْتَ عَلَيْهِ مِنْ رِزْقِكَ, بِمَا وَسَّعْتَ
عَلَيَّ مِنْ فَضْلِكَ، وَنَشَرْتَ عَلَيَّ مِنْ عَدْلِكَ، وَأَحْيَيْتَنِي تَحْتَ ظِلِّكَ، وَهَذَا
شَهْرُ نَبِيِّكَ سَيِّدِ رُسُلِكَ، شَعْبَانُ الَّذِي حَفَفْتَهُ مِنْكَ بِالرَّحْمَةِ وَالرِّضْوَانِ،
الَّذِي كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِه وَسَلَّمَ يَدْأَبُ فِي صِيَامِه
وَقِيَامِهِ فِي لَيَالِيْهِ وَأَيَّامِهِ بُخُوعًا لَكَ فِي إِكْرَامِهِ وَإِعْظَامِهِ إِلَى مَحَلِّ
حِمَامِهِ
Allâhumma shalli ‘alâ muhammadin wa ãli muhammad, wa‘mur qalbî bithâ‘atik, wa lâ tukhzinî bima‘shiyatik, warzuqnî muwâsâta man qattarta ‘alaihi min rizqik, bimâ wassa‘ta ‘alayya min fadhlik, wa nasyarta ‘alayya min ‘adlik, wa ahyaitanî tahta zhillik, wa hâdzâ syahru nabiyyika sayyidi rusulik, sya‘bânul ladzî hafaftahu minka bir rahmati war ridhwân, alladzî kâna rasûlullâhi shallallâhu ‘alaihi wa ãlihi wa sallama yad`abu fî shiyâmihi wa qiyâmihi wa layâlîhi wa ayyâmihi bukhû‘an laka fî ikrâmihi wa i‘zhâmihi ilâ mahalli himâmih.
(Ya Allah curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, makmurkan hatiku dengan ketaatan kepada-Mu, janganlah Engkau hinakan aku dengan kemaksiatan terhadap-Mu, berilah aku karunia dengan membantu orang yang Engkau sedikitkan rezekinya dengan karunia-Mu yang Engkau luaskan buatku, Engkau bentangkan atasku dari keadilan-Mu, Engkau hidupkan aku di bawah naungan-Mu, dan ini adalah bulan Nabi-Mu penghulu para Rasûl-Mu, bulan Sya‘bân yang Engkau liputi dengan rahmat dan keridhaan, yang Rasûlullâh saw membiasakan dalam puasanya, ibadat ritualnya pada malam-malam harinya, karena-Mu dalam memuliakannya serta mengagungkannya hingga berakhir.)
اللَّهُمَّ فَأَعِنَّا عَلَى اْلإِِسْتِنَانِ بِسُنَّتِهِ فِيْهِ، وَنَيْلِ الشَّفَاعَةِ لَدَيْهِ، اللَّهُمَّ
وَاجْعَلْهُ لِي شَفِيْعًا مُشَفَّعًا وَطَرِيْقًا إِلَيْكَ مَهِيْعًا، وَاجْعَلْنِي لَهُ مُتَّبِعًا حَتَّى
أَلْقَاكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَنِّي رَاضِيًا، وَعَنْ ذُنُوبِي غَاضِيًا، قَدْ أَوْجَبْتَ لِي
مِنْكَ الرَّحْمَةَ وَالرِّضْوَانَ، وَأَنْزَلْتَنِي دَارَ الْقَرَارِ وَمَحَلَّ اْلأََخْيَارِ
Allâhumma fa ai‘innâ ‘alal istinâni bisunnatihi fîh, wa nailisy syafâ‘ati ladaih. Allâhumma waj‘alhu lî syafî‘an musyaffa‘an wa tharîqan ilaika mahî‘an, waj‘alnî lahu muttabi‘an hattâ alqâka yaumal qiyâmati ‘annî râdhiyâ, wa ‘an dzunûbî ghâdhiyâ, qad aujabta lî minkar rahmata war ridhwân, wa anzaltanî dâral qarâri wa mahallil akhyâr.
(Ya Allah tolonglah kami untuk mengikuti sunnahnya padanya, dan mendapatkan syafa‘at di sisinya. Ya Allah jadikanlah dia buatku pemberi syafa‘at lagi disyafa‘ati, dan jalan mendekatkan diri kepada-Mu, dan jadikanlah aku pengikutnya sampai aku berjumpa dengan-Mu pada hari kiamat dalam keadaan rela kepadaku dan memaafkan dosa-dosaku. Sungguh Engkau telah wajibkan buatku rahmat dan kerelaan dari-Mu, dan Engkau tempatkan aku di negeri yang nyaman yang merupakan tempat orang-orang yang baik.)
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
KEUTAMAAN DAN AMALAN BULAN SYA'BAN
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
KEUTAMAAN DAN AMALAN BULAN SYA'BAN
Sumber: http://maktabahzein.blogspot.com
KEUTAMAAN BULAN SYA’BAN
Bersabda Rosulullah SAW :
رَجَبُ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِي وَرَمَضَانُ شَهْرُ أَمَّتِيْ
“Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Romadhan adalah bulan umatku”
Keutamaan Bulan Sya’ban :
1) رَفْعُ اْلأَعْمَال
Bulan terangkatnya amal dalam setahun. Adapun terangkatnya amal harian adalah waktu sholat Subuh dan Ashar. Sedangkan terangkatnya amal tiap 7 harian adalah hari Senin dan Kamis.
2) رَفْعُ اْلأَعْمَار
Penetapan penampakan umur.
3) شَهْرُ الصَّلاَة عَلَى النَّبِي
Bulan sholawat kepada Nabi SAW , karena perintah untuk membaca sholawat diturunkan pada bulan Sya’ban.
4) لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَان
Dengan beberapa nama :
- لَيْلَةُ الْمُبَارَكَة Malam barokah.
- لَيْلَةُ الْقِسْمَة Malam pembagian riski dan penentuan umur.
- لَيْلَةُ التَّكْفِيْر Malam peleburan dosa selama setahun.
- لَيْلَةُ اْلإِجَابَة Malam pengabulan doa-doa.
Lima malam yang tak ditolak doa-doa :
1. Malam Jumat
2. Awal malam bulan Rajab
3. Malam Nisfu Sya’ban
4. Malam Lailatul Qodar
5. Malam dua Hari Raya
- لَيْلَةُ عِيْدِ الْمَلاَئِكَة Malam hari raya malaikat.
- لَيْلَةُ الشَّفَاعَة Malam pemberian pertolongan.
AMALIYAH BULAN SYA’BAN
1. Berpuasa di bulan Sya’ban
ذلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ اْلأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ تُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dalam hadits Rosulullah SAW bersabda :
“Itu (bulan Sya’ban) adalah bulan yang manusia melupakannya (yaitu antara Rajab dan Sya’ban). Padahal bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Allah Robbil Alamin, maka saya senang diangkat amal dalam keadaan saya berpuasa.
