Jumat, 25 Desember 2020

APAKAH BENAR NABI ADAM ALAIHIS SALAM MENIKAHKAN PUTRA-PUTRANYA DENGAN PUTRI-PUTRINYA





Apakah Benar Nabi Adam as Menikahkan Putra-Putranya Dengan Putri-Putrinya?




Diriwayatkan dalam 'Ilal al-Syara'i dengan sanadmya sampai kepada Zurarah, dia berkata bahwa Abu Abdillah as (Imam Ja'far Shadiq) ditanya,



"Di kalangan kami terdapat sekelompok orang mengatakan bahawasanya Allah Swt mewahyukan Nabi Adam as agar menikahkan anak-anak perempuannya dengan anak-anak lelakinya dan bahwasanya umat manusia berasal dari pernikahan antara sesama saudara?"




Abu Abdillah as menjawab,



"Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari hal itu dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. Siapakah yang mengatakan Allah Swt telah menjadikan pilihan makhluk-Nya dan bapak para nabi-Nya berasal dari yang haram dan apakah Dia tidak mampu untuk menciptakan mereka dari yang halal? Demi Allah! Telah dikabarkan kepadaku bahwa pernah seekor binatang tidak mengetahui saudara perempuannya, ia mengawininya, lalu tersingkap bahwa binatang betina yang baru dikawininya itu ternyata adalah saudarinya, maka langsung ia mengeluarkan zakarnya, ia gigit sampai putus, lalu ia tersungkur dan mati seketika."



Diriwayatkan dari Abu Abdillah as,



"Setelah Allah Swt menurunkan Adam dan Hawa ke bumi dan setelah keduanya dipertemukan kembali, Hawa melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama 'Utaq. Anak perempuan Nabi Adam as ini merupakan orang pertama yang durhaka di muka bumi, maka Allah kirim seekor serigala yang besarnya seperti seekor gajah dan seekor burung elang sebesar keledai untuk membunuh 'Utaq.



Kemudian Hawa melahirkan seorang anak lelaki yang dinamai Qabil. Ketika dia menginjak dewasa, Allah Swt menampakkan seorang jin perempuan dari anak keturunan jin yang bernama Jihanah dalam rupa seorang manusia. Ketika Qabil melihatnya, dia langsung mencintainya, maka Allah mewahyukan kepada Nabi Adam as agar menikahkan Jihanah dengan Qabil.



Setelah itu, Hawa melahirkan seorang anak lelaki yang bernama Habil. Ketika dia telah dewasa, Allah Swt menurunkan seorang bidadari yang bernama Nazlah al-Hawra. Tatkala Habil melihatnya, dia langsung jatuh hati, lalu Allah mewahyukan Nabi Adam agar mereka berdua dinikahkan.



Kemudian Allah Swt mewahyukan Nabi Adam as untuk meletakkan pusaka kenabian dan ilmu dan menyerahkannya kepada Habil. Nabi Adam as melaksanakan hal itu. Ketika Qabil mengetahuinya, dia sangat marah dan berkata kepada ayahnya, 'Bukankah aku ini lebih tua daripada saudaraku (Habil) dan lebih berhak dengan apa yang telah Anda berikan padanya (yakni penyerahan pusaka kenabian dan ilmu)?'



Nabi Adam as menjawab, 'Wahai anakku! Sesungguhnya urusan ini berada di tangan Allah, dan Allah telah mengkhususkan saudaramu itu (Habil) dengan apa yang telah aku lakukan ini. Jika kamu tidak mempercayaiku, persembahkan kurban kepada Allah. Siapa di antara kalian yang diterima kurbannya, berarti dia lebih berhak dengan keutamaan itu. Pada masa itu, kurban (yang diterima Allah) adalah dengan turunnya api, lalu api melahap kurban yang dipersembahkan itu.



Qabil, seorang pemilik tanah pertanian, mempersembahkan gandum yang jelek; sedangkan Habil seorang peternak domba, mempersembahkan seekor domba jantan yang gemuk. Kemudian turun api yang melahap kurban persembahan Habil. Kemudian Iblis mendatangi Qabil lalu memasukkan rasa dengki di dalam hatinya dan menghasutnya untuk membunuh Habil. Lalu Habil dibunuh oleh Qabil, saudaranya sendiri.



Kemudian Nabi Adam as datang ke tempat terbunuhnya Habil dan menangis selama empat puluh hari sambil melaknat tanah yang telah menerima darah anaknya dan tempat tersebut adalah yang terdapat kiblat Masjid Jami' di Bashrah. Pada hari terbunuhnya Habil, istrinya, yaitu Nazlah al-Hawra, sedang mengandung. Dia melahirkan seorang anak lelaki yang kemudian dinamakan Habil (seperti nama ayahnya). Setelah kematian Habil, Allah Swt mengaruniakan Nabi Adam as seorang anak laki-laki yang diberi nama Syits."



Abu Abdillah as meneruskan,



"Sesungguhnya Syits adalah Hibatullah (kurnia Allah). Ketika Syits dewasa, Allah Swt menurunkan kepada Nabi Adam as seorang bidadari yang bernama Na'imah dalam rupa manusia. Syits langsung mencintainya ketika dia melihat wajahnya. Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Adam as agar menikahkan Na'imah dengan Syits. Na'imah melahirkan seorang anak perempuan yang dinamakan Hurriyah. Ketika Hurriyah telah dewasa, Allah mewahyukan kepada Nabi Adam as agar menikahkannya dengan Habil.



Maka semua manusia yang kamu lihat ini adalah dari keturunannya. Ketika selesai kenabian Adam as, Allah Swt memerintahkan Nabi Adam as untuk menyerahkan ilmu dan pusaka kenabian kepada Syits, namun kali ini Nabi Adam as memerintahkan Syits untuk menyembunyikan dan bertaqiyah kepada saudaranya agar saudaranya itu tidak membunuhnya sebagaimana Habil telah dibunuh oleh Qabil."


(Biharul Anwar, juz 11, halaman 226)




Semoga riwayat ini dapat menjelaskan kepada kita tentang kekeliruan yang mengatakan Nabi Adam as menikahkan putri-putrinya dengan putra-putranya.



Imam Jafar Shadiq as menjelaskan kepada Sulaiman bin Khalid yang bertanyakan hal itu dengan menuturkan,



"Tidak taukah engkau bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, 'Seandainya aku tahu kalau Nabi Adam as telah menikahkan puterinya dengan puteranyanya, sudah pasti aku akan menikahkan Zainab dengan Qasim. Sebab aku tidak membenci agama Adam.'"



Alasan Qabil membunuh Habil kerana urusan 'wishayah' (wasiat kepemimpinan setelah Nabi Adam as), bukan kerena mereka berselisih tentang saudara perempuan mereka sebagaimana yang sering kita dengar.



Sesungguhnya yang benar itu datangnya dari Allah Swt.

Rabu, 23 Desember 2020

SERATUS KATA-KATA MUTIARA AMIRIL MU'MININ IMAM ALI ALAIHIS SALAM

 



100 Kata-kata Mutiara Yang Sangat Indah Dari Amiril Mu'minin Imam Ali bin Abi Thalib Alaihis Salam 


(1). "lebih mudah mengubah gunung menjadi debu, daripada menanamkan cinta di hati yang dipenuhi kebencian."


(2). "Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan."


(3). Jika kamu sedang bahagia dan teringat seseorang, artinya kamu mencintai orang itu. dan jika kamu bersedih dan teringat seseorang maka orang itu mencintaimu.


(4). "Jangan menganggap diamnya seseorang sebagai sifat sombongnya, bisa jadi dia sedang sibuk bertengkar dengan dirinya sendiri."


(5). "Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman kepada tangan yang merusaknya."


(6). "Jika ada kata2 yang menyakitimu, menunduklah, dan biarkan ia melewatimu, jangan dimasukan kedalam hati, agar tidak lelah hatimu."


(7). "Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena orang yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu. "


(8). "Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu."


(9). "Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya."


(10). "Jangan gunakan ketajaman kata-katamu pada ibumu yang mengajarimu cara berbicara."


(11). "Kemarahan dimulai dengan kegilaan dan berakhir dengan penyesalan."


(12). "Kesalahan terburuk kita adalah ketertarikan kita pada kesalahan orang lain."


(13). "Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta, dan rasa hormat."


(14). "Tidak ada gunanya seorang penolong yang selalu menghina atau teman yang selalu berburuk sangka."


(15). "Ketulusan seseorang sesuai dengan kadar kemanusiaannya."


(16). "Kenali kebenaran, maka kamu akan tahu orang-orang yang benar. Karna kebenaran tidak diukur oleh orang-orangnya, tetapi manusia diukur oleh kebenaran."


(17). "Jangan melibatkan hatimu dalam kesedihan atas masa lalu atau kamu tidak akan siap untuk apa yang akan datang."


(18). "Pergunjingan adalah puncak kemampuan orang-orang yang lemah."


(19). "Barangsiapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya."


(20). "Jadilah orang yang dermawan tapi jangan menjadi pemboros, Jadilah orang yang hidup sederhana, tetapi jangan menjadi orang yang kikir."


(21). "Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia."


(22). "Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini."


(23). "Memaafkan adalah kemenangan  terbaik."


(24). "Jangan sekali-kali merasa malu memberi walaupun sedikit, sebab tidak memberi sama sekali, pasti lebih sedikit nilainya."


(25). "Yang paling mampu memaafkan ialah orang yang paling berkuasa untuk menghukum."


(26). "Angin tidak berhembus menggoyangkan pepohonan, melainkan untuk menguji kekuatan akarnya."


(27). "Bila kau cemas dan gelisah akan sesuatu, masuklah ke dalamnya sebab ketakutan menghadapinya lebih menganggu daripada sesuatu yang kau takuti sendiri."


(28). "Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi."


(29). "Jangan membenci apa yang tidak kamu ketahui, karena sebagian besar pengetahuan terdiri dari apa yang tidak kamu ketahui."


(30). "Balas dendam  terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik."