رَوَاه التِّرْمِذِي عَنْهُ : أَفْضَلُ الصَّوْمِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيْمِ رَمَضَان
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Nabi SAW :
“Paling utama puasa setelah Ramadhan adalah Sya’ban, karena untuk mengagungkan Ramadhan”
2. Berpuasa di Hari Nisfu Sya’ban :
عَنْ عَلِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ قُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا يَوْمَهَا فَإِنَّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرُ لَهُ أَلاَ مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقُهُ أَلآ مِنْ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ. رواه ابن ماجه
Dari Imam Ali RA, bersbda Rosulullah SAW :
“ Jika tiba waktu malam nisfu Sya’ban maka ibadahlah di malamnya dan puasalah di siangnya, karena sesungguhnya Allah Ta’ala menurunkan rahmatnya mulai tenggelamnya matahari (Maghrib) di langit dunia dan berfirman , Siapa yang meminta ampun akan Aku ampuni. Siapa yang minta rizki akan Aku beri rizki. Siapa yang terkena musibah akan Aku sembuhkan. Siapa yang minta ini dan itu seterusnya….sampai waktu terbitnya matahari (fajar).
3. Menjaga beramal malam nisfu sya’ban membaca surat Yasin dengan :
Niat panjang umur untuk toat pada Allah
Niat dijaga dari semua bahaya dan niat diluaskan rizki halal
Niat hatinya kaya merasa cukup dan minta khusnul khotimah
Banyak ibadah di malamnya terutama beristighfar, sholat hajat, sholat tasbih, memperbanyak do’a dan di antara do’a Nabi dalam hadist :
Ketika Nabi Adam turun ke bumi, beliau tawaf 7 kali di Ka’bah dan sholatdua rokaat di belakang maqom, kemudian berdoa :
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلاَنِيَّتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ، وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤْلِيْ، وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ، وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لاَ يُصِيْبُنِيْ ِإلاَّ مَا كَتَبْتَ لِيْ وَرَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ.
Maka Allah berfirman kepadanya :
Ya Adam, sesungguhnya engkau berdoa padaKu dengan doa yang aku mengabulkannya. Dan tidak ada seseorang dari keturunanmu yang berdoa dengannya kecuali Aku akan mengabulkannya, dan Aku ampuni dosanya, Aku lapangkan kesusahan dan kesumpekannya, dan Aku akan mengayakannya, dan dunia akan datang padanya dengan memaksa walaupun dia tidak menghendakinya.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
7 KEISTIMEWAAN BULAN SYA'BAN
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
7 KEISTIMEWAAN BULAN SYA'BAN
Sumber : uswahislam
Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Jika terjadi malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah kamu sekalian pada malam harinya, dan puasalah kamu sekalian pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun pada malam tersebut ke langit
dunia mulai dari terbenam matahari dan berfirman,
"Apakah tidak ada orang yang meminta ampun, sehingga Aku mengampuninya?
Apakah tidak ada orang yang meminta rezeki, sehingga Aku memberinya rezeki?
Apakah tidak ada orang yang terkena bala, sehingga Aku dapat menyelamatkannya?
Apakah tidak demikian, apakah tidak demikian, sehingga terbit fajar."
Diantara keistimewaan ibadah pada bulan Sya'ban yang agung adalah sebagai berikut.
7 Keistimewaan Puasa Bulan Sya'ban:
1. Menurut Imam Nawawi, pada hari nisfu Sya'ban (hari ke lima belas) tahun kedua Hijriyah, telah berlaku pertukaran kiblat umat Islam yaitu dari Masjid Al-Aqsa ke Kab'bah di Masjid Al-Haram.
2. Telah terjadi peperangan Bani Mustalik pada tahun kelima Hijrah.
Kemenangan berpihak kepada Islam dan terjadinya perang Badar yang terakhir pada tahun keempat Hijrah.
3. Bulan Sya'ban merupakan bulan dimana amal-amal kita diangkat untuk dihadapkan kepada Tuhan.
Hal ini berdasarkan hadits riwayat An Nasai dan Abu Dawud dan ditashih oleh Ibnu Huzaimah dari Usamah bin Zaid, katanya,
"Aku berkata, Wahai Rasulullah, aku tidak melihat tuan berpuasa dari satu bulan dari beberapa bulan seperti puasa tuan di Bulan Sya'ban."
Beliau menjawab,
"Itu adalah bulan yang dilupakan oleh manusia antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan Sya'ban itu bulan amal-amal diangkat ke hadapan Tuhan semesta alam.
Oleh karena itu, aku senang apabila amalku diangkat, sedangkan aku berpuasa."
4. Bulan Membaca Al-Qur'an.
Diriwayarkan dari Anas ra, berkata,
"Adalah orang-orang muslim apabila masuk bulan Sya'ban, mereka membuka mushaf-mushaf Al Qur'an dan membacanya, mengeluarkan zakat dari harta mereka untuk memberi kekuatan kepada orang-orang yang lemah dan orang-orang miskin untuk melakukan puasa Ramadan."
Berkata Salamah bin Suhail,
"Telah dikatakan bahwa bulan Sya'ban itu merupakan bulannya para qurra' (pembaca Al Qur'an)."
Dan adalah Habib bin Abi Tsabit apabila masuk bulan Sya'ban dia berkata,
"Inilah bulannya para qurra'."
Dari 'Amr bin Qais Al-Mula'i apabila masuk bulan Sya'ban dia menutup tokonya dan meluangkan waktu (khusus) untuk membaca Al-Qur'an."
5. Bulannya Rasulullah SAW.
Hal ini berdasarkan sabda baliau yang berbunyi,
"Bulan Rajab itu adalah bulan Allah, bulan Sya'ban adalah bulanku dan bulan Ramadan adalah bulannya umatku."
Rasulullah SAW pada setiap setiap malam tanggal 15 Sya'ban selalu melakukan shalat malam dengan sangat lama, menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah SWT, sehingga Al-Hafidh Al-Baihaqi dalam kitab Musnadnya meriwayatkan
hadits dari A'isyah ra katanya,
"Rasulullah SAW pada suatu malam bangun, lalu melakukan shalat. Beliau memperlama sujud, sehingga aku mengira beliau telah wafat. Setelah aku melihat yang demikian itu, aku bangun sehingga menggerakkan ibu jari beliau,
dan ibu jari beliau bergerak."
6. Pada setiap malam nisfu Sya'ban, Rasulullah SAW selalu mendoakan umatnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Dalam hal ini, Sayyidina Ali ra menceritakan sebagai berikut,
"Susungguhnya Rasulullah SAW keluar pada malam ini (malam nisfu sya'ban) ke Baqi' (kuburan dekat masjid Nabawi) dan aku mendapatkan beliau dalam keadaan memintaan ampun bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan dan para syuhada."
Banyak hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnad beliau, Imam At-Tirmidzi At-Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Majah, Al Baihaqi dan An Nasai, yang menetapkan bahwa Rasulullah SAW adalah
memuliakan malam Nisfu Sya'ban dengan memperbanyak shalat, doa dan istighfar.
Jadi, bukanlah perbuatan bid'ah dan bukan pula perbuatan aneh jika malam nisfu Sya'ban dijadikan malam untuk banyak berzikir, berdoa dan istighfar dan melakukan shalat bagi kaum muslimin.
7. Bulan turunnya Allah SWT ke muka bumi.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Jika terjadi malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah kamu sekalian pada malam harinya, dan puasalah kamu sekalian pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun pada malam tersebut ke langit
dunia mulai dari terbenam matahari dan berfirman,
"Apakah tidak ada orang yang meminta ampun, sehingga Aku mengampuninya? Apakah tidak ada orang yang meminta rezeki, sehingga Aku memberinya rezeki? Apakah tidak ada orang yang terkena bala, sehingga Aku dapat menyelamatkannya? Apakah tidak demikian, apakah tidak demikian, sehingga terbit fajar."
Imam Al-Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh syafaat (pertolongan).
Menurut Al Ghazali, pada malam ke 13 di bulan Sya'ban,
Allah SWT memberikan tiga syafaat kepada hamba-hambanya.