(31). "Kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat, tapi karena diamnya orang-orang baik."


(32). "Ilmu tanpa akal ibarat seperti memiliki sepatu tanpa kaki. Dan akal tanpa ilmu ibarat seperti memiliki kaki tanpa sepatu."


(33). "Ketika terbukti salah, orang bijak akan memperbaiki dirinya sendiri dan orang yang bodoh akan terus berdebat."


(34). "Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan banyak teman tetapi menyia-nyiakannya."


(35). "Teman sejati adalah orang yang melihat kesalahan, memberimu nasihat dan yang membelamu saat kamu tidak ada."


(36). "Seorang teman tidak dapat dianggap sebagai teman sampai ia diuji dalam tiga kesempatan: saat dibutuhkan, di belakangmu, dan setelah kematianmu."


(37). "Manusia yang kuat hatinya adalah yang mampu mendengar dan mau membantu penderitaan orang lain, sementara dirinya sendiri mengalami kesusahan."


(38). "Lakukan kebaikan sekecil apapun, karna kau tak tau kebaikan yang mana yang akan membawamu ke dalam Surga."


(39). "Kecantikan bukan terletak pada pakaian yang dipakai, tetapi ia bergantung pada keelokan Akhlak dan budi pekerti."


(40). "Jangan biarkan kesulitan membuatmu gelisah, karna bagaimanapun juga hanya di malam yang paling gelap bintang-bintang tampak bersinar lebih terang."


(41). "Sungguh wanita dapat menahan cintanya hingga hingga 40 tahun, tapi tak dapat menahan cemburunya walaupun hanya sesaat."


(42). "Apapun yang akan menjadi takdirmu kelak akan mencari jalannya untuk menemukanmu."


(43). "Berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan bagi dirinya, menjadi pemandu untuk nafsunya, dan menjadi kapten untuk bahtera hidupnya."


(44). "Yakinlah ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani, yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit."


(45). "Tidak ada yg lebih menyakiti hati kecuali dosa."


(46). "Dirimu yang sebenarnya adalah apa yang kamu lakukan disaat tiada orang yang melihatmu."


(47). "Jadilah yang  terbaik dalam pandangan allah, jadilah yang terburuk dalam pandangannya diri sendiri, dan jadilah sederhana dalam pandangan makhluk." 


(48). "Jangan mengambil keputusan disaat marah dan jangan berjanji disaat senang." 


(49). "Betapa bodohnya manusia dia rela menghancurkan masa kini sambil mengkhawatirkan masa depan dan menangis di masa depan Sambil mengingat masa lalunya."


(50). "Orang cantik tidak selalu baik. tapi orang baik sudah pasti cantik."


(51). "Ucapan itu seperti obat, dosis kecilnya bisa menyembuhkan, tapi jika berlebihan bisa membunuhmu."


(52). "Duduklah bersama si miskin, niscaya akan bertambah rasa syukurmu."


(53). "Lebih baik diam sampai kau diminta untuk bicara, daripada kau terus bicara sampai di minta untuk diam."


(54). "Cintailah orang yang kamu cintai sekedarnya saja, karena boleh jadi ia akan berbalik menjadi orang yang kamu benci. dan bencilah pada seseorang sekedarnya saja,karena boleh jadi ia akan menjadi orang yang paling kau cintai."


(55). "Jangan membenci siapapun, tidak peduli seberapa banyak mereka bersalah padamu."


(56). "Wanita itu sama seperti bunga, mereka harus di perlakukan dengan lembut, baik, dan penuh kasih sayang."


(57). "Jangan jadikan anakmu seperti dirimu, karena ia hidup bukan di zamanmu."


(58). "Jangan menasehati orang yang bodoh karena dia akan membencimu, nasehatilah orang yang berakal karena ia akan mencintaimu."


(59). "Orang yang berdoa tanpa beramal, sama halnya seperti pemanah tanpa busur."


(60). "Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan yang sebenarnya adalah orang yang sanggup menguasai dirinya di kala ia marah."


(61). "Wanita itu punya tabiat pencemburu, maka ada baiknya jangan menceritakan kelebihan wanita lain di hadapannya, meski hanya sekedar gurauan."


(62). "Setiap nafas adalah sebuah langkah menuju ajal."


(63). "Bukan kesulitan yg membuat kita takut, tapi ketakutan yg membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba. Jangan katakan pada Allah aku punya masalah, tapi katakan pada masalah, aku punya Allah yang Maha segalanya."


(64). "Adakalanya yang sedikit lebih berkah daripada yang banyak,"


(65). "Ya allah saat aku kehilangan harapan dan rencana, tolong ingatkan aku bahwa cintamu jauh lebih besar daripada kekecewaanku, dan rencana yang engkau siapkan untuk hidupku jauh lebih baik daripada impianku."


(66). "Dia yang menaruh kepercayaan pada dunia, maka dunia akan mengkhianatinya."


(67). "Lebih baik mendengarkan musuh yang bijak daripada meminta nasihat kepada teman yang bodoh."


(68). "Sembunyikan kebaikan yang kamu lakukan, dan biarkan kebaikan yang telah kamu lakukan itu hanya diketahui olehmu."


(69). "Selalu ada cahaya bagi orang yang mau melihat."


(70). Orang yang penuh harap akan terus mencari, sementara orang yang penuh ketakutan akan melarikan diri."


(71). Kemarahan itu seperti bola api, tapi jika kamu menelannya, maka itu akan lebih manis daripada madu."


(72). "Dosa yang membuatmu sedih dan menyesal itu lebih disukai oleh allah daripada perbuatan baik yang membuatmu sombong."


(73). "Tanda riya : malas ketika sendiri, rajin dihadapan orang, semangat bila dipuji, lemah bila dicela."


(74). "Sibuklah dengan diri kalian, perbaiki aibmu karena kamu akan ditanya allah tentang dirimu bukan tentang orang lain."


(75). "Siapa yang memandang dirinya buruk, maka dia adalah orang yang baik, dan siapa yang memandang dirinya baik, dia adalah orang yang buruk."


(76). "Istighfar untuk masa lalu, bersyukur untuk masa kini, berdo'a untuk masa depan."


(77). "Orang yang tidak bisa menjaga matanya, hatinya tidak ada harganya."


(78). "Cinta tak pernah meminta untuk menanti, ia hanya mengambil kesempatan atau mempersilakan."


(79). "Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan."


(80). "Ikatlah ilmu dengan menulis."
(81). "Abaikan semua rasa sakit itu, atau jika tidak kamu tidak akan pernah merasa bahagia."


(82). "Jika hatimu banyak merasakan sakit, maka belajarlah dari rasa sakit itu untuk tidak memberikan rasa sakit itu kepada orang lain."


(83). "Jangan biarkan hatimu berlarut-larut dalam kesedihan atas masa lalu, atau kamu tidak akan pernah siap untuk menghadapi apa yang akan terjadi."


(84). "Berpikirlah positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu."


(85). "Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah, seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih.


(86). "Sungguh allah tidak melihat bentuk tubuh dan rupa kalian, tapi hati dan amal kalian."


(87). "Aku tidak sebaik yang kau ucapkan, tapi aku juga tidak seburuk apa yang terlintas didalam hatimu."


(88). "Sifat seseorang tersembunyi dibalik lidahnya."


(89). "Jika seorang wanita menangis karena disakiti oleh pria, maka setiap langkah pria tersebut dikutuk oleh para malaikat."


(90). "Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu dapat menghalanginya dari kebenaran, dan panjang angan-angan dapat membuatnya lupa akhirat."


(91). "Barang siapa yang mempercantik diri dari dalam, maka allah akan mempercantik dirinya dari luar. "


(92). Siapa yang banyak mengingat akhirat, maka akan sedikit maksiatnya."


(93). "Orang yang terlalu memikirkan akibat dari suatu keputusan atau tindakan, sampai kapan pun dia tidak akan menjadi orang berani."


(94). "Aku khawatir dengan suatu masa yang rodanya dapat mengilas keimanan, keyakinan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatan. "


(95). "Segala sesuatu pada mulanya diciptakan kecil lalu membesar, kecuali musibah, ia diciptakan besar lalu mengecil. "


(96). "Jangan berhenti berdo'a untuk yang  terbaik bagi orang yang kau cintai."


(97). "Apabila akal kurang sempurna maka kurangilah berbicara. "


(98). "Tidaklah didunia ini kecuali sebagai tamu yang duduk sejenak dan kembali melanjutkan perjalanan."


(99). "Mereka yang bukan saudaramu seiman adalah saudara dalam kemanusiaan."


(100). "Orang yang hanya berfikir bagi kepentingan perutnya saja, maka harga dirinya serupa dengan apa yang keluar dari isi perutnya."

313 ANGGOTA PASUKKAN KHUSUS DAN 124.000 LAINNYA SEBAGAI PAHLAWAN IMAM MUHAMMAD AL-MAHDI AFS





DALAM PERISTIWA RAJA'AH, 313 ANGGOTA PASUKKAN KHUSUS DAN 124.000 LAINNYA SEBAGAI PAHLAWAN IMAM MUHAMMAD AL-MAHDI AFS AKAN KEMBALI, DAN BILA NAMA-NAMA MEREKA DISERU, MAKA AKAN MENJADI KETAKUTANLAH MUSUH-MUSUH



Pesan Imam Mahdi afs,
"Jika suatu saat Anda terjebak dalam keadaan sulit, sementara anda tidak memiliki jalan keluar, maka ucapkan;
"Ya sohiba zaman adrikni,"
"Ya sohiba zaman aghitsni."
"Ya sohiba zaman tolonglah aku."



Apakah Kita Perlu Mengenali Tanda-tanda Kemunculan Imam Mahdi ?
Ketika meneliti pelbagai riwayat tentang tanda-tanda sebelum maupun setelah kemunculan Imam Mahdi, saya mendapati bahwa mayoritas riwayat ini tidak ada yang meyakinkan,



Allah berfirman:
"Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran."

(Q.S. 10 :36).



Lalu, 5 persen riwayat yang meyakinkan mengatakan bahwa tanda-tanda itu ada 5 atau maksimal 7 :

Suara Keras (shayhah),
Al-Sufyani,
Al-Yamani,
Amblesnya tanah di Al-Bayda,
Al-Khurasani,
Mungkin juga turunnya Nabi Isa,



Saya kira turunnya Nabi Isa as terjadi sebelum kemunculan Imam Mahdi as dan terbunuhnya Nafa Zakiyah (jiwa yang suci).



Nah, riwayat-riwayat itu sesuai dengan standar ilmiah mengabarkan sebuah skenario sebuah pemandangan.



Pertama, suara keras, sebagai mukjizat dari langit, kemudian tanda-tanda ini bermunculan secara beriringan dengan cepat hingga munculnya seseorang yang akan memenuhi bumi dengan keadilan, ini terjadi sebelum kemunculan Imam Mahdi.



Persoalannya apakah sosok-sosok itu muncul sebelum Imam Mahdi atau setelahnya langsung. ?



Benar ! bahwa mereka muncul sebelum kemunculan Imam, karena mereka itu di antara tanda-tanda. 


Namun demikian, sebagaimana akan saya jelaskan, tidak ada tugas agama bagi kita untuk meneliti, mencari dan membahas tanda-tanda itu, karena mereka akan datang serentak setelah suara keras, Ada riwayat yang mengatakan semua itu hanya selisih sehari dengan kemunculan Imam atau 6 bulan atau setahun.



Dalam durasi singkat itupun, (setelah masa kemunculan dimulai), yakni setelah terdengarnya suara keras dari langit, kita tidak memiliki tanggung-jawab dan tugas agama untuk meneliti dan mencari Yamani, mengenali Yamani, atau pun mengenali siapa itu Sufyani dan sebagainya. Apalagi sebelum datangnya suara keras itu, maka tentu saja sama sekali kita tak punya kewajiban mengenal dan mencari sosok-sosok itu.



Jadi setelah terdengarnya suara keras dari langit saja kita tidak punya tanggung-jawab agama untuk meneliti dan mengenali tanda-tanda itu.



Kita juga tak memiliki tanggung-jawab untuk mengikuti Al-Yamani, Al-Khurasani, bahkan kita tidak perlu ikut memerangi Sufyani, kita tidak memikul beban dan taklif untuk itu.



Jangan sibukkan diri kalian dengan urusan-urusan seperti ini, kalian telah menyia-nyiakan Imam Mahdi, menyia-nyiakan diri kalian dengan meneliti tanda-tanda (akhir zaman).



Kalian menyibukkan diri kalian dan masyarakat. Saya tujukan omongan saya kepada sebagian pelajar ilmu agama, selama 40 tahun kalian menyibukkan umat dengan tanda-tanda ini, pada hal sebagaimana saya singgung bahwa moyoritas riwayatnya lemah, sesekali mereka katakan inilah Sufyani, lalu mereka katakan inilah Yamani, sesekali mereka sebut inilah Syuaib bin Saleh, kalian menghabiskan waktu orang.



Sebagaimana nasihat Sayid Sistani,

"Kalian mengguncangkan akidah para pemuda."



Saya saat ini ada teks dari seorang ulama yang lupa saya sampaikan, jika tidak pada episode ini, maka pada episode mendatang. Jadi kita tidak memiliki tanggung-jawab seperti itu.



Ketika Imam muncul, beliaulah berhak mengatakan : "Inilah sang Yamani, ikutilah panjinya."



Jadi Imam Mahdi sendiri yang akan menunjukkan sosok-sosok itu.



Tentu saja, (lalu Imam berkata) ini Sufyani, perangilah dia. ini adalah Khurasani, sambutlah dia. Imam yang akan menentukannya kelak.



Beliau yang akan menyatakan ini panji kebenaran, itu panji kesesatan.



Jadi tidak ada panji (sebelum kemunculan Imam Mahdi) sebagaimana disebut dalam riwayat yang memenuhi standar,

"Setiap panji sebelum panji Imam itu adalah panji kesesatan."



Setiap orang yang mengaku-ngaku, saya Yamani, saya Khurasani, maka katakan kepadanya "Setiap panji sebelum panji Imam pemiliknya adalah Thogut yang berasal dari selain Allah."
Tanda-tanda yang akan terjadi secara pasti sebelum kehadiran Imam Mahdi afs. Tanda-tanda tersebut ialah:



Keluarnya pasukan Sufyani,
Keluarnya kelompok Yamani,
Jeritan dari langit,
Terror terhadap Nafs Zakiyyah,
Tenggelamnya pasukan Sufyani di tengah-tengah padang sahara,
Kemunculan Dajjal.
Syahadah dan terbunuhnya Nafs Zakiyyah.



Nafs Zakiyyah adalah laqab (julukan) seorang pemuda hasyimi (keturunan Rasulullah Saw) yang mempunyai kedudukan sangat mulia di mata masyarakat dunia. Beliau berhadapan dan melakukan perlawanan terhadap pasukan Sufyani. Dan kemudian berlindung diri di kota Madinah. Ketika pasukan Sufyani berangkat menuju ke kota Madinah, beliau pergi ke kota Makkah dan disana beliau mengajak masyarakat untuk mengikuti Ahlulbait As. Tetapi tanpa dosa dan kesalahan, beliau dibunuh dan disembelih secara kejam di antara rukun dan maqam.



Kesyahidan beliau menyadarkan dan membangkitkan semangat masyarakat dunia, hingga mereka siap membaiat Imam Zaman Ajf. Jarak antara kesyahidan beliau dengan awal kebangkitan gerakan Imam Zaman Ajf hanyalah lima belas hari. Beliau adalah wakil dan delegasi Imam Zaman Ajf untuk masyarakat umum[14].



Di samping tanda-tanda yang telah dijelaskan di atas, terdapat juga tanda-tanda lainnya yang disebutkan di dalam berbagai riwayat[15]. []



# 313 Nama khusus yang terdiri daripada para Rasul dan para Nabi 124.000 orang yang bukan kebetulan disenaraikan di sini, mereka logikanya adalah sebagai pahlawan Imam Al-Mahdi afs., nama-nama ini telah disebut dengan sejelas-jelasnya, tidak ada sesiapa yang boleh mengaku-ngaku dicelah nama-nama selain nama mereka, mereka telah dianugerahi mukjizat-mukjizat yang luar biasa sebelum ini dengan izin Allah, contohnya, seperti Nabi Isa as. yang membelah lautan, tidak mustahil mereka-mereka ini  mempunyai kekuatan luar biasa, berganda-ganda dari kekuatan manusia biasa, mereka ini juga telah pernah berkomunikasi dengan Allah, pernah mendapat wahyu dari Allah, bukankah mereka adalah pilihan Tuhan. Jika mereka ini tidak sebagai pahlawan Imam al-Mahdi kemana perginya mereka pada peristiwa Raja'ah nanti, bukankah peristiwa raja'ah itu sebagai meratakan keadilan, pembalasan terhadap penindas dikalangan umat mereka sendiri. Para Rasul saw dan Nabi saw mustahil melepaskan tanggung-jawab atas umat mereka sendiri. Tidak mungkin Rasul saw atau Nabi saw yang bukan pada umatnya bertanggung-jawab kepada umat yang bukan umatnya sendiri. Bahkan beriman dengan kepahlawanan mereka sebagai pahlawan Imam al-Mahdi tidak menjadikan terkeluar dari berwilayah kepada Imam Ali alaihis salam, untuk bersama para Imam Maksum dan Wilayah  Kerasulan para Rasul dan para Nabi saw. keseluruhannya. Mereka adalah syiah kepada syiah-syiah terdahulu sebelum mereka, kualitas kesyiahan mereka tidak perlu dipertikaikan lagi oleh siapa pun, malah bila berlakunya peristiwa raja'ah itu sendiri di dalam pengetahuan mereka semua.



MEMBATASI SHOLAWAT 


Seorang lelaki bersholawat di majelis Imam Ja'far Shadiq as dengan membaca,


اَلـلّٰـهُـمَّ صَـلِّ عَـلَـى مُـحَـمَّـدٍ وَاَهْـلِ بَـيْـتِ مُـحَـمَّـدٍ 

Ya Allah! Sampaikanlah sholawat atas Muhammad dan Ahlulbait Muhammad.


Mendengar itu Imam Ja'far Shadiq as berkata, 

"Engkau telah membatasi kami. Tidakkah engkau tahu bahwa Ahlulbait adalah lima figur Ahlul Kisa'?"


Lelaki itu bertanya, 

"Jadi bagaimana seharusnya aku ucapkan?"


Imam Ja'far Shadiq berkata kepadanya, 

"Ucapkanlah,

اَلـلّٰـهُــمَّ صَـلِّ عَلَى مُـحَــمَّــدٍ وَآلِ مُــحَـمَّـــدٍ

maka kami dan Syiah kami masuk di dalamnya."


( Biharul Anwar, juz 91, halaman 59, riwayat ke 39)




Rasulullah saww bersabda :
"Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. 
Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu.” 


(HR. Bukhari)


INFOMASI TAMBAHAN : INILAH 12 PARA WASI NABI-NABI TERDAHULU, SELALU ADA DIDUNIA INI SEBELUM BUMI DI GONCANGKAN (KIAMAT) INILAH BUKTI YANG KUAT BAHAWA MENJADI KEWAJIBAN DAN TANGGUNG-JAWAB AGAMA SUPAYA KITA MENGIKUTI DAN BERIMAN DENGAN SYARIAT12 IMAM AHLULBAIT DAN ITRAH NABI MUHAMMAD SAW. MENJADI PENGIKUT MEREKA ADALAH DASAR KEISLAMAN SESEORANG.
Uraian dibawah ini dikutip dari Buku : “ The Last Messiah – Janji Agung Setiap Agama, karya : Muhammad Imami Kasyani



1. SYARIAT PERTAMA, dibawa oleh Adam as dan para wasi syariatnya berjumlah 12 (Dua Belas), yaitu :
1.1 Syits.
1.2 Qabil.
1.3 Qinan.
1.4 Hasim.
1.5 Syabam.
1.6 Qadis.
1.7 Qaidzaf.
1.8 Eimikh.
1.9 Einukh.
1.10 Idris.
1.11 Wainukh.
1.12 Nakhur.