Sedangkan pada malan ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.
Subhanallah...Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke 15 bulan Sya'ban inilah catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dianikkan ke hadapan Allah SWT.
Akhir kata,
Selamat Berburu Amal Saleh di Bulan Sya'ban, terutama di malam Nisfu Sya'ban (malam tanggal 15).
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
AMBILLAH ILMU DARI SUMBERNYA YANG MURNI
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
AMBILLAH ILMU DARI SUMBERNYA YANG MURNI
AMBILLAH ILMU RASUL DARI PINTU ILMU RASUL
ALI ADALAH PINTU ILMU RASUL SAW
Imam Ali as berkata,
"Aku adalah 'Lidah Kebenaran'."
"Aku adalah 'Penjaga Ilmu Allah, yang dipilih dari Seluruh CiptaanNya'."
"Aku adalah 'Juru Bicara Allah'."
"Aku adalah 'Pilihan Allah setelah Nabi Muhammad Saww'."
"Aku adalah 'Orang yang Berjuang dengan TanganNya untuk Allah'."
"Aku adalah 'Penghubung ke Allah'."
"Aku adalah 'Tangan Allah yang Nyata'
"Aku adalah 'Orang yang Allah Swt telah berfirman : Dan Budak yang Terhormat Tidak Mendahului Perkataannya dan Mereka Bertindak atas Perintahnya (Surat Al-Anbiya)
Aku adalah 'Penghubung Terdekat dengan Allah dan Tidak Dapat Dirusak', dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Bijaksana."
"Akulah 'Pintu Gerbang Allah, yang harus Dimasuki'."
Imam Hambali berkata kepada murid-muridnya,
"Janganlah kalian mengikuti aku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi'i, Auza'i dan Tsauri. Tapi ambillah dari mana mereka mengambil."
(ilustrasi video terkait: https://www.youtube.com/watch?v=gHRjeV3AHsM&feature=youtu.be&fbclid=IwAR3zkVAJs_Dr-kPidAUT5pAelH5uU2Z1aKUP1Jlq_eW69KU-1amCVodTNwY)
Dalam Percakapan Antara Nabi Muhammad Saww, Imam Ali As dan Imam Husein As
Imam Ali As berkata :
"Aku adalah 'Pemimpin Orang-Orang Mukmin
Aku adalah 'Lidah Kebenaran'
Aku adalah 'Wakil (Washi) Nabi Muhammad Saww'
Aku adalah 'Penjaga Ilmu Allah, yang dipilih dari Seluruh CiptaanNya'
Aku adalah 'Pemimpin Mereka yang Masuk Surga'
Aku adalah 'Hakim Nabi Muhammad Saww'
Aku adalah 'Pembawa Pesan kepada Orang Mekkah dengan Izin Allah'
Aku adalah 'Orang yang Allah Pilih dari CiptaanNya'
Aku adalah 'Tali Allah yang ada dalam firmanNya : Peganglah Tali Allah di Surat Al-Imran'
Aku adalah 'Bintang Terang Allah'
Aku adalah 'Orang yang dikunjungi Malaikat'
Aku adalah 'Juru Bicara Allah'
Aku adalah 'Pilihan Allah setelah Nabi Muhammad Saww'
Aku adalah 'Orang yang Berjuang dengan TanganNya untuk Allah'
Aku adalah 'Penghubung ke Allah'
Aku adalah 'Tangan Allah yang Nyata'
Aku adalah 'Orang yang Allah Swt telah berfirman : Dan Budak yang Terhormat Tidak Mendahului Perkataannya dan Mereka Bertindak atas Perintahnya (Surat Al-Anbiya)
Aku adalah 'Penghubung Terdekat dengan Allah dan Tidak Dapat Dirusak', dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Bijaksana
Akulah 'Pintu Gerbang Allah, yang harus Dimasuki'
Aku adalah 'Bendera Allah di Jembatan Sirat'
Akulah 'Rumah Allah, dimana Siapapun yang Masuk akan Aman'
Siapapun yang Berpegang Teguh pada Kesetiaan dan Cinta Kepadaku maka akan 'Aman dari Siksa Api Neraka'
Aku adalah 'Pembunuh Orang-Orang Kafir'
Aku adalah 'Ayah dari Anak Yatim dan Penolong Para Janda'
Aku adalah 'Orang yang Kesetiaan Terhadapnya akan ditanyakan Pada Hari Pengadilan' di dalam firman Allah : Kemudian, Pada Hari itu Kamu Akan Ditanya Tentang Nikmat Di Dunia
Aku adalah 'Berkah dari Allah', yang mana Allah telah Memberkahi CiptaanNya
Aku adalah 'Orang yang Allah katakan dalam firmanNya : Hari ini, Aku telah Sempurnakan Agamamu Untukmu, Kupenuhi NikmatKu Atasmu, dan Kupilih Islam sebagai Agama Bagimu'
Siapapun yang Mencintaiku, maka dia adalah Seorang Muslim Sejati dengan Keimanan yang Sempurna (Mukmin)
Akulah yang Allah telah katakan dalam firmanNya : 'Hentikan Mereka, Sesungguhnya Mereka Harus Ditanyai Tentang Kesetiaan KepadaKu Pada Hari Pengadilan'
Akulah 'Berita Besar'
Aku adalah 'Orang yang Allah telah Sempurnakan Agama Islam ini di Ghadirkum dan Khaybar'
Aku adalah 'Orang yang Nabi Muhammad Saww telah katakan dalam Ucapannya : Siapapun yang Menganggapku Pemimpinnya, Maka Ali Juga Pemimpinnya'
Aku adalah 'Do'a Orang-Orang Beriman'
Aku Datang 'Untuk Berdo'a kepada Allah Swt sebagai Penghubung Mereka'
Aku Datang 'Untuk Kemakmuran'
Aku adalah 'Orang yang Selalu Bersegera dalam Berbuat Baik'
Aku adalah 'Orang yang Allah Wahyukan kepada Musuh-Musuhku : Ada Orang yang bertanya tentang siksaan yang akan terjadi atas Orang-Orang Kafir, yang tidak dapat dihindari oleh Siapapun, yang berarti siapapun yang Menolak Kesetiaan kepadaku, seperti Numan Bin Harith, Orang Yahudi, Maka semoga kutukan Allah Menimpanya'
Aku adalah 'Ayah dari Para Imam Sejati setelah Diriku'
Aku adalah 'Neraca Keadilan Pada Hari Pengadilan'
Aku adalah 'Pemegang (Pembawa) Bendera Agama
Aku adalah 'Pemimpin Orang-Orang Beriman untuk Berkah dan Rahmat (Ampunan) Allah'
Aku adalah 'Orang Terdekat Syiahku (Pengikutku) di Hari Pengadilan', yang tidak berdosa terhadap Musuh-Musuhku. Dan Kematian Syiahku, Tidak ada Rasa Khawatir dan Tidak Bersedih Hati. Dan di Alam Kubur Mereka Tidak Akan DiHukum (Tidak akan disiksa). Dan Mereka itu adalah Para Syahid dan Pembawa Kebenaran
Aku adalah Orang yang Pengikutku Berkemauan Keras (Bersemangat), dan Mereka Tidak Mencintai Orang-Orang yang Menentang Allah dan NabiNya, Sekalipun Jika Mereka adalah Ayah atau Anak Mereka
Akulah yang 'Syiahku (Pengikutku) Masuk Surga Tanpa Ditanya (Dihisab)'
Aku adalah 'Penolong Orang-Orang Beriman, dan Pemberi Syafaat Bagi Mereka Di Hadapan Allah'
Aku Petarung yang dilengkapi dengan 2 Mata Pedang, dan 2 Tombak
Aku adalah 'Pembunuh Orang-Orang Kafir Pada Perang Badr dan Hunayn'
Aku adalah 'Pembunuh Abd Wud, Semoga Kutukan Allah Besertanya Di Perang Ahzab (Khandaq)'
Aku adalah 'Pembunuh Amr dan Marhab'
Aku adalah 'Pembunuh Para Musuh di Perang Khaybar'
Akulah yang dikatakan Malaikat Jibril : 'Tidak Ada Pedang Kecuali Zulfiqar dan Tidak Ada Pemuda (Pahlawan) Seperti Ali'
Aku adalah 'Teman yang Membantu Membuka Mekah'
Aku Sendiri yang Menghancurkan Berhala Lat, Uza,
Akulah 'Orang yang Menghancurkan Hubal Berhala yang Perkasa'
Aku adalah 'Orang yang Naik ke Bahu Nabi Muhammad Saww, dan Menghancurkan Berhala'
Aku adalah ' Orang yang Menghancurkan Berhala Yaghooth, dan Yaooq, dan Nasra'
Aku adalah 'Orang yang Membunuh Orang-Orang Kafir di Jalan Allah'
Aku adalah 'Orang yang Memberi Amal dengan Sebuah Cincin'
Aku adalah 'Orang yang Tidur di Tempat Tidur Nabi Muhammad Saww, dan Mengorbankan Hidupku Untuknya'
Aku adalah 'Orang yang Pedangku Ditakuti Jin'
Aku adalah 'Penerjemah Allah'
Aku adalah 'Bendera Allah'
Aku Memiliki 'Pengetahuan Nabi Muhammad Saww'
Aku adalah 'Pembunuh Orang-Orang Jahat di Pertempuran Jamal dan Siffin setelah Nabi'
AKU ADALAH 'PEMBAGI PENDUDUK SURGA DAN NERAKA'."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
MAHAR TERMAHAL
MAHAR TER MAHAL
copas: Ali Kumayl Abidin
Bagaimana fitnah wanita telah menimpakan sebuah keimanan seseorang, sehingga terbutakan hati olehnya.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
(QS. Ali Imran: 14).
Rasulullah SAWW bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ.
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita.”
(Muttafaq ‘alaihi).
Ibnu Muljam dan Wanita Cantik berpaham Khawarij
Diceritakan, suatu ketika Abdurrahman bin Muljam melihat wanita dari Taim Ar-Rabbab yang biasa dipanggil Qatham. Ia merupakan wanita yang paling cantik, tetapi berpaham khawarij. sanak kelg wanita tersebut banyak terbunuh pada perang An-Nahrawan.
Ketika Ibnu Muljam melihatnya, dia jatuh cinta padanya lalu melamarnya. Wanita ini mengatakan,
“Aku tidak menikah denganmu kecuali dengan syarat mahar 3000 dinar dan membunuh Ali bin Abi Thalib”. Ibnu muljam pun menyanggupi syarat tersebut:
Tentang hal ini, seorang penyair berkata,
لم أر مهرا ساقه ذو سماحة …
كمهر قطام بيننا غير معجم
ثلاثة آلاف وعبد وقينة …
وقتل علي بالحسام المصمم
فلا مهر أغلى من علي وإن غلا …
ولافتك إلا دون فتك ابن ملجم
"Aku tidak melihat mahar yang dibawa
oleh orang yang punya kehormatan
Seperti mahar Qatham yang
sedemikian jelas tidak samar
Mahar 3000 dinar, hamba sahaya,
biduanitaDan membunuh ‘Ali
dengan pedang yang tajam
Tidak ada mahar yang lebih mahal
dari Ali meskipun berlebihan
Tidak ada kebengisan yang
Melebihi kebengisan Ibnu Muljam."
(Dzammul hawa (ذم الهوى) yang ditahqiq Musthafa Abdul Wahid hal. 361)
IHDINA AL-SHIRAT AL-MUSTAQIM
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
IHDINA AL-SHIRAT AL-MUSTAQIM
Imam Ali (As) bertanya:
"Wahai Rasulullah! Siapakah gerangan firqah yang mendapatkan keselamatan (firqah al-najah) itu?"
Rasulullah (saww) bersabda:
"(Yang selamat) adalah yang berpegang teguh kepada jalanmu dan jalan pengikutmu."
(Al-Ishaba fii Tamyyizz al-Shahabah, ʻAsqalani, jil. 2, hal. 174)
Buraidah al-Aslami (sahabat Rasulullah (saww) dalam pandangan Ahlusunnah) menukilkan daripada Rasulullah (saww) bahwa yang dimaksud dengan al-shirat al-mustaqim (jalan lurus) pada ayat "Ihdina al-Shirat al-mustaqim" adalah Muhammad dan keluarga Muhammad.
(Rasyfatu al-Shad, Sayid Syihabuddin Syafiʻi, hal. 25, Yanabi' al-Mawaddah, Syaikh Salman Hanafi, hal. 114)
Rasulullah (saww) bersabda:
"Barangsiapa yang ingin seperti angin kencang, memotong laju melintasi jalan (jambatan) dan masuk ke dalam syurga tanpa hisab maka ia hendaklah menerima wilayah wali, washi dan khalifahku atas keluargaku (wilayah) Ali bin Abi Thalib,
Dan barang siapa yang ingin masuk ke dalam neraka jahannam Maka tinggalkanlah wilayahnya,
Demi keagungan Tuhanku, aku bersumpah bahwa sesungguhnya ia adalah gerbang Tuhan (babuLlah),
Sesungguhnya ia adalah al-shirat al-mustaqim (jalan lurus), sesungguhnya tentang wilayahnya yang akan ditanyakan kelak oleh Allah (swt) pada hari Kiamat."
(Syawahid al-Tanzil, Huskani, jil. 1, hal. 59 & 90)
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
SERUAN 'LABBAIKA YA HUSAIN !"
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
SERUAN 'LABBAIKA YA HUSAIN !"
Imam Ja'far as berkata:
"Barangsiapa memanggil يا حسين di dunia maka di akherat kelak juga akan memanggil يا حسين. Maka kelak akan ada suara: "wahai hambaku Husain, apakah engkau mengetahui siapa yang memanggilmu?"
Al-Husain as menjawab:
"Iya, ya Rab. Sesungguhnya dia dari orang-orang yang menangis untukku." Kemudian terdengar suara:
"Wahai kekasihku wahai husain, bawalah dia bersamamu menuju surga."
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa memanggil ya Husain di dunia dan akherat dalam perkataan dan amal.
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah Muhammad saww berkata:
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain ALLAH dan sesungguhnya ayahku adalah Pemimpin Para Nabi dan suamiku adalah Pemimpin Para Imam Maksum dan kedua putraku adalah Pemimpin Para Syuhada."
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
Suatu hari aku berada di luar kota Madinah. Hari itu adalah Hari Tarwiyah (hari ke 8 bulan Dzulhijah). Lalu seorang lelaki mendekati aku dan menyerahkan sepucuk surat yang tintanya masih basah. Suratnya dari Imam Ja'far Shadiq yang sedang mengerjakan ibadah haji di Mekah. Kubuka surat itu dan membacanya. Di dalamnya tertulis perintah-perintah yang Imam menyuruhku melakukannya besok.