2. SAYARIAT YANG KEDUA, dibawa oleh Nuh as dan para wasi syariatnya berjumlah 12 (dua belas) orang, yaitu :
2.1 Sam.
2.2 Yafits.
2.3 Arfakhsyad.
2.4 Farsyakh.
2.5 Fatu.
2.6 Syalih.
2.7 Hud.
2.8 Shalih.
2.9 Daimakh.
2.10 Ma’dal.
2.11 Darikha.
2.12 Hajan.



3. SYARIAT YANG KETIGA. Dibawa oleh Ibrahim as dan para wasinya, berjumlah 12 (dua belas) orang, yaitu :
3.1 Ismail.
3.2 Ishaq.
3.3 Ya’qub.
3.4 Yusuf.
3.5 Ailun.
3.6 Aisub.
3.7 Zanbun.
3.8 Daniel (The Great).
3.9 Ainukh.
3.10 Anakha.
3.11 Maida’.
3.12 Luth.



4. SYARIAT YANG KEEMPAT, dibawa oleh Musa as dan para wasinya berjumlah dua belas (12) orang, yaitu :
4.1 Yusya’.
4.2 Aruf.
4.3 Faiduf.
4.4 Aziz.
4.5 Arisa.
4.6 Dawud.
4.7 Sulaiman.
4.8 Ashif.
4.9 Atrakh.
4.10 Muniqa.
4.11 Arun.
4.12 Wa’its.



5. SYARIAT YANG KELIMA, dibawa oleh Isa as dan para wasinya berjumlah dua belas (12) orang, yaitu :
5.1 Syam’un.
5.2 Aruf.
5.3 Qaidzaq.
5.4 Abir.
5.5 Zakaria.
5.6 Yahya.
5.7 Ahda.
5.8 Masykha.
5.9 Thalut.
5.10 Qis.
5.11 Astin.
5.12 Buhaira.



6. SYARIAT YANG KEENAM. Dibawa oleh Muhammad saw dan para wasinya berjumlah dua belas (12) orang, yaitu :
6.1 Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib as.
6.2 Hasan Mujtaba al-Zaki
6.3 Husain al_Syahid.
6.4 Ali Zainal Abidin.
6.5 Muhammad al-Baqir.
6.6 Ja’far Shadik.
6.7 Musa al-Kazim.
6.8 Ali Rido.
6.9 Muhammad Al Jawwad (At Taqi).
6.10 Ali Hadi (An Naqi).
6.11 Hasan Askari.
6.12 Muhammad Al Mahdi.
HADIST Shahih al-Bukhari, vol. 4, halaman 168
Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 pemimpin dan khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak bisa kudengar. Ayahku berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”



(Lihat Kitab al-Ahkam, Mesir 1351, no. 6682; lihat juga Shahih Muslim, Kitab al-‘Imarah, no. 3393, 3394, 3395, 3396, dan 3397; juga Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Fitan, no. 2149; juga Sunan Abi Dawud, Kitab al-Mahdi, no 3731 dan 3732; juga Musnad Ahmad, Musnad al-Basyiryin, no. 19875, 19901, 19920, 19963, 20017, 20019, 20032, dan 20125)



INFORMASI TAMBAHAN : INI TERDAPAT 313 DAFTAR NAMA RASUL YANG JARANG KITA KETAHUI



Katakanlah (hai orang-orang mukmin):
"Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan ANAK CUCUNYA, (Nabi Muhammad dan Ahlul Bait keturunannya) dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya.
Kami tidak membeda-bedakan Nabi Muhammad dengan seorang Nabi pun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
(Artinya kita juga wajib beriman kepada Imam Imam Ahlul Bait anak cucu Nabi Muhammad)



Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu Muhammad).
Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka.
Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS Al Baqarah 136-137).



Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (pada masanya).



Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul dan Imam Imam) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus."
(QS Al An'am)



BAYAR UPAH CINTAMU KEPADA ROSUL SAW ADALAH IKUT AHLUL BAIT :
"Katakanlah (ya Muhammad kepada mereka), aku tidak meminta kepadamu suatu upah atas seruanku, kecuali Cintailah keluargaku."
(QS.as-Syura : 23)
Imam Hasan Askari berkata:
"Saya melihatmu (di masa yang akan datang) berselisih satu sama lain dalam permasalahan penggantiku. Namun, ketahuilah bahwa siapa saja mengakui seluruh imam setelah Nabi, dan menolak anakku, maka ia sama dengan seseorang yang mengakui semua nabi tetapi menolak kenabian Muhammad saw.



Barangsiapa yang menolak Nabi Allah sama dengan orang-orang yang menolak semua nabi. Alasannya, ketaatan kepada orang terakhir dari kami adalah seperti ketaatan kepada orang pertama dan penolakan kepada orang terakhir dari kami sama dengan penolakan kepada orang pertama. Ketahuilah, anakku akan mengalami kegaiban dan semua orang, kecuali beberapa orang yang akan dilindungi Allah, akan mengalami keraguan."



Tafsîr Sûra-yi Kautsar.
Telah kita ketahui bersama bahwa nama-nama rasul yang wajib kita percaya, hafal dan ketahui ada 25 orang tanpa alasan untuk suka dan tidak terputus sehingga ke Nabi Adam as. Sedangkan jumlah keseluruhan para rasul ada 313. Mungkin ini yang tidak banyak diketahui orang, yakni tentang nama-nama para rasul yang berjumlah 313.
Al-Alim al-‘Allamah asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani (kelahiran Tanara, Serang, Banten tahun 1813 M dan wafat di Mekkah tahun 1897 M), dalam kitabnya yang berjudul ats-Tsamaru al-Yani’ah fi Riyadh al-Badi’ah menjelaskan:



فمن كتب اسمائهم ووضعهم فى بيته او قراها اوحملها تعظيما لهم وتكريما لذواتهم واحتراما لنبوتهم واستمدادا من هممهم العالية واستغاثة بارواحهم المقدسة سهل عليه امورالدنيا والاخرة وفتح عليه ابواب الخيرات ونزول الرحمة والبركات ودفع عنه الشرور , وقال صلى الله عليه وسلم حياتهم ومماتهم سواء فهم متصرفون في الارض والسماء.



“Barangsiapa yang menulis nama-nama rasul dan meletakkannya di rumah atau membacanya atau membawanya dengan mengagungkan mereka, memuliakan keberadaan mereka, menghormati kenabian mereka, berharap dari keinginan mereka yang tinggi dan beristighatsah dengan ruh-ruh mereka yang suci, maka akan dimudahkan oleh Allah Swt. segala urusan di dunia dan akhirat. Dan akan dibukakan pintu-pintu kebaikan dan diturunkan rahmat, keberkahan serta menolak segala kejelekan. Rasulullah Saw. bersabda: “Hidup dan matinya mereka (para rasul) itu sama saja, tetap beraktivitas (hidup) di bumi dan di langit.”



والمشهور ان المرسلين ثلاثمائة وثلاثا عشر كما في حديث ابي ذر وهاهي اسماؤهم على ماروى عن انس : ادم , شيث, انوش, قيناق, مهيائيل, اختوخ, ادريس, متوشلخ, نوح, هود, عبهف, مرداريم, شارع, صالح, ارفخشذ, صفوان, حنظلة, لوط, عصان, ابراهيم, اسمعيل, اسحق, يعقوب, يوسف, شمائيل, شعيب, موسى, لوطان, يعوا, هرون, كليل, يوشع, دانيال, بونش, بليا, ارميا, يونس, الياس, سليمان, داود, اليسع, ايوب, اوس, ذانين, الهميع, ثابت, غابر, هميلان, ذوالكفل, عزير, عزقلان, عزان, الوون, زاين, عازم, هريد, شاذن, سعد, غالب, شماس, شمعون, فياض, قضا, سارم, عيناض, سايم, عوضون, بيوزر, كزول, باسل, باسان, لاخين, غلضات, رسوغ, رشعين, المون, لوغ,برسوا, الاظيم, رشاد, شريب, هيبل, ميلان, عمران, هرييب, جريت, شماع, صريخ, سفان, قبيل, ضعضع, عيصون, عيصف, صديف, برواء,حاصيم, هيان, عاصم, وجان, مصداع, عاريس, شرحبيل, خربيل, حزقيل, اشموئيل, غمصان, كببر, سباط, عباد بثلخ, ريهان, عمدان, مرقان, حنان, لوحنا, ولام, بعيول, بصاص, هبان, افليق, قازيم, نصير, اوريس, مضعس, جذيمة, شروحيل, معنائيل, مدرك, حارم, بارغ هرميل, جابد, زرقان, اصفون, برجاج, ناوى, هزرابن اشبيل, عطاف, مهيل, زنجيل, شمطان, القوم, حوبلد, صالح, سانوخ, راميل, زاميل, قاسم, باييل, بازل, كبلان, باتر, حاجم, جاوح, جامر, حاجن, راسل, واسم, رادن, سادم, شوشا, جازان, صاحد, صحبان, كلوان, صاعد,غفران, غاير, لاحون, بلدخ, هيدان, لاوى, هيراء, ناصى, حانك, حافيخ, كاشيخ, لافث, نايم, حاشم, هجام, ميزاد,اسيمان, رحيلا, لاطف, برطفون, ابان, عورائض, مهمتصر, عانين, نماخ, هندويل, مبصل, مضعتام, طميل, طابيح, مهمم حجرم, عدون, منبد, بارون, روان, معبن, مزاحم, يانيد, لامى, فردان,جابر, سالوم, عيص, هربان, جابوك, عابوج, مينات, قانوح, دربان, صاخم, حارض, حراض, حرقيا, نعمان, ازميل, مزحم, ميداس, يانوح, يونس, ساسان, فريم, فريوش, صحيب, ركن, عامر, سحنق, زاخون, حينيم, عياب, صباح, عرفون, مخلاد, مرحم, صانيد, غالب, عبدالله, ادرزين, عدسار, زهران, بايع, نظير, هورين, كايواشيم, فتوان, عابون, رباخ, صابح, مسلون, حجان, روبال, رابون, معيلا, سايعان, ارجيل, بيغين, متضح, رحين, محراس, ساخين, حرفان, مهمون, حوضان, البؤن, وعد, رخيول, بيغان, بتيحور, حوظبان, عامل, زحرام, عيس, صبيح, يطبع, جارح, صهيب, صبحان, كلمان, يوخى, سميون, عرضون, حوحر, يلبق, بارع, عائيل, كنعان, حفدون, حسمان, يسمع, عرفور, عرمين, فضحان, صفا, شمعون, رصاص, اقلبون, شاخم, خائيل, احيال, هياج, زكريا, يحيى, جرجيس, عيسى بن مريم, محمد صلى الله عليه وسلم عليهم اجمعين .