Namun ketika aku menoleh untuk melihat lelaki pembawa surat itu, lelaki itu sudah menghilang dari pandangan mataku.
Maka ketika Imam Ja'far Shadiq kembali ke Madinah, aku bertanya tentang itu. Imam berkata, "Lelaki itu adalah syiah kami dari golongan jin. Apabila kami punya kebutuhan mendesak, kami menyuruhnya melakukannya."
Madinatul Ma'ajiz 5/451; Dalailul Imamah 279; Biharul Anwar 60/64
HADIS GHADIR ADALAH BUKTI WILAYAH IMAM ALI ALAIHIS SALAM
pengarang : sayid ali huseini qumi
Sumber : hauzah maya
Alim Suni :
“Orang-orang Syiah sering kali menjadikan hadis Ghadir sebagai dalil wilayah dan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Padahal meskipun memang hadis itu shahih, belum tentu yang dimaksud hadis tersebut adalah diangkatnya Ali bin Abi Thalib sebagai imam.”
Penulis Syiah :
“Apakah anda siap kita berdebat tentang masalah ini?”
Alim Suni :
“Ya, aku siap. Silahkan anda jelaskan hadis Ghadir yang akan kita bahas ini.”
Penulis Syiah :
“Hadis Ghadir adalah hadis mutawatir yang ditukil oleh 110 sahabat, 84 tabi’in, dan juga ulama serta ahli hadis di abad-abad setelahnya hingga saat ini.
Secara singkat, hadis itu begini: Rasulullah saw memberi izin umat Islam untuk melaksanakan haji pada tahun ke-10 Hijriah, dan paling tidak 90 ribu orang menunaikan ibadah itu bersamanya. Seusai ibadah tersebut, saat mereka kembali dari Makkah menuju Madinah, tibalah rombongan di suatu lembah yang bernama Ghadir Khum. Hari itu kamis, tanggal 8 Dzul Hijjah. Malaikat Jibril turun dari sisi Tuhan kepada nabi dan menyampaikan ayat suci:
“Wahai utusan Allah, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu oleh Tuhanmu.”
(QS. Al Ma’idah: 67)
Dengan segera Rasulullah saw memerintahkan para rombongan yang berjalan di depan beliau untuk kembali dan menanti para rombongan yang di belakang agar berkumpul. Tak lama kemudian beliau memimpin sholat dhuhur berjama’ah.
Setelah itu beliau berdiri untuk berkhutbah, di atas mimbar yang dibuat dari tumpukan pelana-pelana onta. Seusai membaca pujian kepada Tuhan, beliau mengingatkan kembali para hadirin akan tauhid, kenabian, hari kiamat, lalu berwasiat tentang “Tsaqalain” (dua peninggalan berharga, Al Qur’an dan Ahlul Bait), menjelaskan bahwa Rasulullah saw lebih utama dari pada diri orang-orang yang beriman, lalu beliau mengangkat tangan Imam Ali as hingga diriwayatkan sampai ketiak mereka berdua terlihat. Lalu beliau berkata: “Barang siapa menjadikanku wali, maka Ali-lah walinya.”
Beliau mengulang perkataan itu sebanyak tiga kali. Kemudian beliau mendoakan para pecintanya (pecinta Ali bin Abi Thalib) dan melaknat para pembencinya. Lalu beliau meminta agar yang hadir menyampaikan kabar ini kepada yang tidak hadir. Setelah itu Jibril turun kembali dan membawakan ayat suci:
“Hari ini Aku telah menyempurnakan agama kalian bagi kalian dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku ridha akan Islam sebagai agama.”
(QS. Al Ma’idah: 3)
Seusai membacakan ayat tersebut Rasulullah saw bersabda: “Allahu Akbar (maha besar Allah) atas disempurnakannya agama, disempurnakannya nikmat, dan ridhanya Allah atas risalahku dan wilayah Ali bin Abi Thalib setelahku.”
Lalu semua orang saling mengucapkan selamat kepada Imam Ali as yang di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Mereka menjabat tangan Imam Ali as sambil berkata: “Selamat bagimu wahai Ali bin Abi Thalib. Engkau telah menjadi maula (pemimpin) bagiku dan bagi semua orang yang beriman.”
Demikianlah hadis Ghadir.”
Alim Suni tersenyum sambil berkata:
“Bagus sekali. Namun ini hanya permulaian dan kita belum membahas apapun.”
Penulis Syiah:
“Silahkan utarakan kritikan anda lalu kita bahas bersama.”
Alim Suni:
“Bagaimanakah kalian mengartikan kata “maula” dalam hadis Ghadir itu?”
Penulis Syiah:
“Artinya adalah orang yang memiliki wewenang dalam perkara umat, penganyom dan orang yang menghakimi.”
Alim Suni:
“Kalau begitu jelas kamu tidak tahu arti kata-kata dalam bahasa Arab. Lebih baik kamu merujuk kepada kitab-kitab bahasa agar kamu tahu apa arti kata “maula” itu. Setelah itu baru kita lanjutkan pembahasan ini.”
Penulis Syiah:
“Kalau begitu kamu saja yang jelaskan arti kata “maula” agar aku bisa belajar darimu.”
Alim Suni:
“Bagus. Sekarang kamu telah datang ke jalan yang benar.
Ketahuilah, bahwa “maula” memiliki banyak arti, seperti: Tuhan, paman, anak, anak saudari, orang yang membebaskan budak, hamba, raja, orang yang diberi nikmat, kawan, pengganti, sahabat yang menyertai, tetangga, tamu, orang dekat, penolong, pecinta dan masih banyak lagi.”
Penulis Syiah:
“Jika kita melihat kondisi dan suasana yang ada saat nabi mengucapkan hadis itu, kita pasti bisa menyimpulkan sendiri bahwa maksud nabi berkata “maula” bukanlah “maula” yang memiliki arti bermacam-macam dan tidak jelas seperti yang anda katakan.
Misalnya, tidak mungkin yang dimaksud “maula” adalah arti “Tuhan”, karena itu pasti syirik, dan tidak mungkin nabi menyebut Ali bin Abi Thalib as sebagai Tuhan. Kata “maula” juga tidak mungkin berarti paman, anak, anak saudari, orang yang membebaskan budak, budak, raja, yang diberi nikmat, kawan, dan seterusnya, karena jelas Ali bin Abi Thalib bukan itu. Yakni Ali bukan paman nabi, bukan anak nabi, bukan anak saudari nabi, dan seterusnya.
Adapun jika kamu menganggap “maula” berarti kawan, tetangga, orang dekat, atau tamu, itu juga tidak benar; karena tidak mungkin nabi dengan begitu heboh dan seriusnya mengumpulkan sekian banyak jamaah haji di gurun tandus yang panas hanya untuk menjelaskan kepada mereka bahwa Ali bin Abi Thalib adalah sahabat beliau, itu saja; jelas tidak mungkin. Atau hanya karena beliau ingin menjelaskan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah tetangganya; jelas mustahil dan tidak masuk akal. Mana mungkin dalam keadaan seperti itu beliau hanya menjelaskan sesuatu yang tidak penting dan tak berarti ?
Dengan melihat kondisi dan suasana saat beliau menyampaikan hadis tersebut tidak mungkin kata “maula” diartikan selain sebagai “orang yang berhak dan berwewenang dalam memimpin umat Islam.”
Dengan melihat urutan kata-kata nabi dalam pembicaraannya juga masalah ini dapat menjadi jelas. Sebelumnya nabi mengatakan “Apakah aku lebih utama dari pada diri kalian?”, yang mana kata utama itu beliau jelaskan dengan kata “auwla” yang masih satu akar dengan “maula”. Dengan demikian ketika nabi berkata “Ali adalah maula” yang dapat kita artikan adalah “Ali lebih mulia dari diri kalian bagaikan aku (nabi) lebih mulia dari kalian semua”. Yakni nabi ingin meninggikan kedudukan nabi di hadapan umat Islam setinggi kedudukan beliau, yang artinya tak lain adalah Ali bin Abi Thalib as merupakan orang yang berkedudukan sama seperti nabi sepeninggal beliau (pengganti bagi beliau).
Jibril menurunkan ayat tersempurnakannya agama setelah nabi mengumumkan pengumuman itu. Apakah masuk akal kesempurnaan agama tersebut hanya dikarenakan nabi mengumumkan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah tetangga atau sahabat biasa bagi beliau? Jelas tidak. Kesempurnaan agama, suatu hal yang sangat penting, pasti dikarenakan hal yang sangat penting pula, yaitu wilayah Ali bin Abi Thalib as sebagai seorang Imam dan pengganti nabi.”
Alim Suni:
“Aku tetap masih punya pertanyaan yang terus membuatku tidak tenang.”
Penulis Syiah:
“Maka tanyakanlah.”
Alim Suni:
“Jika memang hadis tersebut adalah hadis yang sangat penting dan dasar kekhalifahan setelah nabi, lalu mengapa para sahabat dan sekian banyak umat nabi sepeninggal beliau tidak menjalankan hadis itu?”
Penulis Syiah:
“Bukan hal yang aneh, silahkan anda merujuk sejarah para sahabat, anda akan banyak menemukan betapa sering para sahabat berbuat bertentangan dengan perintah-perintah nabi, dan kebanyakan masalah-masalah politik. Mengabaikan hadis Ghadir adalah salah satu contohnya. Selain itu ada fakta sejarah lainnya yang serupa seperti para sahabat tak mau bergabung dengan pasukan Usamah, pertentangan sebagian sahabat terhadap nabi mengenai perdamaian Hudaibiah, dan lain sebagainya. Allamah Syarfuddin Musawi dalam kitabnya An Nash wal Ijtihad telah menyebutkan lebih dari 70 pertentangan para sahabat terhadap nabi.
Justru yang kami tidak habis pikir adalah mengapa kalian, orang-orang Ahlu Sunah begitu menganggap para sahabat suci dari kesalahan? Seakan mereka sama sekali tidak pernah sedikit pun bertentangan dengan Al Qur’an dan sunah nabi.”[1]
CATATAN :
[1] Dialog Ilmiah, Sayid Ali Husaini Qumi, jilid 2, halaman 156.
Hari Kiamat memiliki beragam nama dan sifat dalam Al-Qur'an. Kita dapat menemukannya dalam berbagai ayat suci di dalamnya. Begitupula dalam Al-Qur'an juga banyak Surat yang menggunakan nama Hari Kiamat seperti : Surat Al-Qiyamah, Al-Hasyr, An-Naba', Al-Ghosyiah, Al-Waqi'ah dan At-Thaghabun.
Setiap nama atau sifat yang disematkan pada Hari Kiamat mengandung makna tertentu untuk mengabarkan kepada manusia gambaran tentang dahsyatnya Hari Kiamat.
Salah satu sifat Hari Kiamat yang akan kita kutip hari ini adalah :
إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ يُحِبُّونَ ٱلۡعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمۡ يَوۡمٗا ثَقِيلٗا
"Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya."
(QS.Al-Insan:27)
Yang dimaksud "Hari yang berat" dalam ayat ini adalah Hari Kiamat.
Kalimat "Hari yang berat" memiliki makna yang luas dan dalam.
Hari itu sangat berat karena menjadi hari perhitungan.
Hari itu sangat berat karena menjadi hari pembalasan.
Hari itu sangat berat karena tersingkapnya semua rahasia yang selama ini disimpan.
يَوۡمَ تُبۡلَى ٱلسَّرَآئِرُ
"Pada hari ditampakkan segala rahasia."
(QS.Ath-Thariq:9)
Hari itu sangat berat karena setiap langkah akan dipertanggung jawabkan.
Hari itu sangat berat karena dosa-dosa yang membebani para pendosa akan ditampakkan.
Kemudian bagian akhir dari ayat ini juga menarik untuk kita bahas. Yaitu Firman Allah Swt :
وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمۡ يَوۡمٗا ثَقِيلٗا
"Dan mereka meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya."
Mengapa dalam ayat ini disebutkan meninggalkan hari yang berat *dibelakangnya*? Padahal hari kiamat tentunya ada di depan mereka bukan dibelakang.
Ayat ini ingin memberi pelajaran bahwa orang-orang jahat selalu melupakan hari kiamat seakan-akan mereka meninggalkan hari itu dibelakang mereka. Padahal hari yang berat itu sedang menanti dihadapan mereka.
Kata ثَقِيل (berat) hanya disebutkan dua kali dalam Al-Qur'an, yaitu dalam ayat :
إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ يُحِبُّونَ ٱلۡعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمۡ يَوۡمٗا ثَقِيلٗا
"Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya."
(QS.Al-Insan:27)
Dan ayat lainnya adalah :
إِنَّا سَنُلۡقِي عَلَيۡكَ قَوۡلٗا ثَقِيلًا
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu."
(QS.Al-Muzzammil:5)
*Yang dimaksud perkataan yang berat dalam ayat ini adalah Al-Qur'an.*
Dua ayat ini seakan menjadi isyarat bahwa siapa yang ingin selamat di "Hari Yang Berat" maka berpeganglah dengan "Perkataan Yang Berat", yaitu Al-Qur'an.
Semoga Bermanfaat.
Rasulullah saw bersabda :
"Pada hari kiamat nanti semua kaum muslimin akan melihatku kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang yang tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan."
(📚Jamus Sa'adah 2: 263)
Imam Ali bin Abi Thalib sa berkata :
"Wahai manusia, jauhilah olehmu cinta dunia karena sesungguhnya cinta dunia adalah pangkal setiap kesalahan, pintu bagi segala macam kejahatan, teman fitnah, dan penyebab malapetaka."
(📚Tuhaful uqul:215)
IMAM ALI AS BUKAN TUHAN
Bismillähir Rahmänir Rahïm
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad at-thayyibïn at-thähirïn
IMAM ALI AS BUKAN TUHAN
Imam Ali bin Abi Thalis as adalah washi Rasulullah saw,. penerus dan penutup risalah kenabian-mandataris Rasulullah saw.. Ketetapan Rasulllah saw adalah ketetapan ALLAH swt.
Fitnah kaum munafik yang menyebut kaum syiah menuhankan Imam ali as , dapat terbantahkan dari hadis yang diriwayatkan Imam ali as sendiri, seperti yang dikutip dalam hadis di bawah ini.
Diriwayatkan bahwa Imam Ali as. berkata:
“Bertakwalah pada Allah, janganlah kalian terperdaya oleh orang lain, janganlah kalian termakan dusta orang lain. Ketahuilah bahwa agamaku adalah agama yang satu, agama (Nabi) Adam yang diridhai Allah swt.; aku hanyalah hamba ciptaan-Nya, dan aku tidak memiliki jaminan atau bahaya pada diriku sendiri kecuali apa yang dikehendaki Allah, dan aku tidak berkehendak kecuali apa yang Allah kehendaki.”
[Ibid: Jil. 68/89 dinukil dari al-Mahasin; al-Barqi: 148.]