“Dan menurut pendapat yang masyhur, sesungguhnya para rasul itu berjumlah 313, dan terdapat 124.000 para nabi diseluruh dunia, seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dzar Ra. Dan inilah nama-nama rasul itu seperti yang diriwayatkan dari sahabat Anas Ra.:



1. Adam As.
2. Tsits As.
3. Anuwsy As.
4. Qiynaaq As.
5. Mahyaa’iyl As.
6. Akhnuwkh As.
7. Idris As.
8. Mutawatsilakh As.
9. Nuh As.
10. Hud As.
11. Abhaf As.
12. Murdaaziyman As.
13. Tsari’ As.
14. Sholeh As.
15. Arfakhtsyad As.
16. Shofwaan As.
17. Handholah As.
18. Luth As.
19. Ishoon As.
20. Ibrahim As.
21. Isma’il As.
22. Ishaq As.
23. Ya’qub As.
24. Yusuf As.
25. Tsama’il As.
26. Su’aib As.
27. Musa As.
28. Luthoon As.
29. Ya’wa As.
30. Harun As.
31. Kaylun As.
32. Yusya’ As.
33. Daaniyaal As.
34. Bunasy As.
35. Balyaa As.
36. Armiyaa As.
37. Yunus As.
38. Ilyas As.
39. Sulaiman As.
40. Daud As.
41. Ilyasa’ As.
42. Ayub As.
43. Aus As.
44. Dzanin As.
45. Alhami’ As.
46. Tsabits As.
47. Ghobir As.
48. Hamilan As.
49. Dzulkifli As.
50. Uzair As.
51. Azkolan As.
52. Izan As.
53. Alwun As.
54. Zayin As.
55. Aazim As.
56. Harbad As.
57. Syadzun As.
58. Sa’ad As.
59. Gholib As.
60. Syamaas As.
61. Syam’un As.
62. Fiyaadh As.
63. Qidhon As.
64. Saarom As.
65. Ghinadh As.
66. Saanim As.
67. Ardhun As.
68. Babuzir As.
69. Kazkol As.
70. Baasil As.
71. Baasan As.
72. Lakhin As.
73. Ilshots As.
74. Rasugh As.
75. Rusy’in As.
76. Alamun As.
77. Lawqhun As.
78. Barsuwa As.
79. Al-‘Adzim As.
80. Ratsaad As.
81. Syarib As.
82. Habil As.
83. Mublan As.
84. Imron As.
85. Harib As.
86. Jurits As.
87. Tsima’ As.
88. Dhorikh As.
89. Sifaan As.
90. Qubayl As.
91. Dhofdho As.
92. Ishoon As.
93. Ishof As.
94. Shodif As.
95. Barwa’ As.
96. Haashiim As.
97. Hiyaan As.
98. Aashim As.
99. Wijaan As.
100. Mishda’ As.
101. Aaris As.
102. Syarhabil As.
103. Harbiil As.
104. Hazqiil As.
105. Asymu’il As.
106. Imshon As.
107. Kabiir As.
108. Saabath As.
109. Ibaad As.
110. Basylakh As.
111. Rihaan As.
112. Imdan As.
113. Mirqoon As.
114. Hanaan As.
115. Lawhaan As.
116. Walum As.
117. Ba’yul As.
118. Bishosh As.
119. Hibaan As.
120. Afliq As.
121. Qoozim As.
122. Ludhoyr As.
123. Wariisa As.
124. Midh’as As.
125. Hudzamah As.
126. Syarwahil As.
127. Ma’n’il As.
128. Mudrik As.
129. Hariim As.
130. Baarigh As.
131. Harmiil As.
132. Jaabadz As.
133. Dzarqon As.
134. Ushfun As.
135. Barjaaj As.
136. Naawi As.
137. Hazruyiin As.
138. Isybiil As.
139. Ithoof As.
140. Mahiil As.
141. Zanjiil As.
142. Tsamithon As.
143. Alqowm As.
144. Hawbalad As.
145. Solih As.
146. Saanukh As.
147. Raamiil As.
148. Zaamiil As.
149. Qoosim As.
150. Baayil As.
151. Yaazil As.
152. Kablaan As.
153. Baatir As.
154. Haajim As.
155. Jaawih As.
156. Jaamir As.
157. Haajin As.
158. Raasil As.
159. Waasim As.
160. Raadan As.
161. Saadim As.
162. Syu’tsan As.
163. Jaazaan As.
164. Shoohid As.
165. Shohban As.
166. Kalwan As.
167. Shoo’id As.
168. Ghifron As.
169. Ghooyir As.
170. Lahuun As.
171. Baldakh As.
172. Haydaan As.
173. Lawii As.
174. Habro’a As.
175. Naashii As.
176. Haafik As.
177. Khoofikh As.
178. Kaashikh As.
179. Laafats As.
180. Naayim As.
181. Haasyim As.
182. Hajaam As.
183. Miyzad As.
184. Isyamaan As.
185. Rahiilan As.
186. Lathif As.
187. Barthofun As.
188. A’ban As.
189. Awroidh As.
190. Muhmuthshir As.
191. Aaniin As.
192. Namakh As.
193. Hunudwal As.
194. Mibshol As.
195. Mudh’ataam As.
196. Thomil As.
197. Thoobikh As.
198. Muhmam As.
199. Hajrom As.
200. Adawan As.
201. Munbidz As.
202. Baarun As.
203. Raawan As.
204. Mu’biin As.
205. Muzaahiim As.
206. Yaniidz As.
207. Lamii As.
208. Firdaan As.
209. Jaabir As.
210. Saalum As.
211. Asyh As.
212. Harooban As.
213. Jaabuk As.
214. Aabuj As.
215. Miynats As.
216. Qoonukh As.
217. Dirbaan As.
218. Shokhim As.
219. Haaridh As.
220. Haarodh As.
221. Harqiil As.
222. Nu’man As.
223. Azmiil As.
224. Murohhim As.
225. Midaas As.
226. Yanuuh As.
227. Yunus As.
228. Saasaan As.
229. Furyum As.
230. Farbusy As.
231. Shohib As.
232. Ruknu As.
233. Aamir As.
234. Sahnaq As.
235. Zakhun As.
236. Hiinyam As.
237. Iyaab As.
238. Shibah As.
239. Arofun As.
240. Mikhlad As.
241. Marhum As.
242. Shonid As.
243. Gholib As.
244. Abdullah As.
245. Adruzin As.
246. Idasaan As.
247. Zahron As.
248. Bayi’ As.
249. Nudzoyr As.
250. Hawziban As.
251. Kaayiwuasyim As.
252. Fatwan As.
253. Aabun As.
254. Rabakh As.
255. Shoobih As.
256. Musalun As.
257. Hijaan As.
258. Rawbal As.
259. Rabuun As.
260. Mu’iilan As.
261. Saabi’an As.
262. Arjiil As.
263. Bayaghiin As.
264. Mutadhih As.
265. Rahiin As.
266. Mihros As.
267. Saahin As.
268. Hirfaan As.
269. Mahmuun As.
270. Hawdhoon As.
271. Alba’uts As.
272. Wa’id As.
273. Rahbul As.
274. Biyghon As.
275. Batiihun As.
276. Hathobaan As.
277. Aamil As.
278. Zahirom As.
279. Iysaa As.
280. Shobiyh As.
281. Yathbu’ As.
282. Jaarih As.
283. Shohiyb As.
284. Shihats As.
285. Kalamaan As.
286. Bawumii As.
287. Syumyawun As.
288. Arodhun As.
289. Hawkhor As.
290. Yaliyq As.
291. Bari’ As.
292. Aa’iil As.
293. Kan’aan As.
294. Hifdun As.
295. Hismaan As.
296. Yasma’ As.
297. Arifur As.
298. Aromin As.
299. Fadh’an As.
300. Fadhhan As.
301. Shoqhoon As.
302. Syam’un As.
303. Rishosh As.
304. Aqlibuun As.
305. Saakhim As.
306. Khoo’iil As.
307. Ikhyaal As.
308. Hiyaaj As.
309. Zakariya As.
310. Yahya As.
311. Jurhas As.
312. Isa As.
313. Muhammad Saw.



# Alhasil, menurut saya pribadi sesuai dengan konteks kekinian, kalau kita posting ataupun share status 313 nama-nama rasul ini insya Allah juga akan mendapatkan keutamaan sebagaimana mereka yang meletakkannya di rumah atau membacanya atau membawanya dengan mengagungkan mereka, memuliakan keberadaan mereka, menghormati kenabian mereka, berharap dari keinginan mereka yang tinggi dan beristighatsah dengan ruh-ruh mereka yang suci, sebagaiman disebutkan di atas.



Aamiin.

In Syaa Allah.


----------------------






Ilustrasi : 



Seorang syekh sufi masyhur juga sekaligus profesor kimiawan nuklir dari indonesia---menyampaikan tentang metodologi tentang kapsul ketuhanan yang membungkus jiwa manusia masuk dalam benteng ketuhanan sehingga membuktikan firman-Nya bahwa tidak mendatangkan mudhorot bumi dan langit bagi siapa yang beserta dengan Tuhan. 



Potensi itu mengkapsulnya ibarat benteng didalam perlindungan kalimatullah. Aman, damai dan bahagia.

ZUHUD DALAM PANDANGAN IMAM JA'FAR SHODIQ AS






ZUHUD DALAM PANDANGAN IMAM JA'FAR SHODIQ AS



بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليك يا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم 
السلام عليك يا امام علي بن أبي طالب عليه السلام 
السلام عليك يا سيدتي فاطمة الزهراء عليها السلام 
السلام عليك يا امام حسن المجتبى عليه السلام 
السلام عليك يا أبا عبد الله يا إمام الحسين عليهم السلام 
السلام عليك يا امام مهدى المنتظر صاحب العصر والزمان عجل الله فرجه الشر يف 
اللهم صل على محمد وآل محمد وعجل فرجهم


Imam Ja'far al-Shadiq As ketika ditanya mengenai arti zuhud, beliau berkata :



الزهد عشرة أشياء، وأعلى درجات الزهد أدنى درجات الورع، وأعلى درجات الورع أدنى درجات اليقين، وأعلى درجات اليقين أدنى درجات الرضا، ألا وإنّ الزهد في آية من كتاب الله عزّ وجلّ: … لِكَيْلاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ …



“Zuhud (memiliki) sepuluh bagian (derajat). Derajat zuhud yang tertinggi adalah derajat wara’ yang terendah, dan derajat wara’ yang tertinggi adalah derajat yaqin yang terendah, dan derajat yaqin yang tertinggi adalah derajat ridha yang terendah. 



Ketahuilah bahwa zuhud terdapat dalam ayat kitab Allah Azza wa Jalla; ‘Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.”


(Bihar al-Anwar, jilid 70, hal. 310, Hadis 5)



Ada pula riwayat dari Jabir bahwa Imam Ja'far al-Shadiq As berkata :



يا جابر أيكتفي من ينتحل التشيّع أن يقول بحبّنا أهل البيت ! فوالله ما شيعتنا إلاّ من اتّقى الله وأطاعه، وما كانوا يُعرفون يا جابر إلاّ بالتواضع، والتخشّع، والأمانة، وكثرة ذكر الله، والصوم، والصلاة، والبر بالوالدين، والتعاهد للجيران من الفقراء وأهل المسكنة والغارمين والأيتام، وصدق الحديث، وتلاوة القرآن، وكف الألسن عن الناس إلاّ من خير، وكانوا أمناء عشائرهم في الأشياء.



“Wahai Jabir, cukupkah orang yang terkait dengan tasyayyu’ berkata, ‘Kami mencintai Ahlul Bait? 
Demi Allah, bukanlah Syiah kami kecuali orang yang bertakwa kepada Allah dan taat kepadaNya. 
Wahai Jabir, mereka tidak dikenal kecuali dengan kerendahan hati, khusyuk, menjaga amanat, banyak berzikir kepada Allah, berpuasa, mendirikan shalat, berbakti kepada kedua orang tua, bersimpati kepada para tetangga dari kalangan fakir miskin, orang yang terbelit utang, dan anak-anak yatim, serta jujur dalam bertutur kata, rajin membaca al-Quran, menjaga lisan dari berbicara tentang orang lain kecuali didasari iktikad baik, dan dipercaya oleh kalangannya dalam berbagai hal.”



Jabir lantas bertanya, 
“Wahai putera Rasulullah, kami sekarang tidak mengenal ada orang memiliki sifat demikian.”



Imam berkata :



يا جابرلا تذهبنّ بك المذاهب ، حَسْب الرجل أن يقول : أحبّ عليّاً وأتولاّه، ثمّ لا يكون مع ذلك فعّالاً; فلو قال : إنّي اُحبّ رسول الله ثمّ لا يتبع سيرته، ولا يعمل بسنّته ما نفعه حبّه إيّاه شيئاً، فاتقوا الله، واعملوا لما عند الله، ليس بين الله وبين أحد قرابة، أحبّ العباد إلى الله عزّوجلّ [وأكرمهم عليه ]أتقاهم، وأعملهم بطاعته. يا جابر والله ما يتقرّب إلى الله تبارك وتعالى إلاّ بالطاعة، وما معنا براءة من النار، ولا على الله لأحد من حجّة. مَنْ كان لله مطيعاً فهو لنا وليّ، ومَنْ كان لله عاصياً فهو لنا عدوّ. وما تنال ولايتنا إلاّ بالعمل والورع.



“Wahai Jabir, janganlah kamu terombang ombang-ambing oleh aneka mazhab berdasarkan perkataan orang; ‘Aku mencintai Ali dan berwilayah kepadanya’, tapi ternyata tidak aktif. 



Andai saja dia berkata, ‘Sungguh aku mencintai Rasulullah (yang lebih mulia dari Ali As) tapi kemudian tidak mengikuti sirahnya, dan tidak mengamalkan sunnahnya maka kecintaannya kepada beliau sama sekali tidak ada manfaatnya.


 
Maka bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah apa yang ada di sisi Allah. Tak ada kekerabatan antara Allah dan siapapun. Hamba yang paling dicintai Allah Azza wa Jallah
(dan yang paling mulia di sisi-Nya) adalah orang yang paling bertakwa dan patuh kepadaNya.



“Wahai Jabir, demi Allah, tak ada sesuatu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT selain ketaatan. Keterbebasan dari Api Neraka bukan di tangan kami dan kalian tidak memiliki hujjah di depan Allah. 
Barang siapa taat kepada Allah maka dia bersama kami dan aku, dan barangsiapa bermaksiat kepada Allah maka dia adalah musuh bagi kami. Dan kamu tak dapat berwilayat kepada kami kecuali dengan amal dan wara’.”



(Ushul Kafi, jilid 2, hal. 74 – 75, Bab al-Tha’at wa al-Taqwa, Hadis 3.)



اللهم عجل لوليك الفرج
ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وصلى الله على سيدنا محمد وآله الطاهرين 
المعصومين اجمعين

Minggu, 20 Desember 2020

KEPEMIMPINAN ABUBAKAR, PENGHULU WANITA SYURGA TIDAK MEMBAI'ATNYA SAMPAI AKHIR USIANYA

 




MASIH TENTANG TIDAK IJMANYA ATAS KEPEMIMPINAN ABUBAKAR 



Yaitu, mengenai pengakuan mengenai ijma adalah kekeliruan karena menyalahi Bani Hasyim seluruhnya. Dan Umar bin Khattab telah mengakui kekeliruan ini. Lihat kembali syarh Nahj al-Balaghah Ibnu Abi al-Hadid, juz II, hlm. 22 dan seterusnya, cetakan Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyyah Beirut. 



Begitu juga menyalahi orang-orang yang berkumpul di rumah Sayyidah Fatimah. Karena itu, Saad bin Ubadah menentang kekhalifahan Abubakar dan tidak membaiatnya sampai akhir usianya yang diikuti oleh mayoritas masyarakatnya. Saad bin Ubadah adalah sahabat Ahlu al-hal wa al-aqd diantara mereka. Karenanya mereka tunduk dan mengikutinya. Dimana letak kekeliruan (kekhilafahan) dari ijma? 



Jika melihat kejadian-kejadian dan fakta-fakta yang ada di belakang kasus Saqifah serta pertentangan yang mencuat dari kalangan Muhajirin dan Anshar terhadap kekhilafahan Abubakar, sehingga kita tahu bahwa ijma tidak sempurna selamanya. Akan tetapi yang terjadi adalah sebagian membaiat dan sebagiannya menentang. Kemudian mereka tunduk lantaran takut dibunuh. 


Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi al-Hadid dalam Syarh Nahj al-Balaghah, juz I, hlm. 219 cet. Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyyah Beirut. Al-Barra bin Azib berkata: 

"... ketika saya bertemu dengan Abubakar dan di sisinya ada Umar bin Khattab, Abu Ubaidah, dan mayoritas dari orang-orang yang berada di Saqifah. Mereka ditahan dengan kekuatan yang dibentuk (para sahabat) saat itu, dimana seorang pun tidak melewatinya kecuali mereka memukulnya, lalu menghadapkan dan memegang tangannya agar menyalami Abubakar untuk membaiatnya, baik itu dengan kehendak sendiri atau menolak, maka saya mengingkari...."



"Ia berkata: dan aku melihat pada malam harinya, al-Miqdad, Salman, Abu Dzar, Ubadah bin Shamit, Abu Haitsam bin al-Taihan, Hudzaifah dan Ammar. Mereka ingin mengulangi musyawarah di antara kaum Muhajirin."

Dan Ibnu Abi al-Hadid menukil dalam syarhnya juz VI, hlm. 19 dari al-Zubaer bin Bakr, bahwa ia berkata: 
"Ketika Abubakar dibaiat, masyarakat yang menerimanya masuk ke masjid Rasulullah Saw., dan tatkala tiba waktu sore mereka berpencar ke rumah masing-masing. Kemudian masyarakat Anshar dan Muhajirin berkumpul dan masing-masing saling menyalahkan. Maka Abdurahman bin Auf berkata, " Wahai kaum Anshar! Sesungguhnya meski kalian merasa lebih utama karena merupakan penolong Rasulullah ketika hijrah , akan tetapi di antara kalian tidak ada yang sehebat Abubakar, Umar, Ali dan Abu Ubadah. Maka Zaid bin Arqam berkata; 'Kami tidak menyangkal keutamaan orang yang anda sebutkan, wahai Abdurahman! Akan tetapi, kami juga memiliki pemimpin kaum Anshar yaitu Saad bin Ubadah, dan orang yang diperintah Allah melalui Rasul-Nya untuk membacakan atasnya keselamatan dan mengambil al-Quran darinya, yaitu Ubay bin Ka'ab, dan orang yang akan didatangkan pada hari qiyamah dihadapan para ulama yaitu Muaz bin Jabal, serta orang yang kesaksiannya dianggap Rasulullah Saw dengan kesaksian dua orang laki-laki yaitu Huzaimah bin Tsabit. Dan tentunya, kita tahu orang yang Anda klaim dari golongan Quraisy yang jika ia diminta untuk memegang kekhilafahan ini tidak akan ada seorang pun yang menentangnya, yaitu Ali bin Abi Thalib."


Ibnu Abi al-Hadid menukil pada halaman 21, bahwa Zubaer bin Bakkar telah meriwayatkan, ia berkata : "Muhammad bin Ishak telah meriwayatkan bahwa Abubakar as-Shiddiq ketika dibaiat, tiba-tiba Taim bin Murrah menentangnya dan berkata; 'Mayoritas kaum Muhajirin dan Anshar tidak menyangkal bahwa Ali bin Abi Thalib adalah pemegang kekhilafahan yang sah setelah Rasulullah Saw." 



Adapun orang-orang yang menentang kekhilafahan Abubakar dan tidak berbaiat, di antaranya Saad bin Ubadah, pemimpin suku Khazraj. 


Ibnu Abi al-Hadid menulis dalam syarahnya, juz VI, hlm. 10, bahwa Saad bin Ubadah tidak melaksanakan shalat bersama mereka, tidak berkumpul bersama mereka, tidak melaksanakan hasil keputusan mereka, dan jika ada yang memaksa tentu ia akan memukul mereka, dan ini ia lakukan sampai meninggalnya Abubakar. Saad juga tidak tinggal di Madinah setelah peristiwa Saqifah itu kecuali hanya beberapa waktu saja sampai ia pergi ke Syam hingga ia meninggal di Hawaran serta tidak berbaiat kepada Umar dan tidak juga berbaiat kepada selain keduanya. Di antara mereka pula, Khalid bin Said al-Ash sebagaimana dalam syarh Nahj al-Balaghah, juz VI, hlm. 41. Ibn Abi al-Hadid menukil dari Abubakar al-Jauhari dan sanadnya Mahkul, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Saw memperkerjakan Khalid bin Said pada suatu pekerjaan, lalu ia pergi sepeninggal Rasulullah Saw sedangkan masyarakat saat itu tengah berbaiat kepada Abubakar. Lalu, Abubakar mengajaknya agar berbaiat kepadanya, tetapi Khalid bin Said menolak. Maka, Umar bin Khattab berkata; 'Biarkan aku menghadapinya', tetapi Abubakar melarangnya sehingga ia dibiarkan sampai satu tahun.



Ibn Abi al-Hadid mengatakan dalam syarahnya, juz I, hlm. 218 cet. Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyyah Beirut dalam tema 'perbedaan pendapat mengenai kekhilafahan setelah wafat Rasulullah'. Ketika Rasulullah Saw wafat dan Ali bin Abi Thalib sibuk memandikan dan mengubur jenazah Rasulullah, sedangkan Abubakar tengah dibaiat oleh para sahabat, kecuali Zubaer, Abu Sufyan, sebagian kaum Muhajirin, Abbas dan Ali yang tidak membaiatnya lantaran perbedaan pendapat,.. dan seterusnya. 


Pada judul ini pula dikemukakan sebagian perbedaan-perbedaan yang mencuat dibalik pembaiatan Abubakar, sehingga Ibn Abi al-Hadid mengatakan bahwa Abubakar, Umar, Ubaidah dan al-Mughirah datang kepada Abbas (paman Rasulullah) pada malam kedua dari wafatnya Rasulullah Saw lalu, 



Abubakar mulai bicara pada Abbas :
"Kami datang kepadamu, kami menginginkan agar Anda terlibat dalam masalah ini serta orang setelah Anda dari kalangan Bani Hasyim, sebab Anda adalah paman Rasulullah Saw walaupun kaum Muslimin telah melihat kedudukan dan keluarga Anda dari Rasulullah. Saya berharap agar mereka dapat berbuat adil pada masalah ini dengan kehadiran Anda serta utusan Bani Hasyim. Karena Rasulullah berasal dari kami dan dari Anda." 



Tiba-tiba Umar bin Khattab memotong pembicaraan Abubakar dan kembali pada karakter pembicaraannya yang tinggi disertai ancaman dengan mendudukkan permasalahan (kekhilafahan) pada situasi dan kondisi yang sangat rumit, lalu berkata : 

"Demi Allah, kami mendatangi Anda karena semata-mata butuh kepada bantuan Anda, karena kami benci dengan segala macam celaan yang disampaikan kaum Muslimin dari pihak Anda, sehingga pembicaraan dengan mereka semakin memanas."



Maka Abbas berkata : 
"Segala puji bagi Allah dan aku memuji kebesaran-Nya, sesungguhnya Allah mengutus Muhammad sebagai Nabi sebagaimana Anda menganggapnya sebagai pemimpin orang-orang beriman ... 
Lalu Abbas berkata pada Abubakar : 
"Jika Anda menuntut khilafah kepada Rasulullah, maka itu hak kamu untuk mengambilnya. Jika Anda membela keperluan Muslimin, maka kami adalah bagian dari mereka. Namun tidak akan menyerahkan kekhilafahan kepadamu secara gegabah dan kami tidak menghalalkan secara serampangan." 



"Jika kekhilafahan ini menjadi kewajiban atas Anda untuk memimpin orang-orang beriman, maka (sebetulnya) tidaklah wajib lantaran kami juga membenci. Betapa jauh perkataan Anda, bahwa mereka mencela perkataan Anda, sebab yang sebenarnya terjadi adalah ketidak simpatikan mereka kepada Anda! Dan Anda tidak merasa malu datang kepada kami. Dan jika kekhilafahan itu merupakan hak Anda, Anda tetap harus memberikannya kepada kami dan setelah itu saya akan menyerahkannya kepada Anda. Tetapi, jika kekhilafahan itu hak orang-orang yang beriman, maka Anda tidak berhak menjustifikasinya. Begitu juga, jika kekhilafahan itu menjadi hak kami, maka kami tidak rela memberikan kepada Anda sebagiannya."



"Dan saya tidak bermaksud mengatakan ini agar Anda melepaskan dari apa-apa yang telah Anda masuki, akan tetapi hal itu dimaksudkan untuk menjelaskan bagi argumen sebagiannya. Dan adapun perkataan Anda tadi, bahwa Rasulullah Saw dari kita dan dari Anda, maka ketahuilah sesungguhnya Rasulullah Saw adalah ibarat sebuah pohon dan kami dahannya, sedangkan Anda hanya tetangganya. Sedangkan mengenai kekhawatiran Anda, wahai Umar, bahwa Anda takut kepada orang- orang beriman atas kami, maka inilah sebetulnya yang saya kemukakan kepada mereka dan kepada Allah Swt tempat memohon pertolongan."



Ibn Abi al-Hadid meriwayatkan pula dalam syarahnya, juz VI, hlm. 2 cet. Dar Ihya al-Turats al-Arabi, bahwa 'Umar ibn Khattab beserta kelompoknya pergi ke rumah Fatimah, dimana di antara mereka terdapat Usyad bin Khudlair dan Salamah bin Aslam. 

Lalu Umar berkata kepada mereka; pergilah dan berbaitlah kepada Abubakar.!

Mereka menolak seruan itu.

Bahkan az-Zubeir keluar dengan menghunuskan pedang. Maka Ibn Khattab berkata dengan penuh kemarahan, 'bagi kalian ....!' 

Sedangkan Salamah bin Aslam langsung menerjang Zubeir dan mengambil pedang dari tangannya, lalu memukulkannya pada dinding. 

Setelah itu, Umar dan rombongannya menghampiri Zubeir dan Ali yang pada keduanya berkumpul Bani Hasyim. 


Maka Ali berkata : 
"Saya adalah hamba Allah dan kerabat Rasulullah Saw." 

Lalu sampailah Ali ke hadapan Abubakar, dan dikatakan kepadanya, 
"Berbaiatlah, wahai Ali! 

Maka Ali menjawab : 

"Saya yang lebih berhak atas kekhilafahan ini daripada Anda, dan tidak akan berbaiat kepada Anda, bahkan sebaliknya Anda yang harus berbaiat kepada saya. Anda mengambil kekhilafahan ini dari orang-orang Anshar dan Anda berdalih kepada mereka dengan alasan kedekatan Anda kepada Rasulullah. Sehingga mereka memberi Anda kekuasaan serta mereka menyerahkan kekhilafahan kepada Anda. Dan saya berdalih kepada Anda seperti apa yang dikatakan Anda kepada orang-orang Anshar. Maka, bergabunglah Anda bersama barisan kami jika Anda takut kepada Allah, dan akuilah bahwa kami sebenarnya yang berhak atas kekhilafahan ini seperti yang diakui kaum Anshar kepada Anda. Dan kalau tidak, berarti Anda berada dalam kezaliman sementara Anda mengetahuinya."


Umar bin Khattab berkata :
"Sesungguhnya Anda tidak disingkirkan sampai Anda berbaiat! 

Ali menjawab : 
"Wahai Umar, perahlah susu (sapi) niscaya Anda akan dapat bagian, dan perkuatlah khalifah hari ini, niscaya besok akan diberikan kepada Anda! Tapi ingatlah, demi Allah saya tidak menerima perkataan Anda dan tidak akan membaiat kepada Abubakar." 



Maka Abubakar berkata: 
"Jika Anda tidak berbaiat kepadaku, aku tidak akan membencimu."