Semoga bermanfaat
Salam Ta'dzim
https://t.me/UtsmanHapidzuin
https://twitter.com/hapidzuin
https://www.instagram.com/p/B9V9S6VBEN6/?igshid=giyy9w6ggop2
https://www.facebook.com/Utsman-Hapidzuin-381483745243914/?ref=bookmarks
https://uthmanhapidzuin.blogspot.com/2019/02/blog-post.html
Wassalämu àlaikum wa rahmatullähi wa barokätuh.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
Allähumma sholli àlä Muhammad wa äli Muhammad.
Pelayan Imam Ja'far Shadiq as yang bernama Ma'tib mengisahkan:
Suatu hari aku berada di luar kota Madinah. Hari itu adalah Hari Tarwiyah (hari ke 8 bulan Dzulhijah). Lalu seorang lelaki mendekati aku dan menyerahkan sepucuk surat yang tintanya masih basah. Suratnya dari Imam Ja'far Shadiq yang sedang mengerjakan ibadah haji di Mekah. Kubuka surat itu dan membacanya. Di dalamnya tertulis perintah-perintah yang Imam menyuruhku melakukannya besok.
Namun ketika aku menoleh untuk melihat lelaki pembawa surat itu, lelaki itu sudah menghilang dari pandangan mataku.
Maka ketika Imam Ja'far Shadiq kembali ke Madinah, aku bertanya tentang itu. Imam berkata, "Lelaki itu adalah syiah kami dari golongan jin. Apabila kami punya kebutuhan mendesak, kami menyuruhnya melakukannya."
Madinatul Ma'ajiz 5/451; Dalailul Imamah 279; Biharul Anwar 60/64
HADIS GHADIR ADALAH BUKTI WILAYAH IMAM ALI ALAIHIS SALAM
pengarang : sayid ali huseini qumi
Sumber : hauzah maya
Alim Suni :
“Orang-orang Syiah sering kali menjadikan hadis Ghadir sebagai dalil wilayah dan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Padahal meskipun memang hadis itu shahih, belum tentu yang dimaksud hadis tersebut adalah diangkatnya Ali bin Abi Thalib sebagai imam.”
Penulis Syiah :
“Apakah anda siap kita berdebat tentang masalah ini?”
Alim Suni :
“Ya, aku siap. Silahkan anda jelaskan hadis Ghadir yang akan kita bahas ini.”
Penulis Syiah :
“Hadis Ghadir adalah hadis mutawatir yang ditukil oleh 110 sahabat, 84 tabi’in, dan juga ulama serta ahli hadis di abad-abad setelahnya hingga saat ini.
Secara singkat, hadis itu begini: Rasulullah saw memberi izin umat Islam untuk melaksanakan haji pada tahun ke-10 Hijriah, dan paling tidak 90 ribu orang menunaikan ibadah itu bersamanya. Seusai ibadah tersebut, saat mereka kembali dari Makkah menuju Madinah, tibalah rombongan di suatu lembah yang bernama Ghadir Khum. Hari itu kamis, tanggal 8 Dzul Hijjah. Malaikat Jibril turun dari sisi Tuhan kepada nabi dan menyampaikan ayat suci:
“Wahai utusan Allah, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu oleh Tuhanmu.”
(QS. Al Ma’idah: 67)
Dengan segera Rasulullah saw memerintahkan para rombongan yang berjalan di depan beliau untuk kembali dan menanti para rombongan yang di belakang agar berkumpul. Tak lama kemudian beliau memimpin sholat dhuhur berjama’ah.
Setelah itu beliau berdiri untuk berkhutbah, di atas mimbar yang dibuat dari tumpukan pelana-pelana onta. Seusai membaca pujian kepada Tuhan, beliau mengingatkan kembali para hadirin akan tauhid, kenabian, hari kiamat, lalu berwasiat tentang “Tsaqalain” (dua peninggalan berharga, Al Qur’an dan Ahlul Bait), menjelaskan bahwa Rasulullah saw lebih utama dari pada diri orang-orang yang beriman, lalu beliau mengangkat tangan Imam Ali as hingga diriwayatkan sampai ketiak mereka berdua terlihat. Lalu beliau berkata: “Barang siapa menjadikanku wali, maka Ali-lah walinya.”
Beliau mengulang perkataan itu sebanyak tiga kali. Kemudian beliau mendoakan para pecintanya (pecinta Ali bin Abi Thalib) dan melaknat para pembencinya. Lalu beliau meminta agar yang hadir menyampaikan kabar ini kepada yang tidak hadir. Setelah itu Jibril turun kembali dan membawakan ayat suci:
“Hari ini Aku telah menyempurnakan agama kalian bagi kalian dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku ridha akan Islam sebagai agama.”
(QS. Al Ma’idah: 3)
Seusai membacakan ayat tersebut Rasulullah saw bersabda: “Allahu Akbar (maha besar Allah) atas disempurnakannya agama, disempurnakannya nikmat, dan ridhanya Allah atas risalahku dan wilayah Ali bin Abi Thalib setelahku.”
Lalu semua orang saling mengucapkan selamat kepada Imam Ali as yang di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Mereka menjabat tangan Imam Ali as sambil berkata: “Selamat bagimu wahai Ali bin Abi Thalib. Engkau telah menjadi maula (pemimpin) bagiku dan bagi semua orang yang beriman.”
Demikianlah hadis Ghadir.”
Alim Suni tersenyum sambil berkata:
“Bagus sekali. Namun ini hanya permulaian dan kita belum membahas apapun.”
Penulis Syiah:
“Silahkan utarakan kritikan anda lalu kita bahas bersama.”
Alim Suni:
“Bagaimanakah kalian mengartikan kata “maula” dalam hadis Ghadir itu?”
Penulis Syiah:
“Artinya adalah orang yang memiliki wewenang dalam perkara umat, penganyom dan orang yang menghakimi.”
Alim Suni:
“Kalau begitu jelas kamu tidak tahu arti kata-kata dalam bahasa Arab. Lebih baik kamu merujuk kepada kitab-kitab bahasa agar kamu tahu apa arti kata “maula” itu. Setelah itu baru kita lanjutkan pembahasan ini.”
Penulis Syiah:
“Kalau begitu kamu saja yang jelaskan arti kata “maula” agar aku bisa belajar darimu.”
Alim Suni:
“Bagus. Sekarang kamu telah datang ke jalan yang benar.
Ketahuilah, bahwa “maula” memiliki banyak arti, seperti: Tuhan, paman, anak, anak saudari, orang yang membebaskan budak, hamba, raja, orang yang diberi nikmat, kawan, pengganti, sahabat yang menyertai, tetangga, tamu, orang dekat, penolong, pecinta dan masih banyak lagi.”
Penulis Syiah:
“Jika kita melihat kondisi dan suasana yang ada saat nabi mengucapkan hadis itu, kita pasti bisa menyimpulkan sendiri bahwa maksud nabi berkata “maula” bukanlah “maula” yang memiliki arti bermacam-macam dan tidak jelas seperti yang anda katakan.
Misalnya, tidak mungkin yang dimaksud “maula” adalah arti “Tuhan”, karena itu pasti syirik, dan tidak mungkin nabi menyebut Ali bin Abi Thalib as sebagai Tuhan. Kata “maula” juga tidak mungkin berarti paman, anak, anak saudari, orang yang membebaskan budak, budak, raja, yang diberi nikmat, kawan, dan seterusnya, karena jelas Ali bin Abi Thalib bukan itu. Yakni Ali bukan paman nabi, bukan anak nabi, bukan anak saudari nabi, dan seterusnya.