Lalu Ali berkata: 
"Wahai segenap Muhajirin! Ingatlah kepada Allah, janganlah kalian mengeluarkan khalifah Muhammad dari tempat tinggal dan rumahnya ke tempat tinggal dan rumah kalian. Dan janganlah kalian menolak keluarganya dan kedudukan dan haknya di hadapan masyarakat. Demi Allah, wahai segenap Muhajirin! Kami adalah Ahlul Bait yang lebih berhak atas kekhilafahan ini, selama kami membaca kitab Allah, memahami agama Allah, mengetahui sunnah Nabi, dan mampu dalam urusan kepemimpinan! Demi Allah! sesungguhnya itu adalah hak kami. Janganlah kalian mengikuti hawa nafsu sehingga semakin jauh kebenaran dari kalian."

 

Wamaa taufiiqii illa billah 'alaihi tawakkaltu wa ilaihi uniib.



------------------------------






IMAM ALI BIN ABI THALIB: MENGUTAMAKAN SABAR, ISTIKAMAH MENEGAKKAN KEBENARAN, DAN MEMBANTU KAUM LEMAH (6)



Posisiku dalam kekhilafahan laksana posisi lokus pada roda kincir air, mengalir darinya kemuliaan dan tidak ada seekor burung pun yang mampu menjangkauku



Ungkapan ini meluncur dari lisan Imam Ali bin Abi Thalib dalam sebuah khutbah yang dikenal dengan khutbah al-syiqsyiqiyyah. Khutbah ini banyak dikutip dan diperbincangkan sepanjang sejarah, karena berisi sesuatu yang sangat penting, perihal kekhilafan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.



Imam Ali bin Abi Thalib menyebut dirinya sebagai lokus, inna mahalli minha mahall al-quthbi min al-raha. Dalam banyak riwayat, Nabi Muhammad SAW menegaskan tentang keutamaan Imam Ali dan peristiwa bersejarah di Ghadir Khum yang meneguhkan pentingnya loyalitas kepada sepupu dan menantunya itu, karena ia mempunyai kualifikasi yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin: ilmu dan akhlak.



Namun, perhelatan yang digelar di Bani Tsaqifah telah mengubah peta kepemimpinan setelah wafatnya Nabi. Abu Bakar al-Shiddiq memakai baju kekhilafahan, meski Imam Ali bin Abi Thalib telah dititahkan Nabi sebagai lokomotif yang akan menggerakkan roda kekhilafahan. Iman Ali mencermati kekhilafahan berada di pundak Abu Bakar al-Shiddiq.



Imam Ali bin Abi Thalib memilih bersikap asketis terhadap kekhalifahan. Bahkan di saat terbesit dalam dirinya untuk memilih antara melakukan perlawanan dan bersabar atas realitas yang terjadi, ia memilih untuk bersabar. Ada kekecewaan, karena dampak dari peristiwa tersebut akan menimbulkan kegelisahan dan kesengsaraan yang berlangsung lama dalam diri umat Islam. Namun, jalan sabar merupakan pilihan Imam Ali untuk menjaga ikatan persaudaraan dan persatuan umat Islam.



Ini akhlak yang sangat mulia, yang diamalkan Imam Ali bin Abi Thalib di tengah perebutan kekhilafahan pada saat itu. Imam Ali memilih jalan kemaslahatan, jalan yang senantiasa disampaikan dan dicontohkan Nabi sepanjang hidupnya. Jalan sabar adalah jalan kemaslahatan, yang sangat ditekankan al-Quran, Hendaklah kalian memohon pertolongan melalui kesabaran dan shalat (QS. Al-Baqarah [2]: 45). Ada yang berpandangan, bahwa sabar disebutkan lebih awal dari pada shalat, karena betapa pentingnya sabar dalam menjalani kehidupan, lebih-lebih di tengah situasi genting yang terkait masa depan ajaran Nabi Muhammad SAW.



Abu Bakar al-Shiddiq meninggal dunia, lalu suksesi kekhilafahan diberikan kepada Umar bin Khattab. Konon, Abu Bakar al-Shiddiq yang menunjuk Umar agar menjadi penerusnya. Imam Ali bin Abi Thalib menggambarkan sosok Umar bin Khattab sebagai sosok yang keras, tegas, dan kerap melakukan kesalahan, meski ia juga suka meminta maaf. Imam Ali pun terus bersabar dalam masa-masa sulit ini.



Imam Ali bin Abi Thalib mengedepankan keberlangsungan ajaran Nabi Muhammad SAW. Bahkan disebutkan, ia kerap membantu dan memberikan masukan kepada Umar bin Khattab, sehingga dikenal sebuah ungkapan, “Jika tidak ada Imam Ali bin Abi Thalib, niscaya Umar bin Khattab akan ambyar.” Jasa Imam Ali dalam melanggengkan ajaran Nabi Muhammad SAW tak terbalaskan.



Umar bin Khattab wafat setelah ditikam oleh Abu Lu’luah. Sebelum wafat, Umar bin Khattab melalui putranya, Abdullah, mengajukan enam orang sebagai kandidat suksesornya: Imam Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Thalhah, Zubair, Sa’ad, dan Abdurrahman bin ‘Awf. Imam Ali menggambarkan suasana musyawarah saat itu, yang mana tim formatur menampakkan keraguan terhadap dirinya, sehingga ia pun tidak menentang sikap mereka. Usman bin ‘Affah terpilih sebagai khalifah.



Imam Ali bin Thalib juga menjelaskan kekhilafahan pada saat itu, yang mana kekuasaan digunakan untuk memuaskan keluarganya. Akhirnya, Utsman bin Affan juga terbunuh, sebagaimana pendahulunya.



Lalu, Imam Abi bin Abi Thalib dipilih sebagai khalifah dan amirul mukminin. Tidak seperti para pendahulunya, ia menggambarkan suasana gegap-gempita menyeruak dan banyak umat yang berbaiat kepada dirinya, hingga dikisahkan kedua puteranya, Imam Hasan dan Imam Husein terinjak dan luput dari perhatian dari saking banyaknya umat yang mengharu-biru, menyambut penobatan Imam Ali sebagai amirul mukminin.



Namun, dalam perjalanannya terdapat kelompok yang berkhianat terhadap Imam Ali bin Abi Thalib. Mereka dikenal dengan al-nakitsun, al-mariqun, dan al-qasithun. Yang disebut al-nakitsun, yaitu mereka yang berkhianat setelah berbaiat kepada Imam Ali, seperti Thalhah dan Zubair. Bahkan, mereka memerangi Imam Ali dalam sebuah perang, yang dikenal dengan “Perang Unta” (harb al-jamal). Thalhah dan Zubair terbunuh dalam perang tersebut.



Sedangkan al-mariqun, yaitu mereka yang keluar dari jalan ajaran Rasulullah SAW. Mereka dikenal dengan al-khawarij, yang sudah diramal oleh Nabi dalam beberapa hadis sebagai kaum yang hafal al-Quran, tapi salah dalam memahaminya karena mereka mempunyai nafsu kuasa yang tinggi. Mereka membaca al-Quran hanya sampai kerongkongan, dan tidak menjadikannya sebagai hiasan hati untuk menebarkan kebajikan. Mereka menghalalkan kekerasan dengan mengatasnamakan Tuhan. Imam Ali bin Abi Thalib terlibat peperangan dengan kaum Khawarij, dan berhasil mengalahkan mereka. Konon, hanya tersisa 40 orang dari mereka.



Yang terakhir, al-qasithun. Yaitu mereka yang berbuat zalim dan menyimpang dari garis kemufakatan. Mereka adalah Mu’awiyah dan pengikutnya, termasuk ‘Amr bin ‘Ash. Imam Ali bin Abi Thalib juga terlibat dalam perang dengan mereka di Shiffin, perbatasan antara Suriah dan Irak. Perang tersebut kemudian dikenal dengan “Perang Shiffin”.



Di dalam kitab Nahjul Balaghah, Imam Ali bin Abi Thalib mempertahankan kekhilafahan semata-mata karena Allah SWT untuk menentang kezaliman dan membela mereka yang tertindas. Bahkan, ia sebenarnya ingin memilih untuk tidak peduli pada hal duniawi, termasuk kekhilafahan politis, sebagaimana ditunjukkan saat penobatan Abu Bakar al-Shiddiq sebagai khalifah yang pertama. Jika bisa memilih, dalam menghadapi pihak-pihak yang berkhianat di masa kekhilafahannya, Imam Ali akan memilih jalan asketis, karena sesungguhnya mereka lebih hina dari cairan yang keluar dari hidung kambing!



Khutbah Imam Ali bin Abi Thalib ini banyak dijadikan sebagai rujukan penting dalam menggambarkan suasana kebatinan perihal kondisi obyektif umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Kata syiqsyiqah yang digunakan oleh Imam Ali sebagai bentuk ungkapan yang paling serius dan membatin dalam menyikapi kekhalifahan sejak masa Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan, hingga bagi dirinya sendiri.



Harapannya, kita semua dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga. Imam Ali bin Abi Thalib, pada mulanya memilih bersabar untuk tidak menumpahkan darah sesama Muslim agar ajaran Rasulullah SAW bisa terus berlangsung, al-Quran dikodifikasi, dan kita dapat mengikuti akhlak Rasulullah SAW. Namun, pada akhirnya, Imam Ali tidak mempunyai pilihan lain, karena mereka yang berkhianat hendak memerangi dirinya. Perang Jamal, Perang Nahrawan, dan Perang Shiffin menjadi pelajaran berharga, bahwa kita harus menegakkan kebenaran dan menentang kezaliman.



Meskipun demikian, Imam Ali bin Abi Thalib, senantiasa mengingatkan kita semua agar senantiasa berjalan di atas jalan Allah, jalan Nabi Muhammad SAW, dan keluarganya. Apa yang kita perjuangkan sejatinya tidak menyimpang dari haluan berislam. Kita harus istikamah dalam jalan kehanifan Islam. 




IMAM ALI BIN ABI THALIB: MENGUTAMAKAN SABAR, ISTIKAMAH MENEGAKKAN KEBENARAN, DAN MEMBANTU KAUM LEMAH

50 Pelajaran Akhlak Untuk Kehidupan

ilustrasi hiasan : akhlak-akhlak terpuji ada pada para nabi dan imam ma'sum, bila berkuasa mereka tidak menindas, memaafkan...