Adapun jika kamu menganggap “maula” berarti kawan, tetangga, orang dekat, atau tamu, itu juga tidak benar; karena tidak mungkin nabi dengan begitu heboh dan seriusnya mengumpulkan sekian banyak jamaah haji di gurun tandus yang panas hanya untuk menjelaskan kepada mereka bahwa Ali bin Abi Thalib adalah sahabat beliau, itu saja; jelas tidak mungkin. Atau hanya karena beliau ingin menjelaskan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah tetangganya; jelas mustahil dan tidak masuk akal. Mana mungkin dalam keadaan seperti itu beliau hanya menjelaskan sesuatu yang tidak penting dan tak berarti ?
Dengan melihat kondisi dan suasana saat beliau menyampaikan hadis tersebut tidak mungkin kata “maula” diartikan selain sebagai “orang yang berhak dan berwewenang dalam memimpin umat Islam.”
Dengan melihat urutan kata-kata nabi dalam pembicaraannya juga masalah ini dapat menjadi jelas. Sebelumnya nabi mengatakan “Apakah aku lebih utama dari pada diri kalian?”, yang mana kata utama itu beliau jelaskan dengan kata “auwla” yang masih satu akar dengan “maula”. Dengan demikian ketika nabi berkata “Ali adalah maula” yang dapat kita artikan adalah “Ali lebih mulia dari diri kalian bagaikan aku (nabi) lebih mulia dari kalian semua”. Yakni nabi ingin meninggikan kedudukan nabi di hadapan umat Islam setinggi kedudukan beliau, yang artinya tak lain adalah Ali bin Abi Thalib as merupakan orang yang berkedudukan sama seperti nabi sepeninggal beliau (pengganti bagi beliau).
Jibril menurunkan ayat tersempurnakannya agama setelah nabi mengumumkan pengumuman itu. Apakah masuk akal kesempurnaan agama tersebut hanya dikarenakan nabi mengumumkan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah tetangga atau sahabat biasa bagi beliau? Jelas tidak. Kesempurnaan agama, suatu hal yang sangat penting, pasti dikarenakan hal yang sangat penting pula, yaitu wilayah Ali bin Abi Thalib as sebagai seorang Imam dan pengganti nabi.”
Alim Suni:
“Aku tetap masih punya pertanyaan yang terus membuatku tidak tenang.”
Penulis Syiah:
“Maka tanyakanlah.”
Alim Suni:
“Jika memang hadis tersebut adalah hadis yang sangat penting dan dasar kekhalifahan setelah nabi, lalu mengapa para sahabat dan sekian banyak umat nabi sepeninggal beliau tidak menjalankan hadis itu?”
Penulis Syiah:
“Bukan hal yang aneh, silahkan anda merujuk sejarah para sahabat, anda akan banyak menemukan betapa sering para sahabat berbuat bertentangan dengan perintah-perintah nabi, dan kebanyakan masalah-masalah politik. Mengabaikan hadis Ghadir adalah salah satu contohnya. Selain itu ada fakta sejarah lainnya yang serupa seperti para sahabat tak mau bergabung dengan pasukan Usamah, pertentangan sebagian sahabat terhadap nabi mengenai perdamaian Hudaibiah, dan lain sebagainya. Allamah Syarfuddin Musawi dalam kitabnya An Nash wal Ijtihad telah menyebutkan lebih dari 70 pertentangan para sahabat terhadap nabi.
Justru yang kami tidak habis pikir adalah mengapa kalian, orang-orang Ahlu Sunah begitu menganggap para sahabat suci dari kesalahan? Seakan mereka sama sekali tidak pernah sedikit pun bertentangan dengan Al Qur’an dan sunah nabi.”[1]
CATATAN :
[1] Dialog Ilmiah, Sayid Ali Husaini Qumi, jilid 2, halaman 156.
HARI YANG SANGAT BERAT
penulis : Khazanah Al-Qur'anHari Kiamat memiliki beragam nama dan sifat dalam Al-Qur'an. Kita dapat menemukannya dalam berbagai ayat suci di dalamnya. Begitupula dalam Al-Qur'an juga banyak Surat yang menggunakan nama Hari Kiamat seperti : Surat Al-Qiyamah, Al-Hasyr, An-Naba', Al-Ghosyiah, Al-Waqi'ah dan At-Thaghabun.
Setiap nama atau sifat yang disematkan pada Hari Kiamat mengandung makna tertentu untuk mengabarkan kepada manusia gambaran tentang dahsyatnya Hari Kiamat.
Salah satu sifat Hari Kiamat yang akan kita kutip hari ini adalah :
إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ يُحِبُّونَ ٱلۡعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمۡ يَوۡمٗا ثَقِيلٗا
"Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya."
(QS.Al-Insan:27)
Yang dimaksud "Hari yang berat" dalam ayat ini adalah Hari Kiamat.
Kalimat "Hari yang berat" memiliki makna yang luas dan dalam.
Hari itu sangat berat karena menjadi hari perhitungan.
Hari itu sangat berat karena menjadi hari pembalasan.
Hari itu sangat berat karena tersingkapnya semua rahasia yang selama ini disimpan.
يَوۡمَ تُبۡلَى ٱلسَّرَآئِرُ
"Pada hari ditampakkan segala rahasia."
(QS.Ath-Thariq:9)
Hari itu sangat berat karena setiap langkah akan dipertanggung jawabkan.
Hari itu sangat berat karena dosa-dosa yang membebani para pendosa akan ditampakkan.
Kemudian bagian akhir dari ayat ini juga menarik untuk kita bahas. Yaitu Firman Allah Swt :
وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمۡ يَوۡمٗا ثَقِيلٗا
"Dan mereka meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya."
Mengapa dalam ayat ini disebutkan meninggalkan hari yang berat *dibelakangnya*? Padahal hari kiamat tentunya ada di depan mereka bukan dibelakang.
Ayat ini ingin memberi pelajaran bahwa orang-orang jahat selalu melupakan hari kiamat seakan-akan mereka meninggalkan hari itu dibelakang mereka. Padahal hari yang berat itu sedang menanti dihadapan mereka.
Kata ثَقِيل (berat) hanya disebutkan dua kali dalam Al-Qur'an, yaitu dalam ayat :
إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ يُحِبُّونَ ٱلۡعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمۡ يَوۡمٗا ثَقِيلٗا
"Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya."
(QS.Al-Insan:27)
Dan ayat lainnya adalah :
إِنَّا سَنُلۡقِي عَلَيۡكَ قَوۡلٗا ثَقِيلًا
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu."
(QS.Al-Muzzammil:5)
*Yang dimaksud perkataan yang berat dalam ayat ini adalah Al-Qur'an.*
Dua ayat ini seakan menjadi isyarat bahwa siapa yang ingin selamat di "Hari Yang Berat" maka berpeganglah dengan "Perkataan Yang Berat", yaitu Al-Qur'an.
Semoga Bermanfaat.
Rasulullah saw bersabda :
"Pada hari kiamat nanti semua kaum muslimin akan melihatku kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang yang tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan."
(📚Jamus Sa'adah 2: 263)
Imam Ali bin Abi Thalib sa berkata :
"Wahai manusia, jauhilah olehmu cinta dunia karena sesungguhnya cinta dunia adalah pangkal setiap kesalahan, pintu bagi segala macam kejahatan, teman fitnah, dan penyebab malapetaka."
(📚Tuhaful uqul:215)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar